ANALISIS TREND PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BATU DI DESA KEJI, MUNTILAN TAHUN 1999 – 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

ANALISIS TREND PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BATU DI

DESA KEJI, MUNTILAN

TAHUN 1999 – 2009

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh :

MARIA MAHANANI

NIM : 061324015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Kary aku dengan penuh Kasih kepada: Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahay a dikala gelap.

  

Bapak dan Ibu ku y ang terbaik di dunia, Bapak S uy oto dan Ibu S ri

Muly ani

Teman, sahabat y ang selalu ada dalam suka maupun duka, Wisnu

Tri Putra S ahabat dan saudara-saudaraku. Almamaterku Universitas S anata Dharma Yogy akarta

  

MOTTO

A ku in i ha m ba T uha n t er ja di la h pa da ku m en ur ut Per ka t a n m u.

  

(Bun da M a r i a )

La kuka n a pa y a n g ka m u bisa , den ga n a pa y a n g ka m u pun y a

di m a n a pun ka m u ber a da . (T heodor e Sov elt )

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Juli 2011 Penulis Maria Mahanani

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Mahanani Nomor Mahasiswa : 061324015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS TREND PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BATU DI

DESA KEJI MUNTILAN TAHUN 1999-2009

beserta dengan perlengkapan yang diperlukan ( apabila ada). Dengan demikian

saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dan

memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Agustus 2011 Yang menyatakan Maria Mahanani

  

ABSTRAK

TREND PERKEMBANGAN

  

INDUSTRI KERAJINAN BATU DI DESA KEJI MUNTILAN

TAHUN 1999-2009

Maria Mahanani

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend perkembangan jumlah

pengusaha, trend perkembangan jumlah tenaga kerja, trend perkembangan jumlah

omset, dan trend perkembangan jumlah laba industri kerajinan batu desa Keji

tahun 1999-2009.

  Di dalam penelitian ini menggunakan trend sekuler dengan metode kuadrat

terkecil. Data yang harus dicari adalah jumlah pengusaha, jumlah tenaga kerja,

jumlah omset pengusaha, jumlah laba pengusaha industri kerajinan batu desa Keji

tahun 1999-2009. Sumber data diperoleh dari para pengrajin batu di desa Keji,

BPS, dan media informasi internet Hasil penelitian ini menunjukan bahwa trend (1) jumlah unit usaha kerajinan

batu mengalami peningkatan sebesar 1,7 unit usaha setiap tahunnya, (2) jumlah

tenaga kerja kerajinan batu mengalami penurunan sebesar -9,4 tenaga kerja setiap

tahunnya, (3) jumlah omset kerajinan batu mengalami peningkatan sebesar

Rp.8.370.427- rupiah setiap tahunnya, (4) jumlah laba kerajinan batu mengalami

peningkatan sebesar Rp.1.496.091-. rupiah setiap tahunnya.

  

ABSTRACT

THE TREND OF STONE HANDICRAFT INDUSTRY DEVELOPMENT

IN KEJI VILLAGE MUNTILAN IN 1999-2009

  

Maria Mahanani

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

  The research aims to find out the trend of the development of (1) the total

number of the enterprenuers; (2) the total number of labour force; (3) the total

number of sale; (4) the total number of profit of stone handicraft industry in Keji

village in 1999-2009.

  The research applies seculer trend with the lowest square method. Data were

the total numbers of enterprenuers, labour force, sales, profit of the stone

handicraft industry in Keji village in 1999-2009. The data resources were taken

from stone business in Keji village, Statistics Central Board, and online

information from internet.

  The result of the research shows that trend of (1) the total development of

enterpreneuers increases 1,7 unit every year; (2) the total labour decreases -9,4

labours every year; (3) the total sales increases 8.370.427- rupiah every year; (4)

total profit increases 1.496.091-rupiah every year.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

anugerah yang telah diberikan, dan penyertaan-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini

dengan judul “ANALISIS TREND PERKEMBANGAN

  INDUSTRI

KERAJINAN BATU DESA KEJI, MUNTILAN TAHUN 1999-2009” dapat

selesai dengan baik dan berjalan lancar. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu

prasyarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Program Studi

Pendidikan Ekonomi.

  Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari

pihak lain penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terimakasih kepada :

  

1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma

  

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, dosen pembimbing II, atas segala

pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan dari awal sampai akhir pembuatan skripsi ini.

  

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi, dan juga sekaligus dosen pembimbing I, atas segala bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan dari proses awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi.

4. Bapak Drs. P.A Rubiyanto, dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  

5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd, M.Sc., dosen Program Studi Pendidikan

Ekonomi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini

  

6. Ibu Dra. Wigati Retno Astuti, M.Si., M. Ed., dosen Program Studi Pendidikan

Ekonomi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini

  Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang kelak dapat berguna dalam dunia kerja.

  

8. Segenap dosen Pendidikan Akuntansi yang telah membantu penulis selama

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

9. Mbak Titin, Pak Wawik dan Mbak Aris, yang telah membantu urusan

administrasi penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

  

10. Segenap karyawan di UPT Perpustakaan Mrican, Universitas Sanata Dharma

atas segala pelayanan dan fasilitas yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

  

11. Bapak Suyoto dan Ibu Sih Mulyani, orangtua penulis yang selama ini telah

memberikan banyak bantuan dan dorongan baik berupa material maupun spiritual, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  

12. Beasiswa Sanata Dharma Student Fund, Bantuan Khusus Mahasiswa, atas

semua bantuan dana yang diberikan sehingga penulis mampu menempuh pendidikan dengan lancar di Universitas Sanata Dharma.

  

13. Sekretariat WR I yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam

proses pencarian beasiswa.

  

14. Sekretariat WR II yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam

proses dispensasi administrasi kuliah..

  

15. Sahabat spesial Wisnu Tri Putra, atas segala dorongan dan dukungan yang

telah diberikan sehingga penulis bersemangat untuk cepat-cepat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  • 16. Keluarga kedua angkatan 2006….. Monik”Citra”Magda”Aan”

  Penti”Nove”Bandi”Ditya”Wawan”Jalu”Kus”Andi”Heri”

  

17. Teman-teman Program Studi Pendidikan Ekonomi semua angkatan,

terimakasih atas dukunganya…..”Raihlah mimpi kalian selagi bisa sebelum semua terlambat”

  Segala sesuatu tercipta dengan kekurangan maupun kelebihan,

sehingga perlu “saling melengkapi”. Demikian juga dalam penulisan skripsi ini,

pasti banyak kekurangan. Untuk itulah penulis memohon kritik maupun saran

yang dapat berguna untuk memperbaiki skripsi ini untuk menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini menjadi

berguna bagi semua.

  Yogyakarta, Juli 2011 Maria Mahanani

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………........i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING… …………………………….......ii

HALAMAN PENGESAHAN……. …………………………………………......…iii

HALAMANPERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………….........………v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..............…………...vii

ABSTRAK………….……...………………………………………………….........viii

ABSTRACT………………….………………………………………………….........ix

KATA PENGANTAR……...………………………………………………….........x

DAFTAR ISI ............……...………………………………………………….........xiii

DAFTAR TABEL.....…………………………………………………………........xiv

DAFTAR GRAFIK ............………………………………………………….........xv

DAFTAR BAGAN................…………………………………………………........xvi

  BAB I PENDAHULUAN

  

1. Latar Belakang...................................……………………………………………1

  

2. Batasan Masalah................................……………………………………….……5

  

3. Rumusan Masalah.............................……………………………………….……6

  

4. Tujuan Penelitian ..............................……………………………………………6

  

5. Manfaat Penelitian.............................……………………………………………7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengusaha / Industri Kecil.............................……………………………………8

B. Tenaga Kerja…………………………………...............................................….14

C. Indikator-Indikator Perkembangan Industri Kecil……………...........................16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .........................................……………………………………20

  

D. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………….................21

  

E. Variabel Penelitian....................……………………………………..................22

  

F. Teknik Pengumpulan Data.......……………………………………..................22

  

G. Teknik Analisis Data.................…………………………………….................23

  BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Propinsi Kabupaten Magelang ……………………………………….26

B. Perkembangan Kerajinan Batu di Kabupaten Magelang ………………….….29

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ……………………………………………….................……33

  1. Trend Perkembangan Jumlah Pengusaha Industri Kerajinan Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 ……………….........…33

  2. Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 ………………….........41

  3. Trend Perkembangan Jumlah Omset Pengusaha Industri Kerajinan Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 …………………….....49

  4. Trend Perkembangan Jumlah Laba Pengusaha Industri Kerajinan Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 …………………….....56

B. Pembahasan ……………………………………………………………….64

  1. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Unit Usaha Kerajinan Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 …………................….64

  2. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pengrajin Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 ....………….................69

  3. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009............................…...….73

  4. Pembahasan Trend Perkembangan Jumlah Laba Usaha Pengrajin Batu Desa Keji Tahun 1999-2009 …………………….....79

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………................…………………………….85 B. Saran .........................…………………………………...………………….86 C. Keterbatasan Penelitian.........................………………………………….….90

DAFTAR PUSTAKA …............………………………………………………….93

  

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Trend Perkembangan Jumlah Pengusaha Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 tanpa Y’ ...........................................32 Tabel V.2 Trend Perkembangan Jumlah Pengusaha Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 .........................…………...………..36 Tabel V.3 Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pengrajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 tanpa Y’ .............…………………..39 Tabel V.4 Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pengrajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ............................…………………..42 Tabel V.5 Trend Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 tanpa Y’ .............…………………..45 Table V.6 Trend Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ...........................…………………..48 Tabel V.7 Perkembangan Jumlah Laba Pengrajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 tanpa Y’ .............…………………..50 Tabel V.8 Perkembangan Jumlah Laba Pengrajinan Batu Di DesaKeji Tahun 1999-2009 ...........................…………………..53 Tabel V.9 Trend Perkembangan Jumlah Pengusaha Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ...........................…………………..55 Tabel V.10 Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ..........................………….………..60 Tabel V.11 Trend Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ...........................…………………..63 Tabel V.12 Trend Perkembangan Jumlah Laba Kerajinan Batu di Desa Keji Tahun 1999-2009 ...........................…………………..68

  

DAFTAR GRAFIK

Grafik V.1 Perkembangan Jumlah Pengusaha Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ...............................................................................32 Grafikl V.2 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pengrajinan Batu Tahun 1999-2009 ...............................................................................43 Grafik V.3 Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ...................………………………………………49 Grafik V.4 Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ..................…………………………………….…55 Grafik V.5 Perkembangan Jumlah Pengusaha Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 .................……………………………………..…56 Grafik V.6 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ..................…………………………………….…60 Grafik V.7 Perkembangan Jumlah Omset Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ...................………………………………………64 Grafik V.8 Perkembangan Jumlah Laba Kerajinan Batu Tahun 1999-2009 ...................………………………………………69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesan, kurang lebih 60%

  dari total jumlah seluruh penduduk Indonesia (BPS;2007). Sebagian penduduk desa masih berkutat dengan berbagai permasalahan seperti produktivitas tenaga kerja di pedesaan rendah, lahan pertanian semakin sempit, pendapatan rumah tangga petani rendah, daya beli buruh petani lemah, dan mayoritas penduduk miskin berada di pedesaan. Kebanyakan kondisi sosial ekonomi di pedesaan masih tertinggal jauh dari masyarakat di perkotaan, adanya pembangunan pedesaan dapat memajukan kondisi baik itu sosial maupun ekonomi masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pedesaan dapat dilihat pula sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk memberdayakan masyarakat, dan mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang kokoh dan efektif.

  Sebagian masyarakat masih bekerja sebagai petani yang masih bersifat tradisional sehingga tidak mampu mensejahterakan kehidupan mereka. Oleh karena itu banyak masyarakat pedesaan yang beralih dari sektor pertanian ke sektor industri non pertanian. Salah satunya adalah dengan adanya industri skala kecil. Industri skala kecil di Indonesia memang sering menjadi bahan yang terus menerus dibahas dan merupakan pokok perhatian pemerintah karena keberadaanya memiliki arti penting bagi ekonomi diantaranya adalah mampu menyerap tenaga kerja yang tidak bekerja di sektor formal, mampu menopang perekonomian saat terjadi krisis, menyumbang 10.8% dari total ekspor nasional dan mampu menyerap 5.4 juta pekerja (Zulaikha,Ellya:2008) sehingga industri kecil dapat dikatakan sebagai pembuka lapangan kerja baru. Sebagian tenaga kerja mengandalkan industri skala kecil untuk memperoleh penghasilan.

  Setiap daerah di Indonesia memiliki keunggulan masing-masing. Salah satunya adalah keunggulan dalam bidang ekonomi yang didukung dengan adanya industri skala kecil. Salah satu daerah di Jawa yang memiliki keunggulan dalam sektor industri skala kecil adalah Kabupaten Magelang.

  Kabupaten Magelang merupakan salah satu kota kecil yang terletak di Jawa Tengah. Dari segi industri Kabupaten Magelang memiliki banyak industri diantaranya industri rokok, industri sabun, industri kayu, industri karoseri, industri makanan, industri kerajinan, dan masih banyak industri yang lain. Dimana semua industri tersebut menyumbang banyak bagi pendapatan daerah. Di kabupaten Magelang sektor perdagangan dan pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB yakni presentasinya sekitar 16.16% dan menempati urutan ketiga setelah sektor pertanian (34.23%) dan industri pengolahan (18,91%). Industri kecil merupakan salah satu sektor yang mempunyai fungsi penting bagi perekonomian. Fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat dari segi sosial, politik, dan ekonomi. Fungsi pertama industri kecil adalah memainkan peran strategis dalam produksi dan distribusi barang dan jasa. Berbagai barang dan jasa yang mereka hasilkan bagi konsumen berdaya beli tinggi, sedang maupun rendah baik itu di perkotaan, pinggiran maupun pedesaan serta bagi aktivitas ekonomi berskala lebih besar. Fungsi kedua, usaha kecil menjadi penyelamat masalah jumlah tenaga kerja yang terus membengkak. Fungsi ketiga, keberhasilan pertumbuhan ekonomi selama ini tidak lepas dari peran industri kecil.

  Disamping berperan sebagai penjaga kestabilan perolehan devisa melalui sektor industri kerajinan, diperkirakan lebih dari separoh pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya perdagangan merupakan sumbangan industri kecil. Keempat, industri kecil berperan penting dalam perolehan devisa Negara melalui produk-produk kerajinan.

  Salah satu industri kerajinan tersebut adalah industri kerajinan batu. Industri kerajinan ini merupakan salah satu industri kecil di kota Muntilan. Industri kerajinan batu ini merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki kabupaten Magelang, karena industri ini hanya dapat kita jumpai di kota Magelang. Di daerah lain sulit untuk menemukan industri kerajinan batu semacam ini. Oleh karena itu industri ini merupakan salah satu asset yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang. Salah satu desa yang menjadi pusat industri kerajinan batu adalah desa Keji yang terletak di Kecamatan Muntilan.

  Jumlah para pelaku industri kerajinan batu ini sekitar 20 orang, beberapa diantaranya adalah Suyoto, Suyoko, Suyoso, Jumeri, Heri, Asroji, Pranoto, Supri, Purwanto, Jamil, Yanto, Totok, Winarto, Sumedi, Ismanto, dan Wawan.

  Industri kerajinan batu ini merupakan salah satu keunggulan lokal yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang, banyak para wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berminat terhadap hasil kerajinan dari batu tersebut. Barang-barang yang diproduksi oleh para pengrajin batu dibagi menjadi 2 macam yaitu barang fungsional dan barang nonfungsional. Barang fungsional misalnya dapat berupa cowek, lumpang, alu, muntu, meja & kursi batu, wastafel, lampion, perapian, pot bunga, ornament, kijing, dan lain lain.

  Sedangkan barang nonfungsional dapat berupa patung dan relief. Ketertarikan para wisatawan akan kerajinan batu tersebut menjadi salah satu pertimbangan bagi pemerintah Magelang tentang pengembangan industri kecil tersebut. Pengembangan industri kerajinan batu sangat prospektif jika dilihat dari faktor-faktor ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, tekhnologi, sistem pembiayaan usaha, dan distribusi pemasaran produk. Salah satu program yang dicanangkan adalah pendirian griya dagang di salah satu pusat industri kerajinan batu tersebut. Hal ini digunakan untuk membantu para pengrajin untuk memasarkan produk mereka. Para pelaku industri kerajinan batu perlu melakukan inovasi supaya tidak kalah bersaing dengan produk industri kerajinan dari Kabupaten lain. Selain itu adanya penanaman modal dari para investor hendaknya diarahkan bagi para pengrajin yang kesulitan permodalan.

  Dari tahun ke tahun industri kerajinan batu mengalami banyak perkembangan. Mulai dari jumlah masyarakat yang terjun dalam usaha ini ,perubahan perekonomian para pelaku usaha yang cenderung menjadi lebih baik, sampai dengan perkembangan jenis barang yang diproduksi. Melihat perkembangan tersebut banyak masyarakat yang ikut terjun dalam usaha ini. Industri batu memberikan dampak positif bagi masyarakat di desa Keji diantaranya mengurangi angka pengangguran, sejak adanya industri ini jumlah penganggur di desa Keji berkurang sehingga angka kriminalitas ikut berkurang. Banyak masyarakat yang bekerja di sektor ini karena dirasa mampu memberikan penghidupan yang lebih layak dibandingkan pekerjaan mereka sebelumnya. Indutri kerajinan batu ini juga meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyak para pelaku yang semula hidup kurang layak namun setelah terjun dalam industri ini mereka mampu mencukupi kehidupan keluarga dan membeli barang-barang mewah misalnya saja mobil dan sepeda motor.

  Penelitian tentang industri kerajinan batu di Kabupaten Magelang ini penting untuk dilakukan karena industri ini merupakan industri kecil yang diharapkan mampu berkembang pesat dengan dukungan aktivitas pariwisata di Kabupaten Magelang yang akan memberikan peluang besar bagi pemasaran produk industri kecil tersebut. Dengan demikian maka sektor industri kecil dan sektor pariwisata dapat berkembang secara sinergis dalam rangka pengembangan ekonomi lokal.

B. Batasan Masalah

  Industri kerajinan batu juga memiliki trend perkembangan. Dari permasalahan di atas peneliti akan melihat bagaimana trend perkembangan industri kerajinan batu di Desa Keji. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti membatasi penelitian dalam hal “Analisis Trend Perkembangan Industri Kerajinan Batu Di Desa Keji Tahun 1999-2009”.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana analisis trend perkembangan jumlah pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009 ?

  2. Bagaimana analisis trend perkembangan jumlah tenaga kerja industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009 ?

  3. Bagaimana analisis trend perkembangan jumlah omset pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009 ?

  4. Bagaimana analisis trend perkembangan jumlah laba pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009 ?

  D. Tujuan Penelitian

  1. Menganalis trend perkembangan jumlah pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  2. Menganalisis trend perkembangan jumlah tenaga kerja industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  3. Menganalisis trend perkembangan jumlah omset pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  4. Menganalisis trend perkembangan jumlah laba pengusaha industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini nantinya akan berguna dan bermanfaat bagi banyak pihak diantaranya :

  1. Bagi peneliti

  a. Dapat mengetahui secara mendalam tentang trend perkembangan industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  b. Dapat mendeskripsikan secara mendalam tentang trend perkembangan industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  c. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan trend perkembangan industri kerajinan batu Desa Keji Tahun 1999 – 2009.

  2. Bagi pengusaha kerajinan batu Sebagai gambaran tentang perkembangan industri kerajinan batu sehingga dapat memotivasi para pengusaha untuk mengembangkan industri kerajinan batu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengusaha / Industri Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil

  Indonesia memerlukan strategi yang baik dalam pengembangan perekonomian, salah satunya adalah dengan pengembangan terhadap industri-industri kecil yang ada di nusantara dimana industri-industri ini merupakan sektor yang menyumbang cukup besar bagi perekonomian.

  Pengertian usaha kecil menurut UU No 20 (pasal 1) tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Sedangkan menurut UU yang lama yaitu UU No 9 (pasal 1) Tahun 1995 pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

  Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan besar kecilnya seorang pengusaha atau suatau perusahaan tergantung dari sudut pandang penilai. Dari berbagai literatur kriteria untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain besarnya modal yang dimiliki, kapasitas produksi, banyaknya tenaga buruh yang dipekerjakan, dan seberapa jauh dominasi perusahaan tersebut pada pasar untuk produk sejenis dan sebagainya.

  Industri kecil dan menengah telah tumbuh dan berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu. Perkembangan industri kecil yang pesat berdampak pada kompetisi yang semakin meningkat. Kompetisi yang semakin ketat akan cenderung menyebabkan tingkat keuntungan (rate of

  return ) yang diperoleh usaha kecil dan menengah mengarah pada

  keseimbangan. Bahkan pada kondisi tertentu, industri kecil yang tidak mampu berkompetisi akan kalah dari persaingan usaha, atau mengalami kebangkrutan.

2. Asas dan Tujuan Usaha Kecil

  Menurut UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM Pasal 2, adalah sebagai berikut ; a. kekeluargaan

  b. demokrasi ekonomi

  c. kebersamaan

  d. efisiensi berkeadilan

  e. berkelanjutan f. berwawasan lingkungan

  g. kemandirian

  h. keseimbangan kemajuan Menurut UU No 9 Tahun 1995, Pasal 4 Pemberdayaan Usaha Kecil bertujuan : a. menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Usaha Kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

  Usaha Menengah

  b. meningkatkan peranan Usaha Kecil dalam pembentukan produk nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkokoh struktur perekonomian nasional. Menurut UU No 20 (pasal 3) Tahun 2008 tentang UMKM menjelaskan bahwa tujuan usaha kecil adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

3. Tujuan Pembangunan Usaha Kecil

  a. Memperluas kesempatan kerja Dengan adanya pembangunan industri kecil semakin bertambah pula jumlah industri kecil maka akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh karena itu kesempatan kerja akan semakin betambah.

  b. Meratakan kesempatan berusaha Dengan adanya pembangunan industri kecil maka semakin besar pula kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.

  c. Menunjang pembangunan daerah Dengan adanya pembangunan industri kecil maka dapat membantu pembangunan daerah. Angka pengangguran berkurang dan pendapatan masyarakat menjadi meningkat yang menyebabkan PDB turut serta meningkat dimana hal ini dapat menyebabkan dana untuk pembangunan daerah bertambah.

  d. Memanfaatkan SDA dan SDM yang ada Dengan adanya pembangunan industri kecil maka SDA maupun SDM yang ada dapat lebih memiliki nilai guna, misalnya batu dari letusan gunung berapi yang semula hanya untuk bahan bangunan setelah ada para pengrajin batu, maka nilai batu menjadi semakin bertambah.

  Selain itu UU No 20 pasal 4 Tahun 2008 menjelaskan prinsip dan

  1) penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha mikro, kecil, dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri

  2) perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan 3) pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan

  Menengah 4) peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;dan 5) penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

  Selain itu dalam UU No 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang tujuan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut : a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan b. dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan

  Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

  c. peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

4. Kriteria Usaha Kecil

  Kriteria Usaha Kecil menurut UU No 9 Tahun 1995, Pasal 5 adalah sebagai berikut : a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah) c. milik Warga Negara Indonesia

  d. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha. Sedangkan menurut UU No 20 Tahun 2008, Pasal 6 kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

  b. hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah ).

B. Tenaga Kerja

  1. Pengertian Tenaga Kerja

  Untuk menghasilkan suatu barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh para produsen adalah faktor-faktor produksi seperti bahan baku, peralatan, tanah dan bangunan, permodalan dan tenaga kerja. Dalam ilmu ekonomi setiap kegiatan manusia untuk menghasilkan suatu barang atau jasa untuk memenuhi suatu kebutuhan masyarakat disebut sebagai kerja. Sedangkan manusia yang melaksanakanya disebut sebagai tenaga kerja. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan suatu barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan dari definisi tersebut berarti siapapun dan usia berapapun yang dapat bekerja untuk menghasilkan sesuatu baik barang maupun jasa dapat disebut tenaga kerja.

  2. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

  Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi perekonomian adalah dengan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Strategi dalam jangka panjang yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM adalah dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, sedangkan jangka pendeknya dapat dilakukan dengan cara pelatihan ketrampilan. Pemerintah dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui jalur formal dan informal.

  Melalui jalur formal antara lain dengan menyediakan pendidikan yang berkualitas dari jenjang SD sampai dengan jenjang Perguruan Tinggi.

  Sedangkan melalui jalur informal antara lain dengan adanya kursus-kursus murah, pelatihan, lokakarya dan sebagainya.

  Dalam permasalahan peningkatan kualitas tenaga kerja tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah melainkan juga merupakan tanggung jawab pihak perusahaan atau industri itu sendiri, hal ini berguna untuk meningkatkan kemajuan dan juga untuk perkembangan perusahaan.

  Meskipun tenaga kerja telah memiliki kecakapan dan juga ketrampilan dasar yang dibutuhkan dalam bekerja namun pelatihan dan pengembangan tetap dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengoperasikan mesin, cara untuk mengatasi masalah kerja, serta hal yang menyangkut tekhnis. Selain itu pelatihan dan pengembangan juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas.

  Banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan pekerja. Pertama dapat dilakukan dengan On-The-Job Training, adalah program pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dimana para pekerja belajar mempelajari pekerjaanya langsung dibawah atasan yang lebih berpengalaman. Selain itu dapat dilakukan dengan apprenticeship training dimana seseorang pekerja baru mempelajari pekerjaan barunya dengan menjadi asisten dari pekerja yang lebih berpengalaman untuk waktu yang relatif panjang. Cara yang kedua dapat dilakukan dengan Off-The-Job

  Training , adalah program pelatihan yang diselenggarakan perusahaan

  dimana para pekerja belajar mempelajari pekerjaanya dengan kursus dengan metode ceramah, konferensi, film atau alat bantu audio visual atau bahkan mesin khusus.

C. Indikator-Indikator Perkembangan Industri Kecil

1. Pengertian dan Karakteristik Omset

  Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai omset, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan. Omset merupakan keseluruhan penerimaan dari berbagai kegiatan dalam sebuah usaha. Secara garis besar konsep omset dapat ditinjau dari dua segi yaitu :

  a. Menurut ilmu ekonomi Omset menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula (Rustam.2002). Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, omset adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Secara garis besar omset adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

  b. Menurut ilmu akuntansi Banyak konsep omset didefinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep omset dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu : Omset dalam arti luas menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut merupakan arti sempit dari omset (Rustam,2002).

  Omset diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan omset secara keseluruhan menimbulkan pengaruh positif (omset) dan keuntungan juga pengaruh negatif (beban / kerugian). Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau rugi