PENDIDI N ILMU PE UAN DAN AS SANAT GYAKAR 2009 I GURU D ELAJAR ANG TUA

  MINAT T SISWA U UNTUK M MENJADI

  I GURU D DITINJAU U DARI JENI

  IS KELAM MIN, PRE ESTASI BE ELAJAR SISWA D DAN

PE ENDAPA ATAN ORA ANG TUA A

  S Studi Kasus: Siswa Kela as XII SMA Tiga Maret Y Yogyakarta

  

SKRIPSI

  Diaju ukan untuk M Memenuhi Sa alah Satu Sy yarat M Memperoleh G Gelar Sarjan a Pendidikan n

  P rogram Stud di Pendidika n Akuntansi i

  

oleh:

Indra W Wahyu Pusp pitasari

041334061

  PR ROGRAM M STUDI P PENDIDI

IKAN AKU UNTANSI

  I JURUS SAN PEND DIDIKAN N ILMU PE ENGETAH HUAN SO OSIAL FAK KULTAS K KEGURU UAN DAN

ILMU PE ENDIDIKA AN UNIV

VERSITA AS SANAT TA DHAR RMA

   PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus atas segala berkahNya

   Bapak & Ibu Mba Ambar n’ mba Ita Semua yang telah membantu perjuangan ini Almamaterku.....

  MOTTO Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai senantiasa sampai kepada akhir zaman

  (Mateus 27; 20) “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, Daripadanya akan banyak dituntut, dan

  Kepada siapa banyak dipercayakan, Daripadanya akan lebih banyak lagi dituntut” (Lukas 12:38)

  

ABSTRAK

MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI

JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN

PENDAPATAN ORANG TUA

  Studi Kasus: Siswa Kelas XII SMA Tiga Maret Yogyakarta Indra Wahyu Puspitasari

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari: (1) jenis kelamin; (2) prestasi belajar siswa, (3) pendapatan orang tua.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Tiga Maret Yogyakarta pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Tiga Maret Yogyakarta yaitu sebanyak 87 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan t-tes.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari jenis kelamin (t 2,244 > t 1,991 dan nilai

  hitung tabel

  probabilitas 0,028 < taraf signifikansi 0,05); (2) Tidak ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa (t 0,864 < t 1,991

  hitung tabel

  dan nilai probabilitas 0,390 > taraf signifikansi 0,05); (3) Ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari pendapatan orang tua (t 2,224 > t

  hitung tabel 1,991 dan nilai probabilitas 0,029 < taraf signifikansi 0,05).

  

ABSTRACT

THE INTEREST OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS TO

BE TEACHERS ANALYZED FROM SEX, STUDENTS’

LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INCOME OF

  

PARENTS

  A Case Study: at the Last Class Students of Tiga Maret Senior High School Yogyakarta

  Indra Wahyu Puspitasari Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2009

  This research aims to know whether there is different interest among Senior High School students to be teachers analyzed from: (1) sex; (2) students’ learning achievement, and (3) the income of parents.

  The research was conducted at “Tiga Maret Senior High School Yogyakarta” from October to November 2008. The population of this research was 87 students of the last class of Tiga Maret Senior High Shcool Yogyakarta.

  The techniques of gathering the data were questionnaire and documentation. The technique of analysing the data was t-test.

  The result shows that: (1) there are some differences in students’ interest to be teachers perceived from sex (t 2,244 > t 1,991 and the probability is

  count table

  0,028 < 0,05); (2) there isnt any different interest to be teachers perceived from students’ learning achievement (t 0,864 < t 1,991 and the probability is

  count table

  0,390 < 0,05); (3) there are some differences in students’ interest to be teachers perceived from the income of parent (t 2,224 > t 1,991 and the probability

  count table is 0,029 < 0,05).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “MINAT SISWA

  

UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN,

PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PENDAPATAN ORANG TUA”. Skripsi

  ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktu, dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

  5. Bapak Drs.F.X.Muhadi, M.Pd. dan ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

  7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

  8. Kepala sekolah SMA GAMA Yogyakarta Ibu Dra. SUN LESTARI (terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA GAMA), ibu Dian (yang telah meluangkan waktunnya dalam membantu penulis untuk melakukan penelitian sampai selesai.....terimakasih atas pengorbannya, maaf ya bu....sempat ada sedikit problem).

  9. Bapak dan Ibu, terima kasih atas pengorbanan, perjuangan selama ini untuk memenuhi semua kebutuhan penulis, kesabaran, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun material, serta tak henti-hentinya

  10. Mbk ambar n’ mz Narto dan juga

  Mbk ita n’ mz Wawan

  (akhire aku lulus ki....hehehe!!!!!! Makasih buat nasehat, semangat dan dorongan kepada penulis, serta omelan-omelannya. Tak lupa juga terimakasih atas bantuan materialnya. Hehehe......) dan juga keponakan kecilQ Versel dan calon dedek (ojo nakal yow....!!!!!).

  11. Boeat Mz’ iR_oNe (engkaulah penyemangatQ........hehehehehehee.

  MakaciH yapz daH menjadi bagian dalam Hidup aku.....moGa bisa aBaDi seperti yaNg Qt inginkan.....amien).

  12. Sahabat-sahabat seperjuangan: mamie (ayo bu lek lulus......arep ngoyak

  IP piro??????? Hehehe.....trim’s atas bantuannya, masukan-masukan dan

  embenk

  untuk merangkai kata-kata”), (trim’s atas sarannya dan buat gambaran sekolah....kamu baex’ duech), lasmek (ayo berjuang Brow....!!! nuwun wis nunut ngepRinT....hehe), lintux (ojo pacaran terus bu......garap skripsine). Semoga persahabatan ini tetap ABADI yaw!!!!!!!!!!!!!!!!!!.

  13. Temen2 selama kuliah: exo (nuwun buozt......kamu emang konsultan

  GARET

  yang baek. Hehehehe.......Akhirnya lulus bareng nech!!);

  Ranie

  (perjuangan Qt ga sia-sia buuuu.......makasih ya atas semuanya), (trim’s yaw), niah, YANITA, nuki (thank’s atas maZukan’nya yaaaah.....selalu setia bales sms setiap ada pertanyaan yang aku ga mudeng); galuh, dono (ayoooooo berjuang).

  15. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2004.......terima kasih atas kerjasamanya selama ini!!!!!!!.

  16. “PEJUANG” kamu memang baek n’ sangat berjasa banget...makasih yaw atas semua yang telah kamu berikan selama ini.

  17. Maz “ ” trims yaw power point’NYA.

  BeNcReaTive

  18. Anak-anak kost “Amelia”: gogiel (trim’s dah mau nganter kemanapun aku pergi.......ga bisa shoping2 lagi nech!!! Hehehehe); rizka (ayo,,,semangat bu. Digarap skripsine....ben rampung bareng!!!!). Santy (makasih ya....dah bantu angkat2 barang. Hehehe...). buat semua penghuni “AMELIA 20 F” dah ga bisa gosip2 lagi nech.

  19. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, 5 Februari 2009 Penulis

  Indra Wahyu Puspitasari

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Batasan Masalah .................................................................................

  6 C. Rumusan Masalah ...............................................................................

  7 D. Tujuan Penelitian ................................................................................

  7 E. Manfaat Penelitian ..............................................................................

  8

  1. Minat .............................................................................................

  9

  2. Profesi Guru .................................................................................. 17

  3. Jenis Kelamin ................................................................................ 20

  4. Prestasi Belajar Siswa ................................................................... 21

  5. Pendapatan Orang Tua .................................................................. 23

  B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 25

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 29 C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 29 D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya .............................................. 30 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34 F. Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................... 34

  1. Pengujian Validitas ........................................................................ 34

  2. Pengujian Reliabilitas .................................................................... 36

  G. Prasyarat Analisis ................................................................................ 38

  1. Uji Normalitas ................................................................................ 38

  2. Uji Homogenitas ............................................................................ 39

  H. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 39

  BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah SMA GAMA .......................................................................... 43

  D. Organisani SMA Gama ....................................................................... 46

  E. Sumber Daya Manusia SMA Gama .................................................... 51

  F. Siswa SMA Gama ............................................................................... 52

  G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Gama ......................................... 53

  H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ......................................................... 55

  BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..................................................................................... 58

  1. Deskripsi Responden Penelitian ..................................................... 58

  2. Deskripsi Minat Siswa untuk Menjadi Guru .................................. 60

  B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ..................................................... 64

  1. Uji Normalitas ................................................................................ 64

  2. Uji Homogenitas ............................................................................ 67

  C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 68

  D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 72

  BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 77 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 77 C. Saran .................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81

LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  3.1 Tabel Operasional Variabel minat siswa untuk menjadi guru ................. 31

  3.2 Tabel Skoring berdasarkan skala likert .................................................... 32

  3.3 Tabel Skor jenis kelamin ......................................................................... 33

  3.4 Tabel skor prestasi belajar ........................................................................ 33

  3.5 Tabel skor tingkat pendapatan ................................................................. 33

  3.6 Tabel Rangkuman hasil pengujian validitas ............................................ 35

  3.7 Tabel Rangkuman hasil pengujian Reliabilitas ........................................ 38

  4.1 Tabel Jumlah siswa SMA GAMA ........................................................... 52

  5.1 Tabel Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 58

  5.2 Tabel Responden Berdasarkan Prestasi Belajar ....................................... 59

  5.3 Tabel Responden Berdasarkan Pendapatan Orang Tua ........................... 60

  5.4 Tabel Minat Siswa Untuk Menjadi Guru ................................................. 60

  5.5 Tabel Minat Siswa Untuk menjadi Guru Ditinjau dari Jenis Kelamin .... 61

  5.6 Tabel Minat Siswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa ......................................................................................................... 62

  5.7 Tabel Minat Siswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Pendapatan Orang tua .................................................................................................. 63

  5.8 Tabel Pengujian Normalitas Jenis Kelamin ............................................. 65

  5.9 Tabel Pengujian Normalitas Prestasi Belajar Siswa ................................ 65

  5.10 Tabel Pengujian Normalitas Pendapatan Orang Tua ............................... 66

  5.11 Tabel Pengujian Homogenitas ................................................................. 67

  5.12 Tabel Pengujian Hipotesis dinjau dari jenis kelamin ............................... 69

  5.13 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari prestasi belajar .......................... 70

  5.14 Tabel Pengujian Hipotesis ditinjau dari pendapatan orang tua ................ 71

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner .................................................................................... 83

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 90

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ................................................................. 94

Lampiran 4 Deskripsi Data ............................................................................ 100

Lampiran 5 Uji Normalitas dan uji homogenitas ........................................... 107

Lampiran 6 Uji t ............................................................................................. 110

Lampiran 7 Tabel r dan tabel t ....................................................................... 114

Lampiran 8 Surat ijin Penelitian ..................................................................... 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi. Perkembangan dan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia tidak

  terlepas dari jasa yang diberikan oleh guru. Guru adalah satu-satunya komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

  Guru merupakan ujung tombak dari sebuah proses pendidikan yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subyek dan obyek belajar.

  Sedangkan pendidikan merupakan proses pendewasaan terhadap siswa yang merupakan tahap perkembangan dari sebuah kehidupan manusia. Proses pendewasaan yang dialami anak didik ketika memperoleh pendidikan di antaranya adalah pendewasaan intelektual, pendewasaan moral, dan pendewasaan sosial. Menjadi guru itu bukanlah hal yang mudah, suatu pekerjaan yang menuntut kompetensi luar dalam. Maksud luar dalam di sini adalah guru itu selain harus bisa mengajar (transfer ilmu) juga dituntut untuk bisa mendidik (transfer moral). Begitu berat tanggung jawab seorang guru,

  Citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah-ubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi (penilaian serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja para guru yang telah berkarya dan adanya perubahan persyaratan jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta tehnologi era profesionalisasi dan spesialisasi (Samana, 1994:113).

  Citra dan wibawa guru pada masa kolonial lebih tinggi dibandingkan dengan guru sekarang ini. Masa itu, guru adalah profesi yang diidam- idamkan. Karena guru menerima gaji 40 gulden, padahal seorang inlander hanya perlu segobang (2,5 sen) untuk hidupnya. Tak heran jika sekolah keguruan menjadi incaran lulusan sekolah terbaik. Di samping fasilitas dan kemudahan yang diperoleh, status guru akan membawanya menuju strata atas dalam kelas masyarakat. Tidak sedikit guru yang kemudian sampai di puncak sebagai pimpinan masyarakat ( http://debrito.net/isi ).

  Mutu pendidikan Indonesia sekarang ini sangat rendah. Ketika mutu pendidikan itu dinilai rendah, maka sasaran tombak pertama adalah guru.

  Guru sebagai pelaku utama pendidikan adalah kambing hitam persoalan. Dengan kata lain, rendahnya mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan langsung dengan rendahnya mutu guru. Berbagai dakwaan muncul: guru tidak profesional, guru tidak bertanggung jawab mengajar tapi justru mencari obyekan. Berbagai persoalan yang dihadapi guru-guru Indonesia hampir profesionalitas yang semakin luntur, sampai penghargaan dan status sosial guru yang semakin merosot di mata masyarakat.

  Persoalan mendasar dari mutu pendidikan adalah kesejahteraan guru. Kesejahteraan meliputi aspek material dan nonmaterial. Yang non material misalnya kemudahan naik pangkat, suasana kerja yang sejuk, dan perlindungan hukum. Adapun yang termasuk aspek material adalah gaji, tunjangan, dan insentif lainnya. Aspek material, khususnya gaji inilah yang harus secara jujur diakui masih minim. Walaupun secara langsung tidak berpengaruh terhadap kualitas guru, tetapi gaji guru dan mutu pendidikan memang tak terpisahkan.

  Salah satu tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah terbatasnya sumber daya tenaga pengajar (guru). Keterbatasan sumber daya ini, antara lain dipengaruhi terbatasnya jumlah siswa berprestasi yang bersedia menjadi guru. Cukup jarang siswa berprestasi waktu di sekolah, setelah lulus kuliah kemudian menjadi guru. Mayoritas siswa dengan prestasi baik melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi cenderung memilih fakultas nonkeguruan. Hal ini dipengaruhi dengan anggapan di sebagian masyarakat bahwa profesi sebagai guru tidak cukup menjanjikan dari sisi ekonomi. Tidak sedikit siswa berprestasi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus dari bangku kuliah. Selain itu, perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir dan perasaan akan berpengaruh mempengaruhi perbedaan minat siswa untuk bekerja menjadi guru (Gilarso, 1995:5)

  Lembaga pendidikan guru (FKIP), bukanlah idola para siswa dan orang tua. Sebab, dalam masyarakat yang cenderung melihat kemampuan ekonomi sebagai ukuran status sosial, status guru dipandang ”kurang baik” karena pendapatannya rendah. Sampai saat ini, mereka yang berminat menjadi calon guru, terutama dari keluarga kurang mampu atau kurang mampu secara akademis. Mayoritas mahasiswa FKIP adalah berasal dari masyarakat desa, pinggiran, atau kota lapisan bawah. Mereka memilih FKIP dengan harapan bisa kuliah dan kemudian bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Namun kenyataannya, masih banyak lulusan FKIP yang tidak dapat di angkat lantaran kemampuannya juga rendah.

  Jika kita amati, dalam dasawarsa terakhir terungkap bahwa minat masuk fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) terus merosot, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Berita surat kabar akhir-akhir ini terungkap bahwa beberapa daerah mulai kekurangan guru. Ini berarti antara kebutuhan guru dan mendidik calon guru belum seimbang. Dalam upaya mengatasi ketimpangan dalam menyiapkan tenaga kependidikan itu, diperlukan daya tarik untuk menjadi guru. Karena negara kita sedang membutuhkan guru yang berkompetensi, pemerintah berusaha menarik minat siswa SLTA. Di samping itu, pemerintah juga terus mencari cara supaya dapat memiliki siswa yang

  Keinginan menjadi guru itu harus datang dari diri sendiri, nggak bisa dipaksa-paksa. Kebanyakan jaman sekarang ini orang menjadi guru karena terpaksa. Hal ini menyebabkan banyak guru tidak bisa mentransfer ilmu mereka kepada siswanya, karena pada dasarnya mereka menjadi guru bukan karena keinginan mereka, tetapi karena terpaksa.

  Lahirnya UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk menjadi guru. Dalam UU Guru dan Dosen tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu :a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen, b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen, c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen, d) meningkatkan mutu pendidikan, e) mengurangi kesenjangan ketersedian guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi, f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.

  Di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, pemerintah daerah memberikan insentif tambahan yang cukup signifikan kepada para guru pegawai negeri sipil (PNS). Dengan tunjangan dari pemerintah daerah sekitar Rp 2 juta per bulan, penghasilan seorang guru PNS minimal Rp 3 juta.

  Undang-Undang Guru dan Dosen juga memberikan sinyal bahwa kesejahteraan guru akan ditingkatkan. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mengantongi sertifikat sebagai pendidik dijanjikan kesejahteraan guru yang sempat menjadi topik yang sangat hangat dibicarakan di kalangan masyarakat mengubah minat siswa terpanggil untuk menjadi seorang guru.

  Keberadaan Undang-Undang Guru dan Dosen membuat posisi guru sebagai sebuah profesi semakin terlindungi, serta kesejahteraan guru semakin terjamin. Tidak hanya program sertifikasi saja yang menyebabkan semakin banyak orang yang menginginkan untuk berprofesi menjadi guru. Belum lama ini pemerintah telah mengeluarkan PP No 10 tahun 2008 tentang gaji PNS, yang menyatakan bahwa mulai April 2008 gaji PNS naik 20% dari gaji pokoknya. Dengan demikian, secara tidak langsung kesejahteraan guru negeri juga akan semakin meningkat.

  Berdasarkan dari fenomena-fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

  Ditinjau dari Jenis Kelamin, Prestasi belajar Siswa dan Pendapatan Orang Tua” di SMA Tiga Maret Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

  Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru, baik faktor yang berasal dari diri sendiri (instrinsik) dan faktor yang berasal dari luar individu (ekstrinsik). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui minat siswa untuk menjadi guru yang ditinjau dari jenis kelamin, prestasi

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari jenis kelamin?

  2. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa?

  3. Apakah ada perbedaan minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari pendapatan orang tua?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah;

  a. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat siswa berprofesi menjadi guru ditinjau dari jenis kelamin.

  b. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat siswa berprofesi menjadi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa.

  c. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat siswa berprofesi menjadi guru ditinjau dari pendapatan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak: 1.

  Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/gambaran sejauh mana minat mereka untuk berprofesi menjadi guru.

  2. Bagi Pemerintah Untuk memberikan masukan bagi pemerintah supaya lebih memperhatikan nasib guru.

  3. Bagi Guru Untuk memberikan semangat kepada para guru agar tetap semangat dalam menjalankan profesinya.

  4. Bagi Penulis Pelaksanaan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan menerapkan teori selama mengikuti kuliah terutama dalam bidang pendidikan.

  5. Bagi Universitas Sanata Dharma Diharapkan dapat menambah referensi penelitian di perpustakaan yang berguna bagi pihak lain yang membutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Minat Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan

  orang. Minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan suatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh (Kartono, 1980:109). Secara sederhana minat (interest) merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada objek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983:30). Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

  Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman pada diri individu. Pernyataan tersebut didukung oleh Walgito (1997:38) yang mengatakan, bahwa minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai dengan adanya keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut. situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Disini minat dibagi menjadi dua macam, yaitu: a.

  Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh. Ini berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.

  b.

  Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.

  Sedangkan menurut Mappiare (1982:64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman.   Selanjutnya Mappiare (1982:78) menjelaskan bahwa minat remaja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Minat pribadi, yaitu kecenderungan untuk mengejar hal-hal yang menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh pengakuan, penghargaan, minat mengembangkan diri, minat untuk sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan sebagainya.

  b. Minat terhadap reaksi, yaitu kecenderungan yang ada pada diri individu terhadap hal-hal yang dapat mengembangkan individu pada kondisi semula, dari ketegangan-ketegangan setelah individu melakukan aktivitas sehingga pikiran, jiwa serta jasmaninya menjadi segar kembali.

  c. Minat terhadap kelanjutan studi dan jabatan. Dengan tercapainya suatu pada gilirannya memudahkan bagi individu untuk meningkatkan statusnya.

  Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pertanyaan mengenai senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites (Yahny Kils, 1988:33) mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang, yaitu: a.

  Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi.

  b. Melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan.

  c. Melalui tes obyektif.

  d. Melalui tes minat yang telah dipersiapkan secara baku.

  Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat (Sukardi, 1998:63):

  a. Minat yang diekspresikan / Expressed Interest Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contoh : seseorang mengatakan bahwa dirinya suka dengan profesi guru.

  b. Minat yang diwujudkan / Manifest Interest Seseorang dapat mengekpresikan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu c.

  Minat yang diinventarisasikan / Inventoried Interest Seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

  Guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didiknya. Adapun tujuan mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didik (Nurkancana, 1983:225) sebagai berikut:

  a. Untuk meningkatkan minat peserta didik Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat peserta didiknya. Minat merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan pada umumnya, dan dalam dunia pendidikan khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil dalam pekerjaan mengajar.

  b. Memelihara minat yang baru timbul Apabila peserta didik menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas guru untuk membangkitkan dan mengembangkan minat tersebut.

  c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

  Tugas guru di sini adalah menghindarkan hal-hal yang tidak baik pada peserta didiknya, sehingga diharapkan mereka tidak tertarik terhadap hal-hal yang tidak baik tersebut. d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kapada anak tantang study atau pekerjaan yang cocok baginya.

  Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun intrest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

  Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat berbeda dengan kesenangan. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya.

  Minat lebih bersifat menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara atau tidak menetap (Hurlock, 1978:114). Minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya (Surachmad, 1978:84).

  Menurut Giyatama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut : a. Secara intrinsik

  Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin

  1) Sikap

  Sikap adalah cara bertingkahlaku yang khas, yang tertuju terhadap orang-orang, rombongan-rombongan atau persoalan- persoalan ( Buchori, 1978:126). Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan, lebih- lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak. Bila obyek dinilai ”baik”, maka mempunyai sikap positif dan sebaliknya bila obyek dinilai ”jelek”, maka mempunyai sikap negatif (Winkel, 1987:77).

  2. Persepsi Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya. (Walgito, 1993:53).

  3. Prestasi belajar Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta

  4. Bakat Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

  5. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.

  6. Intelegensi Menurut pendapat Wechsler (Winkel, 1987:85), Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

  b. Secara ekstrinsik Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

  1. Latar belakang ekonomi Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

  2. Minat orang tua Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).

  3. Minat teman sebaya Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235). gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

2. Profesi Guru

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaanya atau profesinya mengajar. Sementara itu, Ametembun (1973:3), mengemukakan guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolahan (TK) sampai guru besar (Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

  Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 mengemukakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan

  Profesi guru memilki arti jabatan atau pekerjaaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan (Ametembun, 1973:11). Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleks, maka profesi ini tidak bisa dimiliki sembarang orang.

  Untuk menjadi seorang guru, mereka harus memiliki pendidikan dan latihan-latihan khusus sebelumnya, sehingga mampu menjalankan profesi mengajar tersebut secara professional. Seperti yang dijelaskan C. V. Good (Samana, 1987:69) bahwa pekerjaan yang berkualitas profesional memiliki ciri-ciri tertentu, memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi calon pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yang relevan), memiliki kecakapan prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (misal : organisasi profesional ataupun pemerintah) dan jabatan profesional tersebut harus mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara.

  Menurut Supriyadi (1993), untuk menjadi seorang guru yang profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut.

  1. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa.

  2. Guru harus memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat

  3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

  4. Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruknya pada proses belajar siswa.

5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

  Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

  Pendapat di atas sejalan dengan B. J Chandler (Sahertian, 1994:27) yang menjelaskan tentang profesi mengajar. Dikatakannya bahwa profesi mengajar merupakan suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan ketrampilan yang

  Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi guru merupakan suatu jabatan atau pekerjaaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan, sehingga mampu mengerjakan tugas mengajarnya secara profesional, dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan negara.

3. Jenis Kelamin

  Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan. Sejak lahir, anak laki-laki dan perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan. Secara psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat feminim, yaitu lemah lembut, ramah, berperasaan dan empatik. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat yang maskulin, yaitu logis, bebas dan agresif. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak. Perbedaan sifat antara laki- laki dan perempuan ini dapat menimbulkan perbedaan minat untuk menjadi guru antara siswa laki-laki dan perempuan dalam hal pandangan, cara berfikir, perhatian dan perasaan (Gilarso, 1993:5).

  Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai masa remaja, khususnya terhadap remaja putri. John Mill dan Mary Allen Lynch (Mahmud, 1990:63):

  a. remaja putri menjadi lebih self-conscious (perasa terhadap diri sendiri) dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri ketimbang remaja-remaja pria

  b. remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan remaja-remaja pria di bidang ketrampilan spasial (ruang)

  c. remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk persahabatan- persahabatan kental.

  Sedangkan menurut Kartono (1981:20), perbedaan pria dan wanita adalah: a. pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah daripada kemampuan intelektual laki-laki.

  b. wanita lebih menyenangi pekerjaan yang bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih menyenangi pekerjaan yang membutuhkan pemikiran.

4. Prestasi Belajar

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:1659) prestasi adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan). Prestasi merupakan perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel, 1986:48).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar antara lain sebagai berikut (Usman, 1993:9): a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa:

  1) faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman. 2) faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang terdiri atas: a) faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki

  b) faktor non intelektif, yaitu faktor unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penguasaan diri. 3) faktor kematangan fisik maupun psikis

  b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa: 1) faktor lingkungan sosial di mana siswa tinggal, yaitu lingkungan