BAB VI - DOCRPIJM 9076d129a4 BAB VI6. BAB VI Profil Kota Malang

  DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

BAB VI PROFIL KOTA MALANG Profil kabupaten/kota merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur pada masa yang akan

  datang. Bagian profil kabupaten/kota pada RPI2-JM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah daeri berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi.

6.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah

6.1.1 Geografis

  o o

  Secara geografis Kota Malang terletak pada koordinat 112 06’ - 112 07’ Bujur Timur

  o o

  dan 7 06’ - 8 02’ Lintang Selatan. Kota Malang dikelilingi oleh gunung-gunung yaitu Gunung

  Arjuno di sebelah utara, Gunung Semeru di sebelah Timur, gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat serta Gunung Kelud di sebelah Selatan.

  Wilayah Kota Malang merupakan daerah perbukitan dan dan dataran tinggi serta dilewati oleh sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Berikut adalah tipologi dari wilayah Kota Malang.

   Daerah Dataran Tinggi Daerah dengan ketinggian antara 200

  • – 499 meter dari permukaan air laut. Penyebaran Daerah wilayah dataran tinggi meliputi daerah kecamatan Klojen, Sukun, Lowokwaru, Blimbing dan Daerah Kecamatan Kedungkandang bagian barat. Tingkat kemiringan di dataran tinggi cukup bervariasi, di beberapa tempat merupakan suatu daerah dataran dengan kemiringan 2
  • – 5º, sedang dibagian lembah perbukitan rata-rata kemiringan 8 – 15% . Keadaan Fisik. Material dasar wilayah dataran tinggi batuannya terdiri dari alluvial kelabu bahan induk dari endapan batuan sedimen. Daerah dataran tinggi beriklim tropis, menurut klasifikasi Koppen digolongkan dalam tipe iklim tropis AW. Berdasarkan pada curah hujan rata-rata tahunan temperatur, musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Pebruari sedangkan musim kemarau pada bulan Mei sampai September.

  VI - 1 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Sedangkan curah hujan rata-rata di daerah dataran tinggi antara 1000 - 1500 mm/th dengan keadaan angin di dataran tinggi rata-rata arah angin pada bulan Oktober - April bertiup dari arah barat laut dan bersifat basah/ penghujan. Dan untuk Bulan April - Oktober bertiup dari arah tenggara angin bersifat kering/kemarau. Endapan yang terjadi di dataran tinggi relatif tipis sehingga tidak mempengaruhi aktivitas kehidupan. Matahari terbit antara pukul 5.15 - 5.30 WIB dan terbenam pukul 17.17 - 17.30 WIB.  Daerah Perbukitan.

  Daerah dengan ketinggian antara 500 - 999 m dari permukaan laut. Daerah Perbukitan Rendah adalah daerah yang reliefnya relatif datar, dengan beda ketinggian antara 5 - 25 m, yang terdapat pada ketinggian 200 - 499 m dpal.

  Penyebaran daerah perbukitan wilayah Kota Malang dengan ketinggian antara 500 - 999 m di atas permukaan air laut yang terdapat di bagian timur Kecamatan Kedungkandang. Daerah berbukit ini memanjang dari utara ke selatan dengan permukaannya bergelombang yaitu Gunung Buring. Daerah perbukitan rata-rata mempunyai kemiringan lereng antara 15 - 40º. Bentuk daerah perbukitan merupakan bukit-bukit angkatan dengan batuan tuff vulkan dan batu pasir ( land stone) yang luas. Keadaan fisik berupa perbukitan dengan komplek perumahan Buring Hill dan Perumahan Buring satelit dan ladang penduduk. Iklim. Daerah perbukitan beriklim tropis dengan type iklim tropis AW.  Sungai-sungai 1.

   Sungai Brantas.

   58.078 m dan lebar  50 meter. Debit air rata-rata maksimum 20.160 Panjang

  3

  3

  m /detik, dengan debit air rata-rata minimum 8.181 m /detik. Mata air berasal dari Gunung Anjasmoro. Dasar sungai berbentuk U terdiri dari batu granit dan arus air agak lemah pada musim kema meter rau dan sedangkan pada musin penghujan deras. Kedalaman air rata-rata 4 meter.

  2. Sungai Bango.

  Panjang sungai kira-kira 11.061 meter dan lebar antara 30 meter. Debit air

  3

  3

  maksimum 16.240 m /detik, sedangkan debit air minimum 11.342 m /detik. Mata air berasal dari Gunung Tunggangan dengan dasar sungai berbentuk U, berbatu. Arus air lemah dimusim kemarau sedangkan di usim penghujan deras. Kedalaman air rata-rata 6 meter.

  3. Sungai Amprong.

  Panjang sungai kira-kira 44.831 meter dan lebar antara 30 meter. Debit air

  3

  3

  maksimum 10.261 m /detik. dan debit air minimum 7.011 m /detik. Mata air

  VI - 2 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  berasal dari Gunung Batu. Dasar kali berbentuk U, berbatu. Arus air lemah dimusim kemarau dan musim penghujan deras dengan kedalaman air rata-rata 4 meter.

  4. Sungai Mewek.

  Panjang sungai 8.647 m dan lebar 20 m. Debit air rata-rata maksimum 0.456

  3

  3

  m /detik dan debit air rata-rata minimum 0.228 m /detik dengan dasar kali berbentuk U, berbatu. Arus air lemah dengan kedalaman air rata-rata 3 meter.

  5. Sungai Kajar.

  3 Panjang sungai 11.318 meter lebar 15 meter. Debit air maksimum 0,672 m /detik

  3

  dan debit air minimum 0,224 m /detik. Dasar kali berbentuk U, berbatu, arus air lemah dengan kedalaman air rata-rata 2 meter.

  6. Sungai Metro.

  Panjang sungai adalah berkisar antara 5.233 meter dan lebar 30 meter. Debit air

  3

  3

  maksimum 4.752 m /detik dan debit air minimum 1.721 m /detik. Dasar kali berbentuk U, berbatu dengan kedalaman air rata-rata 3 meter. Pada umumnya, sungai-sungai di Wilayah Kota Malang berfungsi untuk irigasi dan saluran pembuangan air dan juga di beberapa tempat dimanfaatkan sebagai air minum yang dikelola PDAM.  Sumber air 1.

   Mata air.

  Kebutuhan air di Kota Malang disuplai dari Sumber air yang berasal dari sumber Polowijen I, Polowijen II dan Polowijen III dengan debit maksimum 25 l/dt, dan debit minimum 10 l/dt, sumber air debit maksimum 5 l/dt, dan minimum 3 l/dt.

  Penampungan air untuk Kodya Malang terdapat di Dinoyo dan Betek dengan

  3

  kapasitas masing-masing 3.000 m berasal dari Sumber Wendit Kecamatan Pakis dan Sumber Karangan kecamatan Karangploso, Sumberbinangun, Kecamatan Batu serta Sumbersari, Kecamatan Karangploso. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang yang memproduksi air minum untuk kebutuhan Kota Malang dengan produksi air minum selama tahun 2004

  3

  sebesar 40.730.933 m dengan jumlah pelanggan sebanyak 79.465 pelanggan

  3

  sedangkan yang didistribusi menurut jenis pelanggan sebesar 24.941.661 m terbagi untuk kebutuhan rumah tangga, niaga, industri, sosial, perkantoran, pelabuhan dan lain-lain.

  2. Sumur Sumur yang ada di wilayah Kota Malang hampir tersebar di setiap kecamatan dengan kedalaman 5 - 25 m dengan warna air pada umumnya jernih.

  VI - 3 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020  Lahan.

  Lahan di Wilayah Kota Malang berupa perkebunan, tegalan, sawah. Penggunaan lahan dipengaruhi oleh kondisi medan dan jenis tanahnya.

  1. Perkebunan Jenis perkebunan yang terdapat di Kota Malang adalah perkebunan swadaya masyarakat sendiri yang memanfaatkan pekarangan ataupun lahan rumah.

  Penyebaran perkebunan terdapat di wilayah Kedungkandang, Lowokwaru, dan Sukun. Jenis tumbuhan perkebunan yang ditanam di daerah Kota Malang yaitu kelapa, kopi, dan cengkeh. Pengelolaan perkebunan pada umumnya dikelola oleh Pemerintah bersama rakyat serta perkebunan traditional yang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan dari Pemda setempat. Pemanfaatan perkebunan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai sumber logistik wilayah Kota Malang dan untuk meningkatkan penghasilan masyarakat serta pendapatan daerah.

  2. Tegalan Jenis tanaman yang ada, yaitu berupa tanaman sayur mayur, padi, jagung, ubi jalar serta tanaman keras berumur pendek. Fungsinya, digunakan untuk menanam tanaman pangan dan untuk tanaman lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah Kota Malang. Lokasi dan luas penyebarannya, tegalan dan pekarangan penyebarannya terdapat di Kedungkandang dan Sukun, dan Lowokwaru.

  Tegalan umumnya ditanam berbagai ragam tumbuhan berupa padi, jagung, ubi jalar. Pemanfaatan hasil dari lahan tegalan dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan masyarakat setempat.

  3. Sawah Jenis. Jenis sawah yang dominant adalah sawah irigasi tehnis seluas 1.523,343 ha dan sederhana non tehnis seluas 6.918,156 ha. Sawah dapat difungsikan sebagai lahan pertanian dengan hasil utama padi. Lokasi persawahan terdapat di wilayah Kedungkandang , Sukun dan Lowokwaru.

  Tanaman yang ada di persawahan berupa tanaman padi, dan sayur mayur. Mengingat adanya sistim pengairan tehnis yang intensif maka lahan pertanian yang ada cukup baik. Ada persawahan yang dapat dikembangkan dengan penanganan secara intensif terutama di sepanjang aliran sungai (DAS).

  VI - 4 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

   Batuan dan Tanah 1.

   Batuan

  Jenis batuan yang ada adalah batuan sedimen yang berasal dari sedimen kwarter berupa napal, batu kapur, kerikil dan sebagainya. Batuan pasir dan batu kapur dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya pembuatan jalan, bendungan, jembatan, rumah dan lain-lain.

2. Tanah

  Jenis tanah di Wilayah Kota Malang dapat dikelompokan menjadi empat: Alluvial Terbentuk oleh bahan alluvial dan koluvial. Topografinya datar sampai sedikit bergelombang di daerah dataran, daerah cekung dan daerah aliran sungai. Tekstur tanahnya liat dan berpasir. Konsistensi teguh (lembab) plastik bila basah dan keras bila kering. Kepekaan erosinya besar.

  Kandungan organik rendah. Permeabilitas rendah. Pemanfaatan tanah ini untuk persawahan dan tanah pertanian. Daya dukung untuk kepentingan militer, dalam kondisi tanah yang kering bagus, dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan militer karena bertekstur pasir. Untuk tanah yang basah, dapat menghambat gerakan pasukan, terutama pasukan kavaleri dan artileri medan. Persebaran tanah ini terdapat di seluruh wilayah Blimbing, Kedungkandang, Lowokwaru, Sukun dan Klojen. Tanah Litosol Terbentuk oleh batuan beku,sedimen keras, bahan induknya tuff vulkan. Topografinya bergelombang. Tekstur aneka, berpasir. Konsistensi teguh (Lembab), lekat/lengket bila basah dan keras bila kering. Kepekaan erosi besar, kandungan organic rendah. Permeabilitas beraneka. Persebaran tanah ini terdapat di wilayah Kedungkadang. Tanah Andosol Terbentuk oleh abu dan tuff vulcano, topografinya datar, bergelombang melandai dan berbukit. Tekstur tanah lempung hingga debu,liat menurun. Konsistensi gembur, licin rasanya dijari. Struktur tanah, makin kebawah agak gumpal. Kepekaan erosi besar baik terhadap erosi air, angin. Kandungan mineral tanah sedang. Permeabilitas sedang dan persebarannya di daerah Lowokwaru dan Sukun. Komplek Mediteran Bahan induknya terbentuk oleh batu kapur keras, batuan sedimen dan tuf volkan basa. Topografinya berombak hingga berbukit. Tekstur tanahnya lempung hingga

  VI - 5 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

  29 Februari 214

  84

  21

  2 Juni 184

  29

  14

  1 Mei 120

  31

  18

  12 April 218

  64

  24

  15 Maret 287

  33

  21

  46

  VI - 6

  31

  Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) Hujan Maks (mm) Tanggal Hujan Maks Januari 366

  Malang Dirinci Menurut Bulan Tahun 2014

Tabel 6.2 Curah Hujan, Hari Hujan, Hujan Maksimum dan Tanggal Hujan Maksimal Kota

  Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2014

  Oktober 15,8 32,7 19,8 30,3 15,8 November 24 29 20,4 32 18,7 Desember 23,2 27,6 20,5 30,4 16,9

  24 19 28,8 14,9 Agustus 21,9 27,5 17,5 30 14,7 September 22,7 28,6 18,2 31,3 15,4

  19 Juli 22,4

  20 Maret 23,9 28,8 20,8 30,6 18,9 April 24,1 28,9 21,2 30,2 18,7 Mei 24 28,7 20,8 30,7 18,8 Juni 23,7 28,2 20,5 29,4

  31

  Bulan Temperatur Rata-Rata Maks Min Maks Absolut Min Absolut Januari 23,9 28,2 21,4 30 19,8 Februari 24,1 29,1 21,1

Tabel 6.1 Temperatur Udara Kota Malang Dirinci Menurut Bulan Tahun 2014

  liat. Konsistensi gembur hingga teguh. Struktur gumpal hingga gumpal bersudut. Kepekaan erosi besar Kandungan unsur hara tergantung dari bahan induk umumnya relatif tinggi kadarnya. Permeabilitas sedang. Kepekaan erosi besar hingga sedang, dan persebarannya. di Klojen, Sukun dan Lowokwaru.  Iklim Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2014 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 23 C sampai 24C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32C dan suhu minimum 14,7 C. Seperti umumnya di daerah lain, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus dan November curah hujan relatif rendah.

  DOKUMEN

  6

  DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Curah Hujan Hari Hujan Hujan Maks Tanggal Bulan (mm) (hari) (mm) Hujan Maks Juli 132

  14

  28

  3 Agustus 0,2 1 0,2

  31 September Oktober

  88

  5

  35

  23 November 169

  15

  29

  26 Desember 425

  25

  79

  10 Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2014

6.1.2 Administratif Wilayah

  Kota Malang, adalah sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan ''kota pelajar''. Terletak pada ketinggian antara 440

  • – 667m dpl, serta terletak pada posisi 112,06-112.07 Bujur Timur dan 7,06 - 8,02 Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di sebelah Utara, Gunung Tengger di sebelah Timur, Gunung Kawi di sebelah Barat, dan Gunung Kelud di sebelah

2 Selatan. Kota Malang memiliki luas 110.06 Km , dengan batas-batas wilayah, yaitu;

  Batas wilayah Kota Malang adalah : ● Utara : berbatasan dengan Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Singosari Kab.

  Malang ● Timur : berbatasan dengan Kecamatan Dau (Kota Batu) dan Kecamatan Wagir Kab. Malang

  ● Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Pakisaji dan Kecamatan Tajinan Kab. Malang ● Barat : berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kab. Malang

  Wilayah administrasi Kota Malang terdiri dari kecamatan-kecamatan sebagai berikut : 1. Kecamatan Kedungkandang 2. Kecamatan Sukun.

  3. Kecamatan Klojen.

  4. Kecamatan Blimbing.

  5. Kecamatan Lowokwaru.

Tabel 6.3 Luas Wilayah Kota Malang Tiap Kecamatan

  No Kecamatan Luas Wilayah (ha)

  1 Kedungkandang

  39.89

  2 Sukun

  20.97

  3 Klojen

  8.83 VI - 7 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

  VI - 8 DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif Kecamatan di Kota Malang dapat diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru memiliki kontribusi terbesar yaitu 186.013 jiwa, kemudian disusul oleh Kecamatan Sukun sebesar 181.513 jiwa, Kecamatan Kedungkandang

  Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Kota Malang tahun 2011 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2011 adalah sebesar 820.243 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria sebesar 404.553 jiwa dan wanita sebesar 415.690 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 97,05, ini artinya bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki.

  Kependudukan merupakan faktor penting dalam proses perencanaan, variabel-variabel kependudukan yang dijabarkan antara lain, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kota Malang, dan jumlah penduduk Kota Malang berdasarkan Kelompok Umur.

  Sumber: BPS Kota Malang

  Kotagama Lowokwaru

  Kauman Madyopuro Arjosari Mulyorejo Tunjungsekar Kasin Cemorokandang Purwodadi Pisangcandi Tulusrejo Bareng Wonokoyo Blimbing Tanjungrejo Ketawanggede Samaan Bumiayu Purwantoro Bakalankrajan Tasikmadu Rampal Celaket Tlogowaru Bunulrejo Karangbesuki Tlogomas Kidul Dalem Kedungkandang Kesatrian Sukun Merjosari Penanggungan Lesanpuro Polehan Ciptomulyo Dinoyo Gading Kasri Sawojajar Jodipan Kebonsari Mojolangu Klojen Buring Balearjosari Gadang Jatimulyo Sukoharjo Mergosono Polowijen Bandungrejosari Tulungwulung Oro-oro Dowo Arjowinangun Pandanwangi Bandulan Sumbersari

  KECAMATAN

Klojen Kedungkandang Blimbing Sukun Lowokwaru

Tabel 6.4 Nama-Nama Kelurahan Menurut Kecamatan

  Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011

  22.6 Jumlah 110.06

  5 Lowokwaru

  17.77

  4 Blimbing

  DOKUMEN No Kecamatan Luas Wilayah (ha)

6.2 Kondisi Demografi

6.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

  sebesar 174.477 jiwa, Kecamatan Blimbing sebesar 172.333 jiwa. Sementara jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu sebesar 105.907 jiwa.

  Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk di Kota Malang, tingkat kepadatan

  2

  tertinggi berada di Kecamatan Klojen dengan tingkat kepadatan mencapai 14.356 Jiwa/km dan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Kedungkandang yang mencapai

  2 4064 jiwa/ km . Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Tabel 6.5 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun 2014

  Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk No Kecamatan

  2

  2 (jiwa) (km ) (jiwa/km )

  1 Kedungkandang 174.477 39,89 4.374

  2 Sukun 181.513 20,97 8.656

  3 Klojen 105.907 8,83 11.994

  4 Blimbing 172.333 17,77 9.698

  5 Lowokwaru 186.013 22,6 8.231

  Jumlah 820.243 110,06 7.453 Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2014

Gambar 6.1 Grafik Pertumbuhan Penduduk Kota MalangTabel 6.6 Jumlah Penduduk di Kota Malang Tahun 2006-2011

  Tahun No Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010

  1. Kedungkandang 177.530 182.534 162.104 162,941 174.477

  2. Sukun 169.017 170.201 174.868 175,772 181.513

  3. Klojen 103.928 101.823 126.760 127,415 105.907

  4. Blimbing 166.239 167.555 171.051 171,935 172.333

  5. Lowokwaru 190.422 194.331 181.854 182,794 186.013

  

Jumlah 807.136 816.444 816.637 820,857 820.243

Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011

  VI - 9 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

Tabel 6.7 Kepadatan Penduduk di Kota Malang Tahun 2006-2011

  TAHUN No Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010

  1. Kedungkandang 4.450 4.576 4.063 4,085 4.374

  2. Sukun 8.060 8.116 8.338,9 8,382 8.656

  3. Klojen 11.770 11.531 14.355,6 14,430 11.994

  4. Blimbing 9.355 9.429 9.625,88 9,676 9.698

  5. Lowokwaru 8.426 8.599 8.046,64 8,088 8.231

  Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011 Tabel 6. 8 Diagram Pertumbuhan Penduduk Kota Malang

6.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

  Jika dilihat dari jenis kelaminnya, jumlah penduduk di Kota Malang terbagi atas jumlah penduduk berjenis kelamin pria sebesar 404.553 jiwa dan wanita sebesar 415.690 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi penduduk berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Malang

  Jumlah Penduduk No Kecamatan Jumlah Laki-laki Perempuan

  1 Kedungkandang 86,849 87,628 174,477

  2 Sukun 90,217 91,296 181,513

  3 Klojen 50,451 55,456 105,907

  4 Blimbing 85,420 86,913 172,333

  5 Lowokwaru 91,616 94,397 186,013

  Jumlah 404,553 415,690 820,243 Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011

  VI - 10 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

  VI - 11

  DOKUMEN

  6.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

  Distribusi penduduk berdasarkan umur tahun 2014 dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok umur, yaitu dari usia 0 tahun hingga 75+ tahun. Jumlah kelompok umur dominan yaitu kelompok umur 20-24 tahun sejumlah 97.775 jiwa. Kelompok umur ini termasuk dalam golongan umur produktif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.10 berikut.

Tabel 6.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kota Malang

  No Kelompok Umur Kecamatan Jumlah Kedungkandang Sukun Klojen Blimbing Lowokwaru 1 0-4 14998 14425 6564 13685 11679 61351 2 5-9 15523 14510 6763 13980 11636 62412 3 10-14 14845 14202 6724 13439 11195 60405 4 15-19 15096 15814 10895 14415 23080 79300 5 20-24 15535 18361 13058 14756 36065 97775 6 25-29 16420 17499 9694 16211 16720 76544 7 30-34 14916 14933 7796 14789 13448 65882 8 35-39 13562 13975 7567 13972 11898 60974 9 40-44 12827 13522 4076 13144 11125 54694 10 45-49 11769 11733 5361 11625 9803 50291

  11 50-54 9448 10276 6194 9804 9015 44737 12 55-59 6609 7522 5042 7311 6890 33374 13 60-64 4329 5086 3754 5111 4818 23098 14 65-69 3434 3898 3075 3971 3500 17878 15 70-74 2449 2721 2348 2890 2400 12808 16 75+ 2717 3036 2996 3230 2741 14720

  

Jumlah 174477 181513 101907 172333 186013 816243

Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2014

  6.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Pendidikan

  Distribusi penduduk berdasarkan Kelompok Pendidikan yang ada di Kota Malang mayoritas didominasi penduduk pada kelompok pendidikan SD/MI dengan prosentase sebesar 21.02 %, kemudian disusul oleh kelompok Tidak/Belum Tamat SD/MI dengan prosentase sebesar 21,21 %, kelompok pendidikan SMU/SMA dan sederajat sebesar 21,02 %, SMP/MTS dan sederajat sebesar 18,17 % dan kelompok pendidikan SMK dengan prosentase sebesar 8,83 %. Sementara komposisi penduduk berdasarkan kelompok pendidikan dengan jumlah yang terkecil yaitu penduduk pada kelompok pendidikan Diploma I/II, dengan prosentase 0,47 %. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok pendidikan di Kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut.

  DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

Tabel 6.11 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Pendidikan Kota Malang

  No Umur Laki-laki Perempuan Total

  1 Tidak/Belum Tamat SD/MI

  19.53

  20.10

  21.21

  2 SD/MI

  22.24

  22.19

  23.77

  3 SMP/MTs dan sederajat

  17.08

  16.88

  18.17

  4 SMU/SMA dan sederajat

  18.13

  21.15

  21.02

  5 SMK

  9.89

  6.61

  8.83

  6 Diploma I/II

  0.88

  0.87

  0.47

  7 Diploma III

  1.23

  1.22

  0.65

  8 D IV/S1

  9.11

  9.05

  4.86

  9 S2/S3

  1.93

  1.91

  1.03 Jumlah 100 100 100

  Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011

6.2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Mata Pencaharian

  Distribusi penduduk berdasarkan Kelompok mata pencaharian yang ada di Kota Malang mayoritas didominasi penduduk pada kelompok mata pencaharian perdagangan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 123,974 jiwa, kemudian disusul oleh kelompok mata pencaharian jasa-jasa dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 108,226jiwa, kelompok mata pencaharian industri sebesar 69,512jiwa, komunikasi sebesar 17,975 jiwa dan kelompok mata pencaharian konstruksi dengan jumlah tenaga kerja sebesar 16,657jiwa. Sementara komposisi penduduk berdasarkan kelompok mata pencaharian dengan jumlah yang terkecil yaitu penduduk pada kelompok mata pencaharian pertambangan dan penggalia serta mata pencaharian lainnya dimana masing-masing memiliki jumlah tenaga kerja sebesar 1,263 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok pendidikan di Kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Mata Pencaharian Kota Malang

  No Mata Pencaharian Jumlah Tenaga Kerja Presentase

  1 Pertanian 13,069

  3.33

  2 Pertambangan dan Penggalian 957

  0.24

  3 Industri 65,982

  16.80

  4 Listrik, Gas, Air 2,550

  0.65

  5 Konstruksi 33,788

  8.60

  6 Perdagangan 118,257

  30.11

  7 Hotel dan Restaurant 16,256

  4.14

  8 Angkutan dan Komunikasi 24,863

  6.33

  9 Keuangan 11,156

  2.84

  10 Jasa-jasa 101,365

  25.81

  11 Lainnya 4,463

  1.14 Jumlah 392,706 100.00

  Sumber : Kota Malang dalam Angka Tahun 2011

  VI - 12 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

6.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi

6.3.1 Sosial

  Human Development Index (HDI), yang dimaknai sebagai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), merupakan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, yaitu : panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) serta standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli).

  IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah daerah adal Selain itu pula untuk mengukur pengaruh dari kebijakan pembangunan terhadap kualitas hidup.

  Problem yang dihadapi mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional, salah satunya adalah masalah ketenagakerjaan, yang dalam hal ini adalah bagaimana mengurangi angka pengangguran. Jumlah angkatan kerja di Kota Malang pada tahun 2010 sebesar 392.500 orang dan tahun 2011 sebesar 427.177 orang. Dari jumlah tersebut, angkatan kerja yang telah terserap dalam lapangan kerja pada tahun 2010 adalah 358.415 orang dan pada tahun 2011 sebesar 404.992 orang.

  Ditinjau dari jumlah pengangguran yang ada di Kota Malang, pada tahun 2010 masih terdapat pengangguran sebanyak 34.085 orang dan pada tahun 2011 turun menjadi 22.185. Dengan demikian, terdapat penurunan jumlah pengangguran sebesar 11.900 orang, yang dapat diartikan bahwa tingkat pengangguran terbuka juga mengalami penurunan. Sesuai dengan data BPS Provinsi Jawa Timur, tingkat pengangguran terbuka Kota Malang pada tahun 2010 sebesar 8,68% dan pada tahun 2011 turun menjadi 5,19%. Sedangkan indikator kinerja rasio penduduk yang bekerja telah dicapai sebesar 98,27%

  Masih adanya pengangguran tersebut disebabkan oleh adanya pertambahan angkatan kerja lebih besar daripada lapangan kerja yang tersedia; adanya PHK; masih rendahnya kualitas dan ketrampilan calon tenaga kerja; masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan terhadap ketersediaan lapangan kerja; dan kurangnya informasi pasar kerja.

  Berdasarkan data dari Kota Malang dalam Angka Tahun 2008 hingga 2013, Lapangan Usaha Utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja secara berturut-turut adalah sektor Perdagangan, Keuangan dan Jasa-Jasa, serta Industri Pengolahan. Banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam sektor tersebut, memiliki korelasi positif dengan tingkat PDRB terbesar yang diraih oleh Kota Malang.

  VI - 13 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Berdasarkan data BPS Kota Malang, bahwa tingkat kemiskinan Kota Malang pada tahun 2009 sebesar 5,58%, pada tahun 2010 sebesar 5,9%, pada tahun 2011 sebesar 5,5%, pada tahun 2012 sebesar 5,2%, pada tahun 2013 sebesar 5,04%.

  Sedangkan dilihat dari Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima Raskin, penerima Raskin di Kota Malang dari tahun 2009 sampai dengan 2012 sebagai berikut, pada Tahun 2009 sebesar 26.732 RTS, pada tahun 2010 sebanyak 25.816 RTS, pada Tahun 2011 sebanyak 20.359 RTS dan pada Tahun 2012 sebanyak 16.990 RTS.

  Masalah kemiskinan di perkotaan dikarenakan tidak saja menyangkut pekerjaan, pendapatan, perumahan, tetapi berkait pula dengan masalah sosial lain yang bersifat pathologis seperti ketunaan sosial, kerentanan terhadap kriminalitas dan tindak kekerasaan. Oleh karena itu kemiskinan di kota sering dikatakan miskin plus, yaitu selain miskin mereka juga tidak jarang menjadi penyandang masalah sosial lain yang bersifat pathologis. Terbatasnya daya dukung lingkungan juga memicu munculnya kawasan kumuh yang merusak keindahan, ketertiban, mengganggu kesehatan serta rawan terjadi bencana banjir dan kebakaran.

  Tingkat stabilitas sosial dan keamanan yang baik bagi masyarakat akan sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan sebagainya. Kondisi aman dan tertib menjadi modal dasar untuk mengembangkan segala potensi yang ada. Semakin aman dan tertib kondisi di suatu wilayah, maka aktivitas sosial dan ekonomi akan berkembang semakin baik, dan sebaliknya.

  Kota Malang merupakan kota yang cukup mempunyai andil dalam pengembangan seni budaya dan olahraga di tingkat nasional. Dengan keberadaan beberapa jenis kesenian yang khas dari Kota Malang baik berupa grup musik, tari-tarian, lagu dan kesenian khas daerah lainnya, maka hal ini menunjukkan tingkat apresiasi budaya oleh masyarakat Kota Malang juga cukup tinggi.

  Adapun dalam bidang olahraga, masyarakat Kota Malang menaruh apresiasi yang tinggi pada beberapa cabang olahraga. Bahkan terdapat satu cabang olahraga yang sangat besar gaungnya di kalangan masyarakat dari lapisan masyarakat bawah hingga masyarakat kelas atas. Hal ini kemungkinan mengikuti trend atau pola umum yang terjadi pada bagian wilayah yang lain, yaitu masyarakat Kota Malang menaruh dukungan dan harapan yang sangat besar pada cabang Sepak Bola dengan tim kesayangan mereka yaitu AREMA.

  Akan tetapi, perhatian dan pembinaan pemerintah Kota Malang terhadap bidang budaya dan olahraga ini memang masih perlu terus ditingkatkan, sehingga tidak terhenti atau bahkan mengalami kemunduran. Melalui dinas teknis yang membidangi, bimbingan dan perhatian

  VI - 14 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

  VI - 15

  DOKUMEN

  tersebut dapat ditingkatkan porsinya agar dapat mendukung perkembangan masyarakat dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat disekitarnya.

  Kebutuhan terhadap fasilitas dan event seni budaya dan olahraga ini pada ujungnya akan menarik minat wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Adanya berbagai pertunjukan yang digelar dalam rangka peringatan budaya, festival maupun kegiatan pertandingan olahraga dipastikan akan menarik minat masyarakat secara umum untuk menyemarakkan kegiatan tersebut. Perhatian pemerintah dalam hal seni budaya dan olahraga ini pada masa mendatang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi, maupun meningkatkan kedamaian hati sehingga akan menciptakan kesejahteraan hidup.

6.3.2 Ekonomi

  a) Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Salah satu cara untuk mengetahui kinerja dari suatu wilayah antara lain dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang ada di suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB ini dikelompokkan ke dalam sembilan sektor, yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa keuangan; serta jasa-jasa.

  Perhitungan PDRB dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu PDRB dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan/ berlaku dan atas harga dasar pada tahun dasar (konstan) tertentu. Perkembangan PDRB Kota Malang tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 tertera pada Tabel di bawah ini

Tabel 6.13 PDRB Kota Malang Tahun 2005-2010 (dalam jutaan rupiah)

  

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010

PDRB atas dasar harga berlaku (juta rupiah)

  15.580.940.08 18,092,166.48 20,543,001.92 24.392.090,72 27.164.722,58 30.802.611,88 PDRB atas dasar harga konstan (juta rupiah) 10.117.904.96 10,739,067.46 11,380,769.63 12.100.269,47 13.218.926,86 14.044.625,15

  Sumber : Kota Malang Dalam Angka

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.424.402,46 1707950.99 1.981.023,35 2,402,890.63 2.222.255,79 2.497.093,95

  Sumber : Kota Malang Dalam Angka

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 749.097,11 792.055,11 837.950,14 907,762.28 1.014.463,01 1.076.000,18

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 605.906,95 500,202.82 520,259.93 559,552.24 430.545,59 460.113,26

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.561.803,04 3.934.739.25 4,197,672.09 4,567,611.94 5.310.305,69 5.721.9006,62

  

5 Konstruksi 234.018,83 249,534.28 265,209.93 299,515.90 332.272,21 374.935,96

Sektor Tersier

  

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 43.008,74 44.414.85 45,986.86 48,430.69 226.610,82 238.622,25

  

3 Industri Pengolahan 3.494.318,98 3,675,099.45 3,873,930.39 3,988,365.50 4.083.960,28 4.254.693,26

  

2 Pertambangan dan Galian 7.006,05 7.025.67 7,000.50 6,789.43 6.380,72 6.171,43

Sektor Sekunder

  

1 Pertanian 60.854,72 59.757.10 58,956.54 58,426.77 56.158,91 55.625,28

  No SEKTOR TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Primer

Tabel 6.15 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Sektor atas Dasar Harga Konstan tahun 2003-tahun 2008 (dalam jutaan rupiah)

  9 Jasa-Jasa 1.577.336,65 2142142.12 2.463.204,09 2,814,530.04 3.393.023,91 3.826.007,36 Sumber : Kota Malang Dalam Angka

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.045.329,74 899622.43 943.893,28 1,176,944.72 841.718,17 925.867,41

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.679.090,22 6.181.180,88 6.975.243,39 8,453,446.32 10.186.009,72 11.722.277,01

  5 Konstruksi 408.616,09 526.860,41 589.476,27 725,909.14 834.449,38 965.697,46 Sektor Tersier

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih 70.313,72 74.411,26 78.591,10 84,018.44 395.172,09 429.734,86

  3 Industri Pengolahan 5.140.125,73 6.460.243,46 7.406.957,66 8,618,538.98 9.173.767,78 10.313.209,31

  Sektor Sekunder

  2 Pertambangan dan Galian 8.085,21 9.285,13 9.733,89 10,195.97 9.776,16 10.052,25

  1 Pertanian 79.336,89 90.489,82 94.878,89 105,616.50 108.559,58 112.672,28

  No SEKTOR TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Primer

Tabel 6.14 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Sektor atas Dasar Harga Berlaku tahun 2005-tahun 2010 (dalam jutaan rupiah)

  Berikut perkembangan PDRB per sektor selama tahun 2005-2010 disajikan pada Tabel berikut ini.

  Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kota Malang, baik berdasarkan atas harga berlaku maupun harga konstan mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan PDRB tersebut setiap tahun adalah 15,91 persen atas dasar harga berlaku dan 5,91 persen atas dasar harga konstan.

  DOKUMEN

9 Jasa-Jasa 1.034.690,07 1.086.057,08 1.139.548,35 1,360,531.76 1.758.219,63 1.856.556,91

  VI - 16 DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Dari tabel di atas, sektor yang memberikan andil cukup signifikan pada PDRB antara lain sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran ; dan sektor jasa- jasa (meliputi pemerintahan umum, jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan dan jasa perorangan dan rumah tangga).

  Disamping PDRB, indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Dari tabel berikut, disajikan Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang Jawa Timur dan Nasional Tahun 2005-2010.

Tabel 6.16 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang, Jawa Timur dan Nasional

  Pertumbuhan Ekonomi (%) No DAERAH 2006 2007 2008 2009 2010

  1 Kota Malang

  4.31

  5.86

  5.65

  5.95

  5.98

  2 Jawa Timur

  4.78

  5.82

  5.69

  5.8

  6.05

  3 Nasional

  4.78

  5.05

  5.6

  5.8

  5.5 Sumber : BPS Kota Malang Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan kondisi makro ekonomi Kota

  Malang selama periode 2006

  • – 2010 cenderung fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada laju pertumbuhan ekonomi tahun 2006 – 2010 tersebut di atas.

  Pertumbuhan ekonomi suatu daerah salah satunya sangat dipengaruhi oleh adanya investasi yang masuk. Perkembangan investasi di Kota Malang selama kurun waktu tahun 2007

  • – 2010 tertera pada tabel berikut:

Tabel 6.17 Jumlah Investasi yang Masuk Kota Malang Tahun 2007-2010

  TAHUN DAERAH 2007 2008 2009 2010 Investasi

  160.533.000.000 288.635.364.200 220.753.751.660 373.692.689.000

  Daerah Sumber data : Bagian Perekonomian Setda Kota Malang

  Disamping PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi serta investasi daerah, indikator makro ekonomi lainnya yang juga penting adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi di Kota Malang selama kurun tahun 2005 -2010 tertera pada tabel berikut :

  VI - 17 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

  Tabel 6. 18 Tingkat Inflasi Kota Malang tahun 2005-tahun 2010

  TAHUN DAERAH 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kota Malang 3,23 6,28 9,49 5,92 5,93

  10.49 Sumber : Kota Malang dalam Angka 2003-2008

  b) Input-Output Regional (PAD)

  Dari data Penerimaan Asli Daerah Kota Malang Tahun 2006-2010, maka pendapatan atau penerimaan Kota Malang sebagian berasal dari dana perimbangan, yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum, dana Alokasi khusus,serta bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari propinsi. Kondisi APBD Kota Malang Tahun 2006-2010 menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan pendapatan atau penerimaan daerah Kota Malang sejak tahun 2006 sampai tahun 2010, tersaji pada tabel berikut :

Tabel 6.19 Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010

  REALISASI PENDAPATAN DAERAH (Dalam Jutaan Rupiah) NO URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010

  

I PENDAPATAN ASLI DAERAH 62.953,42 87.115,73 82.213,44 86.500,73 101.519,49

51.110,40

  1 PAJAK DAERAH 32.123,67 37.581,80 42.112,94 46.191,64

  

2 RETRIBUSI DAERAH 18.025,00 23.164,49 22.345,42 22.523,08 25.448,48

HASIL PENGELOLAAN

  

3 KEKAYAAN DAERAH YANG 6.920,96 6.749,04 9.408,33 9.433,33 12.142,79

DIPISAHKAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI

4 5.883,79 19.620,40 8.346,75 8.352,68 12.817,81

DAERAH YANG SAH

  

II DANA PERIMBANGAN 434.688,60 507.367,76 566.486,95 576.427,72 598.053,05

95.665,26

  1 BAGI HASIL 46.393,60 61.419,29 61.654,46 84.083,18 494.910,98

  2 DANA ALOKASI UMUM 367.435,00 417.300,00 473.050,49 471.747,53

  

3 DANA ALOKASI KHUSUS 20.860,00 26.934,00 31.782,00 20.597,00 7.476,80

LAIN-LAIN PENDAPATAN

  

III 49.364,50 50.272,08 59.453,35 52.312,37 108.838,64

YANG SAH

JUMLAH PENDAPATAN 547.006,53 644.755,57 708.153,73 715.240,81 808.411,18

  Sumber : Perda Perhitungan APBD TA 2006-2010

  Sedangkan Perkembangan kenaikan pendapatan daerah sejak tahun 2007 sampai tahun 2010, tersaji pada tabel berikut :

  VI - 18 Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) DOKUMEN RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Malang Tahun 2015 - 2020

Tabel 6.20 Perkembangan Kenaikan Pendapatan Daerah Tahun 2007-2010

  KENAIKAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH (%) NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 RERATA

  I PENDAPATAN ASLI DAERAH 7,17 38,38 -5,63 12,84 13,19

  1 PAJAK DAERAH 9,65 16,99 12,06 16,70 13,85

  2 RETRIBUSI DAERAH 12,00 28,51 -3,54 2,40 9,84 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

  3 12,32 -2,48 39,40 23,60 18,21 YANG DIPISAHKAN

  LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

  4

  • 18,16 233,47 -57,46 10 41,95 YANG SAH

  II DANA PERIMBANGAN 59,90 16,72 11,65 2,16 22,61

  1 BAGI HASIL PAJAK /bukan PAJAK 8,03 32,39 0,38 40,10 20,22

  2 DANA ALOKASI UMUM 66,16 13,57 13,36 -0,28 23,20

  3 DANA ALOKASI KHUSUS 168,30 29,12 18,00 -35,20 45,06

  III LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH -38,87 1,84 18,26 48,01 7,31

JUMLAH PENDAPATAN 32,98 17,87 9,83 7,25 16,98

  Sumber : Perda Perhitungan APBD TA 2007-2010

  Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa pendapatan asli daerah, rata-rata kenaikan setiap tahunnya adalah 13,19 %. Sedangkan dana perimbangan rata-rata kenaikan setiap tahunnya mencapai 22,61 %. Untuk lain-lain pendapatan yang sah rata-rata kenaikan setiap tahunnya mencapai 7,31 %. Secara keseluruhan pendapatan daerah mengalami kenaikan rata-rata setiap tahunnya sebesar 16,98 persen.

  Perkembangan belanja daerah sejak tahun 2006 sampai tahun 2010, tersaji pada tabel berikut :

Tabel 6.21 Perkembangan Belanja Daerah (berdasar APBD Kota Malang Tahun 2006-2010)

  REALISASI BELANJA DAERAH (Dalam Jutaan Rupiah) No URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 BELANJA TIDAK 507.281,19 I 284.009,37 280.752,83 355.915,59 448.211,64 LANGSUNG

  

1 Belanja Pegawai 243.539,89 244.022,50 309.359,40 377.417,70 411.749,07

2.002,69

  2 Belanja Bunga 1.052,10 891,61 2146,99 71.295,36

  3 Belanja hibah 29.763,17 57946,43 21.067,58

  4 Belanja Bantuan Sosial 39.761,16 35.004,56 13.202,10 9875,50 Belanja Bagi Hasil Kepada