Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertubuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous,
mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta
sedikit silika, alumina atau hidroksida besi (Sembiring, dkk, 2013). Jenis
tanah ini relatif subur namun mempunyai tingkat jerapan P yang tinggi
karena dirajai oleh mineral amorf seperti alofan, imogolit, ferihidrit dan
oksida-oksida hidrat Al dan Fe dengan permukaan spesifik yang luas
(Sukmawati, 2011).
Salah satu kendala yang ditemukan pada tanah Andisol adalah
tingginya retensi hara P yang menyebabkan ketersediaan P bagi tanaman
sangat kecil. Kekurangan P akan mengganggu proses metabolisme tanaman
seperti pembelahan dan perkembangan sel, respirasi, fotosintesis dan secara
keseluruhan akan menurunkan kualitas tanaman (Abubakar, dkk, 2013).
Pengelolaan Andisol perlu diarahkan untuk menurunkan kemampuan
jerapan dan meningkatkan ketersediaan P. Retensi P oleh Al dan Fe pada
Tanah Andisol dapat diturunkan dengan aplikasi mikroba-mikroba yang
berperan di dalam penyediaan unsur hara P pada tanaman seperti mikroba
pelarut fosfat (MPF). Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral
liat tanah dan menyediakannya bagi tanaman dalam bentuk yang dapat
diserap oleh tanaman. Penggunaan bahan organik dapat memperbesar
ketersediaan fosfat tanah melalui dekomposisinya yang menghasilkan CO2
dan asam-asam organik (Lubis, dkk, 1985).
Paparan debu erupsi Sinabung merupakan salah satu bahan induk
yang nantinya akan melapuk menjadi tanah. Debu vulkanik mengandung
logam berat dan zat-zat mikro berbahaya bersifat mudah mengendap dalam
air. Hasil analisis Balitbangtan (2014) pH tanah berkisar 4,4-6,5 sedangkan
pH abu vulkan berkisar 3,3-3,5. Rendahnya pH tersebut mengakibatkan
meningkatnya logam-logam berat pada tanah. Jenis logam berat pada debu
vulkanik, antara lain Al, Fe, Cd dan Cu. Meski jumlahnya sangat sedikit,
namun sangat berbahaya bagi manusia dan tumbuhan karena bersifat toksik
(Barasa, 2012).
Tanaman kentang adalah tanaman pangan yang kebutuhannya selalu
meningkat tiap tahun. Tanaman ini membutuhkan unsur hara dalam
pertumbuhannya. Retensi P pada tanah andisol menjadi salah satu
permasalahan pada pertumbuhan tanaman. Akan tetapi permasalahan pada
tanah Andisol dapat diminimalisir dengan pengaplikasian mikroba pelarut
fosfat dan bahan organik untuk meningkatkan P tersedia bagi tanaman
kentang dalam tanah, mengurangi kebutuhan pupuk P kimia dan
mengurangi biaya produksi petani kentang. Penelitian ini ditujukan agar
Fosfat dalam tanah dapat dimanfaatkan secara efisien oleh tanaman
pertanian.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat terhadap Serapan
P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada
Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
2. Mengetahui pengaruh Aplikasi Sumber Bahan Organik (Kotoran Sapi,
Kotoran Ayam, Jerami Padi dan T. diversifolia) terhadap Serapan P dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
3. Mengetahui pengaruh Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber
Bahan Organik terhadap Serapan P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi
Gunung Sinabung.
Hipotesis Penelitian
1. Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dapat meningkatkan Serapan P dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
2. Aplikasi Sumber Bahan Organik (Kotoran Sapi, Kotoran Ayam, Jerami
Padi dan T. diversifolia) dapat meningkatkan Serapan P
dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
3. Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik dapat
meningkatkan Serapan P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi
Gunung Sinabung.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan
berguna sebagai informasi tentang Mikroba Pelarut Fosfat pada tanah
Andisol terdampak erupsi gunung Sinabung.
Latar Belakang
Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous,
mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta
sedikit silika, alumina atau hidroksida besi (Sembiring, dkk, 2013). Jenis
tanah ini relatif subur namun mempunyai tingkat jerapan P yang tinggi
karena dirajai oleh mineral amorf seperti alofan, imogolit, ferihidrit dan
oksida-oksida hidrat Al dan Fe dengan permukaan spesifik yang luas
(Sukmawati, 2011).
Salah satu kendala yang ditemukan pada tanah Andisol adalah
tingginya retensi hara P yang menyebabkan ketersediaan P bagi tanaman
sangat kecil. Kekurangan P akan mengganggu proses metabolisme tanaman
seperti pembelahan dan perkembangan sel, respirasi, fotosintesis dan secara
keseluruhan akan menurunkan kualitas tanaman (Abubakar, dkk, 2013).
Pengelolaan Andisol perlu diarahkan untuk menurunkan kemampuan
jerapan dan meningkatkan ketersediaan P. Retensi P oleh Al dan Fe pada
Tanah Andisol dapat diturunkan dengan aplikasi mikroba-mikroba yang
berperan di dalam penyediaan unsur hara P pada tanaman seperti mikroba
pelarut fosfat (MPF). Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral
liat tanah dan menyediakannya bagi tanaman dalam bentuk yang dapat
diserap oleh tanaman. Penggunaan bahan organik dapat memperbesar
ketersediaan fosfat tanah melalui dekomposisinya yang menghasilkan CO2
dan asam-asam organik (Lubis, dkk, 1985).
Paparan debu erupsi Sinabung merupakan salah satu bahan induk
yang nantinya akan melapuk menjadi tanah. Debu vulkanik mengandung
logam berat dan zat-zat mikro berbahaya bersifat mudah mengendap dalam
air. Hasil analisis Balitbangtan (2014) pH tanah berkisar 4,4-6,5 sedangkan
pH abu vulkan berkisar 3,3-3,5. Rendahnya pH tersebut mengakibatkan
meningkatnya logam-logam berat pada tanah. Jenis logam berat pada debu
vulkanik, antara lain Al, Fe, Cd dan Cu. Meski jumlahnya sangat sedikit,
namun sangat berbahaya bagi manusia dan tumbuhan karena bersifat toksik
(Barasa, 2012).
Tanaman kentang adalah tanaman pangan yang kebutuhannya selalu
meningkat tiap tahun. Tanaman ini membutuhkan unsur hara dalam
pertumbuhannya. Retensi P pada tanah andisol menjadi salah satu
permasalahan pada pertumbuhan tanaman. Akan tetapi permasalahan pada
tanah Andisol dapat diminimalisir dengan pengaplikasian mikroba pelarut
fosfat dan bahan organik untuk meningkatkan P tersedia bagi tanaman
kentang dalam tanah, mengurangi kebutuhan pupuk P kimia dan
mengurangi biaya produksi petani kentang. Penelitian ini ditujukan agar
Fosfat dalam tanah dapat dimanfaatkan secara efisien oleh tanaman
pertanian.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat terhadap Serapan
P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada
Tanah Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
2. Mengetahui pengaruh Aplikasi Sumber Bahan Organik (Kotoran Sapi,
Kotoran Ayam, Jerami Padi dan T. diversifolia) terhadap Serapan P dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
3. Mengetahui pengaruh Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber
Bahan Organik terhadap Serapan P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi
Gunung Sinabung.
Hipotesis Penelitian
1. Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dapat meningkatkan Serapan P dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
2. Aplikasi Sumber Bahan Organik (Kotoran Sapi, Kotoran Ayam, Jerami
Padi dan T. diversifolia) dapat meningkatkan Serapan P
dan
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Pada Tanah
Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung.
3. Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Sumber Bahan Organik dapat
meningkatkan Serapan P dan Pertumbuhan Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L.) Pada Tanah Andisol Terdampak Erupsi
Gunung Sinabung.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan
berguna sebagai informasi tentang Mikroba Pelarut Fosfat pada tanah
Andisol terdampak erupsi gunung Sinabung.