ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN KEWENANGAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA PENINGKATAN PENANAMAN MODAL DI KOTA BANDUNG.

ABSTRAK
ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN KEWENANGAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PENANAMAN MODAL
DALAM RANGKA PENINGKATAN PENANAMAN MODAL DI KOTA
BANDUNG
Yuristi Dian Pertiwi
NPM. 110110080304
UU Penanaman Modal menentukan bahwa pelayanan penanaman
modal, baik perizinan maupun non perizinan dilaksanakan melalui
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan pendelegasian wewenang
urusan pemerintahan bidang penanaman modal dari pemerintah kepada
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta pendelegasian
wewenang urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal dari
pemerintah daerah kepada perangkat daerahnya. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan mendapatkan gambaran serta pemahaman
mengenai implementasi Pasal 26 ayat (2) UU Penanaman Modal terhadap
pendelegasian wewenang pelayanan perizinan terpadu satu pintu bidang
penanaman modal di Kota Bandung serta implikasi pelaksanaan
kewenangan tersebut terhadap peningkatan penanaman modal di Kota
Bandung.
Metode pendekatan yang digunakan oleh Penulis dalam penelitian

ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum
yang dilaksanakan melalui penelitian kepustakaan yang dititikberatkan
kepada analisis terhadap peraturan perundang-undangan serta data-data
yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, sehingga penelitian
ini dispesifikasikan ke dalam penelitian yang bersifat deskriptif analitis,
dengan tahap-tahap penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Penelitian ini mengemukakan bahwa Pasal 26 ayat (2) UU
Penanaman Modal tidak diimplementasikan dengan baik dalam
pelaksanaan kewenangan pelayanan perizinan penanaman modal di Kota
Bandung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), serta tidak disertai dengan
adanya dasar pengaturan yang jelas dan tegas, sehingga tujuan PTSP
untuk menyederhanakan pelayanan belum dapat tercapai dengan baik,
yang mengakibatkan penurunan penanaman modal di Kota Bandung.
Oleh karena itu, dalam hal ini, diperlukan adanya perbaikan dalam
pengaturan kelembagaan PTSP bidang penanaman modal agar dapat
mendukung peningkatan penanaman modal di Kota Bandung.

iv


ABSTRACT
ANALYSIS OF ONE STOP SERVICE IMPLEMENTATION FOR
INVESTMENT LICENSING IN THE FRAMEWORK OF INVESTMENT
IMPROVEMENT IN BANDUNG
Yuristi Dian Pertiwi
NPM. 110110080304
Investment Act specifies that investment services, both licensing
and non-licensing, should be implemented through One Stop Service
(OSS) with delegation of authority of administration arrangement in the
investment sector from government to the Investment Coordinating Board
(BKPM) and delegation of authority of local administration arrangement in
the investment sector from local government to its local institutions. This
research is aimed to describe and explain about implementation of Article
26 paragraph (2) of Investment Act in the delegation of authority of OSS
for investment licensing in Bandung and implication of the authority
implementation towards investment improvement in Bandung.
The approach used by Writer in this research is normative juridical
approach method that is a legal research method conducted through
literature research focused on the analysis of legislations and also
supporting data obtained from observations and interviews, so this

research is specified in the analytical descriptive research, with steps of
literature research and field research.
This research analyzes that Article 26 paragraph (2) of Investment
Act is not well implemented in the authority implementation of investment
licensing in Bandung by The Regional Development Planning Board
(Bappeda) and One Stop Service Board (BPPT) and not followed by
explicit regulation. So, it is resulting degradation of investment interest in
Bandung. In this case, there should be a revision in institutional regulatory
for OSS in investment licensing in order to improve investment in
Bandung.

v