PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM - Raden Intan Repository

  

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP

ALOKASI ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH

KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

  Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

  

Oleh:

YETI OKTA ROSIANA

NPM: 1351010150

Program Studi: Ekonomi Syariah

  

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1439 H/2017 M

  

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP

ALOKASI ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH

KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

  Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

  

Oleh:

YETI OKTA ROSIANA

  

NPM: 1351010150

Program Studi: Ekonomi Syariah

  Pembimbing I : Madnasir, S.E., M.S.I Pembimbing II : Suhendar, S.E, M.S.Ak., Akt.

  

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

  ABSTRAK

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dengan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) berupa pajak daerah kota Bandar Lampung, pemerintah kota Bandar Lampung perlu memberikan alokasi belanja yang lebih besar dalam era

  

desentralisasi fiskal saat ini, yang didasarkan pada kebutuhan daerah akan

  sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun fasilitas publik. Dengan meningkatnya pelayanan publik ini diharapkan dapat meningkatnya daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di kota Bandar Lampung. Oleh karena itu pemerintah kota Bandar Lampung seharusnya mengubah komposisi belanja, dimana selama ini belanja daerah digunakan untuk belanja operasi yang kurang produktif daripada belanja modal.

  Berkaitan dengan hal di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pajak daerah terhadap alokasi anggaran belanja modal pemerintah kota Bandar Lampung? Dan bagaimana pengaruh pajak daerah terhadap alokasi anggaran belanja modal kota Bandar Lampung dalam perspektif ekonomi Islam?

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah berupa pajak daerah terhadap anggaran belanja modal di kota Bandar Lampung.

  Adapun metode penelitian ini adalah kuantitatif yang bersumber dari dokumentasi yang diambil dari laporan realisasi APBD kota Bandar Lampung tahun 2007-2015. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana.

  Berdasarkan hasil uji signifikansi parametik (uji t) diperoleh nilai

  hitung tabel

  t sebesar 5,412 lebih besar dari t sebesar 2,306. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PAD berupa pajak daerah berpengaruh positif terhadap alokasi anggaran belanja modal.

  Dalam pandangan ekonomi Islam pengalokasian anggaran belanja harus sesuai syari’iyyah dan skala prioritas agar tidak menyimpang dari peraturan syariah. Tujuan belanja publik (modal) dalam Islam adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Untuk melaksankan pemenuhan kebutuhan pemerintah Kota Bandar Lampung mengalokasikan sumber pendapatan asli daerah (PAD) berupa pajak daerah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur yang memadai melalui belanja modal.

  MOTTO

              

  1 (Q.S An-Nahl: 90)

       

  Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

  1

  PERSEMBAHAN

  Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan dari hati yang paling terdalam skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Kedua orang tuaku bapak Kasino dan ibu Paulina. Yang aku hormati dan aku banggakan. Selalu menguatkanku sepenuh jiwa raga, merawatku, memotivasiku dengan nasihat-nasihat yang luar biasa, dan mendoakanku afar selalu dalam jalan-Nya. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan keberkahan dalam setiap langkahnya.

  2. Adikku tersayang Annisa dan keluarga besar Datuk H. Hamdan (Alm) dan Mbah Marsidi (Alm). Berkat doa, dukungan dan senyum semangatnya Yeti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  3. Almamaterku tercinta tempatku menimbun ilmu-ilmu Rabbani, UIN Raden Intan Lampung. Semoga selalu jaya, maju dan berkualitas.

  4. Sahabat-sahabat ku Gustian, gugus, dan lila. Yang selalu memberi semangat.

  5. Teman-teman tercintaku Dian, Reny, Yuli, Jannah, Ahmad, Najib, Teteh Nurma, Anggun, Dewi dan masih banyak lagi yang berjuang bersama menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga besar UKMF RISEF UIN Raden Intan Lampung dan Keluarga Besar FoSSEI (Forum Silaturrohim Studi Ekonomi Islam) yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman di dunia organisasi maupun akdemisi, semoga teman-teman RISEF tetap terjaga ukhuwah, dakwah dan ilmiahnya.

  7. Sahabat seperjuangan Ekonomi Syariah E dan seluruh angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung. Semoga kita menjadi alumni yang bermanfaat dengan pancaran nilai-nilai Rabbani.

RIWAYAT HIDUP

  Yeti Okta Rosiana, anak pertama dari dua saudara merupakan putri kandung dari bapak Kasino dan ibu Paulina. Dilahirkan di Desa Sukadamai, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 31 oktober 1995. Riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut: 1. TK ABA Sukadamai pada Tahun 2000-2001.

  2. SD Negeri 4 Sukadamai Tahun 2001-2007.

  3. SMP Negeri 1 Metro Kibang Tahun 2007-2010.

  4. SMK Negeri 1 Metro Tahun 2010-2013.

  5. Sarjana Strata 1 UIN Raden Intan Lampung Tahun 2013-2017.

  Adapun penulis selama dalam aktif perkuliahan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, ikut aktif organisasi UKMF-RISEF (Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas-Raden Intan Sharia Economic Forum) pada tahun 2013-2016.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk, sehingga skripsi dengan judul “PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH

  

TERHADAP ALOKASI ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH

KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM”

  dapat diselesaikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia.

  Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) dalam bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan.

  Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, tak lupa di haturkan terimakasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terimakasih itu disampaikan kepada : 1. Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor IAIN Raden Intan Lampung.

  Yang selalu memotivasi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.

  2. Dr . Moh. Bahrudin, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

  IAIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan mahasiswa.

  3. Madnasir, S.E.,M.S.I, dan Deki Fermansyah, S.E., M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam yang senantiasa sabar dalam memberi arahan serta selalu memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Bapak Madnasir,S.E.,M.S.I dan Bapak Suhendar,S.E.,M.S.Ak.,Akt selaku pembimbing akademik yang telah mengarahkan penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

  IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan motivasi serta membrikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

  6. Sahabat seperjuangan Ekonomi Syariah E dan seluruh anggkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu mendukung dan menjadi inspirasi bagi penulis untuk dapat bersemangat dalam kegiatan perkuliahan khususnya dalam penulisan skripsi ini. Semoga ilmu yang diraih bersama-sama bermanfaat dan berkah dunia akhirat. Untuk keluarga besar UKMF RISEF yang banyak memberikan senyum semangat bagi penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam bidang khasanah Ekonomi Islam.

  Bandar Lampung, Agustus 2017

  Penulis Yeti Okta Rosiana

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i ABSTRAK .............................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ iii PENGESAHAN ...................................................................................... iv MOTTO .................................................................................................. v PERSEMBAHAN ................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ......................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ................................................................ 3 C. Latar Belakang Masalah............................................................. 5 D. Rumusuan Masalah .................................................................... 18 E. Batasan Masalah ........................................................................ 19 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 19 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Anggaran Belanja dalam Ekonomi Islam.......... 20

  1. Pengertian dan Dasar Hukum Anggaran Belanja Dalam Islam ................................................................................. 20

  2. Sejarah Anggaran Belanja Dalam Islam ............................. 22

  3. Tujuan Belanja Dalam Islam .............................................. 24

  4. Prinsip Belanja Dalam Islam .............................................. 27

  B. Tinjauan Umum Pendapatan Dalam Islam .................................. 31

  C. Pendapatan Asli Daerah .............................................................. 35

  D. Anggaran .................................................................................... 42

  1. Pengertian Anggaran ......................................................... 42

  2. Dasar Hukum Anggaran .................................................... 43

  3. Struktur APBD .................................................................. 43

  4. Proses Penyusunan Anggaran ............................................ 45

  5. Fungsi Anggaran ............................................................... 49

  6. Tujuan Anggaran ............................................................... 49

  7. Anggaran Belanja Modal ................................................... 50

  E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 53

  F. Kerangka Pemikiran ................................................................... 56

  G. Hipotesis Penelitian .................................................................... 57

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 59 B. Sumber Data ............................................................................... 59 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 60 D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 60 E. Populasi dan Sampel ................................................................... 63 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 64

  1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 65

  b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 65

  2. Alat Uji Hipotesis .............................................................. 66

  a. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana ......................... 66

  b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T) ....................... 67

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ........................................................................... 69

  1. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ............................... 69

  2. Gambaran Objek Penelitian .................................................... 73

  3. Statistik Deskriptif tentang Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Belanja Modal .......................................................... 75

  4. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................... 77

  5. Pembahasan Hipotesis ............................................................ 80

  B. Analisis Data .............................................................................. 81

  1. Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal .................................................................................... 81

  2. Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal Dalam Perspektif Ekonomi Islam ................................ 88

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 94 B. Saran ................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 99

  

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung 2007-2015 ......................................................................... 11

  2. Tabel 1.2 Perbandingan Belanja Operasi dan Belanja Modal di Kota Bandar Lampung Tahun 2007-2015 .................................................. 13

  3. Tabel 2.1 Tarif Maksimum Pajak Daerah di Indonesia Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah................................................................................ 40

  4. Tabel 3.1 Variabel Independen ................................................... 62

  5. Tabel 4.1 Data Variabel Pajak Daerah......................................... 75

  6. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Pajak Daerah ............................... 76

  7. Tabel 4.3 Data Variabel Belanja Modal ...................................... 76

  8. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskriptif Belanja Modal ............................. 77

  9. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas.................................................... 78

  10. Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisiras ....................................... 79

  11. Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Sederhana ................................ 80

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 : Kerangka Pemikiran................................................................ 56

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lampiran 1 : Data Laporan Realisasi APBD Tahun 2007-2015

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih

  dahulu akan dijelaskan istilah dalam skripsi ini untuk menghindari kekeliruan bagi pembaca. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut disini diperlukan adanya pembatasan terhadap arti kalimat dalam skripsi ini. Dengan harapan memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH PENDAPATAN

  ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM”.

  1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut

  2 membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

  2. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

  3 berlaku.

  3. Anggaran belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang 2 memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan

  Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (Jakarta: Gramedia, 2011), hlm. 1045 3 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan

  4 pemerintah.

  

5

  4. Perspektif adalah sudut pandang

  5. Ekonomi Islam adalah suatu cabang Ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menaganalisis dan akhirnya menyelesaikan

  6 permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami.

  ekonomi Islam adalah sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber daya langka yang seirama dengan maqasid (tujuan- tujuan syari’ah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan keseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan social serta jaringan moral

  7 masyarakat.

  Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diperjelas kembali bahwa yang dimaksud dalam pembahasan skripsi ini adalah suatu penelitian ilmiah atau telah yang berdasarkan pada firman Allah SWT, Sunah Rasul serta ijtihad para ulama tentang kegiatan ekonomi. Dalam hal ini terkait dengan pendapatan asli daerah merupakan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber penerimaan daerah yang dimiliki dan berpengaruh terhadap anggaran belanja modal. Dimana anggaran belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah dalam menambah aset tetap pada suatu daerah yang memiliki nilai manfaat untuk masyarakat sekitar. Hal ini terkait bahwa pendapatan asli daerah berkontribusi terhadap anggaran pengeluaran belanja 4

  http://www.anggaran.depkeu.go.id/ , diakses pada tanggal 29 November 2016 pukul

19.52 WIB

  5 6 http://kbbi.web.id diakses pada tanggal 27 maret 2017 pukul 20.37WIB 7 P3EI. Ekonomi Islam.jakarta: Rajawali Pers. 2011, hlm 17

  daerah, dimana anggaran pengeluaran belanja daerah meliputi anggaran belanja modal. Pendapatan asli daerah berkontribusi dalam pengalokasian anggaran belanja modal kota Bandar Lampung, tetapi anggaran belanja modal kota bandar lampung porsinya lebih sedikit dibandingkan anggaran pengawai yang porsinya lebih besar. Maka dari itu penulis akan membahas pengaruh pendapatan asli daerah terhadap anggaran belanja modal daerah.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun alasan memilih judul “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal Kota Bandar Lampung Dalam Perspektif Ekonomi Islam” yaitu sebagai berikut:

  1. Secara Objektif Sebagaimana diketahui Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber penerimaan pendapatan didaerah tersebut seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan sebagainya yang diatur dalam undang-undang yang berlaku. Pendapatan asli daerah bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas Desentralisasi, yang mana komponennya terdiri dari pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak daerah merupakan pendapatan asli daera yang paling banyak dibandingkan dengan retribusi, laba BUMD dan lain-lain pendapatan yang sah. Penerimaan pendapatan asli daerah berupa pajak daerah dicatat pada APBD terutama belanja modal, dimana APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan Pendapatan Daerah dan semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan Pendapatan Asli Daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD. Dimana dalam APBD terdapat belanja modal yang merupakan suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga akan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Alokasi belanja modal sangat penting, ketika alokasi belanja modal stabil atau sesuai dengan porsi pada umumnya maka kebutuhan akan fasilitas publik terpenuhi. Tetapi ketika antara belanja modal dan belanja pegawai porsinya lebih besar belanja pegawai maka belanja modal yang berfungsi untuk pembiayaan aset tetap daerah tidak akan signifikan dalam melakukannya. Sehingga menurut penulis perlu dilakukannya penelitan pengaruh Pendapatan Asli daerah Terhadap Alokasi Anggaran Belanja Modal di Kota Bandar Lampung yang mengelola keuangan daerah seperti daerah lainnya.

  2. Secara Subjektif Pokok bahasan skripsi ini sesuai berdasarkan jurusan yaitu Ekonomi

  Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung, yang merupakan suatu kajian keilmuan yang berkaitan dengan anggaran. Dan untuk literatur penulis tersedia di Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung, selain buku penulis juga menggunakn literatur lain seperti jurnal, artikel, dan data yang diperlukan.

C. Latar Belakang Masalah

  Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan

  8

  moral dan etikanya. Kebijakan pembangunan nasional diarahkan kepada pembangunan yang merata di setiap daerah.Adanya kebijakan pembangunannasional, pemerintah daerah dituntut agar lebih bisa mandiri dalam mengelola keuangan daerah untuk melaksanakan pembanguan

  9 ekonomi daerah. 8 Ida Bagus Gde Wirakusuma dkk, “Analisis Faktot-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan” Jurnal Ilmiah Ekonomi Universitas Tabanan,

Vol. 13. No. 1 (2016), h. 69, universitastabanan.ac.id 9 Ian Dwi Heruyanto, “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Pendapatan

  Pembangunan ekonomi daerah dilaksanakan berdasarkan dengan kemampuan daerah masing-masing dengan cara memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga dapat mendorong peningkatan keuangan daerah. Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya bersinergi dalam mengelola setiap sumber daya yang ada serta membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam

  10 wilayah tersebut.

  Perwujudan dari pembangunan daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Otonomi Daerah yang dijalankan melalui prinsip desentralisasi yakni pemerintah daerah diberi kebebasan dalam pelaksanaan

  11

  pengelolaan keuangan daerah. Era Otonomi daerah menuntut setiap pemerintah daerah untuk mandiri dan kreatif mencari sumber-sumber pembiayaan serta aktif mencari berbagai peluang yang bisa dijadikan sumber pemasukan kas daerah. Otonomi daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah wewenang yang dimiliki daerah otonom untuk mengatur dan mengurus masyarakatnya menurut kehendak sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

  12

  berlaku. Otonomi Daerah dipandang sebagai suatu kebijakan yang sangat demokratis dan memenuhi aspek dari Desentralisasi yang sesungguhnya.

  Pemberian otonomi yang luas merupakan upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah. Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan tugas pemerintah tersebut, adalah terbatasnya pembiayaan yang tersedia dan harus digali dari sumber dan potensi yang ada didaerah 10 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan Edisi 5, (Yogyakarta : UPP STIM YKPN,

  2015), hlm.374 11 Ikhwan Bukhari, “Analisis Perbandingan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Sebelum

Dan Sesudah Pemberlakuan Undnag-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah” Jurnal Akuntansi Universitas Siliwangi (2010), h.3, academia.edu.ac.id 12 yang merupakan tantangan dan sekaligus peluang untuk sumber pembiayaan pembangunan. Umumnya di negara-negara maju yang merupakan kebijakan

  Desentralisasi atau otonomi daerah cenderung memberikan kewenangan yang

  lebih besar kepada daerah untuk mengeloa sumber-sumber pendapatan yang

  13 lukratif.

  Sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbarui dengan undang-undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa tujuan Otonomi Daerah merupakan upaya memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian daerah, menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif, bertanggung jawab dan mewujudkan sistem

  14 perimbangan keuangan yang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah.

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang berasal dari dalam daerah yang bersangkutan harus ditingkatkan seoptimal mungkin dalam rangka mewujudkan semangat kemandirian lokal. Mandiri diartikan sebagai semangat dan tekad yang kuat untuk membangun daerahnya sendiri dengan tidak semata-mata menggantungkan pada fasilitas atau faktor yang berasal dari luar. Meskipun dimaklumi bahwa sebagian terbesar daerah otonom (kabupaten/kota), kemampuan PAD-nya kecil,

  15 sehingga masih diperlukan bantuan keuangan dari pemerintah pusat.

  Pendapatan asli daerah pada kelompok pendapatan daerah merupakan jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat mamaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran 13 Soeradi, Pengelolaan Keuangan Negara di Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Graha

  Ilmu, 2014), hlm. 2 14 Rahardjo Adisasmita, Pembiayaan Pembangunan Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 20-21 15 rakyat. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

  16 oleh pemerintah daerah untu kepentingan orang pribadi atau badan.

  Dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi fiskal, instrumen utama yang digunakan adalah pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memungut pajak (taxing power) dan transfer ke daerah. Meskipun kewenangan pemerintah daerah untuk memungut pajak daerah masih sangat terbatas, tetapi dari tahun ke tahun terdapat peningkatan peran pendapatan asli daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang berlaku efektif sejak 1 januari 2010 merupakan salah satu wujud upaya pengaturan taxing power daerah, yaitu dengan perluasan basis pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah ada, penambahan jenis pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan tarif maksimum beberapa jenis pajak

  17 daerah, dan pemberian diskresi penetapan tarif pajak.

  Meskipun tingkat ketergantungan keuangan daerah otonom terhadap pemerintah pusat masih sangat tinggi (kuat), namun diharapkan kepada setiap daerah otonom untuk mengidentifikasi seluruh potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki untuk ditingkatkan secara intensif dan ekstensif disamping peningkatan pengelolaan sumberdaya alam di daerah sebagai hasil pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dengan meningkatnya penerimaan daerah tersebut akan

  18 meningkatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah merupakan suatu rencana operasional keuangan daerah, di satu pihak menggambarkan penerimaan pendapatan daerah dan di lain pihak merupakan pengeluaran untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan dalam 16 Rudy Badrudin, Ekonomika Otonomi Daerah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,2012),

  hlm.52 17 satu tahun anggaran. Pengeluaran pembangunan untuk membiayai kegiatan- kegiatan dan proyek-proyek pembangunan daerah. Berkaitan dengan pengeluaran pembangunan, yang sangat penting diperhatikan adalah penentuan komposisinya atau fungsi alokasi dari anggaran. Penggunaan anggaran pembangunan dapat bermacam-macam, yaitu untuk membangun infrastruktur jalan, gedung kantor, pembelian mobil dinas dan lain sebagainya. Dampaknya terhadap pembangunan pasti berbeda-beda. Pembangunan infrastruktur jalan akan mendorong perkembangan kegiatan sektor-sektor yang menggunakan jalan tersebut (sektor perdagangan, pertanian, industri, transportasi dan lainnya) serta berpengaruh pula terhadap perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, yang selanjutnya adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Jenis kegiatan dan proyek yang akan dibangun harus mengacu pada Rencana Strategis Pembangunan Daerah (Renstrada). Terdapat hubungan benang merah mulai dari sumber pembiayaan penerimaan pendapatan daerah-penyusunan APBD-

  19 alokasi anggaran sampai pada pencapaian sasaran pembangunan.

  Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Selama ini anggaran belanja pemerintah dikelompokkan atas anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan. Pengelompokan dalam anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan yang semula bertujuan untuk memberikan penekanan pada arti pentingnya pembangunan dalam pelaksanaannya telah menimbulkan peluang terjadinya duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran. Sementara itu, penuangan rencana pembangunan dalam suatu dokumen perencanaan nasional lima tahunan yang ditetapkan dengan undang-undang dirasakan tidak realistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan

  20 penyelenggaraan pemerintahan dalam era globalisasi.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas pedoman Pengelolaan keuangan Daerah 19 20 Ibid.

  • 2008 36.390.400.00

  8,00 56.627.114.786,48

  2007 - 12.533.404.965,00

  

Retribusi Daerah

  443.719.360.000,0 258.454.662.346,0 58,25%

  290.419.360.000,0 246.167.925.213,0 84,76% 2015

  271.516.090.306,0 242.651.752.332,0 89,37% 2014

  183.315.622.192,0 183.436.575.291,0 100,07% 2013

  104.234.442.000,0 112.557.355.470,0 107,98% 2012

  107,62% 2011

  117,72% 2009 45.500.000.000,00 47.035.295.283,00 103,37% 2010 52.614.913.54

  0,00 42.841.374.876,00

  2007 - 30.411.161.966,81

  

Pajak Daerah

  

Kota Bandar Lampung Tahun 2007-2015

Tahun Target Realisasi Persentas e

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah

  kota Bandar Lampung Tahun 2007-2015 :

  21 Berikut merupakan tabel target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah

  Ketentuan Pasal 52, belanja modal adalah belanja barang/jasa yang dianggarkan pada pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diguanakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.

  • 2008 15.665.936.660,00 14.414.767.716,00

  92,01%

  94,03% 2009 16.855.236.600,00 15.849.094.531,00 2010 23.635.987.380,00 21.911.781.739,00 92,70%

  36.924.709.552,00 38.341.095.234,00 99,82% 2011 2012 80.530.077.780,00 68.252.030.150,00 103,97%

  74.053.787.912,00 50.651.293.897,00 100,45% 2013 2014 82.774.131.500,00 45.920.496.941,00 146,41%

  86.694.131.500,00 46.682.837.194,00 107,38% 2015

  

Laba BUMD

  • 2007 2.149.979.288,00 2008 2.353.554.970,10 2.509.144.000,00 106,61%

  99,46% 2009 3.103.554.978,10 3.087.055.409,20 2010 3.470.399.341,17 3.449.399.341,17 99,39% 2011 5.641.089.632,00 5.631.089.632,00 99,82% 2012 6.601.000.000,00 6.862.738.923,00 103,97%

  8.200.000.000,00 8.237.246.269,00 91,94% 2013 2014 9.020.000.000,00 3.206.503.301,00 79,08%

  10.476.622.932,46 11.249.897.883,27 35,56% 2015

  

Lain-lain PAD yang sah

  • 2007 8.620.368.522,15 2008 6.012.883.490,60 7.896.232.429,92 131,32%

  68,09% 2009 6.550.518.263,60 4.460.818.945,08 2010 4.246.250.000,00 4.704.103.833,76 110,78%

  9.996.250.000,00 6.198.579.221,00 62,01% 2011 2012 21.825.350.000,00 40.144.717.721,00 183,94%

  64.341.862.597,00 59.158.057.632,00 91,94% 2013

  112.986.972.431,0 89.351.963.991,00 79,08% 2014

  228.218.028.173,7 81.159.929.433,12 35,56% 2015

  8 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aser Daerah Kota Bandar

  Lampung

  Dari tabel di atas dapat diketahui Pendapatan Asli Daerah di kota Bandar Lampung dari tahun 2007-2015 mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Seperti pada tahun 2008 pendapatan pajak daerah mengalami peningkatan sebesar Rp42.841.374.876,00 dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp30.411.161.966,81, namun berbanding terbalik dengan pendapatan retribusi daerah yang awal tahun 2007-2012 mengalami peningkatan yang signifikan akan tetapi pada tahun berikutnya sampai tahun 2014 mengalami penurunan dan k

embali meningkat lagi pada tahun 2015. Dengan meningkatnya pendapatan asli daerah tersebut dapat meningkatkan anggaran belanja daerah kota Bandar Lampung. Dengan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) berupa pajak daerah kota Bandar Lampung, pemerintah kota Bandar

Lampung perlu memberikan alokasi belanja yang lebih besar dalam era Desentralisasi fiskal saat ini, yang didasarkan pada

kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun fasilitas publik.

Dengan meningkatnya pelayanan publik ini diharapkan dapat meningkatnya daya tarik bagi investor untuk membuka usaha di

kota Bandar Lampung. Oleh karena itu pemerintah kota Bandar Lampung seharusnya mengubah komposisi belanja, dimana

selama ini belanja daerah digunakan untuk belanja operasi yang kurang produktif daripada belanja modal. Hal tersebut dapat di

lihat dari data rata-rata Realisasi APBD kota Bandar Lampung pada tahun 2007-2015 sebagai berikut:

Tabel 1.2 Perbandingan Belanja Operasi dan Belanja Modal di Kota Bandar LampungTahun 2007-2015

  

Tahun Belanja Daerah Belanja Operasi Belanja Modal % BO % BM

  2007 652.956.782.605,13 503.989.474.267,40 106.011.883.798,00 77,18% 16,23% 2008 778.777.514.052,53 620.417.562.809,53 124.903.058.018,00 79,66% 16,03% 2009 802.095.631.362,29 690.739.554.281,28 82.279.630.710,00 86,11% 10,25% 2010 926.170.641.461,56 809.121.544.463,50 95.543.967.678,00 87,36% 10,31% 2011 1.154.628.593.734,84 985.505.995.182,84 109.907.484.427,00 85,35% 9,52% 2012 1.464.988.926.883,88 1.093.114.748.539,38 293.648.392.894,00 74,62% 20,04%

  2013 1.779.859.865.267,85 1.269.952.998.016,04 399.448.842.097,30 71,35% 22,44% 2014 1.799.475.905.415,28 1.311.296.426.335,42 354.190.528.148,66 72,87% 19,68% 2015 1.757.419.863.235,28 1.382.387.534.025,27 245.171.296.284,01 78,66% 13,95%

  Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa persentase belanja modal terhadap total belanja daerah sangat rendah

dibandingkan persentase belanja operasi terhadap total belanja daerah kota Bandar lampung. Belanja operasi merupakan belanja

  

Pemerintah Daerah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, dan

belanja sosial. Apabila belanja daerah dilihat dari segi manfaat, alokasi anggaran ke sektor modal sangat bermanfaat dan

produktif untuk pembangunan dan memberikan pelayanan kepada publik.

  Infrastuktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Jika sarana dan

prasarana memadai maka masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari-harinya secara aman dan nyaman yang akan berpengaruh

pada tingkat produktivitasnya yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor

untuk membuka usaha di daerah tersebut. Dengan bertambahnya belanja modal maka akan berdampak pada periode yang akan

datang yaitu produktivitas masyarakat meningkat dan bertambahnya investor akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta

meningkatkan kemandirian daerah sehingga pemerintah daerah dapat mengelola keuangan daerahnya sendiri tanpa bantuan

keuangan dari pemerintah pusat.

  Negara yang dijalankan dengan prinsip Islami pada hakikatnya memiliki tujuan besar, yakni untuk memenuhi kebutuhan

hidup minimum untuk seluruh masyarakatnya, memerangi ketidakadilan oleh pemerintah maupun antara anggota masyarakat, dan

menjalankan pemb angunan ekonomi yang berkelanjutan. Semua tujuan itu harus dijalankan dengan dilandasi keadilan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, negara memiliki kekuasaan untuk mengelola anggaran dan belanja

  22 pemerintah.

  Secara syariat, anggaran belanja negara harus digunakan untuk kepentingan yang menjadi prioritas, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar minimal, pertahanan, penegakan hukum, kegiatan dakwah Islam, amar makruf nahi munkar, penegakan keadilan, administrasi publik, serta untuk melayani kepentingan sosial lainnya yang tidak dapat disediakan oleh sektor

  

privat dan pasar. Dengan demikian, ketika negara dijalankan dengan prinsip-

  prinsip Islam, maka seluruh kegiatan negara ini harus patuh dan taat terhadap

  23 terhadap ketentuan yang dikehendaki oleh syariat.

  Allah SWT jelas-jelas memerintahkan supaya kekayaan dan sumber daya didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti tertuang dalam Q.S al-Hasr (59) : 7 berikut ini: .......

           .......

  Artinya: ......supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu....

  Untuk mendistribusikan sumber daya dan kekayaan, negara dapat melakukannya dengan intervensi langsung maupun melalui regulasi. Bentuk intervensi langsung antara lain menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara. Dalam sisi belanja negara, pemerintah dapat mendistribusikan sumber daya dengan cara melalui pembangunan infrastruktur yang memadai,

  24 sehingga seluruh wilayah dapat menikmati secara adil.

  22 23 Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islami, (Jakarta: KENCANA, 2016), hlm. 73

  Pemanfaatan anggaran belanja adalah untuk kepentingan penyediaan barang publik sebagaimana hal ini juga sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan sosial suatu negara. Subsidi untuk kalangan lemah, pengeluaran untuk melakukan treatment terhadap kondisi ekonomi yang terganggu sehingga menjadi stabil kembali, juga untuk mencukupi kebutuhan modal dan investasi yang mendorong pembangunan ekonomi dan peningkatan kapsitas

  25 produksi suatu negara.

  Karena telah berubahnya keadaan sosioekonomik secara fundamental, dan sebagian lagi karena Negara Islam yang didirikan dan dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. negara yang menganut demokrasi, biasanya membuat anggaran belanja negara secara umum, tiap tahun, fakta anggaran belanja negara yang menganut demokrasi tersebut adalah, bahwa anggaran belanjanya dinyatakan melalui peraturan yang disebut dengan peraturan anggaran belanja sekian tahun. Kemudian ditetapkan sebagai peraturan

  26 setelah dibahas dengan parlemen.

  Anggaran modern merupakan suatu campuran rumit antara rencana dan proyek yang harus dilaksanakan di masa depan, maupun melenyapkan kesulitan dan rintangan yang terdapat pada jalan pertumbuhan ekonomi negara. Negara Islam modern harus menerima konsep anggaran modern dengan perbedaan pokok dalam hal penanganan defisit anggaran. Negara Islam dewasa ini harus mulai dengan pengeluaran yang mutlak diperlukan dan mencari jalan dengan cara-cara untuk mencapainya, baik dengan rasionalisasi struktur pajak atau dengan mengambil kredit dari sistem perbankan atau dari luar negeri. Oleh karena itu, di dalam Islam tidak mengenal pembuatan anggaran belanja tahunan, sebagaimana yang terdapat dalam demokrasi, baik terkait dengan babnya, pasalnya, istilah, dan pasal tersebut. Dari sinilah, maka anggaran belanja negara Islam tidak dibuat dalam bentuk tahunan, meskipun negara Islam mempunyai anggaran belanja tetap

  25 yang babnya telah ditetapkan oleh syara’ mengikuti pendapatan dan

  27 pengeluarannya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PERTUMBUHAN BELANJA MODAL PEMERINTAH DAERAH

0 3 20

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Se- PROPINSI LAMPUNG

1 44 61

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP FISCAL STRESS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG

0 33 73

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP FISCAL STRESS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG

1 45 71

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH DI PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG (TAHUN 2001-2012)

0 19 77

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH Di KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 32 60

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL

0 1 23

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur periode 2010-2011) - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian - PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL PEMERINTAH DAERAH - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 11

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI KABUPATEN OKU SELATAN TAHUN 2006-2015 - Raden Intan Repository

0 0 146