BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Responden - Pengaruh Corporate Social Responsibility Internal dan Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai Variabel Intervening - Unika Repository
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Responden
12 PT. Maju Jaya Sarana Grafika Percetakan
3
13 PT. Dyriana Bakery Roti
4
4
5
3
3
3
3
11 PT. Arindo Garmentama Garmen
4
4
5
3
6
14 PT. Sido Muncul Jamu
3
66 Sumber: Pengolahan Data 2016
71
2 Jumlah 100
2
4
17 Mie Citra Mandiri Mie Kering
3
4
5
16 Jessy Cakes Roti
4
4
5
15 Percetakan Laris Percetakan
10 PT. Dasa Gaya Obat
Data dalam penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur besar dan sedang di Kota Semarang. Dalam penelitian ini data-data perusahaan manukfaktur skala besar dan sedang yang berguna bagi penelitian di peroleh dari sumber Badan Pusat Statistik (BPS) 2014. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di 17 perusahaan diperoleh sebanyak 66 responden yang mengisi kuesioner dan dapat diolah. Tabel berikut menunjukan data perusahaan:
Tabel 4.1 Data Perusahaan10
10
4 PT. Fumira Plat Besi
3
3 PT. Mebel Jansen Indonesia Mebel
7
8
2 PT. Industri Jamu Borobudur Jamu
6
8
9
10
1 PT. Industri Jamu Jago Jamu
Kuesioner yang Kembali Kuesioner yang dapat diolah
No. Nama Perusahaan
Jenis
Industri
Kuesioner yang Disebar9
5 PT. Ny. Meneer Jamu
4
2
9 PT. Shamprindo Perdana Obat
2
2
4
8 PT. Leo Agung Raya Jamu
2
3
10
7 CV. Metalindo Manunggal K Stainless
7
7
10
6 PT. Damaitex Textile
7
7
4
4.2. Gambaran Umum Responden
Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Jenis Kelamin Jumlah Responden PersentasePria 44 66,7% Wanita 22 33,3%
Usia Jumlah Responden Persentase
20 Tahun ke Bawah 0% 21-30 Tahun 15 22,7% 31-40 Tahun 32 48,5%
40 Tahun ke Atas 19 28,8%
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase
SMA/Sederajat 0% Akademi/Sedejarat 0%
Strata Satu (S1) 59 89,4% Magister (S2) 7 10,6%
Doctor (S3) 0%
Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase
1-5 Tahun 15 22,7% 6-10 Tahun 5 7,6%
11-15 Tahun 12 18,2%
15 Tahun ke Atas 34 51,5%
Jabatan Jumlah Responden Persentase
Low Manajer 19 28,8% Manajer Administrasi 7 10,6%
Manajer Humas 2 3% Manajer Keuangan 10 15,2%
Manajer Operasional 8 12,1% Manajer Pemasaran 9 13,6%
Manajer R&D 2 3% Manajer SDM 4 6,1%
Top Manajer 5 7,6% SSumber: Lampiran 4a
Tabel 4.2 menunjukan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah pria dengan persentase 66,7% sebanyak 44 responden, dan responden wanita menunjukan manajer-manajer pada perusahaan sampel masih banyak jenis kelamin pria yang menjadi kepala bagian dalam perusahaan sampel.Tabel 4.2 menunjukan rentang usia 31-40 Tahun 48,5% sebanyak 32 responden, usia 40 Tahun ke atas 28,8% sebanyak 19 responden, dan rentang usia21-30 Tahun 22,7% sebanyak 15 responden. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan sebagian besar rentang usia responden dalam penelitian ini berkisar 31-40 Tahun.
Berdasarkan pilihan 5 jenis tingkat pendidikan pada kuesioner diperoleh data pada Tabel 4.2, Tingkat Pendidikan Strata satu (S1) 89,4% sebanyak 59 responden dan Magister (S2) 10,6% sebanyak 7 responden. Jenis tingkat pendidikan yang tidak terdapat dalam penelitian ini adalah SMA, Akademi, dan Doctor (S3). Dapat disimpulkan Tingkat Pendidikan Strata Satu (S1) adalah responden terbanyak dalam penelitian ini.
Pengalaman kerja yang dimiliki responden-responden dalam penelitian ini beragam. Tabel 4.2 menunjukan responden memiliki waktu kerja pada perusahaan mereka di atas 15 Tahun dengan persentase 51,5%, waktu kerja responden lainnya diikuti dengan lama kerja 1-5 Tahun 22,7%, 11-15 Tahun 18,2%, 6-10 Tahun 7,6%.
Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yang memiliki lama kerja di atas 15 tahun.
Secara umum jabatan manajer dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Top Manajer, Middle Manajer, dan Low Manajer. Middle manajer terdiri dari Manajer Pemasaran, Manajer R&D, dan Manajer SDM. Berdasarkan Tabel 4.2 sebagian besar responden adalah middle manajer dengan persentase 62,3% yang terbagi pada middle-middle manajer. Low manajer dengan persentase 28,8% menempati responden terbanyak ke 2 dan diikuti Top Manajer dengan persentase 7,6%.
4.3. Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Konstruk
Validitas konstruk digunakan untuk menunjukan seberapa baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2004). Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS yaitu pengujian Factor Analysis. Berikut hasil dari uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Rotated Component Matrix:
Tabel 4.3 Pengujian KMO ke-1Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,820 Bartlett's Test of
Sig. 0,000 Sphericity
Sumber: Lampiran 3a Langkah pertama pengujian Pada Tabel 4.3 Hasil dari pengujian KMO adalah 0,820 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka analisis ini dapat digunakan. Berikut dilakukan analisis pengujian selanjutnya: Keterangan CI : CSR Internal CE : CSR Eksternal MK : Motivasi Karyawan KP : Kinerja Perusahaan
Tabel 4.4 Rotated Component Matrix ke-1.470 CE6 .792 CE7 .614 CE8
.679 KP4 .817
KP3 .454
MK5 .704
MK6 .815
KP1 .742 KP2 .513 .434
MK3 .491
.475 MK4 .490 .542CE9 .662
CE10 .808
MK1 .480
.584 MK2 .680 .521.484 .612
.598 CE4 .694 CE5 .510
Component
CE2 .670 .507 CE3 .499
.474 .568 .432
.409 CI11 .702 .428 CE1
4 CI1 .726 CI2 .406 .707 CI3 .725 CI4 .732 CI5 .488 CI6 .484 .565 CI7 .735 CI8 .611 .462 CI9 .440 CI10 .627
3
2
1
Sumber: Lampiran 3a Langkah kedua pada Tabel 4.4 Rotated Component Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI3,CI7,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE1,CE3,CE4,CE5,CE8. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP2,KP3. Banyak indikator pernyataan yang tidak valid harus dieleminasi dan diuji ulang.
Tabel 4.5 Pengujian KMO ke-2Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,853 Bartlett's Test of
Sig. 0,000 Sphericity
Sumber: Lampiran 3a Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid
Pada Tabel 4.5 Hasil dari pengujian KMO adalah 0,853 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka analisis ini dapat digunakan kembali.
Langkah selanjutnya melihat kembali Tabel 4.4 Rotated Component Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP3. Beberapa indikator pernyataan terlihat masih
Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid Pada Tabel 4.6. Hasil dari pengujian KMO adalah 0,818 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka
Tabel 4.6 Rotated Component Matrix ke-2Component
1
2
3
4 CI2 .591 CI3 .653 .462 CI7 .719 CI9 .498 .471 CI10 .457
.508 CE1 .709 CE3 .725 CE4 .648
.408 CE5 .710 CE8 .843 MK1 .823 MK3
.761 .439 MK6 .677
.489 KP1 .838 KP2 .756 KP3 .757
Sumber: Lampiran 3a
Tabel 4.7 Pengujian KMO Indikator yang ValidKaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,818 Bartlett's Test of
Sphericity Sig. 0,000
Sumber: Lampiran 3a analisis ini dapat digunakan kembali. Berikut dilakukan analisis pengujian selanjutnya:
Tabel 4.8 Rotated Component Matrix Indikator yang ValidComponent
1
2
3
4 CI2 .787 CI9 .777 CI10 .739
CE4 .845
CE5 .762
MK1 .782 MK3 .500 .569MK6 .822 KP1 .911 KP3 .737
Sumber: Lampiran 3a Langkah selanjutnya dapat dilihat melalui Tabel 4.8 Rotated Component
Matrix , pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel
CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10, indikator tersebut termasuk dalam dimensi tempat kerja dan pendapatan yang layak. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5, indikator tersebut termasuk dalam dimensi kontribusi terhadap masyarakat lokal. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6, indikator tersebut termasuk dalam dimensi motivasi diri dalam melaksanakan tugas. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP3, indikator tersebut termasuk dalam dimensi reputasi perusahaan dan kondisi pasar perusahaan yang baik. telah berkelompok pada setiap variabel. Dapat disimpulkan bahwa indikator- indikator tersebut telah menunjukan hasil-hasil dalam pengukuran Factor Analysis sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Dengan ini pengujian ini dinyatakan valid dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya.
4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ghozali, 2006). Dalam menghitung reliabilitas suatu data dapat digunakan pendekatan
Cronbach’s Alpha. Bila nilai
Cronbach’s lebih kecil dari 0,6 maka item x dinyatakan tidak reliabel dan bila nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka item x dinyatakan reliabel. Tabel
berikut menunjukan hasil dari Uji Reliabilitas pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 4.9 Pengujian ReliabilitasVariabel Keterangan Cronbach’s Alpha
CSR Internal 0,798 Reliabel CSR Eksternal
0,687 Reliabel Motivasi Karyawan
0,780 Reliabel Kinerja Perusahaan
0,882 Reliabel Sumber: Lampiran 3b
Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel CSR Internal, CSR Eksternal,Motivasi Karyawan, dan Kinerja Perusahaan dalam penelitian menunjukan menunjukan hasil yang terendah diantara 4 variabel berikut. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat dikatakan semua variabel dalam penelitian ini telah reliabel dan dapat dilakukan proses analisis selanjutnya.
4.4 Statistik Deskriptif
Persepsi responden terhadap setiap variabel dalam penelitian ini ditunjukan dengan statistik deskriptif dengan kriteria Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kriteria tersebut dilihat dari hasil mean yang sesuai dengan kategori dan kisaran teoritis yang berbeda. Berikut hasil mean tersebut:
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif VariabelKategori Kisaran
Variabel Mean Keterangan
Teoritis Rendah Sedang Tinggi CSR
4,26 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi Internal
CSR 3,98 2,34-3,66 3,67-5,00
1-5 1,00-2,33 Tinggi Eksternal
Motivasi 4,35 2,34-3,66 3,67-5,00
1-5 1,00-2,33 Tinggi Karyawan
Kinerja 4,33 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi
Perusahaan Sumber: Lampiran 4b
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Internal adalah 4,26 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan indikator yang diterima, CSR Internal yang telah dilakukan perusahaan berupa pemberian tempat kerja dan pendapatan yang layak direspon baik oleh karyawannya.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Eksternal adalah 3,98 yang termasuk dalam kategori tinggi namun terendah diantara variabel lainya. Berdasarkan indikator yang diterima, CSR Eksternal berupa kontribusi terhadap masyarakat lokal direspon baik oleh karyawan.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Motivasi Karyawan adalah 4,33 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti Motivasi Karyawan tinggi dengan program CSR yang dilakukan perusahaan mempengaruhi motivasi
Tabel 4.11 Compare MeanKelompok CSR CSR Motivasi Kinerja Perusahaan Industri Internal Eksternal Karyawan Perusahaan
PT. Industri Jamu
3,87 4,06 4,42 4,38
Jago PT. Industri Jamu Jamu 4,38 4,21 4,52 4,50 Borobudur
PT. Ny. Meneer
4,24 3,86 3,76 4,07
PT. Leo Agung
5,00 4,25 4,33 5,00
Raya PT. Damaitex
4,43 4,21 4,71 4,36
Textile PT. Arindo
3,78 3,83 4,22 4,17
Garmentama PT. Shamprindo Farmasi 4,75 4,00 4,84 4,88 Perdana
PT. Dasa Gaya
4,33 4,63 4,59 4,75
PT. Maju Jaya
Percetakan 4,43 4,25 4,50 4,14
Sarana Grafika Percetakan Laris4,42 3,75 4,42 4,13
PT. Fumira
4,28 4,17 4,06 4,17
Besi CV. Metalindo
3,50 3,00 4,17 4,25
Manunggal PT. Dyriana
3,89 3,33 4,22 3,83
Makanan Jessy Cakes
4,33 3,17 4,44 4,50
Mie Citra Mandiri
3,51 3,00 4,16 4,25 Sumber: Pengolahan Data, 2016 karyawan.
Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Kinerja Perusahaan adalah 4,23 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti karyawan merasa Kinerja Perusahaan mereka telah baik. Pada Tabel 4.11 Compare Mean dilakukan dengan cara melakukan rata-rata respon jawaban responden pada setiap perusahaan dan membandingkan berbasarkan kelompok 6 jenis kelompok industry sejenis. Hasil dalam penelitian ini dalam skala organisasi, sehingga diperlukan perbandingan berdasarkan kelompok industri untuk mengetahui respon responden terhadap variabel dalam penelitian. Pada kelompok industri jamu disimpulkan CSR Internal dengan respon baik ditunjukan pada PT. Leo Agung Raya dengan rata-rata 5,00. CSR Eksternal pada PT. Leo Agung Raya juga menunjukan rata-rata respon yang paling tinggi diantara 4 perusahaan kelompoknya yaitu 4,25. CSR Internal dan CSR Eksternal yang telah
sejenisnya. Pada Kinerja Perusahaan rata-rata respon tertinggi juga ditunjukan oleh PT. Leo Agung Raya 5,00 dan rata-rata respon Kinerja Perusahaan terendah PT.Nyonya Meneer 4,07. Pada kelompok industri jamu disimpulkan PT. Leo Agung Raya memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan 4 perusahaan sejenisnya.
Pada Tabel 4.11 Compare Mean terdapat 2 perusahaan kelompok industri textile. CSR Internal dan CSR Eksternal PT. Damaitex menunjukan respon rata- rata 4,43 dan 4,21 lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama dengan rata- rata respon 3,78 dan 3,83. Dapat disimpulkan CSR Internal dan Eksternal PT.
Damaitex lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama. Hasil rata-rata respon kinerja perusahaan juga menunjukan hasil yang konsisten rata-rata skala kinerja perusahaan PT. Damaitex 4,36 lebih baik dibandingkan dengan PT. Arindo Garmentama 4,17. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini, Kinerja PT. Damaitex paling baik dalam kelompok industri textile.
Kelompok industri selanjutnya adalah farmasi. CSR Internal dengan respon rata-rata skala tertinggi PT. Shamprindo Perdana 4,75 dan respon CSR Eksternal rata-rata skala tertinggi PT. Dasa Gaya 4,63. Berdasarkan hasil CSR Internal dan CSR Eksternal kedua perusahaan tersebut menunjukan hasil yang tidak konsisten, pada rata-rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan PT. Shamprindo Perdana 4,88. Kinerja PT. Shamprindo Perdana paling baik pada industri sejenisnya.
Kelompok industri percetakan skala rata-rata respon tertinggi CSR Internal dan CSR Eksternal pada PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,43 dan 4,25. Hasil rata- rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan pada PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,14 lebih baik dibandingkan Percetakan Laris 4,13. Pada kelompok industri percetakan dapat disimpulkan CSR Internal, Eksternal dan Kinerja Perusahaan yang telah baik adalah PT. Maju Jaya Sarana Grafika.
Kelompok Industri pengolahan besi rata-rata respon pada CSR Internal dan CSR Eksternal tertinggi pada PT. Fumira 4,28 dan 4,17. Sedangkan rata-rata respon kinerja perusahaan pada CV. Metalindo Manunggal 4,25 sedangkan PT. Fumira 4,17, hal ini tidak konsisten dengan hasil rata-rata respon CSR Internal dan CSR Eksternal. Dapat disimpulkan yang telah melakukan CSR Internal dan Eksternal dengan baik adalah PT. Fumira dan kinerja perusahaan terbaik adalah CV.
Metalindo Manunggal.
Kelompok industri yang terakhir adalah makanan, dengan rata-rata respon CSR Internal tertinggi pada Jessy Cakes 4,33 dan CSR Eksternal pada PT. Dyriana 3,33. Sedangkan rata-rata respon kinerja perusahaan Jessy Cakes 4,50 paling tinggi dibandingkan dengan kedua perusahaan sejenisnya. Dapat disimpulkan CSR Internal yang telah baik dilakukan oleh Jessy Cakes, CSR Eksternal oleh PT. Dyriana dan Kinerja perusahaan paling baik dalam kelompok industri makanan dalam penelitian ini adalah Jessy Cakes.
4.5. Analisis Measurement Model
Tabel 4.12 Notes for ModelsNumber of Distinct Sample Moments
10 Number of Distinct Parameter to be Estimated
9 Degrees of Freedom (10-9)
1 Minimum was achieved Chi-Square 19,509
Degrees of Freedom
1 Probability Level 0,000 Sumber: Lampiran 6a
Tabel 4.10 menunjukan bahwa jumlah momen sampel sebanyak 10, sedangkan jumlah parameter yang diestimasi adalah 9. (Degrees of Freedom) DFsebesar (10-9)=1, dapat dikatakan DF sudah bernilai positif. Pada Result (Default
Model) juga menunjukan kalimat Minimum was achieved yang artinya DF telah
memadahi/model layak dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.Analisis selanjutnya dapat dilakukan apabila sebuah measurement model terbukti valid sehingga perlu dilakukan analisis hubungan indikator dengan konstruknya. Hasil pengujian Model dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Goodness of FitSaturated Independence Keterangan Default Model Hasil
Model Model CMIN 19,509 0,000 98,389 Fit
- CMIN/DF 19,509 16,398 Tidak GFI 0,885 1,0 0,520 Fit
Fit
CFI 0,8 1,0 0,000
Fit
IFI 0,810 1,0 0,000
Fit
RFI -0,190 - 0,000 Tidak PRATIO 0,167 0,000 1,0
Fit
PNFI 0,134 0,000 0,000
Fit
PCFI 0,133 0,000 0,000
Fit
Sumber: Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa CMIN pada Default Model sebesar 19,509, hal ini dapat dikatakan baik karena hasil CMIN Default Model berada diantara hasil CMIN Saturated Model dan CMIN Independence Model. Hasil CMIN/DF menunjukan hasil 19,509, hasil ini dikatakan tidak fit, karena hasil yang baik seharusnya bernilai < 3. Hasil GFI menunjukan angka 0,885 dan AGFI - 0,148, hasil dapat dikatakan fit apabila berada di rentang 0 sampai 1, hasil fit hanya pada GFI.
NFI,CFI, IFI, dan RFI menunjukan hasil 0,802; 0,8; 0,810; dan -0,190. Hasil dari NFI, CFI, IFI telah fit karena berada pada rentang 0 sampai 1, sedangkan RFI tidak pada rentang tersebut sehingga tidak dapat dikatakan fit. Pada hasil uji
Parsimony Fit Indices (PRATIO, PNFI, PCFI) menunjukan hasil berada di range
values, yaitu berada diantara 0 sampai 1 dengan hasil 0,167; 0,134; 0,133.
Berdasarkan hasil pengukuran-pengukuran 12 item Goodness of Fit, 3 item tidak lolos uji fit. Hasil Goodness of Fit item-item pada penelitian ini telah lolos lebih dari 50% dari total Goodness of Fit yang dipakai, maka dapat dikatakan model
4.6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan program AMOS 21 dengan tingkat keyakinan
90% yang berarti batas error 10%. Analisis signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut: Keterangan: CI : CSR Internal CE : CSR Eksternal MK : Motivasi Karyawan KP : Kinerja Perusahaan
Structural Equation Modeling Intervening
Tabel 4.14 Regression WeightEstimate S.E. C.R. P CI
→ MK .558 .096 5.844 ***
CE → MK .168 .093 1.797 .072 MK → KP
.436 .125 3.492 *** CE → KP
.202 .096 2.095 .036 CI → KP
.238 .119 2.006 .045 Sumber: Lampiran 6a Sumber: Pengolahan data, 2016 Analisis pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat Critial Ratio (CR) yang terdapat pada Tabel 4.14 Regression Weight dengan melihat nilai P yang menentukan hubungan antar variabel signifikan atau tidak. Kriteria penerimaan hubungan antar variabel pada tingkat probabilitas signifikansi kurang dari α=10%. Berdasarkan Tabel 4.14, hubungan variabel CSR Internal terhadap variabel Movitasi Karyawan menunjukan hasil signifikan **** dengan nilai β=0,56 positif.
Hubungan variabel CSR Eksternal terhadap variabel Movitasi Karyawan menunjukan hasil signifikan 0,072 < 0,10 dengan nilai β=0,17 positif. Hubungan Variabel Motivasi Karyawan terhadap variabel Kinerja Perusahaan menunjukan hasil signifikan **** dengan nilai β=0,44 positif.
Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan. Tabel 4.14
Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel Kinerja perusahaan
menunjukan nilai 0,045 < 0,10 nilai β=0,24 positif dan variabel CSR Eksternal terhadap variabel Kinerja perusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 nilai β=0,20 positif. Kedua hubungan antar variabel independen dan dependen tersebut telah
4.6.1. Hipotesis 1 CSR Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel interveningHubungan CSR Internal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian
Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat
dianalisis melalui Tabel 4.14; Tabel 4.15, dapat diambil kesimpulan mengenai penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Internal terhadap Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,56 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Internal yang diberikan perusahaan kepada karyawan berpengaruh signifikan positif terhadap Motivasi Karyawan.
Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan.
Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel KinerjaPerusahaan menunjukan nilai 0,045 < 0,10 dengan nilai β=0,24 menunjukan hasil arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value kurang dari nilai
α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif. Salah satu kelemahan AMOS 21 dibanding dengan program SEM lainnya seperti terletak pada tidak dapat diketahui signifikan tidaknya peranan tidak langsung (indirect effect). Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis terlebih dahulu diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel
Test Analisis.
Hasil Sobel Test Hipotesis 1
Tabel 4.15 Sobel Test Hipotesis 1Sumber: Lampiran 6b Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.15 P-Value pengujian baik sobel (0,002), Aroian (0,003), Goodman Test (0,002) ketiganya kurang dari nilai
α=10%. Berdasarkan ketiga pengujian tersebut hasil uji Indirect Effect Motivasi Karyawan pada hipotesis 1 diterima.
Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel Independen CSR Internal dan Variabel Dependen Kinerja Perusahaan menunjukan hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Internal terhadap Kinerja Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan menunjukan hasil yang signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi Motivasi Karyawan hubungan variabel CSR Internal terhadap Kinerja perusahaan tetap signifikan positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam hipotesis pertama ini adalah Partial Mediation.
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H1, CSR
Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi
Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.
4.6.2. Hipotesis 2 CSR Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel interveningHubungan CSR Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian
Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.14; Tabel 4.16, dapat diambil kesimpulan mengenai penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Eksternal terhadap Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,072 < 0,10 dengan nilai β=0,17 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Eksternal yang diberikan perusahaan kepada masyarakat setempat berpengaruh signifikan positif terhadap Motivasi Karyawan.
Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan.
Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Eksternal terhadap variabel KinerjaPerusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 dengan nilai β=0,20 menunjukan hasil arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value kurang dari nilai
α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif.
Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis ke 2 kembali diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel Test Analisis Hasil Sobel Test Hipotesis 2
Tabel 4.16 Sobel Test Hipotesis 2Sumber: Lampiran 6b Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.16 P-Value sobel
(0,10), Aroian (0,12), Goodman Test (0,09). Hasil sobel dan aroian menunjukan P-
Value lebih besar dari α=10%, tetapi hasil dari Goodman Test menunjukan P-Value
lebih kecil dari α=10%. Analisis penerimaan Sobel Test dapat dilihat melalui salah satu diantara sobel, Aroian, Goodman Test (Murniati dkk, 2013). Berdasarkan uji
Goodman Test , hasil uji Indirect Effect Motivasi Karyawan pada hipotesis kedua
ini masih dapat diterima.Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel menunjukan hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan menunjukan hasil yang signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi Motivasi Karyawan hubungan variabel CSR Eksternal terhadap Kinerja perusahaan tetap signifikan positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam hipotesis kedua ini adalah Partial Mediation.
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H2, CSR
Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi
Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.4.7. Hasil dan Analisis
Berdasarkan hasil analisis-analisis dalam penelitian ini, Corporate Social
Responsibility (CSR) yang telah dilakukan perusahaan-perusahaan sampel terhadap
stakeholdernya beragam. Hasil pengujian validitas konstruk, indikator dengan menggunakan Factor Analysis disimpulkan, CSR Internal dengan dimensi tempat kerja dan pendapatan yang layak telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan dimensi CSR training pada karyawan disimpulkan tidak menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya.
Pada CSR Eksternal pada perusahaan sampel yang telah menunjukan hasil- hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu dimensi kontribusi perusahaan terhadap masyarakat lokal. Dimensi yang tidak menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu penanganan pada pelanggan dan mitra bisnis.
Pada Motivasi Karyawan menunjukan bagaimana mereka percaya akan kemampuan mereka, berdasarkan hasil Factor Analysis, Indikator yang telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu kepuasan, kebanggaan, dan keefektifan karyawan melaksanakan tugasnya sedangkan beberapa indikator yang lain belum. Kinerja Perusahaan merupakan tolak ukur bagaimana menilai sebuah organisasi, pada penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan Factor Analisis, indikator pada perusahaaan-perusahaan sampel telah memiliki reputasi dan pasar yang lebih baik dibandingkan kompetitornya telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan indikator keberhasilan dalam strategi pengelolaan keuangan dan meraih laba tinggi tahunan belum menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Respon responden akan kinerja perusahaan tidak terlepas dari hubungan motivasi yang ada dalam diri mereka sehingga menimbulkan kepuasan kerja. Dalam menganalisis variabel dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan CSR, Motivasi, dan kinerja mendapatkan rata-rata respon yang baik oleh para responden.
CSR Internal dan Eksternal menunjukan hasil yang signifikan positif pada uji hipotesis terhadap motivasi karyawan, hal ini dapat disimpulkan respon mereka dalam bentuk Motivasi yang menimbulkan dorongan kerja. Berdasarkan teori motivasi yang digunakan, dalam Two Factors Theory CSR Internal dan Eksternal terhadap Motivasi Karyawan mencakup dalam Hiegene Factors(faktor kesehatan) dimana CSR Internal dan Eksternal terbukti dapat menjadi faktor ekstrinsik yang mempengaruhi Motivasi Karyawan. Motivasi Karyawan juga menunjukan hasil yang signifikan positif terhadap kinerja perusahaan, motivasi dalam bentuk dorongan dalam diri tersebut berdampak pada apa yang mereka kerjakan, dorongan kerja tersebut mempengaruhi Kinerja Perusahaan tempat mereka bekerja. Pada penelitian ini menguji apakah motivasi karyawan dapat menjadi variabel intervening terhadap variabel CSR Internal dan CSR Eksternal, uji indirect effect telah menunjukan Motivasi Karyawan dapat menjadi Partial Mediation .