Perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta dan anak-anak TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

  

PERBEDAAN PENGUASAAN KOSAKATA

ANTARA ANAK-ANAK TK KANISIUS WIROBRAJAN, YOGYAKARTA

DAN ANAK-ANAK TK KANISIUS KLEPU, MINGGIR, SLEMAN,

YOGYAKARTA

  

TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  

Oleh:

Yusepin Nuri Sulistyani

021224008

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria sumber kekuatan dan pengharapanku.

Bapak dan Ibuku yang telah memberiku doa dan curahan kasih sayang.

  

Kakak-kakakku dan Adikku yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

  

Orang yang paling aku sayangi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTO

“’ Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah

dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam

Keristus Yesus bagi kamu.”

  

(1 Tes 5 : 16 18)

” Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku.”

(Fillipi 4 : 13)

  

”Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,

sebab aku percaya kepada perintah-perintahMU”

(Mazmur 119 : 66 )”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PULIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yusepin Nuri Sulistyani

  NIM : 021224008

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

PERBEDAAN PENGUASAAN KOSAKATA ANTARA ANAK-ANAK TK

KANISIUS WIROBRAJAN, YOGYAKARTA DAN ANAK-ANAK TK

KANISIUS KLEPU, MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2007/2008

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data.

Mendistribusikan secara terbatas, dan mempulikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

royalitas kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 4 Desember 2009 Yang menyatakan Yusepin Nuri Sulistyani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Sulistyani, Yusepin Nuri. 2009 : Perbedaan Penguasaan Kosakata antara Anak-

  

anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Yogyakarta Tahun

Ajaran 2007/2008. Skripsi Program Sarjana. Yogyakarta: PBSID, Fakultas

  Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Skipsi ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Wirobrajan,

  (2)mendeskripsikan seberapa tinggikah tingkat penguasaan losakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius klepu, (3) mendeskripsikan perbedaan penguasaan kosakata.

  Populasi penelitian ini adalah anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak- anak TK Kanisius Klepu Yogyakarta. Instrumen yang digunakan adalah mengerjakan soal dengan cara melengkapi soal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberi tes melengkapi soal. Setelah terkumpul data diklasifikasikan, kemudian dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku selanjutnya menggunakan tes-t.

  Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan adalah 62,57. Setelah ditransformasikan ke skala seratus skor berada dalam interval 56%-65%, yang termasuk dalam kategori sedang, (2) skor rata- rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu adalah 56,27. Setelah ditransformasikan ke skala seratus berada dalam interval 36%-45%, yang termasuk dalam kategori kurang, (3) ada perbedaan yang siknifikan penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu. Secara statistik

  tabel observasi dirumuskan menjadi t > t .

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan saran: (1) kepala sekolah hendaknya memberikan dorongan kepada para guru dan anak-anak dengan menyediakan sarana-prasarana yang mendukung peningkatan penguasaan kosakata, (2) para guru TK diharapkan memberikan perhatian yang cukup pada penguasaan kosakata. Guru hendaknya dapat memvarasi materi, dan pengunaan metode serta teknik pembelajaran keterampilan sesuai dengan kurikulum yang ada, (3) bagi peneliti lain yang berminat dapat menggunakan jenis penelitian dan instrumen penelitian yang lebih tepat. Peneliti tersebut dapat mengembangkan topik ini dalam karangan lain dan tidak membatasi dua sekolah saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Sulistyani, Yusepin Nuri. 2009: The Difference of Vocabulary Acquisition between

  Kindergarten Students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu, Yogyakarta, in 2007/2008. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta:

  Indonesian Letters and Language Education Study Program, Education and Teaching Faculty, Sanata Dharma University. The objectives of this research were: (1) to describe the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan, (2) to describe the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Klepu, (3) to describe the difference between vocabulary acquisition.

  The population of the research were kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu Yogyakarta. The instrument used in this research was a test of completing. The data collection technique was done by giving tests of sentences completion. After collecting the data, it was classified. Then, it was analysed by determining the mean and the standard deviation using the t-test.

  The result shows that: (1) the average score of the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan is 62.57. After being transformed to a hundred scale, the score is in interval 56-65%, which belongs to the category of

  

medium , (2) the average score of vocabulary acquisition and producing simple

  sentences of kindergarten students of TK Kanisius Klepu is 56.27. After being transformed to a hundred scale, it is in interval 36-45%, which belongs to the category of fair, (3) there is a singnificant difference on the vocabulary acquisition on kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu. It is statistically formulated to be t table > t observation.

  Based on the result of the research, the researcher comes up with some suggestions: (1) the school principals should give encouragement to students and teachers by giving some supporting facilities for improving the students’ vocabulary acquisition, (2) kindergarten teachers should give sufficient attention to the students’ vocabulary acquisition; the teachers should vary the materials, teaching methods and techniques that are suitable with the current curriculum, (3) other researchers who are interested in doing another research can use more appropriate kinds of research and research instruments. Those researchers may develop this topic in other fields and not to limit the research subjects in two schools.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Kata Pengantar

  Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas kasih, karunia, dan berkat-Nya, serta Bunda Maria yang telah melimpahkan rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perbedaan Penguasaan Kosakata antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Minggir, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata-mata kerja penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh kerena itu, penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan penuh perhatian, kesabaran, dan kesetiaan, mengarahkan, mendampingi, membimbing, memberikan perhatian dan sumbangan pemikiran, mengkritik, dan memotivasai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Drs. P. Hariyanto, selaku dosen pembimbing kedua yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar, teliti, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Drs. J. Prapta Diharja S.J., M.Hum., selaku Kaprodi PBSID Periode 2005-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Dr. Yuliana Seyianingsih, selaku Kaprodi PBSID Periode 2009-2012 yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Seluruh dosen PBSID yang dengan kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik penulis selama menempuh ilmu di PBSID.

  6. Ibu Entina Kris Widyaningsih, selaku Kepala Sekolah TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta.

  7. Ibu Tatiana Sulami, selaku Kepala Sekolah TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

  8. Ibu guru TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta.

  9. Ibu guru TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

  10. Mas F.X. Sudadi, karyawan sekertariat PBSID yang dengan penuh kesabaran memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis selama berproses di PBSID dan penyelesaian skripsi ini.

  11. Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dan memberikan pinjaman buku kepada penulis.

  12. Teman-teman PBSID angkatan 2003, 2002, dan angkatan 2001.

  13. Yeni Ambarwati, Dwi Riyanto, Ridemta Hesti, dan Hertanti Pratiwi teman seperjuangan dalam menyusun skripsi yang telah menjadi teman diskusi dan bertukar pikiran serta semangat yang baik selama ini.

  14. Kedua orang tuaku, Ibu Theresia Muji Sunarti dan Bapak Narto Triwiyono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii

  

ABSTRACT .................................................................................................... viii

  KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

  

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

  1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

  1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

  1.5 Variabel Penelitian ......................................................................... 5 1. 6 Batasan Istilah ................................................................................ 6

  BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

  3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 26

  50 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53

  5.2 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. 50 5.3 Saran .............................................................................................

  5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ......................................................... 49

  47 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 49

  34 4.3 Pembahasan ..................................................................................

  4.1 Deskripsi Data .............................................................................. 31 4.2 Analisis Data .................................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 31

  3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 24

  2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8

  3.3 Instrumen Penelitian .................................................................... 23

  3.2 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ................................. 22

  3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 22

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 22

  2.2.2 Perkembangan Bahasa Anak dari Lahir Sampai Prasekolah ..... 15

  2.2.1 Kosakata Bahasa Indonesia ....................................................... 10

  2.2 Kerangka Teori ............................................................................ 10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

  1. Tabel 1 Penentuan Patokan dengan penghitungan persentase skala seratus ............................................................................................. 28

  2. Tabel 2 Pedoman konversi nilai angka ke angka seratus ................ 29

  3. Tabel 3 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan ................................................................. 32

  4. Tabel 4 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Klepu .... 33

  5. Tabel 5 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan ................................................................. 35

  6. Tabel 6 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Kepu ..... 36

  7. Tabel 7 Konversi Angka dalam Skala Seratus Anak TK kanisius Wirobrajan ....................................................................................... 38

  8. Tabel 8 Ubahan Nilai Hasil Penguasaan anak-anak TK Kanisius Wirobrajan ............................................... 39

  9. Tabel 9 Konversi Angka dalam Skala Seratus anak TK Kanisius klepu ............................................................................................................

  41

  10. Tabel 10 Ubahan Nilai Hasil Penguasaan anak-anak TK Kanisius Klepu .......................................................................... 42

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Tabel Nilai-nilai Kritis t ...................................................................... 55

  2. Daftar nama anak-anak TK Kanisius Wirobrajan ............................... 56

  3. Daftar nama anak-anak TK Kanisius Klepu ....................................... 58

  4. Surat izin penelitian ............................................................................ 59

  5. Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................................... 61

  6. Contoh Instrumen dan Kunci Jawaban ............................................... 63

  7. Hasil pekerjaan anak-anak .................................................................. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat besar dalam proses berpikir seseorang.

  Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ide yang ada dalam pikirannya kepada orang lain. Secara garis besar bahasa dalam kehidupan manusia memiliki dua peran utama yaitu sebagai pengantar makna dan sebagai alat komunikasi (Sarwadi, 1981: 1).

  Proses penguasaan keterampilan berbahasa pada umumnya melalui urutan yang teratur. Pada masa kecil, mula-mula kita belajar menyimak dan belajar berbicara, dilanjutkan dengan belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dipelajari dalam waktu yang berurutan. Menyimak dan berbicara kita pelejari sebelum memasuki sekolah. Keterampilan membaca dan menyimak tergolong keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Dua, keterampilan berbahasa yang bersifat produktif (berbicara dan menulis) berhubungan erat satu sama lain. Keduanya merupakan keterampilan berbahasa untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan seseorang melalui lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa. Kedua keterampilan ini memerlukan pengusaan kaidah. Kaidah bahasa mengatur hubungan antara pembicara dengan pendengar ataupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Keterampilan berbicara dan menulis memiliki perbedaan karakteristik pemakaian bahasa. Dalam berbicara, khususnya dalam situasi tidak resmi dapat digunakan bentuk-bentuk bahasa internal yang tidak menggunakan kaidah-kaidah bahasa, sebaliknya pemakaian bahasa dalam menulis lebih tertib. Penulisan kata dan penyusunan kalimat harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku dan konteks yang melingkupi komunikasi (Tarigan, 1984: 1).

  Dalam kegiatan berbahasa seseorang harus mempunyai kosakata yang akan melahirkan ide dan gagasannya, dalam hal ini kosakata bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang terus menerus, semakin banyak kata-kata baru bahasa Indonesia. Gorys Keraf mengatakan bahwa mereka yang luas kosakatanya akan memiliki pula keleluasaan yang tinggi untuk menggunakan setepat-tepatnya kata mana yang harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya (Keraf, 1987: 24)

  Usia seseorang juga dapat berpengaruh dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan ide. Anak usia 2,6 tahun menguasai kalimat tanya, kalimat negasi, kalimat 4 kata, pelafalan vokal telah sempurna, usia 4,0 tahun dapat membuat kalimat sederhana yang tepat tetapi masih terbatas, usia 5,0 tahun mengusai konstruksi morfologis dan sintaktis telah sempurna, usia 10,0 tahun sudah matang berbicara (Archison, 1976 dan Cruterder, 1979 via Pateda, 1990:59). Pendek kata, usia seseorang dapat berpengaruh terhadap kemampuannya untuk berbahasa. Pendapat itu dikuatkan oleh Pateda bahwa penguasaan bentuk-bentuk linguistik dapat diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Di Indonesia usia 5 tahun merupakan usia prasekolah (taman kanak-kanak). Dalam penelitian ini peneliti mencoba membuktikan sejauh mana anak-anak Indonesia pada umur 5 tahun atau usia TK menguasai kosakata bahasa Indonesia.

  Penelitian ini dibatasi pada TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu. Peneliti mengambil populasi anak-anak TK karena pada usia 4-5 tahun anak mengalami fase yang kritis dalam menanggapi pengaruh lingkungan hidupnya (Kaseng,1989:2). Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak seusia itu mulai berkepanjangan tidak cukup hanya dijawab dengan kalimat-kalimat pendek saja.

  Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru. Contoh kejadian sehari-hari apabila ayah atau ibunya harus konsentrasi pada pekerjaannya sering memandang anaknya sebagai tukang cerewet (Sudjanto, 1984: 31). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa luas penguasaan kosakata anak TK, serta mencari setrategi untuk guru dalam mengajarkan kosakata pada anak TK.

  Berdasarkan penjelasan di atas, judul penelitian ini adalah “Perbedaan Penguasaan Kosakata Antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan Anak-anak TK Kanisius Klepu Minggir Sleman “.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1.2 Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut

  1. Seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

  2. Seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Klepu Minggir Sleman.

  3. Sejauh mana perbedaan penguasaan kosakata bahasa Indonesia antara anak- anak TK Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dan TK Kanisius Klepu Minggir Sleman.

  1.3 Tujuan penelitian

  Penelitian ini untuk mendeskripsikan permasalahan yang berkaitan dengan penguasaan kosakata yaitu:

  1. Mendeskripsikan tingkat penguasaan kosakata yang telah dikuasai anak-anak TK Kanisius Wirobrajan.

  2. Mendeskripsikan tingkat penguasaan kosakata yang telah dikuasai anak-anak TK Kanisius Klepu.

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius Klepu.

  1.4 Manfaat Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberilan gambaran kondisi penguasaan kosakata dan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan dalam mengajar.

  2. Bagi Peneliti Lain Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan untuk penelitian selanjutnya dan mengembangkan topik penelitian ini. Selain itu dapat memanfaatkan penelitian ini guna menambah referensi atau bacaan tentang kosakata.

1.5 Variabel Penelitian

  Variabel adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai (values) (Nasir, 1988: 149). Menurut Sutrisna Hadi (via Soewandi, (1996: 1) variabel merupakan suatu objek penelitian dan objek iu bervariasi. Menurut Arikunto, (1990: 89) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Jadi variable adalah objek penelitian yang bervariasi dan memiliki bermacam-macam nilai.

  Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variable terikat. Variabel terikatnya adalah penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK. Variabel bebasnya adalah anak-anak TK Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dan anak-anak TK Kanisius Klepu Minggir tahun pelajaran 2007/2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6 Batasan Istilah

  1. Kosakata atau Leksikon

  Kosakata atau leksikon adalah kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa; kosakata: perbendaharaan kata (Kridalaksana, 200: 127).

  2. Kosakata yang dikuasai

  Kosakata yang diketahui dan dipakai oleh anak-anak usia prasekolah (Taman Kanak-kanak).

  3. Kemampuan Bahasa

  Kemampuan bahasa adalah kemampuan bahasawan untuk mempergunakan bahasa secara sosial dapat diterima dan memadai (Kridalaksana, 1982).

  4. Kosakata yang dipakai

  Kosakata yang di ketahui dan di pakai oleh anak-anak usia prasekolah (taman kanak-kanak) sewaktu berkomunikasi lisan.

  5. Anak-anak TK Anak-anak usia 4-6 tahun yang sekolah di taman kanak-kanak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.7 Sistematika Penyajian

  Bab I menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variable penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

  Bab II menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penulisan dan pengolahan data yang meliputi tinjauan peneliti-peneliti terdahulu, kosakata bahasa Indonesia, dan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai pra- sekolah.

  Bab III menguraikan jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV menguraikan analisis perbedaan penguasaan kosakata dan antara anak-anak TK Kanisius Wirbrajan dan TK Kanisius Klepu tahun ajaran 2007/2008. Bab V menguraikan kesimpulan, implikasi, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

  Ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian skripsi ini yaitu penelitian Sarwadi, E. Chrismy Pudjanti, dan Agatha Indarti.

  Penelitian yang dilakukan oleh Sarwadi terwujud dalam buku yang berjudul

  

Penelitian Kosakata bahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekolah Dasar di Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berangka tahun 1981. Hasil penelitian

  ini adalah: (a) letak sekolah pada umumnya berpengaruh terhadap penguasaan kosakata murid, terutama perbedaan letak sekolah antara daerah kota dan daerah luarnya. Sedangkan perbedaan letak sekolah antara daerah pinggiran kota (semi kota) dan daerah pedesaan (rural) dalam hal penguasaan kosakata bahasa Indonesia murid kelas kurang berpengaruh, (b) rata-rata penguasaan kosakata bahasa Indonesia murid kelas VI SD di Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta ditemukan lebih dari 5000 kata, (c) pengaruh bahasa daerah (Jawa) tampak pada penguasaan kosakata yang berupa kata dasar, kata jadian, dan kata ulang, (d) kosakata yang paling banyak dikuasai murid adalah kata benda, kata kerja, dan jenis kata lain.

  Hasil penelitian selanjutnya yaitu jenis-jenis kata, kata yang dikuasai murid- murid diperinci dengan perurutan angka-angka sebagai berikut: kata benda (1941), kata kerja (1130), kata sifat (503), kata keterangan (253), kata bilangan (140), kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penelitian E. Chrismy Pudjanti dalam rangka menyusun skripsinya yang berjudul Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak-Anak Taman Kanak- Kanak di Kecamatan Godean, dilakukan pada tahun 1996. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, letak sekolah pada umumnya tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perbedaan penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak. Kedua, kata yang bermakna denotatif lebih banyak daripada konotatif demikian juga kata-kata yang hampir bersinonim dan kata indra (yang dirasakan sendiri). Ketiga, anak belum mampu memilih kata mana yang lebih tepat dipakai berdasarkan nilai rasa suatu kata bagi pemakai bahasa. Keempat, pengaruh bahasa daerah (bahasa Jawa) tampak pada penguasaan kata bahasa Indonesia anak-anak TK yaitu adanya interferensi leksikal dalam peraturannya.

  Penelitan Agatha Indarti dalam rangka menyusun skripsi berjudul wilayah

  Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Tk di Kota dan di Desa

Yogyakarta dilakukan pada tahun 1992. Populasi penelitian ini adalah anak-anak TK

  di daerah kota dan desa wilayah Yogyakarta. Keempat sekolah itu adalah TK Pangudi Luhur, TK Tri Pusara Rini sebagai sampel perkotaan sedangkan TK Kanisius Klepu dan TK Tunas Melati mewakili pedesaan. Hasil penelitian ini adalah (a) penguasaan kosakata TK di daerah kota lebih tinggi dibandingkan dengan anak TK di daerah pedesaan, (b) pengaruh pemakaian bahasa Indonesia di lingkungan sekolah dan tempat tinggal anak sangat berperan dalam memperkaya kosakata bahasa

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kosakata yang dipilih anak-anak di kota pada waktu membuat kalimat bahasa Indonesia secara lisan berkaitan dengan alat-alat komunikasi. Kosakata yang dipilih oleh anak-anak di desa berkaitan dengan hubungan sebab akibat.

  Ketiga penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penelitian tentang perbedaan penguasaan kosakata belum pernah dilakukan sehingga topik ini masih relevan untuk diteliti.

  2.2 Kerangka Teori

  2.2.1 Kosakata Bahasa Indonesia

  A. Kosakata

  Kosakata menurut Nurgiyantoro (2001: 213) adalah kekayaan yang dimiliki suatu bahasa. Menurut Soedjito dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa

  

Indonesia (1988:1) kosakata (perbendaharaan kata) adalah: (1) semua kata yang

  terdapat dalam satu bahasa, (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh pembicara atau penulis, (3) kata yang dipakai dalam bidang ilmu pengetahuan, dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Soedjito membagi kosakata menjadi dua yaitu kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif adalah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis; sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang di pakai .

  Contoh kosakata aktif: bunga, kembang; matahari; angin; seperti, sebagai; hati; jiwa; yang; (zaman) dahulu; makan; duduk; muku; wajah; tidur; mandi; sakit;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pawana; bak, laksana/penaka; kalbu; sukma; nan; bahari; santap; bersemayam; durja; paras; beradu; bersiram; gering; alkisah; konon.

B. Penguasaan Kosakata Reseptif dan Penguasaan Kosakata Produktif

  Pemahaman kosakata harus diikuti oleh kemampuan untuk mengunakannya dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata meliputi penguasaan koaskata reseptif dan penguasaan kosakata produktif. Penguasaan kosakata reseptif berhubungan dengan ketermpilan memcaca dan menyimak, sedangkan penguasan kosakata produktif berhubungan dengan ketermpilan berbicara dan menulis.

  Dalam berkomunikasi, baik pembaca maupun penyimak harus memahami teks yang diungkapkan secara implisit dan siswa haruslah memiliki penguasaan kosakata baik reseptif maupun produktif. Kosakata bahasa Indonesia semakin bertambah, pertambahan itu sejalan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup (Soedjito, 1988: 1-3).

  Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa kosakata dasar atau basic

  

vocabulary adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali

  kemungkinannya dipungut dari bahasa lain ke dalam kosakata dasar, yang termasuk kosakata dasar: a) Istilah kekerabatan; misalnya: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, mertua.

  b) Nama-nama bagian tubuh; misalnya: kepala, rambut, mata, dagu, tangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c) Kata ganti (diri, penunjuk); misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, sana.

  d) Kata bilangan pokok; misalnya: satu, dua, tiga, empat, sepuluh, seratus, seribu.

  e) Kata kerja pokok; misalnya: makan, minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, lari.

  f) Kata keadaan pokok; misalnya: suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, dan sebagainya.

  g) Benda-benda universal; misalnya: tanah, air, api, udara, binatang, tumbuh- tumbuhan, binatang (Tarigan; 1983 : 9-10).

C. Peranan Kosakata

  Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Semakin luas kosakata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa. Perlu disadari dan dipahami benar-benar bahwa penguasaan kosakata sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kesimpulan yang didapat dari peranan kosakata yang sekaligus dapat digunakan sebagai pedoman menurut dari peranan kosakata yang sekaligus dapat digunakan sebagai pedoman menurut Tarigan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya; b. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual sebagai suatu tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan; c. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual; d. Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan bawaan, dan situasi sosial; e. Faktor-faktor geografi juga turut mempengaruhi perkembangan kosakata;

  f. Seperti juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang dari yang telah diketahui kearah yang belum atau tidak diketahui, maka telaah kosakata yang efektif pun haruslah beranjak dengan arah yang sama dari kata-kata yang telah diketahui menuju kata-akta yang belum atau tidak diketahui.

D. Hubungan Kosakata dengan Kehidupan

  Keterampilan berbahasa anak akan meningkat apabila kuantitas serta kualitas kosakatanya meningkat. Oleh sebab itu, setiap guru bahasa haruslah berusaha memperkaya kosakata anak didiknya. Mempelajari sebuah kata baru dengan sendirinya membawa efek eksplosif, mengakibatkan pengaruh luas dalam kehidupan.

  Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kata kebersihan. Mula-mula mempelajari makna kata itu mencari serta memahami maknanya. Kemudian mempraktekkan dalam kehidupan pribadi. Mempelajari kata baru dapat juga disebut sebagai proses dinamis yang melibatkan pemerolehan perhatian dan kepentingan ganda. Kata-kata baru dalam perbendaharaan responsi seseorang memang cenderung bertambah dan meningkat, instrusif atau mengganggu, populsif atau mendorong; sang pemilik untuk mencari serta mendapatkan penerapan-penerapan atau aplikasi-aplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. Hubungan Kosakata dengan Kemampuan Mental

  Tingkatan kosakata seorang siswa merupakan indeks yang baik bagi kemampuan mentalnya, merupakan fakta yang diterima secara umum; oleh karena itu, ujian kosakata merupakan suatu cara untuk mengetahui I.Q. para siswa. Memang dari beberapa penelitian ternyata bahwa ujian kosakata mempunyai korelasi yang tinggi denga ujian kemampuan membaca.

  Para siswa perlu menyadari benar-benar bahwa kosakata merupakan suatu indeks bagi hakikat dan kualitas kehidupan mereka. Hal ini mencerminkan segala sesuatu yang telah mereka pelajari, di mana tempat mereka berada, serta seluk beluk dan kehalusan budi bahasa akal pikiran mereka. Akal pikiran yang baik mencerminkan kosakata yang baik; dan kosakata yang baik mencerminkan akal pikiran yang baik. Keduanya saling mempengaruhi, saling interaktif: masing-masing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang dan kemampuan- kemampuan sang pelajar (Dale [et al]; 1971: 10 via Tarigan 1985: 20-21)

  F. Hubungan Perkembangan Kosakata dengan Perkembangan Konseptual

  Perkembangan kosakata mengandung pengertian tambahan kata-kata yang baru. Hal ini berarti menempatkan konsep-konsep baru dalam tatanan yang lebih baik atau kedalam urutan-urutan tambahan (Tarigan, 1986: 22). Dalam perkembangan kosakata, siswa dituntut untuk memahami dan dapat menerapkan kata-kata baru yang dimiliki untuk berkomunikasi. Manfaat utama dari pengembangan kosakata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kehalusan, kepelikan, keunikan, wajarlah bahwa telaah kosakata tidak boleh hanya memikirkan kata baru atau kata yang terkenal saja, tetapi yang terpenting justru kata- kata yang tepat. Jadi, apabila siswa dapat mempergunakan kata-kata yang tepat, berarti mereka telah mempunyai pilihan kata atau diksi yang serasi.

2.2.2 Perkembangan Bahasa Anak dari Lahir Sampai Prasekolah

  Chomsky berpendapat mengenai pemerolehan bahasa anak yang menyatakan bahwa semua orang memiliki kemampuan berbahasa sejak lahir yang disebut “piranti penguasaan bahasa” (Language Acquisition Device (LAD)). Alat yang merupakan pemberian biologis ini sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai suatu bagian fisiologis dari otak yang dikhususkan untuk memproses bahasa, dan tidak berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lain. Sebagaimana sayap memungkinkan burung untuk terbang, LAD membekali anak dengan kemampuan alamiah untuk berbahasa (Chomsky via Kaswanti Purwo, 1990: 97).

  Selain mengandung makna yang dapat dikomunikasikan tangis membantu si bayi untuk membiasakan diri dengan aliran udara yang keluar masuk lewat rongga suara, dan juga untuk mengenal pola pernafasan yang berubah (pada saat menangis) akan berkembang menjadi hembusan nafas panjang waktu nantinya bunyi bahasa dihasilkan (Kaswanti Purwo, 2003: 101).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pertama, tahap meraban kedua, tahap holofrastik, tahap ucapan dua kata, dan tahap pengembangan tata bahasa. Setiap tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:

  2.2.2.1 Tahap Meraban Pertama Selama berbulan-bulan awal kehidupan, bayi menangis, menjerit, dan tertawa.

  Mereka seolah-olah menghasilkan tiap-tiap jenis bunyi yang dibuat. Namun, bagaimanapun juga yang penting adalah tangis bayi yang masih kecil itu secara linguistik tidaklah merupakan ucapan yang berdasarkan fonetik. Suara atau bunyi ujaran itu barulah merupakan tanda-tanda akustik yang diturunkan oleh bayi-bayi kalau mereka menggerakkan alat bicaranya dalam setiap susunan atau bentuk yang dibuatnya. Mereka bermain dengan tangan dan kaki mereka. Ciri kebahasaan anak pada tahap ini adalah adanya interaksi terhadap suara, adanya senyum sosial, orientasi terhadap suara a-guu, a-guu (mengoceh) dan mengerti perintah ditambah mimik (Tarigan, 1985: 263-264).

  2.2.2.2 Tahap Meraban Kedua Tahap ini disebut juga tahap kata omong kosong atau tahap kata tanpa makna.

  Awal tahap meraban kedua ini biasanya pada permulaan pertengahan kedua tahun pertama kehidupan. Anak tidak menghasilkan sesuatu kata yang dapat dikenal, tetapi mereka berbuat seolah-olah mengatur ucapan mereka sesuai dengan pola suku kata. Pada akhir masa ini anak sudah memunculkan ‘kata pertama’ yang belum jelas artinya namun sudah menyerupai kata-kata orang dewasa (Tarigan, 1985: 264-265).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.2.3 Tahap Holofrastik (tahap linguistik pertama)

  Tahap ini disebut juga tahap satu kata dalam tahap ini disebut sebagai tahap holofrastik karena anak menyatakan makna keseluruhan frase atau kalimat dalam satu kata yang diucapkannya. Sebagai contoh anak menyatakan kata ‘susu’ dapat berati bahwa ia ingin minum susu atau ia akan menyatakan bahwa susunya tumpah ke lantai. Maka dari itu, untuk mengetahui secara pasti maksud tuturan anak pada masa ini orang tua harus memperhatikan sungguh-sungguh kelakuan atau tindakan anak tersebut. (Tarigan, 1985 265-267).

2.2.2.4 Tahap Ucapan Dua Kata

  Tahap linguistik kedua ini anak tidak mempergunakan infleksi. Verba-verba yang mereka pakai tidak mempunyai penanda. Penanda waktu dan jumlah. Nomina- nomina mereka tidak memakai akhiran. Pada tahap ini kosakata anak jarang sekali mempergunakan preposisi, partikel, dan konjungsi. (Tarigan, 1985: 266).

2.2.2.5 Tahap Pengembangan Tata Bahasa Tahap pengembangan tata bahasa pada umumnya terjadi pada usia dua tahun.

  Panjang kalimat mereka bertambah, tetapi hal ini tidaklah begitu panjang karena ucapan mereka semakin bertambah rumit. Kata tugas mulai muncul, tetapi masih banyak yang dihilangkan. Sehingga ujaran anak dilukiskan sebagai telegram karena perhitungan kata-kata tugas menyebabkan ucapan-ucapan anak berbunyi seperti telegram yang ditulis oleh orang dewasa. Mereka menghasilkan ucapan-ucapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pada umumnya perkembangan bahasa anak dibagi berdasarkan umur anak. (Tarigan, 1985: 266-267).

  Dengan meluasnya cakrawala sosial si anak, anak akan menyimpulkan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik. Anak juga akan menyadari bahwa bentuk komunikasi sederhana seperti menangis dan gerak isyarat sudah tidak efektif lagi untuk berkomunikasi. (Hurlock, 1999: 152).

  Bahasa anak-anak memiliki ciri khas yang ditemukan pada bahasa orang dewasa. Kanak-kanak pada umumnya jika sedang berbicara dengan teman sebaya akan cenderung menyombongkan diri. Hal ini sesuai dengan psikologi anak yang baru belajar berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Seorang anak akan berbicara tentang apa saja pada teman sebaya dan isi pembicaraan akan berkisar pada pengalamannya sendiri seperti keluarga, permainan, film, dan lain-lain (Hurlock, 1999 :152).

  Keegosentrisan seorang anak dalam berbicara berangsur-angsur akan menghilang. Seorang anak akan mulai menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.

  Tahap mengobrol merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak akan diganti oleh pembicaraan yang terkendali dan terseleksi. Anak tidak lagi berbicara untuk sekedar bicara tetapi anak akan menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komunikasi bukan sebagai bentuk latihan verbal saja (Hurlock, 1999: 153).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  masih sering melakukan obrolan tanpa arti yang banyak dilakukan pada tahun-tahun pra sekolah. Sesuai perkembangannya anak akan mengerti bawah ia hanya boleh berbicara kalau diberi kesempatan atau disuruh oleh guru (Hurlock, 1999: 154).

2.2.2.6 Tahun-tahun Prasekolah

  Anak-anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak.

  Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fugsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama (Kurikulum untuk TK 2004:1).

  Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya pengembangan tersebut dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk berekspresi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan (Kurikulum untuk TK 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pada mulanya anak berbahasa dengan menggunakan “kalimat yang terdiri atas satu kata saja. Kata-kata itu diucapkannya sederhana, maknanya konkret, dan mengacu pada benda, kejadian, dan orang yang ada di sekitar anak. Suatu waktu pada masa tahun kedua, sesudah mengetahui 50 kata, kebanyakan anak-anak mampu menyusun gabungan dua kata. “Kalimat” dua kata ini belum mengandung artikel, preposisi, infleksi, ataupun unsur-unsur gramatik yang lain. Penelitian terhadap dua kata yang terdapat pada pelbagai bahasa menunjukkan bahwa di bagian dunia mana pun anak-anak pada usia ini mengucapkan pikiran dan maksud yang sama.

  Perkembangan kosakata, menurut penelitian (Benedict 1979 via Kaswanti Purwo, 1990), anak sudah menguasai secara reseptif 50 kata pada usia sekitar 13 bulan, tetapi baru pada usia sekitar 19 bulan anak dapat (secara produktif) mengelurkan 50 kata. Usia antara 2,5 dan 4,5 tahun merupakan masa pesatnya pengembangan kosakata; rata-rata dua sampai empat kata baru dikuasai pada masa itu (Madora Smith 1962 via Kaswanti 1990). Pada usia 2 dan 6 tahun, menurut pengamatan Clark (1981, !982 via Kaswanti Purwo, 1990), anak cenderung menciptakan kata-kata baru untuk mengisi kekosongan apabila lupa atau belum mengetahui kata yang semestinya dipakai.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kreativitas dengan frekuensi bermain game elektronik pada anak-anak SD Kanisius Baciro Yogyakarta.

0 0 123

Survai masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 158

Perbedaan kemampuan menulis narasi menggunakan media gambar acak siswa laki-laki dan perempuan kelas III SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 3 158

Pengembangan cerita rakyat menjadi komik sebagai media pembelajaran membaca pemahaman untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kotabaru 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 189

Perbedaan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat tidak menggunakan media audiovisual dan menggunakan media audiovisual siswa kelas V : studi di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta - USD Repository

0 0 142

Hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Kanisius se-Kabupaten Sleman tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 123

Hubungan antara kreativitas dengan frekuensi bermain game elektronik pada anak-anak SD Kanisius Baciro Yogyakarta - USD Repository

0 1 121

Perbedaan penyesuaian diri terhadap tata tertib sekolah pada siswa-siswi kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 94

Mekanisme tumbuh tinggi Tower Crane tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 83

Kesalahan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V, SD Kanisius Demangan Baru dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 189