BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - Zakariaardiputra BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

  1. Kualitas produk Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi, dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Keller, 2013). Kualitas produk adalah keseluruhan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat (Abdullah dan Tantri, 2017). Kualitas produk adalah produk yang akan dicari oleh para konsumen, karna konsumen menginginkan terpenuhinya kepuasan apabila menggunakan produk tersebut, bahkan konsumen tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang lebih besar supaya dapat memenuhi kepuasanya (Malau, 2017).

  Kualitas produk merupakan keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk dapat memuaskan kebutuhan yang diharapkan pelanggan (Kotler dan Keller, 2009). Perusahaan yang menawarkan kualitas akan menciptakan hubungan baik dengan pelanggan. Kualitas produk memiliki peran penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan dan membentuk pelanggan untuk loyal terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Menurut Tjiptono (2008) kualitas produk merupakan perpaduan antara sifat dan karakterisik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakterisik itu memenuhi kebutuhanya.

  Menurut Tjiptono (2008) terdapat delapan dimensi kualitas produk, yaitu sebagai berikut :

  1. Kinerja (Performance), Karakterisik oprasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli.

  2. Ciri-ciri keistimewaan tambahan (Features), yaitu karakterisik sekunder atau pelengkap.

  3. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal di pakai.

  4. Kesungguhan dengan spesifikasi (Conformance to specifications), yaitu

  sejauh mana karakterisik desain dan oprasi memenuhi standar-standar yang telah diterapkan sebelumnya.

  5. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dan dapat terus digunakan.

  6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), meliputi kecepatan, kompetisi, kenyamanan, mudah diresepsi, serta penganganan keluhan yang memuaskan.

  7. Estetika, yaitu daya tarik poduk terhadap panca indra.

  8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2. Nilai Pelanggan

  Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa nilai pelanggan merupakan kombinasi kualitas, pelayanan, harga dari suatu produk. Nilai terhantar pada pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan dan jumplah biaya dari pelanggan, dan jumlah nilai bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan yang diharapkan pelanggan dari barang atau jasa tertentu. Terdapat tiga nilai yang dipikirkan pelanggan yang akan di jelaskan sebagai berikut:

  a) Nilai yang dipikirkan pelanggan (customer perceived value) Adalah selisih antara evaluasi pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu alternalif-alternatif lain yang dipikirkan.

  b) Nilai pelanggan total (total customer value)

  Adalah nilai moneter yang di pikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional dan pisikologis, yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar tertentu.

  c) Biaya pelanggan total (total customer cost) Adalah sekumpulan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang tawaran pasar tertentu termasuk biaya moneter, biaya waktu, biaya energi, dan biaya pisikologis

  Nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk dengan biyaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut (Kotler dan Keller, 2013). Nilai pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan harus mempertimbangkan nilai dalam mengembangkan produk atau jasa sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Definisi lain menyatakan bahwa nilai pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap nilai atas kualitas yang ditawarkan relatif lebih tinggi dari pesaing akan mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan, semakin tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh pelanggan, maka semakin besar kemungkian terjadi hubungan atau transaksi. Hubungan yang diinginkan adalah hubungan yang bersifat jangka panjang, sebab usaha dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini akan jauh lebih besar apabila harus menarik pelanggan baru atau pelanggan yang sudah meninggalkan perusahaan dari padamempertahankan pelanggan. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan nilai dari produsen atau penyedia jasa. Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau suatu yang bersifat emosional. Menurut Tjiptono (2008), dimensi nilai terdiri dari 4 yaitu:

  1. Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaan atau efektif/emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.

  2. Social value, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri sosial konsumen.

  3. Quality/performance value, utilitas yang didapatkan dari produkkarna reduksi biaya jangka pendek dan jangka panjang.

  4. Price/value of money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang diharapkan dari produk atau jasa Dari beberapa konsep dan dimensi tentang nilai pelanggan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh pelanggan dengan apa yang mereka korbankan untuk mendapatkan atau mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa.

3. Kepuasan Pelanggan

  Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah suatu tingkatan dimana perkiraan kinerja produk sesuai dengan harapan pembeli (Kotler dan Keller, 2013). Kepuasan pelanggan bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Menurut Kotler dan Keller (2009) kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang diharapkan dengan kenyataan yang diperoleh. Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan pembeli dari kinerja perusahaan yang memenuhi harapan mereka.

  Pelanggan puas bila harapan mereka dipenuhi dan senang atau bahagia bila harapan mereka dilebihi. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, membeli lebih banyak, kurang sensitif terhadap harga dan memberikan komentar baik tentang perusahaan (Abdullah dan Tantri, 2017).

  Kepuasan pelanggan adalah kunci untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan konsumen untuk menjaga dan mengembangkan konsumen dan menuai nilai seumur hidup pelanggan mereka. Pelanggan yang puas akan membeli produk itu lagi, membicarakan hal yang positif kepada orang lain tentang produk tersebut, kurang memperhatikan produk merek pesaing dan iklan, dan membeli produk lainnya dari perusahaan tersebut (Malau, 2017). Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan konsumen secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan konsumen adalah kepuasan konsumen. Pelanggan yang sangat puas akan tetap setia untuk waktu yang lebih lama, membeli kembali ketika perusahaan memperkenalkan produk baru atau memperbaharui produk lama. Menurut Tjiptono dan Chandra (2017) mengemukakan bahwa peningkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah pada pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka pendek, serta pangsa pasar sebagai hasil pembelian ulang. Sementara itu, ketidakpuasan pelanggan memunculkan sejumlah resiko, seperti boikot atau protes dari lembaga konsumen, komplain pelanggan, intervensi pemerintah, reaksi pesaing, dan masuknya subtitusi baru ke pasar.

4. Loyalitas Pelanggan

  Loyalitas pelanggan akan muncul ketika pelanggan merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2009) loyalitas adalah sebuah komitmen yang dimiliki pelanggan untuk melakukan pembelian kembali barang atau jasa di masa mendatang meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang nanti menyebabkan pelanggan beralih. Keputusan konsumen untuk bersikap loyal atau bersikap tidak loyal merupakan akumulasi dari banyak masalah kecil perusahaan. Menurut Nugroho (2005) dalam Gaol (2016) loyalitas konsumen didefinisikan sebagai suatu ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek produk atau merek jasa pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak pilihan produk ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan pelanggan memiliki kemampuan untuk mendapatkannya.

  Morais (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercemin dalam pembelian ulang yang konsisten. Parasuraman (2005) dalam (Sangadji dan Sopiah, 2013) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari kontinuitas relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi dan kendala pragmatis. Tjiptono dan Chandra (2017) mengemukakan empat situasi kemungkina loyalitas berdasarkan dimensi sikap dan perilaku pembelian ulang sebagai berikut :

  1. No loyalty, yaitu bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama- sama lemah. Penyebabnya bisa bermacam-macam, di antaranya produk/jasa baru diperkenalkan sehingga belum dikenal; pemasar tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan unik produknya; dan konsumen mempersepsikan semua merek relative sama kinerjanya.

  2. Spurious loyalty (captive loyalty), yaitu jika sikap yang relatif lemah dibarengi dengan pola pembelian ulang yang kuat. Dalam hal ini faktor non-sikap (misalnya, norma subyektif dan faktor situasional) lebih kuat pengaruhnya terhadap perilaku pembelian.

  3. Latent loyalty, tercermin bila sikap yang kuat dibarengi dengan pola pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar para pemasar ini disebabkan pengaruh faktor-faktor non-sikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat ketimbang faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.

  4. Loyalty, yaitu bilamana konsumen bersikap positif terhadap merek atau pemasok tertentu dan disertai pola pembelian yang konsisten.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

  3 Yesenia, Edwar H Siregar (2014)

  3. Nilai pelanggan berpengaruh

  2. Kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

  1. Nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

  Regressio n analyses and mediating regression

  Role of Corporate Image, Prooduct Quality and Customer Value in Customer Loyalty: Intervening effect of Customer

  4 Muhammad Ishtiaq Ishaq dkk (2015)

  2. Kepuasan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas.

  1. Kualitas produk memiliki pengaaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

  Structural Equation Modelling (SEM)

  Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Serta Loyalitas Pelanggan KFC Di Tanggerang Selatan

  No Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis

  Hasil

  1.Nilai pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

  Analisis regresi linier berganda

  Pengaruh Pemasaran Relasional Dan Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Moderasi

  2. Fitriana Puspitasari, Marjam Desma Rahadhini, Sumarno Dwi Saputra (2017)

  4. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

  3. Nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

  2. Nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

  1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

  Analisis regresi berganda

  Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Nilai Pelanggan Dan Kepuasan Pelanggan Dan Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Apotek Dela Semarang

  1. Siti Munisih, Euis Soliha (2015)

  2.Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Satisfaction positif terhadap loyalitas pelanggan.

  4. Kualitas produk berpeengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.

  5 The Impact of Service Structural

  1.Kualitas Produk berpengaruh Evi

  Quality and Product Equation positif dan signifikan terhadap Asmayadi Quality towards modelling Loyalitas Pelanggan. dan Sri

  Customer Loyalty (SEM) Hartini throught Emotional and (2015)

  Functional Value in Traditional Markets in Pontianak , Indonesia

  6 Merdikawat Pengaruh Nilai Analisis

  1. Nilai pelanggan berpengaruh i Farida Pelanggan dan kualitas Structural positif dan signifikan terhadap (2013) Layanan Terhadap Equation kepuasan pelanggan.

  Loyalitas pelanggan, Modelling

  2. Kepuasan pelanggan Melalui Kepuasan (SEM) berpengaruh positif dan pelanggan Pada signifikan terhadap loyalitas Pelanggan Bus Eisiensi pelanggan. (Studi PO Efisiensi

  3. Nilai pelanggan berpengaruh Jurusan Jogja-Cilacap) positif terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan.

  7 Sulianto Pengaruh Nilai Analisis

  1. Nilai pelanggan berpengaruh (2013) Pelanggan dan Structural positif dan signiikan terhadap Kepuasan Pelanggan Equation kepuasan pelanggan.

  Terhadap Loyalitas Modelling Pelanggan (SEM)

  Switching cost Sebagai Variabel

  Moderasi

  8 Hami dkk, Analisis Pengaruh Nilai Path

  1. Nilai pelanggan berpengaruh (2016) Pelanggan terhadap Analisis positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan kepuasan pelanggan. dan Dampaknya pada

  2. Nilai Pelanggan berpengaruh Loyalitas Pelanggan positif dan signifikan terhadap (Surve pada pengguna loyalitas pelanggan

  honda vario all variant di service center honda AHASS sukma motor jalan sigura – gura kota

  malang )

  9 Analia Pengaruh Kualitas Analisis 1.kualitas produk berpengaruh Lumba Produk Terhadap deskriptif positif terhadap loyalitas Gaol dan Tingkat Kepuasan adan konsumen.

  Khadarisma Konsumen dan analisis n Hidayat Loyalitas Konsumen jalur (path Sunarti (Surve pada Mahasiswa analaysis ) (2016) S1 Fakultas Ilmu

  Administrasui Tahun Akademik 2012/2013 yang menggunakan smartphone samsung )

C. Kerangka Pemikiran 1. Pengaruh Hubungan antara Kualitas Produk terhadap Kepuasan pelanggan

  Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang ditawarkan perusahaan untuk diperhatikan, diminta, digunakan oleh pelanggan. Kualitas produk dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kepuasan tergantung oleh kualitas produk perusahaan, karena jika semakin tinggi tingkat kualitas poduk maka semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan (Kotler dan Keller, 2009). Konsumen menginginkan produk yang diterimanya sesuai dengan harapan yang dirasakan. Kualitas dapat dikategorikan sebagai suatu senjata yang strategis untuk berkompetisi dengan para pesaing. Karena peran kualitas produk sangat menentukan keinginan pelanggan tersebut sehingga dengan kualitas produk akan tercapai suatu kepuasan tersendiri bagi konsumen. Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada bagaimana tingkat kualitas produk yang ditawarkan.

  Hasil penelitian dari Munisih (2015), menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dimana kualitas produk meningkat maka kepuasan pelanggan juga meningkat. Haasil penelitian dari Yessena (2014), menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian dari Ishaq

  (2015). Menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

2. Pengaruh hubungan antara Nilai Pelanggan terhadap Kepuasan Pelanggan

  Penawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran nilai terbesar. Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan pelanggan (Kotler dan Keller, 2013). Nilai adalah konsep yang sentral peranya dalam pemasaran. Kita dapat memandang pemasaran sebagai kegiatan mengidentifikasi, menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan memantau nilai pelanggan. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapanya (atau hasil) dalam kaitanya dengan ekspetasi. Hasil penelitian dari Munisih (2015), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dimana nilai pelanggan yang meningkat maka kepuasan pelanggan juga meningkat. Hasil penelitian dai Merdikawati (2013), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuassan pelanggan.

  Hasil penelitian dari Sulianto (2013), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian dari Hami (2016), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signiikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian dari Ishaq (2015), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

  3. Pengaruh Hubungan antara Kualitas Produk dengan Loyalitas

  Pelayanan

  Kualitas produk yang diberikan suatu produk juga bisa menjadi alasan konsumen untuk loyal terhadap produk tersebut. Kualitas produk merupakan keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk dapat memuaskan kebutuhan yang diharapkan pelanggan (Kotler dan Keller, 2009). Hasil penelitian dari Asmayadi (2015) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian dari lumba Goal (2016) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsmen.

4. Pengaruh Hubungan antara Nilai Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan

  Nilai bagi pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini berarti bahwa semakin baik nilai bagi pelanggan yang diberikan perusahaan maka pelanggan semakin merasa loyal terhadap produk. Nilai dimaksudkan untuk memberikan keuntungan kepada pelanggan. Keuntungan yang diterima pelanggan akan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha, oleh karena persepsi dan harapan sesuai. Jika persepsi pelanggan setelah melakukan transaksi ternyata tidak sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan kecewa dan tidak mengulang transaksinya kembali dan sebaliknya (Hidayat, 2009). Hasil penelitian dari Munisih (2015). Nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dimana nili pelanggan yang meningkat maka loyalitas pelanggan juga meningkat. Hasil penelitian dari Puspitasari (2017), Nilai pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian dai merdikawati (2013), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Hasil penelitian dari Hami (2016), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian dari Ishaq (2015), menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

5. Pengaruh Hubungan antara Kepuasan delanggan terhadap Loyaliitas Pelanggan

  Tjiptono (2008) menyatakan pengaruh antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan, bahwa kepuasan akan menimbulkan loyalitas pelanggan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya loyalitas adalah tingkat kepuasan pelanggan. Pelanggan yang memiliki tingkat kepuasan yang tinggi akan mengalami loyalitas dari konsumen tersebut. Kepuasan pelanggan ini terjadi akibat dari produk yang digunakan sesuai dengan keinginan atau harapan konsumen. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dan kesannya terhadap kinerja produk dan harapan-harapannya. Hasil penelitian dari Munisih (2015). Menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dimana kepuasan pelanggan yang meningkat maka loyalitas pelangan juga meningkat. Hasil penelitian dari Puspitasari (2017), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh signiikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian dari Yesena (2014), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penelitian dai merdikawati (2013), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

D. Desain Kerangka Pemikiran E. HIPOTESIS

  H1: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

  H2: Nilai Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

  H3: Kualitas Produk berpengaruh positifndan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

  H4: Nilai Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

  H5(+) H9(+) H8(+) H7

  KUALITAS PRODUK (X1) KEPUASAN

  PELANGGAN (Z) H1(+) LOYALITAS PELANGGAN

  (Y) H6 H3(+)

  NILAI PELANGGAN (X2) H2(+)

  H4(+) H5: Kepuasan Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

  H6: Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

  H7: Kualitas Produk, Nilai Pelanggan dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

  H8: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan sebagai variabel intervening.

  H9: Nilai Pelanggan berpengaruh positi dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening.