Sistem Penentuan Otonan Dengan Mengkonversi Tanggal Dan jam Menjadi Bilangan Julian Menggunakan Metode Julian Day Number Berbasis Mobile.

(1)

SISTEM PENENTUAN OTONAN DENGAN MENGKONVERSI TANGGAL DAN JAM MENJADI BILANGAN JULIAN MENGGUNAKAN

METODE JULIAN DAY NUMBER BERBASIS MOBILE HALAMAN JUDUL

KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK SKRIPSI

MADE PASEK AGUS ARIAWAN 1208605016

JURUSAN ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa naskah Skripsi dengan judul:

SISTEM PENENTUAN OTONAN DENGAN MENGKONVERSI TANGGAL DAN JAM MENJADI BILANGAN JULIAN MENGGUNAKAN

METODE JULIAN DAY NUMBER BERBASIS MOBILE Nama : Made Pasek Agus Ariawan

NIM : 1208605016 Program Studi : Teknik Informatika

E-mail : pasekagusariawan38@gmail.com Nomor telp/HP : 081999921941

Alamat : Br. Bakisan, Ds. Denbatas, Tabanan

Belum pernah dipublikasikan dalam dokumen skripsi, jurnal nasional maupun internasional atau dalam prosiding manapun, dan tidak sedang atau akan diajukan untuk publikasi di jurnal atau prosiding manapun. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat pelanggaran kaidah – kaidah akademik pada karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi – sanksi yang dijatuhkan karena kesalahan tersebut, sebagaimana diatur oleh Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan bila mana diperlukan.

Bukit Jimbaran, Januari 2016 Yang membuat pernyataan,

(Made Pasek Agus Ariawan) NIM. 1208605016


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGESAHAN

Judul : Sistem Penentuan Otonan dengan Mengkonversi Tanggal dan Jam Menjadi Bilangan Julian Menggunakan Metode Julian Day Number Berbasis Mobile.

Kompetensi : Rekayasa Perangkat Lunak. Nama : Made Pasek Agus Ariawan NIM : 1208605016

Tanggal seminar : 7 januari 2016

Disetujui Oleh Pembimbing I,

(Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si) NIP. 196704141992031002

Pembimbing II,

(IB Made Mahendra, S.Kom, M.Kom) NIP. 198006162005011001

Penguji I,

(I Komang Ari Mogi, S.Kom., M.Kom) NIP. 198409242008011007

Penguji II,

(Dra. Luh Gede Astuti, M.Kom) NIP.196401141994022001

Penguji III,

(I B Gede Dwidasmara, S.Kom, M.Cs) NIP.198503152010121007 Mengetahui,

Jurusan Ilmu Komputer FMIPA UNUD Ketua,

(Agus Muliantara, S.Kom., M.Kom) NIP. 198006162005011001


(4)

iv Pembimbing I,

(Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si) NIP. 196704141992031002

Judul : Sistem Penentuan Otonan dengan Mengkonversi Tanggal dan Jam Menjadi Bilangan Julian Menggunakan Metode Julian Day Number Berbasis Mobile.

Nama : Made Pasek Agus Ariawan NIM : 1208605016

Pembimbing I : Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si

Pembimbing II : Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom

ABSTRAK

Otonan merupakan bagian penting dari manusa yadnya, dalam kepercayaan masyrakat bali khusunya umat hindu manusa yadnya sangat penting dilakukan selain sebagai suatu kebudayaan manusa yadnya juga bertujuan untuk mensucikankan diri lahir batin, namun tidak banyak orang yang bisa melakukan perhitungan untuk menentukan kapan hari otonan mereka. Sehingga diperlukan sebuah sarana yang dapat mempermudah seseorang dalam menentukan hari otonannya.

Metode Julian Day Number merupakan bilangan bulat yang menyatakan urutan hari yang di mulai dari angka. Angka julian day number terus bertambah 1 satuan waktu setiap hari di mulai dari jam 12 siang. Sistem JD ini adalah suatu epok (tahun, bulan, tanggal, jam, menit,detik), dalam kasus ini perhitungan penetuan otonan menggunakan metode perhitungan wewaran sehingga dengan menggunakan metode julian day number memudahkan melakukan perhitungan otonan karena setiap tanggal di konversi menjadi suatu bilangan

Berdasarkan pada pengujian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan, sistem penentuan otonan dengan menggunakan metode Julian day number telah berhasil menampilkan hari dan tanggal otonan dengan tingkat akurasi sebesar 100%. Sehingga system ini dianggap mampu untuk menentukan otonan berdasarkan inputan tanggal dan jam kelahiran.

kata kunci : otonan, metode Julian day number, metode wewaran. Pembimbing II,

(IB Made Mahendra, S.Kom, M.Kom) NIP. 198006162005011001


(5)

v

Title : Determination System of Otonan by Converting Date and Time to Become Julian Numbers by Using Julian Day Number Mobile-Based Method.

Name : Made Pasek Agus Ariawan Registration : 1208605016

First Supervisor : Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si

Second Supervisor: Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom

ABSTRACT

Otonan an important part of Manusa yadnya, in the tradition of Balinese Hindus in particular is very important, in addition, to preserve the culture, it also aims to purify him/herself physically and spiritually. However not every Balinese people can do the calculations to determine when their otonan is. So, we need a tool that can facilitate someone in determining his/her otonana day.

Method of Julian Day Number is an integer that stating the order of the day starting from the number. Julian day number continues to increase 1 unit of time, every day starting from 12 noon. JD system is an epoch (year, month, date, hours, minutes, seconds), in this case the determination of otonan calculation using the calculation method of Balinese wewaran, hence by using the Julian day number, it helps to determine the calculation of otonan because each date is converted to a number.

Based on the tests performed, it can be concluded that otonan determination system by using the Julian day number has been successfully determine the day and date of otonan, the accuracy rate is 100%. Therefore, the system is considered to be able to determine otonan based on the input of the date and time of birth. Key words: otonan, method of Julian day number, wewaran method.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Proposal Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Penentuan Otonan dengan Mengkonversi Tanggal dan Jam Menjadi Bilangan Julian Menggunakan Metode Julian Day Number Berbasis Mobile.

” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu proposal ini, yaitu :

1. Bapak Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si. sebagai pembimbing 1 yang telah bersedia mengkritisi, membantu dan memeriksa serta menyempurnakan Proposal Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom. sebagai pembimbing 2 yang telah bersedia mengkritisi, membantu dan memeriksa serta menyempurnakan Proposal Tugas Akhir ini.

3. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen di Jurusan Ilmu Komputer yang telah meluangkan waktu turut memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan Proposal Tugas Akhir ini

4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan kerja sama dalam pembuatan Proposal Tugas Akhir ini. 5. Keluarga dan kerabat serta semua pihak yang turut serta memberi

dukungan sehingga Proposal Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan waktu yang ditentukan.

Pada akhirnya penulis berharap agar adanya perbaikan pada Proposal Tugas Akhir ini mengingat keterbatasan penulis, sehingga sangat diharapkan untuk adanya kritik dan saran yang membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

Bukit Jimbaran, Juli 2015


(7)

vii

HALAMAN JUDUL ... 1

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... 2

PENGESAHAN... 3

ABSTRAK ... 4

ABSTRACT ... 5

KATA PENGANTAR ... 6

DAFTAR GAMBAR ... 9

DAFTAR TABEL ... 11

DAFTAR LAMPIRAN ... 12

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Rumusan masalah ... 2

1.3. Tujuan penelitian ... 2

1.4. Batasan masalah ... 2

1.5. Manfaat penelitian ... 2

1.6. Metodologi penelitian ... 2

1.6.1. Desain penelitian ... 2

1.6.2. Definisi kebutuhan ... 3

1.6.3. Desain sistem ... 3

1.6.4. Implementasi sistem ... 4

1.6.5. Evaluasi dan pengujian sistem ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Waterfall model . ... 7

2.2. UML (Unified Modeling Language) ... 8

2.3. Sistem operasi android ... 11

2.4. Dadawuhan ... 13

2.5. Julian day number ... 13

2.7. Pawukon ... 14

2.8. Wewaran ... 16


(8)

viii

2.10. Penentuan tanggal otonan ... 19

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 20

3.1. Definisi kebutuhan ... 20

3.1.1. Kebutuhan fungsional ... 20

3.1.2. Kebutuhan non fungsional ... 21

3.2 Desain sistem ... 21

3.3 Perancangan antarmuka ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Implementasi sistem ... 27

4.2. Implementasi program ... 27

4.2.1. Halaman awal ... 28

4.2.2. Halaman utama sistem ... 29

4.3. Pengujian perangkat lunak ... 33

4.3.1. Pengujian menggunakan metode White box ... 33

4.3.2. Pengujian perangkat lunak dengan metode black box ... 36

Berikut merupakan tampilan pengujian black box yang telah dilakukan ... 39

4.3.3. Pengujian akurasi penentuan hari otonan ... 43

4.3.4. Pengujian akurasi penentuan tanggal otonan ... 49

4.3.5. Pengujian pada tahun 1900 sd 1970 dan tahun 2200 keatas ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Waterfall model ... 7

Gambar 2. 2.UML diagram ... 9

Gambar 2. 3.Arsitektur Android ... 12

Gambar 3. 1.Use Case Diagram ... 21

Gambar 3. 2. Activity diagram lihat tanggal otonan ... 22

Gambar 3. 3. Activity diagram lihat hari otonan ... 23

Gambar 3. 4. Sequence diagram lihat tanggal otonan ... 24

Gambar 3. 5. Sequence diagram lihat hari otonan ... 25

Gambar 3. 6. Class diagram sistem penetuan otonan... 26

Gambar 3.7. Form antarmuka sistem penentu otonan... 26

Gambar 4.1. Halaman awal ... 28

Gambar 4.2. Halaman utama ... 29

Gambar 4.3. Kode program konversi waktu sipil menjadi waktu Julian ... 30

Gambar 4.4. Kode program waktu Julian menjadi waktu sipil ... 31

Gambar 4.5. Kode program menetukan wuku ... 31

Gambar 4.6. Kode program menetukan sapta wara ... 31

Gambar 4.7. Kode program menetukan sapta wara ... 32

Gambar 4.8. Kode program perhitungan penetuan otonan ... 33

Gambar 4.9. Pengujian white box lihat hari otonan ... 34

Gambar 4.10. Pengujian white box lihat hari otonan ... 35

Gambar 4.11. Skenario pengujian black box no 1 ... 39

Gambar 4.12. pengujian black box no 2 ... 39

Gambar 4.14. Scenario pengujian black box no 4 ... 40

Gambar 4.16. Scenario pengujian black box no 6 ... 41


(10)

x

Gambar 4.18. Scenario pengujian black box no 8 ... 42 Gambar 4.20. Scenario pengujian black box no 10 ... 43


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1.Pembagian wuku dengan uripnya Anandakusuma (1979) ... 15

Tabel 2. 2.Pembagian pancawara dengan uripnya Anandakusuma (1979) ... 16

Tabel 2. 3 Pembagian saptawara dengan uripnya Anandakusuma (1979)... 16

Tabel 2. 4.Tabel penentuan saptawara ... 17

Tabel 2. 5.Tabel penentuan pancawara ... 17

Tabel 2.6.Tabel penentuan wuku ... 18

Tabel 3.1. Kebutuhan fungsional ... 20

Tabel 4. 1. Tabel pengujian white box lihat hari otonan ... 35

Tabel 4. 2. Tabel pengujian white box lihat tanggal otonan... 36

Tabel 4. 3. Tabel pengujian black box testing ... 37

Tabel 4. 4. Pengujian pada jam 06.00 sd 23.59... 44

Tabel 4. 5. Pengujian pada jam 00.00 sd 05.59... 48

Tabel 4. 6. Pengujian akurasi penentuan tanggal otonan ... 50

Tabel 4. 7. Pengujian pada tahun 1900 sd 1970 ... 56


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Otonan merupakan bagian dari manusa yadnya, dalam kepercayaan masyarakat di bali khususnya umat hindu Manusa yadnya sangat penting dilakukan selain sebagai suatu kebudayaan, manusa yadnya merupakan korban suci yang dipersembahkan dengan tulus ikhlas demi yang bertujuan untuk memelihara hidup dan membersihkan diri secara lahir dan batin mulai dari jasmani di dalam kandungan sampai pada akhir hidup manusia. Kebersihan lahir batin bagi manusia sangat perlu dilakukan selama manusia hidup, karena kebersihan itu dapat menimbulkan adanya kesucian. Kesucian secara lahir batin dapat menghindarkan manusia dari berbagai hal – hal buruk. Namun tidak banyak orang yang bisa melakukan perhitungan untuk menentukan kapan hari otonan mereka. Sehingga diperlukan sebuah sarana yang dapat mempermudah seseorang dalam menentukan hari otonannya.

Metode yang ada pada penelitian ini, sistem penetuan otonan akan dibangun pada mobile platform dengan mengkonversi tanggal Gregorian ke bilangan Julian kemudian akan dilakukan perhitungan untuk menentukan sapta wara, panca wara, dan wuku berdasarkan sistem perhitungan wewaran serta pergantian menurut sistem pergantian hari berdasarkan sistem dedawuhan

Dalam pengembangannya digunakan metode pengembangan perangkat lunak waterfall. Model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software (Sommerville, 2011). Model proses waterfall ini memiliki beberapa proses yaitu pendefinisian kebutuhan, desain sistem, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan pegujian sistem, serta pemeliharaan. Selain mudah dalam penyusunan perencanaan dan melakukan perkiraan tahapan pelaksanaan, metodologi ini juga mudah dalam mengendalikan pelaksanaan tahapan pengembangan sistem dan kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena pelaksanaannya dilakukan secara bertahap atau terstruktur


(14)

2

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang penulis uraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menetukan hari otonan

b. Bagaimana pencarian tanggal otonan bagi yang tidak tahu 1.3. Tujuan penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

a. Merancang dan mengimplementasikan sistem penentu otonan yang dapat menampilkan hasil tanggal otonan.

b. Memberikan kemudahan bagi pengguna yang ingin mencari hari dan tanggal otonannya berdasarkan tanggal lahir masehi.

1.4. Batasan masalah

Batasan-batasan masalah yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah:

a. Sistem ini dirancang pada perangkat mobile berbasis android.

b. Sistem ini dapat melakukan konversi tanggal Gregorian menjadi bilangan Julian.

c. Sistem ini dapat menentukan tanggal otonan dari tahun 1900 sampai 2100 1.5. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah a. Mempermudah pengguna dalam menentukan hari otonan b. Mempermudah pengguna dalam menentukan tanggal otonan c. Diharapkan dapat mempercepat proses penentuan tanggal otonan 1.6. Metodologi penelitian

1.6.1. Desain penelitian

Penelitian ini mengambil judul Sistem Penentuan Otonan dengan Mengkonversi Tanggal dan Jam Menjadi Bilangan Julian Menggunakan Metode Julian Day Number Berbasis Mobile.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang memusatkan perhatian pada studi kasus tertentu dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya (Hasibuan, 2007).


(15)

3

Dalam masalah yang diambil, akan ada data tanggal kelahiran dan jam kelahiran, data kelahiran ini kemudian akan dikonversi menjadi bilangan dengan metode Julian day number. Setelah itu akan dilakukan perhitungan wariga untuk menetukan tanggal otonan dan hari otonan dari tanggal kelahiran yang dimasukan pada sistem. Metodologi pada penelitian ini diterapkan menggunakan waterfall model.

1.6.2. Definisi kebutuhan

Pada tahapan ini untuk mengetahui kebutuhan yang harus dimiliki oleh sistem dan mencatat kebutuhan yang diperlukan oleh sistem penentu otonan menggunakan metode Julian day number. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan functional dan non functional. Kebutuhan functional pada sistem ini terdiri dari kebutuhan – kebutuhan bagaimana sistem harus bereaksi pada inputan dan bagaimana prilaku sistem pada situasi tertentu, kebutuhan functional juga mencakup seperti sistem dapat memberikan informasi mengenai tanggal otonan pada tahun sekarang, hari otanan berdasarkan wewaran dan pawukon yang mana inputan berasal dari tanggal lahir masehi dan waktu kelahiran. Sedangkan kebutuhan non functional seperti desain antarmuka dan akurasi dari sistem. kebutuhan – kebutuhan tersebut diperoleh dari pengumpulan data. Pada pengumpulan data ini menggunakan jenis data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, Data sekunder bisa diperoleh dengan cepat dan mudah karena data ini biasanya sudah tersedia dan kita tinggal mengambil dan mengumpulkan saja. Data sekunder dapat kita kumpulkan dari perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantorkantor pemerintahan seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS), data hasil riset, data dari perusahaan dan lain sebagainya. (Hasibuan, 2007) Pada penelitian ini data sekunder tersebut berupa data kelahiran bayi yang diperoleh dari bidan ni wayan darmini.

1.6.3. Desain sistem

Tahap ini merupakan tahapan mendesain dan merangcang sistem yang akan dibangun sebelum sistem tersebut diimplementasikan. Rancangan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu:


(16)

4

1. Mendeskripsikan model perancangan sistem yang digambarkan dengan UML (Unified modelling language) sebagai acuan untuk merancang sistem yang akan dibangun.

2. Perancangan desain sistem berupa tampilan antarmuka atau interface sistem

1.6.4. Implementasi sistem

Tahap implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari desain sistem yang dirancang sebelumnya, desain sistem ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman atau bahasa computer. Pada tahap implementasi fungsi – fungsi yang terdapat pada sistem akan diimplementasikan ke dalam kode program dengan menggunkaan bahasa pemrograman android seperti java dan xml dengan menggunakan tools android studio. Implementasi program akan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan desain sistem yang telah dirancang sebelumnya.

Dalam sistem penetu otanan ini menerapkan salah satu metode konversi yaitu Julian day number. Secara umum tahapan dari metode konversi waktu dengan Julian day number adalah sebagai berikut :

1. User akan menginputkan tanggal kelahiran dan waktu kelahiran

2. Program akan mengkoversi tanggal kelahiran dan waktu kelahiran menjadi bilangan Julian day.

3. Program akan melakukan perhitungan wariga untuk menentukan tanggal dan hari otonan user

4. Program akan menampilkan tanggal otonan dan hari otonan sesuai konsep dedauhan yang ada di bali.

1.6.5. Evaluasi dan pengujian sistem

Pada tahap evaluasi dan pengujian sistem, akan dilakukan evaluasi dan validasi dari hasil yang dihasilkan program apakah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada penelitian ini digunakan beberapa teknik pengujian sistem yaitu white box, black box, akurasi.

1. White box testing

White box Testing atau pengujian glass box adalah metode desain


(17)

5

mendapatkan test case (Pressman, 2001). Dengan menggunakan metode White box analisis sistem akan memperoleh Test Case yang :

a). Menjamin seluruh Independent Path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali.

b). Mengerjakan seluruh keputusan logical

c). Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya

d). Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas Untuk melakukan proses pengujian Test Case terlebih dahulu dilakukan penerjemahan flowchart kedalam notasi flowgraph (aliran kontrol). Ada beberapa cara istilah saat pembuatan flowgraph, yaitu :

1. Node yaitu lingkaran pada flowgraph yang menggambarkan satu atau lebih perintah prosedural.

2. Edge yaitu tanda panah yang menggambarkan aliran kontrol dari setiap node harus mempunyai tujuan node.

3. Region yaitu daerah yang dibatasi oleh node dan edge dan untuk menghitung daerah diluar flowgraph juga harus dihitung.

4. Predicate Node yaitu kondisi yang terdapat pada node dan

mempunyai karakteristik dua atau lebih edge lainnya.

5. Cyclomatic Complexity yaitu metrik perangkat lunak yang

menyediakan ukuran kuantitaf dari kekompleksan logikal program dan dapat digunakan untuk mencari jumlah path dalam suatu flowgraph.

6. Independen Path yaitu jalur melintasi atau melalui program dimana sekurang-kurangnya terdapat proses perintah yang baru atau kondisi yang baru.

Rumus-rumus untuk menghitung jumlah Independen Path dalam suatu flowgraph yaitu :

1. Jumlah region flowrgaph mempunyai hubungan dengan Cyclomatic Complexity (CC).

2. V(G) untuk flowgraph dapat dihitung dengan rumus : a. V(G) = E – N + 2


(18)

6

E = Jumlah edge pada flowrgaph N = Jumlah node pada flowrgaph b. V(G) = P + 1

Dimana :

P = Jumlah predicate node pada flowrgaph 2. Black box testing

Pengujian Black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangka lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan

Pengujian Black box berusaha menemukan kesalahan dalam ketegori sebagai berikut :

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. b. Kesalahan Interface.

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database ekternal. d. Kesalahan lahan kinerja.

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. 3. Pengujian akurasi

Pengujian sistem ini dilakukan dengan memasukan kasus awal yang berupa tanggal kelahiran dan waktu kelahiran kemudian dilakukan proses konversi dan perhitungan wariga. Hasil yang ingin didapatkan adalah akurasi dari penetuan tanggal otonan dengan menggunakan metode Julian day number. Untuk mendapatkan presentase nilai akurasi untuk penentuan otonan menggunakan metode Julian day number adalah


(19)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waterfall model .

Model waterfall merupakan model proses pengembangan sistem yang klasik dan bersifat sistematis, proses dilakukan secara berurutan dari satu tahap ke tahap lain dalam membangun software (Sommerville, 2011). Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, implementasi, pengujian dan pemeliharaan.

Model waterfall memiliki tahapan-tahapan dalam prosesnya, setiap tahapan tersebut harus diselesaikan sebelum berlanjut ke tahap berikutnya. Tahapan yang terdapat pada model proses waterfall ditunjukkan pada gambar 1.2.

(Sommerville, 2011) Gambar 2. 1. Waterfall model


(20)

8

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing tahapan di atas (Sommerville, 2011).

a. Requirements analysis and definition

Layanan sistem, kendala, dan tujuan yang ditetapkan dengan berkonsultasi dengan pengguna sistem untuk mengetahui kebutuhan yang diinginkan pengguna sistem Kemudian didefinisikan secara rinci dan dijadikan sebagai spesifikasi sistem.

b. Sistem and software design

Software desain meliputi mengidentifikasi dan merancang abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar. Desain harus dapat mengimplementasikan tahap requirements.

c. Implementation and unit testing

Tahap ini perancangan perangkat lunak diimplementasikan ke dalam bentuk kode program. Unit pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

d. Integration and sistem testing

Tahapan dimana unit program individu atau program yang terintegrasi diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pengguna.

e. Operation and maintenance

Tahap ini merupakan tahapan dengan masa waktu paling lama. Pemeliharaan meliputi kesalahan mengoreksi yang tidak ditemukan pada awal tahap siklus hidup, meningkatkan implementasi unit sistem dan meningkatkan pelayanan sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

2.2. UML (Unified Modeling Language)

Menurut Braun pada penelitian Haviluddin (2011) Unified Modeling Language adalah suatu alat yang digunakan untuk menvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil dari analisa dan desain yang berisi sintak dan model dari sistem secara visual


(21)

9

Unified Modeling Language merupakan aturan-aturan yang digunakan

untuk mendokumentasikan analisis dan desain sistem perangkat lunak dalam bentuk kumpulan objek (kendall, 2011).

Unified Modeling Language merupakan aturan-aturan yang digunakan

untuk mendeskripsikan sistem perangkat lunak dalam bentuk kumpulan objek. UML bukan merupakan sebuah metode untuk mengembangkan sistem, akan tetapi notasi-notasi yang digunakan secara umum sebagai standar untuk pemodelan objek. Berikut gambar diagram UML :

(Haviluddin, 2011) Gambar 2. 2.UML diagram

Menurut sugrue pada penelitian Haviluddin (2011) desain Unified Modeling Language memiliki beberapa tujuan utama


(22)

10

a. Menyediakan bagi pengguna (analisis dan desain sistem) suatu bahasa pemodelan visual yang mudah dimengerti sehingga mereka dapat mengembangkan dan memahami pertukaran model data yang bermakna.

b. Menyediakan suatu mekanisme yang spesialisasi untuk memperluas konsep inti.

c. Bersifat independen terhadap bahasa pemrograman, sehingga mudah untuk digunakan sebagai bahasa pemodelan

d. Memberikan dasar formal untuk pemahaman bahasa pemodelan. e. sebagai alat desain sistem yang berorientasi objek (OO).

f. Mendukung konsep pembangunan tingkat yang lebih tinggi seperti kolaborasi, kerangka, pola dan komponen terhadap suatu sistem.

g. Memiliki integrasi praktik terbaik.

UML terdiri atas pengelompokan diagram-diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. Berikut beberapa jenis-jenis diagram UML yaitu:

a. Use Case Diagram

Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan aktor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan, namun use case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh aktor dan sistem bukan bagaimana aktor dan sistem melakukan kegiatan tersebut. Selama tahap desain, use case berperan untuk menetapkan perilaku (behavior) sistem saat diimplementasikan. Pada UML, use case digambarkan dengan simbol berbentuk oval. Berikut merupakan komponen pembentuk use case diagram yaitu:

Aktor adalah seseorang atau sesuatu diluar sistem yang harus berinteraksi dengan sistem. Pada UML aktor digambarkan dengan simbol “sticman”

Relasi adalah menggambarkan hubungan antara dua atau lebih aktor dan use case. Pada UML, relasi digambarkan dengan garis dengan atau tanda panah. Relasi yang mungkin terjadi pada use case diagram yaitu include, extends dan communicates.

Kotak batas sistem adalah kotak disekitar use case untuk menggambarkan jangkauan sistem (Sommerville, 2011).


(23)

11

Activity Diagram menggambarkan berbagai aliran dari aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana suatu aktivitas tersebut berawal, kemungkinan decision yang terjadi, dan bagaimana suatu aktivitas berakhir. Standar UML menggunakan bentuk oval untuk menggambarkan aktifitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu.

c. Class Diagram

Class menggambarkan keadaan yang mungkin terjadi dalam sistem,

sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

Class memiliki tiga area pokok yaitu nama, atribut dan metoda. Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut:

Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya.

Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. 2.3. Sistem operasi android

Menurut M.Buttler pada penelitian Li Ma (2014) Android sistem adalah sistem berbasis linux dengan arsitektur yang terdiri dari empat lapisan Linux kernel,Libraries and Android runtime, Application framework and Applications a. Application

Android application akan dikirim satu set aplikasi inti termasuk klien, SMS Program, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua program aplikasi ini dikembangkan di Java.


(24)

12

(Li Ma ,2014) Gambar 2. 3.Arsitektur Android b. Application framework

Application layer pengembang diperbolehkan mengakses semua kerangka API, pembuatan aplikasi yang akan dijalankan di sistem operasi Android, karena pada layer inilah aplikasi dapat dirancang dan dibuat, seperti contect providers yang berupa sms dan panggilan telepon.

c. Libraris

Libraris dapat dibagi dalam 2 komponen android runtime dan android library. Android rumtime terdiri dari java core library dan dalvik vitual machine, java core library menyediakan sebagain besar fungsi pada java, dalvik virtual machine adalah mendaftar mesin virtual dan membuat beberapa perbaikan khusus pada pernagkat mobile. Libraries ini adalah layer di mana fitur- fitur Android berada, biasanya para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya.


(25)

13

d. Linuk kernel

Linux Kernel adalah layer dimana inti dari operating sistem dari Android itu berada. Berisi file-file sistem yang mengatur sistem processing, memory

2.4. Dadawuhan

Dadawuhan atau perhitungan dawuh/jam dikenal dalam beberapa sistem antara lain panca dawuh dan asta dawuh. Sehari ( 24 jam ) terdiri dari siang ( 12 jam ) dan malam ( 12 jam ), yang dimulai dari terbitnya matahari sekitar pukul 06.00 pagi sampai terbitnya matahari berikutnya/besoknya ( Suparta ardhana,2005). Dalam sistem panca dawuh siang dan malam terdiri dari 5 dawuh sehingga 1 dawuh sekitar 2 jam 24 menit, sedangkan asta dawuh siang dan malam terdiri dari 8 dawuh sehingga 1 dawuh sekitar 1 jam 30 menit.

2.5. Julian day number

Julian Day Number merupakan bilangan bulat yang menyatakan urutan hari yang di mulai dari angka 0 pada tanggal 1 january 4713 sm. Angka julian day number akan terus bertambah 1 satuan waktu setiap hari di mulai dari jam 12 siang. Sistem JD ini adalah suatu epok (tahun, bulan, tanggal, jam, menit,detik) dapat direpresentasikan hanya dengan satu bilangan. Ini sangat efektif untuk perhitungan-perhitungan yang menggunakan prograrn computer.

a. Transformasi Waktu Sipil ke Waktu Julian

Waktu dalam penanggalan sipil dapat ditransformasikan ke Waktu Julian dengan menggunakan algoritma tertentu. Seandainya dalam waktu Sipil, tahun dinyatakan dengan bilangan bulat y, bulan dinyatakan dengan bilangan bulat M. hari dinyatakan dengan bilangan bulat D, dan jam dinyatakan dengan bilangan pecahan UT, maka waktu tersebut dalam penanggalan Julian dihitung dengan menggunakan formulasi berikut, yang menurut (Hasanuddin,2001):

[ ] [ ]

Pada rumus di atas:


(26)

14

WEEK dapat dihitung dari waktu Julian JD dengan formulasi berikut: [ ]

a. Transformasi Waktu Julian ke Sipil

Waktu Julian juga dapat ditransformasikan ke waktu dalam penanggalan sipil. Seandainya waktu Julian JD diketahui, maka parameter-parameter waktu dalam penanggalan Sipil, yaitu bilangan bulat tahun (Y), bilangan bulat bulan (M), dan bilangan pecahan hari (D), dapat dihitung dengan algoritma berikut ini (Hasanuddin,2001) :

[ ] [ ] [ ]

[ ] Pada rumus – rumus di atas:

[ ] [ ] [ ] [( )]

[ ]

Nama hari dalam suatu minggu dapat ditentukan dari waktu Julian (JD)-nya, melalui parameter N yang dihitung dengan rumus berikut:

[ [ ] ]

Dalam hal ini , N=0 menunjukan hari senin, N=1 hari selasa, N=2 hari rabu, N=3 hari kamis, N=4 hari jum`at, N=5 hari sabtu, dan N=6 hari minggu

2.7. Pawukon

Ilmu wariga satu tahun wuku panjangnya 420 hari, yang terdiri dari 30 wuku dengan panjang 210 hari dikalikan 2. Satu wuku memiliki panjang hari sebanyak 7 yaitu redite, soma, anggara, buda, wrespati, sukra, saniscara. Dalam satu bulan terdapat 5 wuku, jadi jika dihitung 6 bulan didapat dengan jumlah wuku (7 hari x 30 wuku = 210 hari). 1 tahun wuku terdiri dari 2 kali peredaran


(27)

15

wuku yakni (7 hari x 30 wuku x2 =420 hari). Penamaan wuku diambil dari mitologi sang watu gunung, dimana nama-nama wuku diambil dari raja – raja yang telah dikalahkan oleh watugunnug. Berikut ini adalah no wuku nama wuku dan urip dari 30 wuku. Pada tabel 2.1 akan ditampilkan pembagian wuku dengan uripnya.

Tabel 2. 1.Pembagian wuku dengan uripnya Anandakusuma (1979)

No Wuku Urip

1 Sinta 7

2 Landep 1

3 ukir 4

4 kulantir 6

5 tolu 5

6 Gumbreg 8

7 Wariga 9

8 Warigadean 3 9 Julungwangi 7 10 Sungsang 1 11 Dungulan 4 12 Kuningan 6 13 Langkir 5 14 Medangsia 8 15 Pujut 9 16 Pahang 3 17 Klurut 7 18 Merakih 1 19 Tambir 4 20 Medangkungan 6 21 Matal 5

22 Uye 8

23 Menial 9 24 Prambakat 3


(28)

16

25 Bala 7

26 Ugu 1

27 Wayang 4 28 Kelawu 6

29 Dukut 5

30 Watugunung 8 2.8. Wewaran

Sistem wariga dibali, terdapat 10 wewaran di mulai dari eka wara, dwi wara, triwara, catur wara, panca wara, sad wara, asta wara, sanga wara, dasa wara. Untuk mengetahui hari otonan dalam dicari dengan melakukan perhitungan antara sapta wara, pancawara, dan wuku. Pada tabel 2.2 akan ditampilkan pembagian pancawara dengan uripnya dan tabel 2.3 akan ditampilkan pembagian saptawara dengan uripnya.

Tabel 2. 2.Pembagian pancawara dengan uripnya Anandakusuma (1979) no panca wara Urip

1 Umanis 5

2 Pahing 9

3 pon 7

4 Wage 4

5 Keliwon 8

Tabel 2. 3 Pembagian saptawara dengan uripnya Anandakusuma (1979) no sapta wara Urip

1 Redite 5

2 Soma 4

3 Anggara 3

4 buda 7

5 Wraspati 8

6 sukra 6

7 Saniscara 9

2.9. Metode penentuan hari otonan


(29)

17

a. Metode penetuan hari /saptawara

Hari /saptawara didapat dengan membagi bilangan juilan dengan 7. Dimana 7 merepresentasikan banyaknya jumlah hari.

)

Tabel 2. 4.Tabel penentuan saptawara Nohari sapta wara/hari

0 soma/senin 1 anggara/selasa 2 buda/rabu 3 wraspati/kamis 4 sukra/jumat 5 saniscara/sabtu 6 redite/minggu

Pada tabel 2.4 ditampilkan tabel penetuan saptawara. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 7, JD adalah bilangan Julian

b. Metode penetuan pancawara

Pancawara didapat dengan membagi bilangan Julian dengan 5, dimana 5 merepresentasikan banyaknya jumlah pancawara

Tabel 2. 5.Tabel penentuan pancawara Nopanca panca wara

0 Umanis 1 Pahing 2 pon

3 Wage

4 Keliwon

Pada tabel 2.5 ditampilkan tabel penetuan pancawara. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 5, JD adalah bilangan Julian


(30)

18

c. Metode penentuan wuku

Wuku didapat dengan membagi bilangan Julian dengan 210 kemudian hasilnya dibagi 7 karena rentang 1 wuku adalah 7 hari.

Tabel 2.6.Tabel penentuan wuku Nowuku Wuku

21 Sinta 22 Landep 23 ukir 24 kulantir 25 tolu 26 Gumbreg 27 Wariga 28 Warigadean 29 Julungwangi 0 Sungsang 1 Dungulan 2 Kuningan 3 Langkir 4 Medangsia 5 pujut 6 pahang 7 klurut 8 Merakih 9 Tambir

10 Medangkungan 11 matal

12 Uye 13 Menial 14 Prambakat


(31)

19

15 Bala 16 ugu 17 Wayang 18 Kelawu 19 Dukut 20 Watugunung

Pada tabel 2.6 ditampilkan tabel penetuan wuku. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 210, JD adalah bilangan Julian

2.10. Penentuan tanggal otonan

Berikut merupakan metode yang digunakan dalam menentukan tanggal otonan :

a. Metode penetuan tanggal otonan pertama

( )

Pada rumus – rumus diatas :

b. Metode penetuan tanggal otonan kedua

Pada rumus – rumus diatas :


(1)

WEEK dapat dihitung dari waktu Julian JD dengan formulasi berikut:

[ ]

a. Transformasi Waktu Julian ke Sipil

Waktu Julian juga dapat ditransformasikan ke waktu dalam penanggalan sipil. Seandainya waktu Julian JD diketahui, maka parameter-parameter waktu dalam penanggalan Sipil, yaitu bilangan bulat tahun (Y), bilangan bulat bulan (M), dan bilangan pecahan hari (D), dapat dihitung dengan algoritma berikut ini (Hasanuddin,2001) :

[ ] [ ] [ ]

[ ]

Pada rumus – rumus di atas:

[ ] [ ] [ ] [( )]

[ ]

Nama hari dalam suatu minggu dapat ditentukan dari waktu Julian (JD)-nya, melalui parameter N yang dihitung dengan rumus berikut:

[ [ ] ]

Dalam hal ini , N=0 menunjukan hari senin, N=1 hari selasa, N=2 hari rabu, N=3 hari kamis, N=4 hari jum`at, N=5 hari sabtu, dan N=6 hari minggu

2.7. Pawukon

Ilmu wariga satu tahun wuku panjangnya 420 hari, yang terdiri dari 30 wuku dengan panjang 210 hari dikalikan 2. Satu wuku memiliki panjang hari sebanyak 7 yaitu redite, soma, anggara, buda, wrespati, sukra, saniscara. Dalam satu bulan terdapat 5 wuku, jadi jika dihitung 6 bulan didapat dengan jumlah wuku (7 hari x 30 wuku = 210 hari). 1 tahun wuku terdiri dari 2 kali peredaran


(2)

wuku yakni (7 hari x 30 wuku x2 =420 hari). Penamaan wuku diambil dari mitologi sang watu gunung, dimana nama-nama wuku diambil dari raja – raja yang telah dikalahkan oleh watugunnug. Berikut ini adalah no wuku nama wuku dan urip dari 30 wuku. Pada tabel 2.1 akan ditampilkan pembagian wuku dengan uripnya.

Tabel 2. 1.Pembagian wuku dengan uripnya Anandakusuma (1979)

No Wuku Urip

1 Sinta 7

2 Landep 1

3 ukir 4

4 kulantir 6

5 tolu 5

6 Gumbreg 8

7 Wariga 9

8 Warigadean 3

9 Julungwangi 7

10 Sungsang 1

11 Dungulan 4

12 Kuningan 6

13 Langkir 5

14 Medangsia 8

15 Pujut 9

16 Pahang 3

17 Klurut 7

18 Merakih 1

19 Tambir 4

20 Medangkungan 6

21 Matal 5

22 Uye 8

23 Menial 9


(3)

25 Bala 7

26 Ugu 1

27 Wayang 4

28 Kelawu 6

29 Dukut 5

30 Watugunung 8

2.8. Wewaran

Sistem wariga dibali, terdapat 10 wewaran di mulai dari eka wara, dwi wara, triwara, catur wara, panca wara, sad wara, asta wara, sanga wara, dasa wara. Untuk mengetahui hari otonan dalam dicari dengan melakukan perhitungan antara sapta wara, pancawara, dan wuku. Pada tabel 2.2 akan ditampilkan pembagian pancawara dengan uripnya dan tabel 2.3 akan ditampilkan pembagian saptawara dengan uripnya.

Tabel 2. 2.Pembagian pancawara dengan uripnya Anandakusuma (1979)

no panca wara Urip

1 Umanis 5

2 Pahing 9

3 pon 7

4 Wage 4

5 Keliwon 8

Tabel 2. 3 Pembagian saptawara dengan uripnya Anandakusuma (1979)

no sapta wara Urip

1 Redite 5

2 Soma 4

3 Anggara 3

4 buda 7

5 Wraspati 8

6 sukra 6

7 Saniscara 9

2.9. Metode penentuan hari otonan


(4)

a. Metode penetuan hari /saptawara

Hari /saptawara didapat dengan membagi bilangan juilan dengan 7. Dimana 7 merepresentasikan banyaknya jumlah hari.

)

Tabel 2. 4.Tabel penentuan saptawara Nohari sapta wara/hari

0 soma/senin

1 anggara/selasa

2 buda/rabu

3 wraspati/kamis 4 sukra/jumat 5 saniscara/sabtu 6 redite/minggu

Pada tabel 2.4 ditampilkan tabel penetuan saptawara. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 7, JD adalah bilangan Julian

b. Metode penetuan pancawara

Pancawara didapat dengan membagi bilangan Julian dengan 5, dimana 5 merepresentasikan banyaknya jumlah pancawara

Tabel 2. 5.Tabel penentuan pancawara Nopanca panca wara

0 Umanis

1 Pahing

2 pon

3 Wage

4 Keliwon

Pada tabel 2.5 ditampilkan tabel penetuan pancawara. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 5, JD adalah bilangan Julian


(5)

c. Metode penentuan wuku

Wuku didapat dengan membagi bilangan Julian dengan 210 kemudian hasilnya dibagi 7 karena rentang 1 wuku adalah 7 hari.

Tabel 2.6.Tabel penentuan wuku Nowuku Wuku

21 Sinta

22 Landep

23 ukir

24 kulantir

25 tolu

26 Gumbreg

27 Wariga

28 Warigadean 29 Julungwangi

0 Sungsang

1 Dungulan

2 Kuningan

3 Langkir

4 Medangsia

5 pujut

6 pahang

7 klurut

8 Merakih

9 Tambir

10 Medangkungan

11 matal

12 Uye

13 Menial


(6)

15 Bala

16 ugu

17 Wayang

18 Kelawu

19 Dukut

20 Watugunung

Pada tabel 2.6 ditampilkan tabel penetuan wuku. Dimana nohari adalah sisa dari hasil bagi bilangan Julian di bagi 210, JD adalah bilangan Julian

2.10. Penentuan tanggal otonan

Berikut merupakan metode yang digunakan dalam menentukan tanggal otonan :

a. Metode penetuan tanggal otonan pertama

( ) Pada rumus – rumus diatas :

b. Metode penetuan tanggal otonan kedua

Pada rumus – rumus diatas :