12.EFISIENSI PRODUKSI TANAMAN PADI SAW AH DI KALIMANTAN TIMUR
EFISIEN SI
PR O D U K SI TA N A M A N PA D I SA W A H
D I K A LIM A N TA N
TIM U R
Rachmadi Ramli
A B STR A K
Efisiensi produksi tanam an padi saw ah di K alim antan Tim ur.
Penelitian
Efisiensi Produksi Tanam an Padi D i K alim antan Tim ur telah dilaksanakan pada tahun
1994. Penelitian bertujuan untuk m engetahui tingkat efisiensi produksi tanam an padi.
Penelitian dilaksanakan dengan m etode survei sosial ekonom i. K abupaten K utai dipilih
sebagai w ilayah penelitian, m engingat terdapat sentra produksi padi saw ah.
D ari
kabupaten ini dipilih kecam atan M uara B adak dan Tenggarong Seberang. D ari m asing-m asing kecam atan dipilih desa Sebuntal (kec.M uara B adak) dan desa B angun R ejo
(kec.Tenggarong Seberang) sebagai desa-desa contoh. H asil penelitian m enunjukkan
bahw a usahatani padi saw ah telah dilakukan secara intensif dengan m enerapkan
teknologi produksi yang relatifm aju seperti pengolahan tanah dengan traktor, penggunaan herbisida dan penggunaan alat perontok m ekanis, sehingga dapat m engurangi
penggunaan tenaga kerja m anusia. H asil analisis usahatani m enunjukkan bahw a usahatani padi saw ah di kedua daerah contoh tidak efisien. Tidak efisiennya usahatani
tersebut karena rendahnya tingkat produksi yang dapat dicapai dibanding potensialriya.
R endahnya produksi karena serangan ham a, baik terhadap fisik tanam an sebelum
berbuah m aupun terhadap buah padi yang siap dipanen.
PEN D A H U LU A N
Produksi
tanarnan pang~
haru~ selalu ditingkatkan
untuk. dapat m em enuhi
kebutuhan yang sem akm m em ngkat karena pertarnbahan jum lah penduduk
dengan segala im plikasinya.
Sem akin berkurangnya lahan-lahan subur di pulau Jaw a, m engharuskan
untuk m encari alternatif w ilayah-w ilayah
pengem bangan baru untuk lahan
tanam an pangan (Puslitbangtan, I 991). Pada um um nya lahan-lahan diluar Jaw a
m erupakan lahan m arginal, sehingga produktivitasnya relatif rendah.
Peningkatan produktivitas tanarnan pada lahan m arginal m em erlukan biaya
yang relatiftinggi.
D isarnping itu infrastruktur diluar Jaw a keberadaannya relatif
tidak sebaik yang ada di Jaw a, sehingga penguasaan petani terhadap teknologi
produksi tidak m aksim al.
Setiap tahun pem erintah
m elakukan
kebijakan
m enaikkan
harga pupuk
serta m engurangi subsidi obat-obatan.
Pada w aktu yang sarna pem erintah juga
m enaikkan harga dasar gabah. K ebijakan pem erintah ini bertujuan untuk m eningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan obat-obatan.
Pada daerah-daerah tertentu yang m em punyai infrastruktur yang m em adai,
terutam a fasilitas irigasi, penggunaan
sarana produksi khususnya
pupuk dapat
Efisiensi produksi tanaman padi sawah di Kalimantan Timur
11 7
dilakukan secara lebih efektif sehingga diharapkan dapat m eningkatkan efisiensi.
Sebaliknya pada daerah yang infrastrukturnya belum m em adai, penggunaan
pupuk cenderung dibaw ah dosis optim al atau penggunaannya tidak efektif.
Jum lah penggunaan sarana produksi selain dipengaruhi faktor teknis, tetapi
juga faktor non teknis yaitu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang lainnya
seperti penyediaan saprodi, kredit, jarak dari pusat produksi kepusat pem asaran,
m odal serta pengetahuan petani.
Pada um um nya petani-petani di Indonesia m asih bersifat subsisten, kem am puan m odal terbatas, sehingga produktivitas dan pendapatan usahatani rendah.
K alim antan Tim ur m em iliki potensi lahan untuk pengem bangan tanam an
pangan, baik lahan saw ah m aupun lahan kering.
Saat ini lahan yang potensiaJ
seluas 1.241.250 ha, yang dim anfaatkan untuk tanam an pangan baru m encapai
seluas 465.424 ha, terdiri dari 57.196 ha lahan saw ah dan 408.228 ha lahan kering
(D iperta Tk.I K al- Tim ).
U ntuk m em percepat pem anfaatan lahan pertanian, K alim antan Tim ur dijadikan salah satu daerah penem patan transm igrasi.
Saat ini kontribusi dari
program transm igrasi terhadap percepatan luas tanam tanam an pangan, cukup
besar.
U m um nya lokasi-lokasi penem patan transm igrasi ini jauh dari pusat-pusat
pem asaran dengan kondisi transportasi yang relatif kurang lancar, sehingga
m engakibatkan biaya transportasi m enjadi m ahal. B iaya transportasi yang m ahal
berakibat pada biaya produksi dan pem asaran m enjadi lebih m ahal.
D i K alim antan Tim ur banyak terdapat perusahaan-perusahaan
industri
m aupun perkebunan yang banyak m em erlukan tenaga kerja.
D i K alim antan
Tim ur jum lah penduduk m asih relatif sedikit sekali dibanding luas w ilayahnya.
Jum lah penduduk sebanyak 1.899.167 jiw a, berarti kepadatan hanya 9 jiw a/knl
K urangnya jum lah tenaga kerja, sehingga m engakibatkan upah tenaga kerja
m ahal, hal ini juga dapat m em pengaruhi upah tenaga kerja disektor pertanian,
terutam a sub-sektor tanam an pangan.
D isatu fihak petani yang karena terbatas keteram pilannya sehingga hanya
bisa m elakukan kegiatan usahatani tanam an pangan, dilain fihak petani m enghadapi m asalah dim ana harga sarana produksi dan upah tenaga kerja yang m ahal.
M ahalnya harga sarana produksi m aupun upah tenaga kerja akan m em pengaruhi
kepada efisiensi usahatani yang dilaksanakan.
Saat ini untuk m encukupi kebutuhan bahan pangan, daerah K alim antan
Tim ur m endatangkan dari luar daerah.
A pakah produksi usahatani tanam an
pangan di daerah ini bisa efisien dengan tingkat harga input dan out put yang
berlaku, perlu dilakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui
efisiensi produksi
118
tanam an
padi saw ah.
Tujuan penelitian
Rachmadi RamlidcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
diperinci untuk
m engetahui efisiensi penggunaan
faktor-faktor
produksi seperti lahan, saprodi
dan tenaga kerja. EDCBA
T IN JA U A N
PUSTAK A
Produksi dibidang pertanian m em punyai ciri tersendiri dibanding produksi
dibidang non pertanian.
Produksi dibidang pertanian dikenal adanya pertam bahan hasil yang sem akin berkurang (dim inishing return). D engan ciri tersebut,
m aka untuk m engetahui hubungan antara faktor produksi dengan
produksi
biasanya digunakan persam aan fungsi produksi C obb-D ouglas. Pada persam aan
fungsi ini pangkat dari persam aan m erupakan elastisitas produksi (D illon, 1977).
Elastisitas produksi m enunjukkan besam ya perubahan produksi sebagai
akibat dari perubahan besam ya faktor produksi.
A ngka elastisitas produksi ini
bila dihubungkan dengan harga faktor produksi dan harga produksinya, dapat
m engukur tingkat efisiensi dari penggunaan faktor produksi.
Jum lah dari koefisien persam aan fungsi produksi C obb-D ouglas dapat
dijadikan petunjuk tahap dari produksi kom oditi yang bersangkutan, apakah
berada pada tahap increashing atau constan scale.
A lat analisis lain yang dapat digunakan untuk m engetahui tingkat efisiensi
adalah dengan fungsi keuntungan (Y otopoulos dan N ugent, 1976). Penggunaan
fungsi keuntungan lebih baik digunakan apabila harga-harga cukup bervariasi.
K eunggulan dari fungsi keuntungan adalah :
1. D apat m engestim asi fungsi perm intaan faktor produksi dan fungsi penaw aran
secara bersam a-sam a tanpa harus m em buat fungsi produksi secara explicit
2. D alam jangka pendek seperti dibidang pertanian, dapat m em perlakukan satu
atau lebih faktor produksi m enjadi tetap.
3. D iperbolehkan adanya perbedaan dalam kem am puan petani untuk m enyam akan m arjinal produk dengan harganya, dengan dem ikian diperbolehkan
adanya perbedaan harga dari faktor produksi antar petani.
Fungsi produksi telah banyak digunakan untuk m enganalisis usahatani.
Saderi dan R ina (1992) m enggunakan fungsi produksi ini untuk m enganalisis
usahatani kedelai di lahan kering K alim antan Selatan.
A lat analisis ini dapat
digunakan dengan hasil baik.
N oorginayuw ati dan Sutikno (1991) m enggunakan fungsi produksi C obbD ouglas untuk m enganalisis faktor-faktor yang m em pengaruhi produksi padi di
lahan tadah hujan K alim antan Selatan.
A lat analisis ini juga dapat digunakan
dengan baik.
Efisiensi produksi tanaman padi sawah di Kalimantan Timur
119
M ETODOLOGI
W i l a y a h P e n e l i t i a n . dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D asar pertim bangan dalam m enetapkan w ilayah penelitian ini adalah keberadaan tanam an padi saw ah sebagai objek penelitian.
B erdasarkan pertim bangan tersebut, m aka ditetapkan kabupaten K utai sebagai w ilayah penelitian.
D ari kabupaten ini dipilih dua kecam atan yaitu kecam atan M uara B adak dan Tenggarong Seberang.
D ari m asing-m asing
kecam atan dipilih satu desa sebagai desa contoh untuk penelusuran data penelitian, yaitu desa Sabuntal (kec. M uara B adak) dan desa B angun R ejo (kec.
Tenggarong Seberang).
P e n e ta p a n
D a ta y a n g D ip e r lu k a n .
D ata dasar adalah data prim er yang digali dari petani-petani responden.
D ata prim er yang diperlukan adalah data usahatani tanam an pangan yang terdiri
dari : luas tanam , jum lah penggunaan sarana produksi, tenaga kerja, out put,
harga-harga input m aupun out put.
D ata sekunder m erupakan data penunjang yang digali dari instansi yang
relevan dengan penelitian ini.
D ata yang diperlukan seperti luas lahan yang
potensial, iklim , ketenagakerjaan serta faktor pendukung untuk pengem bangan
produksi.
A n a lis is
D a ta
M etode analisis dalam penelitian ini adalah analisis ekonom etri.
A lat
analisis yang digunakan yaitu regresi berganda. Persam aan regresi yang dipakai
adalah regresi C obb-D ouglas dengan persam aan sebagai berikut :
Ul
Y
AXi
Y
Xi
produksi
faktor produksi ke-i.
U 1
A
koefisien regresi
konstanta
120
Rachmadi Ramli
H A S IL
DAN PEM BAH ASAN
U s a h a t a n i P a d i S a w a h dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada dua desa contoh, yaitu desa Sebuntal dan B angun R ejo, para petani
m enjadikan lahan saw ah sebagai lahan utam a. Tipe lahan saw ah di daerah ini
adalah saw ah tadah hujan, nam un letaknya yang rendah sehingga m endekati tipe
lahan lebak.
Pada m usim kem arau tanahnya m asih dalam keadaan basah, sehingga dapat m enunjang keberhasilan pelaksanaan penanam an padi dua kali
setahun dengan varietas unggul.
Pada lahan saw ah hanya diusahakan padi dengan pola tanam padi unggulpadi unggul. V arietas yang banyak diusahakan adalah IR 64 dan sebagian lainnya
adalah varietas M usi dan IR 42.
R ata-rata luas tanam padi pada lahan saw ah di desa Sebuntal adalah 1,37
ha, sedangkan di desa B angun R ejo adalah 1,08 ha. Ini berarti petani di daerah
ini, rata-rata m enanam padi setiap tahunnya antara 2,16 - 2,74 ha.
Secara teknis lahan saw ah dapat ditata dengan sistem surjan agar bisa
diusahakan tanam an palaw ijalsayuran, nam un tidak ada yang m elakukannya. H al
ini karena m ereka juga m em punyai lahan kering, sebab lain adalah karena
terbatasnya kem am puan tenaga kerja.
D i daerah ini terdapat lahan tegalan/kering, nam un dem ikian lahan ini akan
dikerjakan apabila petani m em punyai kem am puan setelah m engelola lahan
saw ahnya.
Pada lahan kering, tanam an yang biasa diusahakan petani antaralain padi
gogo dan palaw ija yang ditanam secara tum pang gilir atau tum pang sari.
Palaw ija yang banyak diusahakan adalah jagung, kedelai dan kacang tanah.
T e k n o lo g i P r o d u k s i
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah pada um urnnya m enggunakan traktor, hanya sebagian
kecil yang m enggunakan hew an atau cangkul.
Pengolahan tanah dilakukan
sesuai dengan kondisi ketinggian tanahnya, sehingga cara pengolahan tanah
bervariasi dari sederhana hanya satu kali bajak saja, sam pai lebih baik yaitu dua
kali bajak dan satu kali di rotary.
Penggunaan traktor ini dapat m engurangi penggunaan tenaga kerja m anusia
sekaligus m em percepat kerja. Para petani m enyerahkan pengolahan tanahnya
dalam kondisi siap tanam kepada pem ilik traktor tanpa perlu m enggunakan tenaga
kerja keluarga atau upahan.
Traktor yang digunakan adalah traktor tangan yang pada um urnnya m ilik
kelom pok dan ada juga m ilik perseorangan.
Efisiensi produksi tanaman padi sawat: di Kalimantan Timur
121
D i desa Sebuntal ada 13 buah traktor m ilik kelom pok, sehingga eukup untuk
m elayani petani dalam m engolah lahan di desa ini.
K eberadaan traktor ini beraw al dari bantuan D inas Pertanian Tanam an
Pangan sebanyak dua buah. Penam bahan selanjutnya m erupakan sw adaya petani
sendiri. H al ini m em buktikan bahw a traktor m erupakan kebutuhan yang sangat
penting dan m enguntungkan.
Sedangkan di desa B angun R ejo hanya sebagian petani yang m engolah
lahannya dengan traktor, hal ini disebabkan terbatasnya jum lah traktor yang
tersedia.
Penggunaan traktor ini sangat
m anusia untuk pengolahan tanah.
m engurangi
penggunaan
tenaga
kerja
Pem upukan.
Pada um um nya petani sudah m em punyai persepsi bahw a pupuk sebagai
kebutuhan utam a untuk dapat m eningkatkan produksi.
O leh sebab itu sem ua
petani telah m enggunakan pupuk dalam m em produksi tanam an padinya, w alaupun untuk m endapatkannya kadang tidak m udah dalam arti ketersediaan dilokasi
dan ketersediaan biaya.
.
D osis penggunaan pupuk bervariasi tergantung kondisi lahan serta kem am puan petani, w alaupun sebenarnya ada dosis yang direkom endaskan untuk daerah
ini. O leh seba itu terjadi variasi hasil yang diperoleh.
Teknolog pem upukan
dilakukan dengan eara disebar.
Pem berantasan
gulm a.
Pem berantasan gulm a pada um um nya dengan m enggunakan herbisida.
Pem berantasan gulm a dengan herbisida bervariasi antara herbisida sebelum dan
sesudah pengolahan tanah, tergantung jenis gulm a disuatu daerah.
H erbisida
yang um um digunakan adalah Paraeol, A grom oxon dan D M A 6.
Pem berantasan gulm a yang dilakukan sebelum tanam , m aka relatif tidak
ada gulm a lagi pada m asa pertanam an, sehingga m engurangi penggunaan tenaga
kerja untuk kegiatan penyiangan.
Pem berantasan H am a dan Penyakit.
Petani-petani dilokasi penelitian sudah m engetahui dengan baikjenis harna
dan penyakit serta jenis insektisida yang diperlukan.
Pem berantasan ham a dan
penyakit m erupakan bagian penting bagi petani untuk m engurangi kehilangan
hasil, sehingga penggunaan
obat-obatan pernberantas ham a di daerah ini sudah
rnerupakan hal yang biasa dan harus dilakukan.
M erk obat-obatan yang digunakan berbeda antar petani, tergantung pengalarnan dan keyakinan rnereka rna-
122
Rachmadi Rami;dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
sing-m asing, O bat-obatan yang um um digunakan adalah B asudin, D harm abas,
Thiodan, M ipcin, B asa, D ursban.
H am a yang um um adalah ham a putih palsu, ulat grayak dan tikus. G angguan burung terhadap hasil juga m erepotkan petani, sehingga m em erlukan w aktu
dan tenaga untuk m enanggulanginya.
Pascapanen
Panen padi dilakukan dengan arit, sedangkan perontokan gabah sudah
banyak m enggunakan alat perontok.
A lat perontok yang digunakan ada yang
digerakkan dengan m esin dan ada juga yang dengan alat pedal. A lat perontok
dengan pedal ini cukup banyak dim iliki petani secara individu karena harganya
yang relatif m urah yaitu R p.25 .000 per-buah, K apasitas kerja alat ini adalah lebih
kurang 100 kg gabah per-jam dengan tenaga kerja dua orang.
Penggunaan alat perontok ini juga telah m em beri andil dalam m engurangi
penggunaan tenaga kerja m anusia sekaligus m em percepat kerja.
M odel D ugaan Fungsi Produksi
A nalisis produksi padi dengan
D ouglas disajikan pada Tabel 1.
m enggunakan
fungsi produksi
C obb-
Tabel I. N ilai koefisien regresi dari fungsi produksi padi di
desa Sebuntal dan B angun R ejo, kabupaten K utai
N ilai koefisien
Peubah
D esa Sebuntal
D esa B angun R ejo
Luas tan am (X 1)
B ibit (X 2)
Pupuk U rea (X 3)
Pupuk TSP (X 4)
Pupuk K C I (X 5)
O bat-obatan (X 6)
Tenaga kerja (X 7)
0,8537*
-0,2685
-0,2106*
-0,1434
0,2879
-0,1190
0,4366
0,2128*
0,0097
-0,1152
0,2595
0,2578
0,3183
0,1494*
R2
71,36*
2,98
F hitung
78,23*
7,70
*) berbeda nyata pad a taraf 5%
Sem ua peubah bebas m am pu m enjelaskan variasi produksi sebesar 71,36
persen pada desa Sebuntal dan 78,23 persen pada desa B angun R ejo.
Efisiensi produksi tanaman padi sawah t1iKalimantan
Timur
123
Pada persam aan fungsi produksi padi di desa Sebuntal m enunjukkan dua
faktor produksi, lahan dan pupuk U rea berpengaruh nyata terhadap produksi.
Sedangkan pada persam aan fungsi produksi padi di desa B angun R ejo, faktor
produksi lahan dan tenaga kerja yang berpengaruh nyata terhadap produksi.
Faktor produksi lahan berpengaruh nyata terhadap produksi adalah suatu
hal yang lum rah. Faktor produksi pupuk U rea pada desa Sebuntal berpengaruh
nyata dan negatif, hal ini berarti tidak efisien pada tingkat produksi yang dicapai.
K enyataan m enunjukkan bahw a rata-rata penggunaan pupuk U rea oleh petani
diatas dosis yang direkom endasikan, yaitu 100 kg U rea + 150 kg TSP + 50 K g
K C I per-ha. Sedangkan di desa B angun R ejo keadaan sebaliknya, penggunaan
pupuk U rea dibaw ah dosis yang direkom endasikan.
Faktor produksi lainnya, pupuk TSP, K C I dan obat-obatan, baik di desa
Sebuntal m aupun B angun R ejo tidak m enunjukkan pengaruh nyata terhadap
produksi. H al ini diduga karena jum lah penggunaannya juga dibaw ah dosis yang
direkom endasikan.
K eragaan penggunaan faktor produksi serta produksi yang
dicapai, disajikan pada Tabel2.
Tabel 2. K eragaan penggunaan faktor produksi serta tingkat
produksi padi di desa Sebuntal dan B angun R ejo,
K abupaten K utai.
Jum lah (per-ha)
Faktor produksi dan produksi
R ata-rata luas lahan (ha)
B ibit (kg)
Pupuk U rea (kg)
Pupuk TSP (kg)
Pupuk K C I (kg)
O bat-obatan (It)
H erbisida (It)
Tenaga kerja (H O K )
Produksi (kg)
Sebuntal
B angun R ejo
1,37
33,53
128,39
75,89
48,88
1,12
1,43
66,24
3.683
1,09
40,54
95,15
94,56
43,29
1,98
2,53
88,50
4.109
Produksi yang bisa dicapai pada saat dilakukan penelitian sangat rendah
dibandingkan dengan hasil potensial, yaitu hasil ubinan sebesar 6,8 tlha. R endahnya produksi ini disebabkan oleh serangan ham a, terutam a tikus dan burung.
124
Rachmadi Ramli
Efisiensi Produksi
Jum lah koefisien regresi dari fungsi produksi C obb-D ouglas m enggam barkan fase skala pergerakan m anfaat.
B erdasarkan hasil analisis, m aka tahap
produksi berada pada tahap pertam bahan hasil yang sem akin m eningkat (increashing to scale). Pada tahap ini secara teoritis m enunjukkan bahw a jum lah
. penggunaan faktor produksi belum optim al, m asih bisa ditam bah agar m em peroleh produksi yang lebih tinggi sam pai m encapai optim al.
U ntuk m engetahui tingkat efisiensi dari m asing-m asing faktor produksi,
m aka dilakukan perhitungan perbandingan antara N ilai Produk M arjinal (N PM )
dan B iaya K orbanan M arjinal (B K M ) seperti pada Tabel3.
Tabel3.
Produk Fisik M arjinal (PFM ), N PM , B K M dan N PM lB K M
usahatani padi di desa Sebuntal
M asukan
PFM
U real)
0,02
10,31
Tenaga kerja 2 )
1)
2)
N PM
BKM
N PM JB K M
7
3818,02
280
4423,07
0,03
0,86
untukdesa Sebuntal
untukdesa B angunR ejo.
B erdasarkan angka-angka N PM lB K M yang besarnya kurang dari 1, berarti
penggunaan faktor produksi U rea di desa Sabuntal tidak efisien karena kelebihan
dan faktor produksi tenaga kerja di desa B angun R ejo belum optim al, m asih bisa
ditingkatkan. EDCBA
K E S IM P U L A N
Produksi padi saw ah yang terdapat diw ilayah desa Sebuntal dan B angun
R ejo, kabupaten K utai tidak efisien. Tidak efisiennya usahatani padi ini disebabkan rendahnya tingkat produksi yang dapat dicapai pada saat dilakukan
penelitian.
Penggunaan pupuk um um nya m asih dibaw ah dosis rekom endasi,
akan tetapi karena rendahnya produksi sehingga tidak efisien.
R endahnya produksi yang dicapai saat dilakukan penelitian karena faktor
gangguan alam , bukan karena kesalahan penerapan teknologi.
Eflsiensi produksi tanuman padi sawalt di Kalimantan Timur
125
D A F T A R P U S T A K A dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
D iperta tkt.I K alim antan Tim ur. 1993. Laporan
Tanam an Pangan Tk.l K al- Tim .
Tahunan.
D inas Pertanian
D illon, J.L. 1977. The analysis of responce in crop and live stock production.
Secon edition. Pergam on Press, O xford.
Y otopoulos, Pan A and lB . N ugent. 1976. Econom ic developm ent, em pirical
investigation. H arper and Publishers. N ew Y ork, H agerston-San FranciscoLondon.
N oorginayuw ati
dan H eru Sutikno.l991.
A nalisis faktor-faktor yang m em pen-
garuhi produktivitas padi lahan tadah hujan di K al-Sel. B uletin K indai vol.
2 no. 2 D es-1991. B alittan B anjarbaru.
Puslitbangtan. 1991. Identifikasi w ilayah potensial untuk pengem bangan
hatani padi di lahan pasang surut Sum atera Selatan.
usa-
Saderi,Ism adi dan Y anti R ina. 1992. A nalisis produksi kedelai di lahan kering
K al-Sel. B uletin K indai vol. 3 no. 1 D es-1992. B alittan B anjarbaru.
126
Rachmadi Ramli
PR O D U K SI TA N A M A N PA D I SA W A H
D I K A LIM A N TA N
TIM U R
Rachmadi Ramli
A B STR A K
Efisiensi produksi tanam an padi saw ah di K alim antan Tim ur.
Penelitian
Efisiensi Produksi Tanam an Padi D i K alim antan Tim ur telah dilaksanakan pada tahun
1994. Penelitian bertujuan untuk m engetahui tingkat efisiensi produksi tanam an padi.
Penelitian dilaksanakan dengan m etode survei sosial ekonom i. K abupaten K utai dipilih
sebagai w ilayah penelitian, m engingat terdapat sentra produksi padi saw ah.
D ari
kabupaten ini dipilih kecam atan M uara B adak dan Tenggarong Seberang. D ari m asing-m asing kecam atan dipilih desa Sebuntal (kec.M uara B adak) dan desa B angun R ejo
(kec.Tenggarong Seberang) sebagai desa-desa contoh. H asil penelitian m enunjukkan
bahw a usahatani padi saw ah telah dilakukan secara intensif dengan m enerapkan
teknologi produksi yang relatifm aju seperti pengolahan tanah dengan traktor, penggunaan herbisida dan penggunaan alat perontok m ekanis, sehingga dapat m engurangi
penggunaan tenaga kerja m anusia. H asil analisis usahatani m enunjukkan bahw a usahatani padi saw ah di kedua daerah contoh tidak efisien. Tidak efisiennya usahatani
tersebut karena rendahnya tingkat produksi yang dapat dicapai dibanding potensialriya.
R endahnya produksi karena serangan ham a, baik terhadap fisik tanam an sebelum
berbuah m aupun terhadap buah padi yang siap dipanen.
PEN D A H U LU A N
Produksi
tanarnan pang~
haru~ selalu ditingkatkan
untuk. dapat m em enuhi
kebutuhan yang sem akm m em ngkat karena pertarnbahan jum lah penduduk
dengan segala im plikasinya.
Sem akin berkurangnya lahan-lahan subur di pulau Jaw a, m engharuskan
untuk m encari alternatif w ilayah-w ilayah
pengem bangan baru untuk lahan
tanam an pangan (Puslitbangtan, I 991). Pada um um nya lahan-lahan diluar Jaw a
m erupakan lahan m arginal, sehingga produktivitasnya relatif rendah.
Peningkatan produktivitas tanarnan pada lahan m arginal m em erlukan biaya
yang relatiftinggi.
D isarnping itu infrastruktur diluar Jaw a keberadaannya relatif
tidak sebaik yang ada di Jaw a, sehingga penguasaan petani terhadap teknologi
produksi tidak m aksim al.
Setiap tahun pem erintah
m elakukan
kebijakan
m enaikkan
harga pupuk
serta m engurangi subsidi obat-obatan.
Pada w aktu yang sarna pem erintah juga
m enaikkan harga dasar gabah. K ebijakan pem erintah ini bertujuan untuk m eningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan obat-obatan.
Pada daerah-daerah tertentu yang m em punyai infrastruktur yang m em adai,
terutam a fasilitas irigasi, penggunaan
sarana produksi khususnya
pupuk dapat
Efisiensi produksi tanaman padi sawah di Kalimantan Timur
11 7
dilakukan secara lebih efektif sehingga diharapkan dapat m eningkatkan efisiensi.
Sebaliknya pada daerah yang infrastrukturnya belum m em adai, penggunaan
pupuk cenderung dibaw ah dosis optim al atau penggunaannya tidak efektif.
Jum lah penggunaan sarana produksi selain dipengaruhi faktor teknis, tetapi
juga faktor non teknis yaitu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang lainnya
seperti penyediaan saprodi, kredit, jarak dari pusat produksi kepusat pem asaran,
m odal serta pengetahuan petani.
Pada um um nya petani-petani di Indonesia m asih bersifat subsisten, kem am puan m odal terbatas, sehingga produktivitas dan pendapatan usahatani rendah.
K alim antan Tim ur m em iliki potensi lahan untuk pengem bangan tanam an
pangan, baik lahan saw ah m aupun lahan kering.
Saat ini lahan yang potensiaJ
seluas 1.241.250 ha, yang dim anfaatkan untuk tanam an pangan baru m encapai
seluas 465.424 ha, terdiri dari 57.196 ha lahan saw ah dan 408.228 ha lahan kering
(D iperta Tk.I K al- Tim ).
U ntuk m em percepat pem anfaatan lahan pertanian, K alim antan Tim ur dijadikan salah satu daerah penem patan transm igrasi.
Saat ini kontribusi dari
program transm igrasi terhadap percepatan luas tanam tanam an pangan, cukup
besar.
U m um nya lokasi-lokasi penem patan transm igrasi ini jauh dari pusat-pusat
pem asaran dengan kondisi transportasi yang relatif kurang lancar, sehingga
m engakibatkan biaya transportasi m enjadi m ahal. B iaya transportasi yang m ahal
berakibat pada biaya produksi dan pem asaran m enjadi lebih m ahal.
D i K alim antan Tim ur banyak terdapat perusahaan-perusahaan
industri
m aupun perkebunan yang banyak m em erlukan tenaga kerja.
D i K alim antan
Tim ur jum lah penduduk m asih relatif sedikit sekali dibanding luas w ilayahnya.
Jum lah penduduk sebanyak 1.899.167 jiw a, berarti kepadatan hanya 9 jiw a/knl
K urangnya jum lah tenaga kerja, sehingga m engakibatkan upah tenaga kerja
m ahal, hal ini juga dapat m em pengaruhi upah tenaga kerja disektor pertanian,
terutam a sub-sektor tanam an pangan.
D isatu fihak petani yang karena terbatas keteram pilannya sehingga hanya
bisa m elakukan kegiatan usahatani tanam an pangan, dilain fihak petani m enghadapi m asalah dim ana harga sarana produksi dan upah tenaga kerja yang m ahal.
M ahalnya harga sarana produksi m aupun upah tenaga kerja akan m em pengaruhi
kepada efisiensi usahatani yang dilaksanakan.
Saat ini untuk m encukupi kebutuhan bahan pangan, daerah K alim antan
Tim ur m endatangkan dari luar daerah.
A pakah produksi usahatani tanam an
pangan di daerah ini bisa efisien dengan tingkat harga input dan out put yang
berlaku, perlu dilakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui
efisiensi produksi
118
tanam an
padi saw ah.
Tujuan penelitian
Rachmadi RamlidcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
diperinci untuk
m engetahui efisiensi penggunaan
faktor-faktor
produksi seperti lahan, saprodi
dan tenaga kerja. EDCBA
T IN JA U A N
PUSTAK A
Produksi dibidang pertanian m em punyai ciri tersendiri dibanding produksi
dibidang non pertanian.
Produksi dibidang pertanian dikenal adanya pertam bahan hasil yang sem akin berkurang (dim inishing return). D engan ciri tersebut,
m aka untuk m engetahui hubungan antara faktor produksi dengan
produksi
biasanya digunakan persam aan fungsi produksi C obb-D ouglas. Pada persam aan
fungsi ini pangkat dari persam aan m erupakan elastisitas produksi (D illon, 1977).
Elastisitas produksi m enunjukkan besam ya perubahan produksi sebagai
akibat dari perubahan besam ya faktor produksi.
A ngka elastisitas produksi ini
bila dihubungkan dengan harga faktor produksi dan harga produksinya, dapat
m engukur tingkat efisiensi dari penggunaan faktor produksi.
Jum lah dari koefisien persam aan fungsi produksi C obb-D ouglas dapat
dijadikan petunjuk tahap dari produksi kom oditi yang bersangkutan, apakah
berada pada tahap increashing atau constan scale.
A lat analisis lain yang dapat digunakan untuk m engetahui tingkat efisiensi
adalah dengan fungsi keuntungan (Y otopoulos dan N ugent, 1976). Penggunaan
fungsi keuntungan lebih baik digunakan apabila harga-harga cukup bervariasi.
K eunggulan dari fungsi keuntungan adalah :
1. D apat m engestim asi fungsi perm intaan faktor produksi dan fungsi penaw aran
secara bersam a-sam a tanpa harus m em buat fungsi produksi secara explicit
2. D alam jangka pendek seperti dibidang pertanian, dapat m em perlakukan satu
atau lebih faktor produksi m enjadi tetap.
3. D iperbolehkan adanya perbedaan dalam kem am puan petani untuk m enyam akan m arjinal produk dengan harganya, dengan dem ikian diperbolehkan
adanya perbedaan harga dari faktor produksi antar petani.
Fungsi produksi telah banyak digunakan untuk m enganalisis usahatani.
Saderi dan R ina (1992) m enggunakan fungsi produksi ini untuk m enganalisis
usahatani kedelai di lahan kering K alim antan Selatan.
A lat analisis ini dapat
digunakan dengan hasil baik.
N oorginayuw ati dan Sutikno (1991) m enggunakan fungsi produksi C obbD ouglas untuk m enganalisis faktor-faktor yang m em pengaruhi produksi padi di
lahan tadah hujan K alim antan Selatan.
A lat analisis ini juga dapat digunakan
dengan baik.
Efisiensi produksi tanaman padi sawah di Kalimantan Timur
119
M ETODOLOGI
W i l a y a h P e n e l i t i a n . dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D asar pertim bangan dalam m enetapkan w ilayah penelitian ini adalah keberadaan tanam an padi saw ah sebagai objek penelitian.
B erdasarkan pertim bangan tersebut, m aka ditetapkan kabupaten K utai sebagai w ilayah penelitian.
D ari kabupaten ini dipilih dua kecam atan yaitu kecam atan M uara B adak dan Tenggarong Seberang.
D ari m asing-m asing
kecam atan dipilih satu desa sebagai desa contoh untuk penelusuran data penelitian, yaitu desa Sabuntal (kec. M uara B adak) dan desa B angun R ejo (kec.
Tenggarong Seberang).
P e n e ta p a n
D a ta y a n g D ip e r lu k a n .
D ata dasar adalah data prim er yang digali dari petani-petani responden.
D ata prim er yang diperlukan adalah data usahatani tanam an pangan yang terdiri
dari : luas tanam , jum lah penggunaan sarana produksi, tenaga kerja, out put,
harga-harga input m aupun out put.
D ata sekunder m erupakan data penunjang yang digali dari instansi yang
relevan dengan penelitian ini.
D ata yang diperlukan seperti luas lahan yang
potensial, iklim , ketenagakerjaan serta faktor pendukung untuk pengem bangan
produksi.
A n a lis is
D a ta
M etode analisis dalam penelitian ini adalah analisis ekonom etri.
A lat
analisis yang digunakan yaitu regresi berganda. Persam aan regresi yang dipakai
adalah regresi C obb-D ouglas dengan persam aan sebagai berikut :
Ul
Y
AXi
Y
Xi
produksi
faktor produksi ke-i.
U 1
A
koefisien regresi
konstanta
120
Rachmadi Ramli
H A S IL
DAN PEM BAH ASAN
U s a h a t a n i P a d i S a w a h dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pada dua desa contoh, yaitu desa Sebuntal dan B angun R ejo, para petani
m enjadikan lahan saw ah sebagai lahan utam a. Tipe lahan saw ah di daerah ini
adalah saw ah tadah hujan, nam un letaknya yang rendah sehingga m endekati tipe
lahan lebak.
Pada m usim kem arau tanahnya m asih dalam keadaan basah, sehingga dapat m enunjang keberhasilan pelaksanaan penanam an padi dua kali
setahun dengan varietas unggul.
Pada lahan saw ah hanya diusahakan padi dengan pola tanam padi unggulpadi unggul. V arietas yang banyak diusahakan adalah IR 64 dan sebagian lainnya
adalah varietas M usi dan IR 42.
R ata-rata luas tanam padi pada lahan saw ah di desa Sebuntal adalah 1,37
ha, sedangkan di desa B angun R ejo adalah 1,08 ha. Ini berarti petani di daerah
ini, rata-rata m enanam padi setiap tahunnya antara 2,16 - 2,74 ha.
Secara teknis lahan saw ah dapat ditata dengan sistem surjan agar bisa
diusahakan tanam an palaw ijalsayuran, nam un tidak ada yang m elakukannya. H al
ini karena m ereka juga m em punyai lahan kering, sebab lain adalah karena
terbatasnya kem am puan tenaga kerja.
D i daerah ini terdapat lahan tegalan/kering, nam un dem ikian lahan ini akan
dikerjakan apabila petani m em punyai kem am puan setelah m engelola lahan
saw ahnya.
Pada lahan kering, tanam an yang biasa diusahakan petani antaralain padi
gogo dan palaw ija yang ditanam secara tum pang gilir atau tum pang sari.
Palaw ija yang banyak diusahakan adalah jagung, kedelai dan kacang tanah.
T e k n o lo g i P r o d u k s i
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah pada um urnnya m enggunakan traktor, hanya sebagian
kecil yang m enggunakan hew an atau cangkul.
Pengolahan tanah dilakukan
sesuai dengan kondisi ketinggian tanahnya, sehingga cara pengolahan tanah
bervariasi dari sederhana hanya satu kali bajak saja, sam pai lebih baik yaitu dua
kali bajak dan satu kali di rotary.
Penggunaan traktor ini dapat m engurangi penggunaan tenaga kerja m anusia
sekaligus m em percepat kerja. Para petani m enyerahkan pengolahan tanahnya
dalam kondisi siap tanam kepada pem ilik traktor tanpa perlu m enggunakan tenaga
kerja keluarga atau upahan.
Traktor yang digunakan adalah traktor tangan yang pada um urnnya m ilik
kelom pok dan ada juga m ilik perseorangan.
Efisiensi produksi tanaman padi sawat: di Kalimantan Timur
121
D i desa Sebuntal ada 13 buah traktor m ilik kelom pok, sehingga eukup untuk
m elayani petani dalam m engolah lahan di desa ini.
K eberadaan traktor ini beraw al dari bantuan D inas Pertanian Tanam an
Pangan sebanyak dua buah. Penam bahan selanjutnya m erupakan sw adaya petani
sendiri. H al ini m em buktikan bahw a traktor m erupakan kebutuhan yang sangat
penting dan m enguntungkan.
Sedangkan di desa B angun R ejo hanya sebagian petani yang m engolah
lahannya dengan traktor, hal ini disebabkan terbatasnya jum lah traktor yang
tersedia.
Penggunaan traktor ini sangat
m anusia untuk pengolahan tanah.
m engurangi
penggunaan
tenaga
kerja
Pem upukan.
Pada um um nya petani sudah m em punyai persepsi bahw a pupuk sebagai
kebutuhan utam a untuk dapat m eningkatkan produksi.
O leh sebab itu sem ua
petani telah m enggunakan pupuk dalam m em produksi tanam an padinya, w alaupun untuk m endapatkannya kadang tidak m udah dalam arti ketersediaan dilokasi
dan ketersediaan biaya.
.
D osis penggunaan pupuk bervariasi tergantung kondisi lahan serta kem am puan petani, w alaupun sebenarnya ada dosis yang direkom endaskan untuk daerah
ini. O leh seba itu terjadi variasi hasil yang diperoleh.
Teknolog pem upukan
dilakukan dengan eara disebar.
Pem berantasan
gulm a.
Pem berantasan gulm a pada um um nya dengan m enggunakan herbisida.
Pem berantasan gulm a dengan herbisida bervariasi antara herbisida sebelum dan
sesudah pengolahan tanah, tergantung jenis gulm a disuatu daerah.
H erbisida
yang um um digunakan adalah Paraeol, A grom oxon dan D M A 6.
Pem berantasan gulm a yang dilakukan sebelum tanam , m aka relatif tidak
ada gulm a lagi pada m asa pertanam an, sehingga m engurangi penggunaan tenaga
kerja untuk kegiatan penyiangan.
Pem berantasan H am a dan Penyakit.
Petani-petani dilokasi penelitian sudah m engetahui dengan baikjenis harna
dan penyakit serta jenis insektisida yang diperlukan.
Pem berantasan ham a dan
penyakit m erupakan bagian penting bagi petani untuk m engurangi kehilangan
hasil, sehingga penggunaan
obat-obatan pernberantas ham a di daerah ini sudah
rnerupakan hal yang biasa dan harus dilakukan.
M erk obat-obatan yang digunakan berbeda antar petani, tergantung pengalarnan dan keyakinan rnereka rna-
122
Rachmadi Rami;dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
sing-m asing, O bat-obatan yang um um digunakan adalah B asudin, D harm abas,
Thiodan, M ipcin, B asa, D ursban.
H am a yang um um adalah ham a putih palsu, ulat grayak dan tikus. G angguan burung terhadap hasil juga m erepotkan petani, sehingga m em erlukan w aktu
dan tenaga untuk m enanggulanginya.
Pascapanen
Panen padi dilakukan dengan arit, sedangkan perontokan gabah sudah
banyak m enggunakan alat perontok.
A lat perontok yang digunakan ada yang
digerakkan dengan m esin dan ada juga yang dengan alat pedal. A lat perontok
dengan pedal ini cukup banyak dim iliki petani secara individu karena harganya
yang relatif m urah yaitu R p.25 .000 per-buah, K apasitas kerja alat ini adalah lebih
kurang 100 kg gabah per-jam dengan tenaga kerja dua orang.
Penggunaan alat perontok ini juga telah m em beri andil dalam m engurangi
penggunaan tenaga kerja m anusia sekaligus m em percepat kerja.
M odel D ugaan Fungsi Produksi
A nalisis produksi padi dengan
D ouglas disajikan pada Tabel 1.
m enggunakan
fungsi produksi
C obb-
Tabel I. N ilai koefisien regresi dari fungsi produksi padi di
desa Sebuntal dan B angun R ejo, kabupaten K utai
N ilai koefisien
Peubah
D esa Sebuntal
D esa B angun R ejo
Luas tan am (X 1)
B ibit (X 2)
Pupuk U rea (X 3)
Pupuk TSP (X 4)
Pupuk K C I (X 5)
O bat-obatan (X 6)
Tenaga kerja (X 7)
0,8537*
-0,2685
-0,2106*
-0,1434
0,2879
-0,1190
0,4366
0,2128*
0,0097
-0,1152
0,2595
0,2578
0,3183
0,1494*
R2
71,36*
2,98
F hitung
78,23*
7,70
*) berbeda nyata pad a taraf 5%
Sem ua peubah bebas m am pu m enjelaskan variasi produksi sebesar 71,36
persen pada desa Sebuntal dan 78,23 persen pada desa B angun R ejo.
Efisiensi produksi tanaman padi sawah t1iKalimantan
Timur
123
Pada persam aan fungsi produksi padi di desa Sebuntal m enunjukkan dua
faktor produksi, lahan dan pupuk U rea berpengaruh nyata terhadap produksi.
Sedangkan pada persam aan fungsi produksi padi di desa B angun R ejo, faktor
produksi lahan dan tenaga kerja yang berpengaruh nyata terhadap produksi.
Faktor produksi lahan berpengaruh nyata terhadap produksi adalah suatu
hal yang lum rah. Faktor produksi pupuk U rea pada desa Sebuntal berpengaruh
nyata dan negatif, hal ini berarti tidak efisien pada tingkat produksi yang dicapai.
K enyataan m enunjukkan bahw a rata-rata penggunaan pupuk U rea oleh petani
diatas dosis yang direkom endasikan, yaitu 100 kg U rea + 150 kg TSP + 50 K g
K C I per-ha. Sedangkan di desa B angun R ejo keadaan sebaliknya, penggunaan
pupuk U rea dibaw ah dosis yang direkom endasikan.
Faktor produksi lainnya, pupuk TSP, K C I dan obat-obatan, baik di desa
Sebuntal m aupun B angun R ejo tidak m enunjukkan pengaruh nyata terhadap
produksi. H al ini diduga karena jum lah penggunaannya juga dibaw ah dosis yang
direkom endasikan.
K eragaan penggunaan faktor produksi serta produksi yang
dicapai, disajikan pada Tabel2.
Tabel 2. K eragaan penggunaan faktor produksi serta tingkat
produksi padi di desa Sebuntal dan B angun R ejo,
K abupaten K utai.
Jum lah (per-ha)
Faktor produksi dan produksi
R ata-rata luas lahan (ha)
B ibit (kg)
Pupuk U rea (kg)
Pupuk TSP (kg)
Pupuk K C I (kg)
O bat-obatan (It)
H erbisida (It)
Tenaga kerja (H O K )
Produksi (kg)
Sebuntal
B angun R ejo
1,37
33,53
128,39
75,89
48,88
1,12
1,43
66,24
3.683
1,09
40,54
95,15
94,56
43,29
1,98
2,53
88,50
4.109
Produksi yang bisa dicapai pada saat dilakukan penelitian sangat rendah
dibandingkan dengan hasil potensial, yaitu hasil ubinan sebesar 6,8 tlha. R endahnya produksi ini disebabkan oleh serangan ham a, terutam a tikus dan burung.
124
Rachmadi Ramli
Efisiensi Produksi
Jum lah koefisien regresi dari fungsi produksi C obb-D ouglas m enggam barkan fase skala pergerakan m anfaat.
B erdasarkan hasil analisis, m aka tahap
produksi berada pada tahap pertam bahan hasil yang sem akin m eningkat (increashing to scale). Pada tahap ini secara teoritis m enunjukkan bahw a jum lah
. penggunaan faktor produksi belum optim al, m asih bisa ditam bah agar m em peroleh produksi yang lebih tinggi sam pai m encapai optim al.
U ntuk m engetahui tingkat efisiensi dari m asing-m asing faktor produksi,
m aka dilakukan perhitungan perbandingan antara N ilai Produk M arjinal (N PM )
dan B iaya K orbanan M arjinal (B K M ) seperti pada Tabel3.
Tabel3.
Produk Fisik M arjinal (PFM ), N PM , B K M dan N PM lB K M
usahatani padi di desa Sebuntal
M asukan
PFM
U real)
0,02
10,31
Tenaga kerja 2 )
1)
2)
N PM
BKM
N PM JB K M
7
3818,02
280
4423,07
0,03
0,86
untukdesa Sebuntal
untukdesa B angunR ejo.
B erdasarkan angka-angka N PM lB K M yang besarnya kurang dari 1, berarti
penggunaan faktor produksi U rea di desa Sabuntal tidak efisien karena kelebihan
dan faktor produksi tenaga kerja di desa B angun R ejo belum optim al, m asih bisa
ditingkatkan. EDCBA
K E S IM P U L A N
Produksi padi saw ah yang terdapat diw ilayah desa Sebuntal dan B angun
R ejo, kabupaten K utai tidak efisien. Tidak efisiennya usahatani padi ini disebabkan rendahnya tingkat produksi yang dapat dicapai pada saat dilakukan
penelitian.
Penggunaan pupuk um um nya m asih dibaw ah dosis rekom endasi,
akan tetapi karena rendahnya produksi sehingga tidak efisien.
R endahnya produksi yang dicapai saat dilakukan penelitian karena faktor
gangguan alam , bukan karena kesalahan penerapan teknologi.
Eflsiensi produksi tanuman padi sawalt di Kalimantan Timur
125
D A F T A R P U S T A K A dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
D iperta tkt.I K alim antan Tim ur. 1993. Laporan
Tanam an Pangan Tk.l K al- Tim .
Tahunan.
D inas Pertanian
D illon, J.L. 1977. The analysis of responce in crop and live stock production.
Secon edition. Pergam on Press, O xford.
Y otopoulos, Pan A and lB . N ugent. 1976. Econom ic developm ent, em pirical
investigation. H arper and Publishers. N ew Y ork, H agerston-San FranciscoLondon.
N oorginayuw ati
dan H eru Sutikno.l991.
A nalisis faktor-faktor yang m em pen-
garuhi produktivitas padi lahan tadah hujan di K al-Sel. B uletin K indai vol.
2 no. 2 D es-1991. B alittan B anjarbaru.
Puslitbangtan. 1991. Identifikasi w ilayah potensial untuk pengem bangan
hatani padi di lahan pasang surut Sum atera Selatan.
usa-
Saderi,Ism adi dan Y anti R ina. 1992. A nalisis produksi kedelai di lahan kering
K al-Sel. B uletin K indai vol. 3 no. 1 D es-1992. B alittan B anjarbaru.
126
Rachmadi Ramli