Bab II
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 85 Ayat 2 (dua), Renstra SKPD disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Visi SKPD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam RPJMD.
Gambaran pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat merupakan gambaran hasil penyelenggaraan upaya kesehatan yang tidak terlepas dari amanat Pembukaan UUD 1945 yang bertujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu, untuk dapat menggambarkan penyelenggaraan pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2014-2019 yang menjadi dasar dalam perencanaan strategis dapat ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan upaya kesehatan sebagai suatu sistem.
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, dijelaskan bahwa tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh kepala dinas yang berkududukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2)
b. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan.
c. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas adalah menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana strategis bidang kesehatan 2) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan
3) Pelaksanaan urusan pemerintah daerah dan pelayanan umum bidang pelayanan kesehatan masyarakat, pembinaan kesehatan masyarakat, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta bina pembiayaan dan jaminan kesehatan.
4) Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang kesehatan.
5) Pembinaan terhadap Unit Teknis Dinas di Bidang Kesehatan 6) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kesehatan
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sedangkan uraian tugas pokok dan fungsi Sekretariat, Bidang dan UPTD adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat
Tugas Pokok : Melaksanakan pembinaan dan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Kesehatan.
Fungsi :
1) Menyusun rencana dan program kerja 2) Pengelolaan urusan keuangan
3) Pengelolaan urusan administrasi rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian.
b. Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas)
Tugas Pokok : Menyelenggarakan peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, pembinaan pengendalian, dan pengawasan sediaan farmasi dan makanan minuman serta manajemen penunjang kesehatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan skala kabupaten.
(3)
2) Melaksanakan penyelenggaran upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan skala kabupaten.
3) Melakukan registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan.
4) Melaksnaakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah dan provinsi.
5) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas C, kelas D, rumah sakit swasta yang setara, praktek berkelompok, klinik umum atau spesialis, rumah bersalin, klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran komplementer dan pengobatan tradisional serta sarana penunjang yang setara.
6) Menyelenggarakan manajemen peralatan medis di unit pelayanan kesehatan dasar.
7) Penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, alat kesehatan, reagensia dan vaksin skala kabupaten.
8) Pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan
9) Melaksanakan pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi.
10)Melakukan pengawasan dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga.
11)Melakukan sertifikasi alat kesehatan dan PKRT kelas I.
12)Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian rekomendasi izin PBF cabang, PBAK dan industri kecil obat tradisional (IKOT).
13)Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian izin apotek, toko obat dan sarana produksi dan distribusi makanan dan minuman.
14)Pembinaan dan pengendalian pelayanan kefarmasian, penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan.
15)Pembinaan dan pengawasan sarana pelayanan farmasi, sarana produksi dan distribusi makanan dan minuman serta kosmetika dan PKRT.
(4)
16)Melakukan pembinaan pengembangan sistem informasi kesehatan skala kabupaten.
c. Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)
Tugas Pokok : Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengendalian, pengawasan kesehatan keluarga dan peningkatan gizi masyarakat serta melaksanakan promosi kesehatan dan pembinaan upaya kesehatan institusi masyarakat.
Fungsi :
1) Melaksanakan penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian operasionalisasi untuk kesehatan keluarga meliputi kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan reproduksi dan kesehatan usia lanjut.
2) Melaksanakan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan kabupaten.
3) Melaksanakan pengelolaan survei kesehatan daerah skala kabupaten 4) Melakukan implementasi penapisan Iptek bidang pelayanan kesehatan
skala kabupaten.
5) Penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala kabupaten
6) Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan skala kabupaten.
7) Menyelenggarakan promosi kesehatan dan pembinaan upaya kesehatan pada institusi masyarakat.
8) Menyelenggarakan pembinaan dan peningkatan status gizi keluarga dan masyarakat.
9) Penyelenggaraan surveilans dan penanggulangan masalah gizi skala kabupaten.
d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dalkit PL)
Tugas Pokok : Menyelenggarakan kegiatan pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, imunisasi serta penyakit bersumber binatang dan menyelenggarakan kegiatan penyehatan lingkungan tempat-tempat umum, air, pelayanan kesehatan haji dan kesehatan matra.
(5)
Fungsi :
1) Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji skala kabupaten.
2) Melaksanakan penyelenggaraan surveilans epidemiologi, penyelidikan penanggulangan kejadian luar biasa skala kabupaten.
3) Melaksanakan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular skala kabupaten.
4) Melaksanakan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular skala kabupaten.
5) Melaksanakan penyelenggaraan operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah skala kabupaten.
6) Melaksanakan penyelenggaran pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan skala kabupaten.
7) Melakukan penyehatan lingkungan dan pengawasan kualitas air
8) Melaksanakan kegiatan perencanaan pencegahan dan pemberantas-an penyakit, penyehatan lingkungan dan pengawasan kualitas air.
9) Melaksanakan pengelolaan analisis data melalui laporan kasus dan kegiatan program.
10)Melaksanakan monitoring, evaluasi pengendalian operasional serta penanggulangan penyakit menular dan tidak menular dan pengawasan kualitas air serta penyehatan lingkungan, pembinaan bimbingan teknis pelaksanaan upaya pengamatan, pemberatasan vektor dan pencegahan penyakit di lapangan.
11)Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam hal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
e. Bidang Bina Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (BPJK)
Tugas Pokok : Melakukan koordinasi sistem pelaksanaan upaya pembinaan, peningkatan kepesertaan dan pengembangan, pengelolaan pelayanan serta pemantauan dan penanganan keluhan jaminan kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1) Melaksanakan pengelolaan/penyelenggaraan, jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal.
(6)
2) Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional (Tugas Pembantuan).
3) Melaksanakan penyiapan bahan analisa data perumusan pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam upaya meningkatkan kepesertaan dan pengembangan jaminan kesehatan masyarakat.
4) Menyiapkan bahan analisa data, penyiapan bahan perumusan kebijakan standar pelayanan bagi peserta, membuat rencana kerja verifikasi hasil pelayanan dalam kendali mutu dan kendali biaya jaminan kesehatan masyarakat.
5) Menyiapkan bahan analisa data, sebagai bahan pembinaan monitoring, pengawasan, evaluasi dan penanganan keluhan jaminan kesehatan masyarakat.
6) Melaksanakan upaya peningkatan kepesertaan dan pengembangan jaminan kesehatan masyarakat.
7) Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan penanganan keluhan jaminan kesehatan masyarakat.
Untuk UPTD, tugas pokok, fungsi dan tata kerjanya diatur dalam Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 42 tahun 2008 yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di Bidang Instalasi Farmasi.
Fungsi :
1) Penerimaan, pengelolaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi.
2) Penyiapan, penyusunan rencana pencatatan dan pelaporan tentang penyediaan dan penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi. 3) Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan
dan rumah tangga.
b. UPTD Laboratorium Kabupaten
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang pelayanan laboratorium kesehatan.
(7)
Fungsi :
1) Penyelenggaraan pelayanan laboratorium kesehatan dan lingkungan. 2) Pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan.
3) Penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan mengenai persedian bahan, alat dan hasil pemeriksaan laboratorium.
4) Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
c. UPTD Data dan Informasi Kabupaten (Datin)
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang pelayanan data dan informasi kesehatan.
Fungsi :
1) Pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan melalui koordinasi dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
2) Pelaksanaan penyajian informasi kesehatan 3) Penelitian dan pengembangan kesehatan 4) Evaluasi dan penyusunan laporan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
d. UPTD Puskesmas
Tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1) Pelayanan kesehatan strata pertama
2) Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan 3) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
5) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
2.1.2. Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan di bidang kesehatan memiliki stuktur organisasi berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 dan
(8)
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008 yang terdiri dari :
a. Kepala Dinas Kesehatan b. Sekretaris
1) Kepala Sub Bagian Program
2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3) Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat
1) Kepala Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat 2) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga
3) Kepala Seksi Gizi
d. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1) Kepala Seksi Penunjang Kesehatan
2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
3) Kepala Seksi Pengendalian Obat dan Makanan e. Kepala Bidang Dalkit & PL
1) Kepala Seksi Pencegahan Penyakit 2) Kepala Seksi Pengamatan Penyakit
3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan Pengawasan Kualitas Air f. Kepala Bidang Bina Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
1) Kepala Seksi Kepesertaan dan Pengembangan 2) Kepala Seksi Pemantauan dan Pengembangan 3) Kepala Seksi Pemantauan dan Penanganan Keluhan g. Kepala UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten
h. Kepala UPTD Laboratorium Kabupaten
i. Kepala UPTD Balai Data & Informasi Kesehatan j. Kepala UPTD Puskesmas, yang terdiri atas :
1) Kepala Puskesmas Gunung Sari 2) Kepala Puskesmas Narmada 3) Kepala Puskesmas Gerung 4) Kepala Puskesmas Kediri 5) Kepala Puskesmas Sekotong 6) Kepala Puskesmas Meninting
(9)
7) Kepala Puskesmas Penimbung 8) Kepala Puskesmas Sigerongan 9) Kepala Puskesmas Lingsar 10) Kepala Puskesmas Sedau 11) Kepala Puskesmas Kuripan 12) Kepala Puskesmas Labuapi 13) Kepala Puskesmas Perampuan 14) Kepala Puskesmas Dasan Tapen 15) Kepala Puskesmas Jembatan Kembar 16) Kepala Puskesmas Pelangan
17) Kepala Puskesmas Banyumulek
Sekretariat, bidang dan UPTD dipimpin masing-masing oleh seorang kepala yang berada di bawah kepala dinas dan bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas.
2.2. Sumber Daya SKPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dalam menjalankan tugas dan fungsinya didukung oleh berbagai sumber daya seperti sumber daya tenaga, keuangan, sarana dan prasarana, obat dan perbekalan kesehatan.
2.2.1. Tenaga Kesehatan
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan mempunyai peran penting pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan tugas dan fungsi dari organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat yang cukup banyak.
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Barat sampai tahun 2013 sebanyak 926 orang yang tersebar di Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit Tripat Gerung, Dinas Kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan. Untuk mengetahui kecukupan jumlah tenaga kesehatan digunakan standarisasi perhitungan kebutuhan menurut Kementerian Kesehatan. Jumlah sumber daya kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel II.1.
(10)
Tabel II.1. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat Sampai Tahun 2013
No Jenis Tenaga
Ratio Tenaga (SN. Per 100.000 pddk) Jumlah Kebutuhan Tenaga sesuai Ratio Jumlah Tenaga yang ada GAP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Apoteker Tenaga Farmasi Tenaga Gizi Tenaga Kesmas Tenaga Sanitasi Teknisi Medis 6 40 11 117 100 10 30 22 40 40 15 38 251 69 734 627 63 188 138 251 251 94 12 62 19 376 278 10 26 41 15 36 51 26 189 50 358 349 53 162 97 236 215 43
JUMLAH 2.704 926 1.778
Dari tabel II.1. di atas terlihat bahwa semua jenis tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat masih sangat jauh dari ratio ideal sesuai standar nasional sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Ketersediaan tenaga perawat dan bidan merupakan jenis tenaga yang sangat jauh dari jumlah ideal disamping tenaga kesehatan masyarakat, tenaga dokter umum, tenaga sanitasi maupun tenaga farmasi yang juga mengalami kekurangan tenaga sehingga diharapkan dapat terpenuhi dalam setiap penerimaan pegawai di lingkup Kabupaten Lombok Barat.
2.2.2. Sarana Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2013 di Kabupaten Lombok Barat terdapat sarana kesehatan antara lain : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 1 unit, Puskesmas sebanyak 17 Puskesmas yang tersebar di setiap wilayah kecamatan. Dari 17 Puskesmas tersebut, 5 unit diantaranya adalah Puskesmas Perawatan
(11)
yakni Puskesmas Gunung Sari, Puskesmas Narmada, Puskesmas Kediri, Puskesmas Gerung dan Puskesmas Sekotong, serta 12 unit Puskesmas Non Perawatan.
Dari 17 unit Puskesmas tersebut, Puskesmas yang mampu melakukan Penanganan Obstetri Neonatus Emergency Dasar (PONED) sebanyak 5 Puskesmas yang merupakan Puskesmas Perawatan. Adapun jumlah Puskesmas Pembantu yang mendukung pelayanan sebanyak 57 unit, dengan rasio Puskesmas Pembantu dan Puskesmas adalah 1 : 3,5 artinya setiap 1 Puskesmas didukung 3-4 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat di Kecamatan.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan yang bersumber daya masyarakat adalah Posyandu dan Poskesdes. Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Lombok Barat menurut hasil kompilasi data dari Puskesmas pada tahun 2013 berjumlah 802 posyandu.
Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana. Sampai pada tahun 2013, jumlah Poskesdes yang ada di Kabupaten Lombok Barat berjumlah 117 Poskesdes.
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan, maka telah disusun target indikator kinerja. Indikator kinerja yang disusun dalam Renstra Dinas Kesehatan periode 2014-2019 mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal Departemen Kesehatan sesuai Permenkes Nomor 741 tahun 2008 dan juga mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat tahun 2014-2019.
(12)
Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan periode sebelumnya yaitu tahun 2009-2014, masih tetap mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Kementerian Kesehatan sesuai Permenkes Nomor 741 tahun 2008. Adapun tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat menurut SPM dapat dilihat pada tabel II.2.
Tabel II.2. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan menurut SPM dalam Renstra Tahun 2009-2014
N o
Jenis Pelayanan Dasar & Sub
Kegiatan
Indikator 2010 2011 2012 2013
I Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil K4 86.20 89.15 90.03 84.21 2 Cakupan Ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani.
85.13 98.55 104.24 111.81 3 Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
83.59 87.61 83.84 85.57 4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 85.91 89.03 81.48 82.20 5 Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani 36.69 36.32 51.88 49.87 6 Cakupan kunjungan bayi. 94.05 94.18 97.77 88.24 7 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization (UCI).
100.00 71.31 90.98 95.08 8 Cakupan pelayanan anak
balita. 42.56 54.35 55.00 9 Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.
0 0 2.76 0
10 Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan 100.00 100.00 100.00 100.00 11 Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat
76.10 88.09 89.98
12 Cakupan peserta KB Aktif 71.32 76.74 74.48 75.00 13 Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita penyakit
A. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
5.484 6.576 2.633 3.141 B. Penemuan Penderita
Pneumonia Balita 100.00 26.63 89.66 108.25 C. Penemuan Pasien Baru TB
(13)
N o
Jenis Pelayanan Dasar & Sub
Kegiatan
Indikator 2010 2011 2012 2013
D. Penderita DBD yang
Ditangani 100.00 100.00 100.00 100 E. Penemuan Penderita Diare 95.20 116.03 122.04 116.93 14 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
60.01 67.78 79.53 76.30 II Pelayanan
Kesehatan Rujukan
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin. 1.32 2.36 2.76 3.30 16 Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
100.00 100.00 100.00 100 III Penyelidikan 17 Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100.00 100.00 100.00 0
IV Promosi 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 100.00 71.31 100.00 59.84
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Dalam melaksanakan rencana pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat tahun 2014 - 2019, telah diidentifikasi beberapa peluang (oppurtunity) dan tantangan (threat).
1. Peluang (Oppurtunity)
Peluang yang mungkin dikembangkan dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan antara lain adalah :
a. Dukungan lintas sektor dan stake holder lainnya cukup tinggi. Salah satu upaya yang dikembangkan saat ini antara lain :
1) Pembentukan kelompok kerja seperti Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang melibatkan lintas sektor terkait.
2) Pembangunan Fisik Sarana Air Bersih bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum.
3) Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) bekerjasama dengan Bappeda dan Bagian Kesra.
(14)
4) Pembinaan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
5) Pembangunan sarana prasarana kesehatan seperti Poskesdes dan Balai Posyandu serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bekerjasama dengan PNPM Mandiri Pedesaan maupun dengan PNPM GSC.
6) Pemberian insentif bagi kader posyandu yang berasal dari BPMPD Kabupaten Lombok Barat.
7) Koordinasi dengan BKBPP Kabupaten Lombok Barat dan RSUD Gerung dalam penyediaan kebutuhan alat kontrasepsi (Alkon).
b. Partisipasi masyarakat cukup tinggi
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan dapat dilihat antara lain dengan pembentukan pos-pos UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) seperti Poskesdes, Poskestren, Posyandu, Pos Malaria Desa dan lain-lain beserta kader-kader penggiatnya.
2. Tantangan (Threat)
Sedangkan beberapa tantangan dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan adalah :
a. Pembiayaan partisipatif masyarakat masih belum jelas
Partisipasi masyarakat selain sebagai peluang, juga merupakan tantangan. Hal ini terkait dengan pembiayaan dan operasional kegiatan partisipasi masyarakat tersebut, misalnya insentif kader posyandu yang berpengaruh pada tingkat keaktifan dan tingginya drop out kader.
b. Keterlambatan di level masyarakat dalam kasus-kasus darurat
Sikap masyarakat yang tidak tanggap pada kasus-kasus darurat menyebabkan keterlambatan penanganan kasus oleh tenaga kesehatan. Misalnya pada kasus ibu hamil resiko tinggi yang harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan rujukan sering terlambat karena keluarga harus bermufakat dulu sebelum memberikan persetujuan.
c. Kesadaran dan perilaku masyarakat tentang PHBS masih kurang
Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga tahun 2013 di Kabupaten Lombok Barat menunjukkan bahwa rumah tangga yang
(15)
berperilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 53,90%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih kurang. d. Kualitas pelayanan di tingkat rujukan masih kurang
Disaat upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama terus dioptimalkan, maka harus didukung oleh pelayanan kesehatan di tingkat rujukan yang berkualitas. Saat ini, sebagian besar kematian bayi dan ibu melahirkan terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit). Pada tahun 2013, dari 10 kematian ibu yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat, penyebab utama disebabkan karena eklampsia (60%) dan perdarahan (40%).
(1)
Tabel II.1. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat Sampai Tahun 2013
No Jenis Tenaga
Ratio Tenaga (SN. Per 100.000 pddk) Jumlah Kebutuhan Tenaga sesuai Ratio Jumlah Tenaga yang ada GAP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Apoteker Tenaga Farmasi Tenaga Gizi Tenaga Kesmas Tenaga Sanitasi Teknisi Medis 6 40 11 117 100 10 30 22 40 40 15 38 251 69 734 627 63 188 138 251 251 94 12 62 19 376 278 10 26 41 15 36 51 26 189 50 358 349 53 162 97 236 215 43
JUMLAH 2.704 926 1.778
Dari tabel II.1. di atas terlihat bahwa semua jenis tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat masih sangat jauh dari ratio ideal sesuai standar nasional sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Ketersediaan tenaga perawat dan bidan merupakan jenis tenaga yang sangat jauh dari jumlah ideal disamping tenaga kesehatan masyarakat, tenaga dokter umum, tenaga sanitasi maupun tenaga farmasi yang juga mengalami kekurangan tenaga sehingga diharapkan dapat terpenuhi dalam setiap penerimaan pegawai di lingkup Kabupaten Lombok Barat.
2.2.2. Sarana Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2013 di Kabupaten Lombok Barat terdapat sarana kesehatan antara lain : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 1 unit,
(2)
yakni Puskesmas Gunung Sari, Puskesmas Narmada, Puskesmas Kediri, Puskesmas Gerung dan Puskesmas Sekotong, serta 12 unit Puskesmas Non Perawatan.
Dari 17 unit Puskesmas tersebut, Puskesmas yang mampu melakukan Penanganan Obstetri Neonatus Emergency Dasar (PONED) sebanyak 5 Puskesmas yang merupakan Puskesmas Perawatan. Adapun jumlah Puskesmas Pembantu yang mendukung pelayanan sebanyak 57 unit, dengan rasio Puskesmas Pembantu dan Puskesmas adalah 1 : 3,5 artinya setiap 1 Puskesmas didukung 3-4 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat di Kecamatan.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan yang bersumber daya masyarakat adalah Posyandu dan Poskesdes. Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Lombok Barat menurut hasil kompilasi data dari Puskesmas pada tahun 2013 berjumlah 802 posyandu.
Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana. Sampai pada tahun 2013, jumlah Poskesdes yang ada di Kabupaten Lombok Barat berjumlah 117 Poskesdes.
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan, maka telah disusun target indikator kinerja. Indikator kinerja yang disusun dalam Renstra Dinas Kesehatan periode 2014-2019 mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal Departemen Kesehatan sesuai Permenkes Nomor 741 tahun 2008 dan juga mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat tahun 2014-2019.
(3)
Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan periode sebelumnya yaitu tahun 2009-2014, masih tetap mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Kementerian Kesehatan sesuai Permenkes Nomor 741 tahun 2008. Adapun tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat menurut SPM dapat dilihat pada tabel II.2.
Tabel II.2. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan menurut SPM dalam Renstra Tahun 2009-2014
N o
Jenis Pelayanan Dasar & Sub
Kegiatan
Indikator 2010 2011 2012 2013 I Pelayanan
Kesehatan Dasar
1 Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil K4 86.20 89.15 90.03 84.21
2 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani.
85.13 98.55 104.24 111.81 3 Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
83.59 87.61 83.84 85.57 4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 85.91 89.03 81.48 82.20 5 Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani 36.69 36.32 51.88 49.87 6 Cakupan kunjungan bayi. 94.05 94.18 97.77 88.24 7 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization (UCI).
100.00 71.31 90.98 95.08 8 Cakupan pelayanan anak
balita. 42.56 54.35 55.00
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.
0 0 2.76 0
10 Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan 100.00 100.00 100.00 100.00 11 Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat
76.10 88.09 89.98
12 Cakupan peserta KB Aktif 71.32 76.74 74.48 75.00 13 Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita penyakit
A. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
5.484 6.576 2.633 3.141 B. Penemuan Penderita
(4)
N o
Jenis Pelayanan Dasar & Sub
Kegiatan
Indikator 2010 2011 2012 2013 D. Penderita DBD yang
Ditangani 100.00 100.00 100.00 100 E. Penemuan Penderita Diare 95.20 116.03 122.04 116.93 14 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
60.01 67.78 79.53 76.30 II Pelayanan
Kesehatan Rujukan
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin. 1.32 2.36 2.76 3.30 16 Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
100.00 100.00 100.00 100 III Penyelidikan 17 Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100.00 100.00 100.00 0
IV Promosi 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 100.00 71.31 100.00 59.84
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Dalam melaksanakan rencana pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat tahun 2014 - 2019, telah diidentifikasi beberapa peluang (oppurtunity) dan tantangan (threat).
1. Peluang (Oppurtunity)
Peluang yang mungkin dikembangkan dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan antara lain adalah :
a. Dukungan lintas sektor dan stake holder lainnya cukup tinggi. Salah satu upaya yang dikembangkan saat ini antara lain :
1) Pembentukan kelompok kerja seperti Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang melibatkan lintas sektor terkait.
2) Pembangunan Fisik Sarana Air Bersih bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum.
3) Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) bekerjasama dengan Bappeda dan Bagian Kesra.
(5)
4) Pembinaan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
5) Pembangunan sarana prasarana kesehatan seperti Poskesdes dan Balai Posyandu serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bekerjasama dengan PNPM Mandiri Pedesaan maupun dengan PNPM GSC.
6) Pemberian insentif bagi kader posyandu yang berasal dari BPMPD Kabupaten Lombok Barat.
7) Koordinasi dengan BKBPP Kabupaten Lombok Barat dan RSUD Gerung dalam penyediaan kebutuhan alat kontrasepsi (Alkon).
b. Partisipasi masyarakat cukup tinggi
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan dapat dilihat antara lain dengan pembentukan pos-pos UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) seperti Poskesdes, Poskestren, Posyandu, Pos Malaria Desa dan lain-lain beserta kader-kader penggiatnya.
2. Tantangan (Threat)
Sedangkan beberapa tantangan dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan adalah :
a. Pembiayaan partisipatif masyarakat masih belum jelas
Partisipasi masyarakat selain sebagai peluang, juga merupakan tantangan. Hal ini terkait dengan pembiayaan dan operasional kegiatan partisipasi masyarakat tersebut, misalnya insentif kader posyandu yang berpengaruh pada tingkat keaktifan dan tingginya drop out kader.
b. Keterlambatan di level masyarakat dalam kasus-kasus darurat
Sikap masyarakat yang tidak tanggap pada kasus-kasus darurat menyebabkan keterlambatan penanganan kasus oleh tenaga kesehatan. Misalnya pada kasus ibu hamil resiko tinggi yang harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan rujukan sering terlambat karena keluarga harus bermufakat dulu sebelum memberikan persetujuan.
c. Kesadaran dan perilaku masyarakat tentang PHBS masih kurang
(6)
berperilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 53,90%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih kurang. d. Kualitas pelayanan di tingkat rujukan masih kurang
Disaat upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama terus dioptimalkan, maka harus didukung oleh pelayanan kesehatan di tingkat rujukan yang berkualitas. Saat ini, sebagian besar kematian bayi dan ibu melahirkan terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit). Pada tahun 2013, dari 10 kematian ibu yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat, penyebab utama disebabkan karena eklampsia (60%) dan perdarahan (40%).