Tinjauan Yuridis Kewenangan Penyidik Dalam Penyitaan Boedel Pailit Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang kepailitan dan PKPU serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP.

“TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIK DALAM PENYITAAN
BOEDEL PAILIT DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37
TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG SERTA UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1981 TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA”
Abstrak
Donny Victor Halomoan Sihite
110110100013
Tugas akhir ini mengangkat permasalahan tentang kewenangan
penyidik yang melakukan penyitaan terhadap benda yang termasuk dalam
boedel pailit sehingga dapat menimbulkan kerugian pada kreditor-kreditor
yang ada didalam perkara kepailitan. Penulis mengangkat permasalahan
tersebut dengan tujuan, Pertama, untuk membahas apa implikasi hukum
yang terjadi ketika penyidik melakukan penyitaan terhadap benda yang
merupakan harta yang termasuk dalam boedel pailit. Kedua, bagaimana
akibat hukum yang muncul setelah penyidik melakukan penyitaan
terhadap benda yang termasuk dalam boedel pailit tersebut.
Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
yuridis normatif. Metode penelitian dengan tahap pengumpulan data yang
digunakan adalah studi kepustakaan dan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Data tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan suatu objek
permasalahan yang berupa sinkronisasi fakta-fakta yang terjadi dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh
Penulis dapat disimpulkan bahwa tindakan penyidik yang melakukan
penyitaan terhadap benda yang termasuk dalam boedel pailit berimplikasi
pada terganggunya tugas kurator untuk melakukan pengurusan dan
pemberesan harta pailit dan berakibat dirugikannya kepentingan kreditor.
Penulis memberikan saran agar penyidik yang melakukan penyitaan harus
mempertimbangkan relevansi dan urgensi sebagaimana diatur dalam
KUHAP. Selain itu, diperlukan mekanisme yang lebih khusus untuk
melakukan penyitaan khususnya terhadap benda yang telah disita karena
perkara perdata maupun pailit. Di sisi lain, lembaga peradilan diharapkan
dapat memberikan terobosan hukum atau penemuan hukum agar tidak
terjadi benturan kewenangan antara penyidik dan kurator.
Kata Kunci: Penyidik, Kewenangan Penyitaan, Sita Umum, Kepailitan.

iv 

“JUDICIAL REVIEW ON INVESTIGATORS AUTHORITY IN THE

FORECLOSURE OF BANKRUPTCY BOEDEL ASSOCIATED WITH THE
LAW NUMBER 37 OF 2004 ABOUT BANKRUPTCY AND SUSPENSION
OF DEBT PAYMENT OBLIGATION IN ACCORDANCE WITH THE LAW
NUMBER 8 OF 1981 OF CRIMINAL PROCEDURE LAW BOOK”
Abstract
Donny Victor Halomoan Sihite
110110100013

This Thesis raises matter on investigators authority in the
foreclosure of bankruptcy boedel that can caused loss to the existing
creditors in the bankruptcy case. Author raised the matter foresaid with the
following objectives, first, to discuss what is the legal implications when the
investigators foreclosed the object that are included bankruptcy boedel.
Second, what is the legal consequences after investigators foreclosed the
objects that are in the bankruptcy boedel
Author uses the research method with juridical normative approach.
The research method in use of collecting the data is literature study and
the data that are being used in this research are primary legal materials
and secondary legal materials. Those data then are being to describe the
problem in order to syncronize between the facts occured and the

prevailling laws.
Based on the research and the study, Author can conclude that the
investigators who conduct a foreclosure action against objects that are
included in the bankruptcy boedel implicated in the disruption of the
curator to perform maintenance tasks and the settlement of the bankruptcy
condition and the result will harm the interest of the creditors. The author
would like to give advice to the investigators that they should consider the
relevance and urgency as stipulated in the Criminal Code. In addition,
there is need to have a specific mechanism to execute a foreclosure,
especially for the objects that have been confiscated as privat cases or
bankruptcy. On the other hand, the judiciary standing is expected to
deliver a breakthrough or a new discover of the law in order to avoid any
authority conflicts between the investigator and the curator.

Keyword
: Investigators, authority to foreclosure, bailiff common,
bankruptcy.
 




Dokumen yang terkait

Pembebanan Harta Pailit Dengan Gadai Dalam Pengurusan Harta Pailit Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaankewajiban Pembayaran Utang

1 76 108

Kepailitan Dana Pensiun Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

4 90 91

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Tentang Hak Kreditor Dalam Melaksanakan Eksekusi Selaku Pemegang Hak Tanggungan Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dan Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penunda

0 2 14

PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN ATAS PERUSAHAAAN DEVELOPER YANG DIMOHONKAN PKPU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KE.

0 0 2

Pertanggungjawaban Kurator atas Kesalahan atau Kelalaiannya dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit ditinjau dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.

0 1 2

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN HAKIM PENGAWAS TERHADAP KURATOR YANG MERUGIKAN HARTA PAILIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004.

0 0 1

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981

0 0 143

KEDUDUKAN DAN PERANAN PARALEGAL DALAM AKTIVITAS BANTUAN HUKUM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT jo UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAP Jo. UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM - repo unpas

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - KEDUDUKAN DAN PERANAN PARALEGAL DALAM AKTIVITAS BANTUAN HUKUM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT jo UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAP Jo. UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN

0 0 20