Analisa unjuk kerja Packet Filtering Firewall pada RB 450G OS Mikrotik.

(1)

Delay yang terjadi pada router disebut dengan Processing delay. Processing delay adalah Waktu yang diperlukan oleh suatu perangkat jaringan untuk mengecek rute, aturan pada filter rules, mengubah header dan tugas switching lainnya. Jika dalam sebuah router atau firewall diberi aturan filter paket http, ini yang dapat menyebabkan delay pada sebuah router. Semakin banyak aturan yang dibuat pada sebuah firewall, semakin besar pula delay yang terjadi. Penulis menguji dan menganalisis unjuk kerja paket filtering firewall pada RB 450G OS Mikrotik. Parameter yang diukur antara lain adalah delay. Pengujian dilakukan dengan

memberikan aturan filter rule pada firewall mikrotik RB 450G secara maximal, sehingga penulis tahu banyak sedikitnya delay jika diberikan aturan rule yang maximal.

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak aturan rule yang dibuat pada sebuah firewall mikrotik RB 450G, semakin besar pula delay yang terjadi pada router tersebut. Untuk menggunakan layer 7 protocol delay yang minimum terjadi antara jumkah rule 1000 sampai 3000, untuk menggunakan content delay yang minimum terjadi antara jumlah rule 1000 sampai 2000, sedangkan dengan menggunakan proxy delay minimum terjadi antara jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 40000.


(2)

Delay between the router is called the processing delay. Processing delay is the time required by a network device to check the route, rules on filter rules, change the headers and other switching tasks. If in a given router or firewall http packet filter rules, it can cause delay in a router. The more rules are created on a firewall, the greater the delay is happening.

Authors examine and analyze the performance of packet filtering firewall on Mikrotik RB 450G OS. Parameters measured include the delay. Testing is done by providing the filter rules in the firewall rule Mikrotik RB 450G is maximal, so authors know more or less delay when given the maximal rule rules.

From the test results showed that the more rules rule made on a firewall Mikrotik RB 450G, the greater the delay that occurs in the router. To use a layer 7 protocol that minimum delay occurs between jumkah rule 1000 to 3000, to use the content that minimum delay occurs between the number of rule 1000 to 2000, while using the minimum delay occurs between the proxy rule number 1000 to rule number 40000.


(3)

i

ANALISA UNJUK KERJA PACKET FILTERING FIREWALL PADA RB 450G OS MIKROTIK

Skripsi

Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Yohanes Ardiyanto Sulaksono 085314015

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

PERFORMANCE ANALYSIS PACKET FILTERING FIREWALL ON RB 450G OS MIKROTIK

A Thesis

Presented as Partial Fullfillment of the Requirments To Obtain Sarjana Komputer Degree

By :

Yohanes Ardiyanto Sulaksono 085314015

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yohanes Ardiyanto Sulaksono Nomor Mahasiswa : 085314015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISA UNJUK KERJA PACKET FILTERING FIREWALL PADA RB 450G OS MIKROTIK

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 17 September 2013 Yang menyatakan,


(8)

vi

ABSTRAK

Delay yang terjadi pada router disebut dengan Processing delay. Processing delay adalah Waktu yang diperlukan oleh suatu perangkat jaringan untuk mengecek rute, aturan pada filter rules, mengubah header dan tugas switching lainnya. Jika dalam sebuah router atau firewall diberi aturan filter paket http, ini yang dapat menyebabkan delay pada sebuah router. Semakin banyak aturan yang dibuat pada sebuah firewall, semakin besar pula delay yang terjadi.

Penulis menguji dan menganalisis unjuk kerja paket filtering firewall pada RB 450G OS Mikrotik. Parameter yang diukur antara lain adalah delay. Pengujian dilakukan dengan memberikan aturan filter rule pada firewall mikrotik RB 450G secara maximal, sehingga penulis tahu banyak sedikitnya delay jika diberikan aturan rule yang maximal.

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak aturan rule yang dibuat pada sebuah firewall mikrotik RB 450G, semakin besar pula delay yang terjadi pada router tersebut. Untuk menggunakan layer 7 protocol delay yang minimum terjadi antara jumkah rule 1000 sampai 3000, untuk menggunakan content delay yang minimum terjadi antara jumlah rule 1000 sampai 2000, sedangkan dengan menggunakan proxy delay minimum terjadi antara jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 40000.


(9)

vii

ABSTRACT

Delay between the router is called the processing delay. Processing delay is the time required by a network device to check the route, rules on filter rules, change the headers and other switching tasks. If in a given router or firewall http packet filter rules, it can cause delay in a router. The more rules are created on a firewall, the greater the delay is happening.

Authors examine and analyze the performance of packet filtering firewall on Mikrotik RB 450G OS. Parameters measured include the delay. Testing is done by providing the filter rules in the firewall rule Mikrotik RB 450G is maximal, so authors know more or less delay when given the maximal rule rules.

From the test results showed that the more rules rule made on a firewall Mikrotik RB 450G, the greater the delay that occurs in the router. To use a layer 7 protocol that minimum delay occurs between jumkah rule 1000 to 3000, to use the content that minimum delay occurs between the number of rule 1000 to 2000, while using the minimum delay occurs between the proxy rule number 1000 to rule number 40000.


(10)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 September 2013 Penulis,


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan hikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan tugas akhir ini. Dalam proses penulisan ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian dengan caranya masing-masing sehingga tugas akhir ini dapat selesai. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir ini.

2. Bapak Iwan Binanto,S.Si., M.Cs dan Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T selaku panitia penguji yang telah memberikan banyak kritik dan

saran sehingga tugas akhir ini berkembang lebih baik.

3. Seluruh staff dosen Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu, motivasi, arahan, dan pengalaman selama penulis menempuh studi.

4. Seluruh staff Sekretariat dan Laboran Fakultas Sains dan Teknologi yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi akademik.

5. Bapak Yakobus Suharno dan Ibu Veronica Sumarni yaitu kedua orang tua saya yang telah memberikan cinta, doa, dukungan, dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Sayangku Lusia Aryani Retno Dwi Panglipur,Amd.,Kep yang selalu memberikan doa, motivasi dan semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhr ini dengan lancar dan semangat.

7. Agustinus Hari Susanto, temanku yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.


(12)

x

8. Adikku, Margareta Wiwik Endarwati dan Dominica Rika Suharyani, yang sedang mencari jati diri, semoga saya selalu dapat menjadi contoh yang baik buatmu dan terimakasih buat doa dan semangatnya.

Dengan rendah hati saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas akhir ini sangat saya harapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, 17 September 2013 Penulis,

Yohanes Ardiyanto Sulaksono


(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4


(14)

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 TCP ( Transport Control Protocol ) ... 6

2.2 Firewall di Mikrotik ... 6

2.3 Mikrotik ... 7

2.3.1 Mikrotik OS ... 8

2.3.2 Akses Mikrotik ... 8

2.3.2.1Via Console ... 8

2.3.2.2Via Winbox ... 8

2.3.2.3Via Web ... 9

2.4 Winbox Mikrotik ... 9

2.5 Packet Filtering ... 9

2.6 Pembangkit Koneksi ... 12

2.7 Filter Rules ... 13

2.8 NAT ( Network Address Translation ) ... 21

2.9 Delay ... 24

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25

3.1 Studi Literatur ... 25

3.2 Percobaan dengan Perangkat Lunak yang Tersedia ... 25

3.2.1 Skenario Percobaan I, II dan III ... 28

3.3 Analisa Kebutuhan hardware dan software ... 30

3.4 Pengumpulan dan Pengelompokan Data ... 30


(15)

xiii

3.5 Analisa dan Penarikan Kesimpulan ... 30

BAB IV PENGAMBILAN DATA DAN ANALISIS ... 31

4.1 Konfugurasi Penelitian ... 31

4.1.1 Layer 7 Protocol ... 31

4.1.2 Content ... 31

4.1.3 Web Proxy ... 31

4.2 Topologi Jaringan Percobaan I,II dan III ... 32

4.3 Hasil Penelitian Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G ... 33

4.3.1 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan Layer 7 Protocol ... 33

4.3.2 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan Content ... 35

4.3.3 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan Proxy ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 contoh rule packet filtering firewall ... 14

Gambar 2.2 Ilustrasi cara kerja packet filtering firewall ... 14

Gambar 2.3 ilustrasi packet filtering firewall ... 15

Gambar 2.4 Ilustrasi cara kerja application layer firewall ... 17

Gambar 2.5 ilustrasi application layer firewall ... 17

Gambar 2.6 ilustrasi filtering paket http pada firewall dengan layer 7 protocol dan content ... 18

Gambar 2.7 ilustrasi filtering paket http pada firewall dengan proxy ... 19

Gambar 2.8 Ilustrasi Circuit Level Gateway ... 21

Gambar 4.3.1.2 Grafik Delay,Free Memory dan CPU Router Mikrotik dalam menangai paket http dengan Layer 7 Protocol ... 34

Gambar 4.3.2.2 Grafik Delay, Free Memory dan CPU Router Mikrotik dalam menangai paket http dengan Content ... 37

Gambar 4.3.3.2 Grafik Delay, Free Memory dan CPU Router Mikrotik dalam menangai paket http dengan Proxy ... 40

Gambar 4.3.3.3 Kumpulan grafik delay mikrotik pada percobaan I,II, dan III dalam menangani paket http ... 41

Gambar 4.3.3.4 Kumpulan grafik free memory mikrotik pada percobaan I,II, dan III dalam menangani paket http ... 43

Gambar 4.3.3.5 Kumpulan grafik CPU mikrotik pada percobaan I,II, dan III dalam menangani paket http ... 44


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.3.1.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik dengan Layer 7 Protocol ... 33 Tabel 4.3.2.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik dengan content... 36 Tabel 4.3.3.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik dengan Proxy ... 38


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan pesatnya perkembangan internet, selain memberikan dampak positif sebagai penyedia layanan informasi dan komunikasi, internet juga dapat memberikan dampak negative sekaligus ancaman bagi penggunanya. Ancaman itu bentuknya berbagai macam dari virus, trojan, cacker, dan yang lainnya. Dengan akses yang tak terbatas, diibaratkan rumah yang tidak memiliki tembok yang dapat dimasuki oleh siapa saja yang berkepentingan tanpa dapat diketahui niatnya baik atapun buruk. Dengan keadaan seperti itu, sudah seharusnya kita memberikan perlindungan terhadap rumah kita dengan mendirikan tembok baik dari beton atau kayu, sehingga akses ke rumah lebih mudah dikontrol. Sama halnya dengan komputer yang terhubung dengan internet, juga harus diberikan tembok pelindung yang sering disebut dengan “firewall’ untuk mengontrol pengguna dari situs-situs web dan paket-paket yang dating dari internet yang memberikan dampak positif dan negatif bagi jaringan yang dilalui.

Firewall dapat berfungsi sebagai Mengontrol dan mengawasi paket

data yang mengalir di jaringan Firewall harus dapat mengatur, memfilter dan mengontrol lalu lintas data yang diizin untuk mengakses jaringan privat yang dilindungi firewall. Firewall harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap paket data yang akan melawati jaringan privat. Beberapa kriteria yang dilakukan firewall apakah memperbolehkan paket data lewati atau tidak, antara lain : Alamat IP dari komputer sumber , Port TCP/UDP sumber dari sumber, Alamat IP dari komputer tujuan, Port TCP/UDP tujuan data pada komputer tujuan, Informasi dari header yang disimpan dalam paket data.


(19)

2

Melakukan autentifikasi terhadap akses. Autentifikasi adalah Proses pengenalan peralatan, system operasi, kegiatan, aplikasi dan identitas user yang terhubung dengan jaringan computer. Applikasi proxy Firewall mampu memeriksa lebih dari sekedar header dari paket data, kemampuan ini menuntut firewall untuk mampu mendeteksi protokol aplikasi tertentu yang spesifikasi. Mencatat setiap transaksi kejadian yang terjadi di firewall.

Pada penggolongan delay yang ditunjukkan pada dokumen dibagian lampiran, bahwa delay dapat terjadi pada jumlah baris filter rules sebuah firewall, yaitu pada penggolongan delay yang disebut Processing delay. Processing delay dapat terjadi pada filter rules yang dikonfigurasi atau dibuat oleh administrator jaringan pada sebuah firewall yang dapat berpengaruh terhadap delay suatu jaringan.

Pengujian dapat dilakukan dengan membuat aturan filter rules dengan jumlah banyak dan memberikan beban jumlah koneksi dari klien menuju server dengan jumlah banyak, dari jumlah koneksi yang minimal sampai jumlah koneksi yang maksimal. Hasil yang diperoleh dengan memfilter paket-paket yang tertangkap di firewall, dan menghitung delay yang terjadi. Untuk metode yang digunakan dalam penyaringan, ada beberapa metode pemfilteran yang dapat dilakukan oleh sebuah firewall, antara lain sebagai berikut: Circuit level gateway, Application level gateway, Packet filtering firewall. Packet Filtering Firewall dalam packet filtering firewall, firewall menguji lima karakteristik dari sebuah paket, yaitu: Alamat IP sumber, Port sumber, Alamat IP tujuan, Port tujuan, Protokol IP (TCP atau UDP). Delay yang terjadi pada sebuah firewall mikrotik ini disebabkan oleh jumlah rules yang dibuat pada filter rules firewall mikrotik dan jumlah koneksi yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Jika pada filter rules yang dibuat pada sebuah firewall sebanyak N rules, maka setiap paket yang melalui firewall tersebut akan di cek satu per satu sebanyak jumlah N rules yang dibuat tersebut, jadi jika filter rules dibuat sebanyak N rules ,dan jika dalam


(20)

3

suatu koneksi terdapat jumlah koneksi yang besar serta jumlah rules yang banyak juga, inilah yang akan menyebabkan processing delay pada firewall dalam menangani packet filtering ( Stanislav Y. Radomskiy ). Maka dengan adanya teori tersebut maka penulis akan meneliti unjuk kerja packet filtering http pada firewall dengan menggunakan mikrotik RB 450G dengan cara memberikan rules secara maximal dan koneksi secara maximum.

1.2 Rumusan Masalah :

Seberapa besar pengaruh filter rules pada sebuah firewall mikrotik RB 450G dan jumlah koneksi terhadap delay suatu jaringan ?

1.3 Tujuan Penelitian :

Mengetahui banyak sedikitnya filter rules yang dibuat pada firewall mikrotik RB 450G dan jumlah koneksi yang terjadi secara bersamaan yang berpangaruh terhadap delay suatu router.

1.4 Manfaat Penelitian :

Bagi penulis :

a. Dokumentasi penelitian berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Informatika

Universitas Sanata Dharma. b. Mendapat pengalaman meneliti.

Bagi Ilmu :

a. Membuktikan teori dari Stanislav Y. Radomskiy pada router mikrotik RB 450G .


(21)

4

Bagi masyarakat :

b. Mengetahui seberapa efektifnya filter rules dalam melakukan penyaringan paket pada sebuah firewall mikrotik RB 450G yang diciptakan terhadap delay pada suatu jaringan, sehingga masyarakat dapat membuat/ mengkonfigurasi filter rules yang efektif untuk dapat digunakan pada jaringannya.

1.5 Batasan Masalah :

1. Dalam penelitian ini menganalisa dan meneliti delay pada firewall mikrotik RB 450G dalam penyaringan paket dengan program yang sudah tersedia. 2. Dalam penelitian ini menggunakan peralatan dan software yang sudah

tersedia di kampus.

1.6 Metodologi :

Metodologi pada tugas akhir ini direncanakan seperti berikut: 1.6.1. Studi Literatur

Mempelajari berbagai macam literatur tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan rumusan masalah, termasuk di dalamnya mempelajari firewall yang berkaitan dengan pembuatan tugas akhir.

1.6.2. Uji Coba

Melakukan uji coba untuk mencari masalah yang mungkin timbul. 1.6.3. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini akan ditarik sebuah kesimpulan dari menganalisa dan meneliti kekuatan firewall dalam memfiltering paket pada akses HTTP.


(22)

5 1.7 Sistematika Pembahasan :

Buku laporan proyek akhir ini terdiri dari 5 bab dengan perincian sebagai berikut :

Bab I : Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, metodologi singkat penelitian, dan sistematika penulisan proyek akhir.

Bab II : Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang mendukung penelitian.

Bab III : Bab ini menjelaskan tentang metodologi kompleks yang dilakukan dalam penelitian.

Bab IV : Bab ini menjelaskan pengujian dan analisa apakah hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan teori-teori.

Bab V : Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan analisa terhadap penelitian yang telah dibuat.


(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TCP (Transport Control Protocol):

TCP merupakan protokol yang terdapat pada lapisan transport TCP/IP. Dalam pengiriman data TCP bersifat byte stream, connection-oriented, dan dapat diandalkan. Komunikasi byte stream berarti data dinyatakan dalam urutan-urutan byte. Connection-oriented berarti sebelum terjadi pertukaran data, harus terlebih dahulu terjadi sebuah hubungan.

TCP andal dalam pengiriman data. Unit data dipecah-pecah dan diberi nomor urut (sequence number) sebelum dikirimkan dari lapisan aplikasi ke lapisan berikutnya. TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali data yang dikirim selesai. TCP menggunakan sebuah checksum untuk memastikan kerusakan data. Jika data sampai ke tujuan dengan selamat, TCP akan mengirimkan data urutan selanjutnya. Jika tidak, urutan data yang hilang atau rusak tersebut akan dikirim ulang oleh TCP.

Model komunikasi dua arah pada client dan server sebelum terjadi pengiriman data disebut handshake. TCP menggunakan three-way handshake yang bertujuan untuk pembentukan koneksi, sinkronisasi segmen, dan pemberitahuan besar data yang bisa diterima pada suatu saat antara client dan server.

2.2 Firewall di mikrotik

Firewall adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang


(24)

7

(gateway) antara jaringan lokal dengan jaringan Internet.Firewall digunakan untuk membatasi atau mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua macam jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan dan organisasi yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap perangkat digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas, pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya, menjadi kenyataan, dan disamping itu juga delay pada jaringan terlebih pada aturan filter rules sangat diperhatikan untuk membangun suatu jaringan internet. Salah satu firewall yang digunakan untuk penelitian ini adalah firewall mikrotik, mikrotik ini dapat dijadikan sebagai firewall yang berfungsi untuk mengatur jalannya paket-paket yang lewat pada firewall mikrotik tersebut dengan cara ditolak maupun diteruskan ke server.

2.3 Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan computer menjadi router yang handal mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot, dan warnet. Fitur-fitur tersebut diantaranya : Firewall & Nat, Routing, Hotspot, Point to Point Tunneling Protocol, DNS server, DHCP server, Hotspot, dan masih banyak lagi fitur lainnya. Mikrotik dapat digunakan dalam 2 tipe, yaitu dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam bentuk perangkat keras, Mikrotik biasanya sudah diinstalasi pada suatu board tertentu, sedangkan dalam bentuk perangkat lunak, Mikrotik merupakan satu distro Linux yang memang dikhususkan untuk fungsi router.


(25)

8 2.3.1 Mikrotik OS

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base

yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai. Mikrotik sekarang ini banyak digunakan oleh ISP, provider hotspot, ataupun oleh pemilik warnet. Mikrotik OS menjadikan komputer menjadi router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk jaringan kabel maupun wireless.

2.3.2 Akses Mikrotik: 2.3.2.1 via console

Mikrotik router board ataupun PC dapat diakses langsung via console/ shell maupun remote akses menggunakan putty (www.putty.nl).

2.3.2.2via winbox

Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox


(26)

9 2.3.2.3via web

Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan browser.

2.4 Winbox Mikrotik

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI. Jika untuk mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka untuk mode GUI yang menggunakan winbox ini kita mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer client. Mengkonfigurasi mikrotik melaui winbox ini lebih banyak digunakan karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal perintah-perintah console.

2.4.1 Fungsi Winbox

Fungsi utama winbox adalah untuk setting yang ada pada mikrotik, berarti tugas utama windox adalah untuk menyetting atau mengatur mikrotik dengan GUI, atau tampilan dekstop , fungsi winbox adalah :

a. Setting mikrotik router dan firewall. b. Untuk setting bandwidth jaringan internet.

c. Untuk setting blokir dan accept sebuah situs. d. Untuk konfigurasi router dan firewall pada jaringan yang akan

dibangun.

2.5 Packet Filtering

Sistem pada paket filtering merupakan sistem yang digunakan untuk mengontrol keluar, masuknya paket dari antara host yang didalam dan host


(27)

10

yang yang diluar tetapi sistem ini melakukannya secara selektif. Sistem ini dapat memberikan jalan atau menghalangi paket yang dikirimkan, sistem ini sangat mengkitalkan arsitektur yang disebut dengan ‘Screened Router’. Router ini menjadi filter dengan menganalisa bagian kepala dari setiap paket yang dikirimkan. Karena bagian kepala dari paket ini berisikan informasi penting yaitu :

 IP source address.

 IP destination address.

 Protocol (dengan melihat apakah paket tersebut berbentuk TCP, UDP atau ICMP).

 Port sumber dari TCP atau UDP.

 Port tujuan dari TCP atau UDP.

 Tipe pesan dari ICMP.

 Ukuran dari paket.

Cara Kerja Sistem Packet Filtering ini adalah mengawasi secara individual dengan melihat melalui router, sedangkan router yang telah dimaksud adalah sebuah perangkat keras yang dapat berfungsi sebagai sebuah server karena alat ini harus membuat keputusan untuk me-rout seluruh paket yang diterima. Alat ini juga harus menentukan seperti apakah pengiriman paket yang telah didapat itu kepada tujuan yang sebenarnya. Dalam hal ini router tersebut saling berkomunikasi denganprotokol-protokol untuk me-rout. Protokol yang dimaksudkan adalah Routing Information Protocol (RIP) atau Open Shortest Path First (OSPF) yang menghasilkan sebuah table routing. Tabel routing itu menunjukkan kemana tujuan dari paket yang diterima. Router yang menjadi filter pada packet filtering dapat menyediakan sebuah choke point (sebuah channel yang sempit yang sering digunakan untuk dipakai oleh penyerang sistem dan tentu saja dapat dipantau juga dikontrol oleh kita) untuk semua pengguna yang memasuki dan meninggalkan network.


(28)

11

Karena sistem ini beroperasi ditingkat Network Layer dan Transport Layer dari tingkatan protokol pada tingkatan pada Transmission Control Protocol (TCP/IP). Bagian kepala dari network dan transport mengawasi informasi-informasi berikut:

 Protokol (IP header, pada network layer); didalamnya byte 9 mengidentifikasikan protocol dari paket.

 Source address (IP header, pada network layer); alamat sumber merupakan alamat IP 32 bit dari host yang menciptakan oleh paket.

 Destination address (IP header, pada network layer); alamat tujuan yang berukuran 32 bit dari host yang menjadi tujuan dari paket.

 Source port (TCP atau UDP header, pada transport layer); pada setiap akhir dari koneksi TCP atau UDP tersambung dengan sebuah port, Walaupun port-port TCP terpisah dan cukup jauh dari port-port user datagram protocol (UDP). Port-port yang mempunyai nomor dibawah 1024 diterbalikan karena nomor-nomor ini telah didefinisikan secar khusus, sedangkan untuk port-port yang bernomor diatas 1024 (inklusif) lebih dikenal dengan port ephermal. Konfigurasi dari nomor pengalamatan ini diberikan sesuai dengan pilihan dari vendor.

 Destination port (TCP atau UDP header, transport layer); nomor port dari tujuan mengindikasikan port yang dikirimi paket. Servis yang akan diberikan pada sebuah host dengan mendengarkan port. Adapun port yang difilter adalah 20/TCP dan 21/TCP untuk koneksi ftp atau data, 23/TCP untuk telnet, 80/TCP untuk http dan 53/TCP untuk zona transfer DNS.

 Connection status (TCP atau UDP header, transport layer); status dari koneksi memberitahukan apakah paket yang dikirim merupakan paket pertama dari sesi di network. Jika paket merupakan paket pertama


(29)

12

mencegah sebuah host untuk mengadakan koneksi dengan menolak atau membuang paket yang mempunyai bit set ‘false’ atau 0.

TCP & UDP menggunakan port number ini untuk membedakan pengiriman paket data ke beberapa aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama (Stiawan, 2008). Pada saat paket data di alamatkan ke tujuan, komputer tujuan harus mengetahui yang harus dilakukan pada paket tersebut, protocol TCP/IP menggunakan salah satu dari 65,536 pengelamatan penomeran port. Port number

inilah yang akan membedakan antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya atau satu protocol dengan protocol lainnya pada saat proses transmisi data antara sumber dan tujuan. Untuk dapat melewatkan paket data dari sumber ke tujuan pada router terdapat protocol pengelamatan atau routing protocol yang saling mengupdate antara satu dengan yang lainya agar dapat melewatkan data sesuai dengan tujuannya. Di peralatan router layer 3 diperlukan konfigurasi khusus agar paket data yang masuk dan keluar dapat diatur, Access Control List (ACL) adalah pengelompokan paket berdasarkan kategori yang mengatur lalu lintas network. Dengan menggunakan ACL ini kita bisa melakukan filtering dan blocking paket data yang yang masuk dan keluar dari network atau mengatur akses ke sumber daya di network (Stiawan, 2008).

2.6 Pembangkit Koneksi

Untuk melakukan penelitian unjuk kerja packet filtering pada OS Mikrotik ini, akan menggunakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk membangkitkan jumlah koneksi secara maximal. Perangkat lunak yang akan digunakan pada penelitian ini berfungsi untuk menggantikan koneksi nyata yang dilakukan oleh banyak pengguna dalam suatu waktu. Oleh karenanya, masukan pada aplikasi client adalah jumlah koneksi yang ingin dilakukan secara bersamaan. Perangkat lunak yang dibuat menggunakan basis data sederhana. Data adalah daftar situs yang akan dikunjungi oleh client


(30)

13

secara acak. Daftar tersebut disimpan dalam sebuah file yang dengan nama list.txt yang terletak dalam folder yang sama dengan aplikasi client. Oleh karenanya pada perancangan sistem perangkat lunak ini Penulis tidak menjelaskan secara menyeluruh mengenai basis data. Perangkat lunak pada sisi client bernama Aplikasi Client Pembangkit Koneksi . Aplikasi server

berfungsi untuk membalas semua permintaan yang masuk dengan “HTTP/1.1 200 OK” yang artinya file yang diminta ada di server. Diubahnya format

pesan balasan dari “HTTP/1.0 200 OK” menjadi “HTTP/1.1 200 OK” yaitu

untuk membalas permintaan client yang mencoba menghubungi server melalui URL browser di komputer client. Perangkat lunak pada sisi server bernama Aplikasi Server Pembangkit Koneksi.

2.7 Filter Rules

Filter Rules diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet IP baik yang menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Pada tipe ini packet tersebut akan diatur apakah akan diterima dan diteruskan , atau di tolak. penyaringan packet ini di konfigurasikan untuk menyaring packet yang akan di transfer secara dua arah (baik dari atau ke jaringan lokal). Dalam melakukan penelitian untuk menganalisa unjuk kerja packet filtering firewall pada OS Mikrotik ini, akan melibatkan jumlah rules dan jumlah koneksi yang akan digunakan. Jumlah rules dan jumlah koneksi ini yang akan mempengaruhi delay pada proses packet filtering pada firewall mikrotik. Untuk menghasilkan data yang baik dan valid, dalam membuat jumlah rules ini akan melibatkan ribuan rules dan ribuan koneksi yang berlangsung secara bersamaan. Aturan atau kebijakan pemeriksaan pada filter rules ini didasarkan informasi yang dapat ditangkap dari packet header, yaitu antara lain :

a. IP address sumber dan tujuan

b. Nomor port TCP/UDP sumber dan tujuan c. Tipe ICMP message


(31)

14

Contoh aturan atau kebijakan packet filtering firewall :

Gambar 2.1 contoh rule packet filtering firewall


(32)

15

Gambar 2.3 ilustrasi packet filtering firewall

Contoh satu aturan pada firewall jenis adalah melakukan penonaktifan port 23 yaitu protokol yang digunakan untuk telnet. Ini bertujuan untuk mencegah pengguna internet untuk mengakses layanan yang terdapat pada jaringan yang di firewallkan. Firewall ini juga dapat melakukan pengecualian terhadap aplikasi-aplikasi yang dapat berdapat berjalan di jaringan. Inilah salah satu kerumitan pada packet filtering tipe firewall, dikarena sulitnya membuat aturan atau kebijakan yang akan diberlakuan untuk firewall.

Kelebihan packet filtering firewall antara lain relatif mudah dalam pengimplementasikannya, tranparan untuk pengguna, dan relatif lebih cepat.

Adapun kekurangan tipe firewall ini antara lain sulit dalam membuat aturan dan kebijakan pada packet filtering firewall ini secara tepat guna dan aturan tersebut akan semakin banyak seiiring dengan banyak alamat IP sumber dan tujuan, port sumber dan tujuan yang dimasukan dalam kebijakan packet filtering firewall ini.


(33)

16

Application-Level Gateway (Proxy)

Application-levet gateway sering juga disebut application level firewall atau proxy firewall. Firewall ini tidak memperbolehkan paket data yang datang untuk melewati firewall sacara langsung. Applicatin level gateway menyediakan kontrol tingkat tinggi pada traffic antara dua jaringan yang isi layanan tertentu didalamnya dapat dimonitor dan difilter sesuai dengan kebijakan keamanan jaringan. Firewall tipe ini akan mengatur semua yang berkaitan dengan layer aplikasi, seperti ftp, telner, dll.

Kebanyakan, proxy firewall ini akan melakukan autentifikasi terhadap pengguna sebelum pengguna dapat melewati jaringan. firewall ini juga melakukan mekanisme pencatatan (logging) sebagai bagian dari aturan dan kebijakan keamanan yang diterapkannya. Contohnya apabila ada pengguna salah satu aplikasi seperti telnet untuk mengakses secara remote, maka gateway akan meminta pengguna untuk memasukan alamat remote host. Ketika pengguna mengirimkan username dan password serta informasi lain maka gateway akan melakukan pemeriksaan dan melakukan hubungan terhadap aplikasi tersebut yang sesuai dengan remote host. Apabila tidak sesuai, firewall tidak akan meneruskan dan menolak data tersebut.


(34)

17

Gambar 2.4 Ilustrasi cara kerja application layer firewall


(35)

18

Kelebihan application layer firewall antara lain : relatif lebih aman dibandingkan dengan packet filtering firewall, adanya pencatatan log setiap transaksi yang terjadi pada level aplikasi.

Kekurangan application layer firewall antara lain : pemrosesan tambahan yang berlebih pada setiap hubungan yang akan mengakibatkan terdapat dua buah sambungan koneksi antara pengguna dan gateway, dimana gateway akan memeriksa dan meneruskan semua arus dari dua arah.

Gambar 2.6 ilustrasi filtering paket http pada firewall dengan layer 7 protocol dan content

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan metode layer 7 protocol dan content untuk melakukan filtering paket pada firewall mikrotik, semua paket yang melalui firewall akan dicek satu per satu pada bagian filter rules firewall mikrotik yaitu paket TCP http maupun paket ICMP, sehingga aturan yang dibuat dengan metode layer 7 protocol dan

Layer 7 Protocol


(36)

19

content, dapat berpengaruh terhadap semua paket yang lewat melalui firewall mikrotik.

Gambar 2.7 ilustrasi filtering paket http pada firewall dengan proxy Dari gambar diatas dapat kita lihat bawah proses filtering paket dengan menggunakan metode proxy berbeda dengan menggunakan metode layer 7 protocol dan content. Dengan menggunakan metode proxy ini, paket pertama yang akan lewat melalui firewall mikrotik, akan di cek apakah paket tersebut port 80 dan TCP atau tidak, jika ya maka paket akan diteruskan ke layer aplikasi yang akan dilakukan filtering dengan proxy, jika paket tersebut bukan TCP dan port 80, maka paket tersebut akan diteruskan tanpa melalui proxy. Jadi dengan mengunakan proxy hanya paket tertentu atau paket yang redirect saja yang akan diteruskan pada layer aplikasi.

80 Y

N


(37)

20  Circuit Level Gateway

Circuit lavel gateway dapat dikatakan sebagai tipe khusus dari proxy karena proxy dapat dikonfigurasi untuk melewatkan semua informasi pengguna yang sudah di authentifikasi sebagai circuit level gatewai. Circuit level gateway menghandle koneksi TCP dan tidak menyediakan paket tambahan seperti prosessing atau filtering. Firewall jenis akan menyembunyikan jaringan dari pengguna ketika koneksi akan terjadi dari pengguna. Pengguna akan berhadapan langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan koneksi dan firewall akan membentuk koneksi dengan sumber daya di jaringan yang hendak di akses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Firewall jenis ini bekerja pada lapisan session layer.

Kelebihan firewall jenis ini antara lain lebih aman dibandingkan dengan jenis packet filtering firewall karena pengguna luar tidak dapat


(38)

21

melihat alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP dari firewall. Protokol yang populer digunakan sebagai Circuit-Level Gateway adalah SOCKS v5.

Gambar 2.8 Ilustrasi Circuit Level Gateway

2.8 NAT ( Network Address Translation )

NAT adalah sebuah fungsi router yang memetakan alamat IP private (Lokal) ke alamat IP yang dikenal di Internet, sehingga jaringan private bisa internetan. NAT merupakan salah satu metode yang memungkinkan host pada alamat private bisa berkomunkasi dengan jaringan di internet. NAT jalan pada router yang menghubungkan antara private networks dan publik Internet, dan menggantikan IP address dan Port pada sebuah paket dengan IP address dan Port yang lain pada sisi yang lain. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas.Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP version 4 (IPv4). Dengan panjang alamat 4 bytes berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu user dan


(39)

22

alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Hal ini akan menyulitkan untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan banyak komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi lain hanya tersedia satu alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang bisa terkoneksi ke internet. Hal ini bisa diatasi dengan metode NAT. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat dishare dengan beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan. NAT berlaku sebagai penerjemah antara dua jaringan. Dalam beberapa kasus pada jaringan rumahan, posisi NAT diantara jaringan internet dan jaringan lokal Anda. Internet sebagai sisi

“Public” dan jaringan lokal Anda sebagai sisi “Private”. Ketika komputer

pada jaringan private menginginkan data dari jaringan public (internet), maka perangkat NAT membuka sedikit saluran antara komputer Anda dan komputer tujuan. Ketika komputer pada jaringan internet membalikkan hasil dari permintaan, yang dilewati melalui perangkat NAT kepada komputer peminta, sehingga paket tersebut dapat diteruskan melewati jaringan publik.

Ketika suatu komputer terkoneksi ke internet, komputer tersebut tidak saja dapat mengakses, misal ke server suatu web tertentu. Akan tetapi komputer tersebut juga sangat mungkin untuk diakses oleh komputer lain yang juga terkoneksi ke internet. Jika disalahgunakan, hal tersebut bisa sangat berbahaya. Data - data penting bisa saja dilihat atau bahkan dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab. NAT secara otomatis akan memberikan proteksi seperti halnya firewall dengan hanya mengizinkan koneksi yang berasal dari dalam jaringan. Hal ini berarti tingkat keamanan suatu jaringan akan meningkat, karena kemungkinan koneksi dari luar ke dalam jaringan menjadi relatif sangat kecil.Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah - pecah menjadi jaringan yang lebih kecil. Bagian - bagian kecil tersebut masing - masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat menambahkan atau


(40)

23

mengurangi jumlah komputer tanpa mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat server DHCP yang dapat mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client. Gateway NAT juga mampu membatasi akses ke internet, selain juga mampu mencatat semua traffic baik dari dan ke internet. Overall, dengan segala kelebihan gateway NAT tersebut, admin jaringan akan sangat terbantu dalam melakukan tugas - tugasnya. Selain itu beberapa keuntungan lain dalam menggunakan NAT, diantaranya: 1. Menghemat IP legal yang diberikan oleh ISP (Internet service provider) 2. Mengurangi terjadinya duplikasi IP address pada jaringan

3. Menghindari proses pengalamatan kembali pada saat jaringan berubah 4. Meningkatkan fleksibilitas untuk koneksi ke internet

Static NAT dan Dinamik NAT

Dua tipe NAT adalah Static dan Dinamik yang keduanya dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan.

 Static NAT one - to one mapping Statik Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside).Setiap ip private host ke sebuah ip public Alamat lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara Statik.

 Dynamic NAT di sediakan pool ip public yang direserved untuk di gunakan. oleh client. Dinamik NAT dengan Pool (kelompok) Translasi Dinamik terjadi ketika router NAT diset untuk memahami alamat lokal yang harus ditranslasikan, dan kelompok (pool) alamat global yang akan digunakan untuk terhubung ke internet. Proses NAT Dinamik ini dapat memetakan bebarapa kelompok alamat lokal ke beberapa kelompok alamat global. NAT Overload


(41)

24

Sejumlah IP lokal/internal dapat ditranslasikan ke satu alamat IP global/outside.Selain kemudahan dan keuntungan menggunakan NAT, kerugian menggunakan NAT diantaranya :

1. Proses translasi menimbulkan keterlambatan karena data harus melalui perangkat NAT (software atau hardware).

2.Terdapat beberapa aplikasi yang tidak dapat berjalan ketika menggunakan jaringan NAT, khususnya NAT yang menggunakan software.

3.Menghilangkan kemampuan untuk melacak data karena melewati firewall.Sewaktu Internet terus mengalami laju peningkatan, NAT menawarkan cara cepat dan efektif untuk memperluas akses internet yang aman ke dalam jaringan yang sudah ada dan maupun jaringan - jaringan lokal yang baru.

2.9 Delay

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Yang mempengaruhi delay suatu jaringan meliputi 2 macam yaitu Media dan Nodal ( RAM, CPU ). Delay didalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut : Packetisasi delay adalah Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi satu kali saja, yaitu di source informasi, Queuing delay adalah Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router didalam menangani transmisi paket disepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 micro second, Delay propagasi adalah Proses perjalanan informasi selama didalam media transmisi, missal SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi, Processing delay adalah Waktu yang diperlukan oleh suatu perangkat jaringan untuk melihat rute, aturan pada filter rules, mengubah header dan tugas switching lainnya.


(42)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data yang dapat digunakan untuk menyusun karya ilmiah kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga didapat kebenaran atas data yang diperoleh (Sintasuhan, 2010). Bab ini berisi tentang bagaimana studi literatur, bagaimana melakukan percobaan dengan sistem yang sudah tersedia, menganalisa suatu data yang diperoleh dan dievaluasi, serta dari mana kesimpulan didapatkan.

3.1 Studi Literatur :

Mempelajari berbagai macam literatur tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan rumusan masalah, termasuk di dalamnya mempelajari firewall dan filter rules yang berkaitan dengan pembuatan tugas akhir. Untuk mempelajari firewall dan filter rules ini, dengan mencari sumber-sumber teori yang ada yaitu dengan mencari dan membaca buku tentang firewall dan filter rules dan mendownload sumber-sumber teori yang ada di internet.

3.2 Percobaan dengan Perangkat Lunak yang tersedia :

Perangkat lunak yang digunakan adalah Mikrotik dengan Winbox. Mikrotik ini sistem operasi linux yang bisa dijalankan pada system operasi

windows, mac, serta VMware. Dalam percobaan ini, menggunakan mikrotik RB 450G yang dikoneksikan pada PC komputer dengan sistem operasi windows XP. Untuk melakukan konfigurasi firewall pada bagian filter rules dan Proxy mikrotik, dengan menggunakan applikasi Winbox. Winbox ini dilengkapi dengan fitur-fitur lengkap untuk melakukan konfigurasi firewall,


(43)

26

terlebih untuk konfigurasi filter rules dan Proxy. Sebelum melakukan setting filter rules, peneliti melakukan beberapa skenario pengujian, yaitu :

a. Skenario pertama yaitu dengan menggunakan metode Layer 7 Protocol yang dilakukan adalah dengan menyimpan alamat website pada firewall dibagian Layer 7 Protocol, Layer 7 Protocol ini berfungsi untuk menyimpan alamat website yang akan diakses oleh client, dan melakukan konfigurasi pada firewall dibagian filter rules, dibagian ini membuat rules yang akan menolak paket http yang diakses oleh client yang akan masuk melalui firewall. Dengan layer 7 protocol data yang disimpan sebanyak 10000 data. Cara merequest data dengan layer 7 protocol ini yaitu dari aplikasi klient pembangkit koneksi melakukan request data secara random pada list.txt yang sebelumnya data dari list.txt tersebut disimpat pada host windows dan diberi alamat IP web server yang akan diakses dan paket akan dicek pada filter rules firewall, apakah paket tersebut ditolak atau diteruskan, jika di tolak, maka paket akan didrop pada firewall, jika paket tersebut di teruskan maka paket akan menuju web server.

b. Skenario kedua dengan menggunakan metode Content yaitu dengan memasukkan alamat website yang dituju oleh client pada content firewall mikrotik dan melakukan konfigurasi pada firewall dibagian filter rules, dibagian ini membuat rules yang akan menolak paket http yang diakses oleh client yang akan masuk melalui firewall. Dengan content data yang disimpan sebanyak 10000 data. Cara merequest data dengan content ini yaitu dari aplikasi klient pembangkit koneksi melakukan request data secara random pada list.txt yang sebelumnya data dari list.txt tersebut disimpat pada host windows dan diberi alamat IP web server yang akan diakses dan paket akan dicek pada filter rules firewall, apakah paket tersebut ditolak atau diteruskan, jika di tolak, maka paket akan didrop pada firewall, jika paket tersebut di teruskan maka paket akan menuju web server.


(44)

27

c. Skenario 3 yaitu menggunakan metode Proxy yang menggunakan squid mikrotik dengan cara mengaktifkan web proxy dan menredirect port 80 dari client menuju port 8080 yaitu port web proxy mikrotik, dan melakukan konfigurasi proxy mikrotik untuk membuat rules yang akan diakses oleh client yang akan masuk melalui firewall. Dengan proxy data yang disimpan sebanyak 10000 data. Cara merequest data dengan content ini yaitu dari aplikasi klient pembangkit koneksi melakukan request data secara random pada list.txt yang sebelumnya data dari list.txt tersebut disimpat pada host windows dan diberi alamat IP web server yang akan diakses dan paket akan dicek pada filter rules firewall, apakah paket tersebut ditolak atau diteruskan, jika di tolak, maka paket akan didrop pada firewall, jika paket tersebut di teruskan maka paket akan menuju web server. Keluaran yang diharapkan dari percobaan ini adalah delay yang terjadi pada firewall yang disniffing dengan aplikasi wireshark. Untuk jumlah koneksi klien yang akan digunakan dalam penelitian ini, menggunakan aplikasi perangkat lunak, aplikasi perangkat lunak tersebut adalah Aplikasi Client Pembangkit Koneksi. Sedangkan untuk web server yang akan digunakan dalam penelitian ini, menggunakan Aplikasi Server Penerima Koneksi.


(45)

28 3.2.1 Skenario Percobaan I , II dan III


(46)

29

 Pada percobaan ini menggunakan 7 client dan 7 web server, karena penulis akan menciptakan jumlah koneksi yang besar dalam waktu yang bersamaan, maka dibutuhkan Aplikasi Server Penerima Koneksi atau yang digunakan sebagai Web Server berjumlah 7. Setiap Aplikasi Server Penerima Koneksi atau yang digunakan sebagai Web Server dapat menghasilkan 201 koneksi dalam waktu yang bersamaan meskipun client memberi koneksi lebih dari 200 koneksi ( Heribertus Adi Wibowo ), sehingga skenario diatas dapat menciptakan koneksi sebesar 1400.

 Aplikasi client menggunakan perangkat lunak Aplikasi Client Pembangkit Koneksi berjumlah 7 klient, dan menggunakan sistem operasi windows xp, karena setiap Aplikasi Pembangkit Koneksi dapat menciptakan jumlah koneksi sesuai dengan jumlah web server yaitu 201 koneksi ,sehingga jika menggunakan perangkat lunak Aplikasi Client Pembangkit Koneksi berjumlah 7 klient maka dapat menghasilkan 1400 koneksi dan sistem operasi windows xp lebih bagus untuk membangkitkan koneksi ( Heribertus Adi Wibowo ).

 Aplikasi Server Penerima Koneksi yang sebagai web server pada sistem operasi windows xp, karena system operasi windows xp lebih bagus untuk membangkitkan koneksi ( Heribertus Adi Wibowo ). Delay Router bisa dihitung dengan cara melihat statistik pada aplikasi wireshark. Untuk sniffing paket http, menggunakan linux ubuntu yang bertujuan untuk membuat interface bridge yaitu br0 dan br1, br0 untuk interface public, sedangkan br1 untuk interface local. Pada waktu sniffing, mengaktifkan 2 interfcae br0 dan br1 secara bersamaan, dan mencari paket yang sama pada br0 dan br1, sesudah mendapatkan paket yang sama,cara menghitung delay yaitu br0 – br1 pada arrival time kedua paket yang sama tersebut.


(47)

30

3.3 Analisa Kebutuhan Hardware dan Software

Hardware dan software yang digunakan untuk penelitian ini dianalisa kebutuhannya seperti cara kerja software, konfigurasi melalui software dan hardware yang digunakan seperti RAM, Memory, dan CPU.

3.4 Pengumpulan dan Pengelompokan data :

Uji coba direncanakan dengan menjalankan mikrotik pada computer windows XP dengan akses file list.txt dari Aplikasi Client Pembangkit Koneksi ke Aplikasi Server Penerima Koneksi, Sedangkan untuk menganalisa delay yang terjadi pada firewall, menggunakan Aplikasi Wireshark.

3.4.1 Tabel Penelitian

3.5 Analisa dan Penarikan Kesimpulan :

Analisa dan Penarikan kesimpulan apakah jumlah filter rules dan jumlah koneksi yang dibuat mempengaruhi delay pada firewall.

Jumlah Rule Pada Mikrotik

Waktu ( menit)

Jumlah koneksi

Delay Router

( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory

( MiB )

Total Memory

( MiB )

Keadaan Router

1000

2000


(48)

31

BAB IV

ANALISIS HASIL PENGUJIAN

4.1 Konfigurasi Penelitian

4.1.1 Layer 7 Protocol

1. Membuat konfigurasi untuk menyimpan alamat website di bagian layer 7 yang akan di blok pada aturan filter rules mikrotik.

2. Membuat konfigurasi aturan di bagian filter rules mikrotik dengan memblok alamat website yang sudah tersimpan pada layer 7 mikrotik.

4.1.2 Content

1. Membuat konfigurasi aturan pada filter rules mikrotik untuk memblok alamat website yang akan diblok.

4.1.3 Web Proxy

1. mengaktifkan web proxy mikrotik yaitu dengan memberi centang ( v ) pada enable.

\ip firewall layer7-protocol add

name=www.pussy.com regexp=www.pussy.com

\ip firewall filter add chain=forward

protocol=tcp out-interface=publik action=drop

layer7-protocol=www.pussy.com disable=no

\ip firewall filter add chain=forward protocol=tcp out-interface=publik action=drop content=www.pussy.com disable=no


(49)

32

2. Membuat konfigurasi untuk mensetting router NAT untuk membelokan protocol TCP dari client port 80 menuju port 8080 yaitu port untuk web proxy mikrotik. Sedangkan dstnat ini berfungsi utuk mengubah IP tujuan menjadi IP local router.

3. Membuat konfigurasi ini membuat aturan pada proxy mikrotik untuk memblok alamat host website yang dituju client menuju server.

4.2 Topologi Jaringan Percobaan I, II, dan III

Topologi jaringan yang digunakan pada percobaan ini menggunakan 7

client dan 7 web server, karena penulis akan menciptakan jumlah koneksi yang besar dalam waktu yang bersamaan, maka dibutuhkan Aplikasi Server Penerima Koneksi atau yang digunakan sebagai Web Server berjumlah 7. Setiap Aplikasi Server Penerima Koneksi atau yang digunakan sebagai Web Server dapat menghasilkan 201 koneksi dalam waktu yang bersamaan meskipun client memberi koneksi lebih dari 200 koneksi ( Heribertus Adi Wibowo ), sehingga skenario diatas dapat menciptakan koneksi sebesar 1400. Aplikasi client menggunakan perangkat lunak Aplikasi Client Pembangkit Koneksi berjumlah 7 klient, dan menggunakan sistem operasi windows xp, karena setiap Aplikasi Pembangkit Koneksi dapat menciptakan jumlah koneksi sesuai dengan jumlah web server yaitu 201 koneksi ,sehingga jika menggunakan perangkat lunak Aplikasi Client Pembangkit Koneksi berjumlah 7 klient maka dapat menghasilkan 1400 koneksi dan

\ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp action=redirect to-ports=8080

\ip proxy access add

src-address=192.168.171.0/24 action=deny dst-host=www.pussy.com


(50)

33

sistem operasi windows xp lebih bagus untuk membangkitkan koneksi, sedangkan server menggunakan Server Aplikasi Server Penerima Koneksi yang sebagai web server pada sistem operasi windows xp, karena system operasi windows xp lebih bagus untuk membangkitkan koneksi ( Heribertus Adi Wibowo ). Delay Router bisa dihitung dengan cara melihat statistik pada aplikasi wireshark.

4.3 Hasil Penelitian Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G

4.3.1 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan “ Layer 7 Protocol ”

Dengan menggunakan aturan firewall menggunakan Layer 7 Protocol dalam melakukan filtering paket http, dilakukan koneksi dengan 7 client dari windows XP dan 7 web server dari windows XP yang dapat menghasilkan koneksi total maximum sebanyak 1400 koneksi, karena setiap 1 web server dan 1 client dapat menghasilkan koneksi sebanyak 200, sehingga jika terdapat 7 web server dan 7 client akan tercipta maximal 1400 koneksi, maka dapat menghasilkan hasil data seperti tampak pada Tabel 4.3.1.1.

Tabel 4.3.1.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik RB 450G dengan

Layer 7 Protocol

Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router

1000 10 menit 1383 0.00843044

ms

46 % 220.5 MiB

251.1 MiB

Normal

2000 10 menit 1351 0.0297911

ms

81 % 212.9 MiB

251.1 MiB

Normal

3000 10 menit 1332 0.0470028

ms

90 % 204.9 MiB

251.1 MiB

Normal

4000 10 menit 1371 0.183708

ms

100 % 196.8 MiB

251.1 MiB

Normal

5000 10 menit 1364 0.262745

ms

100 % 188.8 MiB

251.1 MiB


(51)

34

6000 10 menit 1349 0.317084

ms

100 % 180.7 MiB

251.1 MiB

Normal

7000 10 menit 1288 0.790861

ms

100 % 172.6 MiB

251.1 MiB

Normal

8000 10 menit 1253 0.871752

ms

100 % 165.7 MiB

251.1 MiB

Normal

Gambar 4.3.1.2 Grafik Delay,Free Memory dan CPU Router Mikrotik RB

450G dalam menangai paket http dengan Layer 7 Protocol Analisa :

Dari gambar 4.3.1.2 dapat kita lihat bahwa pada saat jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 3000, pertambahan delay meningkat secara konstan dan linear sebesar 0.08 ms, dan proses CPU sebesar 90%, sedangkan pada saat jumlah rule 4000 sampai jumlah rule 6000, delay melonjak naik sebesar 0.1

Rule

* *

*

*= Rule > 8000 data tidak diambil karena Router sudah tidak bisa membuat rule dan sudah restart ( hang dalam membuat rule ) =Delay

= Free Memory = CPU


(52)

35

ms, dan beban CPU mikrotik sudah mencapai 100% ,untuk jumlah rule 7000 dan jumlah rule 8000, kenaikan delay lebih dari 0.1 ms, dan lebih dari itu router sudah restart dan hang dalam menangani paket, hal ini disebabkan karena beban CPU dan jumlah rule router mikrotik RB 450G sudah maximal dalam menangani paket http dalam koneksi yang besar. Maka pada percobaan I dengan menggunakan layer 7 protocol ini dapat disimpulkan bahwa pertambahan delay yang masih dalam toleransi pada mikrotik untuk filtering paket http terjadi pada saat jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 3000 yaitu sebesar 0.08 ms , untuk lebih dari 3000 pertambahan delay lebih besar yaitu sudah mencapai 0,1 ms. Jadi untuk melakukan filtering paket http pada mikrotik RB 450G dengan layer 7 protocol, jumlah rule yang baik kurang atau sama dengan dari 3000 rule filter.

4.3.2 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan “ Content”

Dengan menggunakan aturan firewall menggunakan Content dalam melakukan filtering paket http, dilakukan koneksi dengan 7 client dari windows XP dan 7 server dari windows XP yang dapat menghasilkan koneksi total maximum sebanyak 1400 koneksi karena setiap 1 web server dan 1 client dapat menghasilkan koneksi sebanyak 200, sehingga jika terdapat 7 web server dan 7 client akan tercipta maximal 1400 koneksi, maka dapat menghasilkan hasil data seperti tampak pada Tabel 4.3.2.1.


(53)

36

Tabel 4.3.2.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik RB 450G dengan

content Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router 1000 10 menit 1245 0.01057

ms

46 % 225.4 MiB

251.1 MiB

Normal 2000 10 menit 1156 0.0232525

ms

60 % 214.2 MiB

251.1 MiB

Normal 3000 10 menit 1358 0.0321148

ms

100 % 205.8 MiB

251.1 MiB

Normal 4000 10 menit 1350 0.050092

ms

100 % 199.6 MiB

251.1 MiB

Normal 5000 10 menit 1159 0.0646823

ms

100 % 192.8 MiB

251.1 MiB

Normal 6000 10 menit 1182 0.0822967

ms

100 % 183.9 MiB

251.1 MiB

Normal 7000 10 menit 1062 0.319984

ms

100 % 175.1 MiB

251.1 MiB

Normal 8000 10 menit 1291 1.14167

Ms

100 % 169.3 MiB

251.1 MiB


(54)

37

Gambar 4.3.2.2 Grafik Delay, Free Memory dan CPU Router Mikrotik RB

450G dalam menangai paket http dengan Content Analisa :

Dari gambar 4.3.2.2 dapat kita lihat bahwa pada saat jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 2000, pertambahan delay meningkat secara konstan dan linear sebesar 0.09 ms dan beban CPU sebesar 70%, sedangkan pada saat jumlah rule 3000 sampai jumlah rule 6000 delay bertambah naik secara linear sebesar 0.18 ms dan beban CPU mencapai 100%, untuk jumlah rule 7000, delay yang terjadi lebih dari 0.2 ms , dan pada saat jumlah rule 8000, delay yang terjadi melonjak lebih dari 0.8 ms. Maka pada percobaan II yang menggunakan content ini dapat disimpulkan bahwa pertambahan delay yang masih dalam toleransi pada mikrotik untuk filtering paket http terjadi pada saat jumlah rule 1000 sampai jumlah rule 2000 yaitu sebesar 0.09 ms, untuk

* *

*

* = Rule > 8000 data tidak diambil karena Router sudah restart

Rule

=Delay

= Free Memory = CPU


(55)

38

lebih dari 3000 pertambahan delay lebih besar yaitu sudah mencapai lebih dari 0,1 ms. Jadi untuk melakukan filtering paket http pada mikrotik RB 450G dengan content, jumlah rule yang baik kurang atau sama dengan 2000 rule filter.

4.3.3 Unjuk Kerja Firewall Mikrotik RB 450G dengan “ Proxy”

Dengan menggunakan aturan firewall menggunakan Proxy dalam melakukan filtering paket http, dilakukan koneksi dengan 7 client dari windows XP dan 7 server dari windows XP yang dapat menghasilkan koneksi total maximum sebanyak 1400 koneksi karena setiap 1 web server dan 1 client dapat menghasilkan koneksi sebanyak 200, sehingga jika terdapat 7 web server dan 7 client akan tercipta maximal 1400 koneksi, maka dapat menghasilkan hasil data seperti tampak pada Tabel 4.3.3.1.

Tabel 4.3.3.1 Data hasil pengujian firewall mikrotik RB 450G dengan

Proxy Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router

1000 10 menit

1199 0.00786369 ms

81 % 225.3 MiB

251.1 MiB Normal 10000 10

menit

985 0.0292788 ms

98 % 220.3 MiB

251.1 MiB Normal 20000 10

menit

946 0.0659023 ms

92 % 219.4 MiB

251.1 MiB Normal 30000 10

menit

1066 0.0704599 ms

95 % 215.1 MiB

251.1 MiB Normal 40000 10

menit

983 0.0950145 ms

95 % 200.2 MiB

251.1 MiB Normal 50000 10

menit

1200 0.120805 ms

93 % 189.7 MiB

251.1 MiB Normal 60000 10

menit

1199 0.151183 ms

92 % 171.9 MiB

251.1 MiB Normal 70000 10

menit

1286 0.168918 ms

95 % 162.7 MiB

251.1 MiB Normal 80000 10

menit

1427 0.19222 ms 93 % 154.8 MiB

251.1 MiB Normal


(56)

39

90000 10 menit

1354 0.216033 ms

95 % 149.3 MiB

251.1 MiB Normal 100000 10

menit

875 0.25045 ms 92 % 140.5 MiB

251.1 MiB Normal 110000 10

menit

1183 0.287555 ms

94 % 133.6 MiB

251.1 MiB Normal 120000 10

menit

1342 0.308969 ms

93 % 116.0 MiB

251.1 MiB Normal 130000 10

menit

1264 0.330294 ms

98 % 109.5 MiB

251.1 MiB Normal 140000 10

menit

1302 0.352506 ms

95 % 102.0 MiB

251.1 MiB Normal 150000 10

menit

1228 0.374282 ms

99 % 93.9 MiB

251.1 MiB Normal 160000 10

menit

1336 0.370033 ms

100 % 85.4 MiB

251.1 MiB Normal 170000 10

menit

1123 0.411045 ms

100 % 77.4 MiB

251.1 MiB Normal 180000 10

menit

1105 0.430242 ms

100 % 69.3 MiB

251.1 MiB Normal 190000 10

menit

1195 0.452655 ms

100 % 60.8 MiB

251.1 MiB Normal 200000 10

menit

1038 0.464856 ms

100 % 53.5 MiB

251.1 MiB Normal 210000 10

menit

1329 0.493718 ms

100 % 44.8 MiB

251.1 MiB Normal 220000 10

menit

996 0.544958 ms

100 % 36.9 MiB

251.1 MiB Normal 230000 10

menit

1383 0.550699 ms

100 % 28.3 MiB

251.1 MiB Normal 240000 10

menit

1180 0.5773439 ms

100 % 20.5 MiB

251.1 MiB Normal 250000 10

menit

922 0.945724 ms

100 % 12.2 MiB


(57)

40

Gambar 4.3.3.2 Grafik Delay, Free Memory dan CPU Router Mikrotik RB

450G dalam menangai paket http dengan Proxy. Analisa :

Dari gambar 4.3.3.2 dapat kita lihat bahwa delay pada saat rule 1000 sampai rule 240000, kenaikan grafik delay terjadi secara konstan, hal ini disebabkan karena memory yang terpakai pada mikrotik masih kuat dalam menangani filtering paket http untuk jumlah koneksi yang besar yaitu sebesar 20.5 MiB. Untuk metode proxy ini memory yang tersisa sebesar 20.5 MiB masih kuat dalam menangai paket http karena metode proxy ini menggunakan Redirect ( membelokkan ) untuk routing paket TCP, paket http dan untuk port 80 saja ke web proxy mikroti pada port 8080, selain itu paket hanya lewat router dan tidak dibelokkan ke web proxy mikrotik,maka untuk metode proxy pada percobaan III ini aturan rule lebih banyak dari pada percobaan I dan II. Sedangkan untuk rule 250000 ini delay melonjak naik karena memory yang tersisa 12.2 MiB ,untuk rule lebih 250000 router

=Delay

= Free Memory = CPU

* = Rule > 250000 data tidak diambil karena Router sudah restart

* *


(58)

41

sudah mengalami restart dalam menangani filtering paket http untuk koneksi yang besar pada waktu yang bersamaan. Maka pada percobaan III ini dapat disimpulkan bahwa pertambahan delay pada mikrotik untuk filtering paket http terjadi karena banyaknya rule pada mikrotik dan jumlah koneksi yang besar dalam waktu yang bersamaan, dan delay terjadi melonjak karena pengaruh memory.

Dari percobaan I, II, dan III grafik delay yang terjadi pada router mikrotik dapat dibuat dalam 1 grafik delay seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.3.3.3 kumpulan grafik delay mikrotik RB 450G pada percobaan

I,II, dan III dalam menangani paket http.

* = Rule > 250000 data tidak diambil karena Router sudah restart

** = lanjutan pengambilan data mulai rule 10000 *

* *

**

Rule

=Layer 7 Protocol = Content

= Proxy


(59)

42

Analisa :

Dari gambar 4.2.3.3 diatas, dapat dilihat bahwa percobaan I,II, dan III Router mikrotik mengalami delay dalam menangani filtering paket http dikarenakan pertambahan rule dan koneksi yang banyak dalam waktu yang bersamaan. Ketiga percobaan diatas maximal delay mikrotik dalam menangani paket tidak berbeda jauh, tetapi untuk metode filtering paket http dengan layer 7 protocol dengan metode content memberikan nilai sama dalam membuat banyaknya aturan yaitu sebanyak 8000 rules aturan, sedangkan untuk metode proxy memberikan jumlah aturan rule yang sangat banyak yaitu sebanyak 250000 rule aturan filtering paket http. Jadi dari ketiga metode diatas untuk metode proxy lebih baik daripada metode layer 7 protocol dan content, karena mikrotik mampu membuat aturan filtering paket sebanyak 250000 rule aturan.


(60)

43

Dari percobaan I, II, dan III grafik free memory yang terjadi pada router mikrotik dapat dibuat dalam 1 grafik free memory seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.3.3.4 kumpulan grafik free memory mikrotik RB 450G pada

percobaan I,II, dan III dalam menangani paket http. Analisa :

Dari gambar 4.3.3.4 diatas, dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya rules aturan yang dibuat pada mikrotik, dapat meyebabkan menurunnya memory mikrotik dalam menangani filtering paket http dengan diberikan jumlah koneksi yang besar dalam waktu yang bersamaan. Tetapi untuk percobaan I dengan metode layer 7 protocol dan percobaan II dengan metode content menurunnya memory mikrotik dalam menangani paket http tidak berbeda jauh, hal ini dikarenakan untuk kedua metode ini konfigurasi filtering paket http dibuat pada bagian filter rules mikrotik dan menggunakan chain forward, karena filter rules mikrotik dengan chain

Rule

Free Memory

=Content

= Layer 7 Protocol = Proxy


(61)

44

forward ini selalu mengecek 1 per 1 rules yang dibuat dari rules paling atas sampai rules terakhir untuk semua paket yang lewat melalui router, sehingga dengan menggunakan metode layer 7 protocol dan content router dapat bertahan secara normal sampai 8000 rules dalam filtering paket http. Sedangkan untuk percobaan III yaitu menggunakan metode proxy semakin banyak rules yang dibuat pada mikrotik dalam melalukan filtering paket http semakin banyak memory yang terpakai untuk melakukan filtering paket http. Hal ini dikarenakan pada metode proxy ini paket http, protocol TCP dan port 80 saja yang dibelokan pada port web proxy mikrotik yaitu menggunakan Redirect to 8080, ini berfungsi untuk membelokan paket http port 80 menuju port mikrotik yaitu port 8080. Jadi dari percobaan I, II dan III ini penggunaan filtering untuk paket http yang efisien yaitu dengan metode proxy, karena untuk metode proxy dapat membuat rule mencapai 250000.

Gambar 4.3.3.5 kumpulan grafik CPU mikrotik RB 450G pada percobaan

I,II, dan III dalam menangani paket http. Analisa :

=Content = Layer 7 Protocol = Proxy


(62)

45

Dari gambar 4.3.3.5 diatas dapat kita lihat bahwa pada percobaan I dan II yaitu dengan menggunakan metode layer 7 protocol dan content, mempunyai titik awal beban CPU yang hampir sama pada rule 1000, sedangkan pada rule 3000, mempunyai beban CPU yang sama yaitu mencapai 100%, hal ini disebabkan karena layer 7 protocol dan content mempunyai kesamaan dalam konfigurasi aturan rules, sehingga nilai untuk beban CPU mikrotik dalam memproses paket-paket yang lewat dalam koneksi besar mempunyai nilai yang hampir sama. Sedangkan pada percobaan III yang menggunakan metode proxy, beban CPU untuk mikrotik pada rule 1000 sampai rule 140000 belum mencapai nilai 100%, hal ini disebabkan karena pada antara rule tersebut mikrotik masih kuat dalam menangani filtering paket http, untuk rule 150000 sampai 250000 beban CPU sudah mencapai 100%, karena mikrotik antara rule tersebut sudah kehabisan memory untuk proses filtering paket http.


(63)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

a. Dengan menggunakan Mikrotik RB 450G untuk metode layer 7

protocol, delay yang lebih baik yaitu dari jumlah rule 1000 rule sampai

jumlah rule 3000 rule, karena untuk jumlah rule lebih dari 3000, delay

melonjak naik dari maximal jumlah rule 8000.

b. Dengan menggunakan Mikrotik RB 450G untuk metode proxy lebih

baik untuk melakukan filtering paket http, karena dapat membuat rule

lebih banyak dengan maximal jumlah rule 250000, namun port 80 yang

terfilter.

c. Dengan menggunakan Mikrotik RB 450G untuk metode content, delay

yang lebih baik yaitu dari jumlah rule 1000 rule sampai jumlah rule

6000 rule, karena untuk jumlah rule lebih dari 6000, delay melonjak

naik dari maximal jumlah 8000.

d. Teori dari Stanislav Y. Radomskiy sudah sesuai dari hasil pengujian

untuk Mikrotik RB 450G, bahwa delay dipengaruhi oleh jumlah rules


(64)

47 5.2 SARAN

 Pengujian delay untuk paket filtering firewall dapat menggunakan router selain RB 450G , asumsinya bahwa proses filter pada mikrotik


(65)

48

DAFTAR PUSTAKA

[1] Stanislav. ( 2011) . Security Police rules Optimization and its Application to the Iptables Firewall. NewYork: University of Tampere School of Information Sciences.

[2] Forouzan, Behrouz A. (2007). Data Communication And Networking. NewYork: The McGraw-Hill.

[3] Chen Yan, Farley Toni and Ye Nong. ( 2004 ). QoS Requirements of Network Applications on the Internet. Department of Industrial Engineering, Arizona State University, AZ, USA.

[4] Kurland Vadim. Tutorial Firewall Builder. vadim@fwbuilder.org

[5] P Aan Jiwa Agus. ( 2009 ). Penggunaan Firewall Untuk Menjaga Keamanan Sistem Jaringan Komputer. Indonesia: Denpasar.

[6] D. Zwicky Elizabeth, Cooper Simon dan Chapman D. Brent. Building Internet Firewalls. ( 2000 ).

[7] Adi Wibowo Heribertus. ( 2012 ). Alat Uji Pembangkit Koneksi Jamak HTTP Akses Pada Komunikasi Client Server.Indonesia : Yogyakarta

[8] http://lecturer.eepis-its.edu/~idris/files/kon_jarkom/T6_nat.pdf

[9] http://lecturer.eepis-its.edu/~idris/files/keamanan_data/Implementasi- otentikasi-pada-squid-dalam-mode-transparent-proxy.pdf

[10] Mikrotik.2012.ManualIP,Firewall,NAT.http://wiki.mikrotik.com/wiki/

Manual:IP/Firewall/NAT.26 October

[11] Community ubuntu.2012.

NetworkConnectionBridge.https://help.ubuntu.com/community/Netwo rkConnectionBridge.september

[12] Mikrotik.2013.Manual IP,Firewal,L7.


(66)

49

LAMPIRAN

Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router

1000 10 menit

663 0.01057 ms

46 % 225.4 MiB

251.1 MiB

Normal 2000 10

menit

460 0.0232525 ms

60 % 224.2 MiB

251.1 MiB

Normal 3000 10

menit

1358 0.0321148 ms

100 % 223.8 MiB

251.1 MiB

Normal 4000 10

menit

1350 0.050092 ms

100 % 221.6 MiB

251.1 MiB

Normal 5000 10

menit

1159 0.0646823 ms

100 % 219.8 MiB

251.1 MiB

Normal 6000 10

menit

982 0.0822967 ms

100 % 218.9 MiB

251.1 MiB

Normal 7000 10

menit

1062 0.319984 ms

100 % 218.1 MiB

251.1 MiB

Normal 8000 10

menit

991 1.14167 ms

100 % 217.3 MiB

251.1 MiB

Normal Tabel Penelitian Layer 7 Protocol


(67)

50 Tabel Penelitian Content

Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router

1000 10 menit 1383 0.00843044

ms

46 % 220.5

MiB

251.1 MiB

Normal

2000 10 menit 1351 0.0297911 ms 81 % 212.9

MiB

251.1 MiB

Normal

3000 10 menit 1332 0.0470028 ms 90 % 204.9

MiB

251.1 MiB

Normal

4000 10 menit 1371 0.183708 ms 100 % 196.8

MiB

251.1 MiB

Normal

5000 10 menit 1364 0.262745 ms 100 % 188.8

MiB

251.1 MiB

Normal

6000 10 menit 1349 0.317084 ms 100 % 180.7

MiB

251.1 MiB

Normal

7000 10 menit 1288 0.790861 ms 100 % 172.6

MiB

251.1 MiB

Normal

8000 10 menit 1253 0.871752 ms 100 % 165.7

MiB

251.1 MiB


(68)

51 Tabel Penelitian Proxy

Jumlah Rule Pada Mikrotik Waktu (menit) Jumlah koneksi Delay ( ms )

Beban CPU ( % )

Free Memory ( MiB )

Total Memory

( MiB )

Kondisi Router

1000 10 menit

1199 0.00786369 ms

81 % 225.3 MiB

251.1 MiB Normal 10000 10

menit

985 0.0292788 ms

98 % 220.3 MiB

251.1 MiB Normal 20000 10

menit

946 0.0659023 ms

92 % 219.4 MiB

251.1 MiB Normal 30000 10

menit

1066 0.0704599 ms

95 % 215.1 MiB

251.1 MiB Normal 40000 10

menit

983 0.0950145 ms

95 % 200.2 MiB

251.1 MiB Normal 50000 10

menit

1200 0.120805 ms

93 % 189.7 MiB

251.1 MiB Normal 60000 10

menit

1199 0.151183 ms

92 % 171.9 MiB

251.1 MiB Normal 70000 10

menit

1286 0.168918 ms

95 % 162.7 MiB

251.1 MiB Normal 80000 10

menit

1427 0.19222 ms 93 % 154.8 MiB

251.1 MiB Normal 90000 10

menit

1354 0.216033 ms

95 % 149.3 MiB

251.1 MiB Normal 100000 10

menit

875 0.25045 ms 92 % 140.5 MiB

251.1 MiB Normal 110000 10

menit

1183 0.287555 ms

94 % 133.6 MiB

251.1 MiB Normal 120000 10

menit

1342 0.308969 ms

93 % 116.0 MiB

251.1 MiB Normal 130000 10

menit

1264 0.330294 ms

98 % 109.5 MiB

251.1 MiB Normal 140000 10

menit

1302 0.352506 ms

95 % 102.0 MiB

251.1 MiB Normal 150000 10

menit

1228 0.374282 ms

99 % 93.9 MiB

251.1 MiB Normal 160000 10

menit

1336 0.370033 ms

100 % 85.4 MiB

251.1 MiB Normal 170000 10

menit

1123 0.411045 ms

100 % 77.4 MiB

251.1 MiB Normal 180000 10

menit

1105 0.430242 ms

100 % 69.3 MiB

251.1 MiB Normal 190000 10

menit

1195 0.452655 ms

100 % 60.8 MiB

251.1 MiB Normal 200000 10

menit

1038 0.464856 ms

100 % 53.5 MiB

251.1 MiB Normal 210000 10

menit

1329 0.493718 ms

100 % 44.8 MiB


(69)

52 Grafik Hasil Penelitian

Layer 7 Protocol

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Delay

Delay

Rule Time ( ms )

220000 10 menit

996 0.544958 ms

100 % 36.9 MiB

251.1 MiB Normal 230000 10

menit

1383 0.550699 ms

100 % 28.3 MiB

251.1 MiB Normal 240000 10

menit

1180 0.5773439 ms

100 % 20.5 MiB

251.1 MiB Normal 250000 10

menit

922 0.945724 ms

100 % 12.2 MiB

251.1 MiB Normal

* = Rule > 8000 data tidak diambil karena Router sudah tidak bisa membuat rule

( hang dalam membuat rule ) dan sudah restart


(70)

53 0

50 100 150 200 250

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Free Memory

Free Memory MiB

Rule

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

CPU

CPU %


(71)

54 Content

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Delay Time ( ms )

Rule *

Rule

0 50 100 150 200 250

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Free Memory

Free Memory MiB

Rule


(72)

55 Proxy 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

CPU

CPU % Rule 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 10 00 10 000 20 000 30 000 40 000 50 000 60 00 0 70 000 80 000 90 00 0 10 0000 11 0000 12 0000 13 0000 14 0000 15 0000 16 0000 17 0000 18 0000 19 0000 20 0000 21 0000 22 0000 23 0000 24 0000 25 0000

Delay

*

* = Rule > 250000 data tidak diambil karena Router sudah mengalami restart ms


(73)

56 0 50 100 150 200 250

Free Memory

Free Memory

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 10 00 10 000 20 000 30 000 40 000 50 000 60 000 70 000 80 000 90 000 10 0000 11 0000 12 0000 13 0000 14 0000 15 0000 16 0000 17 0000 18 0000 19 0000 20 0000 21 0000 22 0000 23 0000 24 0000 25 0000

CPU

CPU

%

Rule MiB


(74)

57 Spesifikasi Komputer


(75)

58 Spesifikasi LAN Adapter


(76)

59 Spesifikasi Router Mikrotik RB 450G


(77)

60 Switch

Lisensi Router Mikrotik RB 450G


(78)

61 Setting Layer 7 Protocol


(79)

(80)

63 Setting Content


(81)

(82)

(83)

66 Setting NAT Proxy


(84)

67 Setting Proxy


(85)

68 Aplikasi Client Pembangkit Koneksi


(1)

63 Setting Content


(2)

(3)

(4)

66 Setting NAT Proxy


(5)

67 Setting Proxy


(6)

68 Aplikasi Client Pembangkit Koneksi