PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

  

Oleh :

DINA MARSITA NPM : 1211070093 JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1439 H / 2018 M

  

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP

KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI

TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  .

  

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

  

Oleh

DINA MARSITA

NPM: 1211070093

  

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Pembimbing I : Prof. Dr. H.Syaripudin Basyar, M.Ag Pembimbing II : Dr. Hj. Meriyati, M.Pd

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

  

ABSTRAK

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK RASYIDUL JANNAH SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

OLEH:

DINA MARSITA

  Memperhatikan bahwa dunia anak relevan dengan bermain, maka bermain memiliki peran yang sangat penting dalam proses perkembangan kecerdasan emosional anak. Dalam hal ini bermain peran adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode bermain peran yang diterapkan terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung

  Metode yang digunakan berbentuk kuantitatif. Metode ini disebuat kuantitatif karena data peneliti berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest

  

and posttest design, suatu kelompok test yang diberikan suatu perlakuan yang sama

  sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tertentu. Sample dalam penelitian ini sebanyak 18 peserta didik yang berusia 5-6 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  Teknik analisis data menggunakan rumus t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan emosional peserta didik mengalami peningkatan yang terlihat dari hasil pengujian t-test, dimana t-test 14,470,sedangkan nilai t- tabel dengan taraf signifikan 5% = N-1= (18-1) = 17 adalah 1,740 kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai nilai t-test yang diperoleh dalam penelitianini lebih besar dari pada nilai t-tabel (14,470 > 1,740) berarti signifikan.

  Dapat simpulkan ada perbedaan skor rata-rata kecerdasan emosional anak usia dini di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung setelah diberi treatment, dimana setelah diberi treatment bermain peran terjadi peningkatan kecerdasan emosional yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum diberikan treatment bermain peran.

  Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian treatment bermain peran memberikan peningkatan yang signifikan terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung.

  

Kata kunci :Kecerdasan Emosional, Anak Usia Dini, Metode Bermain Peran (role

playing)

SURAT PERJANJIAN KEASLIAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dina Marsita NPM : 1211070093 Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul Skripsi : PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP

  KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017 Menyatakan dengan ini bahwa penelitian saya benar-benar asli dari karya ilmiah saya

  dan bukan plagiat. Saya siap menerima konsekuensi jika ditemukan plagiasi dalam penelitian saya.

  Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

  Bandar Lampung, 2018

  Dina Marsita NPM.1211070093

  KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat : Jl. Letkol. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung (0721) 703289

  

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE

PLAYING) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI

TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2016/2017 disusun oleh Nama: Dina Marsita, NPM: 1211070093, Program

Studi: Pendidikan Islam Anak Usia Dini, telah diujikan dalam sidang

Munaqosyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Hari/Tanggal: Kamis, 29

Maret 2018.

  

TIM DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. H. Rubhan Masykur (........................)

Sekretaris Sidang : Bernediv Nurdin, M.Pd (........................)

Penguji Utama : Dra. Uswatun Hasanah, M. Pd.I (........................)

Penguji Pendamping I : Prof. Dr. H. Syarifudin Bahsyar, M.Ag (........................)

Penguji Pendamping II : Dr. Hj. Meriyati, M.Pd (........................)

  

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  Alamat : Jl. Letkol. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung (0721) 703289

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENGARUH METODE BERMAIN PERAN (ROLE

  PLAYING) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK RASYIDUL JANNAH BANDAR LAMPUNG Nama : DINA MARSITA NPM : 1211070093 Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

MENYETUJUI

  

Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Syaripudin Bahsyar,M.Ag Dr. Hj. Meriyati, M.Pd NIP. 196608111992031007 NIP. 196906081994032001

  

Mengetahui

Ketua Jurusan PIAUD

  

MOTTO

           

  

  

Artinya :(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan

(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S.Ali

1 Imran Ayat 134)

  

PERSEMBAHAN

  Rasa syukur saya curahkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan kemudahan dalam penyelesain skripsi ini. Tiada kata yang dapat terucap seiring langkah dan hembusan nafas di setiap detiknya, teruntuk Nabi Muhammad SAW yang membawa umat Islam menuju pencerahan dan kelapangan ilmu. Dalam kebahagiaan yang tiada tara ini, dengan ketulusan hati dan rasa terima kasih penuh kasih sayang saya persembahkan skripsi ini kepada: 1.

  Cahaya kehidupanku, orangtuaku tersayang ayahku Badrun dan ibu Dilalah yang selalu memberi motivasi dan semangat tiada henti dalam segala kebutuhan. Tidak pernah lelah dalam menasihati dan membimbing sampai sebesar ini.

  2. Yang tersayang kakakku Afrizal, Merisa, S.Pd dan adikku Dini Gustia. Yang selalu mendampingi dan menghibur di kala susah maupun senang.

  3. Sahabat terkasih Prasasti, Rina, Sinta, Novi, Ika, Yutika, Pebri yang tidak pernah lelah membantu dan menyemangati dalam proses menggapai toga.

  4. Yang tercinta teman-teman seperjuangan Prodi Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini angkatan 2012.

  5. Almamater Hijau Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tercinta.

RIWAYAT HIDUP

  Peneliti bernama Dina Marsita lahir di Bakung Ilir, 07 Mei 1994 dari pasangan Bapak Badrun dan Ibu Dilalah. Anak ketiga dari empat bersaudara, memiliki satu kakak laki-laki bernama Afrizal, kakak perempuan yaitu Merisa, S.Pd dan satu adik perempuan bernama Dini Agustia.

  Pernah mengenyam pendidikan di SDN 1 Bakung Ilir lulus tahun 2006, setelah lulus penulis melanjutkan ke SMPN 1 Tulang Bawang lulus tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 3 Kotabumi dan lulus pada tahun 2012. Setelah bermusyawarah dengan orangtua dan kakak-kakak, maka Penulis melanjutkan pendidikannya di tahun yang sama pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi PIAUD UIN Raden Intan Lampung dan lulus pada tahun 2018.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan petunjuk-Nya. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan pengikutnya yang taat menjalankan syariat-Nya.

  Dalam upaya penyelesaian ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta dengan tidak mengurangi rasa terima kasih atas bantuan semua pihak, maka secara khusus penulis ingin menyebutkan beberapa sebagai berikut :

  1. Bapak Prof.Dr.H.Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  2. Ibu Dr.Hj. Meriyati, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan PIAUD 3.

  Ibu Dra. Romlah M.Pd.I selaku sekretaris Jurusan PIAUD 4. Bapak Prof.Dr. H.Syaripudin Bahsyar, M.Ag. Selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  5. Ibu Dr. Hj Meriyati, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memotivasi penulis

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Raden Intan Lampung, secara khusus ketua jurusan PIAUD yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka penyelesaian penelitaian ini.

7. Ibu Hj. Dharlinda. selaku Ketua yayasan TK Rasyidul Jannah, Sukarame

  Bandar Lampung 8. Seluruh Dewan guru dan Staf TK Rasyidul Jannah, Sukarame Bandar

  Lampung 9. Rekan-rekan sesama mahasiswa PIAUD 2012 yang telah memberikan saran dan masukan penulis ucapkan atas motivasinya.

  Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan di sana sini, disebabkan keterbatasan kemampuan ilmu atau teori penelitian yang penulis kuasai.

  Untuk itu kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran- sarannya sehingga laporan penelitian ini akan lebih baik dan sempurna.

  Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini betapapun kecil kiranya dapat memberikan masukan dalam upaya pengembangan ilmu pendidikan di taman kanak- kanak di era globalisasi.

  Bandar Lampung, Mei 2018 Penulis

  Dina Marsita 1211070093

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 C. Rumusan Masalah ............................................................................... 8 D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Metode Bermain Peran ................................................... 11 1. Metode Bermain Peran ............................................................... 11 2. Jenis Bermain Peran ................................................................... 13 3. Fungsi Metode Bermain Peran ................................................... 14 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran ................. 15 5. Langkah-Langkah Bermain Peran .............................................. 16 B. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................................... 19

  3. Faktor Pengaruh Pola Perkembangan Emosi.............................. 22 C. Pengertian Anak Usia Dini ............................................................... 23 1.

  Karakteristik Anak Usia Dini .................................................... 24 2. Prinsip Perkembangan anak usia dini ......................................... 25 3. Pembelajaran pada anak usia dini ............................................... 27 D. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap kecerdasan emosional anak usia dini.................................................................. 28

  E.

  Penelitian Sebelumnya ..................................................................... 29 F. Hipotesis .......................................................................................... 30

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian ................................................................. 32

  1 Jenis Penelitian .......................................................................... 32

  2 Desain Penelitian ....................................................................... 33 B. Variabel Penelitian ............................................................................ 34 C.

  Instrumen Penelitian........................................................................... 35 D.

  Populasi, Sampel, dan teknik pengambilan sampel ........................... 35 E. Teknik Pengumpulan data ................................................................. 37 1.

  Pengamatan atau Observasi.......................................................... 37 2. Dokumentasi ............................................................................... 38 F. Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................... 38 G.

  Teknik Pengolahan Dan Analisis Data .............................................. 39

  BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................ 42 1. Sejarah Berdirinya TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung ......... 42 2. Letak Geografis TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung ............. 42 3. Visi misi TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung ........................ 42

  4. Tujuan ......................................................................................... 43 5.

  Kondisi Guru dan Siswa .............................................................. 44 6. Struktur dan Organisasi TK Rasyidul Jannah.............................. 45 7. Kondisi Sarana dan Prasarana TK Rasyidul Jannah .................... 46 B. Hasil Dan Pembahasan ..................................................................... 49 1.

  Pelaksanaan kegiatan .................................................................. 51 2. Data Hasil pretest dan posttest bermain peran............................ 53 3. Pembahasan Dan Hasil Penelitian ............................................. 57

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 62 B. Saran-Saran ....................................................................................... 62 C. Penutup .............................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years)

  yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan, pada masa ini, juga merupakan masa peletak dasar bagi Anak Usia Dini untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, sosial

  1 emosional, agama dan moral serta fisik motorik.

  Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang dan pada masa ini sebagian potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat. Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi karena itu dalam mendidik anak usia dini harus berhati-hati dan sesuai

  2 dengan tahapan-tahapan perkembangan anak. 1 Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 mengemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilaksanakan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah.

  Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya diselenggarakan untuk lebih menekankan pada peletakkan skill dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik yang terdiri dari koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan yang terdiri dari daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio emosional yang terdiri dari sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan karakteristik anak usia dini dan tahap-tahap perkembangan yang pasti akan dilalui oleh anak usia dini.

  Penelitian ini berfokus pada anak usia dini yang sudah memasuki jenjang pra sekolah di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung Kecamatan Sukarame (usia 5-6 tahun). Pada usia tersebut anak mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Salah satu perubahan tersebut yaitu perkembangan kecerdasan emosional. Perkembangan tersebut ditandai dengan semakin kompleksnya pergaulan anak, sehingga menuntut penyesuaian diri secara terus menerus. Tahap dalam berinteraksi dengan lingkungan mengekspresikan emosi secara positifdan wajar. Hal ini terkandung dalamkompetensi pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO yang menyatakan bahwapendidikan adalah serangkian aktivitas untuk menanamkan kecakapan hidup(life skill),kecakapan untuk bertindak (to do), kecakapan untuk hidup (to be),kecakapan belajar (to learn), dankecakapan hidup bersama.

  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi pendidikan bukan hanyauntuk mengembangkan kecakapan akademik kognitif saja,melainkan kecakapan afektif (emosi,sosial, spritual) dan psikomotorik. Keadaan tersebut tentu berbeda dengan kehidupan pribadi anak sebelumnya yang hanya bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman lingkungannya. Elizabeth B. Hurlock menyatakan anak dari umur 2 sampai 6 tahun mulai belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anakyang

  3

  umurnya sebaya. dalam hal ini kecerdasan emosional yang baik sangat diperlukan dalam perkembangan kepribadian anak.

  Setiap anak lahir dengan kepribadian yang berbeda serta karakteristik masing- masing tetapi pada dasarnya anak dalam tahap perkembangannya merupakan individu yang memiliki sifat ceria, rasa ingin tahu yang tinggi. Seiring dengan tahap perkembangan anak, anak mulai menunujukkan karakteristik yang dimilikinya, seperti halnya kecerdasan emosional yang dimilikinya. Kecerdasan emosional menjadi indikator yang sangat penting karena pada masa selanjutnya anak akan menghadapi situasi yang lebih kompleks sehingga diperlukan kecerdasan emosional yang baik. Kecerdasan emosional (EQ) perlu di stimulus sejak usia dini, karena pada tahap perkembangan anak selanjutnya EQ akan menjadi instrumen yang sangat penting bagi kehidupan sosial anak. Selain aspek kognitif yang baik (IQ), anak juga perlu memiliki EQ yang mumpuni. Keseimbangan diantara dua hal tersebut menjadi salah satu faktor suksesnya perkembangan anak.

  Menurut Goleman menyatakan bahwa “emosi merujuk pada perasaan atau pikiran pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian

4 Kesimpulannya adalah emosi merupakan perasaan kecenderungan untuk bertindak”.

  yangmendalam pada diri seseorang baik berupa perasaan senang, sedih, takut, marah. Perasaan ini berasal dari diri seseorang masing-masing sehingga emosi dari satu orang dengan orang yang lain berbeda. Sedangkan Menurut Amstrong kecerdasan emosi didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.

  Anak usia dini adalah masa bermain sambil belajar. Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik minat anak. Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Dengan kegiatan bermain anak diberikan kesempatan untuk menstimulasi kreatifitas dan merasakan bagaimana obyek yang ada disekitarnya, menemukan cara- cara baru dalam menyelesaikan tantangan, serta menemukan korelasi antara suatu hal serta mecari solusi alternatif untuk memecahkan masalah.

  Selain itu bermain memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak disamping bisa menumbuhkan sosial anak.

  Prososial

  3.7 Menghargai hak/pendapat/ karya orang lain

  3.6 Menunjukkan sikap toleran

  3.5 Bersikap kooperatif kepada teman

  3.4 Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (Senang-sedih-antusias dsb)

  3.3 Berbagi dengan orang lain

  3.2 Mengetahui perasaan temannya secara wajar

  3.1 Bermain dengan teman sebaya

  2.2 Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri

  Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan sosial emosional, misalnya kegiatan menggambar bersama, bermain peran, serta kegiatan fisik motorik yang dilakukan secara berkelompok atau beregu baik menggunakan alat ataupun tidak Berkenaan dengan perkembangan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, disebutkan bahwa ada tingkat pencapaian perkembangan kecerdasan emosional yang harus dicapai oleh anak, antara lain :

  2.1 Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)

  Tanggung Jawab

  1.2 Mengelola perasaan secara wajar 2. Rasa

  1.1.Mengenal perasaan sendiri

  Kesadaran diri

  Kecerdasan Emosional 1.

3. Perilaku

  

Sumber : Peraturan pemerintah no. 137 Tahun 2014 dan Daniel Goleman

Variabel Indikator TPP (Tingkat Pencapaian Perkembangan)

  Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional seorang anak dianggap berhasil apabila anak dapat mengenal perasaannya dan mampu mengelolanya secara wajar, bertanggung jawab atas perilakunya, menunjukkan sikap percaya diri dan memiliki sikap displin dalam mentaati peraturan.

  Hasil dari observasi awal perkembangan emosi yang peneliti lihat di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung bahwa dari 18 anak yang menjadi siswa di TK tersebut sekitar 16 anak pada TK tersebut belum menunjukkan peningkatan kecerdasan emosional yang signifikan, itu dapat dilihat ketika mereka melakukan proses pembelajaran di kelas. Diantaranya adalah masih belum dapat menguasai emosi mereka, sering bertengkar dengan teman sekelasnya, serta masih terdapat anak yang berebut mainan dan marah ketika apa yang diinginkan tidak dituruti.

  Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya suatu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak agar dapat berkembang dengan baik. Salah satunya yaitu dengan cara menggunakan metode bermain peran pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Elizabeth B. Hurlock, bermain peran atau yang disebut bermain pura-pura adalah bentuk bermain aktif dimana anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi atau situasi

  5

  seolaholah hal itu terjadi sebenarnya. Kegiatan bermain peran yang dilakukan dengan melibatkan banyak anak dan menggunakan aturan pada waktu kegiatan berlangsung dapat menumbuhkan keterampilan sosial anak.

  Anak-anak akan merasa senang dan tidak merasa sedang belajar untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah sehingga dengan bermain peran ini diharapkan keterampilan sosial dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan usia anak. Dengan demikian metode bermain peran ini dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.

  Melalui metode bermain peran anak diajak untuk belajar memecahkan masalah dengan bantuan kelompok sosialnya yang anggotanya adalah teman temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui bermain peran diharapkan anak dapatmencoba mengeksploitasi masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya.

  Berdasarkan penjelasan diatas bahwa metode bermain peran sangatlah penting dalam perkembangan kecerdasan emosional anak, melalui metode bermain peran anak belajar memahami hubungan antar teman sebaya, belajar memecahkan masalah, dan bekerja sama serta mampu mengendalikan emosi secara wajar sesuai peran yang dimainkan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang “Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) terhadap Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini di TK Rasyidul Jannah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017

  ”

B. Identifikasi Masalah

  Dilihat dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah masalah yang ada yaitu:

  1. Anak belum dapat mengembangkan kecerdasan emosional karena kurangnya stimulasi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran.

  2. Anak masih perlu bimbingan dalam hal bermain yang mengembangkan kecerdasan emosional.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

  

“Apakah Metode Bermain Peran/Role Playing berpengaruh terhadap

Kecerdasan Emosional anak usia dini pada kelompok B di TK Rasyidul Jannah

Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017? D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

  Tujuan merupakan arah dari suatu penelitian. Tujuan penelitian harus disesuaikan dengan rumusan masalah. Bila permasalahan mempertanyakan hal- hal yang belum diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan penelitian sudah tercapai.

  Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh terhadap Lampung.Adapun tujuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yakni :

  a. Pihak Sekolah

  Sebagai sumbangan pemikiran untuk perubahan dan peningkatan mutu pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan anak usia dini yang lebih baik mengingat metode ini dapat menjadi model pembelajaran yang baik bagi perkembngan kecerdasan emosional anak.

  b. Untuk Pendidik

  Sebagai pendidik anak usia dini memiliki metode pembelajaran yang baik menjadi faktor yang sangat penting dengan ini dapat memberikan sumbangsih kepada tenaga pendidik.

  c. Peserta didik di sekolah

  Memberikan warna baru melalui metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis 1.

  Memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan mengenai metode-metode pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak.

  2. Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan guru terutama mengenai faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain peran untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini .

b. Secara Praktis 1.

  Dengan adanya pengetahuan tersebut, guru bisa mengantisipasi dan memperbaikinya sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan bermain peran ini dapat berlangsung dengan optimal dan efisien dalam rangka meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini.

  2. Memotivasi guru untuk memiliki persiapan, penguasaan dan keterampilan yang baik dalam penyampaian materi dengan metode bermain peran terutama dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak.

  11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Metode Bermain Peran 1. Metode Bermain Peran Bermain ini ditandai oleh kemampuan anak mempresentasikan

  pengalaman aktual atau khayalannya melalui penggunaan obyek, gerakan, dan bahasa. Menurut Elizabeth B. Hurlock bermain peran atau yang disebut bermain pura-pura adalah bentuk bermain aktif dimana anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi atau situasi seolah olah hal itu terjadi sebenarnya. Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang menyenangkan di antaranya adalah role playing (bermain peran), yakni suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan

  1

  siswa. Bermain peran merupakan suatu kegiatan permainan untuk memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak sehingga dapat diperagakan atau dipakai oleh anak untuk mengembangkan daya khayal atau imajinasinya. Bermain ini ditandai oleh kemampuan anak mempresentasikan pengalaman aktual atau khayalannya melalui penggunaan obyek, gerakan, dan bahasa.

  Guru dapat berperan aktif dalam mempersiapkan atau mengembangkan pengetahuan dasar seperti simulasi yang akan diberikan pada anak agar tertarik pada tema atau cerita. Persiapkan perlengkapan permainan yang sesuai beserta petunjuk penggunaannya. Undang pembicara untuk mendiskusikan dan sajikan topik yang potensial bagi anak, misal juru masak, menjelaskan cara memanggang kue dan perlengkapan yang digunakan.

  Metode bermain peran atau role playing adalah salah satu proses belajar yang tergolong dalam metode simulasi. Metode role playing (bermain peran) juga dapat diartikan suatu cara penguasaan bahan-bahan melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan. oleh anak didikdengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan membuat anak didik lebih meresapi perolehannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode bermain peran ini adalah penentuan topik, penentuan anggota pemeran, pembuatan lembar kerja (kalau perlu), latihan singkat dialog (kalau perlu) dan pelaksanaan permainan peran.

  Hamzah B. Uno mengatakan bahwa bermain peran dipelopori oleh George Shaftel yang mengatakan bahwa bermain peran pertama dibuat berdasarkan situasi masalah pada kehidupan nyata, kedua dapat mengekspresikan perasaannya, ketiga bermain peran proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan serta mengarah pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang

  2

  disertai analisis. Bermain peran adalah salah satu metode yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengekspresikan apa yang ia rasakan.

  Teori Gowen dikutip oleh Muhtar Latif bermain peran dipandang sebagai daya cipta, tahapan, ingatan, kerja sama, kelompok, penyerapan kosakata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan mengambil sudut

  3

  pandang spasial, afeksi, dan kognisi. Kemudian teori Piaget mengatakan bahwa bermain peran muncul saat anak kira-kira berumur satu tahun. Jadi, metode bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang sangat baik diterapkan pada anak usia dini yang sedang dalam tahap perkembangan emosi.

2. Jenis Bermain Peran

  Menurut Luluk Asmawati dkk (2008: 10.9-10.10) terdapat dua jenis bermain peran yaitu: a.

  Bermain peran makro Bermain peran makro adalah kegiatan bermain peran di mana anak menggunakan diri sendiri sebagai peran dan menggunakan alat sesuai benda aslinya seperti misalnya, anak berperan sebagai perawat, menggunakan baju perawat, bertingkah laku seakan-akan dirinya seorang perawat.

  b.

  Bermain peran mikro Bermain peran mikro dimainkan oleh anak yang lebih besar. Main peran mikro adalah kegiatan bermain peran di mana seorang anak dapat memainkan peran seperti dalang memainkan wayang. Misalnya: anak bermain boneka, bercakap-cakap dengan diri sendiri maupun dengan teman bermainnya dengan menggunakan boneka tersebut. Dalam menyajikan kegiatan pembelajaran, guru dapat memvariasi dengan memberikan kegiatan bermain peran makro atau bermain peran mikro. Dua jenis bermain peran ini sangat menarik untuk anak. Jika kegiatan bermain peran dilakukan bersama teman akan menjadi hal penting dalam perkembangan sosial anak. Melalui kegiatan bermain peran diharapkan keterampilan anak dapat berkembang sehingga menjadi makhluk sosial yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.

3. Fungsi Metode Bermain Peran

  Menurut Moeslihatoen fungsi bermain peran adalah sebagai berikut :  Mempertahankan keseimbangan

  Membantu anak menyalurkan kelebihan tenaganya. Anak akan memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan memerlukan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Contohnya: saat anak menjadi polisi, menjadi presiden, pencuri dan sebagainya.

   Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari- hariMemberikan penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari berguna menumbuhkan kebiasaan pada diri anak. Contohnya : sedang menyuntik pasien, menjadi guru yang sedang belajar bersama murid-murid.

   Mengantisipasi peran yang akan dijalani dimasa yang datang.

  Anak berpura-pura memerankan dirinya sebagai seorang ibu/ayah, perawat guru, dokter yang baik hati selalu menolong, polisi yang jujur yang menjadikan anak menjadi pribadi yang lebih baik ketika anak ketika anak bercita-cita menjadi polisi yang jujur, dokter yang selalu

  4 menolong dan sebagainya.

  Selain fungsinya, bermain peran juga memiliki tujuan bagi anak-anak usia dini yaitu : a.

  Mengeksplorasikan perasaan-perasaan.

  b.

  Memperoleh wawasan (insight) tentang sikap-sikap, nilai-nilai dan persepsi.

  c.

  Mengembangkan keterampilan sikap dalan memecahkan masalah yang dihadapi. .

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

  1) Kelebihan

  Setiap metode memiliiki keunggulan dan kelemahan tersendiri, begitu pula dengan metode bermain peran, keunggulan metode bermain peran menurut Mansyur yang dikutip oleh Syaiful Sagala diantaranya yaitu : a.

  Melatih diri anak untuk memahami dan mengingat bahan yang akan di dramakan b.

  Anak akan berlatih kreatif dan berinisiatif c. Mengembangkan bakat anak d. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya e.

  Anak memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya f.

  Bahasa lisan anak dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

5 Kelebihan metode bermain peran juga diungkapkan oleh Abu

  Ahmadi yang diantara: Melatih anak untuk mendramatisasikan seseatu serta melatih keberanian.

  2) Kekurangan

  Disamping terdapat kelebihan atau kebaikan, metode bermain peran juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya : a.

  Metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak b. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang c. Terkadang anak tidak mau mendramatasikan suatu adegan karena malu.

  6 5.

   Langkah-Langkah dalam Metode Bermain Peran

  Dalam penggunaan metode bermain peran terdapat beberapa petunjuk untuk dapat menerapkan metode ini. Adapun beberapa prosedur atau langkah- langkah dala menggunakan metode bermain peran menurut Hamzah B. Uno terdiri dari sembilan langkah yaitu :

  a. Pemanasan (Warming Up)

  1) Guru berupaya memperkenalkan siswa permasalahan yang mereka sadari sebagai hsuatu hal yang bagi semua perlu mempelajari dan menguasai. Bagian ini adalah menggambarkan permasalahan dengan jelas sesuai contoh.

  2) Memilih partisipan

  Siswa dan guru bersama-sama menentukan karakter dari setiap pemain dan memilih siapa yang akan memerankannya.

  b. Menata Panggung

  1) Guru bersama siswa mendiskusikan bagaimana peraan yang akan dimainkan nanti. Jadi letak atau tata panggung disesuaikan dengan karakter yang akan diperankan.Guru memilih siswa sebagai observer atau pengamat.

  2) Dalam hal ini perlu dicatat bahwa observer atau pengamat juga harus berperan aktif dalam permainan peran juga.

  c. Permainan Peran Dimulai

  1) Permainan peran mulai dimainkan. Permainan dilakukan secara spontanGuru bersama siswa mendiskusikan permainan peran dan mengevaluasi bersama-sama.

  2) Guru bersama anak mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dimainkan.

  3) Memainkan peran ulang diharapkan pada permainan kedua anak dapat

d. Diskusi dan Evaluasi

  1) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan kepada realitas

  2) Berbagi pengalaman dan kesimpulan

  3) Anak diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.

  Sedangkan menurut Yuliana Nuraini dan Bambang Sujiono langkah-langkah bermain peran sebagai berikut :

  1. Guru mengumpulkan siswa untuk diberi pengarahan dan aturan dalam permainan

  2. Guru membicarakan alat-alat yang akan digunakan oleh anak-anak untuk bermain

  3. Guru memberi pengarahan sebelum bermain dan mengabsen serta menghitung jumlah anak bersama-sama

  4. Guru membagikan tugas kepada anak sebelum bermain menurut kelompok.

  5. Guru sudah menyiapkan alat sebelum anak bermain.

  6. Anak bermain sesuai tempatnya, anak bisa pindah apabila bosan.

  7. Guru harus mengawasi mendampingi anak dalam bermain, apabila dibutuhkan untuk guru dapat membantu, guru tidak banyak bicaradan

  7 tidak banyak membantu anak.

B. Pengertian Kecerdasan Emosional

  Kecerdasan Emosional yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan

  8

  rasional secara bersamaan dengan kondisi yang tepat. Kemampuan seseorang untuk mengendalikan secara tepat rasional serta emosionalnya sehingga emosi yang timbul sesuai tempat dan kondisi yang berlaku. Daniel Goleman mendefinisikan bahwa kecerdasan emosional yaitu kesanggupan untuk memperhitungkan atau menyadari situasi tempat kita berada, untuk membaca emosi orang lain dan emosi kita sendiri,

  9

  serta untuk bertindak dengan tepat. Kegagalan dalam memahami emosi manusia sering terjadi dan tidak jarang menimbulkan kesalah pahaman hal ini terjadi karena kurangnya kapasitas kecerdasan emosional yang dimiliki masing-masing individu, sehingga sangat perlu melakukan upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional.

  Pengembangan serta peningkatan kecerdasan emosional dapat mulai diimplementasikan pada anak-anak usia dini, karena sifat serta karakter anak usia dini yang memiliki reaksi emosi yang sangat kuat terhadap suatu peristiwa sehingga sangat baik jika mengaplikasikan kecerdasan emosional pada anak-anak usia dini.

  Dengan mengajari anak-anak usia dini keterampilan emosi dan sosial diharapkan mereka memiliki emosi yang matang untuk masa yang akan datang, karena memiliki kecerdasan emosional yang baik akan menentukan seorang anak untuk bertindak dan menempatkan dirinya dengan baik di segala situasi, kondisi dan tempat. 8 Amarylha Puspitasari., Emotional Intellegent Parenting, (Jakarta : Elex Media Komputindo,

1. Tahapan Perkembangan Kecerdasan Emosi

  Ada beberapa aspek kecerdasan emosi yang perlu dimiliki anak. Orang tua bisa mengajarkan dan mengembangkan aspek-aspek ini, sesuai dengan perkembangan usia anak. Berikut ini adalah aspekaspek yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak sejak lahir hingga anak berusia 7 tahun yang menjelaskan keterampilan emosi anak.

  Rentang Usia Keterampilan Emosi Anak 0-3 bulan

   sebagian ahli mengatakan bahwa hubungan emosional bayi dengan ibunya sudah ada sejak dalam kandungan. Sebagian emosi lainnya mulai terjalin saat ayah dan ibu memberi minum, menggendong dan mendekap ketika hendak mententramkan bayi  Di usia 3 bulan bayi mulai bayak belajar lewat pengamatan dan peniruan bagaimana membaca dan mengungkapkan emosi.

  6-8 bulan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERAN GURU PKN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2 28 66

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK SATU ATAP PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

1 19 68

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 90 51

PENGARUH AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE COLLABORATIVE LEARNING TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK HANDAYANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

4 36 62

METODE BERMAIN PERAN MAKRO DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH 19 SURABAYA SKRIPSI

0 1 17

PENGEMBANGAN MEDIA BUKU CERITA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI DI PAUD BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018/2019 - Raden Intan Repository

0 1 107

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI METODE KARYAWISATA DI TAMAN KANAK-KANAK AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 76

PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 7 169

METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA ANAK USIA DINI DI PAUD SAKURA WAY HALIM BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 115

EFEKTIVITAS METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TAMANKANAK–KANAK AL-KHAIRIYAH LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 82