PENETAPAN DAERAH MOU BOX 1974 SEBAGAI MARINE PROTECTED AREA (MPA) MENURUT HUKUM INTERNASIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA.

PENETAPAN DAERAH MOU BOX 1974
SEBAGAI MARINE PROTECTED AREA (MPA)
MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK NELAYAN TRADISIONAL
INDONESIA
Sausan Afifah Muti
110110070395
ABSTRAK
Memorandum of Understanding Box 1974 merupakan kesepakatan
antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia yang mengatur
mengenai hak nelayan tradisional Indonesia untuk beroperasi di perairan
Australia. Dalam perkembangannya, pemerintah Australia kemudian
mengubah status Ashmore Reef dan Cartier Island yang merupakan
bagian dari kesepakatan tersebut menjadi kawasan konservasi dan
tertutup bagi aktivitas nelayan tradisional. Sementara itu nelayan
tradisional Indonesia seringkali ditangkap petugas Australia karena
dianggap melintas batas secara ilegal serta tidak memenuhi kesepakatan
pada MOU 1974. Melalui skripsi ini penulis bertujuan untuk mengetahui
status wilayah yang disepakati dalam MOU 1974 serta dasar hukum
Australia dalam mengubah status Ashmore dan Cartier jika dikaji menurut
ketentuan-ketentuan hukum internasional, dan mengetahui apakah upaya

yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hak nelayan tradisional
tersebut.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif dan metode
analisis deskriptif, dengan menganalisa masalah hak nelayan tradisional
serta perkembangan yang terkait dengan MOU 1974 dan
menghubungkannya dengan ketentuan-ketentuan hukum internasional
berupa konvensi-konvensi serta instrumen hukum internasional lainnya
yang terkait dengan permasalahan dalam perkembangan MOU 1974.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari ketentuan zonasi
perairan yang terdapat pada UNCLOS 1982, pemerintah Indonesia dan
Australia dapat membentuk kesepakatan terkait dengan pemanfaatan
sumber-sumber perikanan di ZEE Australia. Dalam hal perubahan status
atas Ashmore Reef dan Cartier Island ada beberapa pedoman menurut
IUCN yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah Australia. Sementara itu,
perkembangan kemudian terjadi baik pada kondisi masyarakat antara lain
dalam peralatan penangkapan ikan, kondisi lingkungan maupun pada
kondisi kawasan MOU 1974. Pemerintah Indonesia sebaiknya kembali
melakukan negosiasi terkait isi kesepakatan pada MOU 1974 sehingga
menjadi sebuah solusi yang baik bagi permasalahan yang dihadapi oleh
kedua negara terutama perlindungan hak nelayan tradisional Indonesia.


iv

THE ESTABLISHMENT OF THE AREA OF MOU BOX 1974
AS MARINE PROTECTED AREA (MPA)
UNDER INTERNATIONAL LAW
AND ITS IMPLICATIONS
FOR THE RIGHTS OF INDONESIAN TRADITIONAL FISHERMEN
Sausan Afifah Muti
110110070395
ABSTRACT
Memorandum of Understanding Box 1974 is an agreement between
the government of Australia and government of Indonesia regulating the
rights of Indonesian traditional fishermen to fish in Australian waters. In its
development, the government of Australia changes the status of Ashmore
Reef and Cartier Island, which is part of the agreement, into conservation
areas and is closed to the traditional fishing activities. Indonesian
traditional fishermen are often arrested by Australian officer because they
cross borders illegally and could not fulfill the agreement based on the
MOU 1974. Through this research the author try to look-into the legal

status of the area covered by the MOU 1974 under international law and
the legal basis of Australia in changing the status of Ashmore and Cartier
according to international law, and the whether there are any possible
efforts to maintain the Indonesian traditional fishermen rights on the area
of MOU 1974.
This research applies normative-juridical approach and descriptive
analysis methods, by analyzing traditional fishing rights issues and the
developments related to the 1974 MOU through the provisions of
international law, conventions and other international legal instruments
related to the development of the MOU 1974.
The result of this research shows that the government of Indonesia and
Australia can pursue an agreement on fishing in the Australia's EEZ based
on the provisions of UNCLOS 1982. In the case of the change of status of
Ashmore Reef and Cartier Island into Marine Protected Areas, according
to IUCN there are some guidelines that can not be met by the Australian
government. Meanwhile, the developments occur in both the conditions of
the community, the environment itself, and the area of MOU 1974. The
Indonesian government should re-negotiate the 1974 MOU in order to
create a win-win solution to the problems that faced by the two countries,
especially for the protection of traditional rights of Indonesian fishermen.


v