Analisis Yuridis Tentang Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris Bagi Perkawinan Poligami Oleh Pejabat Yang Berwenang (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor 314 Pdt.G 2014 Pa.Mdn)
ANALISIS YURIDIS TENTANG PEMBUATAN SURAT
KETERANGAN AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI
OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)
TESIS
Oleh
CAHAYA HASANAH
137011034/MKn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ANALISIS YURIDIS TENTANG PEMBUATAN SURAT
KETERANGAN AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI
OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
CAHAYA HASANAH
137011034
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ABSTRAK
Seorang ahli waris tidak dapat dengan langsung secara otomatis dapat menguasai
dan melakukan balik nama harta warisan yang menjadi haknya dengan meninggalnya
pewaris, melainkan untuk dapat melakukan tindakan hukum terhadap apa yang telah
menjadi haknya tersebut harus dilengkapi dengan adanya surat keterangan ahli waris
(SKAW) yang isinya menerangkan tentang siapa saja ahli waris dari pewaris. Ahli waris
adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau
hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang
karena hukum untuk menjadi ahli waris. SKAW merupakan salah satu dokumen yang
menjadi referensi dalam melakukan pembagian warisan. SKAW pembuatannya
disesuaikan dengan kewenangan pejabat yang membuat, disesuaikan pula dengan
penggolongan penduduk yang berlaku bagi WNI yang bersangkutan. SKAW yang dibuat
dibawah tangan dan disahkan Lurah-Camat dibuat tanpa adanya penelitian sama sekali
sehingga tidak diketahui secara pasti, berapa sebenarnya jumlah ahli waris, sebab surat
yang dibuat berpedoman pada kartu keluarga. Dalam penelitian ini permasalahannya
adalah siapa yang memiliki kompetensi untuk membuat SKAW yang berpoligami
menurut ketentuan yang berlaku, bagaimana tanggung jawab pejabat yang berwenang
membuat SKAW pada perkawinan poligami bila terjadi sengketa atas surat yang
dikeluarkannya dan bagaimana pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Agama dalam
memutuskan perkara Nomor 314/Pdt.G/2014/PA. Mdn.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis artinya hasil penelitian ini berusaha
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti.
Sehingga penelitian memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh
mengenai pembuatan SKAW. Sumber data diperolah melalui wawancara dengan
informan yang berkompeten.
Hasil Penelitian ini menunjukkan, pembuatan SKAW belum ada satu pengaturan
khusus karena pembuatan SKAW masih berdasarkan tiga penggolongan.Tanggung jawab
pejabat yang berwenang membuat SKAW bila terjadi sengketa dibedakan menjadi tiga:
pertama secara administrasi negara yaitu dengan cara merevisi atau membatalkan surat
keterangan tersebut, kedua secara perdata yaitu apabila dapat dibuktikan terdapat unsur
merugikan orang lain, ketiga secara pidana yaitu apabila terbukti ada unsur menyuruh
menempatkan keterangan palsu kedalam sesuatu akta otentik. Sedangkan Pengadilan
Agama berwenang memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara orang yang
beragama Islam apabila terjadi sengketa waris. Disarankan kepada pemerintah dalam
pembuatan SKAW sebaiknya menetapkan kewenangan kepada satu instansi saja, selain
itu ahli waris harus menjamin bahwa tidak ada ahli waris lain selain orang-orang yang
namanya disebutkan dalam surat keterangan (pernyataan) waris, serta menjamin tidak
pernah ada wasiat yang belum dijalankan.Sebaiknya Surat Keterangan Ahli Waris dibuat
oleh Pengadilan Agama, berupa putusan hakim dan penetapan. Hal ini lebih memberikan
kekuatan hukum sebagai alat bukti yang sempurna sebab di pengadilan ahli waris
disumpah sebelum memberikan keterangan.
Kata Kunci: Surat Keterangan Ahli Waris, Poligami, Pejabat Yang Berwenang
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan kasih
sayangNya kepada penulis. Shalawat serta Salam senantiasa kita hadiahkan ke
haribaan junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di hari kiamat kelak. Karena berkat rahmat dan hidayah Allah-lah penulis
dapat menyelesaikan tesis ini, yang berjudul:
“ANALISIS YURIDIS TENTANG PEMBUATAN SURAT KETERANGAN
AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI OLEH PEJABAT YANG
BERWENANG (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)”
Penulisan Tesis ini merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
studi di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Terima kasih yang mendalam saya ucapkan kepada Bapak Prof. H.M.
Hasballah Thaib, MA, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. H.
Syahril Sofyan, SH, MKn serta Ibu Dr Utary Maharani Barus, SH, M.Hum, masingmasing selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan masukan dan
bimbingan kepada penulis selama penulisan tesis ini dan tidak lupa penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak Prof. Dr.
Muhammad Yamin, SH, MS, CN, dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN,
M.Hum, keduanya selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran,
kritikan pengarahan serta masukan kepada penulis dalam penulisan tesis ini
iii
Selanjutnya ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Para Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan memberikan banyak
pengetahuan dan ilmu kepada penulis.
6. Para Pegawai/karyawan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis
selama ini.
7. Seluruh sahabat dan teman-teman penulis angkatan tahun 2013 Grup A yang
tidak dapat di sebut satu persatu.
Secara khusus penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada suami tercinta, Rudianto Surbakti, SP dan anak-anak tersayang, Syafirah
Aulia Surbakti dan Muhammad Zhafran Hafizh Surbakti, Almarhum kedua orang tua
saya H. Martua Nasution dan Hj. Jernih Sihombing, adik-adik penulis Okbah
Ibrahim, SH dan Akbar Ibrahim, SSn, khususnya kepada kakanda notaris Cahaya
iv
Masita, SH, MKn dan keluarga di Bukit Tinggi atas segala dukungan baik do’a, moril
dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan di Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
terutama kepada mahasiswa dan kalangan praktisi hukum yang mengembangkan ilmu
hukum khususnya dalam ilmu kenotariatan. Dengan kerendahan hati, penulis
menyadari bahwa penulisan tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan saran, kritikan dan masukan dari para pembaca guna perbaikan
dikemudian hari.
Medan,
Agustus 2015
Hormat Penulis,
Cahaya Hasanah
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Cahaya Hasanah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Desember 1972
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Status
: Menikah
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Jl. Pintu Air IV, Gang Kolam Jaka Lk. X
Kwala Bekala – Medan Johor
Medan (20143)
II.
KELUARGA
1. Suami
: Rudianto Surbakti, SP
2. Anak
: 1. Syafirah Auliani Br Surbakti,
2. Muhammad Zhafran Hafizh Surbakti
III.
PENDIDIKAN
1. SD
: SD Al Washliyah Medan Tamat Tahun 1985
2. SMP
: SMP Tunas Kartika 2 Medan Tamat Tahun
1988
3. SMA
: SMAN 11 Medan Tamat Tahun 1991
4. Strata I
: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera
Utara Tamat Tahun 1996
3. Strara I
: Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Graha
Kirana Medan Tamat Tahun 2012
4. Strata II
: Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara (2013 – 2015)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xii
I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 14
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ....................................................... 17
1. Kerangka Teori ......................................................................... 17
2. Konsepsi ................................................................................... 20
G. Metode Penelitian ......................................................................... 21
1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan ................................. 22
2. Sumber Data ............................................................................. 23
3. Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 24
vii
4. Analisis Data ............................................................................ 25
II. PEJABAT YANG BERKOMPETENSI UNTUK MEMBUAT
SURAT KETERANGAN AHLI WARIS YANG BERPOLIGAMI
MENURUT KETENTUAN YANG BERLAKU ............................. 27
A. Perkawinan Poligami Dalam Hukum Perkawinan Islam ............ 27
1.
Pengertian Perkawinan .......................................................... 27
2.
Rukun Dan Syarat Sah Perkawinan ...................................... 36
3.
Pengertian Poligami ............................................................... 39
4.
Syarat-Syarat Poligami ......................................................... 43
5.
Poligami Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang ……..….
Perkawinan ............................................................................ 45
B. Pihak Yang Berwenang Membuat Surat Keterangan Ahli Waris
(SKAW) Bagi Perkawinan Poligami .......................................... 49
1.
Pengertian Surat Keterangan Ahli Waris ( SKAW ) Dan
Fungsi Surat Keterangan Ahli Waris .................................... 49
2.
Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW) ............... 55
a. Pejabat Yang Berwenang Menerbitkan Surat Keterangan
Ahli Waris (SKAW) Gagi Perkawinan Poligami ............ 55
b. Prosedur Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris
(SKAW) Bagi Perkawinan Poligami ................................ 59
III. TANGGUNG JAWAB PEJABAT YANG BERWENANG
MEMBUAT SURAT KETERANGAN AHLI WARIS (SKAW)
BILA
TERJADI
SENGKETA ATAS SURAT YANG
DIKELUARKANNYA…………………………………………… 63
A. Sengketa Yang Ditimbulkan Atas Terbitnya Surat Keterangan
Ahli Waris (SKAW) Pada Perkawinan Poligami Yang Dibuat
Oleh Pejabat Yang Berwenang .................................................. 63
B. Tanggung Jawab Pejabat Yang Berwenang Dalam Membuat
viii
Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW) ...................................... 64
1.
Pengertian Tanggung Jawab Dalam Hukum ...................... 64
a.
Pertanggungjawaban Dalam Hukum Administrasi
Negara
...................................................................................... 64
b.
Konsep Tanggung Jawab Dalam Hukum Islam ........... 66
2.
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab ....................................... 68
3.
Tanggung Jawab Pejabat Yang Membuat Surat Keterangan
Ahli Waris Jika Terjadi Sengketa Pada Perkawinan
Poligami ............................................................................... 70
IV. PERTIMBANGAN
HUKUM HAKIM
PENGADILAN
AGAMA DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR :
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn ............................................................... 76
A. Kasus Posisi ................................................................................ 76
B. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama
Dalam Memutuskan Perkara Nomor : .......................................
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn ............................................................ 98
V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 102
A. Kesimpulan .......................................................................... 102
B. Saran .................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 106
ix
DAFTAR ISTILAH
Administratif
:
Yang berhubungan dengan ketata
(administrasi); sesuai dengan tata usaha
Aqdun nikah
:
Perjanjian perkawinan atau aqad perkawinan
Beschiking
:
Perbuatan hukum 16ublic yang bersegi satu
dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan
kekuasaan istimewa.
Conservatoir beslag
:
Sita jaminan
Doktrinal
:
Suatu bentuk tindakan mengharuskan/memaksakan
bahwa suatu kasus harus diyakini dan dibenarkan
seperti apa yang disampaikan
Eksepsi
:
Suatu sanggahan atau tangkisan
Eksplisit
:
Penyampaian bahasa secara langsung, biasanya
jelas makna maupun artinya
Fasakh
:
Jatuhnya talaq oleh keputusan Hakim atas dasar
pengaduan istri
Fatwa
:
Keputusan/Penetapan; Penjelasan (jawaban) dari
para ulama (fukaha)
Human Nature
:
Sifat manusia
In concreto
:
Hukum dalam bentuk putusan atau ketetapan
hakim, hukum dalam kenyataan
Ijab Kabul
:
Itsbat
:
Ucapan dari orang tua atau wali dari mempelai
wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang
calon mempelai pria
Penyungguhan, penetapan, penentuan
Konfrontatif
:
Sebuah konflik antara dua belah pihak
Konvensi
:
Gugatan awal yang dilakukan oleh penggugat
kepada tergugat
x
usahaan
Legal standing
:
Hak untuk mengajukan gugatan atau permohonan di
depan pengadilan
Library Research
:
Studi Kepustakaan
Limitatif
:
Bersifat membatasi
Menafikan
:
Menolak, menampik, mengingakari,menyangkal
Miitsaaqan Ghaliizan
:
Perjanjian yang kokoh
Mustahaq
:
Orang yang berhak
Mutatis – mutandis
:
Perubahan yang penting telah dilakuan
Nazageling
:
Pemateraian kembali
Niet onvankelijk verklaard
:
Gugatan tidak dapat diterima
Nash-nash yang sharih
:
Peraturan-peraturan yang jelas
Perkara a quo
:
Perkara tersebut,
perselisihkan
Perspektif
:
Sudut pandang
Rekonvensi
:
Gugatan balasan
Syiqaq
:
Pertengkaran
Terminologi
:
Ilmu tentang istilah
Verklaring van erfrecht
:
Surat keterangan hak waris
xi
perkara
yang
sedang
di
DAFTAR SINGKATAN
ABRI
: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
BHP
: Balai Harta Peninggalan
BW
: Burgerlijk Wetboek
KUHP
: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
KHI
: Kompilasi Hukum Islam
PMNA
: Peraturan Menteri Negara Agraria
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
PP
: Peraturan Pemerintah
Q
: Qur’an
SKAW
: Surat Keterangan Ahli Waris
SKHW
: Surat Keterangan Hak Waris
SKW
: Surat Keterangan Waris
UU
: Undang-Undang
WNI
: Warga Negara Indonesia
xii
KETERANGAN AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI
OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)
TESIS
Oleh
CAHAYA HASANAH
137011034/MKn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ANALISIS YURIDIS TENTANG PEMBUATAN SURAT
KETERANGAN AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI
OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
CAHAYA HASANAH
137011034
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ABSTRAK
Seorang ahli waris tidak dapat dengan langsung secara otomatis dapat menguasai
dan melakukan balik nama harta warisan yang menjadi haknya dengan meninggalnya
pewaris, melainkan untuk dapat melakukan tindakan hukum terhadap apa yang telah
menjadi haknya tersebut harus dilengkapi dengan adanya surat keterangan ahli waris
(SKAW) yang isinya menerangkan tentang siapa saja ahli waris dari pewaris. Ahli waris
adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau
hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang
karena hukum untuk menjadi ahli waris. SKAW merupakan salah satu dokumen yang
menjadi referensi dalam melakukan pembagian warisan. SKAW pembuatannya
disesuaikan dengan kewenangan pejabat yang membuat, disesuaikan pula dengan
penggolongan penduduk yang berlaku bagi WNI yang bersangkutan. SKAW yang dibuat
dibawah tangan dan disahkan Lurah-Camat dibuat tanpa adanya penelitian sama sekali
sehingga tidak diketahui secara pasti, berapa sebenarnya jumlah ahli waris, sebab surat
yang dibuat berpedoman pada kartu keluarga. Dalam penelitian ini permasalahannya
adalah siapa yang memiliki kompetensi untuk membuat SKAW yang berpoligami
menurut ketentuan yang berlaku, bagaimana tanggung jawab pejabat yang berwenang
membuat SKAW pada perkawinan poligami bila terjadi sengketa atas surat yang
dikeluarkannya dan bagaimana pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Agama dalam
memutuskan perkara Nomor 314/Pdt.G/2014/PA. Mdn.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis artinya hasil penelitian ini berusaha
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti.
Sehingga penelitian memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh
mengenai pembuatan SKAW. Sumber data diperolah melalui wawancara dengan
informan yang berkompeten.
Hasil Penelitian ini menunjukkan, pembuatan SKAW belum ada satu pengaturan
khusus karena pembuatan SKAW masih berdasarkan tiga penggolongan.Tanggung jawab
pejabat yang berwenang membuat SKAW bila terjadi sengketa dibedakan menjadi tiga:
pertama secara administrasi negara yaitu dengan cara merevisi atau membatalkan surat
keterangan tersebut, kedua secara perdata yaitu apabila dapat dibuktikan terdapat unsur
merugikan orang lain, ketiga secara pidana yaitu apabila terbukti ada unsur menyuruh
menempatkan keterangan palsu kedalam sesuatu akta otentik. Sedangkan Pengadilan
Agama berwenang memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara orang yang
beragama Islam apabila terjadi sengketa waris. Disarankan kepada pemerintah dalam
pembuatan SKAW sebaiknya menetapkan kewenangan kepada satu instansi saja, selain
itu ahli waris harus menjamin bahwa tidak ada ahli waris lain selain orang-orang yang
namanya disebutkan dalam surat keterangan (pernyataan) waris, serta menjamin tidak
pernah ada wasiat yang belum dijalankan.Sebaiknya Surat Keterangan Ahli Waris dibuat
oleh Pengadilan Agama, berupa putusan hakim dan penetapan. Hal ini lebih memberikan
kekuatan hukum sebagai alat bukti yang sempurna sebab di pengadilan ahli waris
disumpah sebelum memberikan keterangan.
Kata Kunci: Surat Keterangan Ahli Waris, Poligami, Pejabat Yang Berwenang
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan kasih
sayangNya kepada penulis. Shalawat serta Salam senantiasa kita hadiahkan ke
haribaan junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di hari kiamat kelak. Karena berkat rahmat dan hidayah Allah-lah penulis
dapat menyelesaikan tesis ini, yang berjudul:
“ANALISIS YURIDIS TENTANG PEMBUATAN SURAT KETERANGAN
AHLI WARIS BAGI PERKAWINAN POLIGAMI OLEH PEJABAT YANG
BERWENANG (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn)”
Penulisan Tesis ini merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
studi di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Terima kasih yang mendalam saya ucapkan kepada Bapak Prof. H.M.
Hasballah Thaib, MA, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. H.
Syahril Sofyan, SH, MKn serta Ibu Dr Utary Maharani Barus, SH, M.Hum, masingmasing selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan masukan dan
bimbingan kepada penulis selama penulisan tesis ini dan tidak lupa penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak Prof. Dr.
Muhammad Yamin, SH, MS, CN, dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN,
M.Hum, keduanya selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran,
kritikan pengarahan serta masukan kepada penulis dalam penulisan tesis ini
iii
Selanjutnya ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Para Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan memberikan banyak
pengetahuan dan ilmu kepada penulis.
6. Para Pegawai/karyawan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis
selama ini.
7. Seluruh sahabat dan teman-teman penulis angkatan tahun 2013 Grup A yang
tidak dapat di sebut satu persatu.
Secara khusus penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada suami tercinta, Rudianto Surbakti, SP dan anak-anak tersayang, Syafirah
Aulia Surbakti dan Muhammad Zhafran Hafizh Surbakti, Almarhum kedua orang tua
saya H. Martua Nasution dan Hj. Jernih Sihombing, adik-adik penulis Okbah
Ibrahim, SH dan Akbar Ibrahim, SSn, khususnya kepada kakanda notaris Cahaya
iv
Masita, SH, MKn dan keluarga di Bukit Tinggi atas segala dukungan baik do’a, moril
dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan di Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
terutama kepada mahasiswa dan kalangan praktisi hukum yang mengembangkan ilmu
hukum khususnya dalam ilmu kenotariatan. Dengan kerendahan hati, penulis
menyadari bahwa penulisan tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan saran, kritikan dan masukan dari para pembaca guna perbaikan
dikemudian hari.
Medan,
Agustus 2015
Hormat Penulis,
Cahaya Hasanah
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Cahaya Hasanah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Desember 1972
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Status
: Menikah
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Jl. Pintu Air IV, Gang Kolam Jaka Lk. X
Kwala Bekala – Medan Johor
Medan (20143)
II.
KELUARGA
1. Suami
: Rudianto Surbakti, SP
2. Anak
: 1. Syafirah Auliani Br Surbakti,
2. Muhammad Zhafran Hafizh Surbakti
III.
PENDIDIKAN
1. SD
: SD Al Washliyah Medan Tamat Tahun 1985
2. SMP
: SMP Tunas Kartika 2 Medan Tamat Tahun
1988
3. SMA
: SMAN 11 Medan Tamat Tahun 1991
4. Strata I
: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera
Utara Tamat Tahun 1996
3. Strara I
: Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Graha
Kirana Medan Tamat Tahun 2012
4. Strata II
: Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara (2013 – 2015)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xii
I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 14
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ....................................................... 17
1. Kerangka Teori ......................................................................... 17
2. Konsepsi ................................................................................... 20
G. Metode Penelitian ......................................................................... 21
1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan ................................. 22
2. Sumber Data ............................................................................. 23
3. Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 24
vii
4. Analisis Data ............................................................................ 25
II. PEJABAT YANG BERKOMPETENSI UNTUK MEMBUAT
SURAT KETERANGAN AHLI WARIS YANG BERPOLIGAMI
MENURUT KETENTUAN YANG BERLAKU ............................. 27
A. Perkawinan Poligami Dalam Hukum Perkawinan Islam ............ 27
1.
Pengertian Perkawinan .......................................................... 27
2.
Rukun Dan Syarat Sah Perkawinan ...................................... 36
3.
Pengertian Poligami ............................................................... 39
4.
Syarat-Syarat Poligami ......................................................... 43
5.
Poligami Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang ……..….
Perkawinan ............................................................................ 45
B. Pihak Yang Berwenang Membuat Surat Keterangan Ahli Waris
(SKAW) Bagi Perkawinan Poligami .......................................... 49
1.
Pengertian Surat Keterangan Ahli Waris ( SKAW ) Dan
Fungsi Surat Keterangan Ahli Waris .................................... 49
2.
Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW) ............... 55
a. Pejabat Yang Berwenang Menerbitkan Surat Keterangan
Ahli Waris (SKAW) Gagi Perkawinan Poligami ............ 55
b. Prosedur Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris
(SKAW) Bagi Perkawinan Poligami ................................ 59
III. TANGGUNG JAWAB PEJABAT YANG BERWENANG
MEMBUAT SURAT KETERANGAN AHLI WARIS (SKAW)
BILA
TERJADI
SENGKETA ATAS SURAT YANG
DIKELUARKANNYA…………………………………………… 63
A. Sengketa Yang Ditimbulkan Atas Terbitnya Surat Keterangan
Ahli Waris (SKAW) Pada Perkawinan Poligami Yang Dibuat
Oleh Pejabat Yang Berwenang .................................................. 63
B. Tanggung Jawab Pejabat Yang Berwenang Dalam Membuat
viii
Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW) ...................................... 64
1.
Pengertian Tanggung Jawab Dalam Hukum ...................... 64
a.
Pertanggungjawaban Dalam Hukum Administrasi
Negara
...................................................................................... 64
b.
Konsep Tanggung Jawab Dalam Hukum Islam ........... 66
2.
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab ....................................... 68
3.
Tanggung Jawab Pejabat Yang Membuat Surat Keterangan
Ahli Waris Jika Terjadi Sengketa Pada Perkawinan
Poligami ............................................................................... 70
IV. PERTIMBANGAN
HUKUM HAKIM
PENGADILAN
AGAMA DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR :
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn ............................................................... 76
A. Kasus Posisi ................................................................................ 76
B. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama
Dalam Memutuskan Perkara Nomor : .......................................
314/Pdt.G/2014/PA.Mdn ............................................................ 98
V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 102
A. Kesimpulan .......................................................................... 102
B. Saran .................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 106
ix
DAFTAR ISTILAH
Administratif
:
Yang berhubungan dengan ketata
(administrasi); sesuai dengan tata usaha
Aqdun nikah
:
Perjanjian perkawinan atau aqad perkawinan
Beschiking
:
Perbuatan hukum 16ublic yang bersegi satu
dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan
kekuasaan istimewa.
Conservatoir beslag
:
Sita jaminan
Doktrinal
:
Suatu bentuk tindakan mengharuskan/memaksakan
bahwa suatu kasus harus diyakini dan dibenarkan
seperti apa yang disampaikan
Eksepsi
:
Suatu sanggahan atau tangkisan
Eksplisit
:
Penyampaian bahasa secara langsung, biasanya
jelas makna maupun artinya
Fasakh
:
Jatuhnya talaq oleh keputusan Hakim atas dasar
pengaduan istri
Fatwa
:
Keputusan/Penetapan; Penjelasan (jawaban) dari
para ulama (fukaha)
Human Nature
:
Sifat manusia
In concreto
:
Hukum dalam bentuk putusan atau ketetapan
hakim, hukum dalam kenyataan
Ijab Kabul
:
Itsbat
:
Ucapan dari orang tua atau wali dari mempelai
wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang
calon mempelai pria
Penyungguhan, penetapan, penentuan
Konfrontatif
:
Sebuah konflik antara dua belah pihak
Konvensi
:
Gugatan awal yang dilakukan oleh penggugat
kepada tergugat
x
usahaan
Legal standing
:
Hak untuk mengajukan gugatan atau permohonan di
depan pengadilan
Library Research
:
Studi Kepustakaan
Limitatif
:
Bersifat membatasi
Menafikan
:
Menolak, menampik, mengingakari,menyangkal
Miitsaaqan Ghaliizan
:
Perjanjian yang kokoh
Mustahaq
:
Orang yang berhak
Mutatis – mutandis
:
Perubahan yang penting telah dilakuan
Nazageling
:
Pemateraian kembali
Niet onvankelijk verklaard
:
Gugatan tidak dapat diterima
Nash-nash yang sharih
:
Peraturan-peraturan yang jelas
Perkara a quo
:
Perkara tersebut,
perselisihkan
Perspektif
:
Sudut pandang
Rekonvensi
:
Gugatan balasan
Syiqaq
:
Pertengkaran
Terminologi
:
Ilmu tentang istilah
Verklaring van erfrecht
:
Surat keterangan hak waris
xi
perkara
yang
sedang
di
DAFTAR SINGKATAN
ABRI
: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
BHP
: Balai Harta Peninggalan
BW
: Burgerlijk Wetboek
KUHP
: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
KHI
: Kompilasi Hukum Islam
PMNA
: Peraturan Menteri Negara Agraria
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
PP
: Peraturan Pemerintah
Q
: Qur’an
SKAW
: Surat Keterangan Ahli Waris
SKHW
: Surat Keterangan Hak Waris
SKW
: Surat Keterangan Waris
UU
: Undang-Undang
WNI
: Warga Negara Indonesia
xii