Peran Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI
AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
PADJADJARAN

AGITA RACHMAWATI SETIATI – SURYA CAHYADI

ABSTRAK
Tugas merupakan salah satu proses pembelajaran yang harus dilalui oleh mahasiswa.
Mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan lebih dari satu tugas dan diberikan batas waktu untuk
penyelesaiannya. Sehingga mahasiswa harus efektif dan disiplin dalam menggunakan waktunya
untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Namun, sekarang ini masih banyak mahasiswa yang
melakukan prokrastinasi akademik. Salah satu faktor yang menyebabkan prokrastinasi akademik
adalah rendahnya regulasi diri dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bagi mahasiswa untuk
memiliki regulasi diri dalam belajar. Dengan adanya regulasi diri dalam belajar, mahasiswa
secara aktif akan mengarahkan kognitif, perasaan, dan perilakunya untuk mencapai tujuan
belajar sehingga diharapkan dapat menghindari prokrstinasi akademik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran regulasi diri dalam belajar terhadap prokrastinasi akademik.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kuantitatif noneksperimental
dengan metode penelitian korelasional. Penelitian ini secara khusus bertujuan sebagai prediction
studies. Penelitian ini dilakukan terhadap 84 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified random

sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi diri dalam belajar berperan
menurunkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
(B = -0,493;R Square = 0,214;Sig = 0,000; α =0,10).
Kata Kunci : Regulasi Diri dalam Belajar, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa,
Mengerjakan Tugas

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang harus ditempuh oleh mahasiswa di Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran meliputi, kuliah, praktikum, dan tugas makalah.

Oleh karena itu,

pengerjaan tugas menjadi salah satu kewajiban mahasiswa. Pengerjaan tugas ini terdiri dari
laporan praktikum dan tugas makalah, baik individu maupun kelompok. Tugas biasanya tidak
hanya datang dari satu dosen, melainkan dosen mata kuliah lain juga memberikan tugas dalam
pengajarannya.
Selain tugas, mahasiswa juga dihadapkan pada berbagai macam aktivitas lain. Waktu
yang dimiliki mahasiswa menjadi terbagi antara mengerjakan tugas dengan aktivitas lain.
Aktivitas lain ini menjadi salah satu alasan mahasiswa untuk menunda mengerjakan tugas.

Cerminan dari penundaan sehari-hari di kehidupan sekolah ketika menunda tugas dan tanggung
jawab yang berhubungan dengan sekolah, atau menyimpannya sampai menit terakhir disebut
prokrastinasi akademik (Haycock, McCarthy, Skay, 1998 dalam Kim & Seo, 2013).
Menurut Schouwenburg (dalam Ferrari et al. , 1995), prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dengan ciri-ciri (1)
lambat dalam niat, (2) lambat dalam mengerjakan tugas, (3) kesenjangan waktu antara rencana
dan kinerja aktual, dan (4) melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Prokrastinator
tahu bahwa tugasnya harus diselesaikan dan berguna bagi dirinya namun ia menunda untuk
mulai mengerjakan atau menyelesaikan sampai tuntas. Ia memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan tugas. Ia punya kesulitan
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan rencana sebelumnya. Ia dengan sengaja melakukan
aktivitas yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas sehingga menyita waktu yang
dimilikinya.
Mahasiswa perlu menghindari perilaku-perilaku yang mencerminkan prokrastinasi
akademik tersebut agar ia dapat mengerjakan tugas dengan baik. Dimana di perguruan tinggi
mahasiswa dituntut untuk mandiri dan disiplin dalam menghadapi proses pembelajaran sehingga
perlunya usaha aktif yang muncul dalam dirinya sendiri. Usaha aktif dan mandiri yang berasal
dari diri sendiri untuk mencapai tujuan belajar disebut regulasi diri dalam belajar.
Regulasi diri dalam belajar adalah pikiran, perasaan, dan perilaku yang diprakarsai oleh
diri sendiri untuk mencapai tujuan (Zimmerman, 2002). Regulasi diri dalam belajar terdiri tiga

siklus tahapan, yaitu forethought, performance, dan self reflection (Zimmerman, 2000 dalam

Zimmerman & Cleary, 2009). Pertama, fase forethought mengacu pada keyakinan dan proses
yang terjadi sebelum mengerjakan tugas. Kedua, fase performance yang mengacu pada proses
yang terjadi sepanjang proses mengerjakan tugas. Ketiga, fase self reflection yang mengacu
pada proses yang terjadi setelah menyelesaikan tugas. Ketiga fase ini juga dipengaruhi oleh
motivasi diri yang meliputi self efficacy, outcome expectation, dan intrinsic interest (Bandura,
1997 dalam Zimmerman 2002 & Zimmerman, 2000 dalam Zimmerman & Cleary, 2009).
Zimmerman (1989) menekankan bahwa untuk dapat dikatakan seseorang itu meregulasi
dirinya, proses belajar seseorang harus melibatkan penggunaan strategi-strategi khusus untuk
mencapai tujuan belajarnya. Dimana Zimmerman (2002) menyatakan bahwa strategi-strategi
regulasi diri dalam belajar, yaitu fase forethought: (1) penetapan tujuan dan perencanaan strategi;
fase performance: (2) penggunaan strategi yang ampuh, (3) pengaturan konteks lingkungan fisik
dan sosial, (4) pengelolaan penggunaan waktu, (5) pengawasan selektif; fase self reflection: (6)
evaluasi diri, (7) atribusi penyebab, dan (8) adaptasi metode selanjutnya. Jadi, kuat lemahnya
regulasi diri dalam belajar seseorang dilihat dari keseluruhan strategi-strategi regulasi diri dalam
belajar ini.
Sebelum mengerjakan tugas (fase forethought), mahasiswa yang menjalankan strategi
penetepan tujuan dan perencanaan strategi akan menentukan tujuan yang spesifik, proksimal, dan
menantang. Dimana tujuan yang spesifik memuat konten, jumlah, dan durasi waktu. Sementara

tujuan yang proksimal memuat waktu pelaksanaannya.

Mahasiswa juga merencanakan

serangkaian aktivitas yang efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Sehingga mahasiswa yang
tidak menjalankan strategi ini akan mengerjakan tugasnya secara tidak teratur. Sehingga ia bisa
kapan saja memulai untuk mengerjakannya. Dimana pada awal mengerjakan tugas saja
mahasiswa sudah memunculkan perilaku prokrastinasi akademik.
Ketika mengerjakan tugas (fase performance) , mahasiswa yang meregulasi dirinya akan
menjalankan strategi penggunaan strategi yang ampuh, pengaturan konteks lingkungan fisik dan
sosial, pengawasan selektif, dan pengelolaan penggunaan waktu. Mahasiswa yang menjalankan
strategi penggunan strategi yang ampuh akan memilih dan mengatur informasi, latihan materi
untuk dipelajari, menghubungkan materi baru ke dalam informasi yang sudah ada dalam memori,
dan meningkatkan makna dari materi. Semua hal ini dapat mengefektifkan pengerjaan tugasnya
sehingga mahasiswa tidak lagi melakukan hal-hal lain di luar konteks mengerjakan tugas yang

dapat menghambat penyelesaian tugasmya.

Oleh karena itu, mahasiswa yang menjalankan


strategi ini akan dapat mengerjakan tugasnya dengan waktu yang cukup sehingga ia akan
terhindar dari porkrastinasi akademik, yaitu membuang-buang waktunya untuk melakukan hal
lain di luar tugasnya.
Mahasiswa yang menjalankan strategi pengawasan selektif akan memantau aktivitas yang
sedang dilakukannya selama mengerjakan tugas. Aktivitas yang dipantau meliputi performa,
hasil, dan kondisi. Mahasiswa akan memantau apakah dirinya sudah melaksanan rencanaya atau
belum (performa).

Mahasiawa juga melihat sudah sampai mana hasil tugas yang telah

dikerjakan. Terakhir, mahasiswa juga akan memantau apakah kondisi dirinya dan lingkungan
membantunya untuk mengefektifkan proses pengerjaan tugasnya.

Jadi, jika ada niat untuk

melakukan prokrastinasi akademik, maka mahasiswa akan menghindarinya sebab ia tahu
mengenai kemajuan yang sudah dihasilkannya.
Mahasiswa yang menjalankan strategi pengaturan konteks lingkungan fisik dan sosial
akan memilih dan menata tatanan fisik dan sosialnya agar pengerjaan tugasnya menjadi lebih
mudah. Oleh karena itu, mahasiswa yang tidak menjalankan strategi ini lebih mudah terdistraksi

oleh lingkungannya sehingga ia akan melakukan prokrastinasi akademik.
Mahasiswa yang menjalankan strategi pengelolaan penggunaan waktu akan berusaha
mengkomitkan dirinya untuk menepati tujuan dan rencana yang telah dibuat. Mahasiswa akan
memperkirakan waktu yang dibutuhkannya untuk mengerjakan tugas. Ketika waktunya tiba
untuk mengerjakan tugas, ia akan menepatinya. Sehingga mahasiswa yang tidak menjalankan
strategi ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas sebab
perkiraannya akan waktu yang dibutuhkannya untuk mengerjakan tugas salah. Ia juga akan
mudah terdistraksi untuk melakukan hal lain sehingga ia tidak dapat menepati tujuan dan
rencananya. Dimana mengerjakan tugas lebih lama dari waktu yang dibutuhkan pada umumnya
dan melakukan hal lain merupakan ciri dari prokrastinasi akademik.
Ketika selesai mengerjakan tugas (fase self reflection), mahasiswa yang meregulasi
dirinya akan menjalankan strategi evaluasi diri, atribusi penyebab, dan adaptasi metode
selanjutnya. Mahasiswa yang menjalankan strategi evaluasi diri akan menilai hasil dan metode
yang telah digunakannya berdasarkan tujuan yang telah dibuatnya dan standar lingkungan.

Sehingga mahasiswa yang tidak menjalankan strategi ini tidak akan mengetahui apakah hasilnya
sesuai dengan tujuannya dan standar lingkungan. Ia juga tidak mengeahui apakah metodenya
sudah membuatnya memenuhi tujuan dan standar lingkungan. Karena ia tidak mengetahui
penyebab dari perilakunya ini, maka ia akan melakukan prokrastinasi akademik terus menerus.
Mahasiswa yang menjalankan strategi atribusi penyebab akan mengaitkan hasil tugasnya

dengan faktor yang dapat dikendalikannya (misalnya metode yang digunakan). Hasil tugasnya
mungkin disebabkan oleh berbagai macam hal.

Namun, jika mahasiswa mengaitkan

kegagalannya dengan faktor yang tidak dapat dikendalikannya (misalnya kemampuan yang
rendah) akan merusak motivasinya karena ia enggan untuk mengupayakan adanya perbaikan di
masa depan. Sehingga mahasiswa yang tidak menjalankan strategi ini akan sulit merubah
perilakunya. Jadi, mahasiswa akan lebih mungkin untuk memunculkan prokrastinasi akademik
lagi di kemudian hari.
Mahasiswa yang menjalankan strategi adaptasi metode selanjutnya akan memilih metode
yang lebih efektif pada pengerjaan tugas selanjutnya karena ia belajar dari pengerjaan tugas
sebelumnya. Mahasiswa akan merubah, membuang, atau mencari metode baru pada pengerjaan
tugas selanjutnya. Mahasiswa yang tidak menjalankan strategi ini akan menggunakan metode
yang sama pada setiap kali ia mengerjakan tugas. Padahal jenis tugas dan kondisi berubah-ubah
sehingga metode yang sama tidak bisa digunakan untuk semua tugas. Sehingga mahasiswa sulit
menghindari prokrastinasi akademik sebab ia terus menerus menggunakan metode yang sama.
Dari penjelasan sebelumnya, maka regulasi diri dalam belajar ini akan berperan untuk
menurunkan perilaku prokrastinasi akademik. Dimana sebelumya Park dan Sperling (2012)
melakukan penelitian mengenai motif dan alasan prokrastinasi akademik dilihat dari perspektif

regulasi diri dalam belajar oleh Pintrich kepada 41 mahasiswa kelas Pengantar Pendidikan
Umum di Universitas Mid-Atlanltic. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prokrastinasi
akademik berhubungan dengan kemampuan regulasi diri yang buruk.
Beberapa penilitian lain menemukan faktor-faktor lain yang menyebabkan prokrastinasi
akademik, seperti self efficacy, self esteem, self handicapping, dan kecemasan. Namun, regulasi
diri dalam belajar menjadi unsur penting untuk menurunkan prokrastinasi akademik. Sebab
regulasi diri belajar

akan berperan untuk menunrunkan prokrastinasi akademik mulai dari

sebelum mengerjakan tugas dan saat mengerjakan tugas. Serta regulasi diri dalam belajar juga
akan memberikan peran agar prokrastinasi akademik menurun atau tidak muncul saat pengerjaan
tugas selanjutnya.

Sehingga semakin lama, mahasiswa akan menurunkan prokrastinasi

akademiknya dengan terus meningatkan kemampuan regulasi diri dalam belajarnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimental, dengan menggunakan

penelitian korelasional, yaitu hubungan antara dua atau lebih variabel tanpa mencoba untuk
memengaruhinya (Fraenkel & Wallen, 2008). Penelitian ini secara khusus bertujuan prediction
studies, yaitu untuk memprediksi skor pada satu variabel jika skor pada variabel lain diketahui.
Adapun teknik statistika yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis regregsi linier
yang memungkinkan untuk meramalkan nilai suatu variabel terikat (criterion variable) dari nilai
variabel bebas (predictor variable).

Partisipan
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang
tidak sedang mengambil mata kuliah skripsi, yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014. Karakteristik
ini digunakan karena peneliti ingin memfokuskan penelitian ini pada tugas-tugas akademik
selain mata kuliah skripsi. Sebab skripsi memiliki batas waktu pengerjaan yang relatif lebih
lama dibandingkan tugas akademik lainnya. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified
random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang.
Pengukuran
Pengukuran variabel dalam penelilitian ini menggunakan kuesioner regulasi diri dalam
belajar yang dikonstruksi peneliti dari konsep regulasi diri dalam belajar yang diajukan
Zimmerman (2002) dan kuesioner prokrastinasi akademik yang dikonstruksi peneliti dari konsep
ciri-ciri prokrastinasi akademik yang diajukan Schouwenburg, dalam Ferrari et al., (1995).
Kuesioner regulasi diri dalam belajar terdiri dari 60 item pernyataan yang disusun berdasarkan

delapan strategi regulasi diri dalam belajar dari Zimmerman (2002). Kuesioner prokrastinasi

akademik terdiri dari 17 item pernyataan yang disusun berdasarkan empat ciri prokrastinasi
akademik dari Schouwenburg, dalam Ferrari et al., (1995).

HASIL
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai peran regulasi diri dalam
belajar terhadap prokrastinasi akademik, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Regulasi diri dalam belajar berperan untuk menurunkan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
2. Dilihat dari strategi-strategi regulasi diri dalam belajar, ditemukan bahwa strategi
pengelolaan penggunaan waktu, penggunaan strategi yang ampuh, evaluasi diri, adaptasi
metode selanjutnya, penetapan tujuan dan perencanaan strategi, pengawasan selektif, dan
pengaturan konteks lingkungan fisik dan sosial memberikan peran yang signifikan
terhadap prokrastinasi akademik. Adapun strategi atribusi penyebab ditemukan tidak
memberikan peran yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik.
3. Regulasi diri dalam belajar berperan menurunkan hampir seluruh ciri-ciri prokrastinasi
akademik (lambat dalam niat, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan
melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan), kecuali lambat dalam mengerjakan
tugas.


DAFTAR PUSTAKA

(Panduan Penyelanggaraan Pendidikan Fakultas Psikologi tahun akademik 2011.2012).
Arfina, Mirza. 2013. Studi Deskriptif mengenai Prokrstinasi Akademik pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Aziz, Abdul. 2012. Faktor-Faktor Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang
Menyusun Skripsi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tahun Akademik
2011/2012.

UMP

Digital

Library

:

Purwokerto.

Available

online

at:

javascript:openDocumentWindow('./download.php?id=1850') (diunduh pada Desember
2014).
Deniz, et al. 2009. An investigation of academic procrastination, locus of control, and emotional
intelligence. Educational Science: Theory & Practice 9 (2): 623-632. Available online at
http://eresources.pnri.go.id:2056/docview/236994187/fulltextPDF/C7FD1DDFD79C4083PQ/1?
accountid=25704 (diunduh Maret 2014).
Fraenkel, Jack R., Wallen, Norman E. 2008. How to Design and Evaluate Research in Education
Seventh Edition. New York : McGraw-Hill.
Ferrari, Joseph R, et al. 1995. Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research
Treatment. New York: Plenum Press.
Kaplan, Robert M., Saccuzzo, Dennis P. 2005. Psychological Testing: Principles, Applications,
and Issues Sixt Edition. USA: Wadsworth.
Kim, Eunkyung, & Seo, Eun Hee. 2013. The relationship of Flow and Self Regulated Learning ti
Active Procrastination. Social Behavior and Personality 41 (7): 1099-1114.
Klassen, R. M., Ang, R. P., Chong, W. H., Krawchuk, L. L., Huan, V. S., Wong, I. Y. F., & Yeo,
L. S. 2010. Academic procrastination in two settings: Motivation correlates, behavioral
patterns, and negative impact of procrastination in Canada and Singapore. Applied Psychology: An International Review (59): 361-379.
Li Cao. 2012. Examining ‘active’ procrastination from a self-regulated
learning perspective. Educational Psychology: An International Journal of Experimental
Educational Psychology, DOI:10.1080/01443410.2012.663722.
http://dx.doi.org/10.1080/01443410.2012.663722

Available onlie at:

(diunduh November 2014).

McClain, Elizabeth Kirwan. 2010. The relationship of emotional intelligence to academic
performance and perceived stress in first year medical students. UMI 3387959. Available
online

at:

http://e-

resources.pnri.go.id:2056/docview/304911743/fulltextPDF/505BCF4C1D1F49BAPQ/12
?accountid=25704 (diunduh Maret 2014).
Park, Seung Won, & Sperling, Rayne A. 2011. Academic procrastinators and their selfregulation.

Psychology

2012

(31):

12-23.

Available

at

http://www.SciRP.org/journal/psych. (diunduh April 2014).
Rothblum, E. D., Solomon, L. J., & Murakami, J. 1986. Affective, cognitive, and behavioral
differences

between high and low procrastinators. Journal of

Counseling Psychology (33):

387-394.
Schunk, Dale H, & Zimmerman, Barry J. 2003. Self-Regulation and Learning. Handbook
of Psychology Vol 07 Educational Psychology (4): 59-75
Sevilla, Consuelo G. et. Al. 2007. Research Methods. Rex Printing Company: Quezon City.
Tuckman, B. W. 1990. Measuring Procrastination Attitudinally and Behaviorally. Boston: MA
Available at http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED319792.pdf (diunduh Januari 2015)
Wolters, C. A. 2003. Understanding procrastination from a self-regulated learning perspective.
Journal of Educational Psychology (95): 179-187.
Zimmerman, Barry J. 2002. Becoming a self-regulated learner: an overview. Theory Into
Practice 41 (2): 64-70.
Zimmerman, Barry J, & Cleary, Timothy J. 2009. Motives to Self-Regulate Learning : A Social
Cognitive Account. Handbook of Motivation at School (12): 247-264.
Zimmerman, Barry J. 1989. A Social Cognitive View of Self Regulated Academic Learning.
Journal of Educational Psychology Vol. 81 (3): 329-339.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ve
d=0CFAQFjAD&url=http%3A%2F%2Fthesis.binus.ac.id%2Fdoc%2FBab2Doc%2F2012-100420-PS%2520Bab2001.doc&ei=ZRJXU_7No778QWf54CoCg&usg=AFQjCNHerykl8w05p3Mu0CgBYzRUxnxcQ&sig2=4nS5ENQKFJlCfXNZMIkDRw (diunduh April 2014).

Dokumen yang terkait

PERAN KETERLIBATAN ORANG TUA DAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP Peran Keterlibatan Orangtua dan Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa.

0 6 19

HALAMAN JUDU L PERAN KETERLIBATAN ORANG TUA DAN REGULASI DIRI Peran Keterlibatan Orangtua dan Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa.

0 6 14

PENDAHULUAN Peran Keterlibatan Orangtua dan Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa.

0 5 7

DAFTAR PUSTAKA Peran Keterlibatan Orangtua dan Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa.

0 10 6

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 7

Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Yang Bermain Angklung.

0 1 10

Hubungan Antara Generalized Problematic Internet Use (GPIU) Terhadap Situs Jejaring Sosial Dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

0 0 3

Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Prokrastinasi Dalam Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

0 1 11