Gambaran kadar haemoglobin pada anak dengan Penyakit Jantung Bawaaan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 – 2013

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan jantung yang terjadi atau
terdapat sejak janin dalam kandungan dan kelainan ini berlangsung setelah janin
dilahirkan. PJB ini merupakan kelainan posisi jantung dan sirkulasi jantung
(Brook, 2010).
Studi di seluruh dunia memperkirakan angka kejadian PJB 8/1000
kelahiran hidup (Linde et al, 2011). Data dari The Nothern Region Pediatric
Cardiologi memperkirakan insiden penyakit jantung bawaan di United Kingdom
sebesar 6,9/1000 kelahiran, atau di antara 145 kelahiran bayi. Penelitian di
Beijing, Cina mendapatkan insiden PJB 8,2/1000 dari total kelahiran, dimana
168,9/1000 lahir mati dan 6,7/1000 lahir hidup (Hariyanto, 2012). Data dari
American Heart Association (AHA) tahun 2013 angka kejadian PJB di Amerika
Serikat adalah 4-10/1000 kelahiran hidup. Di Eropa angka kejadian PJB adalah
6,9/1000 kelahiran hidup, dan di Asia terdapat 9,3/1000 kelahiran hidup. Di
Indonesia insiden PJB cukup tinggi, namun belum ada angka yang pasti.
Penelitian di RS. Dr. Sutomo pada tahun 2004-2006 sudah mendapatkan angka

kematian yang cukup tinggi dari PJB setiap tahunnya, berturut-turut 11,64%,
11,35%, dan 13,44% (Hariyanto, 2012).
Haemoglobin erat kaitannya dengan darah sebagai bahan yang dialirkan
keseluruh tubuh untuk mengantarkan oksigen dan karbondioksida keseluruh
tubuh. Dimana kemampuan transport oksigen dan karbondioksida ini sangat
dipengaruhi kadar

haemoglobin.

Pada

Anemia

terjadi

peurunan

kadar

haemoglobin sehingga transport oksigen dan karbondioksida menjadi berkurang,

dan akhirnya menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan
morbiditas pada PJB. Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri tetapi
merupakan gejala dari berbagai macam penyakit. Anemia merupakan kelainan

Universitas Sumatera Utara

2

yang sangat sering di jumpai di klinik maupun di lapangan. Di perkirakan lebih
dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dengan sebagian
besar tinggal di daerah tropik (Bakta, 2009).
Gambran prevalensi anemia pada anak di dunia tahun 1989 pada anak usia
0-4 tahun adalah sebanyak 43%, di negara maju sebanyak 12%, dinegara
berkembang sebanyak 51%. Sementara itu prevalensi pada anak usia 5-12 tahun
adalah sebanyak 37%, di negara maju sebanyak 7%, di negara berkembang 46%
(De Maeyeret al, 1989 dalam Bakta, 2009).
Anemia merupakan faktor resiko penting untuk morbiditas dan mortalitas
pada pasien PJB asianotik dan sianotik. Pada pasien dengan penyakit jantung
memiliki prevalensi anemia yang cukup tinggi. Bedasarkan jenis PJB nya, anemia
pada PJB asianotik adalah bila kadar Hb