BAB II - DOCRPIJM 3698d1e703 BAB IIMicrosoft Word BAB 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang CK

BAB II II ARAHAN PERE RENCANAAN PEMBANGU UNAN BIDANG CIPTA TA KARYA Konsep perencanaan infrastru rastruktur bidang Cipta Karya dalam mewujudka judkan kawasan

  permukiman yang layak huni huni dan berkelanjutan, disusun berlandaskan pad pada berbagai peraturan perundangan dan dan amanat perencanaan pembangunan seb sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan bidang Cipta K pta Karya. Untuk mewujudkan amanat perencan ncanaan pembangunan infrastruktur permukiman B an Bidang Cipta Karya tersebut dilakukan d n dengan membagi amanat pembangunan an infrastruktur permukiman Bidang Cipta Ka a Karya kedalam 4 (empat) bagian, yaitu amana manat penataan ruang/spasial, amanat pem pembangunan nasional dan direktif preside esiden, amanat pembangunan Bidang Pekerja kerjaan Umum, serta amanat internasional.

  Dalam pelaksanaannya infrastr frastruktur bidang Cipta Karya terbangun mempun punyai manfaat langsung terhadap peningkat ngkatan taraf hidup lingkungan, karena mulai taha tahap konstruksi telah berbagai multiplier ekonomi d mi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengop ngoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Inf r. Infrastruktur bidang Cipta Karya terbangun pad pada akhirnya juga memperbaiki kualitas perm permukiman. Dengan demikian, pembangu angunan infrastruktur bidang Cipta Karya pad pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 pai 3 (tiga) strategic goals yaitu :

  1. Meningkatkan pertumb tumbuhan ekonomi kota dan desa, hal ini dimaksu aksudkan untuk meningkatkan peran pu n pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan m n meningkatkan akses infrastruktur bag bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

  2. Meningkatkan kesejah sejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk uk mengurangi kemiskinan dan memp emperluas lapangan kerja.

  3. Meningkatkan kualitas alitas lingkungan, yang bermaksud untuk meng engurangi luas kawasan kumuh, me meningkatkan kualitas penyelenggaraan penata nataan kawasan permukiman dan menin eningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman. Untuk mewujudkan tiga strate trategic goal di atas tugas pembangunan infrastru astruktur bidang Cipta Karya (Permukiman) diw ) diwujudkan dengan dua pendekatan: i. Pendekatan skala kabu kabupaten/ kota melalui tugas pengaturan, pemb pembinaan dan pengawasan bidang pe g permukiman. ii. Pendekatan skala kaw kawasan melalui tugas pembangunan infrastruk struktur bidang permukiman.

  Berdasarkan mandat dari peran perangkat peraturan dan undang-undang terhadap adap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipt Cipta Karya, maka visi Direktorat Jenderal Cipta K pta Karya adalah “Terwujudnya permukiman per perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, be tif, berdaya saing dan berkelanjutan”. Adapun ma n makna dari visi tersebut adalah :

  Layak, yaitu : permukim ukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai nyai persyaratan kecukupan prasarana d na dan sarana permukiman sesuai dengan Standa andar Pelayanan Minimal sebagai tempa mpat bermukim warga perkotaan dan perdesaan. Produktif, yaitu: permuk rmukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat me t menghidupkan kegiatan perekonomian mian di lingkungan permukiman.

  Berdaya saing, yaitu aitu: permukiman perkotaan dan perdesaan y an yang dapat menonjolkan kualitas itas lingkungan permukimannya dengan baik d ik dan mampu bersaing sebagai lingku ngkungan permukiman yang menarik untuk wargany rganya. Berkelanjutan, yaitu: per permukiman perkotaa

  Direktorat Jenderal Cipta K ta Karya mempunyai peran penting untuk m k mewujudkan permukiman yang layak huni d uni dan berkelanjutan. Lingkup penanganan bidang ang Cipta Karya tidak hanya mencakup per erkotaan, tetapi juga meliputi perdesaan. n. Diharapkan pembangunan bidang Cipta Ka ta Karya dapat mengisi RTRW kabupaten/kota dalam alam pola ruang (bangkim dan PBL/BG), serta rta struktur ruang (air minum dan sanitasi) itasi). Sehingga, permukiman yang layak huni d ni dan berkelanjutan dipandang sebagai entitas.

  2.1 Amanat Pembangunan Nas n Nasional Terkait Bidang Cipta Karya

  2.1.1 RPJP Nasional 2005-2025 2025 Visi pembangunan nasional tah al tahun 2005–2025 adalah :

  “INDONESIA YA IA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Visi pembangunan nasional ta al tahun 2005–2025 itu mengarah pada pencap ncapaian tujuan nasional, seperti tertuang dal dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Nega Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Visi pe isi pembangunan nasional tersebut harus dapat d at diukur untuk dapat mengetahui tingkat kem kemandirian, kemajuan, keadilan dan kemakmuran uran yang ingin dicapai. Dalam mewujudkan visi pemb embangunan nasional tersebut ditempuh melalui lalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional se al sebagai berikut :

  1. Mewujudkan masyarak arakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berb berbudaya, dan beradab berdasarkan fa an falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri d diri dan karakter bangsa melalui pendid ndidikan yang bertujuan membentuk manusia yan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang M g Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara lihara kerukunan internal dan antarum tarumat beragama, melaksanakan interaksi si antarbudaya, mengembangkan moda odal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya aya bangsa, dan memiliki kebanggaan s aan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka m a memantapkan landasan spiritual, mora moral, dan etika pembangunan bangsa.

  2. Mewujudkan bangsa ya sa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pe pembangunan sumber daya manusia usia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan kan penguasaan dan pemanfaatan iptek ptek melalui penelitian, pengembangan, dan penera nerapan menuju inovasi secara berkelan elanjutan; membangun infrastruktur yang maju ser u serta reformasi di bidang hukum dan a an aparatur negara; dan memperkuat perekonomi omian domestik berbasis keunggulan ulan setiap wilayah menuju keunggulan kompet mpetitif dengan membangun keterkaita rkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayana yanan termasuk pelayanan jasa dalam ne m negeri.

  3. Mewujudkan masyaraka arakat demokratis berla kelembagaan demokras okrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masy masyarakat sipil; memperkuat kualitas litas desentralisasi dan otonomi daerah; rah; menjamin pengembangan media edia dan kebebasan media dalam mengom ngomunikasikan kepentingan masyarak arakat; dan melakukan pembenahan struktur h tur hukum dan meningkatkan budaya aya hukum dan menegakkan hukum secara adil, adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan m dan memihak pada rakyat kecil.

  4. Mewujudkan Indonesia esia aman, damai, dan bersatu adalah membangu angun kekuatan TNI hingga melampui pui kekuatan esensial minimum serta disegani gani di kawasan regional dan internas ernasional; memantapkan kemampuan dan m meningkatkan profesionalisme Polri olri agar mampu melindungi dan mengayomi omi masyarakat; mencegah tindak keja kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; m tas; membangun kapabilitas lembaga i ga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam lam penciptaan keamanan nasional; al; serta meningkatkan kesiapan komponen nen cadangan, komponen pendukung ung pertahanan dan kontribusi industri pertahan ahanan nasional dalam sistem pertahana ahanan semesta.

  5. Mewujudkan pemerata rataan pembangunan dan berkeadilan adalah m meningkatkan pembangunan daerah; erah; mengurangi kesenjangan sosial secara a menyeluruh, keberpihakan kepada ada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah ah yang masih lemah; menanggulangi angi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; m tis; menyediakan akses yang sama bagi m agi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial osial serta sarana dan prasarana ekonom nomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam ber berbagai aspek termasuk gender.

  6. Mewujudkan Indonesi nesia asri dan lestari adalah memperbaiki iki pengelolaan pelaksanaan pembang bangunan yang dapat menjaga keseimbang bangan antara pemanfaatan, keberlanj rlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber day r daya alam dan lingkungan hidup deng dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfa anfaatan ruang yang serasi antara peng penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ek ial ekonomi, dan upaya konservasi; meni meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber day r daya alam dan lingkungan yang berke erkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumbe mber daya alam dan lingkungan hidup idup untuk mendukung kualitas kehidupan; m an; memberikan keindahan dan kenyam nyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemel emeliharaan dan pemanfaatan keanekara ekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangun unan.

  7. Mewujudkan Indonesia esia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maj , maju, kuat, dan berbasiskan kepentinga tingan nasional adalah masyarakat dan pemer merintah agar pemban pengembangan ilmu pe u pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola elola wilayah laut nasional untuk mempe mpertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan m an membangun ekonomi kelautan seca secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaa nfaatan sumber kekayaan laut secara be ra berkelanjutan.

  8. Mewujudkan Indonesia nesia berperan penting dalam pergaulan dunia i ia internasional adalah memantapkan kan diplomasi Indonesia dalam rangka memp emperjuangkan kepentingan nasional; m nal; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pe pembentukan identitas dan pemantap antapan integrasi internasional dan regional; dan dan mendorong kerja sama internasiona sional, regional dan bilateral antarmasyarakat, ant , antarkelompok, serta antarlembaga di b di berbagai bidang.

  Tujuan pembangunan jangka p ka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan b kan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebaga bagai landasan bagi tahap pembangunan berikut rikutnya menuju masyarakat adil dan makmur mur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia esia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 945.

  Sebagai ukuran tercapainya ya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pe l, pembangunan nasional dalam 20 tahun mend mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran p an pokok terkait pembangunan permukiman pe n perkotaan dan perdesaan adalah terwujudnya pe pembangunan yang lebih merata dan berkead keadilan ditandai oleh hal-hal berikut :

  1. Tingkat pembangunan nan yang makin merata ke seluruh wilayah diwujud ujudkan dengan peningkatan kualitas hid as hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk be uk berkurangnya kesenjangan antar wilay wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik I blik Indonesia.

  2. Kemandirian pangan da an dapat dipertahankan pada tingkat aman dan da n dalam kualitas gizi yang memadai ser i serta tersedianya instrumen jaminan pangan un untuk tingkat rumah tangga.

  3. Terpenuhi kebutuhan han hunian yang dilengkapi dengan prasarana ana dan sarana pendukungnya bagi sel i seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem em pembiayaan perumahan jangka pa panjang yang berkelanjutan, efisien dan akun akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa anpa permukiman kumuh.

  4. Terwujudnya lingkungan ngan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan ngan kehidupan yang baik, berkelanjutan jutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi m agi masyarakat. Sedangkan penjabaran RPJPN JPN dalam pembangunan bidang Cipta Karya men mengamanatkan beberapa hal, yaitu sebagai be i berikut : a. Dalam mewujudkan In n Indonesia yang ber kebutuhan dasar masya asyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lain it lainnya, seperti industri, perdagangan, t an, transportasi, pariwisata dan jasa sebagai upaya paya mendorong pertumbuhan ekonom nomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakuk lakukan melalui pendekatan tanggap ke ap kebutuhan (demand responsive approach) dan dan pendekatan terpadu dengan sektor ktor sumber daya alam dan lingkungan hidup, s up, sumber daya air, serta kesehatan.

  b. Dalam mewujudkan pe n pembangunan yang lebih merata dan berkead rkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan uhan dasar masyarakat yang berupa air minum um dan sanitasi diarahkan pada (1) pe ) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset m et management) dalam penyediaan air m air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan uhan minimal air minum dan sanitasi da si dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pe n pelayanan air minum dan sanitasi ya si yang kredibel dan profesional, dan (4) penyedia yediaan sumber- sumber pembiayaan m an murah dalam pelayanan air minum dan sa n sanitasi bagi masyarakat miskin.

  c. Salah satu sasaran da dalam mewujudkan pembangunan yang lebih bih merata dan berkeadilan adalah ter h terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengk engkapi dengan prasarana dan sarana p na pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk m tuk mewujudkan kota tanpa permukima kiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difok difokuskan pada perumusan kebijakan kan pembangunan sarana dan prasarana, seme ementara peran swasta dalam penyediaa ediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatk katkan terutama untuk proyek-proyek ya ek yang bersifat komersial.

  d. Upaya perwujudan kota kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada set a setiap tahapan RPJMN, yaitu :

  RPJMN ke 2 (2010 2010-2014) : Daya saing perekonomian ditingkatk katkan melalui percepatan pemb embangunan infrastruktur dengan lebih m meningkatkan kerjasama antara tara pemerintah dan dunia usaha dalam pen pengembangan perumahan dan per n permukiman.

  RPJMN ke 3 (201 (2015-2019) : Pemenuhan kebutuhan hunian b an bagi seluruh masyarakat terus rus meningkat karena didukung oleh sistem m pembiayaan perumahan jangka gka panjang dan berkelanjutan, efisien dan akunta untabel. Kondisi itu semakin mendo ndorong terwujudnya kota tanpa permukiman kum kumuh.

  RPJMN ke 4 (2020 2020-2024) : Terpenuhinya kebutuhan hunian yang yang dilengkapi dengan prasarana rana dan sarana pendukung sehingga terwujud jud kota tanpa permukiman kumuh umuh.

  2.1.2 RPJM Nasional 2010-201 2014 RPJMN merupakan salah satu p atu penjabaran yang konkrit serta mendetail untuk m tuk mewujudkan pembangunan yang sesuai ara i arahan RPJPN Tahun 2005-2025 dan dibagi dalam dalam 4 (empat) tahap RPJMN, dimana setiap ta ap tahapannya dilaksanakan dalam kurun waktu sela selama 5 (lima) tahun. Pada tahun 2014 ini R ini RPJMN sudah dalam akhir Tahap ke-2 yaitu k itu kurun waktu Tahun 2010-2014, sedangkan p kan pada tahun 2015 yang akan datang RPJMN aka akan memasuki Tahap ke-3 yaitu kurun waktu T ktu Tahun 2015-2019.

  Berlandaskan pelaksanaan, pen , pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMN k N ke-2, RPJMN ke-3 ditujukan untuk lebih me memantapkan pembangunan secara menyeluruh uruh di berbagai bidang dengan menekanka ankan pencapaian daya saing kompetitif pe perekonomian berlandaskan keunggulan sum sumber daya alam dan sumber daya manusia berk berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknolog ologi yang terus meningkat. Amanat RPJMN Tahap ke-2 me 2 mempunyai Visi pembangunan nasional 2010-201 2014, yaitu : “TERWUJUDNYA INDONESIA Y

  IA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEAD EADILAN” dengan penjelasan sebagai ber i berikut : Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kes berlandaskan pada keunggulan manusia dan budaya bangsa. ilmu pengetahuan dan teknolog Demokrasi.

  Terwujudnya masyarakat, bang dan menjunjung tinggi kebebas Keadilan. Terwujudnya pembangunan masyarakat secara aktif, yang h Dalam mewujudkan visi pemb pembangunan nasional sebaga Misi 1 : Melanjutkan Pembangu Misi 2 : Memperkuat Pilar-Pilar Misi 3 : Memperkuat Dimensi K Sedangkan arah kebijakan um berikut :

  1. Arah kebijakan umum yang sejahtera. Indone kesejahteraan masyara pertumbuhan ekonomi teknologi, pengurangan diwujudkan dengan be manusia, perbaikan in lingkungan hidup secara

  2. Arah kebijakan umum penguatan yang bersifa umum, penghapusan se asasi manusia serta keb

  3. Arah kebijakan umum u termasuk pengurangan pembangunan antar d Keadilan juga hanya kredibel, bersih, adil kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan eko gulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, s gsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan nologi. bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, ebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi ma an yang adil dan merata, yang dilakukan ole ng hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Ind pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 3 bagai berikut : angunan Menuju Indonesia yang Sejahtera Pilar Demokrasi nsi Keadilan di Semua Bidang n umum pembangunan nasional 2010-2014 adala um untuk melanjutka donesia yang sejahter syarakat secara keseluruhan dalam bentuk omi yang didukung oleh penguasaan ilmu penge angan kemiskinan, pengurangan tingkat pengang n bertumpu pada program perbaikan kualitas su n infrastruktur dasar, serta terjaganya dan te ecara berkelanjutan. umum untuk memperkuat pilar-pilar demokra ersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya an segala macam diskriminasi, pengakuan dan pen kebebasan yang bertanggung jawab um untuk memperkuat dimensi keadilan dalam se ngan kesenjangan pendapatan, pengurangan k tar daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjan nya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfu adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula ekonomi yang m, sumber daya juan penguasaan aya, bermartabat si manusia. oleh seluruh a Indonesia. alui 3 (tiga) misi adalah sebagai tuk percepatan engetahuan dan gangguran yang as sumber daya n terpeliharanya okrasi dengan knya ketertiban n penerapan hak m semua bidang n kesenjangan njangan jender. berfungsi secara pula kebijakan pemberantasan korups rupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai ra ai rasa keadilan dan pemerintahan yang yang bersih. Visi dan Misi tersebut, perlu erlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasiona sional ke dalam sejumlah program prioritas seh s sehingga lebih mudah diimplementasikan dan di an diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prior Prioritas Nasional bertujuan untuk sejumlah tant tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan neg negara di masa mendatang, meliputi : (1) reform formasi birokrasi dan tata kelola (2) pendidik didikan (3) kesehatan (4) penanggulangan kem kemiskinan (5) ketahanan pangan (6) infrastru astruktur (7) iklim investasi dan usaha (8) energi (9) gi (9) lingkungan hidup dan bencana (10) dae daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska askakonflik (11) kebudayaan, kreativitas, dan ino n inovasi teknologi. Sedangkan prioritas nasional nal yang berkaitan dengan bidang Cipta Karya rya diantaranya adalah : Prioritas 3 : Kesehatan Penitikberatan pembangunan nan bidang kesehatan melalui pendekatan pre preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningk ningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan d an di antaranya dengan perluasan penyediaan iaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehin sehingga secara keseluruhan dapat meningkat gkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun hun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2 da 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran saran Millenium Development Goals (MDGs) t s) tahun 2015. Oleh k Program Kesehatan Preventif Terpadu yang melip 90% balita pada 2014. Penyediaan akses sumber air r air bersih yang menjangkau 67% penduduk duk dan akses terhadap sanitasi dasar berkua erkualitas yang menjangkau 75% penduduk seb sebelum 2014. Penurunan tingkat kematian ibu n ibu saat melahirkan dari 307 per 100.000 kelahira ahiran pada 2008 menjadi 118 pada 2014, serta t rta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000 kelahiran hiran pada 2008 menjadi 24 pada 2014. Prioritas 4 : Penanggulangan Ke an Kemiskinan Penurunan tingkat kemiskinan inan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% 10% pada 2014 dan perbaikan distribusi penda endapatan dengan pelindungan sosial yang berba erbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat d at dan perluasan kesempatan ekonomi masya asyarakat yang berpendapatan rendah. Oleh leh karena itu, substansi inti program aksi pena penanggulangan kemiskinan diantaranya adala dalah program PNPM Mandiri : Penambahan angg anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 triliun liun pada 2009 menjadi Rp 12,1 triliun pada 2010, 010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarak arakat (BLM) Rp 3 miliar per kecamatan untuk m uk minimal 30% kecamatan termiskin di pedesa desaan, dan integrasi secara selektif PNPM Penduku dukung.

Dokumen RPJMN juga mene enetapkan sasaran pembangunan infrastruktur p tur permukiman pada periode 2010-2014, yaitu aitu : a. Tersedianya akses air m air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2 n 2014, dengan perincian akses air m ir minum perpipaan 32 persen dan akses air m air minum non- perpipaan terlindungi 3 ngi 38 %.

  b. Terwujudnya kondisi S isi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) h S) hingga akhir tahun 2014, yang ditand itandai dengan tersedianya akses terhadap sistem tem pengelolaan air limbah terpusat (of t (off-site) bagi 10% total penduduk, baik me k melalui sistem pengelolaan air limba imbah terpusat skala kota sebesar 5 % mau maupun sistem pengelolaan air limbah bah terpusat skala komunal sebesar 5 % serta erta penyediaan akses dan peningkata katan kualitas sistem pengelolaan air limbah se h setempat (on- site) yang layak bagi 90 gi 90 % total penduduk.

  c. Tersedianya akses terha terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % ruma umah tangga di daerah perkotaan.

  d. Menurunnya luas genan enangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategi ategis perkotaan. Untuk mencapai sasaran ters tersebut maka kebijakan pembangunan diarah iarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas m s masyarakat terhadap layanan air minum dan s an sanitasi yang memadai, melalui :

  a. Menyediakan perangka ngkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,

  b. Memastikan ketersediaa ediaan air baku air minu

  c. Meningkatkan prioritas ritas pembangunan pras

  d. Meningkatkan kinerja m erja manajemen penyel limbah, dan pengelolaa lolaan persampahan, e. Meningkatkan sistem pe m perencanaan pembangunan air minum dan sanita sanitasi,

  f. Meningkatkan cakupan pan pelayanan prasarana permukiman,

  g. Meningkatkan pemaha mahaman masyarakat mengenai pentingnya pe perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) HBS), h. Mengembangkan altern lternatif sumber pendanaan bagi pembangunan infr n infrastruktur, i. Meningkatkan keterliba rlibatan masyarakat dan swasta, j. Mengurangi volume air e air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan. pan.

  2.1.3 Masterplan Percepatan d an dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia nesia (MP3EI). Dalam rangka transformasi eko i ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuh buhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemer emerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan mel melalui Perpres No.32 Tahun 2011. Dalam do dokumen tersebut pembangunan setiap korid oridor ekonomi dilakukan sesuai tema pemba embangunan masing-masing dengan prioritas pa s pada kawasan perhatian investasi (KPI MP3 MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat pat mendukung penyediaan infrastruktur per permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjan unjang kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. but. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam M m MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegia kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau tau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pen Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermud mudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi at si atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi duksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan dan SDM IPTEK yang sama. Untuk lebih jelasnya Koridor idor Ekonomi nasional pada kawasan perhatian in an investasi (KPI MP3EI) dapat dilihat pada gam gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Koridor Ekonomi nomi Indonesia pada Kawasan Perhatian Investasi (K si (KPI-MP3EI).

  Sumber : Pedoman Penyusunan RPI n RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2014 2.1.4 Masterplan Percepatan d an dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesi onesia (MP3KI).

  Sesuai dengan agenda RPJM PJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu erlu diimbangi dengan upaya pembangunan nan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya p ya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk m uk mempercepat laju penurunan angka kemis kemiskinan dan memperluas jangkauan penurun nurunan tingkat kemiskinan di semua daerah d ah dan di semua kelompok masyarakat. Dalam me m mencapai misi penanggulangan kemiskinan p an pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sine sinergi dari tiga strategi utama, yaitu :

  a. Mewujudkan sistem tem perlindungan sosial nasional yang g menyeluruh, terintegrasi,dan mampu mpu melindungi masyarakat dari kerentanan dan go an goncangan, b. Meningkatkan pelayana yanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan seh sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan tuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas litas sumberdaya manusia di masa menda endatang,

  c. Mengembangkan peng penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) ood) masyarakat miskin dan rentan mela melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingk tingkat lokal dan regional dengan memp emperhatikan aspek. Kementerian Pekerjaan Umum mum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan pen penting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama tama terkait dengan pelaksanaan program pem pemberdayaan masyarakat (PNPM Perkotaan/ taan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta P rta Program Pro Rakyat.

  2.1.5 Kawasan Ekonomi Khusus usus (KEK) Kawasan Ekonomi Khusus adal adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wila wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Ind Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggar ggarakan fungsi perekonomian dan memperole eroleh fasilitas tertentu, yang dijelaskan melalui UU ui UU Nomor 39 Tahun 2009. KEK dikembangka ngkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki iliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi d egi dan berfungsi untuk menampung kegiatan indu industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonom nomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dan daya saing internasional. Di samping zona zona ekonomi, KEK jug dan perumahan bagi pekerja kerja. Ditjen Cipta Ka kegiatan ekonomi di KEK.

  2.1.6 Direktif Presiden Program ram Pembangunan Berkeadilan Presiden Republik Indonesia melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2010 mengarah arahkan seluruh Kementerian, Gubernur, Walik Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pe pembangunan berkeadilan yang meliputi Pro ti Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, d a, dan Program

  Pencapaian MDGs. Ditjen Cipt Cipta Karya memiliki peranan penting dalam lam pelaksanaan Program Pro Rakyat terutama ma program air bersih untuk rakyat dan program p ram peningkatan kehidupan masyarakat perkota kotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs, Ditjen itjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan tan akses pelayanan air minum dan sanitasi yang yang layak serta pengurangan permukiman kum kumuh.

  2.2 Amanat Peraturan dan Peru Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta K pta Karya 2.2.1 Undang-Undang Tentang tang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Amanat peraturan dan perund erundangan yang terkait dengan Pengembangan P an Permukiman adalah sebagai berikut ini :

  1. Undang-Undang No.17 o.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangun ngunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 ap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan uhan kebutuhan hunian yang dilengkap gkapi dengan prasarana dan sarana pendukung b ng bagi seluruh masyarakat terus meni eningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong ong terwujudnya kota tanpa permukiman iman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. tnya.

  2. Undang-Undang No.1 T o.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pe an Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatka atkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan peru perumahan dan kawasan permukiman an juga mencakup penyelenggaraan perumaha mahan (butir c), penyelenggaraan kawa kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan dan perbaikan (butir e), serta pencega cegahan dan peningkatan kualitas terhadap peruma rumahan kumuh dan permukiman kumuh umuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 o. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatka natkan bahwa pembangunan rumah susun umum, r um, rumah susun khusus, dan rumah susu susun negara merupakan tanggung jawab pemerint erintah.

  4. Peraturan Presiden No No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Pena Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini meneta netapkan salah satun

  5. Peraturan Menteri Pe i Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tenta entang Standar Pelayanan Minimal Bida Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetap netapkan target berkurangnya luas permukiman iman kumuh di kawasan perkotaan sebe sebesar 10% pada tahun 2014. UU Perumahan dan Kawasan P san Permukiman membagi tugas dan kewenangan gan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabu Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permu ermukiman mempunyai tugas : a. Menyusun dan melaksa laksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kab kabupaten/kota di bidang perumahan ahan dan kawasan permukiman dengan berped rpedoman pada kebijakan dan strategi n egi nasional dan provinsi.

  b. Menyusun dan rencan ncana pembangunan dan pengembangan peru perumahan dan kawasan permukiman an pada tingkat kabupaten/kota.

  c. Menyelenggarakan fung fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap ap pelaksanaan kebijakan kabupaten/ko en/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, p an, permukiman, lingkungan hunian, dan , dan kawasan permukiman. d. Melaksanakan pengawa gawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan naan peraturan perundang-undangan, an, kebijakan, strategi, serta program di bidang ang perumahan dan kawasan permukim ukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e. Melaksanakan kebijakan ijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

  f. Melaksanakan melaksan aksanakan peraturan perundang-undangan serta ke ta kebijakan dan strategi penyelenggara garaan perumahan dan kawasan permukiman p an pada tingkat kabupaten/kota.

  g. Melaksanakan peningka ingkatan kualitas perumahan dan permukiman.

  h. Melaksanakan kebijak bijakan dan strategi provinsi dalam peny penyelenggaraan perumahan dan kawasa wasan permukiman berpedoman pada kebijakan nas n nasional. i. Melaksanakan pengelo gelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum peru perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan anaan kebijakan dan strategi nasional dan provins vinsi di bidang perumahan dan kawasa wasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k. Menetapkan lokasi Kasib Kasiba dan Lisiba. Adapun wewenang Pemerintah intah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya snya yaitu :

  a. Menyusun dan menyed enyediakan basis data perumahan dan kawasan p san permukiman pada tingkat kabupaten aten/kota.

  b. Menyusun dan men menyempurnakan peraturan perundang-undang dangan bidang perumahan dan kawas wasan permukiman pad

  c. Memberdayakan peman emangku kepentingan

  d. Melaksanakan sinkronis ronisasi dan sosialisasi peraturan perundangunda undangan serta kebijakan dan strateg ategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan p an permukiman pada tingkat kabupaten paten/kota.

  e. Mencadangkan atau m au menyediakan tanah untuk pembangunan peru perumahan dan permukiman bagi MBR. BR.

  f. Menyediakan prasarana arana dan sarana pembangunan perumahan bagi bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota kota.

  g. Memfasilitasi kerja sa a sama pada tingkat kabupaten/kota antara tara pemerintah kabupaten/kota dan b an badan hukum dalam penyelenggaraan peru perumahan dan kawasan permukiman. an.

  h. Menetapkan lokasi peru i perumahan dan permukiman sebagai perumahan han kumuh dan permukiman kumuh pad pada tingkat kabupaten/kota. i. Memfasilitasi peningkat gkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan p dan permukiman kumuh pada tingkat kab t kabupaten/kota. Di samping mengatur tugas gas dan wewenang, UU ini juga mengatur peny penyelenggaraan perumahan dan kawasan perm permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, penc pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap dap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, uh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiay biayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat.

  UU ini mendefinisikan permuk rmukiman kumuh sebagai permukiman yang tidak tidak layak huni karena ketidakteraturan bangu ngunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, ggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan p an prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untu Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, t an, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pe n pemberdayaan masyarakat, serta upaya pening eningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, ran, peremajaan, dan permukiman kembali.

  2.2.2 Undang-Undang Tentang tang Bangunan Gedung Amanat peraturan dan perun perundangan yang terkait dengan Penataan Ban Bangunan dan Lingkungan, adalah sebagai be ai berikut ini :

  1. UU No.1 tahun 2011 ten 1 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman UU No. 1 tahun 2011 te 11 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman m an memberikan amanat bahwa penyele nyelenggaraan penyelenggaraan perumahan d dan kawasan permukiman adalah k ah kegiatan perencanaan, pembangunan, peman emanfaatan dan pengendalian termasuk asuk di dalamnya pen dan sistem pembiayaan yaan, serta peran masy Pada UU No. 1 tahun 2 un 2011 juga diamanat telah dipersiapkan ha harus sesuai dengan persyaratan dalam p m penggunaan, penguasaan, pemilikan ikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang d ang dan Rencana Tata Bangunan dan Ling Lingkungan (RTBL).

  2. UU No. 28 tahun 2002 t 002 tentang Bangunan Gedung Persyaratan teknis bang bangunan gedung melingkupi persyaratan tata ba a bangunan dan persyaratan keandalan alan bangunan. Persyaratan tata bangunan diten ditentukan pada RTBL yang ditetapkan pkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan dan intensitas bangunan gedung, ar , arsitektur bangunan gedung, dan pengendali ndalian dampak lingkungan. Sedangkan gkan, persyaratan keandalan bangunan gedung dung mencakup keselamatan, kesehatan atan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahu tahun 2002 juga mengamatkan bahwa d wa dalam penyelenggaraan bangunan gedung ya g yang meliputi kegiatan pembanguna gunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembong ongkaran, juga diperlukan peran masya asyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.

  3. PP 36/2005 tentang P ng Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 20 n 2002 tentang Bangunan Gedung. Sec Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaska laskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 te 5 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2 28/2002. PP ini membahas ketentuan f an fungsi bangunan gedung, persyaratan bangun ngunan gedung, penyelenggaraan bang bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembi embinaan dalam penyelenggaraan bangu angunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan kan pentingnya bagi pemerintah daerah aerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan uan rancang bangun serta alat pengendalian pen pengembangan bangunan gedung dan dan lingkungan.

  4. Permen PU No. 06/PRT/ /PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tat a Tata Bangunan dan Lingkungan.

  Sebagai panduan bagi s agi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaa sanaan dokumen RTBL, maka telah ditet itetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentan ntang Pedoman Umum Rencana Tata ata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peratura aturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkota rkotaan maupun perdesaan yang melipu eliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan asan terbangun, kawasan dilestarikan, k an, kawasan rawan bencana, serta kawasan gab gabungan dari jenisjenis kawasan ters tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian udian ditetapkan melalui peraturan waliko alikota/bupati.

  5. Permen PU No.14/PRT /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minim inimal bidang Pekerjaan Umum dan P an Penataan Ruang Mengamanatkan jenis d enis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan U aan Umum dan Penataan Ruang yang ang merupakan urusan pencapaian SPM pada ada setiap Direktorat Je beserta sektorsektornya rnya.

  Disamping itu, peraturan terseb ersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut rikut :

  a. Keseimbangan, kesera eserasian, dan keselarasan bangunan gedun edung dengan lingkungannya harus rus mempertimbangkan terciptanya ruang luar luar bangunan gedung, ruang terbuk erbuka hijau yang seimbang, serasi, dan sela elaras dengan lingkungannya. Disam isamping itu, sistem penghawaan, pencaha ncahayaan dan pengkondisian udara ara dilakukan dengan mempertimbangkan pr prinsip-prinsip penghematan energi da gi dalam bangunan gedung (amanat green building lding).

  b. Bangunan gedung dan dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cag i cagar budaya sesuai dengan peratura aturan perundang-undanganharus dilindungi dan dan dilestarikan.

  Pelaksanaan perbaikan aikan, pemugaran, perlindungan, serta pemelih meliharaan atas bangunan gedung dan dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepa sepanjang tidak mengubah nilai dan/ata n/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya. ya.

  c. Penyediaan fasilitas da s dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan dan lanjut usia merupakan keharusan b san bagi semua bangunan gedung.

  2.2.3 Undang-Undang Tentang tang Penyehatan Lingkungan Permukiman Amanat peraturan dan perund rundangan yang terkait dengan Pengembangan an Penyehatan Lingkungan Permukiman adala dalah sebagai berikut ini :

  A. Air Limbah 1. Undang-Undang No.

  17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangun ngunan Jangka Panjang Nasional. Pembangunan dan p n penyediaan air minum dan sanitasi diarah iarahkan untuk mewujudkan terpenuh enuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta erta kebutuhan sektorsektor terkait lain t lainnya, seperti industri, perdagangan, transportas ortasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya paya mendorong pertumbuhan ekonomi.

  2. Undang-Undang No. 7 o. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

  Pasal 21 ayat (2) butir d utir d mengamanatkan pentingnya pengaturan pr n prasarana dan sarana sanitasi dalam up m upaya perlindungan dan pelestarian sumber air. air.

  3. Peraturan Pemerintah ntah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengemban bangan Sistem Penyediaan Air Minum. um.

  Peraturan ini mengat ngatur penyelenggaraan prasarana dan sarana rana air limbah permukiman secara te ra terpadu dengan penyelenggaraan sistem pen penyediaan air minum.

  4. Peraturan Menteri Pe i Pekerjaan Umum

  Mensyaratkan tersedia sedianya sistem air limbah setempat yang me memadai dan tersedianya sistem air lim air limbah skala komunitas/kawasan/kota.

  5. Keputusan Menteri Ling i Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentang ntang Pedoman Penetapan Baku Mutu L utu Lingkungan.

  Mengamanatkan bahw bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap a p air buangan dimaksudkan agar air air buangan tersebut dapat dibuang ke badan air penerima menurut standar yang yang diterapkan, yaitu standar aliran (stream sta standard) dan standar efluen (effluent uent standard).

  B. Persampahan

  1. Undang-Undang No. 1 o. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangun ngunan Jangka Panjang Nasional.

  Berdasarkan undang-un undang No.17 tahun 2007, aksesibilitas, kualit ualitas, maupun cakupan pelayanan sara sarana dan prasarana masih rendah, yaitu baru men mencapai 18,41 persen atau mencapai 4 pai 40 juta jiwa.

  2. Undang-Undang No. 7 o. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

  Pasal 21 ayat (2) butir d utir d mengamanatkan akan pentingnya pengatura aturan prasarana dan sarana sanitasi (air i (air limbah dan persampahan) dalam upaya perlin erlindungan dan pelestarian sumber air. air.

  3. Undang-Undang No. 18 o. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

  Pasal 44 disebutkan bah n bahwa pemerintah daerah harus menutup tempat pat pemrosesan akhir sampah (TPA) ya A) yang dioperasikan dengan sistem pembuang uangan terbuka

  (open dumping) palin paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak dibe diberlakukannya Undang-Undang 18 ta 8 tahun 2008 ini, dan mengembangkan TPA den dengan sistem controlled landfill ataup taupun sanitary landfill.

  4. Peraturan Pemerintah tah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembang angan Sistem Penyediaan Air Minum. um.

  Peraturan ini menyebu yebutkan bahwa PS Persampahan meliputi proses ses pewadahan, pengumpulan, peminda indahan, pengangkutan, pengolahan dan pembua mbuangan akhir, yang dilakukan secara t a terpadu.

  5. Peraturan Pemerintah N tah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sam Sampah Rumah Tangga dan Sampah Se h Sejenis Sampah Rumah Tangga.

  Peraturan Pemerintah i tah ini merupakan pengaturan tentang pengelola elolaan sampah rumah tangga dan sa n sampah sejenis sampah rumah tangga yang m ng meliputi : a. kebijakan dan strategi ategi pengelolaan sam informasi; f. peran masy masyarakat; dan g. pem

  6. Peraturan Menteri Pe i Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tenta entang Standar Pelayanan Minimal Bida Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini mensya nsyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan an sampah di perkotaan dan sistem tem penanganan sampah di perkotaan sebagai gai persyaratan minimal yang harus dip s dipenuhi oleh Pemerintah/Pemda.

  C. Drainase

  1. Undang-Undang No. 1 o. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangun ngunan Jangka Panjang Nasional.

  Aksesibilitas, kualitas, m tas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasa prasarana masih rendah berdasarkan U an UU No.17 tahun 2007. Untuk sektor drainas nase, cakupan pelayanan drainase baru baru melayani 124 juta jiwa.

  2. Undang-Undang No. 7 o. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

  Mengatur Pembagian ian wewenang dan tanggungjawab Pemerintah, tah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Ka h Kab./Kota dan Pemerintah Desa dalam pengelol gelolaan sumber daya air.

  3. Peraturan Presiden No No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangu angunan Jangka Menengah Nasional 201 l 2010–2014.

  Sasaran pembangunan unan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan da n dalam RPJMN tahun 2010-2014 khusu hususnya drainase adalah menurunnya luas genan enangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasa wasan strategis perkotaan.

  4. Peraturan Menteri Pe i Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tenta entang Standar Pelayanan Minimal Bida Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Dalam upaya pengelola elolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi nuhi SPM perlu tersedianya sistem jarin jaringan drainase skala kawasan dan skala kota seh a sehingga tidak terjadi genangan (lebih (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih lebih dari 2 kali setahun.

  2.2.4 Undang-Udang Tentang ang Air Minum Amanat peraturan dan perund rundangan yang terkait dengan Penyediaan Air Mi r Minum adalah sebagai berikut ini :

  1. Undang-Undang No.7 T o.7 Tahun 2004 tentang Pada pasal 40 mengam gamanatkan bahwa pe minum (SPAM). Untuk ntuk pengembangan sistem penyediaan air minu minum menjadi tanggung jawab Pemeri merintah dan Pemerintah Daerah.

  2. Undang-Undang No. 1 o. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jang Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 025 Perundangan ini meng engamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasar rasarana masih rendah aksesibilitas, kua s, kualitas, maupun cakupan pelayanan.

  3. Peraturan Pemerintah ntah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengemban bangan Sistem Penyediaan Air Minum inum Bahwa Pengembangan SPAM adalah ke kegiatan yang bertujuan membangun gun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem tem fisik (teknik) dan non fisik (kelemb lembagaan, manajemen, keuangan, peran masy masyarakat, dan hukum) dalam kesatua atuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan diaan air minum kepada masyarakat me t menuju keadaan yang lebih baik. Peraturan te n tersebut juga menyebutkan asas peny penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas asas kelestarian, keseimbangan, kemanf anfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, ke n, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, ian, serta transparansi dan akuntabilitas.

  4. Peraturan Menteri Peke Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Ke g Kebijakan dan Strategi Pengembangan ngan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan ini men mengamanatkan bahwa dalam rangka a peningkatan p pelayanan/penyediaan iaan air minum perlu dilakukan pengembangan gan SPAM yang bertujuan untuk memb embangun, memperluas, dan/atau meningkatkan tkan sistem fisik dan non fisik dalam k m kesatuan yang utuh untuk melaksanakan pen penyediaan air minum kepada masyara syarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejaht ejahtera.

  5. Peraturan Menteri Pe i Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tenta entang Standar Pelayanan Minimal Bid l Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang P g Peraturan ini menjelaskan bahwa te a tersedianya akses air minum yang aman mela melalui Sistem Penyediaan Air Minum num dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringa ringan perpipaan terlindungi dengan keb kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari

  2.3 Amanat Internasional Bidan Bidang Cipta Karya Pemerintah Indonesia secara ara aktif terlibat dalam dialog internasional dan dan perumusan kesepakatan bersama di bida bidang permukiman. Beberapa amanat internasi rnasional dalam pengembangan kebijakan dan dan program terkait bidang Cipta Karya melip meliputi Agenda Habitat, Konferensi Rio+20, M 0, Millenium Development Goals, serta Agenda Pe a Pembangunan Pasca 2015.