Uji AktivitasAntimikroba DanAntioksidan DariEkstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus BI)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan sumber daya
alam tumbuh-tumbuhan. Jumlah spesies tumbuhan yang tersebar di seluruh
Nusantara Indonesia diperkirakan sekitar 40.000 jenis dan lebih kurang 1000
spesies telah terpakai sebagai obat tradisional (Hargono. 2012). Akhir-akhir ini
penggunaan tumbuhan herbal mulai dikembangkan kembali dalam upaya upaya
penggalian potensi alam untuk mencari bahan baku obat dengan memanfaatkan
tumbuhan yang umumnya telah diketahui manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu
tumbuhan yang telah digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat adalah
tumbuhan Keji Beling.
Keji beling merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat-obatan.Tumbuhan keji beling adalah jenis tumbuhan yang biasa
ditanam masyarakat sebagai tumbuhan pagar dan dapat tumbuh hampir diseluruh
wilayah Indonesia. Tumbuuhan keji beling juga merupakan tumbuhan herbal liar
yang hidup menahun dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dalam
penyembuhan beberapa penyakit (Gunawan. 2011)
Dari berbagai penelitian diketahui tanaman Keji Beling mengandung zatzat kimia antara lain : kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin,

flavonoida, dan polifenol, terutama pada bagian daunnya. Bagian daun yang
diolah menjadi simplisia atau sebagai daun segar, digunakan sebagai bahan
racikan jamu atau obat-obatan. Ramuan keji beling untuk mengobati beberapa
jenis penyakit antara lain batu ginjal, infeksi ginjal, tumor, diabetes melitus,
prostat ambeien, gangguan fungsi lever, kolesterol tinggi, maag, diare, serta
terkena ulat bulu dan semut hitam (Sulkani, 2013).

Keji beling (Strobilanthes crispus) juga merupakan ramuan terkenal yang
memiliki beragam aktivitas biologis dan fungsi farmakologi seperti antioksidan,
antiproliferatif, antimikroba dan antihiperglikemik (Bakar, dkk, 2006). Selain itu
Indonesia juga merupakan Negara tropis yang beriklim hangat. Sehingga kondisi
ini

mampu

mendukung

mikroorganisme

untuk


tumbuh

subur,

baik

mikroorganisme yang menguntungkan maupun mikroorganisme yang patogen.
Mikroorganisme yang patogen dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
manusia, seperti gangguan pada saluran pernapasan, kulit, pencernaan dan lainlain. Adanya Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan berupa
flavonoid, fenolik, alkaloid, terpenoid dan minyak atsiri dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme patogen yang merugikan bagi kehidupan manusia
(Utami, 2013).
Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme merupakan salah
satu penyakit yang selalu menjadi pusat perhatian. Kasus penyakit infeksi sering
terjadi di kalangan masyarakat. Infeksi disebabkan oleh masuknya mikroba atau
parasit. Berbagai penelitian yang telah dilakukan dalam rangka mencegah dan
mengobati penyakit infeksi, telah ditemukan berbagai obat atau zat untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroba.
Akhir-akhir ini penggunaan antioksidan juga semakin berkembang, baik

untuk makanan maupun untuk pengobatan seiring dengan berkembangnya
pengetahuan mengenai radikal bebas.

Antioksidan merupakan senyawa yang

dapat menghambat radikal bebas dalam tubuh. Senyawa-senyawa antioksidan
sintetik telah dibatasi penggunaannya karena bersifat karsinogenik. Sehingga
untuk menghindari efek samping dari penggunaan antioksidan sintetik maka
penggunaan antioksidan alami menjadi alternatifnya. Bakar dkk (2006) telah
melakukan penelitian aktivitas antioksidan dan sifat antiproliferatif dari variasi
tipe teh keji beling (Strobilanthes crispus) dengan metode DPPH dan metode
FRAP. Dari penelitian tersebut dihasilakan aktivitas antioksidan yang tinggi dari
ekstrak air panas teh keji beling.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
senyawa metabolit sekunder dengan skrining fitokimia, aktivitas antioksidan serta
aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispus)
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, Shigella dysentriae dan
jamur Candida albicans, Microsporum gypseum.


1.2 Perumusan Masalah

1. Senyawa metabolit sekunder apa sajakah yang terdapat dalam ekstrak daun
Keji Beling ?
2. Apakah ekstrak etanol daun Keji Beling dapat menghambat pertumbuhan
jamur Candida albicans dan Microsporum gypseum serta bakteri Bacillus
cereus dan Shigella dysenteriae ?
3. Apakah ekstrak etanol daun Keji Beling dapat bersifat sebagai antioksidan dan
bagaimana aplikasi sifat antioksidan nya terhadap daging ikan nila?

1.3 Pembatasan Masalah

1. Daun Keji Beling yang digunakan dalam penenlitian diperoleh dari Jl.
Puskesmas 1 Medan Sunggal.
2. Ekstraksi daun Keji Beling dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut
etanol 96%.
3. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar terhadap bakteri
Bacillus cereus dan Shigella dysentriae serta jamur Candida albicansdan
Microsporum gypseum.
4. Variasi konsentrasi antimikroba dari ekstrak etanol daun keji beling yang

digunakan adalah 100, 200, 300, 400, 500 mg/ml.
5. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH.
6. Variasi konsentrasi antioksidan dari ekstrak etanol daun keji beling yang
digunakan adalah 20, 40, 60 dan 80 ppm.
7. Aplikasi sifat antioksidan terhadap daging ikan nila dan diuji bilangan
peroksida.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam
ekstrakdaun Keji Beling dengan skrining fitokimia.
2. Untuk menguji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun Keji Beling
terhadap bakteri Bacillus cereus dan Shigella dysenteriaeserta jamur Candida
albicansdan Microsporum gypseum.
3. Untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun Keji Beling
dengan metode DPPH dan aplikasinya terhadap daging ikan nila.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komponenkomponen kimia metabolit sekunder serta memberikan informasi tentang sifat

antimikroba dari ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap bakteri Bacillus cereus
dan Shigella dysenteriae serta jamur Candida albicans dan Microsporum
gypseum, dan demikian juga informasi tentang sifat antioksidannya.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dibeberapa laboratorium, diantarnya yaitu untuk
pembuatan ekstrak etanol daun Keji Beling dan uji antioksidan dilakukan di
Laboratorium Biokimia/KBM FMIPA USU Medan, untuk skrinning fitokimia
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA USU Medan,
untuk uji antimikroba dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FARMASI USU
Medan.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai obyek penelitian
adalah Daun Keji Beling kering yang diperoleh dari Jl.Puskesmas 1 Medan
Sunggal. Daun Keji Beling dibersihkan dari kotoran, dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan, kemudian di timbang, selanjutnya direndam dengan etanol 96%
lalu filtrat hasil rendaman dipekatkan dengan Rotary Vacum Evaporator, ekstrak

etanol diidentifikasi dengan Skrining Fitokimia dan diuji aktivitas antimikroba
terhadap bakteri Bacillus cereus dan Shigella dysentriae, serta jamur Candida
albicansdan Microsporum gypseumdengan metode difusi agar serta aktivitas
antioksidannya dengan metode DPPH, dan aplikasi antioksidan nya terhadap
daging ikan nila yang disimpan selama 5 hari pada ± 5oC dan selanjutnya
diekstraksi dengan pelarut n-heksan : isopropanol. Kemudian minyak yang
dihasilkan dari daging ikan nila diuji bilangan peroksidanya.