Pengungkapan diri masa dewasa awal ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores - USD Repository

  PENGUNGKAPAN DIRI MASA DEWASA AWAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF GENDER PADA ETNIS JAWA DAN ETNIS FLORES SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh Maria Agustina Tokan 099114053 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO

  “S ebab i tulah janganl ah kamu kuati r akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendi ri . K esusahan sehari cukuplah untuk sehari .” M ati us 6 :34

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini ku persembahkan unt uk: M y L ord Jesus Christ , Orang t uaku Bapa M ama Adik-adikku dan almamat erku U niversit as Sanat a D harma

  

PENGUNGKAPAN DIRI MASA DEWASA AWAL DITINJAU DARI

PERSPEKTIF GENDER PADA ETNIS JAWA DAN ETNIS FLORES

Maria Agustina Tokan

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri masa laki-laki

dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores, 2) untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri

masa perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores, dan 3) untuk mengetahui

perbedaan pengungkapan diri laki-laki dan perempuan masa dewasa awal pada etnis Jawa dan

etnis Flores. Subyek penelitian ini adalah individu dewasa awal berusia 18 sampai 25 tahun

berjumlah subjek 144 orang yang terdiri dari 72 individu etnis Jawa dan 72 individu etnis Flores.

Pengumpulan data menggunakan skala pengungkapan diri yang diadaptasi dan dimodifikasi dari

Jourard Self Disclosure Questionnaire (JSDQ). Reliabilitas skala pengungkapan diri tersebut diuji

degan menggunakan metode koefisien reliabilitias Alpha Cronbach dan diperoleh hasil 0,739 dari

27 item dengan rentang korelasi item total antara 0,370 sampai 0,634. Kemudian data dianalisis

dengan menggunakan independent sample t-test dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai t untuk hipotesis 1) sebesar t= -1.862 (p<0,033)

berarti bahwa ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores,

2) sebesar t= -0,923 (p>0.179) berarti bahwa tidak ada perbedaan pengungkapan diri perempuan

dewasa awal etnis Jawa dan Flores, 3) sebesar t= -0.692 (p>0,245) berarti bahwa tidak ada

perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan

Flores.

  Kata kunci : pengungkapan diri, masa dewasa awal, gender, dan etnis Jawa dan etnis Flores

  

SELF DISCLOSURE EARLY ADULTHOOD BASED ON GENDER

PERSPECTIVE AT JAVANESE ETHNIC AND FLORES ETHNIC

Maria Agustina Tokan

ABSTRACT

  This research was aimed 1) to seek for the difference of self disclosure males early

adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic, 2) to seek for the difference of self disclosure

females early adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic, 3 ) to seek for the difference of self

disclosure males and females early adulthood atJavanese ethnic and Flores ethnic. Subject of this

research is individual early adulthood aged 18 to 25 years, total 144 people consists of 72

Javanese ethnic and 72 Flores ethnic. Data collection used a self disclosure scale adapted and

modified from the Jourard Self Disclosure Questionnaire (JSDQ). The reliability of self disclosure

scale was verified by using method Alpha Cronbach and the result found was 0,739 from 27 items

with total item correlation ranges from 0,370 to 0,639. Then, data was analyzed by using

independent sample t-test with SPSS version 16 for windows. Based on the result was found that

hypothesis 1) t = -1.862 (p<0,033) means that there are difference of self disclosure males early

adulthood Javanese ethnic and Flores ethnic, 2) t= -0,923 (p>0.179) means that there isn’t

difference of self disclosure female early adulthood Javanese ethnic and Flores ethnic, 3) t= -

0.692 (p>0,245) means that there isn’t difference of self disclosure between male and female early

adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic.

  Keywords: self disclosure, early adulthood, gender, Javanese ethnic, Flores ethnic

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan anugrahNya sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau Dari Perspektif gender Pada Etnis Jawa Dan Etnis Flores.”

  Penulis juga menyadari banyak sekali orang-orang yang sangat berperan serta baik dalam memberikan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan memberikan cinta, berkat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

  2. Cornelius S. Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universita Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu mendukung kelancaran skripsi ini.

  3. Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku dosen pembimbing skirpsi yang telah mambantu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam pembuatan skripsi ini.

  4. Monica E. M, M.App. Psych selaku dosen pembimbing skripsi pernah mambantu dan membimbing penulis dalam pembuatan skripsi ini.

  5. Agung Santoso, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis menjalankan studi.

  6. Dr. Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik penulis saat ini, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis menjalankan studi.

  7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama penulis menjalan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma telah memberikan ilmu dan pengetahuannya baik mengenai ilmu psikologi serta ilmu dalam menjalankan kehidupan.

  8. Seluruh staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas Muji yang banyak membantu penulis dalam menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  9. Bapak Hendrikus Baro Sili dan Mama Maria Magdalena Rawa Borot yang telah memberikan cinta, kasih sayang, serta dukungannya dalam doa dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. I love you..:3

  10. Kak Ester dan Inggrid yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan penghiburan kepada penulis dan membantu kelancaran penulisan skripsi ini, khususnya Inggrid terima kasih atas suka duka, kebersamaan, kekonyolan yang kita lakukan. Adik Roy dan Ellen kata-kata kalian memberikannku semangat juga untuk semua keluargaku yang selalu mendukungku dalam doa. Terima kasih banyak..:D

  11. Sahabat-sahabatku Cela dan Xyannie, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik dalam suka maupun duka selama proses perkuliahan ujian serta semua teman-teman angkatan 2009. Terima kasih buat setiap proses, tawa riang, kekonyolan, dan keceriaan selama kebersamaan kita selam empat taun ya, kawan..sukses buat kita semua....

  12. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam mendukung kelancaran proses penulisan skripsi ini..Teman-teman yang telah membantu dalam menyebar skala dan juga untuk seluruh subjek yang telah berpartisipasi..Semoga kalian mendapatkan berkat dari Tuhan...

  13. Sylvia Carolina. M.Y.M yang telah memberikan kesempatan belajar di PSIBK (Pusat Studi Invidivu Berkebutuhan Khusus), serta teman-teman CEPRIEZ PSIBK (Dien, Ika, Vivid, Daning, Ghea & Vienna) untuk setiap dukungan dan pengalaman berharga dan suka duka selama bekerja sebagai asisten PSIBK... Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semogo karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................

  iii

  

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................

  viii

  HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

  xvii

  

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  8 D. Manfaat Penelitian .............................................................................

  8 1. Manfaat Teoretis ..........................................................................

  8

  BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................

  9 A. Pengungkapan Diri .............................................................................

  9 1. Pengertian Pengungkapan Diri ....................................................

  9 2. Dimensi Pengungkapan Diri .......................................................

  10 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri .............

  12 4. Fungsi Pengungkapan Diri ..........................................................

  14 5. Dampak Negatif Pengungkapan Diri ..........................................

  16 B. Masa Dewasa Awal ............................................................................

  17 1. Pengertian Masa Dewasa Awal ...................................................

  17 2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal .......................................................

  18 C. Gender ................................................................................................

  21 1. Pengertian Gender .......................................................................

  21 D. Etnis ....................................................................................................

  24 1. Pengertian Etnis ..........................................................................

  24 2. Etnis Jawa ...................................................................................

  26 3. Etnis Flores .................................................................................

  28 E. Dinamika Perbedaan Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau dari Perspektif Gender pada Etnis Jawa dan Etnis Flores ....

  31 F. Hipotesis .............................................................................................

  35 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................

  36 A. Jenis Penelitian ...................................................................................

  36 B. Identifikasi Variabel Penelitian ..........................................................

  36

  1. Variabel Bebas .............................................................................

  36 2. Variabel Tergantung .....................................................................

  37 D. Subjek Penelitian ................................................................................

  38 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

  38 F. Alat Pengumpulan Data .....................................................................

  39 1. Skala Pengungkapan Diri .............................................................

  39 2. Penyusunan Item Pernyataan .......................................................

  39 3. Distribusi Item Sebelum Uji Coba ...............................................

  41 G. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas .............................................

  41 1. Validitias .....................................................................................

  41 2. Seleksi Item .................................................................................

  41 3. Reliabilitas ..................................................................................

  43 H. Metode Analisis Data .........................................................................

  44 BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................

  45 A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................

  45 B. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................

  46 1. Deskripsi Subjek Penelitan .........................................................

  46 2. Deskripsi Data Penelitan .............................................................

  46 C. Analisis Data Penelitian .....................................................................

  47 1. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................

  47 2. Hasil Analisis Tambahan ............................................................

  53 D. Pembahasan ........................................................................................

  55

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

  62 A. Kesimpulan ........................................................................................

  62 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................

  63 C. Saran ...................................................................................................

  63 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  64 LAMPIRAN ..................................................................................................

  68

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Pengungkapan Diri .............................................

  40 Tabel 2. Distribusi Item Skala Pengungkapan Diri Sebelum Uji Coba .......

  41 Tabel 3. Distribusi Item yang Gugur pada Skala Pengungkapan Diri Saat Uji Coba ........................................................................................

  42 Tabel 4. Distribusi Item yang Gugur pada Skala Pengungkapan Diri Setelah Uji Coba.............................................................................

  43 Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Gender ..................................

  46 Tabel 6. Mean Empiris dan Mean Teoretis ..................................................

  47 Tabel 7. Hasil Uji Normalitas .....................................................................

  48 Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................

  49 Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis .........................................................................

  51 Tabel 10. Hasil Kategorisasi ..........................................................................

  54

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Jourard Self Disclosure Questionnaire ..................................

  69 Lampiran II. Terjemahan Modifikasi Skala Pengungkapan Diri .................

  73 Lampiran III. Skala Pengungkapan Diri Uji Coba .......................................

  76 Lampiran IV. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Pengungkapan Diri Uji

  81 Coba .......................................................................................

  Lampiran V. Skala Pengungkapan Diri untuk Penelitian ............................

  83 Lampiran V. Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Penelitian ...................

  88 Lampiran VI. Hasil Uji Normalitas ..............................................................

  90 Lampiran VII.Hasil Uji Hipotesis ..................................................................

  92

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan diri atau self disclosure adalah proses penyampaian

  informasi yang berhubungan dengan diri sendiri kepada orang lain (Jourard, 1964). Menurut Cozby (1973); Derlega dkk., (1993); Altman & Taylor (1973), pengungkapan diri mengacu pada pemberian informasi melalui komunikasi verbal atau lisan tentang diri sendiri berupa informasi demografis, pikiran, perasaan dan pengalaman kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Johnson (Supratiknya, 1995) mengemukakan bahwa pengungkapan diri adalah proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapannya pada masa kini.

  Pengungkapan diri memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan seorang individu. Hal ini dikarenakan pengungkapan diri yang tepat merupakan indikasi dari kesehatan mental (Jourard & Smith dalam Cozby, 1973). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli diantaranya Cahloun & Acocella (Gainau, 2009) menunjukkan bahwa pengungkapan diri dapat melepas perasaan bersalah dan cemas. Sementara itu, Dindia & Allen (1992) menemukan bahwa pengungkapan diri adalah kunci untuk memulai, mengembangkan dan memelihara suatu hubungan. Selain itu, Johnson (Supratiknya, 1995) menunjukkan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh individu yang rela mengungkapan diri diantarnya kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif, terbuka, inteligen, dan yakin sebagai ciri-ciri individu yang masak dan bahagia.

  Disamping itu, sifat-sifat individu yang kurang mampu mengungkapkan diri diantaranya tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, rendah diri dan tertutup.

  Pada kenyataannya, tidak semua individu memiliki pengungkapan diri yang tepat. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya 1) faktor resiko yang diterima dikemudian hari berupa penyalahgunaan informasi pribadi yang penting sehingga mengganggu hubungan interpersonal yang telah terjalin dengan baik; 2) kurangnya rasa aman dan kemampuan untuk menyesuaikan diri, terjadi jika pengungkapan diri dilakukan pada individu atau kondisi yang tidak tepat sehingga dapat menjadi ancaman bagi individu yang memberikan informasi; 3) kurangnya rasa percaya diri individu dalam mengungkapan tentang dirinya sendiri kepada orang lain. Hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa sebagian individu sulit berbagi informasi dengan individu lain, sekali pun informasi tersebut sangat positif bagi dirinya maupun individu lain (Papu, 2002).

  Menurut survei yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa individu dewasa awal mengalami kesulitan atau keengganan dalam mengungkapkan diri.

  Hasil survei tersebut diketahui bahwa 50% individu dewasa awal tidak memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan informasi pribadinya, 44% individu dewasa awal merasa kurang aman dan nyaman terhadap lawan bicara dan 25% individu dewasa awal merasa takut akan resiko yang akan diterimanya dewasa awal merasa bahwa pengungkapan diri memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian dan hubungan mereka dengan individu lain.

  Masa dewasa awal merupakan masa penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 1980). Oleh karena itu, untuk dapat menyesuaikan diri individu membutuhkan keterampilan sosial sehingga dapat menunjang keberhasilannya dalam berinteraksi. Menurut Buhrmester (Gainau, 2009) salah satu aspek penting dalam keterampilan sosial adalah pengungkapan diri (self disclosure). Dengan adanya keterampilan pengungkapan diri yang dimiliki oleh individu dewasa awal dapat menentukan keberhasilannya dalam berinteraksi. Selain itu, Gainau (2009) menjelaskan bahwa tanpa pengungkapan diri individu cenderung mendapatkan penerimaan yang kurang baik sehingga berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.

  Pengungkapan diri dapat berlangsung secara optimal dalam situasi yang mendukung daripada situasi yang kurang mendukung. Oleh karena itu, Devito (2011) menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pengungkapan diri seorang individu. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) besar kelompok, (2) perasaan menyukai, (3) efek diadik, (4) kompetensi, (5) kepribadian, (6) topik, (7) jenis kelamin/gender. Selain itu, Taylor (Sari dkk., 2006) menambahkan salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah faktor budaya. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada faktor gender dan budaya. Faktor budaya yang dimaksudkan oleh peneliti yaitu

  Gender adalah perilaku dan pola-pola aktivitas yang dianggap cocok atau pantas bagi laki-laki dan perempuan oleh suatu masyarakat atau budaya (Dayaksini & Yuniardi, 2008). Gender menjadi faktor yang sangat penting dalam proses pengungkapan diri. Hasil penelitian terdahulu tentang pengungkapan diri dan gender menunjukkan hasil yang masih terus diperdebatkan. Jourard (1971) menemukan bahwa perempuan memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih tinggi daripada laki-laki. Namun terdapat ketidakkonsitenan hasil penelitian terkait pengungkapan diri. Dindia & Allen (1992) melakukan meta-analisis dari 205 studi perbedaan jenis kelamin dalam pengungkapan diri menemukan bahwa perempuan mengungkapkan diri lebih sedikit daripada laki-laki. Sementara itu, Jourard (Cozby, 1973) mengemukakan bahwa pengungkapan diri yang rendah pada laki-laki berhubungan dengan empati yang kurang, insight atau wawasan, dan umur yang lebih pendek daripada perempuan.

  Budaya menjadi faktor yang sangat penting dalam pengungkapan diri masing-masing individu. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Jourard & Lasakow (Cozby, 1973) menunjukkan bahwa pengungkapan diri pada ras berkulit hitam lebih rendah dibandingkan pengungkapan diri pada ras berkulit putih. Sementara itu, Barnlund (Kim & Dindia, 2008) mengemukakan bahwa orang Amerika dan Jepang memiliki perbedaan komunikasi yang mendalam dalam hubungan interpersonal. Dimana orang Jepang hanya mengungkapkan pemikiran pribadi mereka secara umum, sedangkan orang Amerika mengungkapkan pemikiran pribadi mereka secara lengkap.

  Pada kenyataannya, peneliti melihat seperti ada perbedaan yang cukup menonjol di antara etnis Jawa dan etnis Flores dalam perilaku pengungkapan diri.

  Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap individu dewasa awal beretnis Jawa dan etnis Flores, peneliti melihat individu yang berasal dari etnis Flores lebih banyak mengungkapan diri daripada individu yang berasal dari etnis Jawa. Perilaku pengungkapan diri ini terlihat sama dalam berbagai situasi dimana individu beretnis Jawa dan Flores itu berada.

  Individu beretnis Flores cenderung lebih spontan dan banyak mengungkapkan diri dengan mengatakan terus terang apa yang diinginkan.

  Menurut Sewa (2002), karakteristik dari individu beretnis Flores yaitu cenderung memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak bicara dengan suara yang keras dan tidak dapat menahan diri. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari etnis Flores memiliki kebiasaan yang menonjol yaitu dalam menyapa individu di sekitarnya dengan sebutan kekerabatan. Hal ini membuat mereka lebih cepat beradaptasi dan akrab dengan individu lain.

  Ketika ditanya, individu beretnis Flores mengaku ingin individu lain tahu tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Selain itu, dengan mengungkapkan diri individu beretnis Flores dapat dengan mudah menjalin hubungan yang baik dengan individu lain. Hal ini lantaran menurut individu etnis Flores menjadi alasan mengapa mereka dapat secara langsung mengungkapan pikiran dan perasaannya. Perilaku ini menunjukkan bahwa individu etnis Flores merupakan etnis yang terbuka.

  Hal berbeda diamati peneliti pada individu beretnis Jawa. Beberapa individu beretnis Jawa yang diamati oleh peneliti lebih banyak memilih untuk menahan diri atau tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada individu lain. Hal ini dikarenakan dalam budaya Jawa individu yang diam atau tertutup dinilai baik, namun individu yang terbuka atau mengungkapkan diri (self

  

disclosure) dinilai tabu karena dipandang sebagai sikap menyombongkan diri,

  angkuh, tinggi hati (Suseno & Reksosusilo dalam Guinau, 2009). Dalam situasi yang lain, individu beretnis Jawa lebih memilih untuk mengemas apa yang dipikirkan dan dirasakan dengan menggunakan bahasa yang pas sehingga tidak menimbulkan konflik (Gainau, 2009).

  Ketika ditanya, individu beretnis Jawa mengaku “ewoh pakewoh” yang sering disebut sungkan atau tidak enak. Perasaan sungkan ini membuat individu beretnis Jawa menjadi enggan, segan dan malu untuk mengungkapan tentang diri mereka. Hal ini lantaran menurut individu etnis Jawa menjadi alasan mengapa mereka tidak secara langsung mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Perilaku ini menunjukkan bahwa individu beretnis Jawa merupakan etnis yang tertutup.

  Berdasarkan uraian sebelumnya, nampak bahwa pengungkapan diri dipengaruhi oleh faktor gender dan budaya khususya etnis Jawa dan etnis Flores.

  Oleh karena itu, timbul pertanyaan pada peneliti apakah ada perbedaan pengungkapan diri individu laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan Flores? Bagaimana perbedaan antara pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada dan perempuan pada etnis Jawa dan etnis Flores? Peneliti berasumsi dengan adanya perbedaan gender pada etnis Jawa dan etnis Flores, maka diduga akan memunculkan perbedaan pengungkapan diri pada individu masa dewasa awal.

  Peneliti berharap penelitian ini, dapat berguna untuk menambah kajian mengenai psikologi lintas budaya khususnya menyangkut pengungkapan diri dan kebudayaan di Indonesia. Temuan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi tentang pengungkapan diri masa dewasa awal, dengan perbedaan gender dan budaya dalam pengungkapan diri. Khususnya untuk etnis Flores sampai sejauh ini penelitian tentang pengungkapan diri masih sangat jarang ditemukan.

  Jika dalam penelitian ini ditemukan adanya perbedaan pengungkapan diri dewasa awal yang ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores, maka dapat menjadi masukkan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan masing- masing etnis.

  Berdasarkan argumen di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau dari Perspektif Gender pada Kelompok Etnis Jawa dan Flores.”

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores?

  2. Bagaimana pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores?

  3. Bagaimana pengungkapan diri laki-laki dan perempuan masa dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.

  2. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.

  3. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoretis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian mengenai penelitian dalam bidang psikologi lintas budaya khususnya menyangkut pengungkapan diri dan kebudayaan yang ada di Indonesia.

  2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para akademisi terkait proses pengungkapan diri individu dewasa awal yang berasal dari etnis Jawa dan etnis Flores.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengungkapan Diri

1. Pengertian Pengungkapan Diri

  Menurut Jourard (1964), pengungkapan diri atau self disclosure adalah proses penyampaian informasi yang berhubungan dengan diri sendiri kepada orang lain. Sementara itu menurut Cozby (1973); Derlega dkk., (1993); Altman & Taylor (1973) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan proses pemberian informasi melalui komunikasi verbal atau lisan tentang diri termasuk informasi demografis, pikiran, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain yang bertujuan mencapai hubungan yang akrab. Dindia & Allen (1992) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan suatu variabel kepribadian yang stabil sehingga menjadi kunci untuk memulai, mengembangkan dan memeliharan suatu hubungan.

  Devito (2011) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan suatu jenis komunikasi dimana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri yang biasanya disembunyikan. Selain itu, Johnson (1981) mengemukakan bahwa pengungkapan diri (self disclosure) adalah proses pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi dan memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapannya pada masa kini. Johnson juga menjelaskan bahwa dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses tersebut berlangsung secara serentak apabila kedua individu menghasilkan hubungan yang terbuka antara dirinya dan orang lain (Johnson dalam Supratiknya, 1995).

  Menurut Morton (1978), pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi dalam pengungkapan diri dapat bersifat deskriptif maupun evaluatif. Pengungkapan diri yang bersifat deskriptif berarti individu melukiskan berbagai fakta mengenai dirinya yang mungkin belum diketahui oleh pendengarnya seperti pekerjaan, tempat tinggal, dan sebagainya. Sementara itu, pengungkapan diri yang bersifat evaluatif berarti individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti perasaan menyukai orang tertentu, merasa cemas karena terlalu gemuk, tidak suka bangun pagi, dan sebagainya (Marton dalam Sears dkk., 1992).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan diri (self disclosure) adalah kemampuan seorang individu untuk mengungkapakan tentang dirinya sendiri kepada orang lain sehingga terjalin hubungan yang akrab.

2. Dimensi Pengungkapan Diri

  Jourard dan Lasakow (1958) mengemukakan tiga dimensi dalam pengungkapan diri, yaitu : a. Keluasan (breadth) Keluasan mengacu pada jumlah infomasi yang diungkap. Informasi tentang diri tersebut terdiri dari enam kategori yaitu sikap dan pendapat, rasa dan minat, pekerjaan dan kuliah, uang, kepribadian dan tubuh.

  b. Kedalaman (depth) Kedalaman mengacu pada tingkatan dimana seorang individu mengungkapkan informasi. Ada empat tingkatan pengungkapan diri, yaitu tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, berbicara secara umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau salah mengartikan aspek diri sendiri sehingga yang diberikan kepada orang lain berupa gambaran diri yang salah.

  c. Target dan Sasaran (target person) Target dan sasaran pengungkapan diri terdiri atas lima orang yaitu ibu, ayah, teman pria, teman wanita dan pasangan.

  Altman & Taylor (1973) mengemukakan dua dimensi utama dalam pengungkapan diri, yaitu kedalaman dan keluasan. Dimensi kedalaman berkaitan dengan perkembangan suatu hubungan dari yang dangkal sampai menjadi hubungan yang akrab, orang semakin berani mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi tentang dirinya. Dimensi keluasan berkaitan dengan hubungan yang akan berubah dari sempit menjadi semakin luas, sejalan dengan waktu, topik pembicaraan akan semakin banyak, kegiatan yang diikuti bersama akan semakin beragam (Altman & Taylor dalam Sears dkk., 1992).

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dimensi pengungkapan diri yang dikemukan oleh Jourard dan Lasakow (1958) yaitu dimensi keluasan dan kedalaman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri

  Menurut Devito (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri diantaranya : a. Besar kelompok

  Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada kelompok besar. Kelompok yang terdiri atas dua orang merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan diri.

  b. Perasaan menyukai Individu cenderung membuka diri kepada orang-orang yang disukai atau dicintai, dan tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak disukai.

  c. Efek diadik Individu melakukan pengungkapan diri bila orang yang bersamanya juga melakukan pengungkapan diri. Hal ini akan membuat individu tersebut merasa lebih aman dan memperkuat perilaku pengungkapan dirinya.

  d. Kompetensi Individu yang kompeten lebih banyak melakukan pengungkapan yang kompeten mempunyai kepercayaan diri yang diperlukan untuk lebih memanfaatkan pengungkapan diri atau lebih memiliki banyak hal positif tentang diri mereka sendiri untuk diungkapkan.

  e. Kepribadian Individu yang pandai bergaul (sociabel) dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvert. Orang yang kurang berani untuk berbicara pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri daripada mereka yang lebih nyaman dalam berbicara.

  f. Topik Individu lebih banyak mengungkapkan informasi diri tentang pekerjaan dan hobi daripada tentang kehidupan seks dan situasi keuangannya. Umumnya, makin pribadi dan makin negatif sutu topik maka makin kecil kemungkinan kita untuk mengungkapkannya.

  g. Jenis kelamin/gender Jenis kelamin atau gender merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri. Umumnya pria lebih kurang terbuka daripada wanita. Sementara itu, Taylor (Sari dkk., 2006) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah faktor budaya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah besarnya kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, penelitian ini, yaitu jenis kelamin/gender dan budaya. Faktor budaya yang dimaksudkan peneliti adalah etnis, yaitu etnis Jawa dan etnis Flores.

4. Fungsi Pengungkapan Diri

  Menurut Derlega & Grzelak (Sears dkk., 1992) fungsi dari pengungkapan diri diantaranya : a. Ekspresi

  Kadang-kadang seorang individu mengatakan perasaannya sebagai pelampiasan. Dengan mengungkapkan diri, individu mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya.

  b. Penjernihan diri Dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman pada orang lain, individu dapat memahami dan menyadari siapa dirinya sebenarnya.

  c. Keabsahan sosial Dengan mengamati bagaimana reaksi pendengar sewaktu sedang mengungkapkan diri, individu dapat memperoleh informasi tentang ketepatan pandangannya.

  d. Kendati sosial Individu dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang diri, sama seperti arti dari kontrol sosial. e. Perkembangan hubungan Dengan saling berbagi informasi dan saling mempercayai merupakan sarana yang paling penting dalam usaha merintis suatu hubungan dan semakin meningkatkan keakraban. Disamping itu, Johnson (dalam Supratiknya, 1995) beberapa manfaat dari pengungkapan diri terhadap hubungan antarpribadi adalah sebagai berikut: a. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antar dua orang.

  b. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, ia akan semakin membuka diri kepada kita.

  c. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat sebagai berikut kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif, dan inteligen, yakni sebagai ciri orang yang masak dan bahagia.

  d. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

  e. Membuka diri berarti bersikap realistik. Oleh karena itu, pembukaan diri kita haruslah jujur, tulus dan autentik.

  Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pengungkapan diri diantaranya sebagai kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, penjernihan diri, keabsahan sosial atau ketepatan pandangan, kendati sosial atau kontrol diri, dan perkembangan hubungan.

5. Dampak Negatif Pengungkapan Diri

  Menurut Devito (2011) dampak negatif dari pengungkapan diri diantaranya : a. Penolakan pribadi dan sosial

  Biasanya seorang individu melakukan pengungkapan diri kepada individu lain yang telah dipercayanya. Hal ini dikarenakan individu tersebut mengaggap individu yang menjadi lawan bicaranya akan mendukung pengungkapan dirinya tetapi mungkin saja ternyata individu yang menjadi lawan bicara menolaknya.

  b. Kerugian material Adakalanya, pengungkapan diri mengakibatkan kerugian material.

  Misalnya politisi yang mengungkapkan bahwa ia pernah dirawat psikiater mungkin akan kehilangan dukungan partai politiknya sendiri dan rakyat akan enggan memberikan suara kepadanya.

  c. Kesulitan intrapribadi Bila reaksi individu lain tidak seperti yang diduga, maka dapat terjadi kesulitan intrapribadi. Misalnya bila Anda ditolak dan bukan didukung dan bila kawan-kawan Anda menghindari Anda dan bukan mendekati Anda seperti sebelumnya, maka Anda berada dalam jalur

  Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dampak negatif dari pengungkapan diri diantaranya dapat menyebabkan penolakan pribadi dan sosial, kerugian material dan kesulitan intrapribadi.

B. Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Masa Dewasa Awal

  Menurut Hurlock (1980) individu dewasa awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Rentang usia masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.

  Kenneth (Santrock, 2002) mengemukan bahwa masa muda (youth) adalah masa transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang sementara terkait dengan kondisi ekonomi dan pribadi.

  Individu pada masa dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap pola- pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 1980). Jika individu yang pada masa dewasa awal tidak dapat menyesuaikan diri maka akan muncul masalah, diantaranya kurang mampu berkomunikasi dengan orang lain. Proses penyesuaian diri yang dilakukan individu akan membutuhkan keterampilan sosial.

  Sebagai salah satu aspek penting dalam keterampilan sosial, pengungkapan diri sangat diperlukan pada masa dewasa awal. Dalam perkembangannya, individu pada masa dewasa awal membutuhkan berbagai adanya keterampilan pengungkapan diri yang dimiliki oleh individu pada masa dewasa awal, maka akan menentukan keberhasilan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial. Selain itu, menurut Erikson (Santrock, 1995) masa dewasa awal adalah masa dimana individu membangun hubungan yang akrab (intim) dengan individu lain sehingga pengungkapan diri memiliki peran penting pada masa ini sehingga individu dapat mencapai hubungan yang akrab (Derlega dkk., 1993; Altman & Taylor, 1973). Sebaliknya jika individu gagal maka individu tersebut akan mengalami keterkucilan (isolasi) yang akan berpengaruh pada hubungan interpersonalnya (Santrock, 1995).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal adalah suatu masa peralihan dari masa remaja menuju kedewasaan. Oleh karena itu, seorang individu pada masa dewasa awal harus dapat menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan dan harapan sosial yang ada di lingkungan.

2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal

  Hurlock (1980) mengemukakan ciri-ciri yang menonjol dalam tahun- tahun masa dewasa awal, antara lain : a. Masa dewasa awal sebagai “Masa Pengaturan”

  Tiba waktunya individu untuk menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. Terlihat dari banyaknya individu mulai mencoba berbagai pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan memberikan kepuasan yang lebih permanen. b. Masa dewasa awal sebagai “Usia Reproduktif” Dimana pada masa ini individu yang belum menikah akan memulai kehidupan kariernya sedangkan individu yang menikah akan menjadi orang tua.

  c. Masa dewasa awal sebagai “Masa Bermasalah” Banyak masalah baru yang harus dihadapai dan masalah tersebut berbeda dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya. Salah satunya adalah kebebasan baru yang dijalani individu akan menimbulkan masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa muda itu sendiri maupun oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuian diri secara intensif terkait dengan peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa.

  d. Masa dewasa awal sebagai “Masa Emosional.” Individu agak merasa kebingungan dan mengalami keresahan emosional. Keresahan ini terkait dengan masalah penyesuai diri yang dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya upaya penyelesaiannya.

  e. Masa dewasa awal sebagai “Masa Keterasingan Sosial” Keterasingan terkait dengan adanya semangat bersaingan dan hasrat untuk maju dalam karir. Akibatnya individu menjadi egosentries dan tentu menambah kesepian mereka.

  f. Masa dewasa awal sebagai “Masa Komitmen” Dengan adanya pola hidup baru, maka individu dituntut untuk g. Masa dewasa awal sebagai “Masa Ketergantungan” Individu mengharapkan dan menuntut otonomi yang sama dengan teman-teman seusia mereka yang dapat membiaya diri mereka secara mandiri.

  h. Masa dewasa awal sebagai “Masa Perubahan Nilai” Nilai yang dibawa selama masa kanak-kanak dan remaja berubah kerena pengalaman dan hubungan yang berbeda usia. Nilai-nilai itu kini dilihat dari kacamata orang dewasa. i. Masa dewasa awal sebagai “Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup

Dokumen yang terkait

Pengungkapan diri masa dewasa awal ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores.

2 4 114

Perbedaan kesadaran dan preferensi etnis pada anak usia 6-7 tahun dan usia 10-12 tahun antara anak-anak etnis Cina dan etnis Jawa - Ubaya Repository

0 0 1

Kecemasan menjelang masa menopause ditinjau dari konsep diri pada wanita dewasa madya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 22

Prasangka sosial dan kecenderungan perilaku prososial pada etnis Jawa dan etnis Tionghoa - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 16

Prasangka sosial dan kecenderungan perilaku prososial pada etnis Jawa dan etnis Tionghoa - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 32

Hubungan antara identifikasi etnis dengan jarak sosial terhadap etnis Jawa pada etnis Tionghoa (Studi kasus pada mahasiswa etnis Tionghoa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

BABI PENDAHULUAN - Sikap terhadap perkawinan campur antara etnis jawa dengan etnis cina ditinjau dari etnis jawa dan etnis cina - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 15

Perbedaan motif berprestasi antara etnis tionghoa peranakan dengan etnis tionghoa totok - USD Repository

0 0 124

Perbedaan fear of success pada wanita karier usia dewasa awal ditinjau dari status pernikahan - USD Repository

0 0 154

Perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan Cina - USD Repository

0 0 109