ALAT PEMANAS
ALAT PEMANAS
1. KOMPOR LISTRIK
A. Prinsip Kerja
Jika kawat konduktor dialiri arus listrik maka di sekelilingnya akan terbentuk garis
gaya magnet. Jika kawat konduktor itu dibentuk kumparan dan di dekatnya diletakkan
materi yang dapat menghantarkan listrik (biasanya logam), maka logam tersebut akan
menerima pengaruh garis gaya magnet. Kemudian di dalam logam tersebut akan
mengalir arus eddy. Dengan mengalirnya arus tersebut terjadi pemanasan pada elemen
akibat tahanan elemen tersebut. Panas itulah yang dimanfaatkan untuk memasak
makanan
B. Prinsip Mekanika
i.
Energi Listrik
Bila suatu tahanan R yang bersumber tegangan V dengan arus I akan mengalir
melalui tahanan tersebut. Sifat tahanan itu akan melepaskan energi listrik yg
berupa panas jika di aliri arus listrik.
U = I2 ∙ R ∙ t
di mana:
U = energi listrik [Wh, kWh atau joule]
I = arus listrik [A]
R = tahanan [Ohm]
t = waktu [detik, jam (Hour]
ii.
Daya Kompor
Daya kompor menunjukkan kapasitas dari kompor. Semakin besar dayanya akan
semakin besar pula kapasitas untuk memasaknya dan waktu pemanasannya juga
akan semakin cepat. Daya kompor (P) dapat dituliskan sebagai:
P = V ∙ I atau I 2∙ R
di mana:
P = daya
V = tegangan antara kedua ujung resistor
I = arus yang memalui resistor
R = besarnya resistor
Kompor listrik dapat dihitung dayanya dengan persamaan persamaan diatas,
untuk itu kompor listrik menganut konsep pemanfaatan energi listrik. Dimana
energi listrik yang mengalir ke dalam kompor akan mempengaruhi kawat
konduktor dan kemudian akan menyebabkan adanya arus mengalir dalam elemen
logam yang didekatkan
karena pengaruh garis gaya magnet. Hal tersebut
menyebabkan elemen mengalami pemanasan yang tiada lain disebabkan oleh
tahanan elemen itu sendiri.
C. Elemen Pemanas
Kompor listrik biasanya mempunyai kepala kompor (hot plate) 1, 2, 3, 4 atau 5 kepala
kompor tergantung dari daya kompornya. Semakin banyak jumlah kepala kompor
semakin besar dayanya.
D. Rangkaian Kompor Listrik
Berikut ini adalah beberapa jenis rangkaian kompor listrik secara tipikal.
Untuk kompor yang dayanya kurang dari 4 kW, pada umumnya menggunakan sistem
fasa-satu dengan 3 penghantar (kiri), yaitu penghantar fasa, netral dan pentanahan.
Untuk kompor berdaya di atasnya menggunakan sumber fasa-tiga dengan 5
penghantar, (kanan), yaitu: 3 penghantar fasa, 1 netral dan 1 pentanahan.
Konfigurasi rangkaian elemen pemanas
Skema berikut ini menunjukkan mekanisme kompor listrik tipikal
Skema mekanisme kendali kompor listrik tipikal
E. Pengatur Suhu
Pengaturan suhu dilakukan melalui saklar pengatur, sensor suhu, pipa kapiler dan
membran pemuaian. Saklar pengatur, kontak saklar, membran dan kontak 1 dan 2
berada pada satu poros Prinsip kerja pengaturan suhu kompor dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kompor dihidupkan dengan memutar Saklar pengatur. Pemutaran saklar ini
membuat kontak saklar tertutup (ON) dan dengan saklar ini pula diatur suhu yang
dikehendaki.
2. Ketika kompor ON dengan suhu tertentu, maka arus listrik mengalir ke elemen
elemen pemanas melalui kontak 1 dan 2.
3. Kompor semakin lama semakin tinggi suhunya. Peningkatan suhu ini akan
dideteksi oleh sensor suhu, dan panas disalurkan dari kepala kompor ke membran
pemuaian.
4. Dengan adanya peningkatan panas ini, membran memuai dan menggerakkan poros.
5. Bila suhu yang dikehendaki tercapai, maka gerakan pemuaian membran tersebut
akan memutuskan kontak 1 dan 2 sehingga kompor mati.
6. Ketika suhu menurun kembali,membran akan menyusut, dan pegas membawa
poros sesuai arah penyusutan membran sehingga kontak 1 dan 2 On kembali.
Demikian proses ini terjadi secara berulang.
2. HOT PLATE
1. KOMPOR LISTRIK
A. Prinsip Kerja
Jika kawat konduktor dialiri arus listrik maka di sekelilingnya akan terbentuk garis
gaya magnet. Jika kawat konduktor itu dibentuk kumparan dan di dekatnya diletakkan
materi yang dapat menghantarkan listrik (biasanya logam), maka logam tersebut akan
menerima pengaruh garis gaya magnet. Kemudian di dalam logam tersebut akan
mengalir arus eddy. Dengan mengalirnya arus tersebut terjadi pemanasan pada elemen
akibat tahanan elemen tersebut. Panas itulah yang dimanfaatkan untuk memasak
makanan
B. Prinsip Mekanika
i.
Energi Listrik
Bila suatu tahanan R yang bersumber tegangan V dengan arus I akan mengalir
melalui tahanan tersebut. Sifat tahanan itu akan melepaskan energi listrik yg
berupa panas jika di aliri arus listrik.
U = I2 ∙ R ∙ t
di mana:
U = energi listrik [Wh, kWh atau joule]
I = arus listrik [A]
R = tahanan [Ohm]
t = waktu [detik, jam (Hour]
ii.
Daya Kompor
Daya kompor menunjukkan kapasitas dari kompor. Semakin besar dayanya akan
semakin besar pula kapasitas untuk memasaknya dan waktu pemanasannya juga
akan semakin cepat. Daya kompor (P) dapat dituliskan sebagai:
P = V ∙ I atau I 2∙ R
di mana:
P = daya
V = tegangan antara kedua ujung resistor
I = arus yang memalui resistor
R = besarnya resistor
Kompor listrik dapat dihitung dayanya dengan persamaan persamaan diatas,
untuk itu kompor listrik menganut konsep pemanfaatan energi listrik. Dimana
energi listrik yang mengalir ke dalam kompor akan mempengaruhi kawat
konduktor dan kemudian akan menyebabkan adanya arus mengalir dalam elemen
logam yang didekatkan
karena pengaruh garis gaya magnet. Hal tersebut
menyebabkan elemen mengalami pemanasan yang tiada lain disebabkan oleh
tahanan elemen itu sendiri.
C. Elemen Pemanas
Kompor listrik biasanya mempunyai kepala kompor (hot plate) 1, 2, 3, 4 atau 5 kepala
kompor tergantung dari daya kompornya. Semakin banyak jumlah kepala kompor
semakin besar dayanya.
D. Rangkaian Kompor Listrik
Berikut ini adalah beberapa jenis rangkaian kompor listrik secara tipikal.
Untuk kompor yang dayanya kurang dari 4 kW, pada umumnya menggunakan sistem
fasa-satu dengan 3 penghantar (kiri), yaitu penghantar fasa, netral dan pentanahan.
Untuk kompor berdaya di atasnya menggunakan sumber fasa-tiga dengan 5
penghantar, (kanan), yaitu: 3 penghantar fasa, 1 netral dan 1 pentanahan.
Konfigurasi rangkaian elemen pemanas
Skema berikut ini menunjukkan mekanisme kompor listrik tipikal
Skema mekanisme kendali kompor listrik tipikal
E. Pengatur Suhu
Pengaturan suhu dilakukan melalui saklar pengatur, sensor suhu, pipa kapiler dan
membran pemuaian. Saklar pengatur, kontak saklar, membran dan kontak 1 dan 2
berada pada satu poros Prinsip kerja pengaturan suhu kompor dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kompor dihidupkan dengan memutar Saklar pengatur. Pemutaran saklar ini
membuat kontak saklar tertutup (ON) dan dengan saklar ini pula diatur suhu yang
dikehendaki.
2. Ketika kompor ON dengan suhu tertentu, maka arus listrik mengalir ke elemen
elemen pemanas melalui kontak 1 dan 2.
3. Kompor semakin lama semakin tinggi suhunya. Peningkatan suhu ini akan
dideteksi oleh sensor suhu, dan panas disalurkan dari kepala kompor ke membran
pemuaian.
4. Dengan adanya peningkatan panas ini, membran memuai dan menggerakkan poros.
5. Bila suhu yang dikehendaki tercapai, maka gerakan pemuaian membran tersebut
akan memutuskan kontak 1 dan 2 sehingga kompor mati.
6. Ketika suhu menurun kembali,membran akan menyusut, dan pegas membawa
poros sesuai arah penyusutan membran sehingga kontak 1 dan 2 On kembali.
Demikian proses ini terjadi secara berulang.
2. HOT PLATE