BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN - 02.40.0012 Maria Goretti Klau BAB VI

  BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan pada bab V, dapat dilihat proses pengambilan

  keputusan wasit sepak bola yang meliputi dari faktor-faktor yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan model pengambilan keputusan yang digunakan oleh wasit sepak bola merupakan satu rangkaian pada saat wasit sepak bola mengambil keputusan di lapangan.

  Untuk faktor-faktor yang berpengaruh, ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang sangat kuat tetapi juga ada beberapa faktor yang berpengaruh kuat dam cukup kuat namun juga ada yang ternyata tidak memiliki pengaruh pada wasit sepak bola dalam mengambil keputusan.

  Maka untuk faktor-faktor yang berpengaruh terhadap wasit dalam mengambil keputusan dapat disimpulkan :

  1. Faktor kepribadian yang meliputi kepercayaan diri dan kestabilan emosi memiliki pengaruh yang sangat kuat dan merupakan faktor yang paling utama yaitu menempati urutan pertama karena melihat kondisi budaya pesepakbolaan di Indonesia yang memang sangat membutuhkan wasit sepak bola yang memiliki suatu kepercayaan diri, tegas, adil serta kestabilan emosi pada saat memimpin di lapangan.

  Dengan adanya pribadi yang percaya diri, disiplin, tegas, adil serta memimpin sesuai peraturan permainan sehingga tidak terpengaruh dengan adanya ancaman maupun suap dari pemain, penonton maupun pengurus klub. Hal ini dapat dilihat dari ketiga subyek yang memiliki pribadi yang tegas dan percaya diri pada saat memimpin sehingga cukup berhasil memimpin dengan baik dan tidak terpengaruh adanya tekanan-tekanan dari luar. Selain itu wasit tersebut harus memiliki kestabilan emosi yang baik sehingga tidak mengeluarkan keputusan yang bersifat subyektif karena terbawa emosi. Pada ketiga subyek, hanya pada subyek 1 faktor emosi cukup memberikan pengaruh karena subyek termasuk individu yang bertempramen sehingga terkadang subyek 1 masih terbawa emosi pada saat mengambil keputusan. Namun selama ini faktor emosi cukup dapat dikontrol oleh ketiga subyek. Wasit sepak bola menyadari bahwa mereka harus dapat mengendalikan emosi pada saat memimpin di lapangan. Jangan mudah terpancing oleh para pemain, pengurus atau penonton yang terkadang suka memancing emosi dari wasit sehingga mental wasit menjadi menurun yang dapat mempengaruhi keputusan wasit di lapangan.

  2. Faktor kognitif yang meliputi ; pemahaman peraturan permainan, konsentrasi, ketrampilan dalam pengambilan keputusan; kemampuan dalam mengambil posisi, fisik dan kerjasama dengan asisten wasit merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh yang kuat dalam

  3. Selain harus memiliki pribadi yang percaya diri dan kestabilan emosi yang baik di lapangan, wasit juga harus memiliki faktor kognitif yang menunjang yang meliputi dapat memahami peraturan permainan, konsentrasi, dan ketrampilan dalam pengambilan keputusan.

  Pemahaman akan peraturan permainan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan didapat dari proses belajar analisis kasus- kasus wasit nasional maupun internasional dan pengalaman selama beberapa kali memimpin pertandungan. Sedangkan untuk konsentrasi di lapangan didapat dengan selalu fokus dan tidak membiarkan hal-hal yang lain yang dapat mengganggu wasit pada saat memimpin di lapangan.

  4. Pada saat memimpin wasit juga harus memiliki kemampuan dalam mengambil posisi yang dapat membantu wasit dalam mengambil keputusan. Maka dari itu, wasit selalu berusaha untuk selalu berada dalam posisi yang tepat pada saat ingin mengambil suatu keputusan.

  Dalam kemampuan pengambilan posisi ini juga selain insting, ketrampilan dan pengalaman, dipengaruhi juga dengan fisik dari ketiga subyek sendiri. Fisik yang prima akan dapat meningkatkan stamina sehingga akan dapat membantu ketiga subyek selalu siap dalam posisi yang tepat pada saat memimpin sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan.

  5. Untuk menunjang wasit dalam mengambil keputusan juga diperlukan maka dapat membantu wasit sepak bola untuk berkonsentrasi secara fisik yang dapat membantu secara psikis wasit sepak bola sehingga dapat lebih fokus dan berada dalam posisi yang tepat pada saat memimpin di lapangan. Oleh karena itu, wasit sepak bola selalu melakukan olahraga, minimal seminggu sekali untuk meningkatkan stamina fisik.

  6. Selain faktor kepribadian, kognitif, kemampuan dalam pengambilan posisi, dan fisik, kerjasama antara wasit sepak bola dengan asisten wasit sepak bola juga memiliki pengaruh yang kuat. Wasit di lapangan pada saat memimpin di lapangan juga dibantu oleh asisten wasit yang berfungsi untuk membantu wasit pada saat terjadi pelanggaran yang tidak dilihat atau yang tidak jelas oleh wasit, karena tidak dapat mengeluarkan keputusan yang bersifat ragu-ragu. Oleh karena itu dibutuhkan adanya suatu kerjasama yang baik dengan asisten, apabila terjadi kesalahpahaman dengan asisten wasit dalam hal pengambilan keputusan, wasit harus dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan fakta karena semua keputusan terakhir ada di tangan wasit sebagai pemimpin pertandingan.

  7. Faktor-faktor bakat, minat, motif, dan keluarga (pola asuh) walaupun pengaruhnya tidak begitu kuat, namun secara tidak langsung memberi efek pada pengambilan keputusan di lapangan.

  8. Faktor bakat memiliki pengaruh yang cukup kuat, waluapun tidak sepak bola, namun dengan adanya suatu bakat yang dimiliki seperti mantan pemain bola dapat memberi suatu modal bagi wasit berupa pengalaman dan kondisi fisik yang menunjang untuk menjadi wasit sepak bola yang baik sehingga dapat memimpin dengan baik dengan mengambil suatu keputusan yang tepat.

  9. Minat yang tinggi dari wasit sepak bola juga memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengambilan keputusan wasit sepak bola, meskipun tidak berpengaruh secara langsung, namun sangat memberikan unsur yang positif bagi wasit untuk selalu memimpin sesuai peraturan permainan bukan karena benar-benar mencintai dunia wasit sepak bola.

  10. Minat yang dimiliki juga akan mempengaruhi motif yang dimiliki oleh wasit sepak bola. Wasit sepak bola yang sangat menyukai pekerjaan mereka, akan sangat membantu motif yang dimiliki oleh wasit sepak bola. Motif yang dimiliki oleh wasit sepak bola tidak karena motif-motif tertentu seperti menerima suapan atau rasa aman tetapi yaitu ingin menjadi wasit yang baik dan sportif sehingga dapat memimpin sesuai peraturan permainan.

  11. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap anak akan sangat memberi pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Memiliki pribadi yang matang dan kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh wasit dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini akan berpengaruh mengambil keputusan di lapangan. Selain pola asuh dukungan yang diberikan keluarga juga akan membantu wasit sepakbola untuk bekerja dengan baik. Dukungan yang diberikan keluarga akan membuat ketiga subyek dapat merasa yakin dan percaya diri, namun khusus untuk subyek 1, dukungan dari Ibu subyek cukup memberikan pengaruh karena subyek tidak ingin Ibunya merasa cemas pada saat subyek memimpin di lapangan.

  12. Faktor situasi umum di lapangan, ekonomi dan pengalaman mendapatkan perlakuan agresif tidak memiliki pengaruh terhadap wasit sepak bola dalam pengambilan keputusan sehingga tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap wasit pada saat mengambil keputusan. Dari faktor-faktor yang berpengaruh pada saat pengambilan keputusan akan memberikan pengaruh pada model pengambilan keputusan yang digunakan oleh subyek penelitian dalam mengambil keputusan.

  Pada saat mengambil keputusan ada empat pendekatan yang digunakan oleh wasit sepak bola yaitu : Analytical-Rational dimana wasit mengambil keputusan berdasarkan fakta yang di lapagan untuk mendapatkan keputusan yang paling tepat, Intuitive-Emotional yang berdasar pada intuisi yang dapat memabntu wasit dalam pengambilan posisi, Behavioral-Political yang mempertimbangkan kerjasama dari asisten wasit yang dapat membantu wasit dalam mengambil keputusan yang tidak dilihat oleh wasit pendekatan yaitu dimulai dari model intuitive-emotional yang kemudian dianalisis lebih mendasar menggunakan model rational-analytical dengan mempertimbangkan berbagai tekanan dalam model behavioral political Dari keempat model pendekatan yang dilakukan, pendekatan yang paling sering dan mutlak digunakan oleh wasit sepak bola yaitu Analytical-

  Rational yaitu wasit sepak bola membuat keputusan untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang sesuai dengan fakta dan kejadian yang ada.

  Sedangkan untuk pendekatan Intuitive-Emotional, Behavioral-Political dan

  Shynthesized , wasit sepak bola tidak mutlak menggunakannnya tergantung

  pada situasi di lapangan tetapi memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan wasit sepak bola pada saat memimpin di lapangan sehingga wasit sepakbola dapat memimpin sesuai dengan peraturan permainan.

B. SARAN

  Selama melakukan penelitian yang berdasarkan pada pengumpulan data yaitu hasil wawancara, observasi dan tes psikologi ada beberapa saran yang ingin diberikan oleh peneliti sehubungan dengan pengambilan keputusan wasit sepak bola, yakni :

1. Bagi Wasit Sepak Bola.

  a. Harus lebih dapat mempertahankan kepercayaan diri sehingga wasit sepak bola tidak terpengaruh dalam mengambil keputusan di lapangan. Misalnya dengan melakukan teknik imagery, relaksasi membuat wasit merasa yakin dan bisa membantu kepercayaan diri wasit akibat dari kecemasan terhadap takanan-tekanan dari luar pada saat memimpin pertandingan.

  b. Meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan dengan lebih banyak belajar kasus-kasus kepemimpan wasit-wasit sepak bola baik tingkat nasional maupun internasional dan mempelajari teknik-teknik permainan suatu tim sehingga dapat membantu wasit sepak bola dalam mengeliminir kesalahan-kesalahan pada saat memimpin di lapangan.

  2. Bagi Komisi Wasit Sepak Bola

  Untuk menangani secara langsung segala hal yang menyangkut kepentingan wasit sepak bola seperti jadwal pengaturan wasit sepak bola, kursus-kursus seperti pelatihan mengenai psikologi massa,

  imagery , relaksasi maupun permasalahan-permasalahan yang dialami oleh wasit sepak bola sehingga tidak terlalu tergantung pada PSSI.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

  a. Penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi dan kajian data dalam meneliti penelitian yang berhubungan dengan wasit sepak bola.

  b. Ada baiknya melanjutkan penelitian mengenai permasalahan wasit sepak bola seperti stres kerja dan dilema yang dialami wasit sepak