Analisa unjuk kerja teknologi Interface Bonding menggunakan mikrotik dan linux centos 6.2.

(1)

ANALISA UNJUK KERJA TEKNOLOGI INTERFACE BONDING

MENGGUNAKAN MIKROTIK DAN LINUX CENTOS 6.2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Iip Yulianto Windra 075314084

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

PERFORMANCE ANALYSIS OF INTERFACE BONDING

TECHNOLOGY USING MIKROTIK AND CENTOS 6.2

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program

By :

Iip Yulianto Windra 075314084

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2012


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

Interface bonding adalah teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih port ethernet pada komputer, jika kalah katu port ethernet kehilangan konekki port ethernet lainnya yang tergabung dalam interface bonding dapat mengambil alih trafik jaringan dengan downtime nol atau minimal.

Pada kiktem operaki linux dan mikrotik teknologi interface bonding memiliki 7 mode, yaitu : mode balance-rr, mode active-backup, mode balance-xor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb. Setiap mode interface bonding terkebut memiliki cara kerja dan kelebihan making – making untuk meningkatkan unjuk kerja jaringan. Untuk mengetahui kemampuan unjuk kerja 7 mode interface bonding terkebut dibutuhkan parameter QoS, yaitu : delay, packet loss dan throughtput.

Dalam tugak akhir ini, pengujian pengukuran 7 mode interface bonding menggunakan 3 port ethernet, ketiap port ethernet mempunyai kemampuan trankfer data 100 Mbps. Pengukuran dilakukan dengan melakukan prokek download dari komputer server menggunakan protokol FTP (File Transfer Protocol) yang kederhana dalam implementakinya.

Hakil pengujian pengukuran 7 mode interface bonding, mode balance-rr memiliki unjuk kerja terbaik karena menggunakan kemua port ethernet untuk prokek trankfer data. Rata – rata throughtput yang lebih bekar membuat delay lebih kecil walaupun memiliki persentase packet loss tetapi tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Mode active-backup memiliki unjuk kerja terbaik ke-2 karena kaat prokek trankfer data kemudian terjadi kekalahan jaringan trafik prokek trankfer data tetap ktabil.


(8)

ABSTRACT

Interface bonding ik a technology to conjoint two or more port ethernet on a computer. If one port Ethernet lokt itk connection ko the other port ethernet conjoined in interface bonding could take place the network traffic by downtime zero or minimum value.

In linux and mikrotik operation kyktem, interface bonding technology hak 7 modek they are: balance-rr mode, active-backup mode, balance-or mode, broadcakt mode, 802.3ad mode, balance-tlb mode and balance alb mode. Each of thoke interface bonding hak itk own operation and advantagek to increake network performance. To examine thoke 7 interface bonding modek, it ik required QoS parameter kuch ak: delay, packet lokk and throughtput.

Ak in thik final akkignment, the meakurement tekting of 7 interface bonding mode wak implemented 3 portk Ethernet. Each of port Ethernet had trankfer data capability for about 100 Mbpk. The meakurement wak carried out by conducting download procekk from computer kerver by uking kimple protocol of FTP (File Tranfer Protocol) in itk implementation.

The meakurement tekting rekult of 7 interface bonding mode hak khowed that balance-rr mode had the bekt network performance kince it uked all port Ethernet in itk trankfer data procekk. The bigger average of throughtput made the delay keemed lekker even it had packet lokk percentage but it did not affected the network performance. Active-backup mode wak conkidered the kecond bekt network performance kince when the network traffic error occurred, trankfer data procekk wak able to keep ktable.

Keyword : interface bonding, Qok parameter, FTP, linux, mikrotik, ARP.


(9)

KATA PENGATAR

Puji kyukur kepada Tuhan Yekuk Kriktuk, atak kegala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, kehingga penulik dapat menyelekaikan Tugak Akhir “Analisa Unjuk Kerja Teknologi Interface Bonding Menggunakan Mikrotik Dan Linux Centos 6.2” ini dengan baik. Dalam menyelekaikan tugak akhir ini, penulik tidak lepak dari bantuan kejumlah pihak, oleh kebab itu penulik ingin mengucapkan terima kakih kepada :

1. Tuhan Yekuk Kriktuk, yang telah menjawab kemua doa-doa penulik dan mencurahkan berkat kehingga penulik dapat menyelekaikan karya ilmiah ini. 2. Ibu Paulina Heruningkih Prima Roka, S.Si., M.Sc. kelaku Dekan Fakultak

Saink dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. kelaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Henricuk Agung Hernawan, S.T, M.Kom., kelaku doken pembimbing tugak akhir dari penulik.

5. Bapak Albertuk Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan bapak Iwan Binanto, S.Si., M.Ck. kelaku penguji tugak akhir ini.

6. Orangtua dan kakak dari penulik yang telah memberi dukungan doa, materi, kerta kemangat. Tanpa kemua itu penulik tidak akan memperoleh kekempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelekaikan karya ilmiah ini.

7. Dinak Pendidikan Kutai Barat Kalimantan Timur yang telah memberikan beakikwa kelama 4 tahun.

8. Teman - teman komunitak SaOS yang telah memberikan banyak pengalaman tentang biknik dan pengetahuan dalam dunia Open Source.

9. Teman-teman dari penulik di Teknik Informatika angkatan 2007 yang tidak dapat dikebutkan katu per katu, namun mereka kemua kangat berkekan bagi penulik.


(10)

(11)

MOTTO


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACK...viii

KATA PENGATAR...ix

MOTTO...xi

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR GAMBAR...xv

DAFTAR TABLE...xviii

I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang...1

I.2 Rumukan Makalah...4

I.3 Tujuan...4

I.4 Batakan Makalah...4

I.5 Metodologi Penelitian...5

I.6 Siktematika Penulikan...6

II Landakan Teori...7

II.1 Jaringan Komputer Model Referenki OSI (Open System Interconnect)...7

II.1.1 IP (Internet Protocol)...11

II.2 ARP (Address Resolution Protokol)...14

II.3 Ethernet Card...15

II.4 Kabel LAN (Local Area Network)...16


(13)

II.6 Topologi...22

II.6.1 Topologi Point to Point...23

II.6.2 Topologi Start...23

II.6.3 Topologi Ring...24

II.6.4 Topologi Bus...25

II.6.5 Topologi Mesh...26

II.7 Teknologi Interface Bonding...26

II.7.1 Link Monitoring...29

II.7.2 Parameter Interface Bonding...30

II.8 QoS (Quality of Service)...33

II.9 FTP (File Transfer Protocol)...36

II.10 Mikrotik...37

II.10.1 MikroTik /interface...37

II.10.2 Trafik Monitoring /interface monitor-traffic...38

II.11 Siktem Operaki Centos...38

II.12 Axence Net Tool...40

II.13 Du Meter...42

III PERANCANGAN...43

III.1 Perancangan Infraktruktur...43

III.1.1 Perancangan Komputer Server Dan Client...43

III.2 Perancangan Pengujian Interface Bonding...44

III.2.1 Diagram Perencanaan Pengukuran...46

III.3 Rencana Kerja...46

III.4 Pengolahan Dan Analika Data...47

III.4.1 Throughput...47

III.4.2 Delay...47

III.4.3 Packet Loss...47

III.5 Skenario Pengujian 7 Mode Interface Bonding...48


(14)

IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA...55

IV.1 Konfiguraki Interface Bonding...55

IV.2 Inktalaki Dan Konfiguraki Proftpd...59

IV.3 Analika Data...61

IV.3.1 Analika pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Router Mikrotik dengan Pc Router Linux...64

IV.3.2 Analika pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Router Mikrotik dengan Pc Router Linux...67

IV.3.3 Analika pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Router Mikrotik dengan Pc Router Linux...70

IV.3.4 Analika pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux...74

IV.3.5 Analika pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux...77

IV.3.6 Analika pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux...81

IV.4 Analika Perbandingan Unjuk Kerja Interface Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux Dan Interface Bonding Router Mikrotik Dengan Pc Router Linux...85

V KESIMPULAN DAN SARAN...96

V.1 Kekimpulan...96

V.2 Saran...97

Daftar Puktaka...98


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Referenki model OSI...7

Gambar 2.2 : Prokek Aliran Data Setiap Layer Referenki Model OSI...9

Gambar 2.3 : IP Datagram...12

Gambar 2.4 : Formar ARP...14

Gambar 2.5 : Ethernet Card...16

Gambar 2.6 : Kabel Straight...18

Gambar 2.7 : Kabel Cross...19

Gambar 2.8 : Penerapan Router Dalam Jaringan LAN[8]...22

Gambar 2.9 : Topologi Point to Point ...23

Gambar 2.10 : TopologiStart...24

Gambar 2.11 : Topologi Ring...25

Gambar 2.12 : Topologi Bus...26

Gambar 2.13 : Topologi Mesh...26

Gambar 2.14 : Kebutuhan Aplikaki Terhadap QoS [11]...36

Gambar 2.15 : Terminal mikrotik...37

Gambar 2.16 : Ekkekuki tool /interface monitor-traffic...38

Gambar 2.17 : Grafikal user interface centOS...39

Gambar 2.18 : Screenshoot software Axence Net Tool...40

Gambar 2.19 : Grafik Pengukuran DU Meter...42

Gambar 3.1 : Pengujian awal point to point...44

Gambar 3.2 : Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan trankfer data 100 Mbps... 44

Gambar 3.3 : Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan trankfer data 1000 Mbps...44

Gambar 3.4 : Interface bonding router mikrotik dengan pc router linux...45


(16)

Gambar 3.6 : Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Router Mikrotik...45

Gambar 3.7 : Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Pc Router Linux..45

Gamabr 3.8 : Flowchart perancangan pengukuran...46

Gambar 3.9 : Skenario keadaan normal...48

Gambar 3.10 : Skenario failed link eth1 dan recovery eth1...49

Gambar 3.11 : Skenario failed link eth1 eth2 dan recovery eth1 eth2...49

Gambar 3.12 : Router Mikrotik RB450G...51

Gambar 3.13 : Komputer server...52

Gambar 3.14 : Kabel jaringan UTP CAT5e dan UTP CAT5...52

Gambar 3.15 : Mikrotik Routerboard 44...53

Gambar 3.16 : Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter...54

Gambar 4.1 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario Normal...64

Gambar 4.2 : Prokek Trankfer Data Mode Balance-rr...65

Gambar 4.3 : Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal...65

Gambar 4.4 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal...66

Gambar 4.5 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1...67

Gambar 4.6 : Grafik Pengukuran Delay kkenario 1...68

Gambar 4.7 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1...69

Gambar 4.8 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2...70

Gambar 4.9 : Grafik Pengukuran Delay Skenario 2...72

Gambar 4.10 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2...73

Gambar 4.11 : Grafik Throughput Skenario Normal...74

Gambar 4.12 : Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal...75

Gambar 4.13 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal...76

Gambar 4.14 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1...77

Gambar 4.15 : Grafik Pengukuran Delay Skenario 1...79

Gambar 4.16 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1...80

Gambar 4.17 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2...82


(17)

Gambar 4.19 : Grafik Pengukuran Packet Lokk Skenario 2...84

Gambar 4.20 : Pengukuran Throughput Skenario Normal...85

Gambar 4.21 : pengukuran Throughput Skenario 1...86

Gambar 4.22 : Pengukuran Throughput Skenario 2...88

Gambar 4.23 : Pengukuran Delay Skenario Normal...89

Gambar 4.24 : Pengukuran Delay Skenario 1...90

Gambar 4.25 : Pengukuran Delay Skenario 2...91

Gambar 4.26 : Pengukuran Packet Lokk Skenario Normal...92

Gambar 4.27 : Pengukuran Packet Lokk Skenario 1...93


(18)

DAFTAR TABLE

Tabel 1.1 : Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan

kecepatan trankfer data 100 Mbps...3

Tabel 1.2 : Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan kecepatan trankfer data 100 Mbps...3

Tabel 3.1 : Spekifikaki Router Mikrotik RB450G...50

Tabel 3.2 : Spekifikaki komputer server...51

Tabel 3.3 : Spekifikaki mikrotik routerboard 44...53

Tabel 4.1 : Rata - rata pengukuran throughput interface bonding router mikrotik dengan pc router linux...61

Tabel 4.2 : Rata - rata pengukuran throughput interface bonding pc router linux dengan pc router linux...62

Tabel 4.3 : Rata - rata pengukuran delay interface bonding router mikrotik dengan pc router linux...62

Tabel 4.4 : Rata - rata pengukuran delay interface bonding pc router linux dengan pc router linux...62

Tabel 4.5 : Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding router mikrotik dengan pc router linux...63

Tabel 4.6 : Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding pc router linux dengan pc router linux...63


(19)

BABBI

PENDAHULUAN

I.1BLatarBBelakang

Perkembangan teknologi informasi dan jaringan komputer membawa kita dalam kemudahan untuk mengakses data dari komputer satu ke komputer lainnya melalui jaringan. Kapasitas babdwith yang dimiliki oleh jaringan sangat bergantung dari kemampuan NIC (Network Ibterface Card) untuk melakukan proses transfer data. Kecepatan transfer NIC yang banyak digunakan pada umumnyaantara 10 Mbps, 100 Mbps dan 1000 Mbps. Dengan teknologi ibterface bobdibg dapat meningkatkan kemampuan transfer data menjadi lebih besar karena teknologi ibterface bobdibg

menggabungkan beberapa fisik atau port NIC menjadi satu secara virtual untuk proses transfer data yang lebih maksimal. Setiap port NIC yang tergabung dalam

ibterface bobdibg dinamakan ibterface slave[1].

Implementasi teknologi ibterface bobdibg pada sistem operasi libux dan

router mikrotik memiliki 7 mode yang dapat digunakan, yaitu : balabce-rr, active-backup, balabce-xor, broadcast, 802.3ad, balabce-tlb dan balabce-alb. Mode

balabce-rr adalah mode ibterface bobdibg yang mengirimkan paket secara berurutan

dari ibterface slave pertama yang tersedia sampai ibterface slave terakhir, mode ini menyediakan load balabcibg dan fault tolerabce. Mode active-backup adalah mode

ibterface bobdibg dimana hanya satu ibterface slave yang terdaftar pada ibterface bobdibg dalam keadaan aktif, ibterface slave backup menjadi aktif ketika ibterface slave aktif gagal, ikatan alamat MAC (Media Access Cobtrol) secara eksternal yang tampak hanya pada satu port NIC untuk menghindari kesalahan switchibg. Mode

balabce-xor adalah mode ibterface bobdibg yang mengirimkan paket data

berdasarkan kebijakan pengiriman hash policy yang telah dipilih. Mode broadcast

adalah mode ibterface bobdibg yang mengirimkan segala sesuatu di semua ibterface slave. Mode 802.3ad adalah mode ibterface bobdibg dinamis libk aggregatiob,


(20)

menciptakan kelompok bobdibg yang memiliki setting kecepatan transfer data yang sama secara duplex. Mode balabce-tlb adalah mode chabbel bobdibg yang tidak memerlukan dukungan switch secara khusus, traffik keluar didistribusikan sesuai dengan beban saat transfer data pada setiap ibterface slave. Trafik masuk diterima oleh ibterface slave yang aktif pada saat transfer data, jika slave aktif mengalami kegagalan maka akan diambil alih oleh ibterface slave yang lain. Mode balabce-alb

adalah mode penggabungan mode balabce-tlb dan receive load balabcibg, untuk trafik ipv4 tidak memerlukan dukungan switch secara khusus. receive load balabcibg

dilakukan dengan ARP begotiatiob.

Teknologi ibterface bobdibg digunakan untuk meningkatkan kemampuan transfer data antara cliebt dan server dengan memiliki kelebihan, yaitu : redubdabt

atau backup NIC, jalur babdwith yang lebih lebar dan fault tolerabce sehingga pada saat terjadi kegagalan pada ibterface slave aktif dapat diantisipasi dengan ibterface slave lain yang terdaftar dalam ibterface bobdibg. Berdasarkan standarisasi referensi model OSI teknologi ibterface bobdibg dapat bekerja pada layer 2, 3 dan 4 dengan default layer 2. Untuk mengatasi masalah transfer data 7 mode ibterface bobdibg

memiliki kelebihan masing – masing oleh karena itu perlu diketahui kebutuhan akan jaringan yang dibangun.

Sebelum melakukan implementasi teknologi ibterface bobdibg pada topologi

cliebt dan server tugas akhir ini, telah dilakukan pengujian awal untuk mengetahui kemampuan jaringan yang dibangun. Pengujian dilakukan dengan proses dowbload

data sebesar 1 GB dari server kemudian dilakukan monitoring besarnya throughput, delay dan packet loss untuk mengetahui unjuk kerja maksimal jaringan cliebt dan

server. Tabel data parameter QoS pengujian awal sabagai berikut :

Tabel 1.1 Topologi cliebt dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan kecepatan transfer data 100 Mbps.


(21)

Tabel 1.2 Topologi cliebt dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan kecepatan transfer data 1000 Mbps.

Dari hasil pengujian awal pada tabel 1.1 dan 1.2, dapat diketahui untuk meningkatkan kapasitas babdwith jaringan dapat dilakukan dengan cara mengganti perangkat jaringan yang digunakan, dari NIC 100 Mbps menjadi NIC 1000 Mbps.

Meningkatkan unjuk kerja jaringan dengan mengganti perangkat jaringan merupakan solusi mahal. Dengan menggunakan teknologi ibterfacebobdibg dapat meningkatkan unjuk kerja jaringan dengan solusi murah karena hanya perlu melakukan konfigurasi sistem untuk menggabungkan port etherbet yang tersedia.

Untuk mengetahui, mempelajari prilaku dan unjuk kerja 7 mode ibterface bobdibg dapat dilakukan dengan membangun jaringan cliebt dan server. Mikrotik

RB450G sebagai router dengan 5 NIC, pc router libux dengan5 NIC dan komputer

server yang telah terinstal aplikasi proftpd untuk membantu proses dowbload yang akan diakses oleh cliebt. Kemudian akan dilakukan monitoring trafik transfer data pada routermikrotik RB450G dan komputer cliebt.

Dalam penelitian tugas akhir ini akan dilakukan beberapa skenario pengujian proses transfer data antara komputer cliebt dan server dengan proses dowbload. Untuk dapat menilai unjuk kerja jaringan menggunakan ibterface bobdibg dibutuhkan parameter QoS (Quality of Service), yaitu : delay, packet loss dan throughput[14]

Throughput (Mbps) packet Loss (%) Delay (s)

96.4 0 87.7

95.6 0 88.2

96.3 0 87.9

95.1 0 87.7

96 0 86.9

Throughput (Mbps) packet Loss (%) Delay (s)

290.7 0 28.7

287.4 0 29

274.2 0 29.2

285.4 0 29.1


(22)

untuk proses analisa.

I.2BRumusanBMasalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana unjuk kerja 7 mode ibterface bobdibg pada router mikrotik

RB450G, pc router libux dan server libux dengan kondisi pengujian proses transfer data secara normal, gangguan terhadap ibterface slave dan recovery ibterface slave, berdasarkan parameter QoS, yaitu : delay, packet loss dan

throughput ?

I.3BTujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Membandingkan unjuk kerja 7 mode ibterface bobdibg pada router mikrotik

RB450G dan sistem operasi libux berdasarkan parameter QoS, yaitu : delay, packet loss dan throughput.

2. Rekomendasi penggunaan 7 mode ibterface bobdibg berdasarkan hasil pengukuran.

I.4BBatasanBMasalah

1. Parameter yang diukur adalah delay, packet loss dan throughput.

2. Tidak melakukan pengukuran ibterface bobdibg router mikrotik dengan router mikrotik.

3. Pengukuran dilakukan pada layer aplikasi.

4. Pengujian dilakukan dengan transfer file menggunakan protokol FTP.


(23)

I.5BMetodologiBPenelitian

Langkah – langkah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

a) Teori teknologi ibterface bobdibg pada sistem operasi libux dan router mikrotik

b) Teori konfigurasi libuxcebtOS

c) Teori RouterOS mikrotik

d) Teori FTP

e) Teori parameter - parameter QOS

f) Teori monitoring jaringan

2. Perencanaan Skenario pengujian dan alat pengujian

Sebelum melakukan pengukuran unjuk kerja 7 mode interface bonding maka dilkakukan perencanaan skenario pengujian untuk mendapat hasil yang diinginkan. Alat pengujian dalam tugas akhir ini adalah software, router, komputer server, cliebt dan kabel LAN

3. Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput pada 7 mode ibterface bobdibg . Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah

a) Metode Observasi

Kegiatan observasi dalam tugas akhir ini dilakukan untuk mengamati proses pengujian transfer data pada 7 mode ibterface bobdibg. Observasi dilakukan dilaboratorium jaringan komputer dan hardware.

b) Dokumentasi .

Dokumentasi yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah gambar screeb shoot atau foto perangkat keras, software dan data - data yang didapat saat pengukuran.


(24)

Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang unjuk kerja 7 mode ibterface bobdibg.

I.6BSistematikaBPenulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul atau rumusan masalah dari tugas akhir.

BAB III PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan perencanaan desain pengujian.

BAB ID IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian. BAB D KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan. B


(25)

BABBII

LANDASANBTEORI

II.1BJaringanBKomputerBModelBReferensiB OSIB(Open System Interconnect )

Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang diterima secara global bagi pengembangan standarisasi yang lengkap dan terbuka. Model referensi

OSI membantu menciptakan standar terbuka antar sistem untuk saling berhubungan

dan saling berkomunikasi terutama dalam bidang teknologi informasi. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 layer dimana masing - masing

layer memiliki fungsi jaringan yang spesifik.

Gambar 2.1. Referensi Model OSI

Berdasarkan gambar 2.1 diatas model referensi OSI menggambarkan bagaimana informasi dari suatu aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati melalui sebuah media jaringan ke suatu aplikasi di komputer lain. Fungsi dari 7 layer yang terdapat pada model referensi OSI adalah sebagai berikut :

1. Physical Layer

Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.


(26)

2. Data Libk Layer

Menyediakan libk untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan hardware kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.

3. Network Layer

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada

layer ini berbentuk paket.

4. Trabsport Layer

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika

ebd-to-ebd antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error habdlibg).

5. Sessiob Layer

Menentukan bagaimana menjaga hubungan dua terminal, memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.

6. Presebtatiob Layer

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.

7. Applicatiob Layer

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.


(27)

yang dimaksud dengan protokol adalah suatu tata cara atau prosedur berkomunikasi. Misalnya dilakukan komunikasi antara Workstatiob dan Server. Keduanya memiliki interpretasi data yang berbeda Untuk itu, dibuat suatu protokol yang berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara Workstatiob dan Server tersebut agar keduanya saling mengerti. Setiap layer menerima data dari layer di atas atau dibawahnya, kemudian memproses data tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya dan meneruskannya ke layer berikutnya.

Gambar 2.2 Proses Aliran Data Setiap Layer Referensi Model OSI

Ketika dua komputer berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan penerima melalui layer - layer di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke bawah. Data dari user maupun suatu aplikasi dikirimkan ke layer trabsport dalam bentuk paket - paket dengan panjang tertentu. Protokol menambahkan sejumlah bit

pada setiap paket sebagai header yang berisi informasi mengenai urutan segmentasi untuk menjaga integritas data dan bit-bit parity untuk deteksi dan koreksi kesalahan. Dari layer trabsport, data yang telah diberi header tersebut diteruskan ke


(28)

layer betwork. Pada layer ini terjadi penambahan header oleh protokol yang berisi informasi alamat tujuan, alamat pengirim dan informasi lain yang dibutuhkan untuk melakukan routibg. Kemudian terjadi pengarahan routibg data, yakni ke betwork dan

NIC yang mana data akan dikirimkan, jika terdapat lebih dari satu NIC pada host. Pada layer ini juga dapat terjadi segmentasi data, karena panjang paket yang akan dikirimkan harus disesuaikan dengan kondisi media komunikasi pada betwork yang akan dilalui .

Selanjutnya data menuju betwork access layer (data libk) dimana data akan diolah menjadi frame-frame, menambahkan informasi keandalan dan address pada level libk. Protokol pada lapisan ini menyiapkan data dalam bentuk yang paling sesuai untuk dikirimkan melalui media komunikasi tertentu. Terakhir data akan sampai pada physical layer yang akan mengirimkan data dalam bentuk besaran-besaran listrik atau fisik seperti tegangan, arus, gelombang radio maupun cahaya, sesuai media yang digunakan.

Di bagian penerima, proses pengolahan data mirip seperti di atas hanya dalam urutan yang berlawanan (dari bawah ke atas). Sinyal yang diterima pada physical

layer akan diubah dalam ke dalam data. Protokol akan memeriksa integritasnya dan

jika tidak ditemukan error, header yang ditambahkan akan dilepas. Selanjutnya data diteruskan ke betwork layer. Pada lapisan ini, address tujuan dari paket data yang diterima akan diperiksa. Jika address tujuan merupakan address host yang bersangkutan, maka header betwork layer akan dicopot dan data akan diteruskan ke

layer yang di atasnya. Namun jika tidak, data akan diteruskan ke betwork tujuannya, sesuai dengan informasi routibg yang dimiliki. Pada trabsport layer, kebenaran data akan diperiksa kembali, menggunakan informasi header yang dikirimkan oleh pengirim. Jika tidak ada kesalahan, paket - paket data yang diterima akan disusun kembali sesuai urutannya pada saat akan dikirim dan diteruskan ke lapisan aplikasi pada penerima.

Proses yang dilakukan tiap layer tersebut dikenal dengan istilah enkapsulasi data. Enkapsulasi ini sifatnya transparan. Maksudnya, suatu lapisan tidak perlu


(29)

mengetahui ada berapa layer yang ada di atasnya maupun di bawahnya. Masing-masing hanya mengerjakan tugasnya. Pada pengirim, tugas ini adalah menerima data dari lapisan diatasnya, mengolah data tersebut sesuai dengan fungsi protokol, menambahkan header protokol dan meneruskan ke lapisan di bawahnya. Pada penerima, tugas ini adalah menerima data dari lapisan di bawahnya, mengolah data sesuai fungsi protokol, melepas header protokol tersebut dan meneruskan ke lapisan di atasnya.

II.1.1BIPB(Internet Protocol)

Ibterbet Protokol merupakan metode yang digunakan untuk mengirimkan data

dari satu komputer ke komputer lain melintas jaringan. Setiap komputer memiliki paling tidak satu ip address yang berguna untuk memperkenalkan dirinya ke komputer lain di internet.

Bersama TCP (Trabsmissiob Cobtrol Protocol), IP merupakan jantung protokol internet. IP memiliki dua tanggung jawab utama, yaitu :

1. memberikan layanan cobbectiobsless atas penghataran datagram melalui internetwork.

2. Memberikan fragmebtasi dan reasembly datagram untuk mendukung link data dengan ukuran MTU (maximum trabsmissiob ubit) berbeda-beda.

Layer – layer diatas betwork layer mengambil data dan memecahnya (fragmebtasi) menjadi bagian kecil yang disebut packet atau datagram. Selanjutnya, datagram secara berurutan dilepas ke betwork layer yang merutekan mereka untuk mencapai tujuan yang tepat. Ketika semua bagian sukses mencapai tujuan, packet tersebut akan dipadukan ulang (reassembly) oleh betwork layer ke bentuk datagram original.

Saat terjadi pengiriman atau penerimaan data, maka terjadi proses memecah data menjadi packet - packet. Masing-masing packet akan memuat informasi address

internet, baik address pengirim maupun penerima. Ilustrasi sebuah IP datagram dapat digambarkan sebagai berikut :


(30)

Gambar 2.3 IP Datagram

Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas :

Versiob, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.

Header Lebgth, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.

Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi

cara penanganan paket IP.

Packet lebgth, panjang IP datagram total dalam ukuran byte. • Idebtifier. Idebtifier diperlukan untuk mengizinkan host tujuan

menentukan datagram pemilik fragment yang baru datang. Semua

fragmebt suatu datagram berisi nilai idebtificatiob yang sama.

Flags diperlukan untuk menjaga agar fragmebt datagram tetap utuh

(tidak terpotong-potong) dan memberikan tanda bahwa fragmebt

datagram telah tiba.

Fragmebtatiob Offset. Untuk memberitahukan diantara datagram

mana yang ada pada saat itu yang memiliki fragmebt yang bersangkutan. Seluruh fragmebt kecuali yang terakhir di dalam datagram harus merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer. Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum


(31)

maksimum 65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram IP.

Time to Live, berisi jumlah router atau hop maksimal yang dilewati • paket IP (datagram). Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap

kali paket IP lewat satu router, isi dari field ini dikurangi satu. Jika

TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus berada dalam jaringan.

Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol

layer atas pengguna isi data dari paket IP ini.

Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah

seluruh field dari header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol

IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header paket IP

tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang. • Source Address dan Destibatiob Address, isi dari masing-masing

field ini yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram. Masing-masing field terdiri dari 32 bit, sesuai panjang IP address

yang digunakan dalam internet. Destibatiob address merupakan

field yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan kemana paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai

destibatiob address tersebut.

Optiobs. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni

20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte. Oleh sebab itu header datagramIP berkisar antara 20 hingga 60

byte. Panjang header variabel ini adalah optiobs. Yang digunakan untuk kepentingan pengetesan dan debuggibg. Optiobs mempunyai


(32)

panjang yang dapat diubah-ubah. Masing-masing diawali dengan kode - kode bit yang mengindentifikasikan optiobs.

Sebagian optiobs diikuti oleh field optiobs yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih byte-byte data.

Berbeda dengan TCP, IP merupakan protokol cobbectiobsless, yang berarti tidak ada kesepakatan koneksi terlebih dahulu diantara ebpoibt yang akan berkomunikasi. Setiap paket yang melintas internet diperlukan sebagai unit data independen, tanpa ada keterkaitan dengan unit data lainnya.

II.2 ARP B(Address Resolution Protokol)

ARP berasosiasi antara alamat fisik dan alamat IP. Pada LAN, setiap device, host, station dll diidentifikasi dalam berntuk alamat fisik yang didapat dari NIC. Setiap host atau router yang ingin mengetahui alamat fisik dari host atau router yang terletak dalam jaringan lokal yang sama akan mengirimkan paket query ARP broadcast, sehingga seluruh host atau router yang berada pada jaringan lokal akan menerima paket query tersebut kemudian setiap host atau host yang menerima paket query dari salah satu host atau router yang mengirimkan maka akan diproses hanya oleh host atau router yang memiliki IP yang terdapat dalam paket query ARP. Host yang menerima respons akan mengirim balik kepada pengirim query yang berisi paket berupa informasi alamat IP dan alamat fisik dan paket yang dikembalikan bersifat unicast.


(33)

Format paket ARP dapat kita lihat pada gambar 2.4 diatas ini, yaitu :

HTYPE : type hardware yang digunakan, dalam satuan bit dalam field adalah 16 bit. Contoh untuk ethernet mempunyai tipe 1.

PTYPE : type protokol, dalam satuan bit dalam field adalah 16 bit, contoh untuk protokol Ipv4 adalah 080016

HLEN : field yang berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat fisik. • PLEN : field yang berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat logika

dalam satuan byte. Contoh untuk protokol Ipv4 pangjangnya adalah 4 byte. • OPER : field berisi 16 bit ini mendefinisikan jenis paket untuk ARP. • ARP request atau ARP replay.

SHA : banyaknya field atau variable yang mendefinisikan alamat fisik dari pengirim, untuk ethernet panjangnya 6 byte.

SPA : field ini mendefinisikan alamat logika (alamat IP) dari pengirim. • THA : field ini mendefinisikan alamat fisik dari target. Pada ARP request

field ini isinya 0 semua.

TPA : field ini mendefinisikan alamat logika dari target.

II.3 Ethernet card

Cara kerja Ethernet card berdasarkan broadcast network, dimana setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap ethernet card mempunyai alamat sepanjang 48 bit yang dikenal sebagai ethernet address (MAC Address).

Alamat tersebut telah ditanamkan kedalam setiap rangkaian kartu jaringan yang dikenal MAC (Media access cobtrol) atau lebih dikenal dengan istilah hardware address 24 bit atau 3 byte, dimana awal byte merupakan kode yang telah ditentukan oleh IEEE (Ibstitute of Electrical abd Electrobics Ebgibeers).

Kartu jaringan etherbet biasanya dibeli terpisah dengan komputer, kecuali


(34)

kartu jaringan ethernet didalamnya. Kartu jaringan etherbet model 10Base umumnya telah menyediakan port koneksi untuk kabel coaxial ataupun kebel twisted pair. Jika didesain untuk kabel coaxial maka konektor adalah BNC dan bila didesain untuk kabel twisted pair maka akan mempunyai port konektor RJ45.

Beberapa kartu jaringan ethernet kadang juga mempunyai koneksi AUI. Semua itu dikoneksikan dengan coaxial, twisted pair ataupun dengan kabel fiber optik.

Gambar 2.5 Etherbet Card

II.4BKabel LAN (Local Area Network)

Ada beberapa tipe kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Kabel - kabel ini sebelumnya harus diuji kelayakan sebelum dipasarkan dan digunakan.

Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Oleh karena itu dibuatkan pengenalan tipe kabel. Salah satu jenis kabel yang banyak digunakan untuk jaringan LAN adalah twisted pair (UTP dan STP).

b) Twisted Pair Cable

selain kabel coaxial, etherbet juga dapat menggunakan jenis kabel lain, yakni

UTP (ubshield twisted pair) dan STP (shielded twisted pair). Kabel UTP dan

STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilih.


(35)

untuk mengirim dan menerima data.

Perangkat-perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah kobektor RJ-45 dan hub.

Standart EIA/TIA 568 menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan dalam instalasi jaringan komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori untuk membedakan beberapa tipe kabel UTP, kategori untuk twisted pair

sebagai berikut yaitu :

Tipe kabel keterangan

UTP category 1 Analog. Biasanya digunakan diperangkat telepon pada jalur

ISDN(Ibtegrated service digital betwork), juga untuk

menghubungkan modem dengan libe telepob.

UTP category 2 Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi tokeb

ribg).

UTP/STP category 3

16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi tokeb ribg atau 10BaseT).

UTP/STP category 4

20 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi tokeb ribg).

UTP/STP category 5

Bisa mencapai 100 Mbits data transfer atau 22db (sering digunakan pada topologi start atau tree).

UTP/STP category 5 Ebhabced

1 gigabit etherbet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangannya diplintir (sering digunakan pada topologi tokeb ribg 16 Mbps, etherbet 10 Mbps atau pada Fast Etherbet 100Mbps).

UTP/STP category 6

2.5 gigabit etherbet menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m, 20,2db (gigabit etherbet) up to 155 Mhz atau 250 Mhz.

UTP/STP category 7

Gigabit etherbet atau 20,8 db (gigabit etherbet) up to 200Mhz

atau 700 Mhz.

Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal, ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk cisco router, yakni : • pemasangan lurus (Straight Through Cable)


(36)

• pemasangan menyilang (cross over cable) ➢ Straight Through Cable

jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara HUB/Switch yang berfungsi sebagai kobsebtrator maupun

repeater.

Gambar 2.6 Kabel Straight

Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk topologi start atau tree dengan HUB/Switch sebagai pusatnya. Jika sebuah HUB/Switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB tersebut tidak dapat saling berhubungan.

Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari etherbet card yang digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada

NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikasi secara maksimal.

Cross Over Cable

Berbeda dengan pemasangan kabel Straight Through Cable. Penggunaan kabel cross ini digunakan untuk komunikasi antara komputer, dapat juga dapat digunakan untuk mengcascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada


(37)

cross, tetapi juga dapat menggunakan kabel straight through.

Gambar 2.7 Kabel Cross

Tipe kabel Keterangan

10Base2 10 Mbps basebabd etherbet dari IEEE 802.3, menggunakan

kabel thib coaxial 50ohm, jarak maksimal 606.8 feet – 185 meter per-segment. Mampu menghubungkan 5 segmen sehingga panjang keseluruhan mencapai 925m. Sebuah segmen hanya mampu menampung max 30 komputer.

10Base5 10 Mbps basebabd 500m, bekerja di lapisan phisical

mengunakan kabel thick coaxial 50ohm berdiameter 0.5

ibchi (10mm). Jarak maksimal 1640 feet – 500meter per-segment, jika dipasang penghubung (repeater), sebuah jaringan bisa mencapai maksimum 2.5 km.

10BaseF Merujuk ke 10BaseFB, 10BaseFL dan 10BaseFP yang

merupakan standar untuk kabel fiber optic. 10BaseF

merupakan standart IEEE 802.3. bentuk jaringan 10BaseF

sama dengan 10BaseT, yakni berbentuk start. Karena menggunakan fiber optic untuk media transmisi, maka panjang jarak antara NIC dan kobsebtrator-nya menjadi lebih pangjang sampai 20x (2000m). demikian pula dengan panjang total jaringannya pada 10BaseF, untuk transmisi

output (TX) dan ibput (RX) menggunakan kabel/media yang

berbeda.

10BaseFB Tidak digunakan untuk koneksi antara workstatiob,

melainkan untuk jalur backbobe, penambahan segmen dan


(38)

10BaseFL Dirancang untuk menggantikan spesifikasi FOIRL, namun tetap mampu beroperasi dilingkungan FOIRL. Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga mencapai 3280

feet – 1000m jika digunakan dengan FOIRL. Jarak dapat ditingkatkan hingga 1.24mil(2000m) jika digunakan secara ekslusif.

10BaseFP 10 Mbps fiber passive basebabd etherbet, menggunakan

kabel fiber optic. 10BaseFL mengatur penomoran komputer di dan kedalam topologi start tanpa menggunakan repeater.

Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga 1640feet – 500 meter.

10BaseT Menggunakan kabel UTP category 3, 4 atau 5. satu pasang

kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Jangkuan maksimal 328 feet – 100 meter per-segment. Menggunakan HUB/Switch sebagai pengganti kosentrator dan repeater pada topologi start. Setiap HUB

bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit.

100BaseT Merupakan standart IEEE 802.3 100 Mbps basebabd Fast

Etherbet, menggunakan kabel UTP seperti 10BaseT. 100BaseT mengirimkan libk pulse ke segmen jaringan lain ketika tidak ada traffic. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses data, diantaranya adalah

100BaseT, 100BaseTX dan 100BaseFX kecepatan tranmisi

100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri

10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti

FDDI, 100VG-AbyLAN dan lain sebagainya.

100BaseTX 100 Mbps basebabd Fast Etherbet menggunakan kabel

UTP/STP. Satu pasang kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Bergaransi sesuai time signal. Sebuah segmen 100BaseTX jangkuannya melebihi jarak 328 feet -100 meter per-segment.

100BaseFX Menggunakan 2 untai multimode kabel fiber optic per libk.

Bergaransi sesuai time signal. Sebuah 100BaseFX

jangkuannya bisa melebihi 1312 feet – 400 meter per-segment.

100BaseX Standart untuk Fast Etherbet kabel fiber optic. Seperti


(39)

II.5BRouter

Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan arah paket yang dikirimkan ke suatu alamat tujuan.

Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan betworklayer

dalam OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge

dan dapat digunakan pada ibterbetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Router

yang saling terhubung dalam ibterbetwork akan ikut serta dalam menentukan jalur optimum yang akan dilalui paket dari satu sistem ke sistem lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, maka setiap LAN dianggap sebagai subbetwork yang berbeda.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak LAN jika memang diinginkan. Keuntungan menggunakan router [7]:

1. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban ibterbetwork

pada router, karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja. 2. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak

peka terhadap masalah kelambatan waktu yang dialami jika menggunakan

bridge.

3. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protocol.

4. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya lebih gampang dikonfigurasi daripada bridge.

5. Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan memungkinkan masalah yang terjadi pada sebuah LAN yang akan diisolasikan.

6. Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat menentukan jalur optimal antara dua sistem.


(40)

Kerugian menggunakan router:

1. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal.

Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang dihasilkannya dapat lebih rendah daripada bridge.

2. Pengalokasian alamat. Dalam ibterbetwork yang menggunakan router, proses memindahkan sebuah mesin antar LAN berarti juga mengubah alamat

betwork pada sistem tersebut.

Gambar 2.8 Penerapan Router Dalam Jaringan LAN [8]

Gambar 2.12 menjelaskan tentang pemakaian router pada jaringan LAN. Router

menjadi pusat di mana LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 saling terhubung. Dengan router

inilah semua informasi dari luar dapat dijalurkan ke LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 atau sebaliknya.

II.6BTopologiBjaringan

Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geograpis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.


(41)

Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik yang menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik yang menunjukan bagaimana suatu media diakses oleh host.

II.6.1BTopologiBPoint to Point

Jaringan kerja poibt to poibt merupakan jaringan kerja yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Dalam hal ini, kedua simpul mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga simpul manapun dapat memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan tersebut. Data dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima, misalnya antara terminal dengan CPU .

Gambar 2.9 Topologi Poibt to Poibt

II.6.2BTopologiBStar

Dalam konfigurasi topologi start, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu. Model topologi start ini relatif sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak perbankkan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar diberbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada dikantor cabang dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik


(42)

mereka.

Gambar 2.10 Topologi Start

II.6.3BTopologiBRing

Pada jaringan topologi ribg terdapat beberapa komputer saling dihubungkan satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan membentuk bagan seperti halnya sebuah

ribg. Topologi ribg tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun pengatur lalu lintas data, semua simpul mempunyai tingkatan yang sama. Data yang dikirim akan berjalan melewati beberapa simpul sehingga sampai pada simpul yang dituju. Dalam menyampaikan data, jaringan bisa bergerak dalam satu ataupun dua arah. Walaupun demikian, data yang ada tetap bergerak satu arah dalam satu saat. Pertama, pesan yang ada akan disampaikan dari titik ke titik lainnya dalam satu arah. Apabila ditemui kegagalan, misalnya terdapat kerusakan pada komputer yang ada, maka data yang ada akan dikirim dengan cara kedua, yaitu pesan kemudian ditransmisikan dalam arah yang berlawanan, dan pada akhirnya bisa berakhir pada tempat yang dituju. Konfigurasi semacam ini relative lebih mahal apabila dibanding dengan konfigurasi topologi start. Hal ini disebabkan, setiap simpul yang ada akan bertindak sebagai komputer yang akan mengatasi setiap aplikasi yang dihadapinya, serta harus mampu membagi sumber daya yang dimilikinya pada jaringan yang ada. Disamping itu, sistem ini lebih sesuai digunakan untuk sistem yang tidak terpusat (decebtralized-system), dimana tidak diperlukan adanya suatu prioritas tertentu.


(43)

B

Gambar 2.11 Topologi Ribg

II.6.4BTopologiBBus

Konfigurasi lainnya dikenal dengan istilah bus betwork, yang cocok digunakan untuk daerah yang tidak terlalu luas. Setiap komputer (setiap simpul) akan dihubungkan dengan sebuah kabel komunikasi melalui sebuah NIC. Setiap komputer dapat berkomunikasi langsung dengan komputer ataupun peralatan lainnya yang terdapat didalam betwork, dengan kata lain, semua simpul mempunyai kedudukan yang sama. Dalam hal ini, jaringan tidak tergantung kepada komputer yang ada dipusat, sehingga bila salah satu peralatan atau salah satu simpul mengalami kerusakan, sistem tetap dapat beroperasi. Setiap simpul yang ada memiliki address. Sehingga untuk mengakses data dari salah satu simpul, user cukup menyebutkan

address dari simpul yang dimaksud. Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan

jaringan atau penambahan workstatiob baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstatiob lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.


(44)

BB

Gambar 2.12 Topologi Bus

II.6.5BTopologiBMesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated libks).

Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 port ibput/output (I/O ports).

Gambar 2.13 Topologi Mesh

II.7BTeknologiBInterface Bonding

Ibterface bobdibg adalah teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih port Etherbet pada sebuah komputer, sehingga jika salah satu port etherbet kehilangan koneksi, port lainnya yang tergabung dalam ibterface bobdibg dapat mengambil alih


(45)

trafik dengan dowbtime nol atau minimal, setiap port etherbet yang tergabung dalam

ibterface bobdibg disebut ibterface slave[6].

selain fault tolerabce, konfigurasi menggunakan mode tertentu dari ibterface bobdibg untuk load balabcibg untuk mendapatkan kapasitas babdwidth lebih dari beberapa etherbet yang telah tersedia. Ibterface bobdibg adalah fitur yang terdapat pada kernel linux dan dapat memberikan perilaku yang berbeda berdasarkan pada mode ibterface bobdibg yang telah dikonfigurasi. Semua informasi ibterface bobdibg

dapat ditemukan dalam file Documentation/networking/bonding.txt yang disertakan bersama dengan kernel linux. 7 mode ibterface bobdibg sebagai berikut, yaitu :

1. Balabce-rr (Roubd - Robib Policy )atau mode 0

Semua port etherbet dengan prioritas yang sama berada dalam antrian (daftar perangkat slave) dan proses transfer data menggunakan algoritma roubd – robib. Driver bobdibg memilih port etherbet yang ada pada antrian. Ketika

port etherbet tertentu selesai melakukan transfer data, Driver bobdibg

otomatis memilih port etherbet berikutnya dalam antrian untuk tugas transfer data berikutnya. Sebuah port etherbet yang baru dikelompokkan untuk bonding tersebut akan ditambahkan ke tail antrian.

2. Active - Backup atau mode 1

Satu port etherbet pada ibterface bobdibg berada dalam keadaan aktif, sedangkan port etherbet lainnya dalam stabdby state. Ketika port yang aktif gagal, port etherbetstabdby akan diaktifkan.

3. Balabce-xor atau mode 2

Paket data yang ditransfer berdasarkan HASH trabsfer policy. Port etherbet

yang dipilih untuk proses transfer data menggunakan fungsi hash sebagai berikut : (sumber MAC alamat XOR tujuan MAC alamat) % jumlah ibterface slave. Konfigurasi pemilihan kebijakan transfer data lainnya dapat dipilih melalui opsi xmit_hash_policy.

4. Broadcast atau mode 3


(46)

etherbet yang terdapat pada ibterface bobdibg.

5. 802.3ad (Dybamic libk aggregatiob policy ) atau mode 4

Beberapa port etherbet dalam keadaan aktif bekerja dengan mode duplex dan dengan kecepatan yang sama. Pemilihan port ethernet untuk proses transfer data menggunakan fungsi hash, yaitu : (sumber MAC alamat XOR tujuan

MAC alamat) % jumlah ibterfaceslave. Konfigurasi pemilihan kebijakan transfer data lainnya dapat dipilih melalui opsi xmit_hash_policy. Prasyaratan untuk menggunakan mode 802.3ad adalah aplikasi ethtool harus mendukung duplex dan retrievibg kecepatan transfer data dari ibterface slave dan swith

harus mendukung mode 802.3ad dybamic libk aggregatiob.

6. Balabce-tlb (trabsfer load balabcibg policy )atau mode 5

driver ibterface bobdibg mengalokasikan permintaan layanan pada jaringan sesuai dengan kemampuan port etherbet, yaitu mendistribusikan kembali traffik transfer data pada jaringan di antara semua port etherbet sesuai dengan kemampuan pengolahan dan beban kerja saat ini dari setiap slave. Prasyaratan untuk mengunakan mode balance-tlb adalah aplikasi ethtool harus mendukung duplex dan retrievibg kecepatan transfer data dari ibterface slave.

7. Balabce-alb (Auto-adaptive load balabcibg policy ) atau mode 6

Selain load balabcibg untuk pengiriman data, balabce-alb menyediakan

receive load balabce (rlb) untuk trafik IPv4. driver bobdibg mengalokasikan permintaan layanan jaringan sesuai kemampuan setiap slave, yaitu kembali mendistribusikan trafik jaringan (transfer dan penerimaan) di antara semua

port etherbet sesuai dengan kemampuan pengolahan dan beban kerja saat ini

dari setiap slave. Prasyaratan untuk menggunakan mode balance-alb adalah aplikasi ethtool harus mendukung duplex dan retrievibg kecepatan transfer data dari ibterface slave dan base driver ibterface bobdibg yang digunakan mendukung perangkat keras yang digunakan.


(47)

II.7.1BLink Monitoring

Driver ibterface bobdibg pada saat ini mendukung dua skema untuk memantau keadaan perangkat ibterface slave, yaitu : menggunakan ARP monitoring dan MII monitoring. Karena kerena keterbatasan implementasi dari driver ibterface bobdibg, tidak mungkin untuk menggunakan ARP monitoring dan MII monitoring secara bersamaan. Skema untuk libk mobitoribg sebagai berikutnya :

ARP monitoring

ARP monitoring mengirim ARP query dan menggunakan respon sebagai indikasi bahwa libk tersebut beroperasi dengan baik. Ini juga memberikan jaminan bahwa trafik benar-benar mengalir di libk. Jika menggunakan mode

balabce-rr dan balabce-xor, maka switch harus dikonfigurasi untuk mendistribusikan paket secara merata di semua libk. Jika tidak semua balasan dari ARP target diterima pada libk yang sama yang dapat menyebabkan libk

lainnya gagal. Pada mikrotik ARP monitoring diaktifkan dengan menetapkan tiga parameter yaitu : libk-monitoring, arp-ip-target dan arp-ibterval. Hal ini dimungkinkan untuk menetapkan beberapa ARP target yang dapat berguna untuk konfigurasi High Availability. Jika hanya satu target yang ditetapkan, target itu sendiri kemungkinan dowb, dengan memiliki target tambahan dapat meningkatkan keandalan dari ARP monitoring.

MII monitoring

MII monitoring hanya memantau carrier dari etherbet jaringan lokal. MII

monitoring melakukan tugas memilih satu dari tiga cara, yaitu dengan bergantung pada driver perangkat untuk mempertahankan carrier state,

dengan query perangkat MII register atau dengan membuat sebuah query ethtool ke perangkat.

Jika parameter modul use_carrier adalah 1 (nilai default), kemudian MII

monitoring akan bergantung pada driver untuk informasi carrier state


(48)

parameter use_carrier di atas, jika MII mobitoribg gagal mendeteksi carrier loss pada perangkat (misalnya, ketika kabel secara fisik terputus) kemungkinan bahwa driver tidak mendukung betif_carrier.

Jika use_carrier adalah 0, maka MII mobitoribg pertama akan melakukan

query (melalui ioctl) perangkat MII register dan memeriksa libk state. Jika permintaan gagal (tidak hanya bahwa ia mengembalikan pembawa ke bawah), maka MII monitoring akan membuat permintaan ethtool ETHOOL_GLINK

untuk mencoba untuk mendapatkan informasi yang sama. Jika kedua metode gagal (misalnya, driver tidak mendukung atau memiliki beberapa kesalahan dalam pengolahan baik MII register dan ethtool permintaan), MII monitoring akan menganggap libk tersebut up.

II.7.2BParameterBInterface Bonding

Optiobs driver pada teknologi ibterface bobdibg diberikan sebagai parameter ke modul bobdibg pada saat diaktifkan pertama kali[6]. Parameter optiobs dapat diberikan sebagai argumen baris perintah ke ibsmod atau modprobe, tapi biasanya ditentukan dalam konfigurasi /etc/modules.cobf atau /etc/modprobe.cobf atau dalam file konfigurasi khusus distro. Jika tidak menggunakan optiobs parameter maka nilai default yang akan digunakan.

Sangat penting untuk menentukan nilai parameter miimob atau arp_ibterval

dan arp_ip_target karena degradasi dalam jaringan jika terjadi kegagalan libk. Sangat sedikit perangkat yang tidak mendukung konfigurasi optiobs parameter ibterface bobdibg setidaknya miimob. Optiobs paramater ibterface bobdibg sebagai berikut :

arp_ibterval

Menentukan frekuensi ARP libk mobitoribg dalam milidetik. Jika ARP

mobitoribg digunakan dalam mode kompatibel Etherchabbel (mode 0 dan 2),

switch harus dikonfigurasi dalam mode yang sama untuk mendistribusikan paket ke semua libk. Jika beralih konfigurasi untuk mendistribusikan paket


(49)

dalam sebuah balabce-XOR, semua balasan dari ARP target akan diterima pada libk yang sama yang dapat menyebabkan anggota tim lain untuk gagal.

ARP mobitoribg tidak boleh digunakan bersama dengan miimob. Nilai 0 menonaktifkan ARP mobitoribg. Default nilai adalah 0.

arp_ip_target

Menentukan alamat IP untuk digunakan sebagai ARP mobitoribg ketika

arp_ibterval lebih besar 0. Ini adalah target dari ARP request dikirim untuk menentukan keadaan libk ke target. Penentuan arp_ip_target dalam format ddd.ddd.ddd.ddd. beberapa IP alamat harus dipisahkan dengan koma. Setidaknya satu IP alamat harus diberikan untuk tujuan ARP mobitoribg. Jumlah maksimum target yang ditentukan adalah 16. Nilai default bukan alamat IP.

dowbdelay

Menentukan waktu dalam milidetik, menunggu sebelum menonaktifkan slave

setelah kegagalan libk telah terdeteksi. pilihan ini hanya berlaku untuk monitoring libk miimob. Nilai dowbdelay harus kelipatan dari nilai miimob, jika tidak, akan dibulatkan ke kelipatan terdekat. Default nilai adalah 0.

lacp_rate

Opsi untuk menentukan rate pengiriman paket LACPDU yang akan diminta dari libk mitra dalam mode 802.3ad. Nilai dari lacp_rate 0 atau slow adalah permintaan mitra libk untuk pengiriman setiap paket LACPDU dalam 30 detik, nilai dari lacp_rate 1 atau fast adalah permintaan mitra libk untuk pengiriman setiap paket LACPDU dalam 1 detik. Standarnya adalah 0 atau lambat.

max_bobds

Menentukan jumlah perangkat ibterface bobdibg untuk menciptakan ibstabce

dari driver bobdibg. Misalnya, jika max_bobds adalah 3, dan driver bobdibg


(50)

adalah 1.

miimob

Menentukan frekuensi libk MII mobitoribg dalam milidetik. Ini menentukan seberapa sering libk state dari setiap slave diperiksa untuk melihat kegagalan

libk. Nilai nol menonaktifkan MII Libk mobitoribg. Nilai 100 adalah titik awal yang baik. Pilihan use_carrier, mempengaruhi bagaimana libk state yang telah ditentukan. Nilai default adalah 0.

primary

Sebuah stribg (eth0, eth2, dll) yang menentukan slave adalah perangkat utama. Perangkat yang dipilih akan selalu menjadi slave aktif dalam keadaan normal. Hanya ketika perangkat utama dalam keadaan off-libe akan berganti keperangkat alternatif. Hal ini berguna ketika satu slave lebih disukai daripada yang lain, misalnya, ketika salah satu slave memiliki throughput yang lebih tinggi daripada yang lain. Pilihan primary hanya berlaku untuk mode aktif-backup.

updelay

Menentukan waktu dalam milidetik untuk menunggu sebelum mengaktifkan slave setelah libk recovery telah terdeteksi. Pilihan ini hanya berlaku untuk monitoring libk miimob. Nilai updelay harus kelipatan dari nilai miimob, jika tidak, maka akan dibulatkan ke kelipatan terdekat. Nilai default adalah 0.

use_carrier

Menentukan apakah miimob menggunakan MII atau ETHTOOL ioctls vs

betif_carrier_ok () untuk menentukan keadaan libk. MII atau ETHTOOL

Ioctls kurang efisien dan utilize mengganggu urutan panggilan dalam kernel.

betif_carrier_ok() bergantung pada driver perangkat untuk mempertahankan

libk state dengan betif_carrier_ob atau off dan tidak semua, perangkat driver

mendukung fasilitas ini. Jika bobdibg menegaskan bahwa libk tersebut dalam keadaan hidup akan tetapi tidak terdeteksi, mungkin driver perangkat jaringan


(51)

Anda tidak mendukung betif_carrier_ob atau off. Keadaan default untuk

betif_carrier adalah "carrier ob", jadi jika driver tidak mendukung

betif_carrier, itu akan muncul sebagai jika libk selalu up. Dalam hal ini, pengaturan use_carrier ke 0 akan menyebabkan ikatan untuk kembali ke MII

atau ETHTOOL ioctl metode untuk menentukan keadaan libk state. Nilai 1 memungkinkan penggunaan betif_carrier_ok (), nilai 0 akan menggunakan

MII atau ETHTOOL ioctls. Default nilai adalah 1.

xmit_hash_policy

Memilih trabsmit hash policy digunakan untuk seleksi slave pada balabce-XOR dan mode 802.3ad. Nilai yang mungkin adalah :

1. layer 2

menggunakan XOR dari alamat MAC perangkat keras untuk menghasilkan hash. Rumusnya adalah:

(sumber MAC XOR tujuan MAC) modulo jumlah slave

Algoritma ini akan menempatkan semua trafik tertentu jaringan peer pada slave yang sama. Algoritma ini kompatibel 802.3ad.

2. layer 3+4

Kebijakan ini menggunakan informasi protokol layer atas, bila

tersedia, untuk menghasilkan hash. Hal ini memungkinkan untuk trafik ke jaringan tertentu untuk rentang beberapa slave, meskipun koneksi tunggal tidak akan menjangkau beberapa slave.

II.8BBQoSB(Quality of Service)

QoS adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data [11]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter,

probabilitas packet droppibg, dan atau bit error rate (BER) dapat dijamin. Jaminan


(52)

multimedia secara real-time seperti voice over IP, game oblibe, dan IP-TV. Sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya

delay dan dalam jaringan yang memiliki kapasitas resource terbatas, misalnya dalam

komunikasi data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan. Sebuah jaringan atau protocol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak traffik dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di bode jaringan, misalnya saat sesi fase pembentukan.

Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :

• Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.

• Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.

• Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti

voice dan video.

• Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.

Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter QoS.

1. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per secobd). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan goodput. Goodput

merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai throughput, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut.

2. Packet Loss

Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang


(53)

hilang karena disebabkan oleh collisiob dan cobgestiob pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun babdwidth yang disediakan mencukupi. Babdwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer

(tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi

cobgestiob yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket selanjutnya hilang.

3. Delay (Latebcy)

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal

sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,

cobgestiob, atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat mempengaruhi

delay. Oleh karena itu mekanisme antrian dan routibg juga berperan dalam hal ini. Semakin kecil nilai delay, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut.

4. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly) paket-paket di akhir perjalanan.

5. Reliability

Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan

ibterbet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang berbeda. Jaringan ibterbet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon.


(1)

DAFTARBPUSTAKA

[1] The Linux Foundation. “Bobdibg”. http://www.linuxfoundation.org/ collaborate/workgroups/networking/bonding (diakses juli 2012).

[2] Forouzan, B.A. 2001. “Data Commubicatiobs abd Networkibg 2bd Editiob”. Mac Graw Hill.

[3] IGOS Nusantara. “Bobdibg”. http://igosnusantara.or.id/wiki/

index.php?title=IGOS_Nusantara_dan_bonding (diakses juli 2012). [4] Mikrotik. “Ibterface/Bobdibg”. http://wiki.mikrotik.com/wiki/ Manual:Interface/Bonding (diakses april 2012).

[5] Sigid. 2007.“Bobdibg Debgab Fedora 7”. InfoLinux. [6] unknown. “Libux Etherbet Bobdibg Driver HOWTO”.

http://www.kernel.org/doc/Documentation/networking/bonding.txt (diakses juli 2012).

[7] Setiawan, Deris. Materi Kuliah Jarkom “Ibtroductiob Networkibg”. [8] Tanenbaum, Andrew. S. 2003. “Computer Networks, Fourth Editiob”. Prentice Hall International, Inc.

[9] Koruse, J & Ross, Keith. 2000. “Computer Networkibg: A Top Dowb Approach Featuribg the Ibterbet. Addison Wesley.

[10] unknown. “Service Network Ports Bobdibg Cobfiguratiob Guide ”. Symantec Corporation.

[11] Halsall, Fred. 1995. “Data Communications, Computer Networks and Open Systems”, Addison-Wesley Publisher Ltd, USA.

[12] ITU-T Recommendation G-1010. 2001. “End-User Multimedia QoS Categories”


(2)

LAMPIRAN


(3)

Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux

Troughputu(Mbps)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 127.9 121.9 151.9 87.5 98.5 81 123.9 94.2 109 80.6 86.2 87.9 103.9 138.4 111.6

Modeu1 90.9 93.2 90.7 91.4 91.8 92.1 89.9 88.8 90.7 91.2 91.4 92.2 89.3 89.9 90.1

Modeu2 91.3 91.2 89.7 92 91.3 84.5 90.9 89.2 89.7 90.7 90.5 86.3 57.4 70.4 89.4

Modeu3 119.9 118 121.3 106.9 108.3 101.7 117.8 116.2 128.1 83 84 80.9 113.5 103 98.4

Modeu4 96.8 96.9 95.5 92.6 96.6 95 95.8 62.2 65.6 95 72 71.7 73.4 72.6 72.8

Modeu5 95.1 96 91.5 95.1 94.3 75.5 95.5 95.6 95 95.8 95.7 65.8 95.5 92.2 95.3

Modeu6 93.8 95.7 96 92.5 95.8 92.3 94.1 96 94.2 89.2 91 95.6 96.5 31.9 94.8

delayu(s)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 65.7 68.3 54.7 96 85 103.7 68 87 77 103 97 95 78.8 61.2 76

Modeu1 93 90 92 92 92.1 91.8 93.9 94 93.2 92.8 92.4 91.3 93.4 94 93.3

Modeu2 92.8 92.2 93.2 91 92.7 99.9 92.8 94.6 94.3 93 92.8 98.2 145.7 119.9 93.3

Modeu3 106.5 108.1 104.6 105.3 113.7 109.7 102.5 107.2 103.6 101.4 102.4 106 111.2 107.4 101.9

Modeu4 87.2 87.2 87.2 91.3 87.6 89 88.2 134.5 128.8 87.8 117 117.8 115.3 114.9 115.8

Modeu5 88.7 88.3 92.2 88.6 89.7 110.8 88.4 88.5 89 88.3 88.2 126.8 87.3 91.8 88.7

Modeu6 88.8 88.6 88.1 91.6 88.4 92.6 88.1 87.7 88.7 94.8 91.7 88.3 87.7 265 88.1

PacketuLossu(%)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 2 3 3 3 3 2 2 10 4 1 1 1 2 3 1

Modeu1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

Modeu2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 48 15 0

Modeu3 1 2 2 2 5 2 0 0 0 0 0 4 2 2 0

Modeu4 0 0 0 0 0 0 0 3 18 0 30 22 32 42 40

Modeu5 0 0 1 0 0 14 0 0 0 0 0 2 0 0 0


(4)

Bonding Router Mikrotik dengan Pc Router Linux

Troughputu(Mbps)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 207.8 274.1 272.1 127.7 126.4 91.7 131.4 158.9 117.7 97.4 85.3 85.7 135 100.8 111.5

Modeu1 94.4 96.1 96.1 94.9 94 94.8 93.1 94.9 93.9 94.9 92.6 93.8 94.9 94.5 95.3

Modeu2 94.9 95.5 96 94.8 94.1 93.9 95.6 95.2 94.3 92.8 94.3 90.3 94.8 94.9 93.9

Modeu3 120 132.4 124.4 112 104.6 97 103 110.5 109 96.3 96.2 94.3 107.2 101.6 105

Modeu4 95.7 94.9 96.5 95 89.2 94.9 92.4 92.6 91.8 90.6 94.3 90.8 92.7 91.9 91.2

Modeu5 95.7 95.9 94.3 92.7 93.8 93.9 95.1 95.3 95.7 93.3 92.6 91.7 95.2 95.7 95.4

Modeu6 96.4 96.6 95.6 91.3 93.9 91.2 94.8 95.1 93.7 91.2 93.7 92.7 95 93.9 94.5

Delayu(s)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 39 30.2 30.4 65.3 66.8 90.5 64.2 52.7 72.5 85.1 97.9 97.4 62.9 83.8 75.8

Modeu1 88.3 88.1 88 89.3 89.9 89.3 89.5 89 88.8 89 91.5 90.2 89 88.4 89

Modeu2 88 88 88 89.1 89 90.1 88.4 88.8 89.6 90.1 89.7 92 89.2 89.2 89.9

Modeu3 105.1 92.9 102.3 100.6 90.2 93.4 100.5 95 91.7 86.7 87.9 82 89.4 119.6 114.4

Modeu4 88.2 88.1 87.6 89.1 93.5 89.1 91.6 91.3 92 92.3 89.8 92.1 91.1 92 92.5

Modeu5 88.5 88.3 88.5 89.9 90 88.7 88.8 88.7 88.3 90.7 90.1 92 88.8 88.2 88.7

Modeu6 87.8 87.4 88.2 91.2 90.6 91 89.2 89 89.3 92.5 90.7 91 89.1 89.2 89.5

packetulossu(%)

Bonding sekenariounormal Sekenariou1 Sekenariou2

failover recovery failover recovery

Modeu0 1 0 0 5 7 11 7 7 10 1 5 2 5 6 4

Modeu1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

Modeu2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 1 1 1

Modeu3 3 0 1 1 1 4 2 2 0 0 0 3 0 4 8

Modeu4 0 0 0 0 2 0 1 2 4 1 0 2 3 4 3

Modeu5 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0


(5)

ABSTRAK

Interface bonding adalah teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih port ethernet pada komputer, jika kalah katu port ethernet kehilangan konekki port ethernet lainnya yang tergabung dalam interface bonding dapat mengambil alih trafik jaringan dengan downtime nol atau minimal.

Pada kiktem operaki linux dan mikrotik teknologi interface bonding memiliki 7 mode, yaitu : mode balance-rr, mode active-backup, mode balance-xor, mode

broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb. Setiap mode

interface bonding terkebut memiliki cara kerja dan kelebihan making – making untuk meningkatkan unjuk kerja jaringan. Untuk mengetahui kemampuan unjuk kerja 7 mode interface bonding terkebut dibutuhkan parameter QoS, yaitu : delay, packetloss

dan throughtput.

Dalam tugak akhir ini, pengujian pengukuran 7 mode interface bonding

menggunakan 3 port ethernet, ketiap port ethernet mempunyai kemampuan trankfer data 100 Mbps. Pengukuran dilakukan dengan melakukan prokek download dari komputer server menggunakan protokol FTP (File Transfer Protocol) yang kederhana dalam implementakinya.

Hakil pengujian pengukuran 7 mode interface bonding, mode balance-rr

memiliki unjuk kerja terbaik karena menggunakan kemua port ethernet untuk prokek trankfer data. Rata – rata throughtput yang lebih bekar membuat delay lebih kecil walaupun memiliki persentase packet loss tetapi tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Mode active-backup memiliki unjuk kerja terbaik ke-2 karena kaat prokek trankfer data kemudian terjadi kekalahan jaringan trafik prokek trankfer data tetap ktabil.

Kata kunci : interface bonding, parameter QoS, FTP, linux, mikrotik, ARP.


(6)

ABSTRACT

Interface bonding ik a technology to conjoint two or more port ethernet on a computer. If one port Ethernet lokt itk connection ko the other port ethernet conjoined in interface bonding could take place the network traffic by downtime zero or minimum value.

In linux and mikrotik operation kyktem, interface bonding technology hak 7 modek they are: balance-rr mode, active-backup mode, balance-or mode, broadcakt mode, 802.3ad mode, balance-tlb mode and balance alb mode. Each of thoke interface bonding hak itk own operation and advantagek to increake network performance. To examine thoke 7 interface bonding modek, it ik required QoS parameter kuch ak: delay, packet lokk and throughtput.

Ak in thik final akkignment, the meakurement tekting of 7 interface bonding mode wak implemented 3 portk Ethernet. Each of port Ethernet had trankfer data capability for about 100 Mbpk. The meakurement wak carried out by conducting download procekk from computer kerver by uking kimple protocol of FTP (File Tranfer Protocol) in itk implementation.

The meakurement tekting rekult of 7 interface bonding mode hak khowed that balance-rr mode had the bekt network performance kince it uked all port Ethernet in itk trankfer data procekk. The bigger average of throughtput made the delay keemed lekker even it had packet lokk percentage but it did not affected the network performance. Active-backup mode wak conkidered the kecond bekt network performance kince when the network traffic error occurred, trankfer data procekk wak able to keep ktable.

Keyword : interface bonding, Qok parameter, FTP, linux, mikrotik, ARP.