Pengaruh Pemberian Oksigen Kaleng Terhadap Waktu Istirahat Setelah Berolahraga Pada Pria Dewasa Muda.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG

TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

Christian Pramudita, 2010

Pembimbing: Jo Suherman, dr., MS., AIF Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

Latar belakang. Selama berolahraga, akan terjadi peningkatan kebutuhan jumlah oksigen untuk mencukupi pembentukan energi bagi tubuh. Namun, ketika jumlah oksigen yang diperlukan tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi proses metabolisme anaerobik dimana akan terbentuk asam laktat yang akan menyebabkan kelelahan otot. Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk menilai pengaruh penggunaan oksigen kaleng dan kaitannya terhadap waktu istirahat. Di samping itu juga dapat dilihat bahwa pemberian oksigen kaleng dapat memberikan pengaruh terhadap waktu istirahat seseorang setelah beraktivitas fisik.

Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental sungguhan, dimana 30 orang laki-laki mengikuti dua sesi percobaan. Pada sesi pertama, Subjek Penelitian diminta untuk berlari sampai denyut jantungnya mencapai 140 kali per menit kemudian setelahnya beristirahat tanpa diberikan oksigen kaleng; sedangkan pada sesi kedua dengan perlakuan yang sama namun ketika SP beristirahat diberikan oksigen kaleng.

Hasil. Pada sesi pertama didapatkan waktu istirahat (43.13 menit) yang lebih panjang dibandingkan sesi kedua (29,16 menit; p < 0,002** berbeda sangat nyata)

Kesimpulan. Pemberian oksigen kaleng yang diberikan pada orang saat istirahat

setelah berolahraga terbukti dapat mempersingkat lamanya waktu isirahat. Kata kunci : oksigen, olahraga, waktu istirahat,


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF OXYGEN CAN USAGE TO RESTING TIME AFTER EXERCISE

Christian Pramudita, 2010

Tutor: Jo Suherman, dr., MS., AIF Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

Background. Oxygen consumption is linearly related to the workload and as exercise intensity increases. However, while the amount of oxygen from aerobic metabolism cannot fulfill it, there will be an anaerobic metabolism to fulfill the energy which produce lactid acid as the product that can cause muscle fatigue. Objective. In this study, we assessed the influence of oxygen and its relation to resting time after exercise. Thereby, investigating ways that oxygen using could be shortening the resting time after exercise.

Method. The author used a prospective true experimental design method, that 30 young men attended two sessions. The first session is not using oxygen can while resting after running until his heart rate reach 140 times per minute. And the second session is the same as the first session but it uses oxygen can while resting.

Results. There is a longer resting time in the first session of experiment (mean = 43.13 minutes). Compare with the second session of experiment (mean = 29,16 minute; p < 0,002** highly significant).

Conclusion. The usage of oxygen can while resting after has exercised has proved to shorten the resting time.


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR………..xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis ... 4

1.7 Metode Penelitian... 4


(4)

x

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metabolisme Olahraga ... 6

2.2 Kebutuhan Energi Saat Istirahat... 6

2.3 Transisi Istirahat ke Olahraga ... 7

2.4 Pemulihan Setelah Berolahraga: Respon – Respon Metabolis ... 9

2.5 Respon Metabolis Olahraga ... 12

2.5.1 Olahraga Intensitas Tinggi Durasi Singkat ... 12

2.5.2 Olahraga Durasi Panjang ... 13

2.5.3 Olahraga Yang Secara Bertahap Meningkat (Incremental Exercise) .... 13

2.6 Fungsi Pernafasan ... 15

2.6.1 Sifat-Sifat Gas ... 16

2.6.2 Tekanan Parsial ... 16

2.6.3 Pengangkutan Gas Antara Paru dan Jaringan ... 17

2.6.4 Pengangkutan Oksigen ke Jaringan. ... 18

2.6.5 Pengangkutan Oksigen dan Karbon Dioksida di Dalam Darah dan Cairan Tubuh ... 18

2.6.6 Tekanan Oksigen dan Karbon Dioksida Dalam Paru, Darah, dan jaringan ... 19

2.6.7 Pengambilan Oksigen oleh Darah Paru... 19

2.7 Transpor Oksigen Dalam Darah... 21

2.7.1 Gabungan Reversibel Antara Hemoglobin dan Oksigen ... 21

2.7.2 Efek Hemoglobin Untuk Dapar PO2 Oksigen Jaringan ... 24

2.8 Reaksi Hemoglobin dan Oksigen ... 26


(5)

xi

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2 Subjek Penelitian ... 32

3.3 Bahan dan Alat yang Digunakan... 33

3.4 Metode Penelitian... 33

3.4.1 Variabel Penelitian ... 33

3.4.2 Prosedur Kerja ... 34

3.4.3 Analisis Data ... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 36

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 43


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Hasil Penelitian ... 36 Tabel 4.2 Interval Waktu Pada Sesi I dan Sesi II dengan Uji T-Test Berpasangan ... 37


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Waktu yang dibutuhkan ambilan oksigen (VO2) pada transisi

istirahat ke olahraga ... 8 Gambar 2.2 Perbedaan pada waktu ambilan oksigen (VO2) selama transisi

istirahat ke olahraga antara subjek yang terlatih dengan yang tidak terlatih. Perhatikan waktu untuk mencapai keadaan batas lebih lambat pada subjek yang tidak terlatih ... 9 Gambar 2.3 Hutang dan defisit oksigen pada olahraga ringan/sedang

(a) dan selama olahraga berat (b) ... 10 Gambar 2.4 Ringkasan nilai PO2 dan PCO2 dalam udara, paru-paru, darah

dan jaringan, digambarkan dalam bentuk grafik untuk

menekankan fakta bahwa baik O2 maupun CO2 berdifusi ”turun”

mengikuti perbedaan tekanan parsial yang makin rendah ... 18 Gambar 2.5 Pengambilan oksigen oleh darah kapiler paru. Garis merah

menunjukan PO2 darah. Garis putus-putus menunjukan

tekanan parsial oksigen alveolus. PO2=40 mmHg pada akhir arteri dan PO2=104 pada akhir vena ... 21 Gambar 2.6 Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin ... 23 Gambar 2.7 Efek PO2 darah terhadap jumlah oksigen yang berikatan dengan

hemoglobin dalam setiap 100 mililiter darah ... 24 Gambar 2.8 Kurva disosiasi hemoglobin-oksigen; pH 7,40, suhu 38oC... 28 Gambar 2.9 Efek PO2 intrasel terhadap kecepatan pemakaian oksigen oleh

sel. Perhatikan bahwa peningkatan konsentrasi adenosin difosfat (ADP) intrasel akan meningkatan kecepatan kecepatan pemakaian oksigen ... 30


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Subjek Penelitian ... 43

Lampiran 2. Foto Penelitian ... 44

Lampiran 3. T-Test Berpasangan ... 46


(9)

Email:

ethic.fkukmrsi@ med.maranatha.

edu

KOMISI ETIK PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL

BANDUNG

SOP/008/01.0 Berlaku mulai: Desember 2008 Hal 43 dari 1

Judul:

Formulir Protokol

43

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a :

U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya:

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya

setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:

Pengaruh Pemberian Oksigen Kaleng Terhadap Waktu Istirahat Setelah Berolahraga

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Bandung,

Mengetahui, Yang menyatakan,

Penanggung jawab penelitian, Peserta Penelitian


(10)

44


(11)

(12)

46

Lampiran 3. T-test Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 WAKTU_I 43.1260 30 9.87458 1.80284 WAKTU_II 29.1603 30 7.57165 1.38239

Paired Samples Correlations

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

WAKTU_I - WAKTU_II

13.965

7 8.61570 1.57300 10.7485 17.1828 8.878 29 .000

N Correlation Sig.

Pair 1 WAKTU_I &


(13)

47

LAMPIRAN 4. PERHITUNGAN JUMLAH SAMPEL

Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan rumus besar sampel untuk menguji perbedaan rata – rata data berpasangan.

Z1-α dan Z1- β diperoleh dari tabel distribusi normal standar, untuk tingkat

kepercayaan 95%, nilai : Z1-α = 1,96, dan power test 80%, Z1-β = 0,84

x1-x2 = selisih rata – rata tekanan darah sesudah percobaan dengan tekanan darah sebelum percobaan

Perhitungan dengan rumus :

n = 27,04 n ≈ 30


(14)

48

RIWAYAT HIDUP

Nama : Christian Pramudita Budianto

Nomor Pokok Mahasiswa : 0710015

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 1 Juli 1989

Alamat : Darmo Harapan Utara VI/EW 7, Surabaya – 60187

Agama : Kristen Protestan

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1995, lulus TK Kristen Petra 10, Surabaya Tahun 2001, lulus SD Kristen Petra 10, Surabaya Tahun 2004, lulus SMP Kristen Petra 1, Surabaya Tahun 2007, lulus SMA Kristen Petra 1, Surabaya Tahun 2007 – sekarang, mahasiswa Fakultas


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat berolahraga. Olahraga merupakan hal penting pada jalur bioenergi pada otot yang sedang bekerja. Selama melakukan olahraga, pembuluh darah di otot akan mengalami dilatasi dan aliran darah akan meningkat yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah oksigen. Jumlah oksigen yang telah meningkat tersebut dapat mencukupi pembentukan energi yang cukup bagi tubuh. Namun, ketika kerja otot melampaui batas, oksigen tidak dapat disalukan ke serat-serat otot dengan cukup cepat, dan pemecahan asam piruvat pada pernafasan aerobik tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk memproduksi ATP yang dibutuhkan untuk kontraksi otot. Selama masa tersebut, tambahan ATP didapat dari glikolisis anaerobik. Pada proses tersebut sebagian besar dari asam piruvat yang diproduksi akan dikonversikan menjadi asam lakat. Meskipun 80% dari asam lakat berdifusi dari otot skeletal dan ditranspor ke hati sebagai konversi munculnya glukosa atau glikogen. (Brianmac, 2010)

Pada akhirnya, ketika jumlah oksigen sudah cukup, asam laktat akan dikatabolisme menjadi karbon dioksida dan air. Setelah berhenti berolahraga, oksigen tambahan dibutuhkan untuk memetabolisme asam laktat, untuk memulihkan ATP, fosfokreatinin dan glikogen, dan untuk memenuhi kembali oksigen yang telah dipinjam dari hemoglobin, myoglobin, udara di paru-paru, dan cairan tubuh. (Brianmac, 2010)

Oksigen tambahan yang diambil dari tubuh setelah berolahraga untuk memulihkan semua sistem tubuh hingga mencapai kondisi yang optimal disebut

“hutang oksigen”. (Brianmac, 2010)

Seiring dengan berjalannnya proses tersebut, glikogen pada otot juga turut akan pulih. Hal ini dapat dicapai melalui diet dan dapat mengambil waktu sampai


(16)

2

berhari-hari, tergantung dari intensitas olahraganya. konsumsi maksimum oksigen selama proses katabolisme aerob disebut ambilan oksigen maksimal. Dimana ditentukan oleh jenis kelamin (biasanya lebih tinggi pada pria), usia (tertinggi pada sekitar umur 20 tahun) dan ukuran tubuh (meningkat seiring bertambah besarnya ukuran tubuh). (Brianmac, 2010)

Olahragawan (atlit) yang terlatih dapat mencapai ambilan oksigen maksimal dua kali lebih cepat dari pada orang-orang pada umumya. Kemungkinan disebabkan adanya faktor genetik dan latihan. Hasilnya adalah, para atlit tersebut mampu melakukan aktivitas otot yang lebih keras tanpa adanya peningkatan asam laktat, dan hutang oksigennya juga lebih rendah. Hal ini merupakan alasan mengapa para atlit tersebut tidak memiliki nafas yang pendek daripada orang-orang yang tidak terlatih. (Brianmac, 2010)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut yaitu apakah pemberian oksigen kaleng mempersingkat waktu istirahat setelah berolahraga.

1.3Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan oksigen kaleng sehingga dapat digunakan untuk mempersingkat waktu istirahat sehabis berolahraga.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian oksigen kaleng terhadap waktu istirahat setelah berolahraga.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi bagi lingkungan sekitar tentang manfaat penggunaan oksigen kaleng terhadap waktu istirahat setelah berolahraga.


(17)

3

1.5Kerangka Pemikiran

Terdapat tiga jalan dari serat otot dapat membentuk ATP selama aktivitas kontraktil. (1) fosforilasi dari ADP oleh keratin fosfatase; (2) fosforilasi oksidatif dari ADP di mitokondria; dan (3) fosforilasi ADP pada jalur glikolisis pada sitosol.

Fosforilasi dari ADP oleh kreatin fosfatase menyediakan pembentukan ATP dengan sangat cepat pada awal aktivitas kontraktil. Ketika ikatan kimia antara keratin dan fosfatase pecah, jumlah dari energi yang dilepaskan adalah sama dengan yang dilepaskan ketika ketika ikatan fosfat pada ATP pecah. Energi ini, bersama dengan grup fosfat, dapat ditransfer ke ADP untuk membentuk ATP pada reaksi reversibel yang dikatalis oleh keratin kinase.

Meskipun pembentukan ATP dari keratin fosfat sangat cepat, dibutuhkan hanya satu reaksi enzimatik, jumlah ATP yang dapat dibentuk dari proses ini terbatas oleh konsentrasi inisial dari kreatin fosfatase di sel. Apabila aktivitas kontraktil berlangsung lebih dari beberapa detik, otot harus dapat membentuk ATP dari sumber yang lain. Jalur multi enzimatik dari fosforilasi oksidatif dan glikolisis meningkatkan pembentukan ATP yang sama sesuai dengan jumlah ATP yang pecah.

Ketika instensitas dari berolahraga melebihi 70% dari pemecahan maksimal ATP, glikolisis berkontribusi pada peningkatan fraksi signifikan dari total ATP yang dihasilkan otot. Jalur glikolisis, meskipun hanya memproduksi ATP dalam jumlah kecil dari setiap molekul metabolisme glukosa, dapat memproduksi ATP dalam jumlah yang besar ketika enzim dan juga substratnya tersedia. Dan keberhasilan dari proses ini juga dikarenakan adanya oksigen, sehingga pemberian tambahan oksigen seperti pada oksigen kaleng dapat membantu proses pemulihan energi yang telah hilang dari tubuh. Glukosa untuk glikolisis dapat didaptkan dari dua sumber: darah atau simpanan glikogen pada serat otot. Intensitasnya disesuaikan dengan peningkatan aktivitas otot, dan terlebih lagi pembentukan ATP dihasilkan oleh reaksi anaerob yang memiliki asam laktat sebagai produk akhirnya.


(18)

4

Pada akhir aktivitas otot, jumlah kreatin fosfat dan glikogen pada otot mengalami penurunan. Untuk mengembalikan serat otot ke keadaan semula, komponen penyimpan energi harus dipulihkan. Proses ini membutuhkan energi, dimana otot terus-menerus mengkonsumsi jumlah oksigen untuk suatu waktu tertentu, hal ini menyebabkan seseorang akan bernafas dengan cepat dan dalam setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Peningkatan oksigen ini digunakan

untuk membayar “hutang oksigen” yang terjadi selama aktivitas fisik dimana ATP

dihasilkan oleh proses fosforilasi oksidatif. Semakin lama dan berat suatu aktivitas fisik, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan glikogen dan kreatin fosfat pada serat otot hingga mencapai konsentrasi optimal.

1.6Hipotesis

Pemberian oksigen kaleng mempersingkat waktu istirahat setelah berolahraga.

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan desain pretest dan post test. Penelitian ini dibagi menjadi dua sesi dimana sebelumnya dilakukan pengamatan denyut jantung Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat. Sesi pertama yaitu, mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan Subjek Penelitan untuk beristirahat tanpa menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Sesi kedua yaitu, mengukur lamanya waktu istirahat Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat dengan menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Alat yang digunakan untuk mengukur denyut jantung ini adalah finger pulse oxymeter dan tambahan oksigen didapat dari oksigen kaleng merek Lenos dengan kepekatan oksigen yaitu 96% - 99,5 %.


(19)

5

1.8Tempat dan Waktu

Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu : Januari 2010 sampai dengan Desember 2010


(20)

40

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan:


(21)

41

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini, antara lain:

1. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan tambahan prosedur seperti memeriksa kadar hemoglobin darah sehingga lebih didapatkan homogenitas pada subjek percobaan.

2. Penggunaan oksigen kaleng dapat digunakan sebagai sarana untuk mempersingkat waktu istirahat yang dibutuhkan oleh tubuh setelah berolahraga, terutama bagi atlet olahraga.


(22)

42

DAFTAR PUSTAKA

Boron Walter F., Boulpaep Emile L. 2005. Medical Physiology A Cellular and Mollecular Approach. Updated edition. Philadelphia : Elsevier Saunders

Ganong W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC

Ogata Hisayoshi., Yano Tokuo. 2004. Kinetics of oxygen uptake during arm cranking with the legs inactive or exercising at moderate intensities. SpringerLink. 9

Oktober 2010.

Özyener Fadil Evaluation Of Intra-Muscular Oxygenation During Exercise In Humans http://www.jssm.org/vol1/n1/4/1-4.htm 2002

Power Scott K., Howley Edwar T. 2007. Exercise Physiology Theory and Application to Fitness and Performance. 6th edition. USA : McGraw-Hill

Vander Arthur J., Sherman James H., Luciano Dorothy S. 1994. Human Phsysiology The Mechanism Of Body Function. 6th edition. USA : McGraw-Hill

Weibel Ewald R., Hoppeler Hans. 2004. Modeling Design and Functional Integration in the Oxygen and Fuel Pathways to Working Muscle.SpringerLink. 9 Oktober 2010

_____.2001.Oxygen Therapy Improves Cardiac Index and Pulmonary Vascular Resistance in Patients With Pulmonary Hipertention.

http://chestjournal.chestpubs.org/content120/5/1547.full.html 2001

http://www.rohan.sdsu.edu/course/ens304/public_html/section1/Oxygenconsumption. htm. 2010


(1)

3

1.5Kerangka Pemikiran

Terdapat tiga jalan dari serat otot dapat membentuk ATP selama aktivitas kontraktil. (1) fosforilasi dari ADP oleh keratin fosfatase; (2) fosforilasi oksidatif dari ADP di mitokondria; dan (3) fosforilasi ADP pada jalur glikolisis pada sitosol.

Fosforilasi dari ADP oleh kreatin fosfatase menyediakan pembentukan ATP dengan sangat cepat pada awal aktivitas kontraktil. Ketika ikatan kimia antara keratin dan fosfatase pecah, jumlah dari energi yang dilepaskan adalah sama dengan yang dilepaskan ketika ketika ikatan fosfat pada ATP pecah. Energi ini, bersama dengan grup fosfat, dapat ditransfer ke ADP untuk membentuk ATP pada reaksi reversibel yang dikatalis oleh keratin kinase.

Meskipun pembentukan ATP dari keratin fosfat sangat cepat, dibutuhkan hanya satu reaksi enzimatik, jumlah ATP yang dapat dibentuk dari proses ini terbatas oleh konsentrasi inisial dari kreatin fosfatase di sel. Apabila aktivitas kontraktil berlangsung lebih dari beberapa detik, otot harus dapat membentuk ATP dari sumber yang lain. Jalur multi enzimatik dari fosforilasi oksidatif dan glikolisis meningkatkan pembentukan ATP yang sama sesuai dengan jumlah ATP yang pecah.

Ketika instensitas dari berolahraga melebihi 70% dari pemecahan maksimal ATP, glikolisis berkontribusi pada peningkatan fraksi signifikan dari total ATP yang dihasilkan otot. Jalur glikolisis, meskipun hanya memproduksi ATP dalam jumlah kecil dari setiap molekul metabolisme glukosa, dapat memproduksi ATP dalam jumlah yang besar ketika enzim dan juga substratnya tersedia. Dan keberhasilan dari proses ini juga dikarenakan adanya oksigen, sehingga pemberian tambahan oksigen seperti pada oksigen kaleng dapat membantu proses pemulihan energi yang telah hilang dari tubuh. Glukosa untuk glikolisis dapat didaptkan dari dua sumber: darah atau simpanan glikogen pada serat otot. Intensitasnya disesuaikan dengan peningkatan aktivitas otot, dan terlebih lagi pembentukan ATP dihasilkan oleh reaksi anaerob yang memiliki asam laktat sebagai produk akhirnya.


(2)

Pada akhir aktivitas otot, jumlah kreatin fosfat dan glikogen pada otot mengalami penurunan. Untuk mengembalikan serat otot ke keadaan semula, komponen penyimpan energi harus dipulihkan. Proses ini membutuhkan energi, dimana otot terus-menerus mengkonsumsi jumlah oksigen untuk suatu waktu tertentu, hal ini menyebabkan seseorang akan bernafas dengan cepat dan dalam setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Peningkatan oksigen ini digunakan untuk membayar “hutang oksigen” yang terjadi selama aktivitas fisik dimana ATP dihasilkan oleh proses fosforilasi oksidatif. Semakin lama dan berat suatu aktivitas fisik, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan glikogen dan kreatin fosfat pada serat otot hingga mencapai konsentrasi optimal.

1.6Hipotesis

Pemberian oksigen kaleng mempersingkat waktu istirahat setelah berolahraga.

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan desain pretest dan post test. Penelitian ini dibagi menjadi dua sesi dimana sebelumnya dilakukan pengamatan denyut jantung Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat. Sesi pertama yaitu, mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan Subjek Penelitan untuk beristirahat tanpa menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Sesi kedua yaitu, mengukur lamanya waktu istirahat Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat dengan menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Alat yang digunakan untuk mengukur denyut jantung ini adalah finger pulse oxymeter dan tambahan oksigen didapat dari oksigen kaleng merek Lenos dengan kepekatan oksigen yaitu 96% - 99,5 %.


(3)

5

1.8Tempat dan Waktu

Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu : Januari 2010 sampai dengan Desember 2010


(4)

40 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan:


(5)

41

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini, antara lain:

1. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan tambahan prosedur seperti memeriksa kadar hemoglobin darah sehingga lebih didapatkan homogenitas pada subjek percobaan.

2. Penggunaan oksigen kaleng dapat digunakan sebagai sarana untuk mempersingkat waktu istirahat yang dibutuhkan oleh tubuh setelah berolahraga, terutama bagi atlet olahraga.


(6)

42

Boron Walter F., Boulpaep Emile L. 2005. Medical Physiology A Cellular and Mollecular Approach. Updated edition. Philadelphia : Elsevier Saunders

Ganong W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC

Ogata Hisayoshi., Yano Tokuo. 2004. Kinetics of oxygen uptake during arm cranking with the legs inactive or exercising at moderate intensities. SpringerLink. 9

Oktober 2010.

Özyener Fadil Evaluation Of Intra-Muscular Oxygenation During Exercise In Humans http://www.jssm.org/vol1/n1/4/1-4.htm 2002

Power Scott K., Howley Edwar T. 2007. Exercise Physiology Theory and Application to Fitness and Performance. 6th edition. USA : McGraw-Hill

Vander Arthur J., Sherman James H., Luciano Dorothy S. 1994. Human Phsysiology The Mechanism Of Body Function. 6th edition. USA : McGraw-Hill

Weibel Ewald R., Hoppeler Hans. 2004. Modeling Design and Functional Integration in the Oxygen and Fuel Pathways to Working Muscle.SpringerLink. 9 Oktober 2010

_____.2001.Oxygen Therapy Improves Cardiac Index and Pulmonary Vascular Resistance in Patients With Pulmonary Hipertention.

http://chestjournal.chestpubs.org/content120/5/1547.full.html 2001

http://www.rohan.sdsu.edu/course/ens304/public_html/section1/Oxygenconsumption. htm. 2010