Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DWI OCTAVIANTY 110503044

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Dwi Octavianty NIM: 110503044


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).


(4)

iii ABSTRACT

EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE

OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.

The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .

Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).


(5)

iv KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua yakni Ayahanda H. Fadillah dan Ibunda Hj. Ratna Iriani yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik


(6)

v

berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku dosen pembimbing. 3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen penguji dan Bapak

Syarurrahman, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding juga para Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

4. Teman-teman tersayang Sheila, Amoy, Nova, Fauzya, Dea, Dian, Ella, Inggit, Masyruf, Dika dan teman-teman undangan 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Untuk abang Olga Pratama, SE dan adik Try Rezki Kurniawan terimakasih atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Medan, Oktober 2015 Peneliti

Dwi Octavianty NIM: 110503044


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Teori Stakeholders ... 10

2.1.2. Corporate Social Responsibility ... 11

2.1.3. Pengungkapan Corporate Social Responsibility .. 14

2.1.4. Nilai Perusahaan ... 18

2.1.5. Profitabilitas ... 21

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 28

3.3.1. Variabel Dependen ... 28

3.3.2. Variabel Moderasi ... 29

3.3.3. Variabel Independen ... 29

3.4. Populasi dan Sampel ... 31

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 34

3.7. Teknik Analisis Data ... 34


(8)

vii

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 35

3.7.2.1. Uji Normalitas ... 35

3.7.2.2. Uji Multikolinearitas ... 36

3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 36

3.7.2.4. Uji Autokorelasi ... 37

3.7.3. Analisis Regresi ... 38

3.7.4. Uji Hipotesis ... 39

3.7.4.1. Uji Parsial (Uji t) ... 39

3.7.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Analisis Hasil Penelitian ... 41

4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 42

4.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 45

4.1.2.3. Uji Autokorelasi ... 45

4.1.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.1.3. Analisis Regresi ... 48

4.1.3.1. Persamaan Regresi Sederhana... 48

4.1.3.2. Analisis Regresi Dengan Variabel Moderasi ... 49

4.1.3.3. Analisis Koefisien Regresi ... 50

4.1.4 Uji t (Uji Parsial) ... 51

4.1.4.1 Pengaruh CSR terhadap PBV ... 51

4.1.4.2 Pengaruh ROA sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara CSR terhadap PBV ... 52

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Definisi Operasional ... 30

3.2 Jumlah Sampel ... 32

4.1 Descriptive Statistics ... 42

4.2 Uji Normalitas ... 43

4.3 Uji Multikolinearitas ... 45

4.4 Uji Autokorelasi ... 46

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 48

4.6 Hasil Regresi Variabel Moderasi ... 49

4.7 Koefisien Determinasi ... 50


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 26 4.1 Histogram ... 44 4.3 Grafik Scatterplot ... 4


(11)

ii ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).


(12)

iii ABSTRACT

EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE

OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.

The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .

Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan bisnis adalah salah satu dari beberapa sektor perekonomian yang paling ramai untuk dibicarakan dan telah sering menjadi bahan perbincangan bagi setiap orang diberbagai forum, baik forum yang bersifat nasional maupun forum yang internasional.Faktor yang membuat kegiatan bisnis ini ramai dibicarakan adalah bahwa salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan ekonominya dan yang menjadi tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah bisnis.

Dalam memasuki era globalisasi, jumlah perusahaan-perusahaan yang berkembang semakin banyak.Hal ini menimbulkan banyak persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mencapai laba yang optimal sesuai target yang telah direncanakan, melanjutkan keberlangsungan perusahaan dan menguasai pasar.

Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas baik baik di bidang perdagangan, manufaktur, perbankan, dan jasa. Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah menghasilkan laba yang tinggi untuk menguntungkan pihak pemegang saham dan untuk meningkatkan nilai perusahaannya.

Keadaan kompetisi pasar saat ini yang semakin berkembang menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya.Hal itu dapat


(14)

2

dilihat dari perkembangan pengetahuan, kemajuan teknologi, dan perkembangan arus informasi yang harus disampaikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.Dengan memaksimalkan nilai perusahaan tersebut berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Sebuah perusahaan pada umumnya didirikan dengan suatu tujuan tertentu.Tujuan prusahaan yang umumnya diketahui publik adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, namun tujuan perusahaan yang sebenarnya tidak sebatas untuk mendapatkan laba, tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut sebenarnya tidak banyak berbeda, bahkan saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lain, namun tujuan yang menjadi prioritas suatu perusahaan bisa saja berbeda dengan perusahaan lain.

Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaannya di mada depan. Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang menyebabkan perlunya peninjauan kembali sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat survive dan prospectable, sehingga perusahaan dituntut untuk selalu dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka.


(15)

3

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal.Faktor internal bersifat controllable artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan, keputusan keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya.Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal.

Kondisi Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sudah semakin berkembang dan mengalami banyak peningkatan.Sektor perbankan mulai mengalami keterpurukan sejak krisis moneter tahun 1997 namun perusahaan perbankan termasuk salah satu perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang lebih stabil setelah mengalami krisis moneter.Perusahaan perbankan cukup menarik untuk diteliti karena saat ini kegiatan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari jasa perbankan.Selain itu, perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam suatu negara.Bahkan dikatakan bahwa sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian, sehingga kemajuan perbankan dapat menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara. Perbankan juga perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal dengan pengguna dana.

Di Indonesia sendiri, industri perbankan masih memegang peranan terbesar dalam sistem keuangan meskipun berada dalam perekonomian yang masih sering mengalami pasang surut.Sejak krisis moneter tahun 1997, sektor perbankan mulai mengalami gejolak krisis kepercayaan dari


(16)

4

masyarakat.Terdapat 16 bank swasta nasional yang dilikuidasi dan sekaligus dicabut izin usahanya oleh pemerintah serta 45 bank lainnya yang bermasalah. Pada tahun 1999, sebanyak 38 bank ditutup, tahun 2004 Bank Dagang Bali dan Bank Aspac dilikuidasi, tahun 2005 Bank Global ditutup, tahun 2008 kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover, tahun 2009 terjadi pencabutan ijin usaha Bank IFI oleh pemerintah dan pada tahun 2014 tepatnya bulan Oktober Bank Danamon Syariah menutup 36 kantor cabang pembantunya. Sedangkan saat ini marak terjadi tindak pidana dibidang perbankan seperti kasus pencairan deposito dan melarikan uang nasabah Bank Mandiri yang dilakukan oleh customer service bank tersebut, kasus penggelapan uang nasabah yang dilakukan oleh kepala operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadinya, kasus penarikan uang nasabah berulang-ulang yang dilakukan oleh head teller Bank Danamon, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut memicu timbulnya pemikiran negatif dari masyarakat yang diikuti oleh berkurangnya nilai perusahaan itu sendiri.Ini merupakan tugas bagi perusahaan untuk menghapus pemikiran negatif dari masyarakat agar dapat lebih meningkatkan nilai perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terus berlanjut.

Dewasa ini, dengan mulai membaiknya mutu perusahaan perbankan, perusahaan perbankan baik bank swasta maupun bank pemerintah berlomba-lomba menata performance untuk menjadi institusi keuangan yang paling baik.Disamping itu, bank-bank asing asing juga telah semakin banyak bermunculan di Indonesia sehingga tingkat kompetisi di dunia perbankan juga


(17)

5

semakin meningkat tajam.Untuk dapat mempertahankan dan menarik nasabah baru, bank harus dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaannya.

Pada tahun 2012, kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan perbankan.Untuk itu Bank Indonesia menganggap bahwa sudah seharusnya setiap bank menerapkan pelaksanaan tata kelola yang baik dan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya atau disebut juga dengan corporate social responsibility (CSR).

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu aspek yang dapat meningkatkan atau menurunkan nilai perusahaan karena kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan akan mengalami kenaikan terus-menerus. Tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.

Di Indonesia sendiri wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan


(18)

6

kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR.Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.

CSR sebuah perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines.Di sini bottom lines lainnya selain kondisi keuangan juga ada sosial dan lingkungan karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.

Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehinggatingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, CSR berperan


(19)

7

penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualanperusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial dilingkungan sekitarnya.

Kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan sesungguhnya dapat dipengaruhi oleh pencapaian dunia perbankan itu sendiri dan bagaimana upaya perbankan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada lingkungannya baik secara nasional maupun secara global.Bagi sebuah bank belum cukup hanya dengan memberikan jasa keuangan saja tetapi yang terpenting adalah meningkatkan kualitas dan mutu untuk pemberian jasa tersebut kepada masyarakat.

Beberapa penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang sebelumnya.Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) yang meneliti tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variable moderasi dan menunjukkan bahwa (1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase kepemilikan manajemen (2) hanya persentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian hasil penelitian yang berbeda di tunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010) yang menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Profitabilitas sebagai variabel moderasi tidak dapat mempengaruhi


(20)

8

hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.Selanjutnya hasil penelitian yang berbedaditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2014) yang menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Persentase Kepemilikan Manajemen dan Profitabilitas sebagai variable moderasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan pada hal tersebut, peneliti ingin mencoba melakukan penelitan kembali. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “

PengaruhCorporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan? 2. Apakah profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social

Responsibility dengan nilai perusahaan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi hubungan antara Corporate


(21)

9 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.

2. Bagi investor, sebagai tambahan masukan guna membantu investor dalam pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan di Indonesia.

3. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan baik dalam menjalankan aktivitas maupun dalam mengambil sebuah keputusan manajemen di masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian berikutnya bagi pihak lain sehingga dapat dijadikan perbandingan untuk di masa yang akan datang.


(22)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stakeholders

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan.

Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. Teori stakeholder adalah kumpulan konsep yang berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memanage stakeholdernya. Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk memanage stakeholdernya tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan.

Chariri dan Ghazali (2007: 32) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).

Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai kepentingan khususnya kepentingan masyarakat secara umum. Stakeholders


(23)

11

dalam konsep ini teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (Harahap, 2012; 77).

2.1.2 Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta perusahaan (Daft, 2012:182).

Pertanggungjawaban sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab perusahaan di bidang hukum.

Menurut The World BusinessCouncil for Sustainable Development (WBCSD) (Kusumadilaga, 2010:14) dinyatakan bahwa

Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Sekitar 50 tahun yang lalu,Bowen berpendapat bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan


(24)

12

bersandar kepada keselarasan dengan tujuan (objectives) dan nilai-nilai (value) dari suatu masyarakat. Kedua hal tersebut yakni keselarasan dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat merupakan dua premis dasar tanggung jawab sosial (Solihin,2008:1).

Premis pertama, perusahaan bisa mewujud dalam suatu masyarakat karena adanya dukungan dari masyarakat. Oleh sebab itu, perilaku perusahaan dan cara yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam bingkai pedoman yang ditetapkan masyarakat. Premis kedua, yang mendasari tanggung jawab sosial adalah bahwa pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, agar terjadi keselarasan antara nilai yang dimiliki perusahaan dengan nilai yang dimiliki oleh masyarakat, perusahaan harus berperilaku sesuai dengan nilai-nilai masyarakat (Solihin,2008:2)

Robbins dan Coulter (Solihin,2008:5) menggambarkan perkembangan CSR dalam sebuah kontinum adopsi pelaksanaan CSR perusahaan kepada berbagai konstituen. Kontinum tersebut juga menunjukkan bahwa jika cakupan semakin luas CSR maka semakin besar pula CSR yang harus dilakukan.

Pada tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan (pemegang saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan melakukan maksimalisasi laba.


(25)

13

Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada para pekerja. Pada tahap ini, manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan memaksimalisasi laba, tetapi mereka mulai memberikan perhatian yang besar kepada sumber daya manusia.

Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut biasanya merupakan masyarakat setempat yang terkena dampak secara langsung oleh operasional perusahaan di daerah tempat mereka tinggal.

Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula pada masyarakat luas. Para manajer memandang bisnis mereka sebagai bagian dari entitas publik dan mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan berbagai kebijakan kepada publik.

Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.

Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-undangan.Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham.

Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang berbeda mengenai tindakan apa yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.


(26)

14

Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders.

Pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Nurlela dan Islahuddin, 2008: 7).

2.1.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kualitatif yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki nilai informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, dan tindakan apa yang akan diambil oleh manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan.


(27)

15

Hendriksen (1991:203) mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory disclosure) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary disclosure) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku.

Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouterdalam Nurlela dan Islahuddin (2008:8) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial adalah:


(28)

16

1. Kemasyarakatan

Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

2. Ketenagakerjaan

Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya.

3. Produk dan Konsumen

Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.

4. Lingkungan Hidup

Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. Martin Freedman dalamKusumadilaga (2010) mengatakan bahwa ada tiga pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu :

1. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasioperasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Laporan Sosial (Social Report)

Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner. Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut:

a. Inventory Approach, Perusahaan mengkompilasikan dan mengungkapkan sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial perusahaan baik yang bersifat positif maupun negatif.


(29)

17

b. Cost Approach, Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada masing-masing aktivitas tersebut.

c. Program Management Approach, Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

d. Cost Benefit Approach, Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadapmasyarakat.

3. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In AnnualReport)

Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010:20) mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.Sedangkan dalam penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative).Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). Daftar pengungkapan sosial yang berdasarkan standar GRI juga pernah digunakan oleh Dahli dan


(30)

18

Siregar (2008) dan Kusumadilaga (2010) dengan menggunakan 6 indikator pengungkapan yaitu : ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikator-indikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)

2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator)

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performanceindicator)

5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator)

6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator).

2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran dipasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009:233).

Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering disebut sebagai


(31)

19

ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga saham di pasar disebut konsep nilai perusahaan (Harmono, 2009:50).

Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.

Wiyanto (2002) dalam Novianti (2012:19) menyatakan bahwa salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi adalah nilai perusahaan dimana investor tersebut menanamkan modal. Fokus utama dalam penciptaan nilai adalah pada semua kesempatan dalam hal manajer ingin memanfaatkan secara penuh dalam semua kesempatan yang ada untuk menilai saham atau ekuitas.

Djohanputra (2004) dalam Novianti (2012:19) mengatakan nilai perusahaan adalah didasarkan atas kesehatan arus kas operasinya. Nilai perusahaan berarti nilai jual perusahaan atau nilai tambah bagi pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti bagaimana manajemen perlu memproyeksi arus kas perusahaan agar selalu sehat dari waktu ke waktu.

Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu.


(32)

20

Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya adalah :

a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.

b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e) pendekatan harga saham.

f) pendekataneconomic value added.

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.

Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham.Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya.Ia menambahkan dalam neraca keuangan, ekuitas menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan.Penilaian terhadap perusahaan tidak hanya mengacu pada nilai nominal.Kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan sebelum krisis nilai perusahaan dan


(33)

21

nominalnya cukup tinggi.Tapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai nominalnya tetap.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik.Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik.Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitasadalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang (Khasmir,2010 :196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugiperseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan.Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik, dan begitu juga sebaliknya.Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Perusahaan akan mengukur kemampuanperusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasildari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber dana perusahaan.


(34)

22

Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Kusumadilaga, 2010:24).

Fahmi (2012:68) menyatakan bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Sesuai dengan perkembangan model penelitian bidang manajemen keuangan, umumnya dimensi profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini menunjukkan bahwa apabila kinerja manajemen keuangan perusahaan yang diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal, demikian halnya


(35)

23

juga akan berdampak pada keputusan kreditor dalam kaitannya dengan pendanaan perusahaan melalui utang (Harmono, 2009:110).

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Sebuah perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi.Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba yang tinggi.

Secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan (Harmono, 2009:111).

Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas.Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting dari rasio profitabilitas yang ada. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur menggunakan Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

ROA = ���������� ����������


(36)

24 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu.Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Penulis

dan Tahun

Judul Penelitan Variabel penelitian

Hasil Penelitian

1 Nurlela dan Islahuddin (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Variabel Independen: CSR Variabel Moderating: Kepemilikan Manajemen Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Menunjukkan bahwa (1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase

kepemilikan

manajemen (2) hanya persentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

2 Kusumadil

aga (2010) Pengaruh Corporate Social ResponsibilityTerha dap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Variabel Independen: CSR Variabel Moderating: Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.


(37)

25

3 Pratiwi S (2013) Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: GCG, Kinerja Keuangan, CSR, Ukuran perusahaan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Menunjukkan bahwa:(1) secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q. (2) secara parsial variabel kepemilikan institusional, komisaris

independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q.

4 Agustine (2014) Pengaruh Corporate Social ResponsibilityTerha dap Nilai Perusahaan dengan Persentase Kepemilikan Manajamen dan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating ( Studi Empiris pada Perusahaan go public yang Terdaftar di BEI)

Variabel Independen: CSR Variabel Moderating: Persentase Kemelikan Manajemen, Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai perusahaan Menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Persentase Kepemilikan Manajemen dan Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

5 Anggraeni (2014) Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada Independen: CSR Variabel Moderating: Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibiility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dikarenakan masih rendahnya


(38)

26

perusahaan perbankan yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) periode 2009-2012

pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan

perbankan,sedangkan profitabilitas

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sumber: Diolah oleh peneliti.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Nurlela dan Islahuddin (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor.Berdasarkan gambar 2.1 maka dapat dijelaskan bahwa Corporate Social Responsibility dapat mempengaruhi nilai perusahaan.Corporate Social Responsibility merupakan informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan mengenai pertanggungjawaban perusahaan tentang kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Pelaksanaan CSR dapat meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba

(�) Profitabilitas

(�)

Nilai Perusahaan Corporate Social


(39)

27

perusahaan.Profitabilitas sebagai variabel moderasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. Corporate Social Responsibility berpengaruhterhadap nilaiperusahaan.

2. Profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social


(40)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.Penelitian ini menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan selesai.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen biasa disebut juga dengan variabel terikat yang artinya variabel tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen (variabel bebas).Menurut Sarwono dan Suhayati (2010:32) variabel dependen adalah variabel yang


(41)

29

keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan biasa diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga saham saat closing price)dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut:

PBV = ����� ��������� 3.3.2 Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel dependen (Sarwono dan Suhayati, 2010:32).Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen seringkali dipengaruhi (diperkuat atau diperlemah) oleh variabel moderator (Erlina, 2011:37).Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderasi adalah profitabilitas (�2).Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan total asset. Rumus profitabilitas:

���= ����������

����������

3.3.3 Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan corporate social responsibility sebagai variabel independen.Perhitungan variabel ini


(42)

30

dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu

Indeks CSR = ����� ℎ���������������� ���

����� ℎ������������

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen Corporate social responsibility Tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta perusahaan.

Indeks CSR =

����� ℎ���� ������������ ��� ����� ℎ���� ��������


(43)

31 Variabel

Moderasi

Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba berdasarkan

dari total asset perusahaannya. ���= ���������� ���������� Rasio Variabel Dependen Nilai perusahaan Diproksikan dengan Price Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham saat closing price (price)dengan nilai buku.

PBV = ����� ���������

Rasio

Sumber: Diolah oleh peneliti.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 41 perusahaan.

Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun


(44)

2011-32

2013.Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Semua perusahaan yang tergolong perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI).

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan berturut-turut dari tahun 2011-2013.

3. Perusahaan yang mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dalam laporan tahunan.

4. Perusahaan yang tidak memiliki laba negatif.

Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan yang dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk. AGRO √ √ X √ X

2 Bank Agris Tbk. AGRS √ X √ √ X

3 Bank MNC International Tbk. BABP √ √ √ X X

4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA √ √ X √ X


(45)

33

6 Bank Central Asia Tbk. BBCA √ √ √ √ 1

7 Bank Bukopin Tbk. BBKP √ √ X √ X

8 Bank Mestika Dharma Tbk. BBMD √ X √ √ X

9 Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI √ √ √ √ 2

10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP √ √ X √ X

11 Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI √ √ √ √ 3

12 Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN √ √ X √ X

13 Bank Yudha Bhakti Tbk. BBYB √ X √ √ X

14 Bank Mutiara Tbk. BCIC √ √ √ X X

15 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN √ √ √ √ 4

16 Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS √ √ X √ X

17 Bank Ina Perdana Tbk. BINA √ X √ √ X

18 Bank Jabar Banten Tbk. BJBR √ √ √ √ 5

19

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur

Tbk. BJTM √ X √ √ X

20 Bank Kesawan Tbk. BKSW √ √ √ X X

21 Bank Maspion Indonesia Tbk. BMAS √ X √ √ X

22 Bank Mandiri Tbk. BMRI √ √ √ √ 6

23 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA √ √ X √ X

24 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA √ √ √ √ 7

25 Bank International Indonesia Tbk. BNII √ √ X √ X

26 Bank Permata Tbk. BNLI √ X √ √ X

27 Bank Sinar Mas Tbk. BSIM √ √ X √ X

28 Bank Swadesi Tbk. BSWD √ √ X √ X

29 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN √ √ X √ X

30 Bank Victoria International Tbk. BVIC √ √ X √ X

31 Bank Dinar Indonesia Tbk. DNAR √ X √ √ X

32 Bank Artha Graha International Tbk. INPC √ √ √ √ 8

33 Bank Mayapada International Tbk. MAYA √ √ X √ X

34 Bank Windu Kentjana International Tbk. MCOR √ √ X √ X

35 Bank Mega Tbk. MEGA √ √ √ √ 9

36 Bank Mitraniaga Tbk. NAGA √ X √ √ X

37 Bank NISP OCBC Tbk. NISP √ √ √ √ 10

38 Bank Nationalnobu Tbk. NOBU √ X √ √ X

39 Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN √ √ √ √ 11

40 Bank Pan Indonesia Syariah Tbk. PNBS √ X √ √ X

41 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA √ √ √ √ 12


(46)

34 3.5 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data primeryang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagramgambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2008:60).

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari laporan tahunan yang

dipublikasikan diambil dari website Bursa Efek Indonesia

referensi dari jurnal ilmiah dan penelitian sebelumnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan.Data sekunder ini

diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI)

dari peneliti sebelumnya.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:


(47)

35 3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan.Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:


(48)

36

1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2009: 91) uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance< 0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara


(49)

37

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,

2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1.Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.Menurut Ghozali (2009:99) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negative


(50)

38 3.7.3 Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan alatanalisis statistik yakni :

1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).

Y = α + β1X1 + e

2. Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan variabel moderasi adalah Moderated Regression Analysis atau uji interaksi.Ghozali (2009:164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X1X2 + e Keterangan :

Y= Nilai Perusahaan

α =Konstanta

β1-β3=Koefisien Regresi

X1=Corporate Social Responsibility X2=Profitabilitas

X1-X2=Interaksi antara Corporate Social Responsibility denganProfitabilitas E=Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian


(51)

39 3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Uji Statistik t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H1:Corporate Social Responsibilityberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

H2: Profitabilitas (ROA)berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV)sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

Jika thitung> ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H0 diterima. Jika t hitung≤ ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H1 diterima.

3.7.4.2 Uji Koefisien Determinan (R2 )

Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah (� ≤ ��≤ � ).


(52)

40

Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(53)

41 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis.Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari

perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai variabel independen, Profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderasi, dan Nilai Perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen.Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.


(54)

42 Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 36 .50 1.00 .7422 .16048

ROA 36 .31 3.41 1.9683 .74717

PBV 36 .46 4.69 1.9039 1.04495

Valid N (listwise) 36

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan variabel CSR (Corporate Social Responsibility), ROA (Return On Asset)dan PBV (Price Book Value) memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabelCSRmemiliki nilai minimum 0.50 dan nilai maksimum 1.00 dengan rata-rata ROA 0.742 dengan jumlah data sebanyak 41.

b. variabelROA memiliki nilai minimum 0.31 dan nilai maksimum 3.41 dengan rata-rata ROA 1.9683 dengan jumlah data sebanyak 41.

c. variabelPBVmemiliki nilai minimum 0.46 dan nilai maksimum 4.69 dengan rata-rataukuran perusahaan1.9039dengan jumlah data sebanyak 41.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:


(55)

43

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

2) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, 3) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CSR ROA PBV

N 36 36 36

Normal Parameters(a,b) Mean .7422 1.9683 1.9039 Std. Deviation .16048 .74717 1.04495 Most Extreme

Differences

Absolute .340 .071 .129

Positive .340 .051 .129

Negative -.215 -.071 -.084

Kolmogorov-Smirnov Z 2.042 .426 .775

Asymp. Sig. (2-tailed) .478 .993 .585

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2015

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K o l m o g o r o v -S mi r n o v adalah C-SR 0.478, ROA 0.993, PBV 0.585, maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Data yang terdistribusisecara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:


(56)

44

Gambar 4.1 Histogram

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (s kewn ess ) ke kiri maupun ke kanan.Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini.Pada grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot


(57)

45 4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independen.Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, dan nilai VIF< 5. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian multikolonearitas:

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant)

CSR .989 1.011

ROA .989 1.011

a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Sumber: data diolah peneliti, 2015.

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai toler an ce CSR ad al ah 0.98 9, ROA adalah 0,989.Nilai VIF dari kedua variabel independen juga lebih kecil dari 5 yaitu untuk ROA sebesar 1.011, ukuran perusahaan 1.011.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun


(58)

46

yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time s eri es. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl, 2) tidak ada autokorelasi positif, jika dl ~ d ~ du , 3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4,

4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ~ d ~ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Durbin- Watson

1 .563a .317 .275 .88963 1.565

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.565 (d). Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 12 perusahaan dan jumlah variabel independen 2 (k = 2). Berdasarkan tabel Du rbin Wa ts on didapat nilai batas atas (du) sebesar 1,2236 dan nilai batas bawah (dl) 1,5578. Oleh karena itu, nilai dw dapat dinyatakan 1,2236 (du) <1,391 (d) <1,5578 (2 – du). Berdasarkan pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.


(59)

47 4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Graffik Scatterplot


(60)

48

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Bes t Lin ea r Unbi as ed Esti mat or (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.3.1 Persamaan Regresi Sederhana

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier sederhana, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh CSRterhadap PBV. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 2.150 .319 6.736 .000

CSR .762 .828 .156 .920 .364

a Dependent Variable: PBV

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut


(1)

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN

/DEPENDENT PBV

/METHOD=ENTER CSR .

Regression

Notes

Output Created 22-SEP-2015 14:43:39

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

36

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN

/DEPENDENT PBV /METHOD=ENTER CSR .


(2)

Resources Elapsed Time

0:00:00.00

Memory Required 1372 bytes

Additional Memory Required for Residual Plots

0 bytes

Processor Time 0:00:00.00

[DataSet0]

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 CSR(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: PBV

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .156(a) .024 -.004 1.04724 a Predictors: (Constant), CSR


(3)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .929 1 .929 .847 .364(a)

Residual 37.288 34 1.097

Total 38.217 35

a Predictors: (Constant), CSR b Dependent Variable: PBV

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 2.150 .319 6.736 .000

CSR .762 .828 .156 .920 .364 a Dependent Variable: PBV


(4)

COMPUTE moderat1 = CSR*ROA . EXECUTE .

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN

/DEPENDENT PBV

/METHOD=ENTER CSR ROA moderat1 .

Regression

Notes

Output Created 22-SEP-2015 15:03:47

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

36

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN


(5)

/DEPENDENT PBV

/METHOD=ENTER CSR ROA moderat1 .

Resources Elapsed Time

0:00:00.00

Memory Required 1940 bytes

Additional Memory Required for Residual Plots

0 bytes

Processor Time 0:00:00.00

[DataSet0]

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 moderat1,

ROA, CSR(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: PBV


(6)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .563(a) .317 .253 .90343 a Predictors: (Constant), moderat1, ROA, CSR

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 12.099 3 4.033 4.941 .006(a)

Residual 26.118 32 .816

Total 38.217 35

a Predictors: (Constant), moderat1, ROA, CSR b Dependent Variable: PBV

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) .559 .981 .570 .573

CSR .472 2.531 .096 .186 .853

ROA .762 .429 .545 1.777 .085

moderat1 .005 1.107 .002 .004 .997 a Dependent Variable: PBV


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 95 137

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

3 60 132

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Cover Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Abstract Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Chapter I Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Chapter II Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Reference Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Appendix Pengaruh Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19