PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE TERHADAP FASHION REGGAE (Studi pada penggemar reggae di Tangerang) - FISIP Untirta Repository

  

PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE

TERHADAP FASHION REGGAE

(Studi pada penggemar reggae di Tangerang)

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi

  Disusun Oleh : Novitasari

  NIM. 083133

  

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TRITAYASA

SERANG-BANTEN

LEMBAR PERSETUJUAN

  Nama : Novitasari NIM : 083133 Judul Skripsi : Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Reggae

  (Studi pada penggemar reggae di Tangerang) Serang, Juli 2012 Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan Menyetujui, Pembimbing 1, Pembimbing II

  

Muhammad. Jaiz, S.Sos, M.pd Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si

  NIP. 19710629200312001 NIP. 197107182005011001 Mengetahui,

  Dekan FISIP UNTIRTA

  

Dr. Agus Sjafari,. M.Si

  NIP. 197108242005011002

PERNYATAAN ORISINALITAS

  Yang bertandatangan di bawahini : Nama : Novitasari NIM : 6662083133 Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 November 1989 Program Studi : Ilmu Komunikasi

  Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemaknaan Penggemar Reggae terhadap Fashion Reggae di Tangerang adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

  Serang, Juli 2012 Novitasari

  PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TRITAYASA

  LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama : Novitasari NIM : 6662083133 Judul Skripsi : PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE TERHADAP FASHION

  REGGAE di TANGERANG Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skpris di Serang, 08 Agustus 2012 dan telah dinyatakan LULUS.

  Serang, 09Agustus 2012 Ketua Penguji : Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si ( ) NIP.197502022002121002 Anggota : Mia Dwianna, S.Sos., M.Ikom ( ) NIP. 197104222006042001 Anggota : Teguh Iman Prasetya, S.E., M.Si ( ) NIP. 197107182005011001

  Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Program Studi Dr. Agus Sjafari, M.Si Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si NIP.197108242005011002 NIP.197708112005012003 Everything is possible, just believe and make it happen and always believe in you, my Lord Allah SWT.

  • V-

  Skripsi ini kupersembahkan : Salam Sudiana, Bapak terhebat 

  

ABSTRAK

Novitasari. NIM. 083133. Skripsi. Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap

Fashion Reggae (Studi Pada Penggemar Reggae di Tangerang). Program

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. 2012

  Fashion reggae adalah salah satu komunikasi penggemar reggae selain musik untuk menginformasikan atau menyampaikan pesan dan menjadi bahasa tersendiri diantara sesama penggemar reggae maupu masyarakat luas. Namun tidak semua memandang fashion reggae sebagai bahasa namun lebih kepada gaya sehingga terjadilah perbedaan pemahaman.Untuk itulah peneliti tertarik meneliti mengenai pemahaman penggemar reggae terhadap fashion reggae. Penelitan ini berupaya untuk mengambarkan pemaknaan penggemar reggae mengenai fashion reggae. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan setiap penggemar reggae berbeda. Tidak semua memandang dan memaknai fashion reggae penting digunakan dan ada di dalam reggae, namun mereka menyadari bahwa fashion reggae selain sebagai penunjang penampilan, penutup tubuh, pelindung tubuh, tetapi juga sebagai media ekspresi, bentuk komunikasi dimana mereka menyampaikan informasi, memberi identitas bahwa mereka adalah penggemar reggae, serta menampilkan budaya-budaya yang ada di dalamnya. Saran yang dapat peneliti berikan adalah agar penggemar reggae lebih kooperatif dan lebih mensosialisasikan fashion reggae kepada masyarakat karena minimnya pengetahuan masyarakat luar mengenai reggae yang hanya akan melihat dari kulit luar dan pandangan mereka saja. Kata kunci : Makna, Fashion , Fashion Reggae, Reggae

  

ABSTRACT

Novitasari. NIM. 083133. Thesis. The Meaning of fashion reggae from reggae

fans. Sosial science and science policies faculty, study program communication

science. Univesity of Sultan Ageng Tirtayasa. 2012

Fashion reggae is one of communication whom reggae fans do like a music to

inform or to communicate the message and be special language between reggae

fans or society. However, not all of reggae fans look the fashion reggae as a

language but they just a style so t here was a difference of comprehension. That’s

why the researcher interested do research about comprehension of reggae fans

against fashion reggae. This research seeks to portray an comprehension of

reggae fans against fashion reggae. The research method that used is qualitative

descriptive. Technique analysis uses interview in dept, and documentation. This

research uses the theory of symbolic interactionism. The result of research is any

fans of reggae have a different comprehension about fashion reggae. Reggae fans

appreciate that the fashion reggae not only as a supporting appearance, body

coverings, body armor, but also as a medium of expression, a form of

communication in which they giving information, giving the identity if they are

reggae fans, and showcase the cultures that exist within it. Suggestion that can

researcher give are reggae fans more cooperative and more socialize about

fashion reggae to society because they have lack of knowledge about fashion

reggae so they will see just from the out skin and their outlook.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Regg ae”. Skripsi ini diajukan untuk menempuh ujian Sarjana Strata-1 (S1) pada

  Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten.

  Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi pengumpulan data, tata cara penyusunan, pembahasan serta dalam penyampaian mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran dan kritik yang bersifat membantu.

  Pada kesempatan ini peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan, dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ucapkan terima kasih kepada : 1.

  Bapak. Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa 2. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komuikasi

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa 3. Bapak. Muhammad Jaiz, S.Sos, M.pd, selaku dosen pembimbing I, terima

  4. Bapak. Teguh Iman Prasetya,SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

  5. Ibu Mia Dwianna, S.Sos, M.si selaku dosen pembimbing akademik 6.

  Seluruh dosen dan staf Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa 7. Nara Sumber, Aradhea, Peter, Benny, Utha, Rizal dan Brekele.

  8. Papsky tercinta Drs. Salam Sudiana dan Mamah Yenih Haryenih serta kedua kakak, Hardi dan Resti.

  9. Arif Erlangga, terima kasih untuk pengetahuannya yang tidak terduga dan membuka wawasan, masukan, komentar, kritik dan dukungannya

  10. Sahabat-sahabat terbaik Raudhatul ‗irra‘ Aliyah, Shytia ‗Ochien‘ Permatasari, Nisa Sabrina Amalia, Familia Damawati, 11. Karlinda. Anggara Yonardi, Rezza, Eko, Imam, 12. Bang Elias Mardongan, terima kasih atas masukan, ‗hidayah‘ dan dukungannya,

  13. Keluarga besar ― Wereng Community‖.

  14. Teh Mulia, Borin, Teh Amanda, Bang Yulian,Zelda 15.

  Nurul Pri SAN sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skrpsi, terima kasih untuk semuanya.

  16. Teman seperjuangan dari semester awal Doni Agi Kuswandi, Dian, Capcus, Anshari, Pendi, Reja, Renny

  ‗mamih‘, Tika, Kiki, Aziz, Hariet, Ria, Tiara, Rini,

17. Teman-teman Ilmu Komunikasi khususnya NR angkatan 2008 yang banyak membantu dan mendukung penulis.

  Akhir kata peneliti berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

  Terima kasih Serang, Juli 2012 Penulis Novitasari

  

DAFTAR ISI

  Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS LEMBAR PENGESAHAN MOTTO ......................................................................................................................... ABSTRAK i .......................................................................................................................

  ABSTRACT

  ii KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii .................................................................................................................... DAFTAS ISI vi

  ........................................................................................................... i

  DAFTAR TABEL x .......................................................................................................

  DAFTAR GAMBAR x .................................................................................................

  DAFTAR LAMPIRAN xi

  BAB I PENDAHULUAN .......................................................

  1.1 Latar Belakang Masalah

  1 1.2 Perumusan Masalah ..............................................................

  8 ..............................................................

  1.3 Identifikasi Masalah

  9 .................................................................

  1.4 Tujuan Penelitian

  9 1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................

  9

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................

  2.1 Deskripsi Teori

  11 2.1.1 Komunikasi ...................................................................

  11 ............................................

  2.1.2 Komunikasi Antarbudaya

  15 ....................................................................

  2.1.3 Pemaknaan

  20 2.1.4 Penggemar .....................................................................

  21 ..........................................................................

  2.1.5 Reggae 23 ..........................................................................

  2.1.6 Fashion 31 2.1.6.1 Fashion Sebagai Komunikasi ........................

  33 2.1.7 Fashion Reggae ...........................................................

  35 ...............................

  2.1.8 Teori Interaksionisme Simbolik

  42 2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................................

  47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ..................................................................

  51 .............................................................

  3.2 Instrumen Penelitian

  53 ......................................

  3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

  53 3.3 Informan . ..............................................................................

  55 ............................................................................

  3.4 Analisi Data 57 ...........................................

  3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .

  58

  BAB IV PEMBAHASAN .....................................................

  4.1 Deskripsi Data Informan

  60 .......................................................

  4.1.1 Informan Kunci

  60 ..............................................

  4.1.2 Informan Pendukung

  64 ....................................................

  4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

  65

  4.2.1 Penggemar reggae Memaknai Pentingnya .......................................................

  Fashion Reggae

  65

  4.2.2 Pemahaman Penggemar Reggae terhadap Fashion Reggae ......................................................

  69 ..........................................................................

  4.3 Pembahasan

  76

  4.3.1 Penggemar Reggae Memaknai ...................................

  Pentingnya Fashion Reggae

  78

  4.3.2 Pemahaman Penggemar Reggae ....................................... terhadap Fashion Reggae

  81 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ..........................................................................

  94 .....................................................................................

  5.2 Saran

  95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 T abel Informan …………………………………………… 57Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

  …………………………………………. 59

  DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Kerangka Pemik iran………………………………… 50

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Dokumentasi Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Lampiran 3 Transkip Wawancara Lampiran 3 Jadwal Bimbingan Lampiran 4 Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sejak zaman dahulu, kehidupan manusia tidak lepas dari 1 komunikasi. Komunikasi adalah tentang mengirim pesan . Tujuan atau inti dari komunikasi adalah penyampaian pesan, informasi, atau ide oleh seseorang baik dengan komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal kepada orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang membutuhkan bantuan orang lain tidak dapat tidak melakukan komunikasi.

  Komunikasi dilakukan untuk berinteraksi atau bertukar informasi dengan sesama.

  Dalam berinteraksi, seseorang tidak lupa memperhatikan penampilan luar yang ditampilkan oleh seseorang. Fashion dan pakaian merupakan salah satu yang dipilih oleh seseorang untuk dalam memperlihatkan penampilan luarnya. Seseorang akan berusaha tampil menarik agar enak dilihat karena penampilan merupakan hal pertama yang dilihat oleh seseorang dalam berinteraksi. Dengan melihat penampilan luar, seseorang dapat menilai seperti apa orang tersebut, karena penampilan seseorang dapat 1 mencerminkan bagaimana karakteristik seseorang, dimulai dari bagaimana

  

Deddy Mulyana, Jalaluddin, Rakhmat, 2006. Komunikasi AntarBudaya , PT.Remaja Rosdakarya;Bandung hal 12 cara dia berpakaian, bagaimana cara dia memilih pakaian agar enak dilihat dan nyaman ditubuh.

  Pengertian fashion secara garis besar bukan hanya berkaitan dengan pakaian, tetapi berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat menghias tubuh 2 seperti aksesoris dan perhiasan . Saat ini peran fashion sangatlah penting, karena selain dapat mengikuti tren yang sedang berkembang, fashion juga dapat membantu seseorang berpenampilan baik dan memberi kesan positif dihadapan orang lain. Selain itu fashion juga dapat dijadikan sebagai media atau alat komunikasi untuk menggambarkan kepribadian dan identitas seseorang baik dari ideologi, status sosial ataupun gender.

  Namun jarang yang melihat fashion dan pakaian sebagai salah satu komunikasi nonverbal. Seseorang hanya berfikir bahwa fashion yang dikenakan hanya sebagai penutup dan pelindung dari hujan, panas ataupun dingin. Fashion digunakan hanya sebagai penampilan luar yang dilihai dari bagus tidaknya pakaian tersebut, merek apa pakaian tersebut, fashion apa yang sedang in atau tren, mahal atau tidak harganya, bagus tidak jika ia menggunakannya.

  Begitupun mereka yang melihat akan berpendapat mengenai fashion dari bagus tidaknya, mahal tidaknya, merek apa, bagaimana jika dia yang menggunakan pakaian tersebut. Tanpa melihat kenapa seseorang menggunakan pakaian tersebut, pesan atau makna apa mereka menggunakan fashion tersebut. Padahal fashion bukan hanya sebagai pelindung tubuh atau pemanis tubuh tetapi juga sebagai identitas diri, budaya, bahkan ideologi seseorang.

  Malcom Barnard menjelaskan fashion atau pakaian pada tataran dasarnya adalah berfungsi sebagai penutup, perlindungan, kesopanan dan daya tarik namun tidak menutup kemungkinan peran fashion adalah untuk media ekpresikan diri, media mendefinisikan peran dan status sosial, simbol politis, media rekreasional, sebagai identitas diri baik individual maupun 3 kelompok .

  Desmond Morris menambahkan, pakaian juga menampilkan pajangan budaya (cultural display) karena ia mengkomunikasikan afiliasi 4 budaya .

  Dari fungsi itu sendiri, bahwa lebih dalam fashion memperlihatkan siapa diri kita, budaya apa kita, status kelas, gender, dan lain halnya.

  Dengan fashion yang dikenakan, seseorang sedang berkomunikasi. Seseorang sedang menyampaikan/membawa pesan, gaya hidup bahkan ideologi suatu individu maupun komunitas tertentu yang menjadi suatu bagian dari kehidupan tertentu.

  Komunitas reggae dengan fashion reggae yang terkenal dengan baju, 3 topi dan aksesoris lainnya berkombinasi warna merah-kuning-hijau, rambut gimbal, dan ganjanya ingin menampilkan fashion dari reggae. Hanya dengan melihat seseorang mengenakan pakaian atau baju atau aksesori lainnya dengan warna merah-kuning hijau, atau melihat seseorang dengan rambut gimbal atau melihat seseorang menghisap mariyuana, maka kita dapat mengasumsikan orang tersebut sebagai anak reggae atau penggemar reggae. Kita juga mengidentitaskan keberadaan komunitas reggae dengan fashion reggaenya tersebut bahkan memandang fashion reggae merupakan bagian bahkan kewajiban yang harus diperkenalkan bersamaan dengan reggae itu sendiri.

  Reggae itu sendiri adalah aliran musik yang popular di Jamaika. Pada tahun 1968 di Kingston, ska dan rock steady mengalah kepada sebuah sound yang cukup luwes dan tangguh untuk mengikutsertakan ritme yang cepat maupun lambat. Gaya baru ini dinamakan reggae, karena nuansanya yang kasar, dan kualitasnya yang mengangkat dan menghipnotis tampak 5 sangat pas untuk bercerita dan pengamatan sosial.

  Salah satu legend dari musik reggae adalah Robert Nesta Marley atau lebih dikenal dengan Bob Marley, salah satu orang asal Jamaika yang 6 menjadikan reggae mendunia seperti sekarang ini . Melalui musik reggae, Bob Marley menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan. Musik itu memberinya visi dan ambisi baru yaitu membuat musik yang memuaskan 5 dan mewakili tanah kelahirannya (Jamaika) bahkan dunia yang lebih luas.

  Rolling Stones Lagu-lagunya mengandung kenangan, bahwa Bob Marley pernah hidup bersama orang-orang sengsara, telah melihat para penindas, dan mereka 7 yang ditindas, bahkan pernah ditembaki .

  Reggae memang tidak hanya Bob Marley, tapi juga ada Peter Tosh, Black Uhuru, Jimmy Cliff, dan sebagainya. Tapi kemampuan Marley untuk mengambarkan semua kenangan hidupnya secara nyata dan otentik membuat karya musiknya tetap abadi dan berbeda dengan musik lain yang 8 kita kenal .

  Selain musik reggae, Bob Marley terkenal dengan rambut gimbal, warna merah-kuning-hijau, serta ganja. Hal tersebut dapat kita lihat dari video-video yang ada di you tobe, foto-foto yang ada di internet atau majalah.

  Banyak yang menganggap bahwa Bob Marley adalah seorang ‗Tuhan‘ reggae dan mengadopsi dari apa yang dikenakan dan dilakukan oleh Bob Marley sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap reggae dan Bob Marley.

  Kecintaan seorang penggemar terhadap tokoh yang dianutnya dapat membuatnya mengikuti apa yang dilakukan dan dikenakan oleh tokoh tersebut. Jenson mengatakan mengenai budaya penggemar bahwa pengemar 7 adalah apa yang ‗orang lain‘ lakukan, ‗kita‘ selalu mengejar kepentingan-

  9

  kepentingan, memamerkan selera dan preferensi. . Maka tidak heran jika banyak orang yang menggenakan fashion yang digunakan pula oleh Bob Marley dalam berbagai acara musik ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

  Hanya masalahnya, fashion reggae tidak serta merta diterima oleh masyarakat sebagai bagian yang menarik atau bagus atau mencerminkan dari musik reggae sendiri. Masyarakat memandang aneh, norak, kampungan, menakutkan. Masyarakat tidak melihat hal tersebut sebagai salah satu bentuk kecintaan penggemar reggae terhadap musik reggae, sebagai salah satu media berekspresi penggemar reggae namun melihatnya sebagai sesuatu hal yang negatif. Terlebih citra seorang ‗pemakai‘ melekat dengan penggemar reggae.

  Keberadaan para penggemar musik reggae pun sering dikucilkan atau dipandang sebelah mata oleh masyarakat bahkan dianggap meresahkan karena reggae diidentikan sebagai pemakai mariyuana atau ganja. Citra seorang ‗pemakai‘ melekat dengan penggemar reggae padahal tidak sedikit dari penggemar musik reggae yang tidak mengikuti dan meyakini bahwa fashion reggae merupakan bagian dari reggae.

  Menurut Toni Q dalam wawancara bersama Carolin T dengan indoreggae.com, ia mengatakan ―Pencinta musik reggae tidak harus gimbal,

9 Pengantar Komprehensif Teori dan Metode; Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop,

  sebenarnya juga kembali pada filosofi itu sendiri bagaimana pendengar dan 10 perilaku dalam menyikapi lirik atau musik reggae itu seperti apa .

  ‖ Fenomena fashion reggae ini sampai ke Indonesia. Banyak penggemar reggae di Indonesia mengikuti fashion reggae. Fashion reggae digunakan sebagai identitas diri atau kelompok dan sarana komunikasi oleh mereka penggemar reggae. Tidak hanya itu, fashion ini juga meresapi nilai- nilai, pesan atau makna yang dibawa oleh Bob Marley terutama dan musisi- musisi reggae lainnya.

  Tentunya terkadang bentuk ekspresi dari musisi atau penggemar reggae itu hanya dilihat sebagai ajang gaya-gayaan. Tidak sedikit dari mereka yang hanya mengikuti sesuai yang sudah ada tanpa mengerti atau melihat lebih dalam mengenai fashion reggae. Dan memandang fashion reggae sebagai gayanya anak reggae tapi tidak melihat kemungkinan bahwa ada yang bukan dari penggemar reggae ikut menggunakan fashion reggae serta adanya pemaknaan lain yang ingin dibangun oleh fashion reggae selain dari identitas penggemar reggae itu sendiri.

  Keberadaan media massa dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan terjadinya pertukaran-pertukaran informasi dengan sangat cepat sehingga informasi yang di dapat belum tentu akurat dan dapat dipercaya. Penggemar reggae pun biasa mendapat informasi hanya melalui artikel-artikel di internet, televisi, majalah, kaset atau cd, atau dari teman sesama penggemar reggae. Berbekal informasi yang mereka dapat tersebut yang akan mereka yakini kebenarannya. Maka terjadinya perbedaan dalam pemaknaan akan berbeda pula dalam memahami dan memaknai serta memandang tentang fashion reggae tersebut.

  Adanya perbedaan serta hambatan yang terjadi dalam menerima atau mengetahui informasi atau pesan mengenai reggae dan fashion reggae, memungkinkan dapat menyebabkan adanya perbedaan dalam memandang atau melihat fashion reggae yang dikenakan oleh penggemar reggae. Serta perbedaan dalam pemahaman, atau pemaknaan mengenai fashion reggae itu sendiri baik masyarakat luas maupun di dalam komunitas reggae, yaitu sesama penggemar reggae. Untuk itu penulis tertarik meneliti mengenai

  Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Reggae (Studi pada Penggemar Reggae di Tangerang)

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah ―Bagaimana pemaknaan penggemar reggae terhadap fashion reggae.‖

1.3 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggemar reggae memaknai fashion reggae 2.

  Makna apa yang ingin di bangun oleh penggemar reggae melalui fashion reggae.

1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan :

  1. Untuk mendeskripsikan pemaknaan penggemar reggae terhadap fashion reggae.

  2. Untuk mendeskrpsikan makna yang ada pada fashion reggae.

I.5 Kegunaan Penelitian 1.

  Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai masukan bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai komunikasi antarbudaya. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi penelitian sejenis

2. Kegunaan Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, menambah wawasan dan pengetahuan serta pandangan baru mengenai fashion reggae kepada penggemar musik reggae dan masyarakat luas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Deskripsi Teori

  2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu istilah paling popular dalam kehidupan manusia. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Dalam setiap aktivitasnya, manusia melakukan komunikasi. Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antas sesama maka komunikasi adalah sarana utamanya.

  Menurut Onong Uchjana Effendy, istilah komunikasi berasal dari perkataan latin

  “communication” yang berarti ―pemberitahuan‖ atau

  ―pertukaran pikiran‖. Istilah tersebut bersumber pada kata ―communis‖ yang 11 . Dengan berarti ―sama‖ yang dimaksud sama disini adalah ―sama makna‖ demikian komunikasi merujuk pada kesamaan makna antara pengirim dan penerima pesan. Dalam perkembangan Ilmu Komunikasi, kata tersebut didefinisikan beragam, dimana masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda. Lanjut lagi Onong menjelaskan komunikasi dapat diartikan dengan proses penyampaian ―pesan / pikiran /

  11 ide / gagasan‖, ―alat untuk mecapai tujuan tertentu‖, ―mendiskusikan 12 . makna‖

  Definisi dari Bernald Berelson dan Gary A. Stainer, yang dikutip oleh Dedy Mulyana, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata- kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi 13 itulah yang biasa disebut komunikasi.

  Laswell menjelaskan komunikasi tergambarkan dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What 14 Effect ? . Berdasarkan cara pandang ini, dapat diuraikan lima unsur komunikasi, yaitu : a.

  Sumber (source) atau sering disebut komunikator, pengirim, penyandi.

  b.

  Pesan (message), apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima (verbal/non verbal) c.

  Saluran atau media, alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima d.

  Penerima (receiver), sering juga disebut komunikan, orang yang menerima pesan dari sumber/komunikator.

  12 13 Ibid hal 9

  e.

  Efek, apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

  Sehingga dari uraian diatas komunikasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media yang berakibat menimbulkan efek tertentu.

  Sifat komunikasi itu sendiri ada dua macam yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi kata-kata atau tulisan, sedangkan komunikasi nonverbal adalah proses dimana pesan . Komunikasi nonverbal diantaranya mencakup bahasa tubuh, sentuhan, menggunaka potongan rambut, dan sebagainya, n gaya berbicara.

  Pada dasarnya proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

  Proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap yakni : a.

  Proses komunikasi primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam komunikasi adalah bahasa, kial (gesture) isyarat, gambar, warna, dan lainnya seccara langsung mampu ―menerjemahkan‖ pikiran dan atau perasaan komunikator 16 kepada komunikan.

  b.

  Proses komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lainnya dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua itu seperti surat, telepon, teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, media 17 online/internet.

  Sehingga dapat disimpulkan komunikasi dilakukan tidak hanya dengan kata-kata atau tulisan yang jelas namun seseorang dapat juga dikatakan sedang berkomunikasi melalui gerak tubuh,mimik muka, bahkan pakaian.

  Komunikasi dapat dibagi secara umum menjadi lima konteks atau tingkatan sebagai berikut :

  1. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem saraf dan indera.

2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi perorangan yang

  16 bersifat pribadi baik yang secara langsung maupun (tanpa

  medium ) maupun tidak langsung (dengan medium) seperti

  percakapan tatap muka atau melalui telepon 3. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasan pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi.

  4. Komunikasi organisasi menunjukkan pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks jaringan organisasi.

  5. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang 18 ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang besar.

  2.1.2 Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antarbudaya atau disebut juga intercultural communication adalah salah satu bidang komunikasi. Budaya erat kaitannya dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

  Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan social, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Seperti orang yang berbicara bahasa sunda, memakan ular, menghindari minuman keras yang terbuat dari angggur, memandikan keris, menguburkan orang-orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsur-unsur tersebut.

  Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka hidup dan berkomunikasi merupakan respon-respon 19 terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.

  Subbudaya atau subkultur adalah suatu komunitas rasial, etnik, regional, ekonomi atau sosial yang memperlihatkan pola perilaku yang membedakan subkultur-subkultur lainnya dalam suatu budaya atau 20 masyarakat yang melingkupinya . Di Amerika Serikat, subkultur-subkultur ini misalnya adalah golongan imigran asal timur, kelompok yahudi, kaum miskin perkotaan, para penganut Hindu dan kelompok Mafia.

  Menurut Alo Liliweri, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang 21 kebudayaan.

  Sejatinya komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah angggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota budaya lainnya. Dalam komunikasi antarbudaya, terjadi pertukaran pesan verbal (kata-kata) dan pesan nonverbal (ekspresi wajah,isyarat tangan, pakaian,

  19 Deddy Mulyana, Jalaludding Rakhmat,2006. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT.Remaja 20 Rosdakarya, jarak fisik, nada suara, dan perilaku-perilaku lain yang sering tidak disadari). 22 Seperti kita lihat bahwa budaya mempengaruhi orang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikasi dan makna yang dimiliki setiap orang. Sehingga menyebabkan perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula dan dapat menimbulkan kesulitan. Namun kita dapat mengurangi atau hampir menghilangkan kesulitan tersebut melalui studi dan pemahaman atas komunikasi antarbudaya.

  a.

  Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya Hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules), jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).

  Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini 23 banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah

  1. Fisik (Physical)

  Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik. Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

  2. Budaya (Cultural) Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.

  Seperti contoh : kata ―jangan‖ dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

  3. Persepsi (Perceptual)

  Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Contohnya perbedaan pendapat antara orang tua dan 23 anak.

  4. Motivasi (Motivational)

  Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

  5. Pengalaman (Experiantial)

  Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

  6. Emosi (Emotional) Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar.

  Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.

  7. Bahasa (Linguistic) Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan. Contohnya adalah ketika dokter berbicara dengan menggunakan istilah kedokteran seperti gastritis kepada pasiennya.

  Pasien tersebut belum tentu mengetahui maksud kata itu adalah penyakit magh.

  8. Nonverbal Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi.

  Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi.

  Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

  9. Kompetisi (Competition) Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

  2.1.3 Pemaknaan Pemaknaan adalah proses dengan mana orang mengorganisasi dunia dalam perbedaan yang signifikan. Proses ini dijalankan melalui konstruksi kode-kode (dan tanda dalam kode) sosial, budaya, dan sejarah yang spesifik. Tidak ada makna tunggal bagi sejumlah teks media, teks adalah intertekstual dan polisemik.

  Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang 24 dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh.

  Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension).

  Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi

  2.1.4 Penggemar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengemar adalah orang yg menggemari (kesenian, permainan, dsb), contohnya penggemar sepak 25 bola. . Menurut wikipedia, penggemar adalah seseorang dengan keinginan dan semangat untuk sesuatu, seperti sebuah band, tim olahraga atau penghibur. Mereka mungkin menunjukkan antusias mereka dengan menjadi anggota sebuah klub penggemar, mereka atau dengan mempromosikan obyek / idola mereka. Beberapa fans bahkan mengambil atau terobsesi meniru idola mereka dan percata bahwa mereka adalah karakter dari idola mereka.

  24

  Menurut Jenson, penggemar adalah apa yang ‗orang lain‘ lakukan, ‗kita‘ selalu mengejar kepentingan-kepentingan, memamerkan selera, dan preferensi. lebih lanjut apa yang ‗mereka‘ lakukan itu menyimpang, dan karenanya berbahaya, sementara apa yang ‗kita‘ lakukan itu normal dan 26 karenanya aman.

  Sehingga dapat kita simpulkan bahwa penggemar reggae adalah orang yang menggemari musik reggae. Memiliki kegilaan terhadap musik reggae dan bahkan menirukan apa yang idola mereka lakukan dan hal yang dilakukan belum tentu menurut orang di luar dari penggemar reggae sesuatu yang lazim atau biasa saja.

  2.1.5 Reggae Adalah suatu aliran musik yang awalnya dikembangkan pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala 27 da

  Musik reggae merupakan kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. 26 Kata ―reggae‖ diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata

  ―ragged‖ (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari 28 dengan iringan musik ska atau reggae) .

  Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

  Berbicara mengenai reggae, maka kita akan berbicara pula mengenai Jamaika, Rasta dan Bob Marley. Baik Jamaika, Rastafaria, dan Bob Marley adalah yang terkenal dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan reggae itu sendiri.

  a. Jamaika, Bob Marley dan Rastafari Jamaika ditemukan Columbus pada abad ke-15. Sebuah pulau 29 yang dihuni oleh suku Indian Arawak . Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak ―xaymaca‖ yang berarti ―pulau hutan dan air‖. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku 28 Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, 30 yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

  Musik yang popular di Jamaika, dari calypso sampai mento selalu bertindak sebagai cara untuk menyebarkan kisah perilaku 31 amoral para tetangga atau kebohongan para penguasa.

  Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian.

  Bob Marley adalah salah satu orang yang menjadikan reggae mendunia seperti sekarang ini. Lahir di Nine Miles, sebuah desa kecil di Jamaika dengan nama Robert Nesta Marley atau lebih dikenal dengan Bob Marley pada awal tahun 1946, saat Perang Dunia II 32 hampir berakhir.

  30 31 Ibid

  Marley menyambut kehadiran reggae. Musik itu memberinya visi dan ambisi baru yaitu membuat musik yang memuaskan dan 33 mewakili tanah kelahirannya (Jamaika) bahkan dunia yang lebih luas .

  Di Jamaika, sebuah aliran bernama Ras Tafaria muncul akibat kepercayaan bahwa Selassie adalah utusan Tuhan, kembalinya Jenovah ke muka bumi dan sebuah tanda harapan bagi diaspora kulit hitam 34 dunia yang telah lama menderita pada tahun 1930 .