Peran KH. Ali Maksum dalam Pembaharuan Pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (Studi di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta). - Test Repository

  

PERAN KH. ALI MAKSUM

DALAM PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

DI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN

KRAPYAK YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

MA’RIFATUN

NIM 11412014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

      

  “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya ” (QS. An Najm, 53:39)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Almamaterku Tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

   KATA PENGANTAR . لَّمدُهلَّ ااَ للهِيليلا ك للهِف اَ لْ للهِلْا للهِ اَا اَ اَ مللهِ لَّا للهِيلْلللهِ دُ لْا قِّ اَ لْا للهِ للهِ اَ لْا للهِ دُ لْ اَ لْااَ

يللهِلللهِ قِّللَّطا للهِهللهِاآ ىاَ اَعاَك يلللهِ اَسلْردُ ا اَك للهِء اَلللهِ لْااَلأ للهِماَت اَخ ٍ لَّ اَ دُم اَاللهِ قِّلاَس ىاَ اَع قِّلاَص

للهِيلْ قِّ ا للهِـلْ اَػ ىاَاللهِ ٍف اَ لْ للهِ للهِ لْمدُهاَ للهِ اَت لْياَماَك يلللهِ اَ لْ اَأ للهِر اَللْخاَلأ للهِهللهِ اَ لْصاَأاَك

  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah

  Subhnahu wa Ta‟ala yang telah

  melimpahkan rahmat dan „inayahNya kepada hamba-hambanya yang dikehendakiNya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasul pilihan, Nabi Muhammad

  shallallahu „alayh wasallam, keluarga, serta para pengikutnya, amin.

  Skripsi yang b erjudul “Peran KH. Ali Maksum dalam Pembaharuan Pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta” (Studi di MA. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta) merupakan upaya peneliti untuk mengetahui profil serta peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

  Selama penulisan skripsi ini tentunya kesulitan dan hambatan telah dihadapi penulis. Dalam mengatasinya tidak mungkin dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan dorongan semangat dari berbagai pihak, oleh karena itu, jika skripsi ini akhirnya (dapat dikatakan) selesai, maka hal tersebut bukan semata-mata karena usaha penulis, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  3. Bapak Mufiq, S. Ag., M. Phil. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik 4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. selaku Ketua Program Studi PAI.

  5. Bapak Wahidin, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan

  6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen penguji dalam munaqosyah skripsi ini, yaitu Bapak Dr. Budiono Saputro, M. Pd., Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si., Bapak Dr. Winarno, S.Si., M. Pd.

  7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga, khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah mentransformasikan ilmunya pada penulis

  8. Segenap staf dan karyawan serta keluarga besar IAIN Salatiga yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini

  9. KH. Jirjis Ali, Ny. Hj. Durroh Nafisah Ali, Dr. H. A. Zuhdi Muhdlor, SH, M. Hum., Dr. H. Hilmy Muhammad, MA. dan keluarga besar KH.

  Ali Maksum, yang telah mentransformasikan ilmunya pada penulis, sekaligus menjadi nara sumber dalam penulisan skripsi ini

  10. Segenap Dewan Guru beserta stafnya, pembimbing, siswa-siswi, dan keluarga besar Madrasah Aliyah Ali Maksum yang telah memberikan informasinya dalam penulisan skripsi ini

  11. Eyang Mahfuzh, Simbah Hj. Qomariyah, Abi Mahfuzh Ilyasin Al atas hangatnya kasih sayang, pengertian, doa, dan motivasi serta semangat yang tidak pernah padam dalam mendukung penulis, sehingga berhasil menyelasaikan skripsi ini

  12. Sahabat-sahabat Alumnus Krapyak Yogyakarta yang selalu memberikan motivasi untuk selalu

  “fastabiqul khoirot” serta

  memotivasi semangat selalu dalam menyelesaikan skripsi ini

  13. Teman-teman program studi PAI IAIN Salatiga yang telah memberikan dukungan dalam menyusun skripsi ini

  14. Semua pihak yang membantu sampai pada tuntasnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

  Kepada mereka, dihaturkan terima kasih, jazakumullohu khoirol jaza‟. Semoga Allah SWT. membalaskan kebaikan mereka. Amin ya Mujibas Sailin.

  Salatiga, 16 Maret 2016 Ma‟rifatun

  ABSTRAK Ma‟rifatun. NIM : (114 12 014). Peran KH. Ali Maksum dalam Pembaharuan

  Pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (Studi di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta) . Skripsi. Jurusan

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2016. Pembimbing: Wahidin, M. Pd.

  Kata kunci: KH. Ali Maksum dan Pembaharuan Pendidikan Penelitian ini merupakan upaya untuk mengambil ibroh (pelajaran) dari

  KH. Ali Maksum dan peran beliau dalam pembaharuan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodok) kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang dihadapi.

  Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana profil KH. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta?, dan (2) bagaimana peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Profil KH. Ali Maksum yang meliputi (a) nasab, (b) sifat kepribadian, (c) pendidikan dan guru-gurunya, (d) murid-murid KH. Ali Maksum, (e) karir dan perjuangan KH. Ali Maksum, dan (f) karya-karyanya, 2. Peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah yang dikembangkan senada dengan perkembangan zaman, yaitu mengkompromikan pengetahuan agama dan pengetahuan umum, dengan model pembaharuan pendidikan integralistik, pembaharuan tersebut dengan jalan mendirikan sekolah dan madrasah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran barat dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern ke dalam madrasah.

PEDOMAN TRANSLITERASI

  

Huruf Arab Huruf Latin

` ء b ب t ت ts ث j ج h ح kh خ d د dz ذ r ر z ز s س sy ش sh ص dh ض th ط zh ظ ع gh غ

  q ؽ k ؾ l ؿ m ـ n ف w ك h ق y ل

  Contoh;

  Kholaf (modern) ف خ : : ( ) Salaf klasik

  ف س : Hafizh (penghafal) ظف

   DAFTAR ISI

  Sampul ........................................................................................ i Lembar Berlogo .......................................................................... ii Judul ............................................................................................ iii Persetujuan Pembimbing ............................................................. iv Pengesahan Kelulusan ................................................................. v Pernyataan Keaslian Tulisan ....................................................... vi Motto ........................................................................................... vii Persembahan ............................................................................... viii Kata Pengantar ............................................................................ ix Abstrak ........................................................................................ xii Pedoman Transliterasi ................................................................. xiii Daftar Isi...................................................................................... xv Daftar Lampiran .......................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Fokus Penelitian .............................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian ........................................................ 6 E. Penegasan Istilah ............................................................. 7 F. Kajian Pustaka ................................................................. 9 G. Informan .......................................................................... 11

  I. Sistematika Penulisan ...................................................... 17

  BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam .................... 19 B. Prinsip-prinsip Pembaharuan .................................... 21 C. Orientasi Pembaharuan di Madrasah ............................... 25 D. Pola Pembaharuan Pendidikan di Madrasah ................... 26 E. Pembaharuan Pendidikan Pesantren ................................ 31 F. Model-model Pembaharuan Pendidikan Madrasah atau sekolah dalam Pondok Pesantren ............................. 32

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Profil Pendiri Madrasah Aliyah Ali Maksum

  1. Nasab KH. Ali Maksum ............................................. 40

  2. Sifat Kepribadian KH. Ali Maksum ........................... 40

  3. Pendidikan dan Guru-guru KH. Ali Maksum ............. 44

  4. Murid-murid KH. Ali Maksum ................................... 45

  5. Karir dan Perjuangan KH. Ali Maksum ..................... 46

  6. Karya-karyanya ........................................................... 49

  B. Gambaran umum Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta

  1. Tinjauan Historis ........................................................ 50

  2. Visi, Misi, dan Tujuan ................................................ 53

  3. Letak Geografis .......................................................... 55

  5. Ciri Khas dan Keunggulan .......................................... 58

  6. Kurikulum ................................................................... 59

  a. Program Kurikulum Ilmu Keagamaan ................... 60

  b. Program Kurikulum IPA ........................................ 60

  c. Program Kurikulum IPS......................................... 60

  d. Ekstra Kurikuler ..................................................... 61

  e. Kepesantrenan ........................................................ 61

  f. Kegiatan Pendampingan ........................................ 64

  7. Data Siswa .................................................................. 65

  8. Fasilitas Pesantren dan Pengembangannya ................ 65

  BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA A. Pengumpulan data ........................................................... 74 B. Reduksi Data ................................................................... 74 C. Penyajian data .................................................................. 74 D. Penarikan Kesimpulan ..................................................... 83 E. Triangulasi (Pengecekan Keabsahan Data) ..................... 85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................... 87 B. Saran-saran ...................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 90 LAMPIRAN ................................................................................ 92

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Nota Pembimbing

  2. Surat Izin Penelitian

  3. Surat-surat Keterangan Penelitian

  4. Daftar Nara Sumber

  5. Pedoman Wawancara

  6. Hasil Wawancara

  7. Daftar Inisial

  8. Keterangan-keterangan

  9. Dokumentasi

  10. Lembar Konsultasi

  11. Jadwal Kegiatan Santri

  12. Daftar dan Alamat Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta

  13. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren sebagai model lembaga pendidikan Islam pertama yang

  mendukung kelangsungan sistem pendidikan nasional, selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat.

  Dalam perjalanan misi kependidikannya, pesantren mengalami banyak sekali hambatan yang sering kali membuat laju perjalanan ilmiah pesantren menjadi pasang surut. Hal ini tidak terlepas dari peran dan ketokohan seorang kyai sebagai pemegang otoritas utama dalam pengambilan setiap kebijakan pesantren.

  Di zaman sekarang yang serba semakin canggih ini, mayoritas orang ingin serba instan, termasuk dalam mempelajari ilmupun ingin juga instan. Proses menuntut ilmu sebagaimana diterangkan Az-Zarnujiy dalam kitab

  ta‟lim muta‟allim,

  salah satunya adalah thuli zamanin

  ya‟ni sanggup sepanjang waktu (Aly As‟ad, 1978:20).

  Pengertian dari thuli zamanin adalah waktu yang lama bahkan tidak ada batas dalam mencari ilmu sehingga tercapai keberhasilan pendidikan baik yang bersifat duniawi dan ukhrowi sebagaimana kalam hikmah yang berbunyi uthlubu al

  „ilma minal mahdi ilal lahdi (tuntutlah ilmu sejak dini hingga mati). Perkembangan arus informasi dan teknologi yang demikian mengagumkan telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan pendidikan dan peradaban manusia, akan tetapi disisi lain menimbulkan problem moralitas. Kemudahan pengguna mengakses hal-hayang sangat berdampak pada perkembangan psikologis seorang anak maupun remaja, jika tidak hati-hati maka masa depan orang yang bersangkutan akan terkorbankan.

  Pada prakteknya dalam dunia pendidikan, anak-anak usia pendidikan mayoritas harus mengakses materi pelajaran dari internet sebagai jalan pintas untuk memudahkan mereka dalam penguasaan materi dan tuntutan akademik, termasuk juga materi yang berkaitan dengan kitab-kitab

  ulama baik yang salaf (klasik) maupun yang kholaf (moderen).

  Kitab- kitab „ulama salaf di zaman sekarang lengkap dengan terjemahnya, yang gunanya untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahaminya isinya, tapi alangkah baiknya cara pembelajarannya tanpa meninggalkan seperti metode yang diajarkan mayoritas

  ulama yaitu guru menghadapi sebuah kitab berbahasa

  arab, sama judul dengan kitab yang mereka simak pula dan dimaknai (diabsahi) dalam bahasa pondoknya, sehingga terjemah hanya sebagai pendukung saja.

  Madrasah Aliyah Krayak Yogyakarta peserta didiknya dituntut mampu dalam penguasaan materi pembelajaran baik bidang agama maupun umum, termasuk pembelajaran kitab- kitab „ulama salaf (kitab kuning), dan kitab-kitab yang berbahasa arab, seperti kitab yang diterbitkan Beirut. Tentu mewujudkannya harus dibutuhkan alat yaitu ilmu nahwu dan ilmu shorof serta guru yang profesional dalam pembelajaran, sebagaimana yang diterapkan oleh al-maghfurlah KH. Ali Maksum.

  Dengan metode tersebut, selain peserta didik memahami maksudnya, peserta didik juga lebih mampu mengusai bahasa arab sebagaimana bahasa kitab-kitab „ulama besar. Metode tersebut, sebagaimana metode yang diterapkan oleh al-

  

Maghfurlah KH. Ali Maksum di madrasah Krapyak Yogyakarta yang

mengkombinasikan antara yang model salaf dengan model kholaf .

  Madrasah Aliyah Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta adalah madrasah yang dalam mengembangkan keilmuan keislaman dan kemoderenan berbasis Pesantren, yang peserta didiknya ber-muqim atau bertempat tinggal di asrama atau pondok (boarding school). Santri yang muqim harus bersekolah agar terpenuhi keseimbangan pendidikan antara dunia dan akhirat.

  Santri Krapyak (mayoritas orang menyebutnya) tidak pernah pulang kekampung halamannya kecuali hari libur yaitu setiap hari jum‟at, liburan semesteran, libur dua hari raya atau ada dhorurat yang mana santri harus pulang sementara waktu. Mayoritas santri yang menimba ilmu di Krapyak Yogyakarta adalah anak-anak dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan dari luar negeri seperti dari Malaysia, Singapura, dan lain sebagainya.

  Pendidikan yang mempunyai mutu tinggi dapat dinilai dari bagaimana kontribusinya untuk mengembangkan peserta didik menjadi warga negara yang bernilai dan dipersiapkan agar menjadi lebih baik menghadapi tantangan akademik dan bisnis dimasa depan. Sekolah bermutu membangun lingkungan yang memungkinkan setiap orang membawa ukuran perbaikan mutu terhadap proses kerjanya sendiri (Alfred, 2014:66).

  Pada skripsi ini, memfokuskan penelitian di Madrasah Aliyah Yayasan Ali Maksum Pondak Pesantren Krapyak Yogyakarta, yang mana di Madrasah tersebut menganut pola campuran yaitu sistem formal maupun nonformal. Pendidikan pola madrasah formal diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan juga untuk mengembangkan metode-metode belajar mengajar moderen secara klasikal dan terukur dengan tetap memasukkan muatan-muatan kepesantrenan disamping materi Madrasah Aliyah merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SLTA dengan akreditasi A.

  MA Ali Maksum menyelenggarakan pendidikan dengan 3 jurusan : 1. Jurusan Agama 2. Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam 3. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

  Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak merupakan lembaga pendidikan dan sosial keagamaan dibawah naungan Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, didirikan pada tahun 1990, Yayasan Ali Maksum adalah badan hukum pelanjut amal usaha almarhum KH. Ali Maksum dalam kiprah perjuangan selama hidup beliau.

  Mayoritas santri Krapyak mengemban amanat baik dari keluarga maupun masyarakat dari daerah asalnya masing-masing. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. At-Taubah (9:122);

  

           

     

  Artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

  orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

  ” (Kementerian Agama R.I., 1421 H.:301). Pengalaman menimba ilmu di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, tepatnya di Madrasah Aliyah Ali Maksum dengan para pendidiknya yang terus semangat dalam belajar dan mengajar serta memberikan ilmu dengan penuh keikhlasan dan penuh pengabdian pada agama, nusa, dan bangsa.

  Berdasarkan latar belakang diatas adalah proses lebih berharga dan utama dalam penguasaan ilmu, serta lebih bagus pengamalannya, yang didukung dengan prestasi yang diraih sebagai bukti bahwa seseorang menempuh pendidikan baik formal maupun nonformal yang memungkinkan seseorang tersebut membawa ukuran perbaikan mutu terhadap proses kerjanya.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka fokus penelitian skripsi ini adalah:

  1. Bagaimana profil KH. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta?

  2. Bagaimana peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian skripsi ini adalah:

  1. Untuk mengetahui profil KH. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta

  2. Untuk mengetahui peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta D.

   Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:

  1. Teoritis

  a. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang pesantren pada umumnya dan kepemimpinan kyai dalam sebuah pesantren pada khususnya.

  b. Menambah khasanah sejarah Islam di tanah air Indonesia dan sebagai suri teladan bagi manusia dengan mencontoh sifat-sifat baik yang dimiliki oleh ulama.

  2. Praktis

  a. Memberikan kontribusi positif yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat.

  b. Bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan madrasah ke arah lebih baik.

E. Penegasan Istilah

  Sebelum melangkah ke kajian teoritik, perlu memandang adanya batasan istilah:

  1. Peran Peran berarti pemain sandiwara (film). Peran juga bisa berarti watak (peran yang terutama ditentukan oleh ciri-ciri individual yang sifatnya khas dan istimewa). Kata peran mempunyai arti fungsi, kedudukan, bagian kedudukan (Ahmad Maulana, dkk, 2003:392).

  Jadi, kata peran dalam judul skripsi ini mempunyai arti yang memegang pimpinan utama, yang mempunyai ciri-ciri individual yang sifatnya khas dan istimewa.

  2. KH. Ali Maksum (Kyai Haji Ali Maksum) Kata kyai berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai makna yang agung, keramat, dan dituahkan. Selain gelar kyai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut usia, arif, dan dihormati di Jawa. Gelar kyai juga diberikan untuk benda- benda yang keramat dan dituahkan, seperti keris dan tombak.

  Namun pengertian yang paling luas di Indonesia, sebutan kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan (Pesantren, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensikopedi Bebas).

  Jadi kata kyai dalam judul skripsi ini mempunyai arti seorang muslim terhormat yang telah mengabdikan serta mencurahkan hidupnya untuk Allah SWT serta memperdalam dan menyebarluaskan ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan. Sedangkan haji disini adalah gelar orang yang telah menunaikan ibadah haji sesuai dengan syarat dan rukunnya haji.

  KH. Ali Maksum (1915-1989) merupakan ulama yang namanya sudah

  tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia yang hidup di perempat terakhir abad ke- 20, khususnya bagi warga nahdhiyyin. Tokoh ini pernah memegang jabatan puncak pada pengurus besar NU (Nahdhatul

  „Ulama), sebagai rais am pengurus

  besar syuriyah, yang merupakan pengendali organisasi Islam terbesar di Indonesia.

  Pengaruh kyai Ali Maksum bukan saja dikarenakan beliau secara formal pernah menduduki jabatan strategis dalam

  jam‟iyyah Nahdhatul „Ulama, tetapi

  juga karena kedalaman ilmunya dan peran yang diambilnya, baik dalam dunia keilmuan, spiritual maupun kemasyarakatan. Dari sinilah lahir kharisma sebagaimana layaknya yang dimiliki oleh „ulama besar lainnya.

  3. Pembaharuan Pendidikan Pembaharuan pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan, guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pembaharuan di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik.

  Jadi pembaharuan pendidikan dalam judul skripsi ini maksudnya adalah sebagai suatu upaya melakukan proses perunahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodok) kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang dihadapi.

F. Kajian Pustaka

  Dari pengamatan peneliti, terdapat buku dan hasil penelitian-penelitian yang relevan dan berkaitan dengan pembahasan tentang peran tokoh atau pemimpin dalam pengembangan pendidikan Islam, baik pendidikan yang bersifat formal maupun pendidikan yang bersifat nonformal adalah;

  Skripsi Siti Fatimah (2011) yang berjudul Peran KH. Muhammad Kholil Dalam Mengembangkan Islam Di Bangkalan-Madura. Hasil dari penelitian ini adalah KH. Muhammad Kholil merupakan „ulama yang memberikan kontribusi yang sangat pesat bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia dan beliau adalah seorang pemimpin yang mempunyai karismatik yang sukses mengajarkan ilmu agama serta mencetak santri-santrinya menjadi kyai-kyai besar di Indonesia.

  Berlanjut ke penelitian skripsi Oktariana Dini Winarsih (2015) yang berjudul Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs. Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.

  Hasil dari penelitian ini yaitu Kompetensi guru di MTs. Negeri Windusari baik, terbukti hampir semua guru lulus ujian sertifikasi, mempunyai jiwa sosial tinggi, aktif dalam kegiatan keagamaan. Adapun yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru adalah sarana prasarana yang rusak dan anggaran biaya. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop, memberi tugas pada guru dengan mengikuti diklat, seminar, murottilil Qur‟an, dan bakti sosial.

  Buku yang berjudul Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta

  

Sejarah dan Perkembangannya , disusun oleh Djunaidi, A. Syakur, Dkk. Diterbitkan

  oleh El Muna Q, Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (1998). Di dalam buku ini terdapat pembahasan tentang sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta yang meliputi sejarah awal Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta , gambaran umum Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, profil pendiri Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, serta perkembangan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta mulai dari periode KH. M. Munawwir, kemudian setelah KH. Munawwir wafat (1942), kepemimpinan pesantren dipegang tiga orang yaitu periode KH.

  Abdullah Affandi, KH. Abdul Qadir (keduanya putra KH. Munawir) dan KH. Ali Ma‟shum (menantu KH. Munawwir, putera KH. Ma‟shum Lasem), dan periode selanjutnya dipegang oleh KH. Zainal Abidin Munawwir.

  Buku yang berjudul K.H. Ali Maksum Perjuangan dan Pemikiran-

  

pemikirannya, karangan A. Zuhdi Muhdlor. Diterbitkan oleh Multi Karya Grafika

  (1989). Pembahasannya tentang perjuangan dan pemikiran KH. Ali Maksum, yang meliputi perjuangannya dalam megembangkan pesantren dan kiprahnya di

  jam‟iyah

  Nahdhatul Ulama. Adapun pemikiran-pemikirannya yang tulis dalam buku ini adalah pemikiran tentang Bahasa Arab, Sunni dan bukan Sunni, Ukhuwah Islamiyah, serta kehidupan NU dan ulama. Tetapi pembahasan dalam buku ini fokus pada perjuangan KH. Ali Maksum di Nahdhatul Ulama.

  Buku-buku diatas pembahasannya berbeda dengan studi ini. Dalam kajian- kajian diatas belum dijelaskan gambaran bagaimana upaya memadukan pola pendidikan di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta yang menganut pola campuran yaitu sistem formal maupun nonformal. Kurikulum kepesantrenan atau nonformal dicampur dengan kurikulum pendidikan formal yang dimasukkan kedalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

G. Informan

  Informan pada penelitian ini adalah:

  1. Keturunan atau dzurriyah syaikhona KH. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, guna memperoleh data tentang profil KH. Ali Maksum.

  2. Santri atau masyarakat sekitar Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, untuk memperoleh data tentang beliau (KH. Ali Maksum) sebagai tokoh masyarakat, pendidik,

  „ulama, juga sebagai motivator dibidang pendidikan dan sosial, khususnya di Krapyak Yogyakarta dan sekitarnya, dan umumnya di berbagai penjuru Nusantara.

  3. Kepala Sekolah MA. Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, guna memperoleh data tentang peran KH. Ali Maksum dalam Pembaharuan Pendidikan baik dari segi formal maupun nonformal.

  4. Guru MA. Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, untuk memperoleh data tentang metode dalam proses pembelajaran yang mengkombinasikan antara model salaf (klasik) dengan model kholaf (moderen).

  5. Pembimbing MA. Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, guna memperoleh data tentang bimbingan belajar (BIMBEL).

H. Metode Penelitian

  Ahmad Maulana (2003:306) “metode berasal dari bahasa yunani yang berarti

  methodos

  yang artinya jalan atau cara”. Maksudnya adalah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja. Jadi metode penelitian yaitu : suatu teratur dan terpikir dengan baik guna memahami obyek yang menjadi sasaran penelitian.

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Disebut penelitian kualitatif karena sumber data penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati atau diwawancarai (Moleong, 2008:11).

  Sedangkan alasan penelitian ini dikatakan bersifat deskriptif adalah karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta atau keadaan yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian) dan menyajikan apa adanya.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam usaha mendapatkan data dan metode ini, peneliti melakukan kunjungan ke MA. Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh yang bersangkutan, peneliti juga melakukan observasi yang mendalam serta terlibat langsung dan aktif dalam penelitian pada tanggal 17 sampai 23 Desember 2015.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren

  Krapyak Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan alasan terbukti output (mutakhorij atau alumnus) MA. pondok pesantren Krapyak Yogyakarta bisa masuk ke berbagai Perguruan Tinggi dan Universitas-universitas yang ada berbagai penjuru nusantara, bahkan di Universitas-Universitas terkemuka yang ada di dunia, seperti Universitas-Universitas yang ada di Timur Tengah, Eropa, Australia, Amerika dan lain sebagainya.

  4. Sumber Data

  a. Interview (Wawancara) Sebagai salah satu sumber dalam penulisan skripsi ini, yaitu wawancara dengan tokoh-tokoh yang mengetahui tentang profil dan peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di MA Krapyak Yogyakarta. Adapun pedoman wawancara adalah sebagai berikut: 1). Bagaimana peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di MA

  Krapyak Yogyakarta senada dengan perkembangan zaman?

  2). Apa saja usaha yang dilakukan KH. Ali Maksum untuk melestarikan tradisidalam memelihara hafalan Al Quran yang sudah dihafal, yang mana tradisi tersebut turun temurun saat ini terus berjalan?

  3). Proses pembelajaran yang bagaimana yang dipraktekkan KH. Ali Maksum yang sampai sekarang terus berjalan dan dilestarikan? 4). Bagaimana upaya memadukan sistem pendidikan formal dan Pendidikan nonformal di Madrasah Aliyah? b. Observasi

  Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari informasi tentang kurikulum yang digunakan di MA. Ali Maksum, data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana dan prasarana.

  c. Dokumentasi Untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada di MA. Ali Maksum, foto-foto yang berkaitan dengan lokasi dan subyek penelitian, video dan rekaman wawancara dengan informan.

  d. Metode Analisis Data Metode analisa data adalah usaha yang konkret untuk membuat data tersebut berbicara, sebab betapapun jumlah data dan tingginya nilai data yang terkumpul sebagai hasil dari pengumpulan data apabila tidak disusun dan diolah secara sistematis niscaya data-data itu merupakan bahan-bahan yang membisu (Winarno Surakhmad, 1982:184).

  Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1). Pengumpulan Data. Pada tahap ini dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis. Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  2). Reduksi Data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Dalam proses reduksi data, peneliti melakukan pemilihan terhadap data yang hendak di kode, mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan dan cerita-cerita apa yang sedang berkembang. Reduksi data merupakan bagian dari analisa yang didalamnya nanti akan lebih difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri.

  3). Penyajian Data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan dianalisis terlebih dahulu.

  4). Penarikan Kesimpulan (Verivikasi), adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pada semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.

  Dengan kata lain penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006:342).

  5). Pengecekan Keabsahan Data (Triangulasi), yaitu untuk mengecek kebenaran data dan penafsirannya. Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong, 2008:330). Adapun tehnik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan yang diperoleh melalui waktu dan nilai yang berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a.

   Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, b.

   Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

  yang dikatakannya secara pribadi, c.

   Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai

  pendapat orang lain, d.

   Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2008:331).

  e.

   Tahap-tahap Penelitian. Tahap-tahap Penelitian yang dilakukan adalah

  sebagai berikut:

  1. Tahap pra lapangan

  a. Mengajukan judul penelitian,

  b. Menyusun proposal penelitian, c. Konsultasi kepada pembimbing.

  2. Tahap pekerjaan lapangan

  a. Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian,

  b. Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian, c. Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

  3. Tahap analisis data

  a. Penemuan hal-hal penting dari data penelitian, b. Pengecekan keabsahan data.

  4. Tahap penulisan laporan a.

   Penulisan hasil penelitian, b. Konsultasi dengan dosen pembimbing, c. Perbaikan hasil konsultasi.

I. Sistematika Penulisan

  Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri sendiri- sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan bab yang lainnya, karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis. BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka, informan, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : KAJIAN TEORI Membahas tentang pengertian pembaharuan pendidikan Islam, prinsip- prinsip pembaharuan , orientasi pembaharuan, pola pembaharuan pendidikan, Pembaharuan Pendidikan, model-model pembaharuan pendidikan madrasah atau sekolah dalam Pondok Pesantren.

  BAB III : HASIL PENELITIAN Tentang profil pendiri Madrasah Aliyah Ali Maksum beserta paparan gambaran umum Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

  BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA Berisi pembahasan yang merupakan bagian yang menjelaskan temuan penelitian tentang peran KH. Ali Maksum dalam pembaharuan pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

  BAB V : PENUTUP Menjelaskan tentang jawaban dari perumusan masalah disertai saran-saran

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam Secara bahasa, kata tajdid berarti pembaharuan. Dalam bahasa Arab, sesuatu

  dikatakan “jadid” (baru), jika bagian-bagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Maka upaya tajdid seharusnya adalah upaya untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian Islam kembali. Dalam hal ini tajdid adalah koreksi ulang atau konseptualisasi ulang pada hakikatnya selalu berorientasi pada pemurnian yang sifatnya kembali pada ajaran asal dan bukan adopsi pemikiran asing.

  Dalam pelaksanaannya diperlukan pemahaman yang mendalam dan pandangan hidup Islam yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah, serta pendapat para ulama terdahulu yang secara ijma

   dianggap shahih. Sebagaimana firman Allah

  SWT dalam QS. Al Ahzab:23:

  

            

       

  Artinya: “di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merobah (janjinya)” (Kementerian Agama R.I., 1421 H.:670). Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah memuji orang-orang yang komitmen dengan perjanjian dan tidak melakukan perubahan terhadap hukum

  syari‟at. Implikasinya, Allah mengutuk mereka yang melanggar perjanjian dan merubah syari‟at-Nya dengan dalih pembaharuan.

  Maulana Maududi menyebut pembaruan pemikiran Islam dengan istilah

  

tajaddud-tajdid, istilah tersebut diartikan sebagai suatu gerakan pemurnian yang

  merupakan reaksi atas melemah dan membekunya karena ancaman dari luar, menurut Maulana Maududi, suatu gerakan bisa disebut sebagai pembaharuan jika: a. Merupakan usaha perbaikan kondisi masyarakat dengan membersihkan penyakit yang meracuninya b. Mencari letak permasalahan untuk menyelesaikannya

  c. Identifikasi kemampuan dirinya untuk melakukan pembaharuan

  d. Upaya menciptakan perombakan pandangan dan pola berfikir ke arah yang lebih baik.

  e. Upaya perbaikan secara praktis

  f. Active dan responsive mengembangkan aplikasi Islam g. Merombak secara Internasional.

  Pembaharuan pendidikan Islam bersumber dari upaya pembaharuan pemikiran Islam, maka pembaruan pendidikan Islam diartikan sebagai pembaharuan pemikiran yang dilakukan dalam bidang pemikiran maupun praktek pendidikan Islam. Gerakan pembaharuan pada dasarnya mengusung nilai-nilai seperti: nilai pembaharuan, nilai perjuangan, nilai kemerdekaan, pikiran agama dan nilai persatuan dan solidaritas.

  Bahwasanya kemashlahatan itu terus menerus muncul yang baru bersama terjadinya pembaharuan pada situasi dan kondisi manusia yang mendatangkan kemanfaatan dan menghilangkan keberatan, maka pembaharuan tersebut mutlaq untuk dilaksanakan (Abdul Wahab Khallaf, 1994:116).

  Pesantren dengan segala keunikan yang dimilikinya masih diharapkan menjadi penopang berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia. Keaslian dan kekhasan pesantren di samping sebagai khazanah tradisi budaya bangsa, juga merupakan kekuatan penyangga pilar pendidikan untuk memunculkan pemimpin bangsa yang bermoral. Oleh sebab itu, arus globalisasi mengandaikan tuntutan profesionalisme dalam mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu.

  Realitas inilah yang menuntut adanya manajemen pengelolaan lembaga pendidikan sesuai tuntatan zaman.

  Pembaharuan pendidikan Islam memiliki pengertian bahwa suatu upaya, pikiran, dan gerakan melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi, dan pendidikan Islam dari yang tradisional kearah yang lebih rasional, professional, yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu. Sehingga suatu upaya ini dapat menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen.

B. Prinsip-prinsip Pembaharuan

  Proses globalisasi adalah suatu proses menuju keadaan budaya global yang pasti setuju atau tidak setuju memasuki budaya Indonesia yang pada akhirnya akan mengubah hal-hal yang mendasar dalam pandangan hidup dan mencakup seluruh aspek kehidupan.

  Namun demikian pesantren akan tetap eksis sebagai lembaga pendidikan Islam yang mempunyai visi mencetak manusia unggul. Prinsip pesantren adalah al

  

muhafazhah „ala al qadim al shalih wa al akhdzu bi al jadid al ashlah yaitu tetap

  memegang tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif.

  Berangkat dari hal tersebut, KH. Ali Maksum menyatakan delapan prinsip- prinsip yang terlihat dan harus diterapkan dalam pembaharuan pendidikan pesantren, yaitu:

  a. Memiliki kebijaksanaan menurut ajaran Islam. Para santri dibantu agar mampu memahami makna hidup, keberadaan, peranan, serta tanggung jawabnya dalam kehidupan di masyarakat.