Deteksi Manajemen Laba dengan Menggunakan Metode Kang dan Sivaramakrishnan: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2009.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The major purpose of this study is to detect earnings management. The ISX (Indonesian Stock Exchange) listed manufacturing companies for 2008 to 2009 period is used as sample. Earnings management was detected with Instrumental Variable Approach (Kang and Sivaramakrishnan, 1995). Earnings management was detected if accrual discresioner value > 0. The results found no empirical evidence that earnings management occurs at the manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2009. The authors suspect the results of this study relates to the phenomenon of global crisis and the methodology used.

Keyword: Earnings Management, Kang and Sivaramakrishnan, Instrumental variable approach, Accrual Discresioner


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi manajemen laba. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009. Peneliti menggunakan pendekatan Instrumental Variable yang dikembangkan Kang dan Sivaramakrishnan (1995) untuk mendeteksi manajemen laba. Pendekatan ini menyatakan bahwa manajemen laba terjadi apabila nilai akrual diskresioner (DA) > 0. Hasil penelitian tidak menemukan bukti empiris bahwa terjadi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009. Penulis menduga hasil penelitian ini berkaitan dengan fenomena krisis global yang terjadi dan metodologi yang digunakan.

Kata-kata kunci: Manajemen Laba, Kang dan Sivaramakrishnan, Pendekatan


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….………..……... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………... iii

KATA PENGANTAR………. iv

ABSTRACT ... . vii

ABSTRAK ... . viii

DAFTAR ISI ... .. ix

DAFTAR TABEL ... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Teori Signal ... 9

2.1.2 Manajemen Laba ... 10


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.2 Motivasi Manajemen Laba ... 14

2.1.2.3 Bentuk Manajemen Laba ... 17

2.1.2.4 Teknik Manajemen Laba ... 22

2.1.3 Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 24

2.2 Pengembangan Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Sumber Data ... 28

3.3 Unit Analisis Data ... 29

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 29

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.6 Operasionalisasi Variabel... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Analistis ... 33

4.2 Pengukuran Manajemen Laba ... 35

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 39

5.2 Keterbatasan ... 40

5.3 Saran ... 40


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN ... 43 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 47


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Deskripsi Analistis Variabel-Variabel Model Penelitian……..……....33 Tabel II Akrual Diskresioner di sekitar IPO………...35


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Statistik Deskriptif……… ……….……..……...43

Lampiran B Pengukuran Manajemen Laba...………...44 Lampiran C Daftar Sampel Perusahaan.…....………..……...45


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi, dengan tujuan mengubah laporan keuangan sehingga menyesatkan stakeholders atau untuk mempengaruhi hasil berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen 1999). Schipper (1989) dalam Joni (2007) mendefinisikan manajemen laba sebagai intervensi manajemen terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan maksud tertentu dan sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi. Fischer dan Rosenzweig (1995) dalam Khafid (2004:42) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Praktik mengenai manajemen laba dipandang sebagai bentuk manipulasi akuntansi (Stolowy dan Breton 2003 dalam Juniarti (2005:150). Sedangkan Wild et al (2001) dalam Poll (2004) dalam Juniarti (2005:150) mengatakan earning management sebagai a

purposeful intervention by management in the earning determination process, usually to satisfy objectives.


(9)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melakukan praktik manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Nelson et al. (2000) dalam Utami (2005) meneliti praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen diAmerika Serikat dan mengidentifikasi penyebab auditor membiarkan manajemen laba tanpa dikoreksi. Dengan menggunakan data 526 kasus manajemen laba yang diperoleh dengan cara survey pada kantor akuntan publik yang tergolong the big five disimpulkan bahwa: (1) 60% dari sampel melakukan usaha manajemen laba yang berdampak pada meningkatnya laba tahun berjalan, sisanya 40% berdampak pada penurunan laba, (2) manajemen laba yang paling banyak dilakukan adalah yang berkaitan dengan cadangan (reserve), kemudian berdasarkan urutan frekuensi kejadian adalah: pengakuan pendapatan, penggabungan badan usaha (business combination), aktiva tidak berwujud, aktiva tetap, investasi, dan sewa guna usaha. Leuz et al. (2003) dalam Utami (2005) melakukan studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel 31 negara, yang meliputi periode pengamatan dari tahun 1990 sampai tahun 1999. Tujuan penelitiannya adalah untuk memberikan bukti empirik adanya perbedaan manajemen laba di berbagai negara, dan perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan proteksi terhadap investor. Indonesia menjadi sampel dalam penelitian Leuz et al. Indonesia berada pada urutan ke 15 dari 31 negara berdasarkan pada nilai rata-rata skor manajemen laba. Ini berarti bahwa Indonesia berada pada tingkat menengah, sedangkan tingkat terendah manajemen laba adalah Amerika Serikat. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN yang ikut terpilih sebagai sampel yaitu: Malaysia, Filipina, dan Thailand, maka Indonesia adalah yang paling besar tingkat manajemen labanya. Indonesia mendapat skor 2,9 untuk skor legal enforcement dan merupakan skor terendah dari 31 negara,


(10)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha artinya bahwa legal enforcement di Indonesia sangat lemah dan ini berdampak pada rendahnya tingkat proteksi terhadap investor.

Secara lebih khusus, beberapa studi menemukan bahwa perusahaan di Amerika Serikat melakukan manajemen laba pada moment IPO. Friedlan (1994) dalam Joni (2007) menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat menaikkan laba akuntansi perioda satu tahun sebelum IPO. Jain dan Kini (1994) dalam Joni (2007) menyatakan bahwa terdapat penurunan kinerja operasional perusahaan setelah IPO. Penurunan tersebut menunjukkan indikasi telah terjadi manajemen laba menjelang IPO. Teoh et al. (1998a) menemukan bahwa ada perusahaan yang berperilaku agresif (menaikkan laba) dan ada yang berperilaku konservatif ketika menyusun laporan keuangan satu perioda sebelum IPO. Beberapa studi di Indonesia juga menemukan terjadi manajemen laba di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada moment IPO. Imam Sutanto (2000), Gumanti (2001), Syaiful (2002), dan Raharjono (2005) dalam Joni (2007) menemukan bahwa terjadi manajemen laba menjelang IPO di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Gumanti (2001) dan Syaiful (2002) dalam Joni (2007) menyimpulkan bahwa manajemen melakukan manajemen laba perioda dua tahun menjelang IPO dan tidak terdapat indikasi manajemen laba perioda satu tahun menjelang IPO. Sedangkan Raharjono (2005) dalam Joni (2007) menemukan bahwa manajemen laba terjadi pada perioda satu tahun menjelang IPO. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), Tatang (2001) dan Lilis (2002) dalam Utami (2005) pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya praktik manajemen laba, yaitu adanya kenaikan tingkat akrual yang diskresioner (discretionary accruals). Joni (2007) berhasil menemukan


(11)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha manajemen laba di sekitar IPO, yaitu perioda dua tahun sebelum IPO dan lima tahun setelah IPO. Perusahaan melakukan manajemen laba dengan menurunkan nilai laba perioda t-2 (mean reversing), kemudian manajemen laba dilakukan dengan menaikkan nilai laba pada perioda t-1. Perusahaan juga melakukan manajemen laba dengan menaikkan nilai laba perioda lima tahun setelah IPO.

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa praktik manajemen laba terjadi bukan pada saat momen IPO saja,akan tetapi pada saat sebelum dan sesudah akuisisi dan merger, serta momen right issue atau pada saat seasoned equity offerings(SEO). Rahman dan Bakar (2002) dalam Kusuma dan sari (2003) telah membuktikan adanya manajemen laba melalui discretionary accrual pada perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Malaysia pada tahun sebelum akuisisi. Sementara Erickson dan Wang (1999) dalam Kusuma dan Sari (2003) menginvestigasi apakah perusahaan pengakuisisi cenderung untuk menaikkan harga sahamnya sebelum stock

merger agar mengurangi biaya pembelian perusahaan target. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba pada periode sebelum persetujuan merger. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa tingkat income increasing earning management berhubungan positif dengan ukuran merger. Penelitian yang dilakukan Iqbal et al (2000) dalam Astuti (2008) mengidentifikasi adanya manajemen laba pada momen sekitar right issue. Rangan (1998) dan Teoh et al. (1998) menyatakan bahwa terjadi penurunan kinerja di seputar SEO. Hal ini terjadi karena meningkatnya transaksi discretionary accruals yang berasal dari manajemen laba. Teoh et al. (1998) membandingkan kinerja perusahaan antara perusahaan yang menerbitkan saham pada seasoned equity offerings dengan


(12)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha yang tidak menerbitkan saham pada seasoned equity offerings. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kinerja jangka panjang terhadap perusahaan penerbit

seasoned equity offerings, discretionary accrual akan meningkat sebelum offerings,

dan kemudian menurun sesudahnya. Penelitian dalam negeri yang dilakukan Wibisono (2003) dalam Astuti (2008) menyatakan bahwa manajer bersikap oportunis sehingga mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan pasca SEO. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan cenderung meningkatkan kinerja pada saat sebelum SEO dengan cara memanipulasi laba dalam bentuk peningkatan laba (income increasing), tetapi kondisi ini menyebabkan penurunan jangka panjang pada periode setelah SEO.

Beberapa penelitian sebelumnya mengenai deteksi manajemen laba banyak menggunakan metode-metode seperti metode Jones, Dechow, dan modified Jones. Kusma dan Sari (2003) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi di BEJ selama periode 1997-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Jones, pada periode sebelum merger dan akuisisi tidak terdapat indikasi adanya manajemen laba. Kusumawardhani dan Siregar (2005) meneliti manajemen laba menjelang IPO tahun 2000-2003 dengan menggunakan metode Dechow. Usadha dan Yasa (2010) menganalisis manajemen laba perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger dan akuisisi di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode modified Jones. Mufid (2010) meneliti manajemen laba sebelum dan sesudah peristiwa right issue pada perusahaan mempublik di Bursa Efek Indonesia pada periode 2001-2007 dengan menggunakan metode modified


(13)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Jones. Astuti (2008) juga meneliti manajemen laba perusahaan disekitar right issue dengan menggunakan metode modified Jones.

Beberapa studi dilakukan untuk meneliti metode-metode deteksi manajemen laba dengan tujuan untuk mengetahui model mana yang mempunyai akurasi yang paling tinggi. Penelitian yang dilakukan Thomas dan Zhang (2000:347) dalam Utami (2005) menggunakan beberapa model yang dijadikan dasar komparasi, yaitu model DeAngelo (1986), model Jones (1991), model Dechow and Sloan (1991), model Dechow (1995) serta model Kang dan Sivaramakhrisnan (1995). Penelitian ini lebih mengutamakan kemampuan model untuk estimasi akrual, oleh karena itu dasar yang digunakan untuk membuat ranking adalah nilai koefisien determinan dari masing-masing model. Hasil yang diperoleh adalah bahwa model Kang dan Sivaramakhrisnan adalah model yang paling baik untuk digunakan dalam memprediksi akrual, ranking berikutnya adalah model Jones. Model Kang dan Sivaramakrishnan bergantung pada pendekatan alternatif di mana (a) mengestimasi akrual yang dikelola dengan menggunakan tingkatan daripada menggunakan perubahan dalam aktiva lancar dan utang lancar, (b) mencakup harga pokok penjualan dan juga beban lain-lain, dan (c) tidak membutuhkan regresi menjadi tidak terkontaminasi. Metode Kang dan Sivaramakrishnan (1995) dapat mendeteksi manajemen laba dengan lebih baik karena dapat mengurangi masalah variabel-variabel yang hilang (omitted variables problem) dan bias-bias yang terkait, dengan memunculkan regressors selain penjualan, yaitu kos barang terjual (cost of good


(14)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian fenomena dan bukti empiris yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menganalisis deteksi praktik manajemen laba yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009 dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kang dan Sivaramakrishnan. Alasan penulis menggunakan metode Kang dan Sivaramakrishnan karena metode ini mempunyai akurasi yang paling baik untuk memprediksi akrual (Thomas dan Zhang, 2000:347) dan metode ini masih jarang untuk di implikasikan dalam menganalisis praktik manajemen laba dalam perusahaan, selain itu metode ini merupakan metode terbaru dibandingkan metode-metode yang ada yang digunakan untuk mendeteksi manajemen laba.

1.2. Identifikasi Masalah

Masalah yang ingin diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009 melakukan manajemen laba yang dideteksi dengan menggunakan metode Kang dan Sivaramakrishnan ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai deteksi kemungkinan praktik-praktik manajemen laba yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis: Penelitian ini dapat memberikan jawaban dan gambaran mengenai kemungkinan praktik manajemen laba di perusahaan manufaktur


(15)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha periode 2008-2009 dan menambah pengetahuan teoritis mengenai manajemen laba.

2. Bagi investor: Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor lainnya dalam memandang laba yang diumumkan oleh perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan pembuatan keputusan investasi.

3. Bagi akademisi: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teknis dan pemahaman teori mengenai deteksi praktik manajemen laba yang terjadi dengan menggunakan metode Kang dan Sivaramakhrisnan.

4. Bagi peneliti lain: Penelitian ini dapat memberi informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang bagaimana mendeteksi manajemen laba pada dunia usaha sesungguhnya.


(16)

39 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009. Hasil penelitian tidak menemukan bukti empiris bahwa terjadi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2008 dan 2009. Pengujian terhadap

discretionary accrual tidak memberikan bukti yang kuat adanya manajemen laba

Hal ini ditunjukkan dari DA tidak berbeda daripada 0 pada tingkat kepercayaan lima persen, baik pada tahun 2008 maupun 2009. Berdasarkan hal ini maka h0 tidak dapat berhasil ditolak yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009 tidak melakukan manajemen laba.

Pada hasil penelitian ini, penulis menduga hal ini terkait dari fenomena dan metodologi yang digunakan. Terkait dari fenomena, penulis menduga hal ini berhubungan dengan krisis global yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat, sehingga penulis menduga perusahaan akan lebih konservatif dan hati-hati dalam menyajikan laporan keuangan, sedangkan terkait dengan metodologi, Metode kang dan Sivaramakrishnan ini memang merupakan metode yang paling komprehensif dibandingkan metode-metode lain, namun metode ini belum memiliki konsistensi pengujian secara empiris, karena metode ini baru, masih jarang, dan masih belum banyak digunakan untuk penelitian mengenai manajemen laba. Sehingga penulis menduga metode Kang dan Sivaramakrishnan ini belum cukup mampu


(17)

BAB V Simpulan Dan Saran 40

Universitas Kristen Maranatha menggambarkan terjadinya manajemen laba, khususnya di Indonesia serta sampel perusahaan yang terlalu sedikit dan periode waktu penelitian yang terlalu singkat sehingga penelitian ini belum bisa menggambarkan kemungkinan terjadinya manajemen laba pada perusahaan dalam jangka panjang.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang terkait. Beberapa keterbatasan yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Peneliti tidak menggunakan variabel kontrol (misalnya ukuran perusahaan) supaya hasil penelitian mampu dijelaskan dengan baik.

2. Peneliti tidak menggunakan model lain untuk mendeteksi manajemen laba supaya dapat memberikan hasil perbandingan (misalnya model modified Jones).

3. Peneliti tidak melakukan pengujian hipotesis pada jenis industri yang lain, misalnya perbankan.

4. Sampel penelitian terlalu sedikit dan periode waktu penelitian terlalu singkat yaitu hanya selama 2 tahun.

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran sebagai pengembangan untuk dijadikan penelitian yang akan datang. Beberapa saran yang terkait adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan beberapa variabel control seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan lain-lain.


(18)

BAB V Simpulan Dan Saran 41

Universitas Kristen Maranatha 2. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan beberapa pendekatan untuk mendeteksi manajemen laba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil yang diperoleh dengan berbagai model.

3. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan sampel industri yang berbeda sehingga dapat memberikan tambahan informasi empiris mengenai praktik manajemen laba dengan karakteristik industri yang berbeda-beda. 4. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambah sampel penelitian dan


(19)

41 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. S. P. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen

Laba di Seputar Right Issue. Thesis S2. Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

Belkaoui, Ahmed. Theory of Accounting. 2007

Copeland,R.M.1968.“Income Smoothing, Journal of Accounting Research”,

Empirical Reseacrh in Accounting, Selected studies 6 ( Supplement).

Healy, Paul M., dan Wahlen James M. 1999. A Review of The Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting

Horizons 13.

I Putu Adnyana Usadha dan Gerianta Wirawan Yasa.2008.Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. http://ejournal.unud.ac.id

Joni.2007.Hubungan Manajemen Laba Sebelum IPO dan Return Saham dengan

Kecerdasan Investor sebagai Variabel Moderasi. Thesis S2 Sekolah

Pascasarjana Magister Sains.Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Juniarti dan Corolina. Analisis. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan yang Go Publik. Jurnal

Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, Nopember 2005: 148-162.

Khafid,Muhamad.2004. Perbandingan Earning Respone Antara Perusahaan

Income smoothers Dan Non Income Smoothers Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Semarang: FE UNNES (Dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen

Vol 13. No.1 2004 UNNES).

Kusuma, Hadri dan Wigina Ayu Udiana Sari. 2003. Manajemen Laba oleh Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di

Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol. 7. No. 1. Juni.

Kusumawardhani, Niken Astria Sakina dan Siregar, Sylvia Veronica. 2009.

“Fenomena manajemen laba menjelang IPO dan kaitannya dengan nilai 78

perusahaan pasca-IPO”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII, Palembang.

Mufid, Faozan El. Analisis Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Peristiwa Right Issue pada Peusahaan Mempublik di Bursa Efek Indonesia. 2010. Skripsi S1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram.


(20)

Daftar Pustaka 42

Universitas Kristen Maranatha Naim, Ainun dan Setiawan, Lilis. Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia Vol. 15 No. 4, 2000.

Pramastuti, Suluh. Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian Devidend Signaling

Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Thesis S2. Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Rangan, Srinivasan. 1998. Earnings Management and The Performance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial Economics 50: 100-122.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd ed., Canada: Practice Hall.

Teoh, Siew Hong; Ivo Welch; dan T. J. Wong. 1998b. Earnings Management and The Underperformance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial

Economics 50: 63-99.

Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas

(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur) . Thesis S2. Universitas


(1)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha periode 2008-2009 dan menambah pengetahuan teoritis mengenai manajemen laba.

2. Bagi investor: Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor lainnya dalam memandang laba yang diumumkan oleh perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan pembuatan keputusan investasi.

3. Bagi akademisi: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teknis dan pemahaman teori mengenai deteksi praktik manajemen laba yang terjadi dengan menggunakan metode Kang dan Sivaramakhrisnan.

4. Bagi peneliti lain: Penelitian ini dapat memberi informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang bagaimana mendeteksi manajemen laba pada dunia usaha sesungguhnya.


(2)

39 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2009. Hasil penelitian tidak menemukan bukti empiris bahwa terjadi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2008 dan 2009. Pengujian terhadap discretionary accrual tidak memberikan bukti yang kuat adanya manajemen laba Hal ini ditunjukkan dari DA tidak berbeda daripada 0 pada tingkat kepercayaan lima persen, baik pada tahun 2008 maupun 2009. Berdasarkan hal ini maka h0 tidak dapat berhasil ditolak yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009 tidak melakukan manajemen laba.

Pada hasil penelitian ini, penulis menduga hal ini terkait dari fenomena dan metodologi yang digunakan. Terkait dari fenomena, penulis menduga hal ini berhubungan dengan krisis global yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat, sehingga penulis menduga perusahaan akan lebih konservatif dan hati-hati dalam menyajikan laporan keuangan, sedangkan terkait dengan metodologi, Metode kang dan Sivaramakrishnan ini memang merupakan metode yang paling komprehensif dibandingkan metode-metode lain, namun metode ini belum memiliki konsistensi pengujian secara empiris, karena metode ini baru, masih jarang, dan masih belum banyak digunakan untuk penelitian mengenai manajemen laba. Sehingga penulis menduga metode Kang dan Sivaramakrishnan ini belum cukup mampu


(3)

BAB V Simpulan Dan Saran 40

Universitas Kristen Maranatha menggambarkan terjadinya manajemen laba, khususnya di Indonesia serta sampel perusahaan yang terlalu sedikit dan periode waktu penelitian yang terlalu singkat sehingga penelitian ini belum bisa menggambarkan kemungkinan terjadinya manajemen laba pada perusahaan dalam jangka panjang.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang terkait. Beberapa keterbatasan yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Peneliti tidak menggunakan variabel kontrol (misalnya ukuran perusahaan) supaya hasil penelitian mampu dijelaskan dengan baik.

2. Peneliti tidak menggunakan model lain untuk mendeteksi manajemen laba supaya dapat memberikan hasil perbandingan (misalnya model modified Jones).

3. Peneliti tidak melakukan pengujian hipotesis pada jenis industri yang lain, misalnya perbankan.

4. Sampel penelitian terlalu sedikit dan periode waktu penelitian terlalu singkat yaitu hanya selama 2 tahun.

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran sebagai pengembangan untuk dijadikan penelitian yang akan datang. Beberapa saran yang terkait adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan beberapa variabel control seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan lain-lain.


(4)

BAB V Simpulan Dan Saran 41

Universitas Kristen Maranatha 2. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan beberapa pendekatan untuk mendeteksi manajemen laba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil yang diperoleh dengan berbagai model.

3. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan sampel industri yang berbeda sehingga dapat memberikan tambahan informasi empiris mengenai praktik manajemen laba dengan karakteristik industri yang berbeda-beda. 4. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambah sampel penelitian dan


(5)

41 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. S. P. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. Thesis S2. Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Belkaoui, Ahmed. Theory of Accounting. 2007

Copeland,R.M.1968.“Income Smoothing, Journal of Accounting Research”, Empirical Reseacrh in Accounting, Selected studies 6 ( Supplement).

Healy, Paul M., dan Wahlen James M. 1999. A Review of The Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons 13.

I Putu Adnyana Usadha dan Gerianta Wirawan Yasa.2008.Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. http://ejournal.unud.ac.id

Joni.2007.Hubungan Manajemen Laba Sebelum IPO dan Return Saham dengan Kecerdasan Investor sebagai Variabel Moderasi. Thesis S2 Sekolah Pascasarjana Magister Sains.Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Juniarti dan Corolina. Analisis. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan yang Go Publik. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, Nopember 2005: 148-162.

Khafid,Muhamad.2004. Perbandingan Earning Respone Antara Perusahaan Income smoothers Dan Non Income Smoothers Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Semarang: FE UNNES (Dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol 13. No.1 2004 UNNES).

Kusuma, Hadri dan Wigina Ayu Udiana Sari. 2003. Manajemen Laba oleh Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol. 7. No. 1. Juni. Kusumawardhani, Niken Astria Sakina dan Siregar, Sylvia Veronica. 2009.

“Fenomena manajemen laba menjelang IPO dan kaitannya dengan nilai 78 perusahaan pasca-IPO”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII, Palembang.

Mufid, Faozan El. Analisis Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Peristiwa Right Issue pada Peusahaan Mempublik di Bursa Efek Indonesia. 2010. Skripsi S1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram.


(6)

Daftar Pustaka 42

Universitas Kristen Maranatha Naim, Ainun dan Setiawan, Lilis. Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia Vol. 15 No. 4, 2000.

Pramastuti, Suluh. Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian Devidend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Thesis S2. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Rangan, Srinivasan. 1998. Earnings Management and The Performance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial Economics 50: 100-122.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory, 2nd ed., Canada: Practice Hall.

Teoh, Siew Hong; Ivo Welch; dan T. J. Wong. 1998b. Earnings Management and The Underperformance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial Economics 50: 63-99.

Utami, Wiwik.2005. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur) . Thesis S2. Universitas Mercu Buana.


Dokumen yang terkait

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012).

0 2 17

Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI MANAJEMEN LABA MELALUI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 3 15

PERBEDAAN PENGATURAN LABA ANTARA PERUSAHAAN LABA DENGAN PERUSAHAAN RUGI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 3 7

PENDAHULUAN PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 8

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 0 14

LANDASAN TEORI Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 0 27

METODE PENELITIAN Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei) Tahun 2008-2010.

0 1 10

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013).

0 10 21

Deteksi Manajemen Laba dengan Menggunakan Model Jones Modifikasian dan Model Kang dan Sivaramakrishnan: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009.

1 3 21

(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang Terdaftar - Praktek Manajemen Laba Yang Dilakukan Perusahaan : Deteksi Dengan Menggunakan Valuation Allowance Account (Vaa)

0 0 84