Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah

PENYAKIT APADA SISTEM
PEREDARAN DARAH MANUSIA
ANEMIA
Anemia sering disebut sebagai penyakit kurang darah. pengertian tersebut sebenarnya
kurang tepat, sebab anemia ditemui juga pada seseorang yang mempunyai jumlah sel
darah merah normal, namun ternyata jumlah hemoglobin dalam setiap sel darah merahnya
kurang. Jadi, anemia sebenarnya adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin di dalam
darah.
Penyebab anemia dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kandungan
hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya
volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan
darah mengikat oksigen menjadi rendah.

perbedaan jumlah eritrosit dalam darah antara orang sehat (kiri) dengan orang penderita
anemia (kanan)
Anemia juga dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah,
misalnya skibat kecelakaan. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan transfusi darah.
Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12 (yang
membantu pematangan sel darah merah), anemia ini disebut anemia pernisiosa. Anemia
jenis ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin B12 atau mengkonsumsi makanan sumber
zat besi.

Ada jenis anemia yang bersipat genetis dan mematikan, yaitu thalasemia dan sickle cell
anemia (anemia sel sabit). Apakah perbedaan antara keduanya? Thalasemia disebabkan
kegagalan pembentukan hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Sedangkan anemia sel
sabit disebabkan adanya eritrisit yang berbentuk bulan sabit.
Anemia pada ibu hamil dan menyusui dapat diatasi atau dicegah dengan mengkonsumsi
makanan sumber zat besi dan vitamin B12, seperti susu, telur, hati ayam dan hati sapi.

THALASEMIA
Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik atau kondisi kelainan genetika dimana tubuh
tidak mampu memproduksi globin, suatu protein pembentuk hemoglobin. Kalaupun
penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih
singkat dan lebih rapuh atau lebih mudah rusak. Penyakit ini bersipat genetis, artinya
diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya,secara resesif.

kondisi eritrosit pada orang sehat (kiri) dan Pada penderita thalasemia (kanan).
Secara klinis thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan sesuai beratnya gejala klinis, yaitu
thalasemai mayor, thalasemia intermedia, thalasemia minor atau troit (pembawa sifat).
Batas di antara tingkatan tersebut sering kurang jelas. Namun gejala dari ketiga tingkatan
thalasemia tersebut dapat diperkirakan. Yaitu sebagai berikut:
Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)

Penderita thalasemia ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan
tidak dapat hidup tanpa di tranfusi. Ini dapat berakibat fatal, karena efek samping dari
tranfusi darah yang terus menerus yaitu berupa kelebihan zat desi (Fe). Hati dan limpa
mengalami pembesaran akibat penangkapan dan penghancuran sel darah merah yang
rusak secara berlebihan. Bahkan limpa yang membesar tersebut dapat menghancurkan sel
darah merah yang belum rusak.
Salah satu ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang yang berupa tulang
pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol(disebut gacies cooley), penonjolan dahi
dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.
Pertumbuhan gigi pun biasanya buruk. Gejala lain yang tampak ialah anak lemah, pucat,
perkembangan fisik tidak sesuai umur atau berat badan kurang. Dan perut membuncit. Jika
penderita tidak sering mendapat tranfusi darah, kulit akan menjadi kelabu serupa dengan
besi akibat penimbunan besi dalam jarinagn kulit.
Thalasemia intermedia. Penderita thalasemia tingkat ini kedaan klinisnya lebih baik atau
gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan penderita thalasemia mayor. Gejala anemia
tergolong sedang. Gejala perubahan bentuk wajah seperti pada thalesemia mayor dan
gambaran kelebiahan beban besi, baru nampak pada masa dewasa.
Thalasemia minor atau troit (pembawa sifat).
Penderita thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai
oleh anemia mikrositin atau anemia ringan.

Dapatkah thalasemia dicegah atau diobati?

Untuk mencegah terjadinya thalasemia pada keturunan atau anak, pasangan wanita dan
pria yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya
maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya.
Peluang untuk sembuh dari thalasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi
kondisi fisik, ketersediaan darah donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita
thalasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur
untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya normal yaitu 12gr/dL (gram per desiliter),
dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita thalasemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan
dan produk fermentasi. Karena makanan tersebut dapat meningkatkan penyerapan zat besi
di dalam tubuh. Salah satu cara untuk mengobati thalasemia adalah dengan
transflantasisumsum tulang dan teknologi sel punca (stem cell). Pada tahun 2009, seorang
penderita thalasemia dari india berhasil sembuh setelah memperoleh ekstrak sel punca dari
adiknya yang baru lahir.

LEUKIMIA (KANKER DARAH)
Leukimia (kanker darah) adalah gangguan pada sistem peredaran darah dimana jumlah sel
darah putih (leukosit) jauh diatas jumlah normal, akibat pembelahan sel leukosit yang tak

terkendali. Disamping itu, sel darah puti akan menjadi ‘ganas’ karena memakan sel-sel
darah merah (eritrosit), sehingga orang tersebut menjadi anemia berat.

fotomikrograf sel kanker penyebab leukimia
Penderita leukimia menunjukan gejala seperti mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
pendarahan.
Ada
2
tingkatan
leukimia,
yaitu leukimia
akut dan leukimia
kronis. Perbedaan di antara keduanya adalah; padaleukimia akut di tandai oleh suatu
‘perjalanan’ penyakit yang sangat cepat, memburuk, dan mematikan. Apabila penderita
penyakit ini tidak segera mendapat perawatan atau di obati, maka dapat menyebabkan
kematian dalam hitungan minggu atau hari.
Sedangkan pada leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’ penyakit yang tidak
begitu cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari satu
tahun. Leukimia dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis selnya yaitu leukimia
limfositik, dan leukimia mielositik. Apabila pada saat pemeriksaan diketahui leukimia


mempengaruhi limfosit atau sel limfoid maka maka disebut leukimia limfositik. Sedangkan
apabila leukimia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil maka
disebut leukimia mielositik.

sel kanker: (a)leukimia limfositik,(b) leukimia mielositik.

HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit pada darah dimana darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja
dapat menyebabkan darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami
kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyak ini bersifat menurun,
diwariskan oleh orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan
mendapat warisan penyakit ini karena gen hemofilia menampakkan pengruhnya pada lakilaki. Sebaliknya, hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan penderita akan
mati sebelum dewasa. Karena menurun penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Untuk
mencegahnya, hindari perkawinan dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan yang
dekat dengan penderita hemofilia.

VARISES
Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) sehingga tampak membesar.
Penyebab varises:

1) Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena
melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagai mana mestinya. Aliran
darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah
harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.
2) Rusaknya katup pembuluh vena, kita ketahui bahwa katup atau klep ini bertugas
menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak
membuat darah bekumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu
aliran darah.

Pemicu varises antara lain adalah faktor keturunan, kehamilan, kurang gerak, merokok,
terlalu banyak berdiri, menderita kolesrterol tinggi dan kencin manis, juga karena sering
memakai sepatu hak tinggi. Karenanya, agar seseorang dapat terhindar dari varises atau
meminimalkan resiko timbulnya varises, maka tinggalkan kebiasaan hidup yang memicu
timbulnya varises. Misalnya dengan rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang sehat,
tidak merokok, dan atau meliruskan posisi kaki saat duduk. Gejala terjadinya varises:

Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, di ikuti otot yang mudah pegal, kaki panas,
dan sakit seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang
malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.


Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.

Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).

Kaki bengkak (oedema) karena adanya pembendungan darah.

Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat
kebiru-biruan dan berbelok-belok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.

varises pada pembuluh balik (Vena) kaki

ANGINA PEKTORIS
Angina pektoris yang dikenal sebagai Angin Duduk merupakan suatu sindroma gangguan
pada dada berupa rasa nyeri atau tertekan yang bersifat sementara, saat sedang berjalan,
mendaki, sebelum atau sesudah makan. Gangguan yang menyerang jantung ini terjadi
karena kurangnya pasokan oksigen akibat terganggunya aliran darah ke arteri yang
mengalirkan darah ke dalam miokardium (otot jantung). Penyumbatan atau penyempitan
arteri jantung yang mengakibatkan angina adalah jika penyumbatan mencapai 70%. Namn
beberapa orangyang mengalami nyeri dada, terkadang memiliki arteri jantung normal. Hal
ini dapat disebabkan oleh kelainan komponen darah, kekurangan oksigen, adanya anemia

parah, atau kebiasaan merokok.
Penderita angina biasanya laki-laki berusia diatas 50 tahun atau wanita berusia diatas 60
tahun. Beberapa lokasi di tubuh yang bisa merasakan nyeri antara lain bahu kiri atau di
lengan kiri sebelah dalam, punggung, tenggorokan, rahang atau gigi, lengan kanan (kadangkadang). Angina pektoris dapat berkembang menjadiinfark miokard (serangan jantung).
Apabila serangan ini datang ketika kita sedang sendiri, yang perlu dilakukan adalah jangan

panik, ambil nafas dalam-dalam dan berusahalah batuk sekencang mungkin, karena hal ini
dapat memberikan asupan oksigen yang dibutuhkan jantung.
Angina pektoris dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Angian klasik (stabil),Angina
varian, dan Angina tidak stabil. Angina klasik biasanya terjadi saat seseorang melakukan
aktifitas fisik. Angina varian biasanya terjadi saat istirahat dan biasanya terjadi di pagi hari.
Sedangkan angina tidak stabil tidak dapat di prediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat
istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik.

arterosklerosis jantung, penyebab angina.

JANTUNG KORONER
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
bagian dalam dari pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Hal inilama kelamaan
diikuti oleh berbagai prose4s antara lain seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran dan

pembekuan darah pada dinding pembuluh jantung tersebut, yang semua itu akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. menyenpitnya pembuluh darah jantung
ini tentu dapat mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan
aliran darah dan dapat menimbulkan angina pektoris (nyeri dada) atau bahkan
hingga infark jantung ( serangan jantung) yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Adapun beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner adalah: tekanan darah tinggi
(hipertensi), kadar kolesterol (LDL) tinggi sedangkan kolesterol HDL rendah, merokok,
diabetes melitus, kegemukan (obesitas), faktor keturunan, kurang olah raga, dan stres.
Apabila terdapat dua atau lebih faktor penyebab tersebut pada diri seseorang, maka akan
berlipat kali pula resiko terkena penyakit jantung koroner.

Potongan melintang pembuluh arteri yang (a) normal, dan yang (b) menyempit karena
timbunan kolesterol.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52