KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA DALAM RANAH AGAMA BUDHA DI KOTAMADYA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Oleh:
Yudha Hening Pinandhito
091224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Oleh:
Yudha Hening Pinandhito
091224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BNRBAHASA
I'ALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
njana Rahardi,
Dosen Pembimbing
-r__/
r'
karta,29 Agustus 2014
II
/'
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIKDAN PRAGMATIK BERBA}IASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DT
KOTAMADYA YOGTAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yudha Hening Pinandhito
NIM:091224032
Panitia Penguji
2AW
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
Falorltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
llt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku Bambang Haryanto dan Meta Santi Suprihandini yang
tak pernah lelah memberiku semangat, kasih sayang dan doanya untuk
segera menuntaskan studi.
Adikku tercinta Agenda Yudha Samudra.
Juga untuk sahabat-sahabatku Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2009
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Keep in mind that your own resolution to succeed is more important than
anything else”
(Ingatlah selalu bahwa tekad anda untuk sukses adalah jauh lebih penting
daripada hal-hal yang lain)
Abraham Lincoln
Hidup itu simple dan praktis yakni dengan melakukan suatu hal dengan
keyakinan, dan tidak akan pernah menyesali apa yang telah terjadi
“Selama kau menemukan teman sejati. Kau juga akan menemukan
kedamaian dalam hatimu”
Penulis
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini
tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Agustus 201 4
Penulis
@
Yudha Hening Pinandhito
V1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yudha Hening Pinandhito
NIM
:09T224032
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA DALAM
RANAH AGAMA BUDHA DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Agustus 20 14
Yang menyatakan
/€_
i /)z'-
(Yudha Hening Pinandhito)
vil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Pinandhito, Yudha Hening. 2014. Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik
Berbahasa dalam Ranah Agama Budha di Kotamadya Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta : PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Penekitian ini mengkaji ketidaksantunan linguistik dan pragmatik dalam
ranah agama Budha di Kotamadya Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah (1)
Mendeskripsikan wujud ketidaksantuan linguistik dan pragmatik berbahasa yang
digunakan pemuka agama Budha dengan umatnya dan antarumat agama Budha di
wilayah Kotamadya Yogyakarta, (2) Mendeskripsikan wujud penanda
ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan pemuka
agama Budha dengan umatnya dan antarumat agama Budha di wilayah
Kotamadya Yogyakarta, dan (3) Mendeskripsikan maksud ketidaksantunan
linguistik dan pragmatik yang dimiliki oleh pemuka agama Budha dengan
umatnya dan antarumat agama Budha dalam berkomunikasi di wilayah
Kotamadya Yogyakarta.
Jenis penelitian ini ialah penelitian deskripsi kualitatif. Data penelitian
berupa tuturan lisan antara pemuka agama dengan umat dan umat dengan umat
dengan aktifitas keagamannya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
petunjuk wawancara berupa daftar pertanyaan, pancingan, daftar kasus, dan
blangko pengamatan dengan bekal teori ketidaksantunan berbahasa. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak, yakni berupa metode
catat dan rekam. Analisis data yang dipakai adalah metoode kontekstual.
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini adalah pertama wujud
ketidaksantunan linguistik berupa tuturan lisan tidak santun yang termasuk dalam
(1) kategori melecehkan muka dengan subkategori menyindir, menegaskan,
mengejek, memperingatkan, menegur, menasehati; (2) kategori menghilangkan
muka dengan subkategori mengejek, dan memperingatkan; (3) kategori melanggar
norma dengan subkategori mengaskan, mengejek, dan menyinggung; (4) kategori
kesembronoan dengan subkategori memerintah; dan (5) kategori mengancam
muka sepihak dengan subkategori mengejek, menyindir, menegaskan, dan
menyinggung. Kedua, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang
ditandai dengan nada, tekanan, intonasi, dan diksi, sedangkan penanda
ketidaksantuan pragmatik diatandai berdasarkan pada uraian konteks yang
mencangkup tentang penutur dan mitra tutur, situasi ketika bertutur, tujuan
tuturan, waktu dan tempat ketika bertutur, serta tindak verbal dan tindak perlokusi
dari tuturan. Ketiga, maksud tuturan tidak santun yang dilakukan oleh penutur,
yaitu bercanda, memotivasi, kebal, asal bicara, ketidaksetujuan, protes,
membalikan keadaan, menuduh, menyombongkan diri, dan menyarankan.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Pinandhito, Yudha Hening. 2014. Impolite Utterance of Linguistic and Pragmatic Inside
Budha Religion Around Yogyakarta Municipality Region. Skripsi. Yogyakarta : PBSI,
JPBS, FKIP, USD.
This research discussing about the impolite utterance of linguistic and pragmatic inside
Budha Religion around municipality region of Yogyakarta. The purposes of this research are: (1)
describing the forms of linguistic and pragmatic impolite utterance , (2) describing the signal of
linguistic and pragmatic impolite utterance, and (3) describing the intention of using impolite
form of language that cause people using impolite language inside Budha Religion in
municipality region of Yogyakarta.
This study applies descriptive and qualitative study. The source data of this study is the
impolite conversations that used by the clergymen and the communities of Budhist around
Yogyakarta region. The instruments that used in this study are interview guidelines, cross
question, case list and an observation handout with the impoliteness in language theory. The
method that used to collect the data is attentive method, gathering the data by taking note and
record. The researcher use contextual method to analyze the data.
Based from the purpose of this research, the conclusions of this research are: first the
linguistics impoliteness form can be seen from the spoken language, it is consisted of (1) faceaggravate where expectation, sick over, joking, luring, informing, and counseling as its
subcategories. (2) Face-loss category where joking, expectation, reminding, informing, refusing,
sick over, counseling and command as its subcategories. (3) Disobeying norms where
confirming, mocking, and hurting others feeling as its subcategories. (4) Face-gratuitous where
category joking, luring, prohibit, and counseling as its subcategories. (5) Face-threaten category
where counseling, reminding, informing, joking, scolding, sick over, refusing, and offering as its
subcategories. Second the sign of linguistic impoliteness can be observed based on tone, stress,
intonation, and diction. The sign of pragmatic impoliteness can be observed based on the context
consists of speaker, receiver, situation, condition, verbal act, perlocutionary act and purpose of
speech. Third the intention of impoliteness are motivating, sick over, talk unwisely,
disagreement, objection, countering the situation, accusing, boasting and suggesting.
.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkah dan kehendak-Nya, skripsi yang berjudul Ketidaksantunan Linguistik dan
Pragmatik dalam Ranah Agama Budha di Kotamadya Yogyakarta dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dalam kurikulum Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
(PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil karena bantuan dan dukungan
dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M,Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, menasehati, dan memotivasi penulis selama proses penyusunan
skripsi ini hingga dapat terselesaikan secara baik.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan
pendampingan, memotivasi dan pengajaran yang bermanfaat bagi penulis
selama proses awal perkuliahan sampai selesai.
6. R. Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan ramah
dan sabar memberikan informasi mengenai pelayanan administratif kepada
penulis dalam menyelesaikan berbagi urusan admistrasi.
7. Bapak Solichun, selaku tokoh penting yang membantu penulis untuk
mendapatkan data pada penulisan skripsi ini dan seluruh umat Budha beserta
staf di Vihara Buddha Prabha dan Vihara Vidyaloka.
8. Bapak Bambang Haryanto dan Ibu Meta Santi Suprihandini, selaku orang tua
penulis, serta Agenda Yudha Samudra, selaku adik penulis yang telah
memberikan dukungan kepercayaan, sprititual, dan kasih sayang seutuhnya.
9. Yustina Cantika Advensia, Vinensia Wijati Rarasati Handayani, Yustinus
Kurniawan, dan Danang Istianto yang berjuang bersama, berkeluh kesah,
berbagi ilmu dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Ambrosius Bambang Sumarwanto, S.Pd., Dedy Setyo Herutomo, S.Pd.,
Nuridang Fitra Nagara, S.Pd., Ade Henta Hermawan, Fabianus Angga
Renato, Ignatius Satrio Nugroho, S.Pd., Jati Kurniawan, S.Pd., Reinardus
Aldo Agassi, S.Pd., Yohanes Marwan, S.Pd., Prima Ibnu Wijaya, S.Pd.,
Rosalia Anik Setyorini, S.Pd., Valentina Tris Marwanti, S.Pd., Agatha
Wahyu Wigati, S.Pd., Clara Dhika Ninda Natalia, S.Pd., Katarina Yulita
Simanulang, S.Pd., Asteria Ekaristi, S.Pd., Martha Ria Hanesti, S.Pd.,
Elizabeth Ratih Handayani, S.Pd., Theresia Banik Putriana, S.Pd., dan semua
sahabat yang telah memberikan berbagai bantuan, motivasi, senyuman dan
semangat untuk penulis
11. Robertus Adi Hermawan Pradipta, S.Kom., Bernadus Purnawan, S.Pd., Eko
Sularsono, S,Kom., selaku keluarga baru yang mampu memberikan berbagai
inspirasi.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna secara
seutuhnya karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi sumber pencerahan untuk
menyusun skripsi selanjutnya.
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
Penulis
Yudha Hening Pinandhito
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
1.5 Batasan Istilah ........................................................................................... 10
1.6 Sistematika Penelitian ................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 13
2.2 Pragmatik ................................................................................................... 19
2.3 Objek Kajian Pragmatik ............................................................................. 21
2.3.1 Praanggapan ..................................................................................... 21
2.3.2 Tindak Tutur .................................................................................... 22
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.3.3 Implikatur ......................................................................................... 24
2.3.4 Deiksis .............................................................................................. 26
2.3.5 Kesantunan ....................................................................................... 29
2.3.6 Ketidaksantunan .............................................................................. 32
2.4 Teori-teori Ketidaksantunan ...................................................................... 33
2.4.1 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Locher .............................................................................................. 34
2.4.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Bousfield .......................................................................................... 35
2.4.3 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Culpeper........................................................................................... 37
2.4.4 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Terkourafi ........................................................................................ 38
2.4.5 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Locher and Watt .............................................................................. 40
2.5 Konteks ...................................................................................................... 43
2.6 Unsur Segmental ........................................................................................ 50
2.6.1 Diksi ................................................................................................. 50
2.6.2 Kategori Fatis ................................................................................... 57
2.7 Unsur Suprasegmental ............................................................................... 59
2.7.1 Tekanan ............................................................................................ 59
2.7.2 Intonasi ............................................................................................. 60
2.7.3 Nada ................................................................................................. 60
2.8 Maksud Tuturan ......................................................................................... 61
2.9 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 67
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 67
3.2 Subjek Penelitian........................................................................................ 68
3.3 Sumber Data ............................................................................................... 68
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 69
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 71
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 72
3.6.1 Metode dan Teknis Analisis Data secara Linguistik ....................... 73
3.6.2 Metode dan Teknis Analisis Data secara Pragmatik ....................... 73
3.7 Sajian Hasil Analisis Data .......................................................................... 74
3.8 Triangulasi Data ......................................................................................... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 76
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 76
4.2 Analisis Data .............................................................................................. 83
4.2.1 Wujud, Penanda, dan Maksud Ketidaksantunan Linguistik
dan Pragmatik .................................................................................. 83
4.2.1.1 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka .................... 85
4.2.1.1.1 Subkategori Menyindir ......................................... 85
4.2.1.1.2 Subkategori Menegaskan ...................................... 97
4.2.1.1.3 Subkategori Mengejek .......................................... 105
4.2.1.1.4 Subkategori Memperingatkan ............................... 114
4.2.1.1.5 Subkategori Menegur............................................ 116
4.2.1.1.6 Subkategori Menasehati........................................ 120
4.2.1.1.7 Subkategori Memerintah ...................................... 124
4.2.1.1.8 Subkategori Berprasangka .................................... 128
4.2.1.2 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan Muka ............... 131
4.2.1.2.1 Subkategori Mengejek .......................................... 131
4.2.1.2.2 Subkategori Memperingatkan ............................... 135
4.2.1.2.3 Subkategori Menasehati........................................ 137
4.2.1.2.4 Subkategori Membantah ....................................... 139
4.2.1.3 Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma .................... 142
4.2.1.3.1 Subkategori Menegaskan ...................................... 142
4.2.1.3.2 Subkategori Mengejek .......................................... 144
4.2.1.3.3 Subkategori Menyinggung.................................... 148
4.2.1.4 Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan Konflik .............. 150
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.2.1.4.1 Subkategori Memerintah ...................................... 150
4.2.1.5 Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka Sepihak ...... 154
4.2.1.5.1 Subkategori Mengejek .......................................... 154
4.2.1.5.2 Subkategori Menyindir ......................................... 160
4.2.1.5.3 Subkategori Menegaskan ...................................... 168
4.2.1.5.4 Subkategori Menyinggung.................................... 172
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 173
4.3.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ......................... 174
4.3.2 Penanda Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ...................... 182
4.3.2.1 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka .................... 182
4.3.2.2 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan
Muka .................................................................................... 197
4.3.2.3 Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma ..................... 201
4.3.2.4 Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan
Konflik ................................................................................. 207
4.3.2.5 Penanda Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka
Sepihak ................................................................................ 210
4.3.3 Maksud Ketidaksantunan ................................................................. 216
4.3.3.1 Maksud Bercanda ................................................................ 216
4.3.3.2 Maksud Memotivasi ............................................................ 219
4.3.3.3 Maksud Kesal ...................................................................... 220
4.3.3.4 Maksud Asal Bicara............................................................. 223
4.3.3.5 Maksud Ketidaksetujuan ..................................................... 225
4.3.3.6 Maksud Protes ..................................................................... 227
4.3.3.7 Maksud Membalikkan Keadaan .......................................... 229
4.3.3.8 Maksud Menuduh ................................................................ 230
4.3.3.9 Maksud Menyombongkan Diri ............................................ 231
4.3.3.10 Maksud Menyarankan ....................................................... 232
4.4 Karakteristik Subkategori (Pembeda Makna Tuturan) .............................. 232
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 256
5.1 Simpulan .................................................................................................... 256
5.1.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ......................... 256
5.1.2 Penanda Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ...................... 258
5.1.3 Maksud Ketidaksantunan Penutur .................................................. 262
5.2 Saran ........................................................................................................... 263
5.2.1 Bagi Penelitian Lanjutan .................................................................. 263
5.2.2 Bagi Pemeluk Agama....................................................................... 264
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Hal.
Bagan 1 Kerangka Berpikir
63
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 Jumlah Data Tuturan berdasarkan Kategori
Ketidaksantunan ................................................................................. 76
Tabel 2 Kategori Melecehkan Muka ................................................................ 77
Tabel 3 Kategori Menghilangkan Muka .......................................................... 79
Tabel 4 Kategori Melanggar Norma ................................................................ 80
Tabel 5 Kategori Menimbulkan Konflik .......................................................... 81
Tabel 6 Kategori Mengancam Muka Sepihak .................................................. 81
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Latar
belakang masalah berisi tentang uraian yang menjadi masalah penelitian dan
terkait dengan judul serta alasan mengenai penelitian perlu dilakukan.
Rumusan masalah terdiri atas rumusan secara kongkrit tentang masalah yang
terdapat dalam penelitian, serta disusun dalam bentuk pertanyaan yang
dilandasi pemikiran teoritis yang kebenarannya perlu dibuktikan. Tujuan
penelitian merupakan hasil yang akan dicapai dan merujuk pada hasil yang
akan diperoleh dari maksud penelitian. Manfaat penelitian adalah nilai guna
suatu penelitian untuk berbagai bidang sehingga dapat dijadikan menjadi acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya. Sistematika penyajian merupakan
struktur atau kerangka suatu penelitian akan dipaparkan serta dibahas secara
mendalam.
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak dapat hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan
dirinya sendiri. Untuk bersosialisasi, manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan lingkungan sosial dengan sesamanya untuk menyempurnakan
serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan demi kelangsungan hidup
sejenisnya. Proses sosialisasi, berinteraksi dan bekerja sama antara manusia
dan sesamanya membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
melalui bahasa memungkinkan setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan fisik dan sosialnya serta untuk mempelajari kebiasaan, kebudayaan,
adat istiadat serta latar belakang masing – masing. Dalam berkomunikasi
penggunaan bahasa diperlukan penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam bahasa
dengan faktor–faktor penentu tindak komunikatif yaitu (1) siapa yang
berbahasa dengan siapa, (2) untuk tujuan apa, (3) dalam situasi apa, (4) dalam
konteks apa, (5) jalur mana, (6) media apa, (7) dan peristiwa apa. Adapun ilmu
untuk mempelajari bahasa adalah
linguistik. Linguistiklah yang mengkaji
unsur-unsur bahasa serta hubungan-hubungan unsur itu dalam memenuhi
fungsinya sebagai alat perhubungan antarmanusia (Nababan, 1984:1). Para
linguis biasanya memberikan batasan tentang bahasa sebagai suatu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat untuk berinteraksi serta mengidentifikasikan diri (Chaer, 1994:56).
Di sisi lain setiap sistem dan lambang bahasa menyiratkan bahwa setiap
lambang bahasa, baik kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana selalu memiliki
makna tertentu, yang bisa saja berubah pada saat dan situasi tertentu, maupun
tidak berubah sama sekali. Sebagai ilmu bahasa linguistik yang memiliki
beberapa bidang-bidang cabang ilmu diantaranya fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, dan, pragmatik. Secara universal, linguistik menganalisis
bahasa mengenai aspek yang berhubungan dengan struktur kebahasaannya
(fonologi, morfologi, sintaksis, semantik).
Biasanya tidak banyak orang yang mempermasalahkan bagaimana
bahasa dapat digunakan sebagai media berkomunikasi yang efektif, sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
sebagai akibatnya penutur sebuah bahasa sering mengalami kesalahpahaman
dalam suasana dan konteks tuturannya. Salah satu cara untuk mengetahui
tentang hal itu adalah melalui sudut pandang pragmatik. Pragmatik adalah studi
bahasa tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentukbentuk itu (Yule 2006;5). Hal ini dipaparkan Levinson (1983) via Nugroho
(2009;199) menjelaskan kurang lebih tujuh pengertian pragmatik. Salah
satunya adalah “Pragmatics is the study of the relation between language and
context that are basic to an account of language understanding”. Pengertian
ini menunjukkan bahwa untuk memahami makna bahasa orang seorang
penutur dituntut untuk tidak saja mengetahui makna kata dan hubungan
gramatikal antarkata tersebut tetapi juga menarik kesimpulan yang akan
menghubungkan apa yang dikatakan dengan apa yang diasumsikan, atau apa
yang telah dikatakan sebelumnya.
Ada dua hal penting yang perlu dicermati dari pengertian pragmatik di
atas, yaitu penggunaan bahasa dan konteks tuturan. Hal itulah yang dikaji
sebagai objek utama dalam pragmatik. Itulah yang membedakan pragmatik
dengan ilmu yang lainnya termasuk linguistik. Apabila pada analisis linguistik
struktur lebih menekankan pada hubungan dengan struktur kebahasaannya
(fonologi, morfologi, sintaksis, semantik), sedangkan pragmatik mengacu pada
kajian penggunaan bahasa yang berdasarkan pada konteks tuturan. Oleh karena
itu, hubungan ataupun relasi antara kajian linguistik dan pragmatik akan
berdampak pada kejelasan maksud penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Sejauh ini, pragmatik juga menelusuri lebih dalam mengenai kesantunan
maupun
ketidaksantunan.
Pembahasan
mengenai
kesantunan
dan
ketidaksantunan memungkinkan antara penutur maupun mitra tutur dapat
berinteraksi maupun berkomunikasi secara nyaman maupun tidak merugikan
kedua belah pihak. Pada saat ini banyak peneliti yang sudah mengupas
mengenai kesantunan berbahasa, namun untuk ketidaksantunan berbahasa
masih sangat jarang peminatnya. Hal ini akan menimbulkan ketimpangan
antara pembelajaran kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa. Kesantunan
berbahasa ditunjukkan dari penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan,
santun, teratur, sistematis, jelas dan lugas sehingga dapat mencerminkan
pribadi yang baik dan mampu menempatkan konteks tuturan yang akan
disampaikan oleh penuturnya. Ketidaksantunan harus dilihat sebagai penilaian
perilaku seseorang dan bukan kualitas intrinsik tuturan (Mills 2003:122).
Berdasarkan
hal
tersebut,
baik
kesantunan
maupun
ketidaksantunan
dipertimbangkan oleh peran stereotip kelas, gender, dan ras atau etnik dalam
menilai ketidaksantunan pada sebuah komunitas praktis tertentu.
Bahasa memiliki fungsi kemasyarakatan.
Klasifikasi bahasa dibagi
menjadi dua, yakni (1) yang berdasarkan ruang lingkup dan (2) yang
berdasarkan pemakaiannya. dalam klasifikasi yang kedua dijelaskan bahwa
fungsi bahasa berdasarkan pemakaiannya masih diklasifikasikan kembali, yaitu
bahasa resmi, bahasa pendidikan, dan bahasa agama (Nababan, 1984:40).
Berkaitan dengan klasifikasi tersebut, penelitian ini akan mengkaji penggunaan
bahasa, khususnya ketidaksantunan pada ranah agama. Sebelumnya, berkaitan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
antara manusia dan penggunaan bahasa (ketidaksantunan) dalam ranah agama
memiliki skema korelasi yang saling berkaitan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai hubungan manusia
dengan penggunaan bahasa, telah tersaji secara sekilas. Manusia tidak dapat
terpisahkan dari moralitas yang dimiliki oleh agama. Hal tersebut yang
menyebabkan agama memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat
untuk berinteraksi maupun berkomunikasi.
Dapat dikatakan bahwa bahasa menempati posisi tengah di antara kedua
pihak, baik Tuhan dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia
dengan sesamanya sebagai makhluk beragama. Sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang dikarunia akal, perasaan, moralitas, dan memeluk agama yang
menjadi landasan manusia untuk bertindak maupun berperilaku, sudah
sewajarnya mempergunakan tuturan secara santun. Hal tersebut juga sudah
menjadi kaidah tersendiri bagi manusia berkaitan dengan moralitas yang
diperintahkan oleh Tuhan. Itulah yang menjadikan salah satu landasan
mengapa kesantunan menjadi peran sentral dalam kegiatan berkomunikasi dan
berinteraksi. Kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa ini timbul, karena
sampai berapa jauh agama dan nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dan
berpengaruh atas eksistensial dan operasi masyarakat (Hendropuspito, 1983:9).
Secara lebih kongkret, sampai berapa jauh agama dan nilai-nilai kepercayaan
mempengaruhi
pembentukan
kepribadiaan
pemeluk-pemeluknya
dalam
kaitannya dengan penggunaan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Perlu kita
ketahui bahasa digunakan dalam komunikasi massa (lingkungan masyarakat).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Bahasa juga digunakan salah satunya dalam lingkungan masyarakat beragama
untuk saling berkomunikasi. Komunikasi tersebut dapat terjalin antara pemuka
agama dengan sesama pemuka agama, antara pemuka agama dengan umatnya
dan antara sesama umat beragama. Komunikasi pun dapat terlaksana saat acara
ibadah keagamaan, diskusi, dialog maupun sarasehan sehubungan dengan
kegiatan keagamaan.
Hal ini menjadi sesuatu yang ironis dalam kehidupan majemuk umat
beragama di Indonesia. Dalam fenomena yang dihadapi, masih banyaknya
seseorang yang kurang santun dalam konteks beragama, antara satu keyakinan
maupun berbeda keyakinan. Ketidaksantunan tersebut terjadi karena berbagai
alasan yaitu adanya kedekatan antar seseorang, kebiasaan berbahasa tidak
santun, latar belakang keluarga, kurang adanya pengetahuan mengenai bahasa
yang santun, bahkan bahasa tidak santun digunakan untuk bersosialisasi antar
kelompok tertentu.
Dalam meneliti mengenai ketidaksantunan tuturan dalam ranah agama,
peneliti mengambil objek kajian agama Budha. Kita mengetahui bahwa agama
Budha merupakan agama bukanlah agama baru. Ratusan Tahun yang silam
agama ini pernah menjadi pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia
tepatnya pada zaman kerajaan Sriwijaya, kerajaan Maratam Purba dan
keprabuan Majapahit. Dalam perkembangannya sampai saat ini pasti terdapat
berbagai kemungkinan tuturan-tuturan yang muncul antara pemuka agama
Budha (Bhikhu/ Bhikshu) atau umatnya. Kaitannya dengan pemuka agama
sebagai pusat teladan umatnya, hal tersebut berarti dari segi sikap, perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
bahkan dari segi berbahasanya, seharusnya seorang pemuka agama memiliki
kesantunan, karena pemuka agama akan menjadi sorotan perhatian dan simbol
teladan umatnya. Tidak hanya menyoroti cara berbahasa seorang pemuka
agama, tetapi sebagai umat beragama yang meyakini adanya nilai-nilai untuk
tidak menyakiti orang lain, salah satunya melalui tuturan maka seorang umat
yang beragama juga seharusnya memperhatikan cara bertutur dengan santun.
Pada fenomena sesungguhnya ditemukan tuturan yang tidak santun oleh umat.
Contoh tuturannya “opo yo betah dadi biksu ora tau mangan iwak-iwakan?”,
“apa ya betah menjadi biksu tidak pernah makan daging-dagingan” tuturan
tersebut diucapkan oleh seorang umat dan hal tersebut terasa kurang santun
dalam konteks berkomunikasi secara baik dan benar.
Penelitian ini berkaitan dengan ketidaksantunan berbahasa dalam ranah
keagamaan. Lebih spesifik penelitian ini mengambil sampel pada ranah agama
Budha di lingkup Kotamadya Yogyakarta karena di wilayah Kotamadya
Yogyakarta
ditemukan
keanekaragaman
agama
yang
dianut
oleh
masyarakatnya. Keanekaragaman agama itulah yang memberikan ruang agar
penelitian ini dapat terlaksana. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik pemeluk agama Budha di Kota Yogyakarta pada tahun 20112012 sebesar 0,42 % dari total penduduk Kota Yogyakarta (BPS, 2012:16).
Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti mencoba untuk mengkaji mengenai
tuturan-tururan ketidaksantunan kebahasaan yang digunakan pemuka agama
dan umatnya, khususnya agama Budha di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti di atas, maka permasalahan
utama penelitian ini adalah bagaimana manifestasi ketidaksantunan linguistik
dan pragmatik berbahasa dalam ranah agama Budha di wilayah Kotamadya
Yogyakarta. Selanjutnya secara terperinci masalah-masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini meliputi:
a. Wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik apa sajakah yang
digunakan antara pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha
dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha di wilayah
Kotamadya Yogyakarta?
b. Wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa
sajakah yang digunakan oleh pemuka agama Budha dengan umatnya,
umat Budha dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha
di wilayah Kotamadya Yogyakarta?
c. Apa maksud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang dimiliki oleh
pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha dengan pemuka
agama Budha, dan antarumat agama Budha dalam berkomunikasi di
wilayah Kotamadya Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah seperti di atas, maka tujuan utama
penelitian ini adalah mendeskripsikan manifestasi ketidaksantunan linguistik
dan pragmatik berbahasa dalam ranah agama Budha di wilayah Kotamadya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Yogyakarta. Selanjutnya, tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik
berbahasa yang digunakan pemuka agama Budha dengan umatnya, umat
Budha dengan pemuka agama Budha, dan dan antarumat agama Budha di
wilayah Kotamadya Yogyakarta.
b. Mendeskripsikan
wujud
penanda
ketidaksantunan
linguistik
dan
pragmatik berbahasa yang digunakan pemuka agama Budha dengan
umatnya, umat Budha dengan pemuka agama Budha, dan antarumat
agama Budha di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
c. Mendeskripsikan maksud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang
dimiliki oleh pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha
dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha dalam
berkomunikasi di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ketidaksantunan berbahasa dalam ranah agama ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat
yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian yaitu:
a.
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperluas kajian serta memperkaya khasanah teoretis tentang
ketidaksantunan dalam berbahasa sebagai fenomena pragmatik baru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Penelitian ini dapat dikatakan memiliki kegunaan teroretis karena dengan
memahami teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dapat digunakan
sebagai tambahan pengetahuan baru dan referensi untuk menghindari
ketidaksantunan berbahasa dalam berkomunikasi.
b.
Manfaat Praktis
Penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan khususnya bagi seseorang dalam berkomunikasi
untuk menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun. Demikian
pula, penelitian ini akan memberikan masukan kepada para praktisi
dalam bidang agama terutama bagi seluruh pemeluk agama,
untuk
mempertimbangkan
dalam
adanya
ketidaksantunan
berbahasa
komunikasi yang harus dihindari.
1.5 Batasan Istilah
a. Ketidaksantunan berbahasa
Penggunaan bahasa penutur yang dianggap tidak berkenan oleh mitra
tutur.
b. Linguistik
Ilmu tentang bahasa; telaah bahasa secara ilmiah (Depdiknas, 2008:832).
c. Pragmatik
Studi perihal ilmu bahasa yang mempelajari relasi-relasi antara bahasa
dengan konteks tuturannya (Levinson 1983 dalam Rahardi, 2003:13-14).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
d. Ketidaksantunan linguistik
Ketidaksantunan berbahasa yang dikaji dari aspek-aspek linguistik suatu
tuturan.
e. Ketidaksantunan pragmatik
Ketidaksantunan berbahasa yang dikaji dari konteks situasi yang
menyertai suatu tuturan.
f. Ranah
Lingkungan yg memungkinkan terjadinya percakapan, merupakan
kombinasi antara partisipan, topik, dan tempat misal keluarga,
pendidikan, tempat kerja, keagamaan, dan sebagainya (Depdiknas
2008:1139).
g. Agama
Ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan
lingkungannya (Depdiknas, 2008:15)
h. Buddha
Agama yg diajarkan oleh Sidharta Gautama (Depdiknas, 2008:170)
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang
berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi landasan teori yang akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu
tentang ketidaksantunan berbahasa. Teori-teori yang dikemukakan dalam bab
II ini adalah teori tentang (1) penelitian-penelitian yang relevan, (2) fenomena
pragmatik, (3) teori pragmatik, (4) teori ketidaksantunan, (5) teori mengenai
konteks, (6) unsur segmental, dan (7) unsur suprasegmental. Bab III berisi
metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang akan
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam bab III akan diuraikan
(1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan
data, (4) instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, dan (6)
sajian hasil analisis data. Bab IV berisi tentang (1) deskripsi data, (2) analisis
data, dan (3) pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan
penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan penelitian
ketidaksantunan berbahasa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memamparkan penelitian yang relevan, landasan teori, dan
kerangka berpikir. Penelitian yang relevan meliputi tinjauan terhadap topiktopik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Landasan teori meliputi
tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini
yang terdiri atas teori pragmatik, fenomena pragmatik, teori ketidaksantunan,
konteks, unsur segmental, dan unsur suprasegmental. Kerangka pikir meliputi
acuan teori yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar penelitian terdahulu
dan teori terdahulu yang relevan yang akan digunakan untuk menjawab
rumusan masalah.
2.1
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan mengenai ketidaksantunan berbahasa di
Indonesia masih jarang ditemukan oleh peneliti. Pengkajian ketidaksantunan
merupakan pengkajian topik baru yang belum pernah dijabarkan secara
terstruktur dan terperinci oleh para peneliti bahasa. Pada era ini, para peneliti
bahasa banyak yang mengkaji mengenai penelitian kesantunan bahasa dalam
berbagai aspek kehidupan. Hal ini akan menimbulkan suatu ketimpangan
konsep, jika antara kesantunan dan ketidaksantunan tidak ditelaah secara
seimbang. Berkenaan mengenai hal tersebut, peneliti menggunakan beberapa
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang ketidaksantunan berbahasa
sebagai penelitian yang relevan.
Terdapat empat penelitian terdahulu yang relevan dengan topik
kesantunan berbahasa. Keempat penelitian itu adalah penelitian Agustina
Galuh Eka Noviyanti (2013), Ceacilia Petra Gading May Widyawari (2013),
Valentina Tris Marwanti (2013) dan Katarina Yulita Simanulang (2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina Galuh Eka Noviyanti (2013)
mengambil judul “Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik Berbahasa
Antarsiswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif komunikatif. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dan metode
cakap dengan teknik sadap dan teknik pancing, dengan instrumen berupa
pedoman atau paduaan wawancara, pancingan dan daftar kasus. Data yang
akan dianalisis menggunakan metode kontekstual. Hasil dari penelitian
memaparkan beberapa hal, Pertama, wujud ketidaksantunan linguistik yang
ditemukan berupa tuturan lisan antarsiswa yang telah ditranskripsi, sedangkan
wujud ketidaksantunan pragmatik berupa uraian konteks yang melingkupi
setiap tuturan. Kedua, penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan
berupa (1) nada, (2) tekanan, (3) intonasi, dan (4) pilihan kata (diksi). Penanda
ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi
tuturan. Konteks tersebut meliputi (1) penutur dan mitra tutur, (2) situasi dan
suasana, (3) tindak verbal, dan (4) tindak perlokusi. Ketiga, makna penanda
ketidaksantunan dari masing-masing jenis ketidaksantunan meliputi (1) makna
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
penanda ketidaksantunan melecehkan muka adalah penutur menyindir,
menghina, dan mengejek mitra tutur sehingga dapat melukai hati mitra tutur,
(2) makna penanda ketidaksantunan memainkan muka adalah penutur
membuat kesal dan jengkel mitra tutur dengan tingkah laku penutur yang tidak
seperti biasanya, (3) makna penanda ketidaksantunan kesembronoan yang
disengaja adalah penutur bermaksud untuk bercanda sehingga membuat mitra
tutur terhibur, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa candaannya tersebut
dapat
menimbulkan
konflik,
(4)
makna
penanda
ketidaksantunan
menghilangkan muka adalah penutur membuat mitra tutur benar-benar malu di
hadapan banyak orang, dan (5) makna penanda ketidaksantunan mengancam
muka adalah penutur memberikan ancaman atau tekanan kepada mitra tutur
yang menyebabkan mitra tutur terpojok dan tidak memberikan pilihan bagi
mitra tutur.
Penelitian yang dilakukan oleh Caecilia Petra Gading May Widyawari
(2013) dengan mengambil judul penelitian “Ketidaksantunan Linguistik dan
Pragmatik Berbahasa Antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan
2009—2011 Universitas Sanata Dharma”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam metode pengumpulan data, penelitian ini
mengunakan 2 metode. Pertama, metode simak digunakan dengan teknik dasar
yang digunakan adalah teknik sadap dan teknik lanjutannya berupa teknik
simak libat cakap dan teknik cakap. Kedua, metode cakap dengan
mempergunakan teknik dasar berupa teknik pancing dan dua teknik lanjutan
berupa teknik cakap semuka dan tansemuka. Hasil penelitian ini hampir sama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina Galuh Eka (2013), yakni
terdapat tiga hasil penelitian ketidaksantunan berbahasa yang digunakan
antarmahasiswa PBSID Angkatan 2009—2011 di Universitas Sanata Dharma.
Pertama, dari aspek wujud ketidaksantunan linguistik dapat dilihat melalui
tuturan antarmahasiswa yang terdiri dari melecehkan muka, sembrono,
mengancam
muka
dan
menghilangkan
muka.
Pada
aspek
wujud
ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks (penutur, mitra
tutur, situasi, suasana, tindak verbal, tindak perlokusi dan tujuan tutur). Kedua,
penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan berupa nada, tekanan,
intonasi, dan diksi. Penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat
berdasarkan konteks tuturan yang berupa penutur dan mitra tutur, situasi dan
suasana, tindak verbal, tindak perlokusi, dan tujuan tutur. Ketiga, makna
ketidaksantunan berbahasa yaitu: (1) melecehkan muka, ejekan penutur kepada
mitra
tutur
dan
dapat
melukai
hati,
(2)
memain-mainkan
muka,
membingungkan mitra tutur dan itu menjengkelkan, (3) kesembronoan,
bercanda
yang
menyebabkan
konflik,
(4)
menghilangkan
muka,
mempermalukan mitra tutur di depan banyak orang, dan (5) mengancam muka,
menyebabkan ancaman pada mitra tutur.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Valentina Tris Marwani (2013)
dengan judul “Ketidaksantunan Lingusitik dan Pragmatik dalam Ranah
Keluarga di Lingkungan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.” Penelitian ini
merupakan penelitian dekriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan wujud
ketidaksantunan, penanda ketidaksantunan, dan maksud tuturan tidak santun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
yang disampaikan oleh penutur. Data penelitian ini diambil dari berbagai
macam cuplikan tuturan yang semuanya diambil secara natural dalam praktikpraktik perbincangan dalam ranah keluarga
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Oleh:
Yudha Hening Pinandhito
091224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Oleh:
Yudha Hening Pinandhito
091224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BNRBAHASA
I'ALAM RANAH AGAMA BUDHA
DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
njana Rahardi,
Dosen Pembimbing
-r__/
r'
karta,29 Agustus 2014
II
/'
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIKDAN PRAGMATIK BERBA}IASA
DALAM RANAH AGAMA BUDHA
DT
KOTAMADYA YOGTAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yudha Hening Pinandhito
NIM:091224032
Panitia Penguji
2AW
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
Falorltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
llt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku Bambang Haryanto dan Meta Santi Suprihandini yang
tak pernah lelah memberiku semangat, kasih sayang dan doanya untuk
segera menuntaskan studi.
Adikku tercinta Agenda Yudha Samudra.
Juga untuk sahabat-sahabatku Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2009
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Keep in mind that your own resolution to succeed is more important than
anything else”
(Ingatlah selalu bahwa tekad anda untuk sukses adalah jauh lebih penting
daripada hal-hal yang lain)
Abraham Lincoln
Hidup itu simple dan praktis yakni dengan melakukan suatu hal dengan
keyakinan, dan tidak akan pernah menyesali apa yang telah terjadi
“Selama kau menemukan teman sejati. Kau juga akan menemukan
kedamaian dalam hatimu”
Penulis
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini
tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Agustus 201 4
Penulis
@
Yudha Hening Pinandhito
V1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yudha Hening Pinandhito
NIM
:09T224032
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KETIDAKSANTUNAN LINGUISTIK DAN PRAGMATIK BERBAHASA DALAM
RANAH AGAMA BUDHA DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Agustus 20 14
Yang menyatakan
/€_
i /)z'-
(Yudha Hening Pinandhito)
vil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Pinandhito, Yudha Hening. 2014. Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik
Berbahasa dalam Ranah Agama Budha di Kotamadya Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta : PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Penekitian ini mengkaji ketidaksantunan linguistik dan pragmatik dalam
ranah agama Budha di Kotamadya Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah (1)
Mendeskripsikan wujud ketidaksantuan linguistik dan pragmatik berbahasa yang
digunakan pemuka agama Budha dengan umatnya dan antarumat agama Budha di
wilayah Kotamadya Yogyakarta, (2) Mendeskripsikan wujud penanda
ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan pemuka
agama Budha dengan umatnya dan antarumat agama Budha di wilayah
Kotamadya Yogyakarta, dan (3) Mendeskripsikan maksud ketidaksantunan
linguistik dan pragmatik yang dimiliki oleh pemuka agama Budha dengan
umatnya dan antarumat agama Budha dalam berkomunikasi di wilayah
Kotamadya Yogyakarta.
Jenis penelitian ini ialah penelitian deskripsi kualitatif. Data penelitian
berupa tuturan lisan antara pemuka agama dengan umat dan umat dengan umat
dengan aktifitas keagamannya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
petunjuk wawancara berupa daftar pertanyaan, pancingan, daftar kasus, dan
blangko pengamatan dengan bekal teori ketidaksantunan berbahasa. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak, yakni berupa metode
catat dan rekam. Analisis data yang dipakai adalah metoode kontekstual.
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini adalah pertama wujud
ketidaksantunan linguistik berupa tuturan lisan tidak santun yang termasuk dalam
(1) kategori melecehkan muka dengan subkategori menyindir, menegaskan,
mengejek, memperingatkan, menegur, menasehati; (2) kategori menghilangkan
muka dengan subkategori mengejek, dan memperingatkan; (3) kategori melanggar
norma dengan subkategori mengaskan, mengejek, dan menyinggung; (4) kategori
kesembronoan dengan subkategori memerintah; dan (5) kategori mengancam
muka sepihak dengan subkategori mengejek, menyindir, menegaskan, dan
menyinggung. Kedua, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang
ditandai dengan nada, tekanan, intonasi, dan diksi, sedangkan penanda
ketidaksantuan pragmatik diatandai berdasarkan pada uraian konteks yang
mencangkup tentang penutur dan mitra tutur, situasi ketika bertutur, tujuan
tuturan, waktu dan tempat ketika bertutur, serta tindak verbal dan tindak perlokusi
dari tuturan. Ketiga, maksud tuturan tidak santun yang dilakukan oleh penutur,
yaitu bercanda, memotivasi, kebal, asal bicara, ketidaksetujuan, protes,
membalikan keadaan, menuduh, menyombongkan diri, dan menyarankan.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Pinandhito, Yudha Hening. 2014. Impolite Utterance of Linguistic and Pragmatic Inside
Budha Religion Around Yogyakarta Municipality Region. Skripsi. Yogyakarta : PBSI,
JPBS, FKIP, USD.
This research discussing about the impolite utterance of linguistic and pragmatic inside
Budha Religion around municipality region of Yogyakarta. The purposes of this research are: (1)
describing the forms of linguistic and pragmatic impolite utterance , (2) describing the signal of
linguistic and pragmatic impolite utterance, and (3) describing the intention of using impolite
form of language that cause people using impolite language inside Budha Religion in
municipality region of Yogyakarta.
This study applies descriptive and qualitative study. The source data of this study is the
impolite conversations that used by the clergymen and the communities of Budhist around
Yogyakarta region. The instruments that used in this study are interview guidelines, cross
question, case list and an observation handout with the impoliteness in language theory. The
method that used to collect the data is attentive method, gathering the data by taking note and
record. The researcher use contextual method to analyze the data.
Based from the purpose of this research, the conclusions of this research are: first the
linguistics impoliteness form can be seen from the spoken language, it is consisted of (1) faceaggravate where expectation, sick over, joking, luring, informing, and counseling as its
subcategories. (2) Face-loss category where joking, expectation, reminding, informing, refusing,
sick over, counseling and command as its subcategories. (3) Disobeying norms where
confirming, mocking, and hurting others feeling as its subcategories. (4) Face-gratuitous where
category joking, luring, prohibit, and counseling as its subcategories. (5) Face-threaten category
where counseling, reminding, informing, joking, scolding, sick over, refusing, and offering as its
subcategories. Second the sign of linguistic impoliteness can be observed based on tone, stress,
intonation, and diction. The sign of pragmatic impoliteness can be observed based on the context
consists of speaker, receiver, situation, condition, verbal act, perlocutionary act and purpose of
speech. Third the intention of impoliteness are motivating, sick over, talk unwisely,
disagreement, objection, countering the situation, accusing, boasting and suggesting.
.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkah dan kehendak-Nya, skripsi yang berjudul Ketidaksantunan Linguistik dan
Pragmatik dalam Ranah Agama Budha di Kotamadya Yogyakarta dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dalam kurikulum Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
(PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil karena bantuan dan dukungan
dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M,Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, menasehati, dan memotivasi penulis selama proses penyusunan
skripsi ini hingga dapat terselesaikan secara baik.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan
pendampingan, memotivasi dan pengajaran yang bermanfaat bagi penulis
selama proses awal perkuliahan sampai selesai.
6. R. Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan ramah
dan sabar memberikan informasi mengenai pelayanan administratif kepada
penulis dalam menyelesaikan berbagi urusan admistrasi.
7. Bapak Solichun, selaku tokoh penting yang membantu penulis untuk
mendapatkan data pada penulisan skripsi ini dan seluruh umat Budha beserta
staf di Vihara Buddha Prabha dan Vihara Vidyaloka.
8. Bapak Bambang Haryanto dan Ibu Meta Santi Suprihandini, selaku orang tua
penulis, serta Agenda Yudha Samudra, selaku adik penulis yang telah
memberikan dukungan kepercayaan, sprititual, dan kasih sayang seutuhnya.
9. Yustina Cantika Advensia, Vinensia Wijati Rarasati Handayani, Yustinus
Kurniawan, dan Danang Istianto yang berjuang bersama, berkeluh kesah,
berbagi ilmu dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Ambrosius Bambang Sumarwanto, S.Pd., Dedy Setyo Herutomo, S.Pd.,
Nuridang Fitra Nagara, S.Pd., Ade Henta Hermawan, Fabianus Angga
Renato, Ignatius Satrio Nugroho, S.Pd., Jati Kurniawan, S.Pd., Reinardus
Aldo Agassi, S.Pd., Yohanes Marwan, S.Pd., Prima Ibnu Wijaya, S.Pd.,
Rosalia Anik Setyorini, S.Pd., Valentina Tris Marwanti, S.Pd., Agatha
Wahyu Wigati, S.Pd., Clara Dhika Ninda Natalia, S.Pd., Katarina Yulita
Simanulang, S.Pd., Asteria Ekaristi, S.Pd., Martha Ria Hanesti, S.Pd.,
Elizabeth Ratih Handayani, S.Pd., Theresia Banik Putriana, S.Pd., dan semua
sahabat yang telah memberikan berbagai bantuan, motivasi, senyuman dan
semangat untuk penulis
11. Robertus Adi Hermawan Pradipta, S.Kom., Bernadus Purnawan, S.Pd., Eko
Sularsono, S,Kom., selaku keluarga baru yang mampu memberikan berbagai
inspirasi.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna secara
seutuhnya karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi sumber pencerahan untuk
menyusun skripsi selanjutnya.
Yogyakarta, 29 Agustus 2014
Penulis
Yudha Hening Pinandhito
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
1.5 Batasan Istilah ........................................................................................... 10
1.6 Sistematika Penelitian ................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 13
2.2 Pragmatik ................................................................................................... 19
2.3 Objek Kajian Pragmatik ............................................................................. 21
2.3.1 Praanggapan ..................................................................................... 21
2.3.2 Tindak Tutur .................................................................................... 22
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.3.3 Implikatur ......................................................................................... 24
2.3.4 Deiksis .............................................................................................. 26
2.3.5 Kesantunan ....................................................................................... 29
2.3.6 Ketidaksantunan .............................................................................. 32
2.4 Teori-teori Ketidaksantunan ...................................................................... 33
2.4.1 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Locher .............................................................................................. 34
2.4.2 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Bousfield .......................................................................................... 35
2.4.3 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Culpeper........................................................................................... 37
2.4.4 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Terkourafi ........................................................................................ 38
2.4.5 Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan
Locher and Watt .............................................................................. 40
2.5 Konteks ...................................................................................................... 43
2.6 Unsur Segmental ........................................................................................ 50
2.6.1 Diksi ................................................................................................. 50
2.6.2 Kategori Fatis ................................................................................... 57
2.7 Unsur Suprasegmental ............................................................................... 59
2.7.1 Tekanan ............................................................................................ 59
2.7.2 Intonasi ............................................................................................. 60
2.7.3 Nada ................................................................................................. 60
2.8 Maksud Tuturan ......................................................................................... 61
2.9 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 67
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 67
3.2 Subjek Penelitian........................................................................................ 68
3.3 Sumber Data ............................................................................................... 68
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 69
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 71
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 72
3.6.1 Metode dan Teknis Analisis Data secara Linguistik ....................... 73
3.6.2 Metode dan Teknis Analisis Data secara Pragmatik ....................... 73
3.7 Sajian Hasil Analisis Data .......................................................................... 74
3.8 Triangulasi Data ......................................................................................... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 76
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 76
4.2 Analisis Data .............................................................................................. 83
4.2.1 Wujud, Penanda, dan Maksud Ketidaksantunan Linguistik
dan Pragmatik .................................................................................. 83
4.2.1.1 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka .................... 85
4.2.1.1.1 Subkategori Menyindir ......................................... 85
4.2.1.1.2 Subkategori Menegaskan ...................................... 97
4.2.1.1.3 Subkategori Mengejek .......................................... 105
4.2.1.1.4 Subkategori Memperingatkan ............................... 114
4.2.1.1.5 Subkategori Menegur............................................ 116
4.2.1.1.6 Subkategori Menasehati........................................ 120
4.2.1.1.7 Subkategori Memerintah ...................................... 124
4.2.1.1.8 Subkategori Berprasangka .................................... 128
4.2.1.2 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan Muka ............... 131
4.2.1.2.1 Subkategori Mengejek .......................................... 131
4.2.1.2.2 Subkategori Memperingatkan ............................... 135
4.2.1.2.3 Subkategori Menasehati........................................ 137
4.2.1.2.4 Subkategori Membantah ....................................... 139
4.2.1.3 Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma .................... 142
4.2.1.3.1 Subkategori Menegaskan ...................................... 142
4.2.1.3.2 Subkategori Mengejek .......................................... 144
4.2.1.3.3 Subkategori Menyinggung.................................... 148
4.2.1.4 Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan Konflik .............. 150
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.2.1.4.1 Subkategori Memerintah ...................................... 150
4.2.1.5 Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka Sepihak ...... 154
4.2.1.5.1 Subkategori Mengejek .......................................... 154
4.2.1.5.2 Subkategori Menyindir ......................................... 160
4.2.1.5.3 Subkategori Menegaskan ...................................... 168
4.2.1.5.4 Subkategori Menyinggung.................................... 172
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 173
4.3.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ......................... 174
4.3.2 Penanda Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ...................... 182
4.3.2.1 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka .................... 182
4.3.2.2 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan
Muka .................................................................................... 197
4.3.2.3 Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma ..................... 201
4.3.2.4 Kategori Ketidaksantunan Menimbulkan
Konflik ................................................................................. 207
4.3.2.5 Penanda Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka
Sepihak ................................................................................ 210
4.3.3 Maksud Ketidaksantunan ................................................................. 216
4.3.3.1 Maksud Bercanda ................................................................ 216
4.3.3.2 Maksud Memotivasi ............................................................ 219
4.3.3.3 Maksud Kesal ...................................................................... 220
4.3.3.4 Maksud Asal Bicara............................................................. 223
4.3.3.5 Maksud Ketidaksetujuan ..................................................... 225
4.3.3.6 Maksud Protes ..................................................................... 227
4.3.3.7 Maksud Membalikkan Keadaan .......................................... 229
4.3.3.8 Maksud Menuduh ................................................................ 230
4.3.3.9 Maksud Menyombongkan Diri ............................................ 231
4.3.3.10 Maksud Menyarankan ....................................................... 232
4.4 Karakteristik Subkategori (Pembeda Makna Tuturan) .............................. 232
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 256
5.1 Simpulan .................................................................................................... 256
5.1.1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ......................... 256
5.1.2 Penanda Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik ...................... 258
5.1.3 Maksud Ketidaksantunan Penutur .................................................. 262
5.2 Saran ........................................................................................................... 263
5.2.1 Bagi Penelitian Lanjutan .................................................................. 263
5.2.2 Bagi Pemeluk Agama....................................................................... 264
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Hal.
Bagan 1 Kerangka Berpikir
63
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 Jumlah Data Tuturan berdasarkan Kategori
Ketidaksantunan ................................................................................. 76
Tabel 2 Kategori Melecehkan Muka ................................................................ 77
Tabel 3 Kategori Menghilangkan Muka .......................................................... 79
Tabel 4 Kategori Melanggar Norma ................................................................ 80
Tabel 5 Kategori Menimbulkan Konflik .......................................................... 81
Tabel 6 Kategori Mengancam Muka Sepihak .................................................. 81
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Latar
belakang masalah berisi tentang uraian yang menjadi masalah penelitian dan
terkait dengan judul serta alasan mengenai penelitian perlu dilakukan.
Rumusan masalah terdiri atas rumusan secara kongkrit tentang masalah yang
terdapat dalam penelitian, serta disusun dalam bentuk pertanyaan yang
dilandasi pemikiran teoritis yang kebenarannya perlu dibuktikan. Tujuan
penelitian merupakan hasil yang akan dicapai dan merujuk pada hasil yang
akan diperoleh dari maksud penelitian. Manfaat penelitian adalah nilai guna
suatu penelitian untuk berbagai bidang sehingga dapat dijadikan menjadi acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya. Sistematika penyajian merupakan
struktur atau kerangka suatu penelitian akan dipaparkan serta dibahas secara
mendalam.
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak dapat hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan
dirinya sendiri. Untuk bersosialisasi, manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan lingkungan sosial dengan sesamanya untuk menyempurnakan
serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan demi kelangsungan hidup
sejenisnya. Proses sosialisasi, berinteraksi dan bekerja sama antara manusia
dan sesamanya membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
melalui bahasa memungkinkan setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan fisik dan sosialnya serta untuk mempelajari kebiasaan, kebudayaan,
adat istiadat serta latar belakang masing – masing. Dalam berkomunikasi
penggunaan bahasa diperlukan penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam bahasa
dengan faktor–faktor penentu tindak komunikatif yaitu (1) siapa yang
berbahasa dengan siapa, (2) untuk tujuan apa, (3) dalam situasi apa, (4) dalam
konteks apa, (5) jalur mana, (6) media apa, (7) dan peristiwa apa. Adapun ilmu
untuk mempelajari bahasa adalah
linguistik. Linguistiklah yang mengkaji
unsur-unsur bahasa serta hubungan-hubungan unsur itu dalam memenuhi
fungsinya sebagai alat perhubungan antarmanusia (Nababan, 1984:1). Para
linguis biasanya memberikan batasan tentang bahasa sebagai suatu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat untuk berinteraksi serta mengidentifikasikan diri (Chaer, 1994:56).
Di sisi lain setiap sistem dan lambang bahasa menyiratkan bahwa setiap
lambang bahasa, baik kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana selalu memiliki
makna tertentu, yang bisa saja berubah pada saat dan situasi tertentu, maupun
tidak berubah sama sekali. Sebagai ilmu bahasa linguistik yang memiliki
beberapa bidang-bidang cabang ilmu diantaranya fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, dan, pragmatik. Secara universal, linguistik menganalisis
bahasa mengenai aspek yang berhubungan dengan struktur kebahasaannya
(fonologi, morfologi, sintaksis, semantik).
Biasanya tidak banyak orang yang mempermasalahkan bagaimana
bahasa dapat digunakan sebagai media berkomunikasi yang efektif, sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
sebagai akibatnya penutur sebuah bahasa sering mengalami kesalahpahaman
dalam suasana dan konteks tuturannya. Salah satu cara untuk mengetahui
tentang hal itu adalah melalui sudut pandang pragmatik. Pragmatik adalah studi
bahasa tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentukbentuk itu (Yule 2006;5). Hal ini dipaparkan Levinson (1983) via Nugroho
(2009;199) menjelaskan kurang lebih tujuh pengertian pragmatik. Salah
satunya adalah “Pragmatics is the study of the relation between language and
context that are basic to an account of language understanding”. Pengertian
ini menunjukkan bahwa untuk memahami makna bahasa orang seorang
penutur dituntut untuk tidak saja mengetahui makna kata dan hubungan
gramatikal antarkata tersebut tetapi juga menarik kesimpulan yang akan
menghubungkan apa yang dikatakan dengan apa yang diasumsikan, atau apa
yang telah dikatakan sebelumnya.
Ada dua hal penting yang perlu dicermati dari pengertian pragmatik di
atas, yaitu penggunaan bahasa dan konteks tuturan. Hal itulah yang dikaji
sebagai objek utama dalam pragmatik. Itulah yang membedakan pragmatik
dengan ilmu yang lainnya termasuk linguistik. Apabila pada analisis linguistik
struktur lebih menekankan pada hubungan dengan struktur kebahasaannya
(fonologi, morfologi, sintaksis, semantik), sedangkan pragmatik mengacu pada
kajian penggunaan bahasa yang berdasarkan pada konteks tuturan. Oleh karena
itu, hubungan ataupun relasi antara kajian linguistik dan pragmatik akan
berdampak pada kejelasan maksud penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Sejauh ini, pragmatik juga menelusuri lebih dalam mengenai kesantunan
maupun
ketidaksantunan.
Pembahasan
mengenai
kesantunan
dan
ketidaksantunan memungkinkan antara penutur maupun mitra tutur dapat
berinteraksi maupun berkomunikasi secara nyaman maupun tidak merugikan
kedua belah pihak. Pada saat ini banyak peneliti yang sudah mengupas
mengenai kesantunan berbahasa, namun untuk ketidaksantunan berbahasa
masih sangat jarang peminatnya. Hal ini akan menimbulkan ketimpangan
antara pembelajaran kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa. Kesantunan
berbahasa ditunjukkan dari penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan,
santun, teratur, sistematis, jelas dan lugas sehingga dapat mencerminkan
pribadi yang baik dan mampu menempatkan konteks tuturan yang akan
disampaikan oleh penuturnya. Ketidaksantunan harus dilihat sebagai penilaian
perilaku seseorang dan bukan kualitas intrinsik tuturan (Mills 2003:122).
Berdasarkan
hal
tersebut,
baik
kesantunan
maupun
ketidaksantunan
dipertimbangkan oleh peran stereotip kelas, gender, dan ras atau etnik dalam
menilai ketidaksantunan pada sebuah komunitas praktis tertentu.
Bahasa memiliki fungsi kemasyarakatan.
Klasifikasi bahasa dibagi
menjadi dua, yakni (1) yang berdasarkan ruang lingkup dan (2) yang
berdasarkan pemakaiannya. dalam klasifikasi yang kedua dijelaskan bahwa
fungsi bahasa berdasarkan pemakaiannya masih diklasifikasikan kembali, yaitu
bahasa resmi, bahasa pendidikan, dan bahasa agama (Nababan, 1984:40).
Berkaitan dengan klasifikasi tersebut, penelitian ini akan mengkaji penggunaan
bahasa, khususnya ketidaksantunan pada ranah agama. Sebelumnya, berkaitan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
antara manusia dan penggunaan bahasa (ketidaksantunan) dalam ranah agama
memiliki skema korelasi yang saling berkaitan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai hubungan manusia
dengan penggunaan bahasa, telah tersaji secara sekilas. Manusia tidak dapat
terpisahkan dari moralitas yang dimiliki oleh agama. Hal tersebut yang
menyebabkan agama memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat
untuk berinteraksi maupun berkomunikasi.
Dapat dikatakan bahwa bahasa menempati posisi tengah di antara kedua
pihak, baik Tuhan dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia
dengan sesamanya sebagai makhluk beragama. Sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang dikarunia akal, perasaan, moralitas, dan memeluk agama yang
menjadi landasan manusia untuk bertindak maupun berperilaku, sudah
sewajarnya mempergunakan tuturan secara santun. Hal tersebut juga sudah
menjadi kaidah tersendiri bagi manusia berkaitan dengan moralitas yang
diperintahkan oleh Tuhan. Itulah yang menjadikan salah satu landasan
mengapa kesantunan menjadi peran sentral dalam kegiatan berkomunikasi dan
berinteraksi. Kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa ini timbul, karena
sampai berapa jauh agama dan nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dan
berpengaruh atas eksistensial dan operasi masyarakat (Hendropuspito, 1983:9).
Secara lebih kongkret, sampai berapa jauh agama dan nilai-nilai kepercayaan
mempengaruhi
pembentukan
kepribadiaan
pemeluk-pemeluknya
dalam
kaitannya dengan penggunaan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Perlu kita
ketahui bahasa digunakan dalam komunikasi massa (lingkungan masyarakat).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Bahasa juga digunakan salah satunya dalam lingkungan masyarakat beragama
untuk saling berkomunikasi. Komunikasi tersebut dapat terjalin antara pemuka
agama dengan sesama pemuka agama, antara pemuka agama dengan umatnya
dan antara sesama umat beragama. Komunikasi pun dapat terlaksana saat acara
ibadah keagamaan, diskusi, dialog maupun sarasehan sehubungan dengan
kegiatan keagamaan.
Hal ini menjadi sesuatu yang ironis dalam kehidupan majemuk umat
beragama di Indonesia. Dalam fenomena yang dihadapi, masih banyaknya
seseorang yang kurang santun dalam konteks beragama, antara satu keyakinan
maupun berbeda keyakinan. Ketidaksantunan tersebut terjadi karena berbagai
alasan yaitu adanya kedekatan antar seseorang, kebiasaan berbahasa tidak
santun, latar belakang keluarga, kurang adanya pengetahuan mengenai bahasa
yang santun, bahkan bahasa tidak santun digunakan untuk bersosialisasi antar
kelompok tertentu.
Dalam meneliti mengenai ketidaksantunan tuturan dalam ranah agama,
peneliti mengambil objek kajian agama Budha. Kita mengetahui bahwa agama
Budha merupakan agama bukanlah agama baru. Ratusan Tahun yang silam
agama ini pernah menjadi pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia
tepatnya pada zaman kerajaan Sriwijaya, kerajaan Maratam Purba dan
keprabuan Majapahit. Dalam perkembangannya sampai saat ini pasti terdapat
berbagai kemungkinan tuturan-tuturan yang muncul antara pemuka agama
Budha (Bhikhu/ Bhikshu) atau umatnya. Kaitannya dengan pemuka agama
sebagai pusat teladan umatnya, hal tersebut berarti dari segi sikap, perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
bahkan dari segi berbahasanya, seharusnya seorang pemuka agama memiliki
kesantunan, karena pemuka agama akan menjadi sorotan perhatian dan simbol
teladan umatnya. Tidak hanya menyoroti cara berbahasa seorang pemuka
agama, tetapi sebagai umat beragama yang meyakini adanya nilai-nilai untuk
tidak menyakiti orang lain, salah satunya melalui tuturan maka seorang umat
yang beragama juga seharusnya memperhatikan cara bertutur dengan santun.
Pada fenomena sesungguhnya ditemukan tuturan yang tidak santun oleh umat.
Contoh tuturannya “opo yo betah dadi biksu ora tau mangan iwak-iwakan?”,
“apa ya betah menjadi biksu tidak pernah makan daging-dagingan” tuturan
tersebut diucapkan oleh seorang umat dan hal tersebut terasa kurang santun
dalam konteks berkomunikasi secara baik dan benar.
Penelitian ini berkaitan dengan ketidaksantunan berbahasa dalam ranah
keagamaan. Lebih spesifik penelitian ini mengambil sampel pada ranah agama
Budha di lingkup Kotamadya Yogyakarta karena di wilayah Kotamadya
Yogyakarta
ditemukan
keanekaragaman
agama
yang
dianut
oleh
masyarakatnya. Keanekaragaman agama itulah yang memberikan ruang agar
penelitian ini dapat terlaksana. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik pemeluk agama Budha di Kota Yogyakarta pada tahun 20112012 sebesar 0,42 % dari total penduduk Kota Yogyakarta (BPS, 2012:16).
Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti mencoba untuk mengkaji mengenai
tuturan-tururan ketidaksantunan kebahasaan yang digunakan pemuka agama
dan umatnya, khususnya agama Budha di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti di atas, maka permasalahan
utama penelitian ini adalah bagaimana manifestasi ketidaksantunan linguistik
dan pragmatik berbahasa dalam ranah agama Budha di wilayah Kotamadya
Yogyakarta. Selanjutnya secara terperinci masalah-masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini meliputi:
a. Wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik apa sajakah yang
digunakan antara pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha
dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha di wilayah
Kotamadya Yogyakarta?
b. Wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa
sajakah yang digunakan oleh pemuka agama Budha dengan umatnya,
umat Budha dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha
di wilayah Kotamadya Yogyakarta?
c. Apa maksud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang dimiliki oleh
pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha dengan pemuka
agama Budha, dan antarumat agama Budha dalam berkomunikasi di
wilayah Kotamadya Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah seperti di atas, maka tujuan utama
penelitian ini adalah mendeskripsikan manifestasi ketidaksantunan linguistik
dan pragmatik berbahasa dalam ranah agama Budha di wilayah Kotamadya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Yogyakarta. Selanjutnya, tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik
berbahasa yang digunakan pemuka agama Budha dengan umatnya, umat
Budha dengan pemuka agama Budha, dan dan antarumat agama Budha di
wilayah Kotamadya Yogyakarta.
b. Mendeskripsikan
wujud
penanda
ketidaksantunan
linguistik
dan
pragmatik berbahasa yang digunakan pemuka agama Budha dengan
umatnya, umat Budha dengan pemuka agama Budha, dan antarumat
agama Budha di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
c. Mendeskripsikan maksud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik yang
dimiliki oleh pemuka agama Budha dengan umatnya, umat Budha
dengan pemuka agama Budha, dan antarumat agama Budha dalam
berkomunikasi di wilayah Kotamadya Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ketidaksantunan berbahasa dalam ranah agama ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat
yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian yaitu:
a.
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperluas kajian serta memperkaya khasanah teoretis tentang
ketidaksantunan dalam berbahasa sebagai fenomena pragmatik baru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Penelitian ini dapat dikatakan memiliki kegunaan teroretis karena dengan
memahami teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dapat digunakan
sebagai tambahan pengetahuan baru dan referensi untuk menghindari
ketidaksantunan berbahasa dalam berkomunikasi.
b.
Manfaat Praktis
Penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan khususnya bagi seseorang dalam berkomunikasi
untuk menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun. Demikian
pula, penelitian ini akan memberikan masukan kepada para praktisi
dalam bidang agama terutama bagi seluruh pemeluk agama,
untuk
mempertimbangkan
dalam
adanya
ketidaksantunan
berbahasa
komunikasi yang harus dihindari.
1.5 Batasan Istilah
a. Ketidaksantunan berbahasa
Penggunaan bahasa penutur yang dianggap tidak berkenan oleh mitra
tutur.
b. Linguistik
Ilmu tentang bahasa; telaah bahasa secara ilmiah (Depdiknas, 2008:832).
c. Pragmatik
Studi perihal ilmu bahasa yang mempelajari relasi-relasi antara bahasa
dengan konteks tuturannya (Levinson 1983 dalam Rahardi, 2003:13-14).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
d. Ketidaksantunan linguistik
Ketidaksantunan berbahasa yang dikaji dari aspek-aspek linguistik suatu
tuturan.
e. Ketidaksantunan pragmatik
Ketidaksantunan berbahasa yang dikaji dari konteks situasi yang
menyertai suatu tuturan.
f. Ranah
Lingkungan yg memungkinkan terjadinya percakapan, merupakan
kombinasi antara partisipan, topik, dan tempat misal keluarga,
pendidikan, tempat kerja, keagamaan, dan sebagainya (Depdiknas
2008:1139).
g. Agama
Ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan
lingkungannya (Depdiknas, 2008:15)
h. Buddha
Agama yg diajarkan oleh Sidharta Gautama (Depdiknas, 2008:170)
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang
berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi landasan teori yang akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu
tentang ketidaksantunan berbahasa. Teori-teori yang dikemukakan dalam bab
II ini adalah teori tentang (1) penelitian-penelitian yang relevan, (2) fenomena
pragmatik, (3) teori pragmatik, (4) teori ketidaksantunan, (5) teori mengenai
konteks, (6) unsur segmental, dan (7) unsur suprasegmental. Bab III berisi
metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang akan
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam bab III akan diuraikan
(1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan
data, (4) instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, dan (6)
sajian hasil analisis data. Bab IV berisi tentang (1) deskripsi data, (2) analisis
data, dan (3) pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan
penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan penelitian
ketidaksantunan berbahasa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memamparkan penelitian yang relevan, landasan teori, dan
kerangka berpikir. Penelitian yang relevan meliputi tinjauan terhadap topiktopik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Landasan teori meliputi
tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini
yang terdiri atas teori pragmatik, fenomena pragmatik, teori ketidaksantunan,
konteks, unsur segmental, dan unsur suprasegmental. Kerangka pikir meliputi
acuan teori yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar penelitian terdahulu
dan teori terdahulu yang relevan yang akan digunakan untuk menjawab
rumusan masalah.
2.1
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan mengenai ketidaksantunan berbahasa di
Indonesia masih jarang ditemukan oleh peneliti. Pengkajian ketidaksantunan
merupakan pengkajian topik baru yang belum pernah dijabarkan secara
terstruktur dan terperinci oleh para peneliti bahasa. Pada era ini, para peneliti
bahasa banyak yang mengkaji mengenai penelitian kesantunan bahasa dalam
berbagai aspek kehidupan. Hal ini akan menimbulkan suatu ketimpangan
konsep, jika antara kesantunan dan ketidaksantunan tidak ditelaah secara
seimbang. Berkenaan mengenai hal tersebut, peneliti menggunakan beberapa
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang ketidaksantunan berbahasa
sebagai penelitian yang relevan.
Terdapat empat penelitian terdahulu yang relevan dengan topik
kesantunan berbahasa. Keempat penelitian itu adalah penelitian Agustina
Galuh Eka Noviyanti (2013), Ceacilia Petra Gading May Widyawari (2013),
Valentina Tris Marwanti (2013) dan Katarina Yulita Simanulang (2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina Galuh Eka Noviyanti (2013)
mengambil judul “Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik Berbahasa
Antarsiswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif komunikatif. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dan metode
cakap dengan teknik sadap dan teknik pancing, dengan instrumen berupa
pedoman atau paduaan wawancara, pancingan dan daftar kasus. Data yang
akan dianalisis menggunakan metode kontekstual. Hasil dari penelitian
memaparkan beberapa hal, Pertama, wujud ketidaksantunan linguistik yang
ditemukan berupa tuturan lisan antarsiswa yang telah ditranskripsi, sedangkan
wujud ketidaksantunan pragmatik berupa uraian konteks yang melingkupi
setiap tuturan. Kedua, penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan
berupa (1) nada, (2) tekanan, (3) intonasi, dan (4) pilihan kata (diksi). Penanda
ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi
tuturan. Konteks tersebut meliputi (1) penutur dan mitra tutur, (2) situasi dan
suasana, (3) tindak verbal, dan (4) tindak perlokusi. Ketiga, makna penanda
ketidaksantunan dari masing-masing jenis ketidaksantunan meliputi (1) makna
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
penanda ketidaksantunan melecehkan muka adalah penutur menyindir,
menghina, dan mengejek mitra tutur sehingga dapat melukai hati mitra tutur,
(2) makna penanda ketidaksantunan memainkan muka adalah penutur
membuat kesal dan jengkel mitra tutur dengan tingkah laku penutur yang tidak
seperti biasanya, (3) makna penanda ketidaksantunan kesembronoan yang
disengaja adalah penutur bermaksud untuk bercanda sehingga membuat mitra
tutur terhibur, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa candaannya tersebut
dapat
menimbulkan
konflik,
(4)
makna
penanda
ketidaksantunan
menghilangkan muka adalah penutur membuat mitra tutur benar-benar malu di
hadapan banyak orang, dan (5) makna penanda ketidaksantunan mengancam
muka adalah penutur memberikan ancaman atau tekanan kepada mitra tutur
yang menyebabkan mitra tutur terpojok dan tidak memberikan pilihan bagi
mitra tutur.
Penelitian yang dilakukan oleh Caecilia Petra Gading May Widyawari
(2013) dengan mengambil judul penelitian “Ketidaksantunan Linguistik dan
Pragmatik Berbahasa Antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan
2009—2011 Universitas Sanata Dharma”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam metode pengumpulan data, penelitian ini
mengunakan 2 metode. Pertama, metode simak digunakan dengan teknik dasar
yang digunakan adalah teknik sadap dan teknik lanjutannya berupa teknik
simak libat cakap dan teknik cakap. Kedua, metode cakap dengan
mempergunakan teknik dasar berupa teknik pancing dan dua teknik lanjutan
berupa teknik cakap semuka dan tansemuka. Hasil penelitian ini hampir sama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina Galuh Eka (2013), yakni
terdapat tiga hasil penelitian ketidaksantunan berbahasa yang digunakan
antarmahasiswa PBSID Angkatan 2009—2011 di Universitas Sanata Dharma.
Pertama, dari aspek wujud ketidaksantunan linguistik dapat dilihat melalui
tuturan antarmahasiswa yang terdiri dari melecehkan muka, sembrono,
mengancam
muka
dan
menghilangkan
muka.
Pada
aspek
wujud
ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks (penutur, mitra
tutur, situasi, suasana, tindak verbal, tindak perlokusi dan tujuan tutur). Kedua,
penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan berupa nada, tekanan,
intonasi, dan diksi. Penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat
berdasarkan konteks tuturan yang berupa penutur dan mitra tutur, situasi dan
suasana, tindak verbal, tindak perlokusi, dan tujuan tutur. Ketiga, makna
ketidaksantunan berbahasa yaitu: (1) melecehkan muka, ejekan penutur kepada
mitra
tutur
dan
dapat
melukai
hati,
(2)
memain-mainkan
muka,
membingungkan mitra tutur dan itu menjengkelkan, (3) kesembronoan,
bercanda
yang
menyebabkan
konflik,
(4)
menghilangkan
muka,
mempermalukan mitra tutur di depan banyak orang, dan (5) mengancam muka,
menyebabkan ancaman pada mitra tutur.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Valentina Tris Marwani (2013)
dengan judul “Ketidaksantunan Lingusitik dan Pragmatik dalam Ranah
Keluarga di Lingkungan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.” Penelitian ini
merupakan penelitian dekriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan wujud
ketidaksantunan, penanda ketidaksantunan, dan maksud tuturan tidak santun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
yang disampaikan oleh penutur. Data penelitian ini diambil dari berbagai
macam cuplikan tuturan yang semuanya diambil secara natural dalam praktikpraktik perbincangan dalam ranah keluarga