Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2015 Chapter III VI

13

BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
PENELITIAN
3.1. Kerangka Teori
Virus

Lingkungan

Dengue

Vektor

Faktor
Host
(Manusia)

(Nyamuk)

Demografis



Jenis
Kelamin

Demam



Umur



Pekerjaan



Tingkat

Berdarah


Pendidikan

Dengue (DBD)



Bulan
Kejadian



Tinggal

Diagnosis

Manifestasi

Pemeriksaan


Klinis

Laboratorium

Pengobatan

Tempat

Pencegahan

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penelitian

14

3.2. Kerangka Konsep
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien demam
berdarah dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015. Berdasarkan
tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian adalah
Karakteristik:



Faktor Demografis

a. Jenis Kelamin
b. Umur
c. Pekerjaan
d. Tingkat Pendidikan
e. Bulan Kejadian
f. Tempat Tinggal


Gambaran Klinis

a. Demam (>39˚C)
KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE

b. Manifestasi
Perdarahan
c. Hepatomegali

d. Tanda-Tanda Shock


Pemeriksaan
Laboratorium

a. Jumlah Trombosit
b. Jumlah Hematokrit


Uji Serologi IgM dan
IgG Anti Dengue



Derajat DBD



Kondisi Saat Pasien

Keluar Rumah Sakit

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian

15

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif retrospective

dari data rekam medis tahun sebelumnya. Penelitian ini disebut studi deskriptif
karena ingin mengetahui karakteristik pasien demam berdarah dengue di RSUP
Haji Adam Malik. Penelitian ini merupakan desain retrospective karena data
merupakan rekam medis selama setahun sebelumnya di RSUP Haji Adam Malik.
Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik.

4.2.


Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan merupakan tahap proses
persiapan proposal penelitian termasuk pelaksanaan proses penelitian awal yaitu
dari Maret hingga Juni 2016. Tahap pelaksanaan pula merangkumi konsultasi
pelaksanaan, pengambilan data daripada rekam medis, menginterpretasi data yang
diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian yaitu dari September hingga
November 2016. Tahap penyelesaian merupakan tahap yang terakhir yaitu
penulisan, ujian, revisi dan penyerahan hasil skripsi yaitu Desember 2016 hingga
Januari 2017.

4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik.
Pemilihan tempat ini karena RSUP Haji Adam Malik merupakan salah rumah
sakit pendidikan yang mendukung pengembangan dalam bidang penelitian dan
terdapat banyak kasus DBD setiap tahun sehingga sangat mungkin untuk
melakukan penelitian di rumah sakit ini.


16

4.3.

Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien yang menderita demam berdarah dengue
di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015.

4.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Sampel penelitian
adalah seluruh rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik pada tahun
2015.
Sampel penelitian ini dipilih menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi



Seluruh pasien DBD yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik
pada tahun 2015.

2. Kriteria Eksklusi


Seluruh pasien DBD dengan data dalam rekam medis yang tidak
lengkap.

4.4.

Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan

ataupun pencatatan data sekunder yang diperoleh melalui rekam medis. Namun
begitu, data yang diambil dari rekam medis haruslah memenuhi kriteria inklusi
seperti yang dinyatakan di atas. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti
harus mendapatkan ijin dari pihak RSUP Haji Adam Malik.

4.5.


Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dianalisi secara deskriptif menggunakan

program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Segala penjelasan mengenai
data pula disajikan dalam bentuk narasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

17

mengetahui karakteristik pasien demam berdarah dengue di RSUP Haji Adam
Malik pada tahun 2015.

4.6.

Definisi Operasional

1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
a) Penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
c) Alat Ukur : Rekam Medis
d) Hasil Ukur : Pasien didiagnosa dengan demam berdarah dengue oleh
dokter:
e) Skala Ukur : Nominal
2) Jenis kelamin
a) Jenis kelamin penderita DBD sesuai dengan yang tercantum pada rekam
medis pasien di RSUP Haji Adam Malik.
b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
c) Alat Ukur : Rekam Medis
d) Hasil Ukur :
i) Laki-laki
ii) Perempuan
e) Skala Ukur : Nominal
3) Umur

18

a) Umur adalah masa hidup penderita DBD yaitu sejak ahir sampai saat
masuk di RSUP Haji Adam Malik yang dinyatakan dalam satuan tahun.
b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
c) Alat Ukur : Rekam Medis
d) Hasil Ukur :
i) 39˚C) akibat penyakit DBD sesuai dengan
yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam
Malik.
ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
iii) Alat Ukur : Rekam Medis
iv) Hasil Ukur :
i.

Ya

ii.

Tidak

v) Skala Ukur : Nominal

21

b) Manifestasi Perdarahan
i) Terdapat salah satu atau lebih gejala manifestasi perdarahan seperti uji
tourniquet positif, petekia, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa,
epitaksis perdarahan gingiva, hematemesis dan melena akibat penyakit
DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di
RSUP Haji Adam Malik.
ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
iii) Alat Ukur : Rekam Medis
iv) Hasil Ukur :
i.

Ya

ii.

Tidak

v) Skala Ukur : Nominal
c) Hepatomegali
i) Hepatomegali adalah pembengkakan hati di luar ukuran normal akibat
penyakit DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien
DBD di RSUP Haji Adam Malik.
ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
iii) Alat Ukur : Rekam Medis
iv) Hasil Ukur :
i.

Ya

ii.

Tidak

v) Skala Ukur : Nominal
d) Tanda-tanda Shock

22

i) Dijumpai salah satu atau lebih tanda-tanda shock seperti nadi cepat dan
lemah serta penurunan tekanan darah, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, pasien tampak gelisah akibat penyakit DBD sesuai dengan
yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam
Malik.
ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
iii) Alat Ukur : Rekam Medis
iv) Hasil Ukur :
i.

Ya

ii.

Tidak

v) Skala Ukur : Nominal
9) Jumlah Trombosit
a) Jumlah trombosit, menunjukan jumlah komponen darah (keping darah)
seperti yang tertulis di rekam medis pasien DBD setelah didiagnosis di
RSUP Haji Adam Malik.
b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
c) Alat Ukur : Rekam Medis
d) Hasil Ukur :
i)

< 50.000/μl

ii) 100.000/μl
e) Skala Ukur : Ordinal
10) Jumlah Hematokrit

23

a) Hematokrit merupakan persentase sel darah merah tehadap volume darah
total sesuai dengan rekam medis pasien DBD setelah didiagnosis di RSUP
Haji Adam Malik.
b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis
c) Alat Ukur : Rekam Medis
d) Hasil Ukur :
i) > 40%
ii) 39˚C)

Manifestasi Perdarahan
Ya

27

62.8

Tidak

16

37.2

Ya

3

7.0

Tidak

40

93.0

Ya

14

32.6

Tidak

29

67.4

Hepatomegali

Tanda-Tanda Shock

Berdasarkan tabel 5.2., Pasien DBD dengan keluhan demam tinggi saat masuk
ke rumah sakit adalah sebanyak 20 orang (46.5%) dan tanpa demam tinggi adalah
sebanyak 23 orang (53.5%).
Pasien DBD dengan gejala klinis manifestasi perdarahan adalah 27 orang
(62.8%) dan tanpa manifestasi perdarahan berjumlah 16 orang (37.2%).
Pasien DBD dengan hepatomegali hanya 3 orang (7.0%) dan pasien tanpa
hepatomegali adalah lebih banyak yaitu 40 orang (93.0%).
Pasien DBD yang dijumpai dengan tanda – tanda shock adalah sebanyak 14
orang (32.6%) dan tanpa tanda- tanda shock adalah lebih banyak yaitu berjumlah
29 orang (67.4%).

29

5.1.3.

Karakteristik

Pasien

Deman

Berdarah

Dengue

berdasarkan

Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 5.3. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue berdasarkan
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

40%

17

39.5

39̊C) adalah
sebanyak 23 orang. Menurut WHO 2011, salah satu kriteria klinis DBD adalah
demam tinggi mendadak (>39̊C), berlangsung terus -menerus selama 2-7 hari.13
Menurut hasil penelitian oleh Fungki dari Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2012, semua pasien DBD datang dengan
keluhan demam.20
Berdasarkan tabel 5.2., banyak pasien datang ke RSUP Haji Adam Malik
dengan adanya manifestasi perdarahan. Hal ini didukung oleh beberapa jurnal
seperti oleh Rizal dari Jawa Tengah tentang kebocoran plasma pada DBD tahun
2011, dimana mengatakan pasien DBD akan terlihat gejala-gejala perdarahan
karena

meningkatnya

permeabilitas

pembuluh

darah.21

Tambahan

pula,

manifestasi perdarahan juga merupakan salah satu kriteria klinis untuk
mendiagnosa BDB menurut WHO 2011.13
Dari tabel 5,2., terlihat kebanyakkan pasien DBD tidak mempunyai
hepatomegali.

Menurut

penelitian

yang

dilakukan

di

Semarang

oleh

Moh.Supriatna pada tahun 2004, hepatomegali terjadi pada 74% infeksi virus
dengue.22 Dari WHO 2011, hepatomegali merupakan salah satu gejala klinis
untuk mendiagnosa DBD.13 Virus dengue masuk ke aliran darah dan ke sel-sel
keratinosit Langerhans. Sel yang terinfeksi bermigrasi ke kelenjar getah bening
melalui sistem limfatik dan mencapai makrofag hati juga. Virus dengue replikasi
terjadi di hepatosit dan sel-sel Kupffer, terjadinya hepatomegali.31
Berdasarkan tabel 5.2., pasien DBD lebih banyak dengan tanpa ada tandatanda shock. Menurut Buletin Jendela Epidemiologi, tahun 2010, pasien DBD

36

akan mengalami tanda-tanda shock karena mengalami kebocoran plasma.8
Menurut WHO 2011, akan terjumpai tanda-tanda shock seperti nadi cepat dan
lemah serta penurunan tekanan darah, kaki dan tangan dingin, kulit lembab,
pasien tampak gelisah pada kasus DBD.13

5.2.3.

Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Pemeriksaan Laboratorium

Dari tabel 5.3., kebanyakkan pasien DBD mempunyai nilai jumlah trombosit
setelah didiagnosa yaitu < 50.000/μl di mana terjadinya trombositopenia. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Asa di Surabaya pada tahun 2014, jumlah
trombosit < 50.000/μl pada pasien DBD adalah kurang, sementara 49% pasien
dari hasil penelitian mempunyai nilai jumlah trombosit antara 50.000 - <
100.000/μl.23 Tambahan pula, menurut penelitian yang dilakukan di RSU
Dr.Pringadi Medan oleh Essy pada tahun 2008, pasien DBD terbanyak dalam
kelompok jumlah trombosit antara 50.000 - < 100.000/μl.18
Berdasarkan tabel 5.3., pasien DBD dengan nilai hematokrit normal adalah
lebih banyak. . Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di RSU
Dr.Pringadi Medan oleh Essy pada tahun 2008, dimana kebanyankkan pasien
DBD manpunyai nilai kadar hematokrit yang normal.18 Menurut penelitian yang
dilakukan di Riau oleh Lisa pada tahun 2013, 54.3% pasien memiliki kadar
hematokrit yang normal.24 Tetapi menurut Buletin Jendela Epidemiologi, tahun
2010, pasien DBD akan mempunyai kadar hematokrit yang tinggi karena terjadi
kebocoran plasma.8

5.2.4.

Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Uji
Serologi IgM dan IgG Anti Dengue

Dari tabel 5.4., pasien DBD dengan uji serologi yang terbanyak adalah IgM (-),
IgG (+) yaitu infeksi sekunder. Pada penelitian ini pengambilan sampel darah
dilakukan tepat pada hari pasien masuk rumah sakit, dimana kebanyakan pasien
sebelumnya telah mengalami demam selama beberapa hari yang lalu. Menurut
penelitian yang dilakukan di Makassar oleh D. Irwadi pada tahun 2007, juga sama

37

dimana uji serologi yang terbanyak adalah IgG (+), IgM (-) yaitu 57.8%.25 Pada
pasien DBD dengan infeksi primer biasanya IgM akan terdeteksi sekitar 3-5 hari
setelah timbulnya demam dan IgG baru muncul ketika 2 minggu setelah infeksi.
Sedangkan pada infeksi sekunder biasanya IgG akan langsung meningkat tajam di
hari kedua dan kemudian diikuti dengan timbulnya IgM, maka hasil tes
serologinya akan menunjukkan nilai IgG dan IgM yang positif.26 Masyarakat
harus lebih waspada akan penyakit DBD supaya dapat mengurangkan kejadian
infeksi sekunder.
5.2.5.

Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Derajat Demam Berdarah Dengue

Dari tabel 5.5., pasien DBD yang terbanyak didiagnosa dengan DBD derajat 2.
Hal ini tidak bersesuai dengan penelitian yang dilakukan di Denpasar oleh NI
Nyoman pada tahun 2016, dimana pasien DBD yang paling banyak adalah dengan
DBD derajat 1 yaitu sebanyak 50 orang (50%).27 Pasien DBD yang masuk ke
rumah sakit masih dalam derajat DBD yang ringan karena masyarakat sudah
mengetahui tanda-tanda DBD sehingga membawa pasien infeksi dengue sebelum
menjadi kondisi yang parah.

5.2.6.

Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Kondisi
Saat Pasien Keluar

Dari tabel 5.6., mayoritas pasien DBD sembuh saat keluar dari RSUP Haji
Adam Malik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Semarang oleh
Wiwik pada tahun 2013, dimana 96.5% pasien pulang dengan keadaan sembuh.28
Tetapi, menurut penelitian yang dilakukan di RSU Dr.Pringadi Medan oleh Essy
pada tahun 2008, pasien yang paling banyak keluar dari rumah sakit atas
permintaan sendiri yaitu sebanyak 39.4%.15 Ini adalah karena penanganan DBD di
RSUP Haji Adam Malik sudah baik.

5.2.7. Kondisi Saat Pasien Keluar Rumah Sakit Berdasarkan Derajat Demam
Berdarah Dengue

38

Berdasarkan tabel 5.7., kebanyakkan pasien dari DBD derajat 1 sembuh saat
kelaur dari rumah sakit. Terdapat seorang pasien dengan DBD derajat 4 yang
mningaal dunia saat keluar dari RSUP Haji Adam Malik. Jadi, Case Fatality Rate
(CFR) bagi kasus DBD di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015 adalah
2.33%. Menurut penelitian yang dilakukan di Bogor oleh Erna pada tahun 2012,
CFR di wilayah tersebut sangat tinggi (21%).29 CFR di Indonesia pada tahun 2013
adalah 0.73%.9 Menurut WHO, pada tahun 2015 CFR untuk kasus DBD
merupakan 2.5%.30 Pengendalian vekor DBD harus dilaksanakan dengan baik
supaya dapat mengurangi angka CFR.

39

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik pasien Deman Berdarah
Dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015, yang dilakukan pada 43
sampel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan faktor demografis, jumlah jenis kelamin didapatkan laki-laki
lebih banyak menderita DBD dibandingkan perempuan, penderita dengan
kelompok umur 15-59 tahun adalah yang terbanyak, pekerjaan terbanyak
adalah kategori tidak bekerja, tingkat pendidikan dari pasien DBD
didapatkan yang tertinggi adalah pasien DBD yang berpendidikan sekolah,
bulan kejadian penyakit DBD didapatkan banyak terjadi pada bulan
Oktober – Desember 2015, dan kebanyakan pasien DBD adalah dari Kota
Medan.
2. Berdasarkan gambaran klinis, lebih banyak pasien DBD yang datang ke
rumah sakit tidak dalam kondisi demam tinggi, lebih banyak dengan
keluhan manifestasi perdarahan, kebanyakan pasien DBD tidak dijumpai
hepatomegali, kebanyakan pasien tidak dijumpai tanda-tanda shock saat
masuk rumah sakit.
3. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium jumlah trombosit dari pasien DBD,
ditemukan bahwa yang paling banyak adalah pasien DBD dengan jumlah
trombosit