Peningkatan Minat Dan Kemampuan Membaca Paragraf Berhuruf Jawa Dengan Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Vii Mts N 1 Ngemplak Boyolali jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JAWA
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA
PARAGRAF BERHURUF JAWA DENGAN METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VII MTS N 1 NGEMPLAK BOYOLALI

Nama

: FATIA AZZAHRAH

NIM

: K4212029

Email

: fatiaazzahrah@yahoo.com


No. HP

: 089634949825

Pembimbing

: 1. Dr. Sumarwati, M.Pd.
2. Dr. M. Rohmadi, SS., M.Hum.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA
PARAGRAF BERHURUF JAWA DENGAN METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VII MTS N 1 NGEMPLAK BOYOLALI
Fatia Azzahrah1), Sumarwati2), Muhammad Rohmadi3)
FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126
e-mail: fatiaazzahrah@yahoo.com
Abstract: This research is aimed to improve (1) the learning interest in
reading lettered Java paragraphs in class VII G MTs N 1 Ngemplak using make a
match method, and (2) the ability in reading lettered Java simple paragraph in
class VII G MTs N 1 Ngemplak using make a match method. This research is a
Classroom Action Research (CAR). This study was conducted in two cycles. Each
cycle consist of Planning, Action, Observation, and Reflection. The subjects were
40 students of class VII G MTs N 1 Ngemplak. This research uses places, events,
informants, and documents as a source of the data. The data collection is done by
observation, interviews, document analysis and tests. This research uses source
triangulation and method triangulation techniques as data validation. Data
analysis technique used is the descriptive technique and critical analysis. The
results showed that the application of make a match method is able to increasing
student interest in learning process. The students seemed interested in the
learning process and it increase of 56% in the first cycle, in the second cycle it

becomes 85,6%. In addition, make a match method is able to improve students in
reading a lettered Javanese paragraph. In the first cycle, students who have
achieved mastery is 72.5% (29 students), and it increase in the second cycle
82.5% (33 students). The learning procedure as follows: (1) students formed the
group into two groups, (2) the teacher share laterred Javanese and leterred Latin
cards in each group at random, (3) teachers instruct students to begin looking for
a pair of cards, (4) the teacher gives the cue as a stop sign in finding pairs of
cards, and the game was done twice, (5) the teacher end the lesson with greeting.
Key word: interest, reading lettered Java paragraph, make a match method
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) minat belajar
membaca paragraf berhuruf Jawa pada siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak
dengan metode make a match, dan (2) kemampuan membaca paragraf berhuruf
Jawa pada siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak dengan metode make a match.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada setiap siklusnya terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek pada

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

penelitian ini adalah siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak yang berjumlah 40
siswa. Sumber data yang digunakan berupa tempat, peristiwa, informan, dan
dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, analisis
dokumen dan tes. Uji validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Teknik analisi data yang digunakan adalah teknik
deskriptif komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode make a match mampu meningkatkan minat siswa dalam proses
pembelajaran. Pada siklus I, siswanya tampak berminat dalam proses
pembelajaran sebesar 56% dan meningkat pada siklus II menjadi 85,6%. Selain
itu, metode make a match mampu meningkatkan kemampuan membaca paragraf
berhuruf Jawa siswa. Pada siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal
yaitu sebesar 72,5% (29 siswa), dan meningkat pada siklus II menjadi 82,5% (33
siswa). Prosedur pembelajaran yang efektif dengan menggunakan metode make a
match sebagai berikut: (1) siswa dibentuk kelompok menjadi 2 kelompok, (2)
guru membagikan kartu aksara Jawa dan kartu aksara latin pada masing-masing
kelompok secara acak, (3) guru memberi instruksi kepada siswa untuk memulai
mencari pasangan kartu, (4) guru memberikan aba-aba (satu, dua, tiga) sebagai

tanda untuk dimulainya mencari pasangan kartu, dan mengucapkan ‘stop’ sebagai
tanda untuk berhenti mencari pasangan kartu, permainan dilakukan sebanyak 2
kali, (5) guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Kata kunci: minat, membaca paragraf berhuruf Jawa, metode make a match
PENDAHULUAN
Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang
diajarkan dalam pendidikan di sekolah khususnya daerah Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah
merupakan salah satu upaya pelestarian kebudayaan Jawa. Pelajaran ini sangatlah
dibutuhkan untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan mengenai budaya
Jawa salah satunya bahasa Jawa. Walaupun pendidikan dapat dilakukan di mana
saja, namun pendidikan di sekolah juga memiliki peran penting dalam
melestarikan budaya maupun bahasa Jawa.
Dalam berbahasa terdapat empat aspek. Ke empat aspek keterampilan
tersebut di antaranya: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)
keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis (Tarigan 2008: 1). Membaca
merupakan salah satu keterampilan bahasa dan merupakan kecakapan dasar yang
harus dimiliki oleh setiap individu. Menurut UU Nomor 20, Tahun 2003 pasal 4

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ayat 5, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berkaitan
dengan kemampuan membaca, dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat.
Dardjowidjojo (2010: 291) menyatakan bahwa membaca merupakan suatu
keterampilan yang harus diajarkan oleh orang tua atau orang dewasa dan
dipelajari oleh anak. Namun sekarang ini mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah
khususnya mata pelajaran membaca aksara Jawa kurang begitu diminati oleh
kebanyakan siswa, sehingga kedudukan pembelajaran aksara Jawa masih kurang
mendapatkan simpati dari siswa serta banyak yang belum bisa membaca aksara
Jawa.
Melalui jalur pendidikan, pemerintah berharap pemeliharaan aksara Jawa
dapat berkembang. Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor:
423.5/5/2010 dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) muatan lokal
bahasa daerah terdapat lima Standar Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra. Salah
satu Kompetensi Dasar yang harus dipelajari oleh siswa kelas VII dalam Standar
Kompetensi membaca adalah membaca paragraf berhuruf Jawa. Dalam hal ini,
siswa dituntut untuk bisa membaca paragraf berhuruf Jawa baik secara lisan
maupun tertulis.
Pada kenyataannya, permasalahan tentang membaca aksara Jawa dialami
oleh siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak. Berdasarkan hasil observasi,
menyebarkan pretest, wawancara dengan guru dan peserta didik pada prasiklus,
diketahui bahwa minat siswa dalam belajar membaca aksara Jawa rendah dan
kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa juga rendah. Selain itu, hasil
pretest yang peneliti lakukan terbukti bahwa keterampilan membaca aksara Jawa
siswa masih rendah. Dari hasil pretest dapat dilihat hasil nilai membaca aksara
Jawa dari 40 siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak Boyolali, hanya 52,5% atau
21 orang siswa) yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Nilai tertinggi yang mampu dicapai
oleh siswa adalah 90, dan nilai terendah 40. Terlihat bahwa terdapat kesenjangan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

terhadap kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa dari hasil nilai tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa membaca aksara Jawa sulit bagi mereka.
Faktor penyebab aksara Jawa tergolong materi yang sulit bagi kebanyakan
siswa, karena kerumitan bentuk, jenis, serta jumlah dari aksara Jawa yang cukup
banyak. Siswa juga dituntut untuk memahami unsur-unsur yang sangat kompleks
yang terdapat dalam aksara Jawa, di antaranya aksara carakan, sandhangan,
pasangan, aksara murda, aksara swara, dan aksara angka dan unsur-unsur
tersebut selalu ada pada setiap kalimat dalam suatu bacaan aksara Jawa, siswa
juga kesulitan dalam menghafalnya. Hal itu juga menjadikan siswa beranggapan
bahwa membaca aksara Jawa sulit untuk dipelajari, hingga akhirnya siswa kurang
menaruh minat terhadap pelajaran maupun materi membaca aksara Jawa itu
sendiri.
Permasalahan pelajaran bahasa Jawa pada materi membaca aksara Jawa
terlihat bahwa, (1) dalam proses pembelajaran siswa kurang berminat, terkesan
menyepelekan, dan siswa terlihat pasif, (2) pembelajaran masih berpusat pada
guru, pada saat pembelajaran di kelas interaksi aktif antar siswa dengan guru, atau
siswa dengan siswa jarang terjadi, (3) dalam pembelajaran guru langsung

memberikan penugasan tanpa adanya bimbingan terlebih dahulu dari guru,
sehingga dalam membaca aksara Jawa siswa merasa kesulitan.
Kegiatan belajar mengajar sebaiknya dilaksanakan secara menyenanngkan
dan mudah diterima oleh siswa, sehingga siswa akan merasa senang dan mudah
untuk menerima materi pembelajaran. Proses belajar mengajar sebaiknya
dilandasi

dengan

prinsip-prinsip

berpusat

pada

siswa,

mengembangkan

kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan, dan


mengembangkan

kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang
beragam, dan belajar melalui berbuat. Jika siswa telah menaruh minat terhadap
suatu pelajaran maka siswa dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan
oleh guru.
Berdasarkan hal tersebut, tindakan untuk mengatasi permasalahan yang
dialami siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak dapat dilakukan dengan
diterapkannya metode pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Salah satu metode atau teknik pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode
cooperative learning teknik make a match, yang bertujuan untuk meningkatkan
minat serta kemampuan membaca paragraf berhuruf Jawa.

Minat merupakan kondisi awal sebelum subjek mempertimbangkan atau
membuat keputusan untuk melakukan tindakan serta perasaan tertarik, suka, dan
percaya terhadap suatu objek yang dipersepsi menyenangkan dan bermanfaat bagi
subjek, serta memiliki komponen afektif, kognitif, dan konatif (Taufani 2008: 38).
Secara fungsional minat merupakan suatu jenis pengalaman, perasaan

yang

dianggap bermanfaat dan diasosiasikan dengan perhatian pada suatu objek
tertentu. Secara struktural minat merupakan suatu elemen dalam diri individu,
baik bawaan maupun yang diperoleh lewat proses belajar yang menyebabkan
seseorang merasa mendapatkan manfaat, merasa berhubungan dengan suatu objek
tertentu terhadap suatu pengetahuan tertentu, Drever (Taufani 2008: 38).
Eratnya hubungan antara minat dengan perasaan senang atau tidak senang,
Mulyana, Hidayat, dan Sholih (2013: 319) berpendapat bahwa minat dapat
menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan atau
situasi, dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab, faktor atau motivasi dari
suatu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, siswa yang tidak menaruh minat
pada pelajaran membaca aksara Jawa mereka mengalami kesulitan dalam
membaca aksara Jawa dan siswa yang memperoleh nilai kurang baik salah
satunya disebabkan karena tidak adanya minat terhadap pembelajaran serta tidak
adanya usaha secara konstan untuk berlatih membaca aksara Jawa.
Membaca menurut Abdurrahman (2012: 158) merupakan aktivitas
kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait adalah
gerak mata dan ketajaman penglihatan, sedangkan aktivitas mental yang terkait
adalah ingatan dan pemahaman. Dari segi linguistik menurut Anderson (Tarigan
2008: 7) membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembaca sandi (a
recording and decoding prosess). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan
(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan
menjadi bunyi yang bermakna.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dalam membaca permulan, untuk memicu perkembangan anak dalam
membaca seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif. Menurut Clay
(Rofi’uddin dan Zuhdi 2001: 32) kondisi yang dapat memicu perkembangan anak
dalam membaca di antaranya: (1) Melalui interaksi sosial dan tingkah laku
emulatif (kompetitif), (2) Melalui pengalaman hidup, (3) Mengetahui tujun
membaca, (4) Melalui kegiatan bermain atau memainkan suatu peran dalam
kegiatan membaca.
Oleh karena itu, hendaknya guru menerapkan metode pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
membaca

dengan

menciptakan

lingkungan

dan

kondisi

belajar

yang

menyenangkan, serta menimbulkan rasa kompetitif yang dapat memicu siswa
pada perkembangan membacanya. Cooperative learning menurut Johnson (Isjoni
2013: 15) mengemukakan bahwa cooperative learning mengandung arti bekerja
sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan cooperatif, siswa mencari
hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar cooperatif
adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
Lie

(2008:

pembelajaran

18)

menyebut

gotong-royong,

yaitu

cooperative

Learning

sistem pembelajaran

dengan
yang

istilah

memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Dalam model pembelajaran cooperatif learning
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Siswa yang belajar dengan

menggunakan metode cooperatif learning

akan

memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan
sebayanya.
Dalam metode ini terdapat banyak sekali teknik pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan
atau hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
cooperative learning teknik make a match sebagai solusi untuk pemecahan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masalah dalam penelitiannya yaitu untuk meningkatkan minat dan kemampuan
membaca aksara Jawa.
Metode pembelajaran dengan teknik make a match merupakan salah satu
teknik pembelajaran yang mengandung unsur permainan di dalamnya. Teknik
belajar make a match Menurut Lorna Curran 1994 (Lie 2008: 55); (Isjoni 2013:
77) merupakan model pembelajaran mencari pasangan. Pada model ini, siswa
diminta untuk mencari pasangan kartu. Salah satu keunggulan teknik make a
match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan, dan dapat digunakan dalam semua
mata pelajaran, Lie (2008: 55).
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Anis dan Aryanti (2016: 305)
bahwa motode make a match adalah teknik pembelajaran yang menggunakan
kartu. Kartu itu terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Model itu dapat
menghasilkan pembelajaran siswa aktif dalam proses pembelajaran. Metode make
a match dapat digunakan untuk semua subjek dan dalam semua tingkatan.
Teknik make a match menguntamakan adanya kerja sama untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Penggunaan model ini dimulai dari siswa. Siswa disuruh untuk
mencari pasangan kartu yang dibawanya. Kartu tersebut ada yang bertuliskan
aksara Jawa dan bertuliskan aksara latin. Siswa yang menemukan pasangan kartu
sebelum batas waktu yang ditentukan habis siswa mendapatkan poin.
Metode cooperative learning teknik make a match memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penerapannya pada pembelajaran. Kurniasih dan Sani (2015:
54-55) berpendapat bahwa kelebihan model pembelajaran cooperative learning
teknik make a match di antaranya: (1) mampu menciptakan suasana belajar aktif
dan menyenangkan, (2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik
perhatian siswa, (3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar secara klasikal, (4) suasana kegembiraan akan tumbuh dalam
proses pembelajaran, (5) kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis,
(6) munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kelemahan teknik make a match

adalah sebagai berikut: (1) sangat

memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan, waktu yang tersedia
perlu dibatasi karena kemungkinan besar siswa banyak bermain-main dalam
proses pembelajaran, (2) guru perlu mempersiakan bahan dan alat yang memadai,
(3) pada kelas dengan murid yang banyak (

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENDAHULUAN Peningkatan Minat Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Komputer (Ptk Siswa Kelas Vii Semester Genap Mts Negeri Ngemplak Boyolali).

0 3 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE “MAKE A MATCH” PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Metode Make a Match Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Ngadirejo Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pe

1 3 15

Peningkatan Keterampilan Membaca Kalimat Berhuruf Jawa dengan Metode Lagu Dolanan pada Siswa Kelas V SDN Kudur Winong Pati.

0 0 1

Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran dan Kemampuan Membaca Paragraf Sederhana Berhuruf Jawa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match pada Siswa Kelas VII A SMP IT Insan Kamil.

0 0 23

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MEMBACA PARAGRAF BERHURUF JAWA BERSANDHANGAN PANYIGEG MELALUI PENERAPAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 TASIKMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 19

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENULIS WANGSALAN DENGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MACROMEDIA UNITY PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI - UNS Institutional Repository

0 2 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PARAGRAF BERHURUF JAWA MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY DAN MEDIA KARTU UKARA PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 3 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 20162017

0 0 21