ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

I RPI2-JM I Kota Ternate I

06

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya
adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni (livable),
aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Permukiman merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia. Untuk itu Perintah wajib memberikan akses kepada
masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang laya huni, sejahtera, berbudaya,
dan berkeadilan sosial.
Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar
perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota,
serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan permukiman, diantaranya
adalah :
1. Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah
2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti
struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya
4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
5. Dalam penyusunan RPIJM mengacu pada Rencana Induk (Masterplan)
Pengembangan Permukiman.
6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi dalam
Pengembangan Permukiman.
7. Keterpaduan Pengembangan Permukiman dengan sektor lainnya dilaksanakan pada
setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan
pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam
perencanaan teknik.
8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia.
9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam Pengembangan
Perkotaan pada kota bersangkutan.
10. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun
swasta.
11. Kelembagaan dalam penyelenggaraan Pengembangan Permukiman
12. Investasi PS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal
pemulihan biaya.

13. Safeguard Sosial dan Lingkungan.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 1
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
6.1.1

Permukiman Prioritas Kota Ternate

Sebaran kawasan permukiman prioritas di Kota Ternate 4 (empat) kawasan
pengembangan yang termuat dalam dokumen SPPIP Kota Ternate yaitu sebagai berikut:
a. Kawasan Dodoku Mari (Benteng Orange dan Kawasan Kumuh Leleong), meliputi;
Kelurahan Gamalama, Kampung Makassar Timur, Soasio, Salero, Toboleu, Sangaji
dan Kelurahan Dufa-Dufa
b. Kawasan Kota Baru, meliputi; Kelurahan Fitu, Gambesi Sasa dan Kelurahan Jambula
c. Kawasan RTH (Land Mark Kota Ternate)
d. Kawasan Pulau Hiri, meliputi; Kelurahan Faudu, Tangolobe, Dorari Isa dan Kelurahan
Tomajiko
6.1.2


Isu Strategi, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan tantangan Pengembangan
Permukiman Kota Ternate

1. Isu Strategis
Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas pada
dasarnya merupakan kajian untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembangunan yang
telah dilaksanakan pada kawasan yang menjadi obyek dalam perumusan SPPIP Kota
Ternate. Kawasan yang dimaksud meliputi; Kawasan Dodoku Mari, Kawasan Kota Baru,
Kawasan RTH (Land Mark Kota Ternate) dan Kawasan Pulau Hiri. Kajian isu-isu
permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Ternate dapat dilihat pada penjelasan
Tabel di bawah ini.
Tabel.6.1 Isu-Isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kawasan Priotas Kota
Ternate
No
1

Kawasan
2


1

Kawasan Dodoku Mari

2

Kawasan Kota Baru

Isu-Isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
3
Pembauran fungsi kawasan mengakibatkan degradasi
fisik lingkungan
Dominasi kawasan kumuh yang tidak tertata dengan
baik
Partisipasi masyarakat rendah dan didominasi MBR
Konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang
Sistem drainase kawasan belum berfungsi optimal
Tingkat pelayanan air minum belum optimal
Sistem sanitasi lingkungan permukiman sangat buruk
Sistem transportasi belum tertata dengan baik

Kapasitas jaringan jalan belum optimal untuk
mendukung aksesibilitas dan mobilitas penduduk
Tingkat pencemaran lingkungan cukup tinggi
Volume timbulan sampah belum tertangani dengan baik
Pola perkembangan permukiman cenderung sporadis
Ketersediaan RTH belum memadai
KDB, KLB, GSB dan GSP belum tertata dengan baik
Didominasi lahan produktif
Kondisi kawasan belum tertata dengan baik
Ketersediaan sarana dan prasarana kawasan sangat
terbatas
Rawan konflik dalam penguasaan lahan

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 2
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

3


Kawasan Permukiman di
Sekitar RTH

4

Kawasan Pulau Hiri

Ketersediaan RTH sangat terbatas
Sistem infrastruktur kawasan belum tertangani secara
optimal
Pembauran fungsi kawasan mengakibatkan degradasi
fisik lingkungan
Dominasi kawasan kumuh yang tidak tertata dengan
baik
Partisipasi masyarakat rendah dan didominasi MBR
Konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang
Sistem drainase kawasan belum berfungsi optimal
Tingkat pelayanan air minum belum optimal
Sistem sanitasi lingkungan permukiman sangat buruk
Sistem transportasi belum tertata dengan baik

Kapasitas jaringan jalan belum optimal untuk
mendukung aksesibilitas dan mobilitas penduduk
Tingkat pencemaran lingkungan cukup tinggi
Volume timbulan sampah belum tertangani dengan baik
Pola perkembangan permukiman cenderung sporadis
Ketersediaan RTH belum memadai
KDB, KLB, GSB dan GSP belum tertata dengan baik
Tingkat pelayanan air minum sangat rendah dan belum
terjangkau oleh pelayanan PDAM
Infrastruktur kawasan sangat terbatas
Dominan orientasi pekerjaan masyarakat sebagai
nelayan
Kawasan ditetapkan sebagai daerah konservasi

Sumber : SPPIP Kota Ternate

2. Kondisi Eksisting dan Potensi
a. Kawasan Dodoku Mari
Potensi Kawasan Dodoku Mari, sebagai berikut:
 Aspek Fisik, kemiringan lereng ± 2 % dengan kondisi lahan relatif datar.

 Aspek Ekonomi, masyarakat pada umumnya bergerak di sektor informal dan
mendukung untuk pengembangan obyek wisata Kota Ternate.
 Aspek Sosial, masyarakat heterogen dimana dihuni oleh TNI, POLRI, pedagang kaki
lima, merekonstruksi struktur sosial masyarakat, mengondisikan stratifikasi sosial yang
berbeda dalam masyarakat serta (masyarakat heterogen).
 Aspek Investasi, akan diadakan relokasi penghuni yang ada didalam kawasan benteng
orange, khususnya pada perumahan TNI dan POLRI pada 2 (dua) lokasi dan di
identifikasi memerlukan penataan kembali kawasan serta dominan pendanaan yang
terselenggara melalui swadaya masyarakat.
 Aspek Pembiayaan, membutuhkan dukungan pendanaan Pemda dan Pusat dalam
penanganan sarana dan prasarana kawasan.
 Aspek Legalitas, lahan pada Kawasan berstatus tanah pemerintah dan sebagian telah
dibebaskan khususnya pada lokasi Rusunawa.
 Aspek sarana permukiman, memerlukan konsep penanganan (revitalisasi) kawasan,
dalam kerangka merefungsi kembali bangunan-bangunan vital sebagai kawasan
Heritage dan dominan diusahakan secara swadaya dan diusahakan oleh Pemda Kota
Ternate.
 Aspek prasarana permukiman, memerlukan dukungan pendanaan dalam kerangka
peremajaan dan vitalitas kawasan dan dominan dibiayai oleh Pemda Kota Ternate


Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 3
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
 Aspek partisipasi masyarakat, sangat mendukung dalam rangka pengembalian
kawasan sebagai salah satu situs sejarah (benteng orange) dan sangat rendah dalam
hal memelihara estetika lingkungan khususnya pada kawasan permukiman (kumuh
lelong).

b. Kawasan Kota Baru
Potensi Kawasan Kota Baru, sebagai berikut:
 Aspek Fisik, kemiringan lereng 2 – 15 % dengan kondisi lahan relatif datar hingga
bergelombang
 Aspek ekonomi, merupakan lahan perkebunan, pendidikan dan sektor informal
(existing) dan diperuntukkan untuk pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru
Kota Ternate.
 Aspek sosial, didominasi oleh penduduk pendatang dan penduduk lokal dengan
karakteristik masyarakat relatif heterogen dan merekonstruksi berlangsungnya proses
akulturasi budaya
 Aspek Investasi, infrastruktur dasar telah disiapkan oleh Pemda Kota Ternate dan

memerlukan dukungan investasi pemerintah pusat, swasta dan masyarakat.
 Aspek pembiayaan, memerlukan dukungan sumber dana Pemda dan Pusat serta
sumber dana lainnya.
 Aspek Legalitas, dominan lahan masih dikuasai oleh masyarakat.
 Aspek sarana permukiman, masih dominan diusahakan oleh PEMDA dan masyarakat.
 Aspek prasarana permukiman, pembiayaannya melalui Pemda Kota Ternate akan
tetapi masih sangat terbatas
 Aspek Partisipasi, masyarakat cukup tinggi dan mendukung pembangunan Kawasan
Kota Baru
c. Kawasan Permukiman Sekitar RTH
Potensi kawasan permukiman sekitar RTH, sebagai berikut:











Aspek Fisik, kemiringan lereng 0 - 2 % dengan kondisi lahan realatif datar
Aspek ekonomi, sebagai pusat kegiatan ekonomi Kota Ternate
Aspek sosial, wadah interaksi sosial masyarakat Kota Ternate
Aspek Investasi, simbol Kota Ternate
Aspek pembiayaan, dilaksanakan oleh pemda
Aspek Legalitas, lahan kawasan berstatus kepemilikan pemerintah Kota Ternate
Aspek sarana permukiman, RTH belum terpenuhi
Aspek prasarana permukiman, RTH untuk taman kota dalam proses pembenahan
Aspek Partisipasi, sangat mendukung keberadaan RTH sebagai paru-paru Kota
Ternate

d. Kawasan Pulau Hiri
Potensi Kawasan Pulau Hiri, sebagai berikut:
 Aspek Fisk, kemiringan lereng
bergelombang

2 – 15 % kondisi lahan relatif datar hingan

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 4
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
 Aspek ekonomi, umumnya masyarakat bergerak pada sektor perkebunan, pertanian
dan nelayan
 Aspek sosial, karakteristik masyarakat homogen
 Aspek Investasi, memungkinkan perkembangan pusat-pusat kegiatan baru untuk
mendukung produktivitas masyarakat
 Aspek pembiayaan, dilaksanakan oleh Pemda Kota, Propinsi dan Pusat
 Aspek Legalitas, penguasaan lahan oleh masyarakat dan pemda
 Aspek sarana permukiman, dilaksanakan melalui swadaya masyarakat dan Pemda
Kota Ternate.
 Aspek prasarana permukiman, dominan diusahakan oleh Pemda dan masyarakat
 Aspek Partisipasi, masyarakat mendukung dalam rangka pengembangan kawasan
(partisipasi masyarakat tinggi)
3. Kondisi Eksisting Perumahan
Karakteristik perumahan di Kota Ternate meliputi; rumah permanen dan semi permanen.
Fasilitas perumahan merupakan sarana pokok dalam membina keluarga, tempat hidup
dan aktivitas keseharian penduduk. Jumlah dan banyaknya rumah berdasarkan
kecamatan di sajikan dalam Tabel berikut.
Tabel .6.2 Jumlah Fasilitas Perumahan di Kota Ternate Dirinci Menurut Kecamatan
No Kecamatan
1
1
2

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Jumlah
(Unit)

2
3
4
Pulau Ternate
14.788
3.697
Moti
63.707
15.927
Pulau
Batang
3
45.487
11.372
Dua
4
Ternate Selatan
4.399
1.100
5
Ternate Tengah
2.463
616
6
Ternate Utara
52.083
13.021
7
Pulau Hiri
2.728
682
Total
185.655
46.415
Sumber : Kota Ternate Dalam Angka, 2010

Rumah Persentase
(%)
5
7,97
34,31
24,50
2,37
1,33
28,05
1,47
100,00

Dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah dan jenis fasilitas perumahan
terbanyak terdapat di Kecamatan Moti dengan jumlah 15.927 unit atau 34,31%.
Sedangkan jumlah fasilitas perumahan paling sedikit berada di Kecamatan Ternate
Tengah yaitu 616 unit atau 1,33%.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 5
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
4. Permasalahan
a. Kawasan Dodoku Mari
Permasalahan Kawasan Dodoku Mari, sebagai berikut:
 Aspek Fisik, pembauran fungsi kawasan mengakibatkan degradasi fisik lingkungan.
 Aspek Ekonomi, nilai ekonomis kawasan mengalami penurunan dan didominasi
masyarakat miskin kota.
 Aspek Sosial, relatif heterogen, rawan konflik sosial dan urban crame.
 Aspek Investasi, sangat terbatas dan memerlukan investasi tinggi.
 Aspek Pembiayaan, memerlukan keterpaduan pembiayaan.
 Aspek Legalitas, konflik dalam penguasaan lahan dan lahan permukiman masyarakat
sebagian menempati lahan ilegal.
 Aspek sarana permukiman, masih terbatas dan mengalami kerusakan serta
memerlukan refungsi kembali.
 Aspek prasarana permukiman, sangat terbatas dan memerlukan penataan infrastruktur
kawasan
 Aspek partisifasi masyarakat, sangat rendah dan tingginya konflik kepentingan.
b. Kawasan Kota Baru
Permasalahan Kawasan Kota Baru, sebagai berikut:
 Aspek Fisik, sebagian lahan merupakan areal produktif
 Aspek ekonomi, belum didukung dengan keberadaan pusat-pusat kegiatan ekonomi,
sehingga memerlukan pengendalian.
 Aspek sosial, dominasi dihuni oleh komunitas lokal Kota Ternate dengan sistem sosial
tertutup
 Aspek Investasi, sepenuhnya belum berkembang baik (dukungan investasi swasta,
pemerintah dan masyarakat).
 Aspek pembiayaan, memerlukan biaya cukup besar.
 Aspek Legalitas, memerlukan pengaturan, pengendalian dan pengaturan pengalihan
hak kepemilikan lahan.
 Aspek sarana permukiman, masih terbatas.
 Aspek prasarana permukiman, belum terpenuhi
 Aspek Partisipasi, memerlukan sosialisasi untuk pengembangan Kota Baru
c. Kawasan Permukiman Disekitar RTH
Permasalahan Kawasan Disekitar RTH, sebagai berikut:
 Aspek Fisik, pembauran fungsi dalam pemanfaatan ruang
 Aspek ekonomi, produktivitas ekonomi menurun
 Aspek sosial, didominasi pedagang kaki lima (PKL) dengan sistem sosial masyarakat
terbuka
 Aspek Investasi, belum berkembang untuk mendukung produktivitas ekonomi kawasan
 Aspek pembiayaan, belum di dukung oleh sumber pendanaan secara terpadu
 Aspek Legalitas, kepemilikan pemerintah dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
bergerak pada sektor informal
 Aspek sarana RTH belum memadai sebagai wadah interaksi masyarakat Kota Ternate

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 6
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
 Aspek prasarana RTH belum memadai berfungsinya RTH Kota Ternate
 Aspek Partisipasi, memerlukan penggalangan melalui sosialisasi
d. Kawasan Pulau Hiri
Permasalahan Kawasan Pulau Hiri, sebagai berikut:










Aspek Fisk, dominan merupakan lahan masyarakat
Aspek ekonomi, masyarakat belum berkembang
Aspek sosial, sistem sosial masyarakat relatif tertutup
Aspek Investasi, memerlukan investasi yang sangat besar
Aspek pembiayaan, memerlukan sumber dana yang sangat besar
Aspek Legalitas, dominan status kepemilikan lahan oleh masyarakat
Aspek sarana permukiman, belum mamadai.
Aspek prasarana permukiman, distribusi pelayanan air minum belum tersedia
Aspek Partisipasi, memerlukan penggalangan partisipasi masyarakat

6.1.3

Analisa Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman Prioritas Kota
Ternate

a. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk melihat kecenderungan perkembangan
penduduk untuk masing-masing kawasan prioritas permukiman dimasa yang akan
datang dan memperkirakan jumlah penduduk dalam kurun waktu 20 tahun ke depan
berdasarkan perkembangan jumlah penduduk saat ini. Berdasarkan data
perkembangan penduduk kawasan prioritas pembangunan permukiman selama 5
tahun, maka proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2031 diperkirakan akan
mencapai kurang lebih 63.839 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel .6.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Kota Ternate
No

Kawasan
Kelurahan
Prioritas

1

2

1

Dodoku
Mari

3
Gamalama
Makassar
Timur
Soasio
Salero
Toboleu
Sangaji
Dufa-Dufa

Jumlah
2

Kota
Baru

Jumlah
3
RTH

Fitu
Gambesi
Sasa
Jambula
Santiong

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
4
3.871

Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012

2016

2021

2026

2031

5
3.929

6
4.170

7
4.492

8
4.840

9
5.214

5.573

5.657

6.004

6.468

6.968

7.506

1.773
2.829
3.908
5.904
5.031
28.889
2.648
1.892
2.322
1.895
8.757
3.538

1.800
2.871
3.967
5.993
5.106
29.323
2.688
1.920
2.357
1.923
8.888
3.645

1.910
3.048
4.210
6.360
5.420
31.122
2.853
2.038
2.501
2.041
9.433
3.869

2.058
3.283
4.535
6.852
5.839
33.527
3.073
2.196
2.695
2.199
10.163
4.168

2.217
3.537
4.886
7.381
6.290
36.119
3.311
2.365
2.903
2.369
10.984
4.490

2.388
3.810
5.264
7.952
6.776
38.910
3.566
2.548
3.127
2.552
11.793
4.837

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 7
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
Kalumpang 3.987
7.525
Faudu
625
Tangolobe 379
4
Pulau Hiri
Dorari Isa
702
Tomajiko
410
Jumlah
2.116
Total
47.287
Sumber : SPPIP Kota Ternate

4.108
7.753
634
385
713
416
2.148
48.112

Jumlah

4.360
8.229
673
408
756
442
2.279
51.063

4.696
8.864
725
440
815
476
2.456
55.010

5.059
9.549
781
474
878
513
2.646
59.298

5.450
10.287
842
510
945
552
2.849
63.839

b. Fasilitas Perumahan
Fasilitas permukiman dan perumahan merupakan wadah bagi penduduk untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dan membina
keluarga. Penentuan jumlah fasilitas ini didasarkan pada kecenderungan jumlah
penduduk hasil proyeksi hingga akhir tahun perencanaan.
Tabel . 6.4 Kebutuhan Perumahan Berdasarkan Tipe Kavling di Kawasan Prioritas
Kota Ternate
N
o

Kawasan
Prioritas

1

2

1

Dodoku Mari

2

Kota Baru

3

RTH

4

Pulau Hiri

Kelurahan
3
Gamalama
Makassar
Timur
Soasio
Salero
Toboleu
Sangaji
Dufa-Dufa
Fitu
Gambesi
Sasa
Jambula
Santiong
Kalumpang
Faudu
Tangolobe
Dorari Isa
Tomajiko

Jumlah
Sumber : SPPIP Kota Ternate

4

Jumlah
Rumah
(Unit)
5

Luas
Kavelin
g (m2)
6

Luas
Lahan
(Ha)
7

Tipe A
Tipe B
Tipe C

778
2.335
4.669

135
120
108

10,50
28,02
50,43

Tipe A
Tipe B
Tipe C

236
708
1.415

135
120
108

3,19
8,50
15,28

Tipe A
Tipe B
Tipe C

206
617
1.234

135
120
108

2,78
7,40
13,33

Tipe A
Tipe B
Tipe C

57
171
342

135
120
108

0,77
2,05
3,69

Tipe
Kavling

12.768

145,94

Tabel tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan fasilitas permukiman di kawasan prioritas
hingga tahun 2031 membutuhkan kurang lebih sebanyak 12.768 unit. Dengan asumsi
masing-masing luas kapling pada tiap tipe rumah, maka lahan peruntukan fasilitas
permukiman hingga tahun 2031 menggunakan lahan seluas kurang lebih 145,94 Ha.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 8
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
Tabel .6.5 Peringkat Lokasi Kawasan Permukiman Prioritas Kota Ternate
No

Kawasan Permukiman

Nilai Prioritas

Peringkat

1

Kawasan Dodoku Mari

0.3910

1

2

Kawasan Kota Baru

0.2441

2

3

Kawasan Permukiman Disekitar
RTH

0.2308

3

4

Kawasan Pulau Hiri

0.1340

4

Jumlah

1.0000

Sumber : SPPIP Kota Ternate

Tabel . 6.6 Kebutuhan Perumahan Berdasarkan
Permukiman Prioritas Dodoku Mari
No
1

Kawasan
Permukima
n Prioritas
2

Luas
Kaveling
2
(m )
6

Luas
Lahan
(Ha)
7

Tipe
Kavling

3

4

Jumlah
Rumah
(Unit)
5

Tipe A

83

135

1,12

Tipe B

250

120

3,00

Tipe C

500

108

5,40

Jumlah

Makassar
Timur

833

Soasio

120

135

1,62

Tipe B

360

120

4,32

Tipe C

720

108

7,78

1.200

Salero

38

135

0,51

Tipe B

115

120

1,38

Tipe C

229

108

2,47

382

Toboleo

Jumlah
Sangaji

Konstruksi
8
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu

4,36

Tipe A

61

135

0,82

Tipe B

183

120

2,20

Tipe C

366

108

3,95

Jumlah

Kawasan

14,72

Tipe A

Jumlah

di

9,52

Tipe A

Jumlah

Dodoku
Mari

Kavling

Kelurahan

Gamalama

1

Tipe

610

Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu

6,97

Tipe A

84

135

1,13

Tipe B

253

120

3,04

Tipe C

505

108

5,45

Tipe A

842
127

135

9,62
1,71

Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 9
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
Tipe B

382

120

4,58

Tipe C

763

108

8,24

Jumlah

Dufa-Dufa

1.272

14,53

Tipe A

108

135

1,46

Tipe B

325

120

3,90

Tipe C

650

108

7,02

Jumlah
Total

Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu

1.083
6.222

Pasangan
Batu
Pasangan
Batu
Pasangan
Batu

12,38
70,10

Sumber : RPKPP Kota Ternate
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan fasilitas perumahan di kawasan
permukiman prioritas Dodoku Mari hingga tahun 2016 membutuhkan kurang lebih
sebanyak 6.222 unit. Dengan asumsi masing-masing luas kapling pada tiap tipe rumah,
maka peruntukan fasilitas perumahan hingga tahun 2016 menggunakan lahan seluas
kurang lebih 70,10 Ha.
Tabel .6.7 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang di Kawasan Permukiman Prioritas
Dodoku Mari
No

Fasilitas

Jenis Fasilitas (Unit)

Jumlah
(Unit)

1
A

2
Sarana Permukiman

3

3

1

2
3
4
5
6
7
B

1

2

Tipe A
Tipe B
Perumahan
Tipe C
Rusunawa
Perbaikan Permukiman Kumuh di Kelurahan
Makassar Timur
Perbaikan Permukiman Kumuh Nelayan di Kelurahan
Sangaji
Perbaikan Permukiman Kumuh Nelayan di Kelurahan
Dufa-Dufa
SD
Pendidikan
SLTP
Kesehatan
Puskeskel
Masjid
Peribadatan
Mushallah
Infrastruktur Permukiman
Jalan Reklamasi 2 Jalur (A)
Jalan Reklamasi (B)
Jalur Hijau Pemisah Jalan
Jalan
Jalan di Atas Kanal
Trotoar Tipe A
Trotoar Tipe B
Trotoar Tipe C
Drainase Sekunder Tipe 1
Drainase
Drainase Sekunder Tipe 2
Drainase Tersier

Kebutuhan
Ruang
(Ha)
4

621
1.868
3.733
4

8,37
22,42
40,31
1,00

-

-

-

-

-

-

2
1
3
2
2

0,54
0,27
0,36
0,06
0,06

-

1,88
0,89
0,21
0,04
0,24
0,29
0,36
0,60
1,53
0,06

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 10
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
3

Air Minum

4

Persampahan

5

Limbah

c

Fasilitas Pendukung

1

Taman

2

Anjungan

3

Kuliner

4
5

Kerajinan Tangan
Tempat Duduk

Talud
Air Minum (lt/hr)
Domestik
Non Domestik
TPS
TPA
Septik Tank

-

0,54

1.866.600
10.000
151
1

2
-

6.232

Taman
Restoran
Panggung Pegelaran
Dermaga Speed
Anjungan
Kuliner Tipe A
Kuliner Tipe B
Kuliner Tipe C
Pusat Kerajinan Tangan
Tempat Duduk

8
1
1
1
1
2
5
6
1 (2 Lantai)
1

0,77
0,03
0,004
0,14
0,68
0,49
0,47
0,45
0,23
0,99

Sumber : RPKPP Kota Ternate

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 11
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.1 : Peta Master Plan Dodoku Mari

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 12
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.2 : Peta Konsep Makro Kawasan Priorotas

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 13
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.3 : Peta strategi mikro kawasan prioritas segmen 1

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 14
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.4 : Peta strategi mikro kawasan prioritas segmen 2

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 15
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.5 : Peta strategi mikro kawasan prioritas segmen 3

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 16
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.6 : Peta strategi penanganan kawasan prioritas

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 17
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.7 : Peta program pembangunan kawasan prioritas segmen 1

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 18
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.8 : Peta program pembangunan kawasan prioritas segmen 2

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 19
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I

Gambar 6.9 : Peta program pembangunan kawasan prioritas segmen 3

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 20
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
6.1.4

Rencana Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman Kota Ternate

Rencana pengembangan kawasan permukiman Kota Ternate disusun berdasarkan
kondisi fisik perkotaan dan rencana penataan permukiman. Pengembangan permukiman
merupakan implementasi sarana dan prasarana kawasan permukiman yang layak baik
dari sisi fisik lingkungan maupun social budaya masyarakat. (RTRW Kota Ternate)
Rencana pengembangan Kawasan peruntukan perumahan/Permukiman di
Kota Ternate seluas 1.508,25 ha, yang terdiri dari :
1)

Perumahan/Permukiman berkepadatan tinggi (Kepadatan > 60 Unit
rumah /Ha)
Perumahan dan permukiman berkepadatan tinggi terdapat di pusat
kota yang merupakan kawasan perumahan perkotaan dengan pola kegiatan
perekonomian yang dominan adalah sektor perdagangan modern, serta
tersedia pusat pelayanan pemerintahan dan fasilitas pelayanan umum skala
kota. Perumahan kawasan pusat kota merupakan perumahan padat serta
memiliki kelengkapan fasilitas dan utilitas. Perumahan dengan kepadatan
tinggi di Kota Ternate tersebar di kelurahan dalam Kecamatan Ternate Utara,
Ternate Tengah dan Ternate Selatan.
Perumahan dan permukiman berkepadatan tinggi lainnya yang
cenderung kumuh dan minim fasilitas umum, dapat dijumpai di
beberapa lokasi di Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah dan
Ternate Selatan. Kawasan ini tersebar khususnya pada bagian pesisir
pantai dari kelurahan-kelurahan seperti Mangga Dua, Mangga Dua Utara,
Toboko, Bastiong Karance, Bastiong Talangame, Kayu Merah, Kalumata,
Makassar Timur, Soasio, Salero, Kasturian, Sangaji dan kelurahan Dufadufa . Kepadatan pada kawsan-kawsan ini berkisar antara 60-143 unit
rumah/Ha (RTRW Kota Ternate, 2012)
Pada kawasan permukiman berkepadatan bangunan tinggi yang
cenderung kumuh, tentu saja tidak dapat serta merta dilakukan
pembongkaran, tetapi harus ditempuh cara yang lebih arif, antara lain :
a. Dilakukan pembinaan terhadap aspek penyehatan lingkungan perumahan
dan permukiman, untuk menghindari atau mencegah terjadinya proses
kekumuhan kawasan. Program yang dilakukan misalnya dalam bentuk KIP
(Kampung Improvement Program), pendekatan dengan metode Tri Daya
(pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan infrastruktur), PNPM Mandiri
serta peremajaan kawasan atau sejenisnya
b. Pengendalian terhadap aspek KDB (Koefisien Dasar Bangunan), dimana
dilakukan pengawasan terhadap upaya perluasan bangunan secara
horisontal agar tidak menambah tingkat kepadatan, sebaliknya diarahkan
pembangunan secara vertikal misalnya dengan pembangunan Rumah
Susun Sewa (RUSUNAWA) dan Rumah Susun Milik (RUSUNAMI).
c. Penetapan Kawasan permukiman kumuh di Kota Ternate melalui Surat
Keputusan Walikota berdasarkan hasil survey konprehensip.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota VI - 21
Bidang Cipta Karya - Termasuk KSN - 2014

I RPI2-JM I Kota Ternate I
d. Dilakukan pengkajian yang lebih mendetail yaitu melalui penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) kawasan permukiman kumuh.
e. Memaksimalkan daya tampung lahan efektif yang masih tersisa pada
kelurahan-kelurahan lain.
2)

perumahan dan permukiman berkepadatan sedang
rumah/Ha)

(30 - 60Unit

Lingkungan perumahan dan permukiman berkepadatan sedang
tersebar pada seluruh kecamatan di Kota Ternate. Untuk kecamatan Ternate
Utara, Tengah dan kecamatan Ternate Selatan dapat dijumpai pada kawasan
yang terletak bagian atas dengan tingkat kemiringan lereng 15% hingga 25%.
Untuk kecamatan pulau Ternate.
Rencana pengembangan perumahan berkepadatan sedang di Kota
Ternate yaitu :
 Pengembangan kawasan Kota Baru sebagai pusat pertumbuhan baru
wilayah kota, kedepan akan menjadi andalan lokasi pengembangan
perumahan dan permukiman skala menengah / besar yang dikembangkan
dalam bentuk pembangunan perumahan terencana dengan pola real
estate ataupun Lisiba BS, Rusunawa / Rusunami. Pengembangan
kawasan kota baru meliputi kelurahan Fitu, Gambesi, Sasa dan Jambula
serta kawasan pendukung di kelurahan Kastela, Rua dan kelurahan
Foramadiahi. Konsep real etate yang di gunakan yaitu dengan tipe
perumahan terjangkau serta dapat dimiliki sepenuhnya oleh masyarakat,
guna pemenuhan kebutuhan perumahan perkotaan.
 Pengembangan perumahan swadaya masyarakat dalam artian di bangun
oleh masyarakat sendiri dengan mengacu pada KDB dan KLB yang telah
ditetapkan.
3)

Perumahan berkepadatan Rendah (