Perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan Cina - USD Repository

PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA ETNIS JAWA DAN CINA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh:

  Angela Merici Devitha Adi NIM: 089114061 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  MOTTO “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”

  (Matius 11 : 28-29)

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari.”

  (Matius 6 : 34)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini ku persembahkan untuk:

  My Lord Jesus Christ, Orang tuaku Papa Mama,

  Kakak-kakakku Mbak Nita, Mas Dhian, Mbak Vivin, Mas Evan Ponakanku Satya, kekasihku YB Hartantyo Agung Kristiono, sahabat-sahabatku, dan almamaterku Universitas Sanata Dharma

  

PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA

ETNIS JAWA DAN CINA

Angela Merici Devitha Adi

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan prokrastinasi akademik antara

mahasiswa etnis Jawa dan Cina. Hipotesis yang diajukan adalah prokrastinasi akademik

mahasiswa etnis Jawa lebih tinggi daripada mahasiswa etnis Cina. Subyek dalam penelitian ini

adalah 160 orang yang terdiri dari 80 mahasiswa etnis Jawa dan 80 mahasiswa etnis Cina dengan

rincian 87 mahasiswa laki-laki dan 73 mahasiswa perempuan. Pengumpulan data yang digunakan

yaitu dengan menggunakan skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti dengan

menggunakan metode jawaban Likert. Reliabilitas skala prokrastinasi akademik tersebut diuji

dengan menggunakan metode koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil 0,945 dari

53 item dengan rentang korelasi item total antara 0,328 sampai dengan 0,679. Data kemudian

dianalisis dengan menggunakan independent sample t-test. Hasil analisis data menghasilkan nilai t

sebesar 4,341 (p<0,025). Artinya hipotesis diterima bahwa prokrastinasi akademik mahasiswa

etnis Jawa lebih tinggi daripada mahasiswa etnis Cina. Pada uji tiap tipe prokrastinasi akademik

didapatkan nilai t = 4,585 (p<0,025) pada tipe intention delay, nilai t= 4,592 (p<0,025) pada tipe

behavior delay, nilai t= 3,513 (p<0,025) pada tipe intention-behavior discrepancy, dan nilai t=

3,311 (p<0,025) pada aspek shift to other activities. Nilai tersebut menunjukkan ada perbedaan

prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan Cina yang terletak pada tipe intention

delay, behavior delay, intention-behavior discrepancy, dan shift to other activities.

  Kata kunci : prokrastinasi akademik, mahasiswa etnis Jawa, mahasiswa etnis Cina

  

THE DIFFERENCE OF ACADEMIC PROCRASTINATION BETWEEN

JAVANESE UNIVERSITY STUDENTS AND CHINESE UNIVERSITY

STUDENTS

Angela Merici Devitha Adi

ABSTRACT

  This research was aimed to seek for the difference of academic procrastination between

Javanese university students and Chinese university students. The hypothesis was proposed that

the academic procrastination between Javanese university students was higher than Chinese

university students. Subject of this research is 160 people, which consists of 80 Javanese university

students and 80 Chinese university students which consists 87 men and 73 women. Academic

procrastination scale has made of researcher is used as the data collection in this research and

used Likert type. The reliability of academic procrastination scale was verified by using method

Alpha Cronbach and the result found was 0,945 from 53 items with total item correlation ranges

from 0,328 to 0,679. Then, data was analyzed by using independent sample t-test. Based on the

result was found that t equals 4,341 (p<0,025). It means that the hypothesis was accepted and

academic procrastination between Javanese university students was higher than that of Chinese

university students. In each academic procrastination type, it is resulted that t= 4,585 (p<0,025)

on intention delay, t= 4,592 (p<0,025) on behavior delay, t= 3,513 (p<0,025) on intention-

behavior discrepancy, t= 3,311 (p<0,025) on shift to other activities. Those values show that the

difference of academic procrastination type between Javanese university students and Chinese

university students is based intention delay, behavior delay, intention-behavior discrepancy, and

shift to other activities.

  

Keywords : academic procrastination, Javanese university students, Chinese university students

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan anugerah-Nya sampai pada saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa Etnis Jawa dan Cina”.

  Penulis juga menyadari banyak pihak yang telah berperan serta baik dalam memberikan waktu, tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

  1. Allah Tritunggal yang sudah memberikan cinta, berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

  2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu mendukung kelancaran skripsi ini.

  3. Ibu M. M. Nimas E. S., M.Si., Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dari awal sampai akhir dalam pembuatan skripsi ini.

  4. Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Si, Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis menjalankan studi.

  5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama penulis menjalankan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma telah memberikan ilmu dan pengetahuannya baik mengenai ilmu psikologi serta ilmu dalam menjalankan kehidupan.

6. Seluruh staf Fakultas Psikologi Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Doni,

  Mas Muji yang banyak membantu penulis dalam menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  7. Papa Yohanes Adiyono dan Mama Fransiska Eko Budi Lestari yang telah memberikan cinta, kasih sayang, serta dukungannya dalam doa dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik…Love you, Pa, Ma….

  8. Kakak-kakakku mbak Nita & mas Dhian, mbak Vivin & mas Evan, ponakan tersayangku Satya dan dedek kecil yang masih di rahim mbak Vivin serta seluruh keluarga, yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan penghiburan kepada penulis...pelukk erat….

  9. Yohanes Baptis Hartantyo Agung Kristiono a.k.a kekasih, sahabat, teman, kakak, yang selalu memberikan unconditional love dan pengorbanannya kepada penulis sehingga penulis bisa sampai di titik sekarang…. All of my

  doubt suddenly goes away when I look at you…. I’ll love you for a thousand year

  10. Sahabat-sahabatku KamiRemponk Bora, Noni, Cwel, Krinyol, Sita, Anggito, Valle, Sari, Hesti, Dita, Anggita, Nina, Yose, Vivi, Fla, Chike, Stella dan semua teman-temanku satu angkatan. Terimakasih buat setiap proses, tawa riang, kekonyolan, dan keceriaan selama kebersaman kita empat taun ya, kawan, sukses buat kita semua…. I’ll miss you, guys

11. Teman-temanku Bora, Krinyol, Cwel, Vincent, Yose, Vita, Hesti, Fani, Tina,

  Firman, Chacha, Pepe, Jessi, Lusi, dan beberapa teman lain yang telah membantu menyebarkan skala penelitian ini.. Terimakasih juga untuk seluruh subjek yang telah berpartisipasi….

  12. Pak Heri dan Pak Adi yang telah memberi kesempatan belajar di unit konseling, serta teman-teman asisten konseling P2TKP mbak Riana, Ci Jane, mbak Wayan, mbak Erisa, mas Komeng, mbak Ike, mbak Nenis (makasih

  banyak, mbak Nenis udah membantu dari munculnya ide skripsi ini sampai selesai, pelukk), mbak We, Ayu, Dewi, Heimbach, Kris, Manda, dan Vita buat

  setiap proses, suka duka dan banyak pengalaman berharganya selama bekerja sebagai asisten konseling…

  13. Teman-teman DPMF 2010/2011 buat pengalaman berorganisasinya… Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Yogyakarta, 27 Agustus 2012 Angela Merici Devitha Adi

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ..i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................................. vii ABSTRACT ............................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xix

  

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 9

A. Prokrastinasi Akademik .................................................................................. 9

  B. Jenis-jenis Prokrastinasi ................................................................................ 11

  1. Functional Procrastination ...................................................................... 12

  2. Dysfunctional Procrastination ................................................................. 12

  C. Tipe Prokrastinasi Akademik ........................................................................ 12

  1. Kehendak untuk Menunda Memulai maupun Menyelesaikan Tugas yang sedang Dihadapi (Intention Delay) .................................................. 12

  2. Perilaku Menunda Memulai maupun Menyelesaikan Tugas yang sedang Dihadapi (Behavior Delay) ......................................................... 13

  3. Kesenjangan antara Kehendak dan Tindakan (Intention-Behavior

  Delay) ....................................................................................................... 13

  4. Melakukan Aktivitas Lain (Shift to Other Activities) .............................. 14

  D. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik .................................................... 14

  1. Faktor Internal .......................................................................................... 15

  2. Faktor Eksternal ....................................................................................... 17

  E. Pengertian Etnis ............................................................................................. 20

  1. Etnis Jawa ................................................................................................ 21

  2. Etnis Cina ................................................................................................. 23

  F. Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa Etnis Jawa dan Cina ................................................................................................................ 25

  G. Hipotesis ........................................................................................................ 30

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 31

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 31 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................... 31

  C. Definisi Operasional ..................................................................................... 31

  1. Variabel Tergantung ................................................................................ 31

  2. Variabel Bebas ......................................................................................... 32

  D. Subjek Penelitian .......................................................................................... 33

  E. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 34

  F. Alat Pengumpulan Data ................................................................................ 34

  1. Skala Prokrastinasi Akademik ................................................................. 34

  2. Penyusunan Item Pernyataan ................................................................... 35

  3. Pemberian Skor Skala .............................................................................. 36

  4. Distribusi Item sebelum Uji Coba ............................................................ 36

  G. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Item ...................................................... 38

  1. Validitas ................................................................................................... 38

  2. Reliabilitas ............................................................................................... 39

  3. Seleksi Item ............................................................................................. 40

  H. Metode Analisa Data .................................................................................... 43

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 44

A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 44 B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 45

  1. Deskripsi Subyek Penelitian .................................................................... 45

  2. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 46

  C. Analisis Data Penelitian .............................................................................. 47

  1. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 47

  2. Hasil Analisis Tambahan ......................................................................... 50

  D. Pembahasan .................................................................................................. 53

  

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 60

A. Kesimpulan .................................................................................................. 60 B. Saran ............................................................................................................. 61

  1. Berkaitan dengan Manfaat Penelitian ...................................................... 61

  2. Berkaitan dengan Kelanjutan Penelitian .................................................. 61

  

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64

LAMPIRAN ............................................................................................................... 67

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ............................................................ 36 Tabel 2. Distribusi Item Skala Prokrastinasi Akademik sebelum Uji Coba ............... 38 Tabel 3. Distribusi Item yang Gugur pada Skala Prokrastinasi Akademik saat Uji

  Coba .............................................................................................................. 41 Tabel 4. Distribusi Item Skala Prokrastinasi Akademik setelah Uji Coba dan

  Penelitian ....................................................................................................... 42 Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 45 Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Kota Tinggal Subjek ........................... 45 Tabel 7. Mean Empiris dan Mean Teoritis.................................................................. 46 Tabel 8. Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 47 Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas .................................................................................. 48 Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................... 49 Tabel 11. Kategorisasi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Etnis Jawa .................... 51 Tabel 12. Kategorisasi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Etnis Cina .................... 51 Tabel 13. Hasil Uji t tiap Tipe Prokrastinasi Akademik ............................................. 52

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Perbedaan Prokrastinasi Akademik Penelitian .............................. 30

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Skala Prokrastinasi Akademik Uji Coba ................................................. 68 Lampiran II. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Prokrastinasi Akademik Penghitungan 1 dan 2 ................................................................................................. 75 Lampiran III. Skala Prokrastinasi Akademik untuk Penelitian ................................... 79 Lampiran IV. Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik Penelitian ......................... 86 Lampiran V. Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 88 Lampiran VI. Hasil Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis ............................................ 89

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, tugas

  merupakan salah satu cara yang diberikan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuannya pada suatu materi perkuliahan. Hal ini lantaran tugas memungkinkan mahasiswa untuk lebih mendalami materi atau bahan yang diajarkan dosen dengan mengerjakan tugas tersebut. Oleh karena itu, tugas menjadi salah satu komponen (selain ujian) untuk menilai seberapa paham mahasiswa pada suatu materi perkuliahan. Hal tersebut secara langsung membuat tugas berpengaruh pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa. Begitu besar peranan tugas dalam lingkup pendidikan membuat tugas dipandang sebagai suatu kewajiban yang seharusnya dikerjakan pelajar dan mahasiswa dalam menempuh pendidikannya.

  Pada kenyataannya, tugas seringkali justru dianggap sebagai salah satu hal yang justru membebani mahasiswa. Dari hasil wawancara non formal dengan beberapa mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, mereka mengeluhkan bahwa begitu banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan. Tugas menjadi semakin berat dikerjakan bagi mahasiswa, ketika tugas mata kuliah yang satu bersamaan dengan tugas dari mata kuliah yang lain dan dengan deadline pengumpulan tugas yang mendesak. Selain alasan itu, beberapa tugas seringkali dirasa cukup sulit pengerjaannya oleh beberapa mahasiswa. Kurangnya referensi buku dan kemalasan juga menjadi salah satu faktor yang tentunya menghambat proses pengerjaan tugas itu sendiri. Beberapa hambatan dalam proses pengerjaan tugas tersebut seringkali menjadikan mahasiswa melakukan penundaan pengerjaan tugas (Gunawita, Nanik, & Lasmono, 2008).

  Penundaan mengerjakan tugas tersebut seringkali disebut dengan istilah prokrastinasi. Prokrastinasi yang dilakukan pada tugas-tugas akademik biasa disebut prokrastinasi akademik. Dalam penelitian Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) ditemukan bahwa hampir 70% mahasiswa melakukan penundaan dalam menyelesaikan tugasnya. Burka dan Yuen (2008) memperkirakan bahwa pada tahun 2007 prokrastinasi meningkat menjadi 75% di kalangan mahasiswa. Dari penelitian tersebut jelas bahwa mahasiswa banyak melakukan prokrastinasi.

  Seorang prokrastinator (sebutan untuk orang-orang yang melakukan prokrastinasi) tahu bahwa tugas yang ia hadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya namun dia terus menunda untuk memulai maupun menyelesaikan pekerjaannya (Ellis & Knaus, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Prokrastinator juga cenderung menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugasnya.

  Penundaan mengerjakan tugas tersebut tentu saja dapat berpengaruh pada keterlambatan dalam pengumpulan tugas. Oleh karena itu, menurut

  Ferrari, Johnson, & McCown (1995) prokrastinator lebih berkonotasi negatif dan pelakunya seringkali dilabeli dengan kata sifat pemalas, tidak berambisius, dan lamban.

  Prokrastinator dibagi ke dalam dua jenis yaitu functional

  procrastination dan dysfunctional procrastination (Ferrari, dalam Ferrari,

  Johnson, & McCown, 1995). Functional procrastination adalah prokrastinasi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan jelas. Sementara dysfuntional procrastination adalah prokrastinasi yang dilakukan tanpa memiliki tujuan yang jelas.

  Prokrastinasi tentunya berkembang karena berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri individu (internal) maupun luar individu (eksternal). Faktor internal tersebut salah satunya berasal dari faktor biologis yaitu kondisi yang terjadi di dalam otak (Burka & Yuen, 2008) dan faktor kepribadian seperti motivasi berprestasi (Briody, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995).

  Sementara untuk faktor eksternal, Burka dan Yuen (2008) menyebutkan bahwa akar interpersonal yaitu keluarga, hubungan sosial, dan budaya di mana individu tinggal dapat mempengaruhi berkembangnya perilaku prokrastinasi. Dengan tidak mengesampingkan faktor-faktor prokrastinasi yang lain, peneliti ingin berfokus pada faktor budaya.

  Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang merupakan makhluk sosial sehingga dapat digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan menjadi pedoman untuk bertingkah laku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Definisi lainnya dari kebudayaan menurut Ihromi (2006) adalah seperangkat kepercayaan, nilai- nilai dan cara berlaku yang dipelajari dan pada umumnya dimiliki bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga mereka memiliki ciri-ciri yang sama.

  Dalam psikologi, pendekatan perspektif sosiokultural mempercayai bahwa konteks sosial dan berbagai peraturan budaya mempengaruhi berbagai keyakinan dan perilaku individu (Wade & Tavris, 2008). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan seseorang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti misalnya ajaran-ajaran hidup dan nilai-nilai dalam budaya tertentu yang diduga akan mempengaruhi perilaku seseorang mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut memungkinkan perbedaan dalam mengerjakan tugas pada tiap etnis di mana mahasiswa tersebut berasal.

  Pada kenyataannya, peneliti melihat seperti ada perbedaan yang cukup menonjol di antara mahasiswa etnis Jawa dan Cina dalam perilaku pengerjaan tugas. Berdasarkan pengamatan peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, peneliti melihat beberapa mahasiswa etnis Cina sering menyelesaikan tugas jauh lebih awal dari deadline waktu pengerjaan yang diberikan oleh dosen. Perilaku ini terlihat sama dalam berbagai situasi baik dalam tugas ringan maupun tugas yang cukup sulit pengerjaannya. Mereka terlihat mengerjakan tugas dengan lebih cepat daripada mahasiswa lain.

  Ketika ditanya lebih lanjut, mahasiswa etnis Cina mengaku bahwa jika mereka memiliki tugas dan saat itu juga mereka tahu mereka dapat mengerjakan, maka mereka akan segera mengerjakan tugas tersebut dan enggan untuk menunda-nunda, baik tugas tersebut tergolong mudah atau susah. Mereka juga mengaku lebih baik bersusah-susah terlebih dahulu (mengerjakan tugas) baru setelah itu mereka dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan.

  Hal berbeda diamati peneliti pada mahasiswa etnis Jawa. Beberapa mahasiswa etnis Jawa yang diamati oleh peneliti lebih banyak memilih untuk menunda dalam pengerjaan tugas, baik dalam tugas yang tergolong ringan maupun sulit. Mereka terlihat mengerjakan kegiatan-kegiatan yang lain di luar tugas dan memilih untuk menunda tugas yang diberikan oleh dosen yang nampak sulit untuk dikerjakan. Dalam situasi yang lain, perilaku menunda tersebut juga terlihat muncul, ketika tugas yang diberikan lebih ringan, mereka terlihat kurang serius dan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan tugas dan menundanya. Selain itu, terkadang beberapa mahasiswa etnis Jawa juga justru terlihat melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan seperti misalnya memilih pergi jalan-jalan bersama teman di saat deadline tugas sudah dekat.

  Ketika ditanya, mereka mengaku memang sering mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas, yaitu dengan mengerjakan kegiatan di luar tugas seperti bermain bersama teman dan mengobrol ketika mengerjakan tugas kelompok. Hal ini lantaran menurut mereka dengan alasan terdesak waktu mereka merasa lebih mudah menyelesaikan tugas yang ada daripada mengerjakannya tanpa ada tekanan waktu. Hal ini membuat mereka memilih menunda mengerjakan tugas dan mengerjakan di waktu mendekati deadline pengumpulan tugas. Perilaku ini menunjukkan rasionalisasi seorang prokrastinator (Gunawita, Nanik, dan Lasmono, 2008).

  Berdasarkan uraian sebelumnya, timbul pertanyaan pada peneliti, apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik di antara mahasiswa etnis Jawa dan etnis Cina yang dilatarbelakangi oleh faktor budaya? Apakah etnis Jawa memang lebih banyak melakukan prokrastinasi akademik? Peneliti berasumsi apabila budaya dihayati dan dihidupi oleh mahasiswa yang berasal dari kedua etnis tersebut, maka diduga akan memunculkan perbedaan prokrastinasi akademik di antara mereka.

  Penelitian ini dapat berguna untuk dilakukan karena sejauh ini jarang penelitian prokrastinasi (khususnya prokrastinasi akademik) yang dihubungkan dengan budaya tertentu, khususnya di budaya Asia. Di samping itu, penelitian-penelitian di Indonesia mengenai prokrastinasi akademik lebih banyak dihubungkan dengan variabel psikologis tertentu, misalnya penelitian Gunawita, Nanik, dan Lasmono (2008) yang meneliti hubungan perfeksionisme dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi atau Rumiani (2006) yang meneliti tentang prokrastinasi akademik yang ditinjau dari motivasi berprestasi dan stres mahasiswa.

  Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna untuk menambah kajian mengenai penelitian lintas budaya dan psikologi pendidikan khususnya menyangkut kebudayaan yang ada di Indonesia dan prokrastinasi akademik. Temuan penelitian ini nantinya juga diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dan masukan untuk mahasiswa yang berasal dari etnis Jawa dan Cina sehingga bila ditemukan adanya perbedaan dapat saling belajar dari kebudayaan masing-masing.

  Berdasarkan argumentasi di atas, maka peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan Cina.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan etnis Cina?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa etnis Jawa dan etnis Cina.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :

  1. Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian mengenai penelitian lintas budaya dan psikologi pendidikan khususnya menyangkut kebudayaan yang ada di Indonesia dan prokrastinasi akademik.

  2. Dari segi praktis, dengan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dan masukan untuk mahasiswa yang berasal dari etnis Jawa dan Cina sehingga bila ditemukan adanya perbedaan dapat saling belajar dari kebudayaan masing- masing yang tentunya berguna bagi pengembangan diri.

BAB II LANDASAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin. Pro yang artinya

  bergerak maju dan cratinus yang berarti mestinya besok (DeSimone, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). The Webster New

  Collegiate Dictionary (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995)

  mendefinisikan prokrastinasi yaitu menunda secara sengaja sesuatu yang seharusnya dilakukan.

  Prokrastinasi pada dasarnya dapat dilakukan dalam berbagai hal. Untuk itu Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) membedakan prokrastinasi menjadi dua yaitu prokrastinasi akademik (academic

  procrastination) dan prokrastinasi sehari-hari (everyday procrastination). Pada penelitian ini peneliti hanya akan berfokus pada

  prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.

  Menurut Senecal, Julien, & Guay (2003), prokrastinasi akademik adalah kecenderungan irasional yang dimiliki individu untuk menunda memulai atau menyelesaikan tugas akademiknya. Sementara menurut Solomon dan Rothblum (1984), prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan menunda yang tidak berguna pada suatu tugas sampai individu tersebut merasa tidak nyaman. Selain itu, Burka dan Yuen menyatakan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda tugas atau pekerjaan (Schouwenburg, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Ellis dan Knaus (1977) juga menyebutkan bahwa prokrastinasi adalah kekurangan meregulasi diri dalam kinerja dan tindakan yang cenderung menunda dalam mencapai suatu tujuan (dalam Chu & Choi, 2005).

  Solomon dan Rothblum (Schouwenburg, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) menyebutkan bahwa prokrastinasi akademik sering dilakukan pada lima area akademik yaitu : a) tugas mengarang sebanyak 46%, misalnya penundaan dalam menyelesaikan tugas menulis makalah, skripsi, dan laporan praktikum; b) belajar menghadapi ujian sebanyak 28% misalnya penundaan belajar dalam rangka menghadapi kuis, mid semester, dan ujian akhir; c) tugas membaca mingguan sebanyak 30% misalnya penundaan untuk mencari dan membaca buku referensi pendukung; d) tugas-tugas administratif sebanyak 11% misalnya menunda untuk meminjam buku ke perpustakaan, mengembalikan buku perpustakan, membayar UKT, mendaftar ulang, dan kegiatan administratif kuliah lainnya; dan e) kewajiban dalam hal kehadiran sebanyak 23% misalnya menghadiri perkuliahan.

  Para ahli sepakat bahwa sikap prokrastinasi lebih berkonotasi negatif karena penundaan seharusnya tidak dilakukan dalam penyelesaian tugas. Prokrastinator kronik pun dilabeli sebagai orang yang pemalas, tidak ambisius dan lamban (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Prokrastinator melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas terkadang hanya untuk bersantai, jalan-jalan bersama teman, menonton film, atau kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi mereka (Schouwenberg, dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Menurut Shouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995), kegiatan penundaan tersebut merupakan tindakan penghindaran dari ketakutan akan kegagalan yang mereka miliki.

  Selain itu kegiatan tersebut merupakan bentuk tindakan untuk mereduksi segala kecemasan yang mereka miliki.

  Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan secara sengaja dalam mengerjakan tugas dalam bentuk menunda memulai atau menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terkadang hanya untuk kegiatan yang tidak begitu penting.

B. Jenis-Jenis Prokrastinasi

  Berdasarkan tujuan melakukan prokrastinasi, Ferrari (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu :

  1. Functional Procrastination Adalah bentuk penundaan dalam mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat yang berkaitan dengan pengerjaan tugas tersebut.

  2. Dysfunctional Procrastination Adalah ketika penundaan dilakukan pada suatu tugas yang penting dan individu tersebut tidak memiliki alasan yang masuk akal karena telah melakukan penundaan tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan prokrastinasi dibedakan menjadi dua berdasarkan tujuannya yaitu functional

  procrastination dan dysfunctional procrastination.

C. Tipe Prokrastinasi Akademik

  Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik dapat nampak dalam berbagai bentuk, namun pola prokrastinasi akademik dapat termanifestasi dalam beberapa tipe sebagai berikut:

  1. Kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi (Intention Delay) Ellis dan Knaus (Schouwenberg, dalam Ferrari, Johnson, &

  McCown, 1995) menyebutkan bahwa seorang prokrastinator tahu bahwa mereka melakukan penundaan dan tidak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Ellis dan Knaus (Schouwenberg, dalam

  Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) menyebutkan bahwa hal tersebut mengindikasikan bahwa seorang prokrastinasi memiliki gangguan emosinal. Gangguan emosional ini justru memperburuk dirinya sendiri karena menghasilkan kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas.

  2. Perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi (Behavior Delay) Schouwenberg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) percaya bahwa seorang prokrastinator memiliki ketakutan untuk gagal (fear of failure). Karena itu, fear of failure menghasilkan perilaku penghindaran, misalnya dengan perilaku mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas. Hal ini menyebabkan seorang prokrastinator membutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakan tugasnya.

  3. Kesenjangan antara kehendak dan tindakan (Intention-Behavior

  Discrepancy)

  Seorang prokrastinator mungkin memiliki tindakan yang tidak sesuai dengan kehendaknya, misalnya individu mungkin telah memiliki kehendak untuk segera menyelesaikan tugas tersebut namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat dia penuhi. Hal ini mengindikasikan kekurangan disiplin diri.

4. Melakukan aktivitas lain (Shift to Other Activities)

  Schouwenberg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) percaya bahwa seorang prokrastinator memiliki ketakutan untuk gagal (fear of failure). Ketakutan untuk gagal tersebut menimbulkan perilaku penghindaran (avoidance behavior). Dengan melakukan tindakan menghindar maka seorang prokrastinator akan lebih rileks dari kecemasan atau ketakutan yang dimilikinya. Oleh karena itu, seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera menyelesaikan tugasnya dan menggunakan waktu yang semestinya untuk mengerjakan tugas digunakan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan atau mereduksi kecemasaannya, misalnya jalan-jalan bersama teman-teman, menonton film, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.

  Berdasarkan pendapat Schouwenberg, peneliti menyimpulkan bahwa prokrastinasi termanifestasi pada beberapa tipe yaitu kehendak untuk menunda memulai dan menyelesaikan tugas, perilaku menunda untuk memulai dan menyelesaikan tugas, kesenjangan antara kehendak dan perilaku, dan melakukan aktivitas lain.

D. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik

  Berdasarkan berbagai sumber yang didapatkan oleh peneliti, peneliti mencoba memetakan faktor-faktor yang menyebabkan individu melakukan prokrastinasi akademik menurut beberapa ahli ke dalam dua faktor utama:

1. Faktor Internal

  Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang membentuk perilaku prokrastinasi yang meliputi faktor biologis dan psikologis.

  a.

  Faktor Biologis Prokrastinasi dapat berasal dari faktor biologis yang meliputi badan, otak, dan warisan genetik. Bidang ilmu saraf pernah menemukan bahwa apa yang terjadi di dalam otak dapat berpengaruh terhadap apa yang dihindari pada individu tersebut dan sebaliknya apa yang dihindari individu tersebut berpengaruh pada otak. Karena otak bersifat neuroplastisitas maka kinerja otak tidak selalu menetap sehingga kinerja otak dapat berubah (Burka & Yuen, 2008).

  b. Faktor Psikologis Prokrastinasi berkaitan pula dengan faktor internal dalam diri individu. Penelitian Briordy (dalam Ferrari,

  Johnson, & McCown, 1995) menemukan bahwa mahasiswa yang melaporkan dirinya melakukan prokrastinasi memiliki motif berprestasi yang rendah. Sweeny, Butler, dan Rosen (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) juga menemukan bahwa ada korelasi negatif antara prokrastinasi dengan motif berprestasi.

  Steel (dalam Gunawita, Nanik, dan Lasmono, 2008) mengungkapkan fenomenologi prokrastinasi. Fenomenologi prokrastinasi adalah intended-action gap, mood, dan kinerja. Steel (dalam Gunawita, Nanik, dan Lasmono, 2008) menjelaskan bahwa prokrastinator sebenarnya memiliki niat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dimiliki olehnya dan tidak bermaksud untuk melakukan penundaan. Namun pada akhirnya ia menundanya. Prokrastinator tersebut menghindari kecemasan yang dimilikinya dan meningkatkan kinerjanya dengan melakukan prokrastinasi. Dengan prokrastinasi mereka berusaha untuk mengerahkan seluruh kemampuan fisik dan kognitif ketika tenggat waktu pengumpulan tugas semakin dekat.

  Faktor internal lain yang mempengaruhi prokrastinasi adalah rasionalisasi yang dilakukan oleh prokrastinator. Pada penelitian Tuckman (dalam Gunawita, Nanik, dan Lasmono, 2008) ditemukan adanya hubungan rasionalisasi dengan prokrastinasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prokrastinasi pada tingkatan yang rendah kurang menggunakan rasionalisasi. Sedangkan prokrastinasi pada tingkatan sedang sampai dengan tinggi menggunakan rasionalisasi.

  Rasionalisasi dalam hal ini adalah suatu cara berpikir logis yang mendukung individu untuk melakukan suatu penundaan dalam mengerjakan tugas. Pikiran tersebut berupa

  wishfull thinking. Prokrastinator berharap memperoleh hasil

  yang positif dari perilaku menundanya. Rasionalisasi yang paling signifikan digunakan prokrastinator adalah “Saya sulit memulai”, “Saya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya”, dan “Saya tahu saya dapat menyelesaikannya di menit terakhir” (dalam Gunawita, Nanik, dan Lasmono, 2008).

2. Faktor Eksternal

  Faktor eksternal individu adalah faktor-faktor penyebab prokrastinasi yang berasal dari luar individu. Burka dan Yuen (2008) menyebutkan bahwa akar interpersonal dari prokrastinasi dapat berasal dari keluarga, hubungan sosial, dan budaya di mana individu tinggal. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain :

  a. Pengasuhan Orang Tua Ferrari dan Olivvert (dalam Ferrari, Johnson, &

  McCown, 1995) pernah melakukan sebuah penelitian yang menghubungkan dua variabel yaitu pola asuh yang otoriter dan perilaku prokrastinasi pada mahasiswa perempuan dengan 84 sampel. Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan bahwa orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter dapat menimbulkan munculnya prokrastinasi pada mahasiswa perempuan. Studi tersebut menunjukkan bahwa pola asuh yang maladaptif dapat menyebabkan munculnya perilaku prokrastinasi.

  b.

  Budaya Burka dan Yuen (2008) menyatakan bahwa masalah sosial dan budaya di mana individu tinggal dapat mempengaruhi berkembangnya perilaku prokrastinasi.

  Ihromi (2006) mengatakan bahwa kebudayaan seseorang memang dapat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan. Hal ini karena kebudayaan terdiri dari cara-cara bertingkah laku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap.

  Sementara dalam psikologi, pendekatan perspektif sosiokultural mempercayai bahwa konteks sosial dan berbagai peraturan budaya mempengaruhi berbagai keyakinan dan perilaku individu (Wade & Tavris, 2008). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa budaya yang dihayati dapat memungkinkan munculnya perilaku prokrastinasi akademik apabila budayanya mendukung munculnya prokrastinasi. Selain dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, faktor-faktor yang juga dapat menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik (Procrastination and How Beat It, 2009) yaitu: a.

  Tugas yang dianggap Berat Mahasiswa melihat tugas secara keseluruhan bukan serangkaian tahapan. Dengan cara berpikir yang demikian, maka mahasiswa merasa tugas tersebut terlihat tidak dapat dikendalikan.

  b.

  Tidak Tahu Apa yang Harus Dilakukan Mahasiswa tidak tahu apa yang dilakukan dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini mengakibatkan mereka tidak dapat segera mengerjakan tugasnya.

  c. Ketidakmampuan Untuk Menetapkan Prioritas Seorang prokrastinator tidak mampu untuk menetapkan hal-hal mana yang harus dikerjakannya dalam mengerjakan tugas. Namun justru melakukan hal-hal yang berlawanan dari tugas yang dikerjakannya seperti kegiatan yang lebih menyenangkan.

  d. Ketakutan untuk Sukses dan Konsekuensinya Kesuksesan untuk beberapa mahasiswa dapat dihadapi dengan baik. Jika seorang mahasiswa dapat bekerja dengan baik, maka akan ada harapan yang besar untuk penyelesaian tugas di masa depan . Namun bagi mahasiswa yang tidak dapat bekerja dengan baik maka kesuksesan dapat menimbulkan suatu konsekuensi yang terkadang menuntut mereka untuk keluar dari zona nyaman yang dimiliki. e.

  Kekurangan Disiplin Diri Di perguruan tinggi sistem pembelajaran lebih menuntut kemandirian mahasiswa. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kedisiplinan diri yang tinggi agar dapat mengikuti sistem pembelajaran yang mandiri tersebut. Namun jika tidak memiliki disiplin diri maka tugas-tugasnya dapat terbengkalai.

  f.

  Ketidakjelasan Tentang Keterkaitan Tugas Dengan Hasil Jika setiap tugas tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang akan mempengaruhi nilai di akhir semester maka individu tidak akan memberikan segenap usahanya untuk mengerjakan tugasnya tersebut. Hal ini akan menimbulkan tugas-tugasnya terbengkalai.

E. Pengertian Etnis

  Pengertian etnis adalah bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Sedangkan kebudayaan menurut Ihromi (2006) adalah seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku yang dipelajari dan pada umumnya dimiliki bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga mereka memiliki ciri- ciri yang sama.

  Di Indonesia sendiri terdapat beragam kebudayaan, bahasa, agama, dan etnis. Oleh karena itu Indonesia biasa dikenal sebagai negara yang majemuk. Dari keberagaman etnis dan budaya yang ada terdapat etnis Jawa dan Cina yang memiliki cukup banyak penduduk di wilayah Indonesia.

  Berikut akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan etnis Jawa dan Cina karena penelitian ini akan berfokus pada mahasiswa yang berasal dari kedua etnis tersebut. Peneliti akan menguraikan ajaran hidup dan persepsi terhadap waktu dari antara kedua etnis tersebut karena hal tersebut diasumsikan erat kaitannya dengan perilaku dalam pengerjaan tugas.

1. Etnis Jawa

  Menurut Koentjaraningrat (1974) orang Jawa adalah suatu kelompok etnik yang mempunyai kebudayaan dan nilai-nilai maupun kebiasaan yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa (dalam Dimyati, 2003). Apabila etnis Cina merupakan etnis pendatang di Indonesia, etnis Jawa memang sudah ada dan tinggal di Indonesia dari sejak dulu zaman dahulu kala.