ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG CEMPAKA RSUD. Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL
GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
DI RUANG CEMPAKA RSUD. Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan
RINA WIJI LESTARI
A01401949
PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
i
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN ORISINALITAS ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan dengan Kelebihan Volume Cairan……………….8
B. Kelebihan Volume Cairan pada Gagal Ginjal Kronik .............................. 25
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus ................................................................................... 30
B. Subyek Studi Kasus .................................................................................. 31
C. Fokus Studi Kasus ..................................................................................... 31
v
D. Definisi Operasional ................................................................................. 31
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................................. 33
F. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................................. 34
H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................................. 34
I. Etika Studi Kasus ...................................................................................... 35
BAB IV HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ..................................................................................... 37
B. Pembahasan .............................................................................................. 51
C. Keterbatasan ............................................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha
Penyayang.Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah –Nya dalam menyelesaikan asuhan keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan
Kelebihan Volume Cairan “
Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan
hasil ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan
Diploma III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.Terwujudnya
laporan ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.
2. Orang tuaku tercinta, ayahku bapak Silam Purbo Wesesa, ibuku Siti
Megawati,kakakku Sigit Andi Prasetio dan adikku Wigati Mujiasih Handayani
yang telah memberikan dukungan baik moral, materi maupun spiritual
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
4. Ibu Nurlaila, S.Kep. Ns, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
5. Bapak Dadi SantosoS.Kep. Ns, M.Kep, selaku pembimbing akademik dengan
sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Sawiji S.Kep.Ns.M.Sc, selaku penguji akademik Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman – teman seperjuangan kelas 3C yang senantiasa memberikan dukungan
dan membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan saran sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan
Semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan
yang setimpa dari Allah SWT, Amin. Kritik dan saran yang membangun untuk
laporan selanjutnya penulis sangat harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Gombong, 12 Juni 2017
Penulis
viii
Program DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Rina Wiji Lestari1, Dadi Santoso2, S.Kep.Ners.M.Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL GINJAL
KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
DI RUANG CEMPAKA RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang :Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif,
sehingga kemampuan tubuh penderita gagal untuk mempertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit.Akibatnya terjadi uremia dan meningkatknya kadar
ureum dan kreatinin dalam darah. Tujuan Penulisan :Menggambarkan asuhan
keperawatan pasien Gagal Ginjal Kronik yang mengalami kelebihan volume cairan.
Metode:Karya tulis ilmiah adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
keperawatan. Subyeknya 2 orang pasien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volum
cairan.
Hasil :Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pembatasan cairan terbukti efektif untuk
pasien gagal ginjal kronik. Rencana keperawatan telah di implementasikan selama klien
mengalami kelebihan volume cairan dalam pengelolaan 3x24 jam. Evaluasi yang
didapatkan klien I dan Klien II masalah kelebihan volume cairan belum teratasi.
Kesimpulan :Pasien dengan masalah kelebihan volume cairan, , khususnya pada
penyandang hemodialisa regular 2 kali seminggu membutuhkan perawatan jangka
panjang untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan cairan. Kenaikan BB antar waktu
hemodialisa tidak melebihi 2 kg sehingga ultrafiltrasi pada saat hemodialisa sekitar 2
liter.
Kata Kunci : Cara perawatan, Gagal ginjal kronik, kelebihan volume cairan, pembatasan
cairan, hemodialisa
1. Mahasiswa
2. Dosen
ix
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
Rina Wiji Lestari1, Dadi Santoso2, S.Kep.Ns.M.Kep
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR CHRONIC RENAL FAILURE CLIENTS
WITH EXCESSIVE FLUID VOLUME IN CEMPAKA WARD OF DR.
SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background: Chronic renal failure is a progressive renal function disorder so that the
body's ability fails to maintain metabolism, fluid and electrolyte balance. Consequently,
this results in uremia and elevating level of urea and creatinine in the blood.
Objective: Describing the nursing care for chronic renal failure patients having excessive
fluid volume.
Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The
data were obtained through interview, observation, physical examination, and
documentation study. The subjects were 2 patients suffering from chronic renal failure
with excessive fluid volume.
Result: After having nursing care, the fluid volume was decreasing. The nursing plans
were implemented during the clients had excessive fluid volume in the management of
3x24 hours time. Evaluation showed that the excessive fluid volume of patient I and
patient II was not totally solvable.
Conclusion: Patients with excessive fluid volume, especially those with regular
hemodialisis twice a week, require long-term care to balance the need of fluid. The
increase in the body weight of in between-hemodialysis is not more than 2 kg so that
ultrafiltration of hemodialysis is about 2 liters.
Keywords: Nursing care, chronic renal failure, excessive fluid volume, hemodialysis
1. Student
2. Lecturer
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1
: Lembar Persetujuan
2. Lampiran 2
: Lembar Konsultasi
3. Lampiran 3
: Format Pengkajian
4. Lampiran 4
: Catatan Asuhan Keperawatan
5. Lampiran 5
: Monitoring Balance Cairan
6. Lampiran 6
: Lembar SAP
7. Lampiran 7
: Lembar Balik dan Leaflet
8. Lampiran 8
: Jurnal Keperawatan
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Chronic Kidney Disease ( CKD ) disebabkan oleh
berbagai keadaan, meliputi penyakit – penyakit yang mengenai ginjal atau
pasokan darahnya misalnya glumeluropati, hipertensi, diabetes, Pada gagal
ginjal kronis ( GGK ) yang sudah lanjut kadar natrium, kalium,
magnesium, amino dan fosfat didalam darah semuanya akan mengalami
peningkatan sementara kadar kalsium menurun. Retensi natrium dan air
akan menaikan volume intravaskuler yang menyebabkan hipertensi
(Berkowitz,2012).
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2007) dan
Burden of disease, Gagal Ginjal Kronik telah menjadi masalah kesehatan
serius di dunia. Penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan
kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukan
bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian.
Prevelensi gagal ginjal kronik telah mengalami peningkatan cukup tinggi.
Di Amerika Serikat angka kejadian penyakit ginjal meningkat tajam dalam
10 tahun, dari data tahun 2002 terjadi 34.500 kasus, tahun 2007 menjadi
80.000 kasus, dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta
orang yang menderita penyakit ginjal. Dari data tersebut pravelensi
penyakit ginjal kronik meningkat hingga 43% selama decade tersebut
(Lukman et al., 2011 ).
Penyakit Gagal Ginjal di Indonesia menempati urutan ke 10 dalam
penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2013). Pravelensi gagal ginjal di
1
2
Indonesia mencapai 400.000 juta orang tetapi belum semua pasien
tertangani oleh tenaga medis, baru sekitar 25.000 orang pasien yang dapat
ditangani, artinya ada 80% pasien yang tidak mendapat pengobatan
dengan baik. Pada bulan November 2011 dinas kesehatan Provinsi Jawa
Tengah berkerjasama dengan Rumah Sakit Umum pusat dr.Kariardi
Semarang melakukan penelitian dengan hasil penderita gagal ginjal kronik
terbesar adalah kabupaten Surakarta dengan 54,2% dari jumlah total 56
ribu penderita. Diperkirakan tiap tahun ada 2000 pasien baru. Berdasarkan
data tersebut sekitar 60%-70% dari pasien tersebut berobat dalam kondisi
sudah masuk tahap gagal ginjal terminal. Sedangkan untuk kabupaten
Kebumen prevelensinya mencapai 3% atau sekitar 456 penderita (Dinkes
Jateng, 2011).
Masalah yang dapat muncul pada pasien Gagal ginjal kronik yaitu
dapat mengalami gangguan dalam fungsi kognitif, adaptif, atau sosialisasi
dibandingkan dengan orang normal lainnya. Permasalahan psikologis yang
dialami pasien hemodialisa sebenarnya sudah ditunjukan dari sejak
pertama kali pasien divonis mengalami gagal ginjal kronik. Penanganan
optimal pasien dewasa dengan penyakit kronik tidak hanya terbatas pada
masalah medis, tetapi harus memperhatikan faktor perkembangan,
psikososial, dan keluarga sebab penyakit kronik berdampak terhadap tahap
perkembangan selanjutnya yang menimbulkan berbagai masalah dan
menurunkan kualitas hidupnya ( Rusmail, 2009 ). Akibat dari stress yang
dialami pasien menimbulkan ketidakpatuhan terhadap modifikasi diet,
pengobatan, uji diagnostic, pembatasan asupan cairan, dan terapi
hemodialisa ( Yeh dan Chou, 2007 ). Hal ini jelas menunjukan, bahwa
dampak stress lainnya pada pasien yang menjalani cuci darah darah (
hemodialisa ) adalah dapat memperburuk kesehatan pasien.
Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan dua tahap
yaitu dengan terapi konservatif dan terapi pengganti ginjal. Tujuan dari
terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara
progresif, meringankan keluhan – keluhan akibat akumulasi toksin
3
azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal, dan memelihara
keseimbangan cairan elektrolit. Beberapa tindakan konservatif yang dapat
dilakukan dengan pengaturan diet pada pasien gagal ginjal kronis.
Tujuan dari terapi hemodialisa adalah untuk mengambil zat – zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah pasien ke dialyzer tempat darah
tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien. Ada
tiga prinsip mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Bagi penderita gagal ginjal kronis hemodialisa akan
mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa tidak menyebabkan
penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan tidak mampu
mengimbangi
hilangnya
aktivitas
metabolic
atau
endokrin
yang
dilaksanakan ginjal dan tampak dari ginjal serta terapinya terhadap
kualitas hidup pasien ( Cahyaningsih, 2009 ). Jika kondisi ginjal sudah
tidak berfungsi diatas 75% ( gagal ginjal terminal atau tahap akhir ),
proses cuci darah atau hemodialisa merupakan hal yang sangat membantu
penderita. Proses tersebut merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sebagai upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisa tidak dapat
menyembuhkan penyakit gagal ginjal yang di derita pasien tetapi
hemodialisa dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien yang
gagal ginjal ( Wijayakusuma, 2008 ).
Pada penderita Chronic Kidney Disease gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan akan menunjukan beberapa tanda dan gejala, mayor
harus ada edema, kulit tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada
asupan cairan lebih banyak daripada haluaran, sesak nafas, penambahan
berat badan (carpenito, 2009). Keparahan kondisi bergantung pada tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari adalah usia pasien,
manifestasi kardio vaskuler diantaranya hipertensi, gagal ginjal kongestif,
edema pulmonal, perikarditis, gejala – gejala dermatalogis diantaranya
gatal – gatal hebat atau proritus, serangan uremik karena pengobatan dini
dan agresif, gejala gastrointestinal diantaranya anoreksia, mual, muntah
dan cegukan, haus, rasa kecap logam dalam mulut, perubahan
4
neuromuskuler perubahan tingkat kesadaran kecuali mental ( Elizabeth,
2009 ).
Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan
proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh agar dapat mempertahankan
kesehatan dan kehidupannya. Air menepati proporsi yang besar dalam
tubuh. Terdapat sekitar 50 liter air dalam tubuh seseorang dengan berat
badan 70 kg. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria
dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan
lemak yang relative banyak ( relative bebas air ), kandungan air dalam
tubuh wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam
dua kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan cairan
ekstra seluler.
Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana ketika individu
mengalami atau beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler
atau interstisial, adapun batasan karakteristiknya mayor terdapat edema,
kulit tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada asupan cairan lebih
banyak daripada haluaran, sesak napas, penambahan berat badan.
Sedangkan kekurangan volume cairan adalah kondisi ketika individu tidak
mampu meminum cairan dan mengalami atau beresiko mengalami
dehidrasi vaskuler, interstesiel atau intraseluler ( Carpenito, 2009 ).
Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik, sangat
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan
komplikasi kardiovaskuler. Air yang masuk kedalam tubuh dibuat
seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam
melakukan pembatasan asupan cairan, bergantung dengan haluaran urin
dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan jumlah yang
diperbolehkan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik yang mendapatkan
dialysis ( Almatsier, 2006; Smeltzer & Bare, 2008 ). Sebagai contoh
seseorang yang mengeluarkan urin 300 cc/24 jam, maka cairan yang boleh
dikonsumsi adalah : 600cc + 300cc = 900cc/24jam.
5
Apabila pasien tidak membatasi jumlah asupan cairan yang
terdapat dalam minuman maupun makanan, maka cairan akan menumpuk
di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema di sekitar tubuh. Kondisi ini
akan membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung.
Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru – paru sehingga membuat
pasien mengalami sesak nafas, karena itu pasien perlu mengontrol dan
membatasi jumlah asupan cairan yang masuk kedalam tubuh.Pembatasan
tersebut penting agar pasien tetap merasa nyaman pada saat sebelum,
selama dan sesudah terapi hemodialisis ( Ferrario, at al, 2014; Smeltzer &
Bare; 2002 ; YGDI,2008 ).
Pelaksanaan konseling makanan, pembatasan cairan, modifikasi
gaya hidup, penyakit dan pengobatan pada pasien gagal ginjal pada
kelompok intervensi menunjukan peningkatan kualitas hidup 2%,
sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan kualitas hidup.
Jadi konseling valid dapat memperbaiki kualitas hidup pada pasien gagal
ginjal kronik sehingga dapat sebagai model di dalam merawat pasien gagal
ginjal kronik ( Thomas, 2009 ). Manajemen diri merupakan kepatuhan dan
mitra pendukung individu dalam pengobatan mereka, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki untuk merawat diri mereka, membuat
keputusan tentang perawatan mereka sendiri, mengidentifikasi masalah,
menetapkan tujuan, monitoring dan mengelola gejala.
Dari
latar
belakang diatas
penulis menyimpulkan
bahwa
diakibatkan tingginya angka kejadian Gagal ginjal kronik tiap tahun ya
maka ini menjadi hal penting untuk diketahui pembaca dan perawat untuk
dapat mengetahui tanda gejala dan penyebab dan hal – hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul oleh Gagal
ginjal kronik terkhususnya pada penyakit gagal ginjal kronik dalam
pemenuhan kebutuhan cairan yaitu kelebihan volume cairan dan akibat
jika peran perawat tidak mengetahui cara mengatasi maka angka kematian
penderita gagal ginjal kronik akan semakin tinggi dan menurunkan angka
6
kesejahteraan hidup pada penderita. Oleh karena itu dilakukan asuhan
keperawatan agar dapat diberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini “ Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan klien Gagal
Ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan
kelebihan volume cairan
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien Gagal ginjal
kronik dengan Kelebihan volume cairan
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien
Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada klien Gagal ginjal
kronik dengan kelebihan volume cairan
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada klien Gagal ginjal kronik
dengan kelebihan volume cairan
f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
klien Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
7
D. Manfaat Penelitian
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Masyarakat
Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tantang kebutuhan
cairan serta cara mengatur keseimbangan cairan yang dapat diterapkan
dirumah.
2. Bagi Pengembangan ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan tehnologi terapan bidang keperawatan
dengan kelebihan volume cairan pada klien Gagal ginjal kronik
3. Penulis
Memperoleh
pengalaman
dalam
mengaplikasikan
hasil
riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan kelebihan
volume cairan pada klien Gagal ginjal kronik
DAFTAR PUSTAKA
Almtsier. S. ( 2006 ). Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan, Jakarta: EGC
Berkowitz. Aaron. (2012), Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Yasmin
Asih.Jakarta : EGC
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
Black.J.M.& Hawks. J. H. (2009). Medical – surgical nursing: Clinical
management for positive outcomes (8th Ed ). St. Louis: Saunders Elsevier.
Diakses tanggal 28 Mei 2017 jam 13.00 WIB
Carpenito. Lyndia Jual, (2009), Diagnosa Keperawatan Aplikasipada praktek
klinik, Ed 9 Jakarta : EGC
Dinkes Pemprop Jateng. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2011. http:/www.dinkesjatengprov.go.id/. Diakses tanggal 7 Juni 2017 jam
05.00 WIB
Elizabet J. Crowin. (2009). Patofisiologi. Buku Saku. ED 3. Jakarta : EGC
Haryanti.I,A. P & Nisa,K. (2015). Terapi Konservatif dan terapi pengganti ginjal
sebagai penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik. Majority. Volume 4.
Nomor 7. Juni.Diakses tanggal 25 Mei 2017 jam 15.30 WIB
http://www.who.int/subtanceabuse/researchtools/en/indonesianwhoqol.pdf.
Diakses tanggal 02 Juni 2017 jam 03.00 WIB
Lukman, N.(2013). Hubungan Tindakan Hemodialisa Terhadap Tingkat Deprasi
Klien Gagagl Ginjal Kronik di Ruangan Dahlia Rsup PROF Dr.R.D
KANDOU MANADO (Karya Akhir). Manado:Universitas Sam
Ratulangi.2015.Diakses tanggal 10 Juni 2017 jam 9.30 WIB
Morton.P.G.dkk (2014). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik Volume
1. Jakarta : EGC
Nutritional management stage 5 of chronic kidney disease. Jurnal of renal care,38
(1), 50-58. Doi: 10.1111/j.1755-6686.2012.00266.x.Diakses tanggal 25 Mei
2017 jam 7.25 WIB
Nanda.
(2015) .aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
Nanda, Jilid 1.Medication.Diakses tanggal 12 Juni 2017 jam 22.30
WIB
Pasticci. F. Fantuzzi. A.L.Pegaroro M.Meccan.M.& Bedogni.G. (2012). Thomas
et, al, 2009, Effect of pacient counseling on quality of life of hemodialysis
patien india, Pharmacy practice (internet ) 2009 juli-sept;7(3):181-184.
Diakses tanggal 3 Mei 2017 jam 1.55 WIB
Potter & Perry. (2009). Fundamental of nursing 7 th Edition.Jakarta:EGC
Setiadi. ( 2012 ). Konsep & praktik penulisan keperawatan.Yogyakarta: Graha
Ilmu
Smeltzer,s.c dan Bare.b.g (2011). Buku keperawatan medical bedah Bruner &
suddarth.Edisi.jakarta:EGC.Jurnal Ners Indonesia.Diakses tanggal 10 Juni
2017 jam 19.35 WIB
Abboud, H & Henrich, W. L. (2010). Stage 1V chronic kidney disease The New
England journal of medicine, N Engl J Med 2010,362.56-6
Meliana, R. (2013). Hubungan kepatuhan terhadap terjadinya overload pada
pasien gagal ginjal kronik post hemodialisa di rumah sakit Fatmawati
(Skripsi, tidak dipublikasikan). Program Studi sarjana Falkutas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok- jawa barat, Indonesia.
Pasticci, F., Fantuzzi, A. L., Pegagaro M., Mc Cann, M., & Bedogni, G. (2012).
Nutritional management stage 5 of chronic kidney disease. Jurnal of
renal care, 38 (1), 50-58. doi: 10.1111/j.1755-6686.2012.00266.x
Shepherd. A. (2011) Measuring and managing fluid balance. Nursing times 107
(28), 12-16. Diperoleh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p ubmed/
21941718
Dewi, IGAPA. (2010). Hubungan antara Quick of Blood (QB) dengan Adekuasi
Hemodialisis pada pasien yang menjalani Terapi Hemodialisa di Ruang
HD BRSU Daerah Tabanan Bali. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S.A. & Wilson L.M.(2009). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi Keempat. Jakarta:EGC
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing (11th ed).
Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wayan, P.S.Y.,S.Herawati.(2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Vol III Ed 4.
Jakarta:EGC.
Ignatavicius, D. G. & Workman, M. L. (2009). Medical Surgical Nursing:
Pattient-Centered Collaborative Care. United States of America:
Sounders Elsevier.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S.A. & Wilson L.M.(2009). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi Keempat. Jakarta:EGC
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing (11th ed).
Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wayan, P.S.Y.,S.Herawati.(2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Vol III Ed 4.
Jakarta:EGC.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DEWASA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
Tanggal masuk RS :
Tanggal pengkajian:
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Tanggal Masuk RS
:
Tanggal Pengkajian
:
Diagnosa Medis
:
No Rekam Medis
:
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Hub. dengan pasien
:
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
5. Pengkajian pola fungsional
a) Oksigenasi
b) Nutrisi
c) Eliminasi
d) Istirahat dan tidur
e) Aktivitas
f) Berpakaian
g) Personal Hygiene
h) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya )
i) Mempertahankan suhu tubuh
j) Pola berpakaian
k) Komunikasi
l) Spiritual
m) Rekreasi
n) Belajar
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran :
Suara Bicara:
TTV
:
b. Kepala
:
c. Telinga:
d. Mata :
e. Mulut:
f. Leher:
g. Dada
Paru – Paru:
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
Jantung:
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
h. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
i. Genetalia:
j. Pemeriksaan Integumen:
k. Ekstermitas
:
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan CT Scan
8. Terapi
C. ANALISA DATA
No
Hari /
Data Fokus
Problem
Etiologi
Tanggal
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
DX Keperawatan
Tujuan (NOC)
NIC(intervensi)
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal/jam
G.
NO
DX
Implementasi
Respon
Paraf
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal
DX
EVALUASI
PARAF
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D (19 thn)/ BB 40 kg (Tgl 10 Juli 2017)
JAM
INPT
ORL
IV
7
Jmlh
METAB
OUTPUT
BAK
BAB
MNTH
Jmlh
IWL
8,3
25
8
100
16,6
50
9
300
24,9
75
10
33,2
100
11
41,5
125
12
100
49,8
150
13
100
58.1
175
14
600
200
66.4
866.4
100
100
50
200
15
74.7
225
16
83
250
17
91.3
275
18
100
99.6
300
19
200
107.9
325
20
116.2
350
21
124.5
375
22
300
23
200
150
132.8
582.8
100
200
141.1
225
24
149.4
250
1
157.7
275
2
166
300
3
174.3
325
4
182.6
350
190.9
375
5
200
6
400
150
200
750
300
600
BC
450
+416.4
300
+282.8
900
- 150
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D (19 thn) / Tgl 11 Juli 2017 (jadwal Hemodialysis)
BB kering : 37 kg, BB basah : 40 kg
JAM
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METAB
OUTPUT
BAK
BAB
MNTH
IWL
8.3
25
8
100
16.6
50
9
200
24.9
75
10
33.2
100
11
41.5
125
49.8
150
58.1
175
12
100
13
14
400
100
66.4
566.4
100
100
100
200
15
74.7
225
16
83
250
17
91.3
275
18
100
99.6
300
19
100
107.9
325
20
116.2
350
21
124.5
375
22
200
23
100
100
132.8
432.8
100
400
141.1
425
24
149.4
450
1
157.7
475
2
166
500
3
174.3
525
4
182.6
550
190.9
575
5
250
6
350
150
200
700
200
HD
600
jmlh
BC
500
+216.4
500
- 67.2
3800
- 3100
3000
3000
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D ( 19 Thn)/ 40 kg (Tanggal 12 Juli 2017)
JAM
INPT
ORL IV
7
Jmlh
METAB
OUTPT
BAK
BAB
MNTH
Jmlh
IWL
8.3
25
16.6
50
9
24.9
75
10
33.2
100
11
41.5
125
49.8
150
8
12
100
100
13
14
200
100
58.1
100
66.4
366.4
100
200
175
200
200
200
15
74.7
225
16
83
250
91.3
275
99.6
300
17
50
18
19
100
107.9
100
50
116.2
350
21
124.5
375
150
23
100
100
132.8
382.8
100
100
50
400
141.1
425
24
149.4
450
1
157.7
475
2
166
500
3
174
4
100
182.6
5
150
190.9
6
350
100
200
100
600
-233.6
650
-267.2
950
-300
325
20
22
BC
525
550
100
650
200
575
100
50
600
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
JAM
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg (Tanggal 10 Juli 2017)
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
MNTH
IWL
87.5
29
9
100
43.5
11
BAB
43.75
100
100
BAK
Jmlh
14.5
8
10
OUTPUT
100
131.25
58
175
72.5
218.75
87
262.5
12
100
13
100
100
101.5
14
400
200
116
100
716
200
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
159.5
481.25
17
150
18
174
19
188.5
568.75
20
203
612.5
21
150
100
217.5
22
300
100
232
23
100
100
632
100
656.25
200
700
734.75
24
261
787.5
1
275.5
831.25
50
290
100
50
304.5
918.75
4
100
319
965.75
5
200
100
333.5
1005.5
6
450
150
350
100
+66
900
-268
1350
-400
875
3
950
650
525
246.5
2
BC
200
1050
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg,( Tanggal 11 Juli 2017)
BB Kering
: 68 kg, BB,Basah 70 kg
JAM
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
OUTPT
BAK
BAB
MNTAH
IWL
14.5
43.75
8
100
29
87.5
9
200
43.5
131.25
58
175
11
72.5
218.75
12
87
262.5
10
100
13
50
100
101.5
14
350
200
116
666
100
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
17
100
159.5
481.25
18
100
174
525
19
100
188.5
20
203
21
217.5
22
300
23
100
100
232
100
450
+166
900
- 216
HD
612.5
632
100
656.25
200
700
743.75
24
261
787.5
1
275.5
831.25
2
290
875
3
304.5
918.75
4
100
319
961.75
5
200
333.5
1.005.5
6
400
350
BC
568.75
246.5
150
jmlh
900
100
250
1050
2000
2000 3400 - 2500
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
JAM
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg (Tanggal 12 Juli 2017)
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
9
100
43.5
12
100
13
14
300
MUNTH
IWL
87.5
29
11
BAB
43.75
100
100
BAK
jmlh
14.5
8
10
OUTPUT
100
131.25
58
175
72.5
218.75
87
262.5
100
101.5
200
116
100
616
200
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
17
100
159.5
481.25
18
100
174
525
19
188.5
20
203
21
217.5
22
200
23
100
100
232
100
532
100
656.25
200
700
24
261
787.5
1
275.5
831.25
290
875
304.5
918.75
319
965.75
50
333.5
1005.5
150
350
3
4
100
5
200
6
400
-34
900
-368
1300
-400
612.5
734.75
100
650
568.75
246.5
2
BC
900
100
150
1050
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GAGAL GINJAL KRONIS ( CKD )
RINA WIJI LESTARI
A01401949
PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GAGAL GINJAL KRONIS ( CKD )
I.
Pokok Bahasan
: Gagal Ginjal Kronis ( CKD )
Sasaran
: Pasien dan keluarganya
Hari / tanggal
: 12 Juli 2017
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Ruang Cempaka , RSUD Dr.Soedirman Kebumen
TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
keluarga pasien dapat memahami tentang Kebutuhan Nutrisi Gagal Ginjal
Kronis.
II.
TUJUAN KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan
2. Keluarga dapat berperan dalam mel Kebutuhan Nutrisi Gagal Ginjal
Kronis..
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
V.
MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
VI.
KEGIATAN PENYULUHAN
No
1.
Kegiatan
Memberi
menanyakan
salam,
Waktu
Evaluasi
5’
Pasien dan keluarga menjawab
keadaan
salam, mempersilahkan masuk
pasien
dan
menyampaikan
keadaan
Pasien.
2.
Menjelaskan
maksud
kedatangan
membuat
5’
keluarga
mendengarkan dengan seksama
kontrak
dan menyetujui kontrak waktu
yang ditetapkan bersama
Melakukan pendidikan
kesehatan
dan
dan
waktu
3.
Pasien
10’
tentang
Pasien memperhatikan dengan
seksama.
Efusi pleura
4.
Menanyakan
kepada
pasien dan keluarga
tentang
dengan
memberikan pertanyaan
yang
disampaikan.
Mempersilahkan
pasien/ keluarga pasien
pertanyaan
Menanggapi
kejelasan
materi
mengajukan
5’
Menjawab
pertanyaan
pasien atau keluarganya
dari
5.
Mengakhiri
kontrak
waktu dan berpamitan
kepada
pasien
5’
Pasien
dan
keluarga
mempersilahkan dengan baik
dan
keluarganya
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses
selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Chronic Kidney Disease ( CKD ) disebabkan oleh
berbagai keadaan, meliputi penyakit – penyakit yang mengenai ginjal atau
pasokan darahnya misalnya glumeluropati, hipertensi, diabetes, Pada gagal
ginjal kronis ( GGK ) yang sudah lanjut kadar natrium, kalium,
magnesium, amino dan fosfat didalam darah semuanya akan mengalami
peningkatan sementara kadar kalsium menurun. Retensi natrium dan air
akan menaikan volume intravaskuler yang menyebabkan hipertensi
(Berkowitz,2012).
Tahapan penyakit gagal ginjal kronis berlangsung secara
terusmenerus dari waktu ke waktu. The Kidney Disease Outcomes Quality
Initiative (K/DOQI)mengklasifikasikan gagal ginjal kronis sebagai
berikut:
Stadium 1: kerusakan masih normal (GFR >90 mL/min/1.73 m2)
Stadium 2: ringan (GFR 60-89 mL/min/1.73 m2)
Stadium 3: sedang (GFR 30-59 mL/min/1.73 m2)
Stadium 4: gagal berat (GFR 15-29 mL/min/1.73 m2)
Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR
GINJAL KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
DI RUANG CEMPAKA RSUD. Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan
RINA WIJI LESTARI
A01401949
PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
i
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN ORISINALITAS ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan dengan Kelebihan Volume Cairan……………….8
B. Kelebihan Volume Cairan pada Gagal Ginjal Kronik .............................. 25
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus ................................................................................... 30
B. Subyek Studi Kasus .................................................................................. 31
C. Fokus Studi Kasus ..................................................................................... 31
v
D. Definisi Operasional ................................................................................. 31
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................................. 33
F. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................................. 34
H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................................. 34
I. Etika Studi Kasus ...................................................................................... 35
BAB IV HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ..................................................................................... 37
B. Pembahasan .............................................................................................. 51
C. Keterbatasan ............................................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha
Penyayang.Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah –Nya dalam menyelesaikan asuhan keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan
Kelebihan Volume Cairan “
Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan
hasil ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan
Diploma III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.Terwujudnya
laporan ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.
2. Orang tuaku tercinta, ayahku bapak Silam Purbo Wesesa, ibuku Siti
Megawati,kakakku Sigit Andi Prasetio dan adikku Wigati Mujiasih Handayani
yang telah memberikan dukungan baik moral, materi maupun spiritual
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
4. Ibu Nurlaila, S.Kep. Ns, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
5. Bapak Dadi SantosoS.Kep. Ns, M.Kep, selaku pembimbing akademik dengan
sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Sawiji S.Kep.Ns.M.Sc, selaku penguji akademik Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman – teman seperjuangan kelas 3C yang senantiasa memberikan dukungan
dan membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan saran sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan
Semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan
yang setimpa dari Allah SWT, Amin. Kritik dan saran yang membangun untuk
laporan selanjutnya penulis sangat harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, Amin.
Gombong, 12 Juni 2017
Penulis
viii
Program DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Rina Wiji Lestari1, Dadi Santoso2, S.Kep.Ners.M.Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL GINJAL
KRONIK DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
DI RUANG CEMPAKA RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang :Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif,
sehingga kemampuan tubuh penderita gagal untuk mempertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit.Akibatnya terjadi uremia dan meningkatknya kadar
ureum dan kreatinin dalam darah. Tujuan Penulisan :Menggambarkan asuhan
keperawatan pasien Gagal Ginjal Kronik yang mengalami kelebihan volume cairan.
Metode:Karya tulis ilmiah adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
keperawatan. Subyeknya 2 orang pasien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volum
cairan.
Hasil :Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pembatasan cairan terbukti efektif untuk
pasien gagal ginjal kronik. Rencana keperawatan telah di implementasikan selama klien
mengalami kelebihan volume cairan dalam pengelolaan 3x24 jam. Evaluasi yang
didapatkan klien I dan Klien II masalah kelebihan volume cairan belum teratasi.
Kesimpulan :Pasien dengan masalah kelebihan volume cairan, , khususnya pada
penyandang hemodialisa regular 2 kali seminggu membutuhkan perawatan jangka
panjang untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan cairan. Kenaikan BB antar waktu
hemodialisa tidak melebihi 2 kg sehingga ultrafiltrasi pada saat hemodialisa sekitar 2
liter.
Kata Kunci : Cara perawatan, Gagal ginjal kronik, kelebihan volume cairan, pembatasan
cairan, hemodialisa
1. Mahasiswa
2. Dosen
ix
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
Rina Wiji Lestari1, Dadi Santoso2, S.Kep.Ns.M.Kep
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR CHRONIC RENAL FAILURE CLIENTS
WITH EXCESSIVE FLUID VOLUME IN CEMPAKA WARD OF DR.
SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background: Chronic renal failure is a progressive renal function disorder so that the
body's ability fails to maintain metabolism, fluid and electrolyte balance. Consequently,
this results in uremia and elevating level of urea and creatinine in the blood.
Objective: Describing the nursing care for chronic renal failure patients having excessive
fluid volume.
Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The
data were obtained through interview, observation, physical examination, and
documentation study. The subjects were 2 patients suffering from chronic renal failure
with excessive fluid volume.
Result: After having nursing care, the fluid volume was decreasing. The nursing plans
were implemented during the clients had excessive fluid volume in the management of
3x24 hours time. Evaluation showed that the excessive fluid volume of patient I and
patient II was not totally solvable.
Conclusion: Patients with excessive fluid volume, especially those with regular
hemodialisis twice a week, require long-term care to balance the need of fluid. The
increase in the body weight of in between-hemodialysis is not more than 2 kg so that
ultrafiltration of hemodialysis is about 2 liters.
Keywords: Nursing care, chronic renal failure, excessive fluid volume, hemodialysis
1. Student
2. Lecturer
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1
: Lembar Persetujuan
2. Lampiran 2
: Lembar Konsultasi
3. Lampiran 3
: Format Pengkajian
4. Lampiran 4
: Catatan Asuhan Keperawatan
5. Lampiran 5
: Monitoring Balance Cairan
6. Lampiran 6
: Lembar SAP
7. Lampiran 7
: Lembar Balik dan Leaflet
8. Lampiran 8
: Jurnal Keperawatan
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Chronic Kidney Disease ( CKD ) disebabkan oleh
berbagai keadaan, meliputi penyakit – penyakit yang mengenai ginjal atau
pasokan darahnya misalnya glumeluropati, hipertensi, diabetes, Pada gagal
ginjal kronis ( GGK ) yang sudah lanjut kadar natrium, kalium,
magnesium, amino dan fosfat didalam darah semuanya akan mengalami
peningkatan sementara kadar kalsium menurun. Retensi natrium dan air
akan menaikan volume intravaskuler yang menyebabkan hipertensi
(Berkowitz,2012).
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2007) dan
Burden of disease, Gagal Ginjal Kronik telah menjadi masalah kesehatan
serius di dunia. Penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan
kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukan
bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian.
Prevelensi gagal ginjal kronik telah mengalami peningkatan cukup tinggi.
Di Amerika Serikat angka kejadian penyakit ginjal meningkat tajam dalam
10 tahun, dari data tahun 2002 terjadi 34.500 kasus, tahun 2007 menjadi
80.000 kasus, dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta
orang yang menderita penyakit ginjal. Dari data tersebut pravelensi
penyakit ginjal kronik meningkat hingga 43% selama decade tersebut
(Lukman et al., 2011 ).
Penyakit Gagal Ginjal di Indonesia menempati urutan ke 10 dalam
penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2013). Pravelensi gagal ginjal di
1
2
Indonesia mencapai 400.000 juta orang tetapi belum semua pasien
tertangani oleh tenaga medis, baru sekitar 25.000 orang pasien yang dapat
ditangani, artinya ada 80% pasien yang tidak mendapat pengobatan
dengan baik. Pada bulan November 2011 dinas kesehatan Provinsi Jawa
Tengah berkerjasama dengan Rumah Sakit Umum pusat dr.Kariardi
Semarang melakukan penelitian dengan hasil penderita gagal ginjal kronik
terbesar adalah kabupaten Surakarta dengan 54,2% dari jumlah total 56
ribu penderita. Diperkirakan tiap tahun ada 2000 pasien baru. Berdasarkan
data tersebut sekitar 60%-70% dari pasien tersebut berobat dalam kondisi
sudah masuk tahap gagal ginjal terminal. Sedangkan untuk kabupaten
Kebumen prevelensinya mencapai 3% atau sekitar 456 penderita (Dinkes
Jateng, 2011).
Masalah yang dapat muncul pada pasien Gagal ginjal kronik yaitu
dapat mengalami gangguan dalam fungsi kognitif, adaptif, atau sosialisasi
dibandingkan dengan orang normal lainnya. Permasalahan psikologis yang
dialami pasien hemodialisa sebenarnya sudah ditunjukan dari sejak
pertama kali pasien divonis mengalami gagal ginjal kronik. Penanganan
optimal pasien dewasa dengan penyakit kronik tidak hanya terbatas pada
masalah medis, tetapi harus memperhatikan faktor perkembangan,
psikososial, dan keluarga sebab penyakit kronik berdampak terhadap tahap
perkembangan selanjutnya yang menimbulkan berbagai masalah dan
menurunkan kualitas hidupnya ( Rusmail, 2009 ). Akibat dari stress yang
dialami pasien menimbulkan ketidakpatuhan terhadap modifikasi diet,
pengobatan, uji diagnostic, pembatasan asupan cairan, dan terapi
hemodialisa ( Yeh dan Chou, 2007 ). Hal ini jelas menunjukan, bahwa
dampak stress lainnya pada pasien yang menjalani cuci darah darah (
hemodialisa ) adalah dapat memperburuk kesehatan pasien.
Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan dua tahap
yaitu dengan terapi konservatif dan terapi pengganti ginjal. Tujuan dari
terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara
progresif, meringankan keluhan – keluhan akibat akumulasi toksin
3
azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal, dan memelihara
keseimbangan cairan elektrolit. Beberapa tindakan konservatif yang dapat
dilakukan dengan pengaturan diet pada pasien gagal ginjal kronis.
Tujuan dari terapi hemodialisa adalah untuk mengambil zat – zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah pasien ke dialyzer tempat darah
tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien. Ada
tiga prinsip mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Bagi penderita gagal ginjal kronis hemodialisa akan
mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa tidak menyebabkan
penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan tidak mampu
mengimbangi
hilangnya
aktivitas
metabolic
atau
endokrin
yang
dilaksanakan ginjal dan tampak dari ginjal serta terapinya terhadap
kualitas hidup pasien ( Cahyaningsih, 2009 ). Jika kondisi ginjal sudah
tidak berfungsi diatas 75% ( gagal ginjal terminal atau tahap akhir ),
proses cuci darah atau hemodialisa merupakan hal yang sangat membantu
penderita. Proses tersebut merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sebagai upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisa tidak dapat
menyembuhkan penyakit gagal ginjal yang di derita pasien tetapi
hemodialisa dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien yang
gagal ginjal ( Wijayakusuma, 2008 ).
Pada penderita Chronic Kidney Disease gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan akan menunjukan beberapa tanda dan gejala, mayor
harus ada edema, kulit tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada
asupan cairan lebih banyak daripada haluaran, sesak nafas, penambahan
berat badan (carpenito, 2009). Keparahan kondisi bergantung pada tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari adalah usia pasien,
manifestasi kardio vaskuler diantaranya hipertensi, gagal ginjal kongestif,
edema pulmonal, perikarditis, gejala – gejala dermatalogis diantaranya
gatal – gatal hebat atau proritus, serangan uremik karena pengobatan dini
dan agresif, gejala gastrointestinal diantaranya anoreksia, mual, muntah
dan cegukan, haus, rasa kecap logam dalam mulut, perubahan
4
neuromuskuler perubahan tingkat kesadaran kecuali mental ( Elizabeth,
2009 ).
Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan
proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh agar dapat mempertahankan
kesehatan dan kehidupannya. Air menepati proporsi yang besar dalam
tubuh. Terdapat sekitar 50 liter air dalam tubuh seseorang dengan berat
badan 70 kg. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria
dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan
lemak yang relative banyak ( relative bebas air ), kandungan air dalam
tubuh wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam
dua kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan cairan
ekstra seluler.
Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana ketika individu
mengalami atau beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler
atau interstisial, adapun batasan karakteristiknya mayor terdapat edema,
kulit tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada asupan cairan lebih
banyak daripada haluaran, sesak napas, penambahan berat badan.
Sedangkan kekurangan volume cairan adalah kondisi ketika individu tidak
mampu meminum cairan dan mengalami atau beresiko mengalami
dehidrasi vaskuler, interstesiel atau intraseluler ( Carpenito, 2009 ).
Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik, sangat
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan
komplikasi kardiovaskuler. Air yang masuk kedalam tubuh dibuat
seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam
melakukan pembatasan asupan cairan, bergantung dengan haluaran urin
dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan jumlah yang
diperbolehkan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik yang mendapatkan
dialysis ( Almatsier, 2006; Smeltzer & Bare, 2008 ). Sebagai contoh
seseorang yang mengeluarkan urin 300 cc/24 jam, maka cairan yang boleh
dikonsumsi adalah : 600cc + 300cc = 900cc/24jam.
5
Apabila pasien tidak membatasi jumlah asupan cairan yang
terdapat dalam minuman maupun makanan, maka cairan akan menumpuk
di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema di sekitar tubuh. Kondisi ini
akan membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung.
Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru – paru sehingga membuat
pasien mengalami sesak nafas, karena itu pasien perlu mengontrol dan
membatasi jumlah asupan cairan yang masuk kedalam tubuh.Pembatasan
tersebut penting agar pasien tetap merasa nyaman pada saat sebelum,
selama dan sesudah terapi hemodialisis ( Ferrario, at al, 2014; Smeltzer &
Bare; 2002 ; YGDI,2008 ).
Pelaksanaan konseling makanan, pembatasan cairan, modifikasi
gaya hidup, penyakit dan pengobatan pada pasien gagal ginjal pada
kelompok intervensi menunjukan peningkatan kualitas hidup 2%,
sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan kualitas hidup.
Jadi konseling valid dapat memperbaiki kualitas hidup pada pasien gagal
ginjal kronik sehingga dapat sebagai model di dalam merawat pasien gagal
ginjal kronik ( Thomas, 2009 ). Manajemen diri merupakan kepatuhan dan
mitra pendukung individu dalam pengobatan mereka, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki untuk merawat diri mereka, membuat
keputusan tentang perawatan mereka sendiri, mengidentifikasi masalah,
menetapkan tujuan, monitoring dan mengelola gejala.
Dari
latar
belakang diatas
penulis menyimpulkan
bahwa
diakibatkan tingginya angka kejadian Gagal ginjal kronik tiap tahun ya
maka ini menjadi hal penting untuk diketahui pembaca dan perawat untuk
dapat mengetahui tanda gejala dan penyebab dan hal – hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul oleh Gagal
ginjal kronik terkhususnya pada penyakit gagal ginjal kronik dalam
pemenuhan kebutuhan cairan yaitu kelebihan volume cairan dan akibat
jika peran perawat tidak mengetahui cara mengatasi maka angka kematian
penderita gagal ginjal kronik akan semakin tinggi dan menurunkan angka
6
kesejahteraan hidup pada penderita. Oleh karena itu dilakukan asuhan
keperawatan agar dapat diberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini “ Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan klien Gagal
Ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan
kelebihan volume cairan
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien Gagal ginjal
kronik dengan Kelebihan volume cairan
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien
Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada klien Gagal ginjal
kronik dengan kelebihan volume cairan
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada klien Gagal ginjal kronik
dengan kelebihan volume cairan
f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
klien Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan
7
D. Manfaat Penelitian
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Masyarakat
Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tantang kebutuhan
cairan serta cara mengatur keseimbangan cairan yang dapat diterapkan
dirumah.
2. Bagi Pengembangan ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan tehnologi terapan bidang keperawatan
dengan kelebihan volume cairan pada klien Gagal ginjal kronik
3. Penulis
Memperoleh
pengalaman
dalam
mengaplikasikan
hasil
riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan kelebihan
volume cairan pada klien Gagal ginjal kronik
DAFTAR PUSTAKA
Almtsier. S. ( 2006 ). Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan, Jakarta: EGC
Berkowitz. Aaron. (2012), Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Yasmin
Asih.Jakarta : EGC
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
Black.J.M.& Hawks. J. H. (2009). Medical – surgical nursing: Clinical
management for positive outcomes (8th Ed ). St. Louis: Saunders Elsevier.
Diakses tanggal 28 Mei 2017 jam 13.00 WIB
Carpenito. Lyndia Jual, (2009), Diagnosa Keperawatan Aplikasipada praktek
klinik, Ed 9 Jakarta : EGC
Dinkes Pemprop Jateng. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2011. http:/www.dinkesjatengprov.go.id/. Diakses tanggal 7 Juni 2017 jam
05.00 WIB
Elizabet J. Crowin. (2009). Patofisiologi. Buku Saku. ED 3. Jakarta : EGC
Haryanti.I,A. P & Nisa,K. (2015). Terapi Konservatif dan terapi pengganti ginjal
sebagai penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik. Majority. Volume 4.
Nomor 7. Juni.Diakses tanggal 25 Mei 2017 jam 15.30 WIB
http://www.who.int/subtanceabuse/researchtools/en/indonesianwhoqol.pdf.
Diakses tanggal 02 Juni 2017 jam 03.00 WIB
Lukman, N.(2013). Hubungan Tindakan Hemodialisa Terhadap Tingkat Deprasi
Klien Gagagl Ginjal Kronik di Ruangan Dahlia Rsup PROF Dr.R.D
KANDOU MANADO (Karya Akhir). Manado:Universitas Sam
Ratulangi.2015.Diakses tanggal 10 Juni 2017 jam 9.30 WIB
Morton.P.G.dkk (2014). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik Volume
1. Jakarta : EGC
Nutritional management stage 5 of chronic kidney disease. Jurnal of renal care,38
(1), 50-58. Doi: 10.1111/j.1755-6686.2012.00266.x.Diakses tanggal 25 Mei
2017 jam 7.25 WIB
Nanda.
(2015) .aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
Nanda, Jilid 1.Medication.Diakses tanggal 12 Juni 2017 jam 22.30
WIB
Pasticci. F. Fantuzzi. A.L.Pegaroro M.Meccan.M.& Bedogni.G. (2012). Thomas
et, al, 2009, Effect of pacient counseling on quality of life of hemodialysis
patien india, Pharmacy practice (internet ) 2009 juli-sept;7(3):181-184.
Diakses tanggal 3 Mei 2017 jam 1.55 WIB
Potter & Perry. (2009). Fundamental of nursing 7 th Edition.Jakarta:EGC
Setiadi. ( 2012 ). Konsep & praktik penulisan keperawatan.Yogyakarta: Graha
Ilmu
Smeltzer,s.c dan Bare.b.g (2011). Buku keperawatan medical bedah Bruner &
suddarth.Edisi.jakarta:EGC.Jurnal Ners Indonesia.Diakses tanggal 10 Juni
2017 jam 19.35 WIB
Abboud, H & Henrich, W. L. (2010). Stage 1V chronic kidney disease The New
England journal of medicine, N Engl J Med 2010,362.56-6
Meliana, R. (2013). Hubungan kepatuhan terhadap terjadinya overload pada
pasien gagal ginjal kronik post hemodialisa di rumah sakit Fatmawati
(Skripsi, tidak dipublikasikan). Program Studi sarjana Falkutas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok- jawa barat, Indonesia.
Pasticci, F., Fantuzzi, A. L., Pegagaro M., Mc Cann, M., & Bedogni, G. (2012).
Nutritional management stage 5 of chronic kidney disease. Jurnal of
renal care, 38 (1), 50-58. doi: 10.1111/j.1755-6686.2012.00266.x
Shepherd. A. (2011) Measuring and managing fluid balance. Nursing times 107
(28), 12-16. Diperoleh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p ubmed/
21941718
Dewi, IGAPA. (2010). Hubungan antara Quick of Blood (QB) dengan Adekuasi
Hemodialisis pada pasien yang menjalani Terapi Hemodialisa di Ruang
HD BRSU Daerah Tabanan Bali. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S.A. & Wilson L.M.(2009). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi Keempat. Jakarta:EGC
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing (11th ed).
Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wayan, P.S.Y.,S.Herawati.(2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Vol III Ed 4.
Jakarta:EGC.
Ignatavicius, D. G. & Workman, M. L. (2009). Medical Surgical Nursing:
Pattient-Centered Collaborative Care. United States of America:
Sounders Elsevier.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S.A. & Wilson L.M.(2009). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi Keempat. Jakarta:EGC
Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing (11th ed).
Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wayan, P.S.Y.,S.Herawati.(2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Vol III Ed 4.
Jakarta:EGC.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DEWASA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
Tanggal masuk RS :
Tanggal pengkajian:
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Tanggal Masuk RS
:
Tanggal Pengkajian
:
Diagnosa Medis
:
No Rekam Medis
:
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Hub. dengan pasien
:
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Penyakit Keluarga
5. Pengkajian pola fungsional
a) Oksigenasi
b) Nutrisi
c) Eliminasi
d) Istirahat dan tidur
e) Aktivitas
f) Berpakaian
g) Personal Hygiene
h) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya )
i) Mempertahankan suhu tubuh
j) Pola berpakaian
k) Komunikasi
l) Spiritual
m) Rekreasi
n) Belajar
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran :
Suara Bicara:
TTV
:
b. Kepala
:
c. Telinga:
d. Mata :
e. Mulut:
f. Leher:
g. Dada
Paru – Paru:
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
Jantung:
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
h. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
i. Genetalia:
j. Pemeriksaan Integumen:
k. Ekstermitas
:
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan CT Scan
8. Terapi
C. ANALISA DATA
No
Hari /
Data Fokus
Problem
Etiologi
Tanggal
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
DX Keperawatan
Tujuan (NOC)
NIC(intervensi)
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal/jam
G.
NO
DX
Implementasi
Respon
Paraf
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal
DX
EVALUASI
PARAF
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D (19 thn)/ BB 40 kg (Tgl 10 Juli 2017)
JAM
INPT
ORL
IV
7
Jmlh
METAB
OUTPUT
BAK
BAB
MNTH
Jmlh
IWL
8,3
25
8
100
16,6
50
9
300
24,9
75
10
33,2
100
11
41,5
125
12
100
49,8
150
13
100
58.1
175
14
600
200
66.4
866.4
100
100
50
200
15
74.7
225
16
83
250
17
91.3
275
18
100
99.6
300
19
200
107.9
325
20
116.2
350
21
124.5
375
22
300
23
200
150
132.8
582.8
100
200
141.1
225
24
149.4
250
1
157.7
275
2
166
300
3
174.3
325
4
182.6
350
190.9
375
5
200
6
400
150
200
750
300
600
BC
450
+416.4
300
+282.8
900
- 150
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D (19 thn) / Tgl 11 Juli 2017 (jadwal Hemodialysis)
BB kering : 37 kg, BB basah : 40 kg
JAM
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METAB
OUTPUT
BAK
BAB
MNTH
IWL
8.3
25
8
100
16.6
50
9
200
24.9
75
10
33.2
100
11
41.5
125
49.8
150
58.1
175
12
100
13
14
400
100
66.4
566.4
100
100
100
200
15
74.7
225
16
83
250
17
91.3
275
18
100
99.6
300
19
100
107.9
325
20
116.2
350
21
124.5
375
22
200
23
100
100
132.8
432.8
100
400
141.1
425
24
149.4
450
1
157.7
475
2
166
500
3
174.3
525
4
182.6
550
190.9
575
5
250
6
350
150
200
700
200
HD
600
jmlh
BC
500
+216.4
500
- 67.2
3800
- 3100
3000
3000
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama : Sdr. D ( 19 Thn)/ 40 kg (Tanggal 12 Juli 2017)
JAM
INPT
ORL IV
7
Jmlh
METAB
OUTPT
BAK
BAB
MNTH
Jmlh
IWL
8.3
25
16.6
50
9
24.9
75
10
33.2
100
11
41.5
125
49.8
150
8
12
100
100
13
14
200
100
58.1
100
66.4
366.4
100
200
175
200
200
200
15
74.7
225
16
83
250
91.3
275
99.6
300
17
50
18
19
100
107.9
100
50
116.2
350
21
124.5
375
150
23
100
100
132.8
382.8
100
100
50
400
141.1
425
24
149.4
450
1
157.7
475
2
166
500
3
174
4
100
182.6
5
150
190.9
6
350
100
200
100
600
-233.6
650
-267.2
950
-300
325
20
22
BC
525
550
100
650
200
575
100
50
600
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
JAM
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg (Tanggal 10 Juli 2017)
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
MNTH
IWL
87.5
29
9
100
43.5
11
BAB
43.75
100
100
BAK
Jmlh
14.5
8
10
OUTPUT
100
131.25
58
175
72.5
218.75
87
262.5
12
100
13
100
100
101.5
14
400
200
116
100
716
200
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
159.5
481.25
17
150
18
174
19
188.5
568.75
20
203
612.5
21
150
100
217.5
22
300
100
232
23
100
100
632
100
656.25
200
700
734.75
24
261
787.5
1
275.5
831.25
50
290
100
50
304.5
918.75
4
100
319
965.75
5
200
100
333.5
1005.5
6
450
150
350
100
+66
900
-268
1350
-400
875
3
950
650
525
246.5
2
BC
200
1050
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg,( Tanggal 11 Juli 2017)
BB Kering
: 68 kg, BB,Basah 70 kg
JAM
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
OUTPT
BAK
BAB
MNTAH
IWL
14.5
43.75
8
100
29
87.5
9
200
43.5
131.25
58
175
11
72.5
218.75
12
87
262.5
10
100
13
50
100
101.5
14
350
200
116
666
100
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
17
100
159.5
481.25
18
100
174
525
19
100
188.5
20
203
21
217.5
22
300
23
100
100
232
100
450
+166
900
- 216
HD
612.5
632
100
656.25
200
700
743.75
24
261
787.5
1
275.5
831.25
2
290
875
3
304.5
918.75
4
100
319
961.75
5
200
333.5
1.005.5
6
400
350
BC
568.75
246.5
150
jmlh
900
100
250
1050
2000
2000 3400 - 2500
LEMBAR PANTAUAN BALANCE CAIRAN
Nama
JAM
: Tn.K (55 tahun)/ 70 kg (Tanggal 12 Juli 2017)
INPUT
ORL
IV
7
Jmlh
METB
9
100
43.5
12
100
13
14
300
MUNTH
IWL
87.5
29
11
BAB
43.75
100
100
BAK
jmlh
14.5
8
10
OUTPUT
100
131.25
58
175
72.5
218.75
87
262.5
100
101.5
200
116
100
616
200
306.25
100
350
15
130.5
393.75
16
145
437.5
17
100
159.5
481.25
18
100
174
525
19
188.5
20
203
21
217.5
22
200
23
100
100
232
100
532
100
656.25
200
700
24
261
787.5
1
275.5
831.25
290
875
304.5
918.75
319
965.75
50
333.5
1005.5
150
350
3
4
100
5
200
6
400
-34
900
-368
1300
-400
612.5
734.75
100
650
568.75
246.5
2
BC
900
100
150
1050
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GAGAL GINJAL KRONIS ( CKD )
RINA WIJI LESTARI
A01401949
PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GAGAL GINJAL KRONIS ( CKD )
I.
Pokok Bahasan
: Gagal Ginjal Kronis ( CKD )
Sasaran
: Pasien dan keluarganya
Hari / tanggal
: 12 Juli 2017
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Ruang Cempaka , RSUD Dr.Soedirman Kebumen
TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
keluarga pasien dapat memahami tentang Kebutuhan Nutrisi Gagal Ginjal
Kronis.
II.
TUJUAN KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan
2. Keluarga dapat berperan dalam mel Kebutuhan Nutrisi Gagal Ginjal
Kronis..
III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
V.
MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
VI.
KEGIATAN PENYULUHAN
No
1.
Kegiatan
Memberi
menanyakan
salam,
Waktu
Evaluasi
5’
Pasien dan keluarga menjawab
keadaan
salam, mempersilahkan masuk
pasien
dan
menyampaikan
keadaan
Pasien.
2.
Menjelaskan
maksud
kedatangan
membuat
5’
keluarga
mendengarkan dengan seksama
kontrak
dan menyetujui kontrak waktu
yang ditetapkan bersama
Melakukan pendidikan
kesehatan
dan
dan
waktu
3.
Pasien
10’
tentang
Pasien memperhatikan dengan
seksama.
Efusi pleura
4.
Menanyakan
kepada
pasien dan keluarga
tentang
dengan
memberikan pertanyaan
yang
disampaikan.
Mempersilahkan
pasien/ keluarga pasien
pertanyaan
Menanggapi
kejelasan
materi
mengajukan
5’
Menjawab
pertanyaan
pasien atau keluarganya
dari
5.
Mengakhiri
kontrak
waktu dan berpamitan
kepada
pasien
5’
Pasien
dan
keluarga
mempersilahkan dengan baik
dan
keluarganya
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses
selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Chronic Kidney Disease ( CKD ) disebabkan oleh
berbagai keadaan, meliputi penyakit – penyakit yang mengenai ginjal atau
pasokan darahnya misalnya glumeluropati, hipertensi, diabetes, Pada gagal
ginjal kronis ( GGK ) yang sudah lanjut kadar natrium, kalium,
magnesium, amino dan fosfat didalam darah semuanya akan mengalami
peningkatan sementara kadar kalsium menurun. Retensi natrium dan air
akan menaikan volume intravaskuler yang menyebabkan hipertensi
(Berkowitz,2012).
Tahapan penyakit gagal ginjal kronis berlangsung secara
terusmenerus dari waktu ke waktu. The Kidney Disease Outcomes Quality
Initiative (K/DOQI)mengklasifikasikan gagal ginjal kronis sebagai
berikut:
Stadium 1: kerusakan masih normal (GFR >90 mL/min/1.73 m2)
Stadium 2: ringan (GFR 60-89 mL/min/1.73 m2)
Stadium 3: sedang (GFR 30-59 mL/min/1.73 m2)
Stadium 4: gagal berat (GFR 15-29 mL/min/1.73 m2)
Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR