Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung.

(1)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA STRATEJIK PADA SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN SUKASARI BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

TARITA MAULIDA NIM : 1204859

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA STRATEJIK PADA SEKOLAH DASAR DI

KECAMATAN SUKASARI BANDUNG

Oleh Tarita Maulida

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pada program studi administrasi pendidikan

© Tarita Maulida 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul : “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Rencana Stratejik pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Bandung ” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terkait keaslian Tesis ini.

Bandung, Agustus 2015


(4)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING I

DR. Hj. AAN KOMARIAH, M.PD NIP. 197005241994022001

PEMBIMBING II

DR. ASEP SURYANA, M.PD NIP. 197203211999031

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DR. Hj. AAN KOMARIAH, M.PD NIP. 197005241994022001


(5)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA STRATEJIK PADA SEKOLAH DASAR DI

KECAMATAN SUKASARI BANDUNG Tarita Maulida/1204859

ABSTRAK

Sekolah dasar harus memiliki sebuah rencana stratejik (renstra) yang mapan, yang didasarkan pada analisis situasi internal dan eksternal, yang dapat mereposisi setiap unsur diluar organisasi yang berpengaruh terhadap implementasinya seperti kepemimpinan transaksional, struktur, budaya, kekuasaan dan kewenangan, pengambilan keputusan, komitmen organisasi, komunikasi, fasilitas, teknologi dan sistem informasi.Permasalahan yang ingin di jawab meliputi: Bagaimana implementasi renstra di sekolah dasar, bagaimana peran kepemimpinan transaksional dalam implementasi renstra di sekolah dasar, bagaimana dukungan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap implementasi renstra di sekolah dasar, seberapa besar pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap implementasi renstra, seberapa besar pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap implementasi renstra, secara simultan, seberapa besar pengaruh kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap implementasi renstra pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan instrument berupa kuesioner/angket. Populasi berjumlah 28 Sekolah Dasar dengan teknik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transaksional berada pada kategori tinggi, pengambilan keputusan kepala sekolah berada pada kategori tinggi, implementasi renstra berada pada kategori tinggi, kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap implementasi renstra, Pengambilan keputusan kepala sekolah berpengaruh terhadap implementasi renstra, dan kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolahi secara simultan berpengaruh terhadap implementasi renstra. Kesimpulannya bahwa kepemimpinan transaksional sudah muncul dan berkategori tinggi, pengambilan keputusan kepala sekolah sudah muncul dan berkategori tinggi, kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah sudah muncul dan berkategori tinggi, kepemimpinan transaksional berpengaruh positif, sangat kuat dan signifikan terhadap implementasi renstra, pengambilan keputusan kepala sekolah berpengaruh positif, sangat kuat dan signifikan terhadap implementasi renstra, Kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah secara bersama – sama berpengaruh positif, sangat kuat dan signifikan terhadap implementasi renstra.

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah kepada seluruh stakeholder sekolah untuk dapat meningkatkan pay attention, berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi, dan lain-lain.

Kata Kunci :manajemenstratejik, rencanastratejik, implementasi, kepemimpinan, kepemimpinan transaksional, pengambilan keputusan.


(6)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF TRANSACTIONAL LEADERSHIP AND PRINCIPAL’S DECISION MAKING TO THE STRATEGIC PLAN

IMPLEMENTATION IN DISTRICT SUKASARI BANDUNG

Tarita Maulida/1204859 ABSTRACT

Elementary schools should have a good-quality strategic plan. The strategic plan underlined by internal and external environment analysis is able to transform every external variable that influences the implementation. Those variables are such as transactional leadership, structure, culture, authority, decision making, organizational commitment, communication, facility, technology, and information system. Therefore, this study was aimed to answer: How strategic plan was implemented at elementary schools; How transactional leadership was performed within strategic plan implementation at elementary schools; How principal’s decision making supported strategic plan implementation at elementary schools; What the influence of transactional leadership to strategic plan implementation was; What the influence of pricipal’s decision making to strategic plan implementation was;Simultaneously, what the influence of transactional leadership and principal’s decision making to strategic plan implementation was. This study employed descriptive quantitative approach with a questionnaire as its instrument. The population of this study was all elementary schools (28 Elementary School) in District Sukasari Bandung and using random sampling. The findings revealed that: the category of transactional leadership was very good; the category of principal’s decision making was very good; the category of strategic plan implementation was very good;transactional leadership influenced the strategic plan implementation; principal’s decision making influenced the strategic plan implementation; transactional leadership and principal’s decision making influenced the strategic plan implementation. It can be concluded therefore that: transactional leadership has emerged and in high category, pricipal’s decision making has appeared and in high category, transactional leadership and principal decision making has appeared and in high category, transactional leadership had a positive and significant influence to the strategic plan implementation strongly; principal’s decision making had a positive and significant influence to the strategic plan implementation strongly; simultaneously, transactional leadership and principal’s decision making had a positive and significant influence to the strategic plan strongly. It was therefore recommended that stakeholders should, increasing pay attention, actively participate inprofessional organizations, etc.

Keywords :strategic management, strategic plan, implementation, leadership, transactional leadership, decision making.


(7)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 117) mendefinisikan populasi sebagaiwilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti dengankarakteristik yang dapat dikatakan sama sehingga dapat digeneralisasikan hasilpenelitian yang dilakukan terhadap populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kecamatan Sukasari Bandung yang berjumlah 28 Sekolah Dasar.(Tabel 3.1). Penelitian ini tidak mengkaji seluruh unit populasi yang diteliti, karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Dengan demikianpenelitian ini merupakan penelitian sampel. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 118)sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan agar hasil kesimpulan penelitian dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi, maka sampel yang diambil harus benar-benar representative.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling. Adapun yang menjadi sumber data atau responden adalah kepala sekolah, guru, kepala tata usaha dan komite sekolah.

Tabel 3.1

Distribusi unit sampel penelitian No. Nama Sekolah

1 SDN Isola 1 2 SDN Isola 2

3 SDN Cirateun Kulon 4 SDN Gegerkalong Girang 1 5 SDN Gegerkalong Girang 2 6 SDS Lab-Percontohan UPI 7 SDN Gegerkalong KPAD 1


(8)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lanjutan Tabel 3.1

No. Nama Sekolah 8 SDN Gegerkalong KPAD 2 9 SDS Bianglala

10 SDS Miftahul Iman 11 SDN Sukarasa 1 12 SDN Sukarasa 3 13 SDN Sukarasa 4 14 SDN Harapan 1 15 SDN Harapan 2 16 SDN Cipedes 1 17 SDN Cipedes 2 18 SDN Cipedes 5 19 SDS Aloysius 20 SD Islam Al Azhar 21 SDN Cijerokaso 22 SDPN Setia Budi 23 SDS Pelita Nusantara 24 SDN Cilandak 25 SDN Sarijadi 3 26 SDN Sarijadi 4 27 SDN Sarijadi 5 28 SDN Sarijadi 7


(9)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.3. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah,menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Dengan menggunakan metode deskriptif, maka akan menghasilkan data faktual yang diolah secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik maupun secara kualitatif (berdasarkan interprestasi hasil-hasil penelitian).

Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat dan akurat serta gambaran korelasi dari pengaruh kepemimpinan transaksional (X ) dan pengambilan keputusan kepala sekolah (X ), terhadap implementasi renstra (Y) pada sekolah dasar di Kecamatan Sukasari Bandung.

Rx1x2y

rx2y rx1y Kepemimpinan

Transasksional (X1)

Pengambilan Keputusan

(X2)

Implementasi Renstra (Y)


(10)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik penelitian dengan metode deskriptif pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang actual yang ada pada masa sekarang.

2. Data yang diperoleh mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa (metode analitik).

3. Analisis data dilakukan secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik. 4. Menggunakan makna di balik data.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional atau operasionalisasi variabel adalah upaya menerjemahkan sebuah konsep variabel ke dalam instrumen pengukuran. Maksud dari definisi operasional tersebut adalah untuk memberikan kejelasan makna bagaimana menggunakan definisi-definisi tersebut dalam penelitian ini. Menurut Masri Singarimbun (2003, hlm. 46-47) pengertian definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur variabel.

Definisi operasional variabel dapat didasarkan pada satu atau lebih sumber atau referensi yang berbeda, mengingat tidak semua rujukan yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan konteks.Berdasarkan kajian pustakadi bab sebelumnya, definisi operasional dalam penelitian ini diperoleh dari langkah-langkah penjabaran definisi beberapa ahli.

3.4.1 Implementasi Stratejik

Implementasi stratejik menurut Bryson (2004, hlm. 51) adalah:

The organization must build into action plans enough sponsor, champions, and other personnel- along with enough time,money, attention,administrative, and support service,and other resources -to ensure succesfull implementation

Untuk memastikan kesuksesan implementasi, organisasi harus melaksanakan kegiatan dengan cukup dukungan, prestasi, dan personel lain dengan cukup waktu, uang, perhatian, administrasi, serta dukungan layanan dan sumber daya lainnya. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003, hlm. 17)


(11)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi stratejik merupakan “proses berbagai strategi dan kebijakan berubah

menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur”.

Berdasarkan definisi teori dari para ahli, yang dimaksud implementasi stratejik dalam penelitian ini adalah pelaksanaan rencana stratejik (renstra) yang dilihat dari pengembangan program, pengembangan system dan prosedur yang digunakan, serta pengembangan anggaran yang tersedia.

3.4.2 Kepemimpinan Transaksional

Transactional Leadership menurut Bertocci (2009, hlm. 58):

Transactional leader creates clear organizational and reporting channels and communicates what is required to complete the task (achieve the goal) and the rewards that they get for following orders. The leader relies on contingent reward and management by exception. Bahwa pemimpin menciptakan saluran organisasi dan pelaporan yang jelas dan mengkomunikasaikan apa yang dibutuhkan oleh anggotanya dalam menyelesaikan tugas (mencapai tujuan organisasi) dan penghargaan yang mereka dapatkan berdasarkan contingent reward dan management by exception.

Untuk mendukung definisi tersebut, salah satu komponen Transformational Leadership (Individualize Consideration) menggambarkan bahwa pemimpin memahami dan mengakui perbedaan individu dalam hal kebutuhan dan keinginan serta kemampuan dari setiap anggotanya.Oleh karenanya, penting bagi pemimpin mempunyai pertimbangan individu (Individualize Consideration)untuk mengembangkan potensi setiap anggotanya mencapai level yang lebih tinggi.Hal ini sesuai dengan yang ditulis oleh Bass dan Riggio (2006, hlm. 7) “Transformational leaders payspecial attention to each individual follower’s needs for achievementand growth by acting as a coach or mentor”.

Selain komponen Individualized Conderation dalam Transformational Leadership, Commitment to the Growth of the People adalah salah satu karakteristik dari Servant Leadership yang mempunyai kemiripan dengan karakteristik kepemimpinan transaksional. Menurut Spears (2002, hlm. 7) bahwa setiap individu memiliki nilai intrinsik di luar kontribusi nyata mereka sebagai pekerja.Dengan demikian, servant leader berkomitmen untuk pertumbuhan


(12)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masing-masing dari setiap individu dalam lembaganya dan mengakui tanggung jawab yang besar untuk melakukan segala sesuatu dalam kekuasaannya untuk memelihara pengembangan pribadi,profesional, danspiritual anggotanya.

Dengan demikian definisi kepemimpinan transaksional dalam penelitian ini adalah kemampuan pemimpin mendelegasikan wewenang kepada anggotanya untuk menyelesaikan tugas (achieve the goal) lembaga dengan bergantung pada pemberian penghargaan bagi yang mencapai kinerja tinggi (contingent reward), mengamati dan memperbaiki kinerja anggotanya (management by exception), memberikan perhatian khusus secara individu (individualized consideration) dan mempunyai komitmen untuk pengembangan setiap individu dalamlembaga (commitment to the growth of people).

3.4.3 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut Robbins (2003, hal. 69):

Decision making that is, they make choices from among two or more alternatives.

Keputusan diambil dengan membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif. Pengambilan keputusan dilakukan sebagai jawaban atau reaksi dari timbulnya masalah, yaitu sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang diinginkan yang mengharuskan kita mempertimbangkan alternatif-alternatif tindakan. Senada dengan Adair (2007, hlm. 1) pengambilan keputusan adalah mengenai tindakan apa yang harus diambil dan biasanya melakukan pilihan diantara beberapa opsi. Sedangkan Kondalkar (2007, hlm. 121) mengemukakan bahwa keputusan adalah mempelajari berbagai alternatif dan memilih alternatif terbaik untuk memecahkan masalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dengan demikian definisi pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah memilih tindakan terbaik dari beberapa alternatif pilihan pemecahan masalah dengan menggunakan model dan strategi pengambilan keputusan serta berpijak pada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan.


(13)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuisioner.Kuisioner dimaksudkan untuk menjaring data tentang sikap Kepemimpinan Transaksional, Pengambilan Keputusan, dan implementasi renstra. Kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (lihat Arikunto, 2006, hlm. 128). Adapun alasan penyusunan menggunakan kuisioner, karena kuisioner merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang efisien dan efektif untuk keadaan responden yang cukup banyak.

Dalam penyusunan instrumen penelitian digunakan model dari Rensis Likert.Menurut Sugiyono (2012, hlm. 134), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dengan menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan sub indikator. Kemudian sub indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Adapun skala option dan pembobotan yang digunakan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Pembobotan Option

No Option Skor

1. SL ( Selalu) 5

2. SR (Sering) 4

3. KD (Kadang-kadang) 3

4. JR ( Jarang) 2

5. TP (Tidak Pernah) 1

Responden dipersilahkan untuk menjawab pernyataan yang diajukan dalam kusioner, sesuai dengan keadaan mengenai sikapnya terhadap Kepemimpinan Transaksional, Pengambilan Keputusan dan implementasi renstra.Isi kuisioner dikembangkan sertamengacu kepada teori yang mendasarinya. Adapun kisi-kisi yang dikembangkan seperti yang disajikan pada tabel berikut:


(14)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Implementasi Renstra

Pada penelitian ini, variabel Implementasi Renstra diukur dalam tiga indikator, yaitu 1)pengembangan program, 2) prosedur dan 3) anggaran. Kisi-kisi instrumen untuk variabel ini dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item Implementasi Renstra

Strategy implementation is the action thatconverts the strategic plan into reality and

accomplish-ment(Alkhafaji 2003: 182)

Implementasi Strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran da nprosedur (Hunger dan Wheelen:2003, Hal. 17)

The organization must build into action plans enough sponsor, champions, and other personnel- along with enough time,money, attention,administrative and support service,and other resourcesto ensure succesfull implementation (Bryson: 2004, Hal. 51)

The three key building blocks will yield effective strategy implementation :

Pengemba-ngan program

Tujuan

- Seluruh program yang tertuang di dalam renstra dapat terlaksana sesuai dg tujuan sekolah

- Setiap kegiatan yang dilaksanakan terdapat di dalam renstra sekolah

1

2

Prioritas

- Capaian program kegiatan lebih mengutamakan aspek penyelesaian dari pada aspek ketercukupan

- Program yang berhubungan dengan kepentingan siswa menjadi prioritas 3 4 Waktu

- Program kerja dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu pelaksanaannya

- Program yang dilaksanakan dapat selesai tepat pada waktunya

5

6

Sumber daya

- Sekolah memiliki fasilitas lengkap dalam mendukung

pelaksanaan program kegiatan

- Kemampuan sumber

7


(15)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

managing change, managing structure, and managing culture (Certo: 1995, Hal. 111)

The implementation of the strategic plan should be on identifying the changes— the skills needs, systems and structures, and organization culture change. The strategic plan must be converted

into an annualoperating plan, with a supporting annual budget

(Allison & Kaye: 2005, Hal. 287)

The key elements of successful strategic implementation are:

1. Resources (physical resources, human resources, system and prosedures, and financial resources) 2. Monitoring

(monitoring framework) 3. Rolling operational

plan (program) 4. Managing individual

performance 5. Commitment and

motivation 6. Structure

(Courtney: 2002, Hal. 210)

Strategic implementation has three elements:

1. organisational structure and systems

daya manusia menjadi prioritas dalam pelaksanaan program Pengemba-ngan Prosedur Struktur

- Setiap program kegiatan ada

penanggung jawabnya yang tersusun dalam kepanitiaan

- Pembagian kerja berdasarkan kompetensi yang dimiliki 9 10 Strategi

- Program yang tertuang di dalam renstra disosialisasikan kepada seluruh stakeholder sekolah

- Strategi pelaksanaan program kegiatan dipercayakan kepada penanggung jawab dalam pelaksanaannya

- Program yang

dijalankan berorientasi pada efisiensi biaya dalam pelaksanaannya

11

12

13

Model

- Program kegiatan melibatkan seluruh stakeholder sekolah

- Seluruh personel sekolah mendukung setiap program sekolah

14

15

Pedoman

- Setiap program kegiatan memiliki prosedur pelaksanaan

- Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan tertuang jelas dan terperinci dalam rencana program 16 17 Pengemba-ngan Anggaran Darimana Anggaran kegiatan program bersumber dari pemerintah dan masyarakat

18


(16)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. staff and change

resources

(Fidler: 2002, Hal. 19)

Implementasi renstra dalam penelitian ini adalah pelaksanaan rencana stratejik (renstra) yang dilihat dari pengembangan program, pengembangan system dan prosedur yang digunakan, serta

pengembangan anggaran yang tersedia.(Peneliti: 2015)

Untuk Apa

- Setiap kegiatan diawali dengan proposal kegiatan yang di dalamnya terdapat rencana anggaran egiatan

- Program kegiatan disesuaikan dengan dana yang tersedia

19

20

Pelaporan

- Setiap kegiatan diakhiri dengan laporan kegiatan yang di dalamnya terdapat laporan anggaran kegiatan yang terpakai

- Setiap dana yang keluarharusdi-pertanggungjawabkan

21

22

2. KepemimpinanTransaksional

Indikator yang mengukur kepemimpinan transaksional kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Bandung, yakni: 1) delegating, 2) contingent reward, 3) management by exception, 4) individualized consideration, 5) commitment to the growth of people. Kisi-kisi untuk variabel ini dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4

Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item

Kepemimpinan Transaksional

Transactional leadership occurs when the leader rewards or disciplines a follower depending on the

adequacy of the follower’s

performance. Component of Transactional Leadership:

Delegating

Kemampuan

Kepala sekolah

mendelegasikan kegiatan atau program tertentu kepada guru atau staff yang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikanya 1 Kemauan Kepala sekolah mendelegasikan kegiatan 2


(17)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item - Contingent Reward

- Management by Exception

- Laissez-faire leadership (Avolio & Bass: 2003, Hal. 3)

Transactional leader creates clear organizational and reporting channels and communicates what is required to complete the task (achieve the goal) and the rewards that they get for folowing orders. The leader relies on contingent reward and management by exception. (Bertocci :2009, Hal. 58)

Transactional leadership identifies what followers want or prefer and helps them achieve a level of performance that results in rewards that satisfy them. The leader relies on contingent reward and on management by exception (Gibson et. al: 2009, Hal. 355)

Transformational leadership involves inspiring follower to commit to a shared vision and goal for an organization or unit, challenging them to be innovative problem

solver developing follower’s

leadership capacity via coaching, mentoring and provision of both chalenge

atau program tertentu kepada guru atau staff yang punya kemauan untuk memnyelesaikanya

Tanggung Jawab

- Kepala sekolah melakukan pelimpahan tugas kepada beberapa guru/staff dibidang kurikulum, kesiswaan dan keuangan - Kepala sekolah

memberi tanggung jawab kepada guru/staf untuk membuat keputusan penting tentang pekerjaan mereka 3 4 Contingent Reward Agreement

- Kepala sekolah memberi pedoman kerja kepada guru dan staff untuk

dilaksanakan

- Kepala sekolah memberi instruksi yang jelas ketika memberikan tugas kepada guru/staff

5

6

Promises

- Kepala sekolah menjanjikan imbalan baik berupa promosi jabatan/tugas maupun dalam bentuk lainya kepada guru/staf yang mampu menyelesaikan tugas/program yang sulit/kompleks

- Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru/staff yang berkinerja baik 7 8


(18)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item

and support. (Bass & Riggio :2006, Hal. 4)

Servant Leadership emphasized

increasedservice to others, a holistic approach to work, building a sense of

community and the sharing of power in decision making. (Spears & Lawrence: 2004, Hal. 4)

Gaya kepemimpinandapat di kelompokkankedalamempat kategori yang

berbedadariperilakuperintah danperilakupemberiandukun gan :

- Arahan(telling)

- Kooordinasi(selling)

- Partisipasi(participating)

- Delegasi(delegating) Situasional dari Hersey & Blanchard dalam Peter G. Northouse (2013: 96)

kepemimpinan transaksional dalam penelitian ini adalah kemampuan pemimpin mendelegasikan wewenang kepada anggotanya untuk menyelesaikan tugas (achieve the goal) lembaga dengan bergantung pada pemberian penghargaan bagi yang mencapai kinerja tinggi (contingent reward),

mengamati dan memperbaiki kinerja anggotanya

(management by exception),

Manage-mentby Exception

Aktif

- Kepala sekolah melakukan tindakan perbaikan atas kesalahan yang dilakukan guru/staff

- Kepala sekolah mengawasi secara langsung kinerja guru/staff agar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

9

10

Pasif

- Kepala sekolah memantau kesalahan yang dilakukan guru/staff

- Kepala sekolah memberi peringatan dan sangsi apabila guru/staf melakukan kesalahan 11 12 Individual-ized Considerati -on Menerima perbedaan individu

- Kepala sekolah memberitugas kepada guru/staff sesuai dengan kemampuan masing-masing

- Kepala sekolah memberikan penilaian kepada guru/staff secara obyektif 13 14 Komunikasi dua arah Kepala sekolah

meluangkan waktu untuk mendengarkan setiap masukan dan keluhan dari guru/staff 15 Manage-ment by working arround Kepala sekolah memperhatikan ketersediaan sarpras yang memadai untuk mendukung pekerjaan guru/staff

16

Interaksi Kepala sekolah 17


(19)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item

memberikan perhatian khusus secara individu (individualized consideration) dan

mempunyai komitmen untuk pengembangan setiap individu dalamlembaga (commitment to the growth of people). (Peneliti: 2015 )

personal menciptakan hubungan kerja yang terbuka dan wajar dengan setiap guru dan staff Teaching and coaching Kepala sekolah memberikan pelayanan kepada guru dan staff sebagai supervisor

18

Commit-ment to the growth of people Memelihara pengemba-ngan personel anggota

- Kepala sekolah memperhatikan kesejahteraan guru dan staff

- Kepala sekolah memberi perhatian kepada guru/staff yang mempunyai masalah

- Kepala sekolah sering bertanya tentang keluarga guru/staff setiap bertemu dengan mereka 19 20 21 Memelihara pengemba-ngan profesional anggota Kepala sekolah memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staff dalam rangka pengembangan kegiatan pengajaran 22 Memelihara pengemba-ngan spiritual anggota

- Kepala sekolah mengadakan kegiatan pengajian bersama guru dan staff

- Kepala sekolah

melakukan do’a

bersama di ruang guru sebelum melakukan PBM

23

24


(20)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan pada Sekolah Dasar di kecamatan Sukasari diukur dalam tiga indikator, yakni 1) model, 2) strategi, dan 3) dasar/pijakan. Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan peneliti untuk menggali data dari responden seperti yang tampak pada tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5

Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item

Pengambilankeputusan Pengambilan keputusan melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan masalah tertentu (Stoner and Wankel: 2003, Hal. 205) Pengambilan keputusan dilakukan oleh individu atau melalui pertemuan dengan menggunakan akal sehat melalui serangkaian langkah – langkah logis. (Everard et. al: 2004, Hal. 7)

Decision making is about deciding what action to take: it usually involve choice between option. The object of problem solving is usually a solution, answer and conclution (Adair: 2007, Hal. 1) Decision is studying various alternative and selecting the best alternative to the problem. Factors affecting decision:

- Information

- Bias

- Personal habits

Model

Rasional

- Menentukan program sekolah dilakukan melalui proses pengenalan dan perumusan terhadap masalah yang dihadapi oleh sekolah.

- Alternatif pemecahan masalah dibuat dan diidentifikasi untuk menentukan

program/kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi sekolah.

- Alternatif

program/kegiatan sekolah dievaluasi untuk menilai layak atau tidak

program/kegiatan diimplementasikan oleh sekolah.

- Program sekolah yang ditetapkan merupakan keputusan organisasi/lembaga sekolah untuk diimplementasikan 1 2 3 4 Intuisi

Keputusan di sekolah dilakukan berdasarkan intuisi 5 Strategi Formal/in-formal

- Proses pengambilan keputusan di sekolah dilakukan melalui rapat formal.

- Proses pengambilan keputusan di sekolah dilakukan secara informal

6

7

Konsisten/ sustainability

- Pengambil keputusan beserta anggotanya konsisten terhadap keputusan yang dihasilkan.

- Setiap keputusan harus

8


(21)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item - Time constraints

- Risk taking

(Kondalkar: 2007, Hal. 121)

Decision means to achieve some result or to solve some problem; outcome of a process influenced by many forces (Gibson et. al: 2012, hal. 466) Pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternatif. Model pengambilan

keputusan; rasional & intuisi (Robbins & Timothy: 2015, Hal. 110)

definisi pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah memilih tindakan terbaik dari beberapa alternatif pilihan pemecahan masalah dengan menggunakan model dan strategi pengambilan keputusan serta berpijak pada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan (Peneliti: 2015)

dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

- Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya 10 Maximize potential

- Meminta saran dan pendapat dari anggota dalam setiap pengambilan keputusan yang

menyangkut kepentingan banyak orang.

- Mengkomunikasikan ide-ide yang disampaikan oleh anggota sekolah.

- Menjalin komunikasi yang efektif dengan sesama anggota sekolah.

- Memberi perhatian lebih kepada kelompok yang kurang sukses dalam bekerja.

- Mendiskusikan masalah yang terjadi di dalam organisasi untuk mencari solusinya. 11 12 13 14 15 Dasar/Pi-jakan Informasi

- Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan informasi yang tersedia.

- Informasi yang memadai dan relevan dengan masalah yang dihadapi sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan efektif.

- Fakta, data serta angka diolah untuk memberikan informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan 16 17 18 Personal habits

- Tidak saling memaksakan kehendak dalam

memutuskan/menentukan suatu program.

- Keberhasilan dan

kegagalan suatu keputusan adalah tanggung jawab bersama.

19

20

Keterbatasan waktu

- Waktu merupakan faktor penting dalam membuat sebuah keputusan.

- Pengambilan keputusan

21

22


(22)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub

Indikator Pernyataan intrumen

No Item

efektif dilakukan sesuai dengan jadwal/waktu yang telah ditetakan.

- Pembatasan waktu dalam proses pengambilan keputusan sangat diperlukan untuk menghindari pengaruh eksternal yang tidak diharapan

23

Resiko yang diambil

- Besarnya resiko dalam pengambilan keputusan selalu dipertimbangkan secara sadar.

- Resiko pengambilan keputusan dapat mempengaruhi

organisasil/lembaga dapat juga tidak mempengaruhi organisasi/lembaga.

- Pengambilan keputusan yang beresiko tinggi memerlukan upaya dan waktu yang lebih banyak agar keputusan yang diambil benar-benar sesuai.

24

25

26

Aturan

- Pengambilan keputusan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

- Pengambilan keputusan memperhatikan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi

27

28

3.6.Proses Pengembangan Instrumen

Kegiatan pengembangan instrument ini melalui beberapa tahapan, yaitu: (a) membuat definisi operasional dari masing-masing variabel (lampiran 3.2), (b) menyusun indikator dan sub indikator variabel, (c) menyusun kisi-kisi instrument penelitian (lampiran 3.3), (d) menyusun instrument penelitian(lampiran 3.4), (e) melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument, (f) perbaikan instrument, (g) penyebaran instrumen


(23)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7. Uji ValiditasInstrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya, serta ditujukan agar hasil penelitian yang dilakukan berkualitas tinggi. Instrumen yang validadalah instrument yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012 hlm. 75).

Jumlah responden uji coba sebanyak 12 orang guru Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI. Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPItermasuk ke dalam populasi dan bagian dari sampel penelitian ini.

Pengujian validitas dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Momentterhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y, seperti yang diungkapkan Sugiono, dalam Akdon(2008, hlm. 144)

( ( (

√[ ( ][ ( ]

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi product moment

n = Jumlah responden ∑XY = Jumlah perkalian Y ∑X = Jumlah skor tiap butir ∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah skor X dikuadratkan ∑Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono,dalam Akdon (2008, hlm. 144) yaitu:


(24)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel) untuk a= 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2), dengan keputusan, jika t hitung>t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung<t tabel, berarti tidak valid.

Instrumen variable implementasi rencana stratejik terdiri dari 22 butir/item pernyataan positf maupun negatif.Instrument tersebut telah diujicobakan kepada 12 orang guru dengan hasil uji coba seperti pada lampiran 6.Analisis data menunjukan hasil bahwa 22 butir/item pernyataan dinyatakan valid.

Instrumen variable kepemimpinan transaksional terdiri dari 24 butir/item pernyataan positif maupun negatif.Instrument tersebut telah diujicobakan kepada 12 orang guru dengan hasil uji coba seperti pada lampiran 6.Analisis data menunjukan hasil bahwa 24 butir/item pernyataan dinyatakan valid.

Instrumen variable pengambilan keputusan terdiri dari 28 butir/item pernyataan positif maupun negatif.Instrument tersebut telah diujicobakan kepada 12 orang guru dengan hasil uji coba seperti pada lampiran 6.Analisis data menunjukan hasil bahwa 28 butir/item pernyataan dinyatakan valid.

3.8. Uji Reliabilitas Instrumen

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus reliable. Reliable merujuk kepada keadaan kekonsistenan instrument dalam memperoleh hasil yang sama saat dilakukan penelitian kembali pada waktu yang berbeda. Sebagaimana Cohen (2007, hlm. 146) “a reliable instrument for a piece of research will yield similar data from similar respondents over time”.

Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung reliabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown berikut:


(25)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mencari r tabel apabila dengan a=0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-1)

2) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel dengan kaidah

pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r11> rtabel berarti item angket

reliable, sebaliknya jika r11< r tabel berarti item angket tidak reliabel.

Dalam penelitian ini uji realibitas dilakukan melalui bantuan komputer dengan menggunakan program IBM SPSS 20 for windows.

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen

No Variabel r Alpha r kritis Keterangan

1 Implementasi Renstra 0,95 0,440 Reliabel 2 Kepemimpinan

Transaksional 0,98

0,440

Reliabel 3 Pengambilan Keputusan 0,98 0,440 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas intrumen, menunjukkan nilai koefisien Crombach Alpha untuk ketiga variabel seluruhnya diatas adalah lebih dari 0,440 yaitu r alpha untuk variabel implementasi renstra (Y) sebesar 0,95, r alpha untuk Kepemimpinan Transaksional (X1) sebesar 0,98, dan r alpha untuk variabel Pengambilan Keputusan (X2) sebesar 0,98. Seluruhnya memiliki reliabilitas tinggi, dengan demikian ketiga instrumen ini dinyatakan handal (reliabel) sehingga memiliki dasar pengambilan keputusan hasil penelitian.

3.9.Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas teknik pengumpulan data.Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen sebagaimana yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, sedangkan kualitsas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Alasan memilih teknik ini adalah karena populasi penelitian


(26)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebar di wilayah yang luas serta dengan jumlah responden yang cukup besar (Sugiyono, 2012, hlm. 199).

Adapun jenis kuesioner yang dipilih adalah angket tertutup yaitu responden menjawab pernyataan dengan memilih alternatif jawaban yang telah tersedia. Angket tertutup juga membantu responden untuk menjawab pernyataan dengan cepat dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul (Sugiyono, 2012, hlm. 201)

3.10. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (MWS), sebagai berikut:

̈ Keterangan:

̈ = skor rata-rata yang dicari

= jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N= jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan table 3.7 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.7

Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Skor Kategori

4,26-5,00 Sangat Tinggi 3,51-4,25 Tinggi 2,76-3,50 Cukup 2,01-2,75 Kurang 0,00-2,00 Sangat Kurang


(27)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau nonparametrik.Untuk data parametrik, data yang dianalisis untuk berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal.Pengujian ini bertujuan untuk ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program IBM SPS 20 for windows, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.

( Keterangan:

X²= Chi Kuadrat yang dicari O₁= Frekuensi hasil penelitian E₁= Frekuensi

Tabel 3.8

Hasil Uji Normalitas Data

No Variabel X2n X2tabel Kesimpulan

1 Kepemimpinan Transaksional

(X1) 0,10 0,05

Normal

2

Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah (X2)

0,12 0,05 Normal


(28)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians mengasumsikan bahwa skor-skor variabel terikat (Y) yang berpasangan dengan setiap kelompok skor variabel bebas (X) memiliki varians yang homogen.

Hipotesis

 Ho: tidak terdapat perbedaan variansi

 Ha: terdapat perbedaan variansi. Dasar Pengambilan Keputusan

Dengan melihat angka probabilitas, dengan aturan:

 Probabilitas Sig >0,05, maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat perbedaan variansi.

 Probabilitas Sig < 0,05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan variansi.

Jika hasil uji homogenitas dimana nilai signifikansi alpha lebih dari 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah data homogen.

Tabel 3.9

Hasil Uji Homogenitas Data

No Variabel Nilai

Probabilitas

Nilai

α Kesimpulan

1 Kepemimpinan

Transaksional (X1) 0,10

0,05 Homogen

2

Pengambilan Keputusan

Kepala Sekolah (X2) 0,10 0,05 Homogen

3

Implementasi Renstra

(Y) 0,10 0,05 Homogen

c. Uji Linearitas Data

Uji linearitas dalam penelitian ini diperlukan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan yang linier (garis lurus atau searah) antara masing-masing varibel bebas dengan variabel terikatnya. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian linearitas data meliputi


(29)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data Kepemimpinan Transaksional, Pengambilan Keputusan, dan implementasi renstra. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat maka dilakukan uji hipotesis, yakni:

Ho: Tidak terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji. Ha: Terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji Adapun untuk kriteria pengujian hipotesis diatas adalah sebagai berikut: Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha diterima.

Uji linearistik dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linearity untuk XΌ terhadap Y serta X΍ terhadap Y. Apabila nilai signifikasi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

Tabel 3.10 Hasil Uji Linieritas

No Variabel Linearity Signifikansi Kesimpulan

1 X1 atas Y 0.000 0.05 Linear

2 X2 atas Y 0.000 0.05 Linear

d. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun cara-cara yang digunakan dalam uji Hipotesis ini antara lain:

1) Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha menemukan kekuatan hubungan antar variabel.Analisis korelasi berkaitan erat dengan analisis regresi.Beberapa perhitungan dalam analisis regresi dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis korelasi.

Mencari koefisien korelasi antar variabel yang dijelaskan sebagai berikut:

 Menguji hipotesis pengaruh Kepemimpinan Transaksional(Xı) terhadap implementasi renstra (Y)


(30)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama kali yang harus dilakukan menguji kolerasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional terhadap implementasi renstra.

Ha : terdapat pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional terhadap implementasi renstra

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan SPSS 20.0

 Menguji hipotesis pengaruh Pengambilan Keputusan(X2) terhadap implementasi renstra (Y)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara PengambilanKeputusan terhadap implementasi renstra

Ha : terdapat pengaruh antara Pengambilan Keputusan terhadap implementasi renstra

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan SPSS 20.0

 Menguji hipotesis pengaruh Kepemimpinan Transaksional (X ) dan Pengambilan Keputusan (X2) terdapat implementasi renstra (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji kolerasi antar variabel dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional dan Pengambilan Keputusan terhadap implementasi renstra. Ha : terdapat pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional dan

Pengambilan Keputusan terhadap implementasi renstra. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan SPSS 20.0

Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan tabel sebagai berikut:


(31)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600-0,799 Tinggi

0,400-0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

0,001- 0,199 Sangat Rendah

Mencari Koefisien determinasi yang dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:

KD= r² x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r² = Koefisien Korelasi

2) Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mencari pola hubungan fungsional antara beberapa variabel. Dalam hal ini Sudjana (2004):

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, sewajarnya untuk dipelajari cara bagaiMANa variabel-variabel itu berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel.Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.

Dengan kata lain analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila variabel independen (variabel X1 dan variabel X2) diubah. Adapun analisis regresi yang digunakan dalampenelitian ini yaitu regresi sederhana dan ganda.Regresi sederhana dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiono (2008, hlm. 218-219) sebagai berikut:


(32)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y= a + Bx

Keterangan:

Y = subjek dalam varibel dependen yang diprediksikan

X = subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu a = konstansta (harga Y bila X = 0)

b = menujukkan perubahan arah atau koefisien regresi.

Sedangkan untuk menghitung persamaan regresi ganda menggunakan rumus yang akan dijelaskan selanjutnya. Ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah (Sugiono, 2008, hlm. 267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:

Y =a + b X + b X Keterangan:

Y= nilai yang diprediksikan a = konstansta

b = koefisien regresi independen 1 b = koefisien regresi independen 2 X = nilai variabel independen 1 X = nilai variabel independen 2

Perhitungan analisis kolerasi dan analisis regresi dilakukan menggunakan programIBM SPSS 20 for windows.


(33)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Rencana Stratejik pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukasari Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan dengan merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini.

Kepemimpinan transaksional pada Sekolah Dasar secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator kepemimpinan transaksional yaitu: (1) indikator delegating kepala sekolah terhadap anggotanya memncapai skor yang tinggi, (2) indikator contingent reward mengenai kesepakatan antara pimpinan dan bawahan mencapai skor yang tinggi. (3) indikator management by exception kepala sekolah terhadap bawahannya mempunyai skor yang tinggi, (4) perhatian individu (individual consideration) pimpinan terhadap bawahan memiliki skor yang tertinggi, dan (5) komitmen kepala sekolah terhadap pengembangan bawahannya memiliki skor yang cukup. Hal Ini berarti bahwa personel Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukasari Bandung terutama para kepala sekolah telah menunjukkan sikap yang sesuai dengan indikator-indikator kepemimpinan transaksional.

Pengambilan keputusan pada Sekolah Dasar secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator pengambilan keputusan yaitu: (1) model dalam hal model pengambilan keputusan yang digunakan memiliki skor yang tinggi, (2) strategi dalam pengambilan keputusan memiliki skor yang tinggi, dan (3) dasar pengambilan keputusan memiliki skor yang tinggi. Hal ini berarti bahwa personel sekolah dasar terutam para kepala sekolah dasar di Kecamatan Sukasari Bandung mampu melaksanakan pengambilan keputusan yang sesuai dengan indikator-indikator pengambilan keputusan.


(34)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator implementasi renstra yaitu: (1) pengembangan program pada ketepatan dalam penyelesaian program-program madrasah memiliki skor yang tinggi, (2) pengembangan prosedur, terutama dalam hal adanya penanggung jawab pada setiap program sekolah memiliki skor tertinggi, dan (3) pengembangan anggaran. terutama dalam hal terdapat laporan keuangan pada setiap pelaksanaan program kegiatan, yang artinya adanya pertanggungjawaban terhadap setiap penggunaan dana memiliki skor yang cukup. Hal ini berarti bahwa sekolah dasar di Kecamatan Sukasari Bandung telah melaksanakan perencanaan starejiknya dengan cukup baik dan bisa dikatakan cukup efektif.

Kepemimpinan transaksional memberikan pengaruh yang positif serta signifikan terhadap implementasi renstra yang berkoefisien korelasi sangat kuat. Hal ini memiliki makna bahwa semakin baik kepemimpinan transaksional maka implementasi renstra akan semakin efektif. Pemimpin transaksional mampu memberdayakan potensi bawahanya untuk melaksanakan program – program lembaga dengan memberi fasiltas dan memperhatikan kebutuhan pribadinya dengan tetap mengedepankan kejujuran dan keadilan. Pada taraf implementasi, kepemimpinan yang menerapkan pendekatan transaksional menjadi efektif karena program yang ada sudah tertuang dengan jelas baik dari segi tujuan, prioritas, waktu, sumber daya, penanggung jawab, anggaran maupun prosedurnya.

Pengambilan keputusan kepala sekolah pengaruh positif serta signifikan terhadap implementasi renstra yang berkoefisien korelasi sangat kuat. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik pengambilan keputusan kepala sekolah maka akan semakin baik atau efektif implementasi renstra pada sekolah tersebut. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai kewenangan sebagai pengambil keputusan (desisional). Pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka melaksanakan program – program sekolah seringkali dilakukan secara rasional dengan memanfaatkan dukungan informasi, data dan fakta yang diperoleh dari hasil analisis lingkungan. Partisipasi guru dan staf menjadi cukup penting untuk kepala sekolah dalam mengambil keputusan mengenai siapa saja yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan program – program sekolah.


(35)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah memberikan pengaruh positif serta signifikan terhadap implementasi renstra pada sekolah dasar di Kecamatan Sukasari Bandung. Hal Ini mengandung makna bahwa semakin baik kepemimpinan transaksional dan semakin baiknya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah maka implementasi renstra pada sekolah tersebut akan semakin baik/efektif.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan penelitian pengaruh kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap implementasi rencana stratejik, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan.

Pada variabel implementasi rencana stratejik ada temuan penelitian yang menunjukkan bahwa, pada indikator program pelaksanaan rencana stratejik, terutama pada kemampuan sumber daya sekolah masih relatif rendah, hal ini terlihat dari masih banyaknya guru dengan kualifikasi akademik yang tidak sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya, serta fasilitas pendukung dalam pelaksanaan program sekolah. Sehingga dalam hal ini penulis merekomendasikan kepada lembaga sekolah untuk selektif dalam hal rekruitmen guru honor, memfasilitasi program peningkatan kompetensi guru, berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana, pengadaan sarana pendukung program kegiatan dan pembinaan terhadap kemampuan penggunanya.

Pada indikator prosedur pelaksanaan rencana stratejik masih perlu ditingkatkan dibanding dengan indikator yang lain. Kurang jelasnya standar operasional prosedur ini disinyalir karena penyusunan prosedur pelaksanaan program sekolah tidak didasarkan pada analisa kebutuhan (need assessment) lembaga. Dengan demikian penulis merekomendasikan kepada lembaga sekolah agar melakukan analisa terhadap kebutuhan sekolah berdasarkan visi, misi, dan tujuan yang dimiliki sekolah sebagai landasan dalam mengembangkan prosedur pelaksanaan program. Baru kemudian dikembangkan program-program kegiatan sekolah dengan mempertimbangkan segi struktur atau penanggung jawab program, strategi yang dikembangkan dalam pelaksanaan suatu program,


(36)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperjelas standar operasional prosedur serta teknis pelaksanaan kegiatan. Pada variabel kepemimpinan transaksional ada temuan penelitian yang menunjukkan bahwa , pada indikator contingent reward masih perlu ditingkatkan, terutama pada guru yang mempunyai potensi atau kemampuan melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis merekomendasikan kepada seluruh personel sekolah terutama kepala sekolah untuk memberi tugas kepada guru dan karyawan sesuai kompetensi yang dimiliki, bukan berdasarkan kedekatan pimpinan, memberi perhatian kepada guru dan karyawan tidak hanya sebatas urusan pekerjaan, tetapi juga terhadap keadaan keluarga guru dan karyawan, menjalankan suatu sistem pemberian penghargaan terhadap prestasi yang dicapai oleh personel sekolah.

Pada indikator commitment to the growth of people masih rendah. Hal ini disinyalir kepala sekolah menjaga jarak dengan guru dan stafnya sehingga kurang peka terhadap keadaan personal dari guru dan staf. Dalam hal ini penulis memberi rekomendasi kepada pimpinan sekolah untuk memberi izin kepada guru dan staf yang ingin melanjutkan pendidikan, memberi perhatian kepada guru dan staf tidak hanya sebatas urusan pekerjaan, tetapi juga terhadap keadaan keluarga guru dan karyawan, mengadakan kegiatan keagamaan bersama guru dan staf baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Pada variabel pengambilan keputusan kepala sekolah ada temuan penelitian yang menunjukkan bahwa pada indikator model pengambilan keputusan masih rendah. Pengambilan keputusan harus dilakukan lebih rasional lagi dengan demikian penulis merekomendasikan kepala sekolah selalu melibatkan guru, staf dan komite sekolah dalam merumuskan masalah yang dihadapi, dalam proses pengambilan keputusan hendaknya melalui tahapan - tahapan yang sesuai dengan keputusan rasional, melakukan evaluasi terhadap keputusan yang ditetapkan.

Pada indikator strategi masih relatif rendah. Strategi dalam pengambilan keputusan harus mampu memaksimalkan potensi anggota dengan memberikan fasilitasi kepada setiap inisiatif yang muncul dari anggota, yang tumbuh dari kesadaran berprestasinya , bukan karena dorongan kekuasaan dalam struktur . Hal


(37)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dapat ditempuh melalui langkah-langkah yang dibangun oleh pimpinan dengan melibatkan seluruh personel sekolah dalam pengambilan keputusan baik formal maupun informal, konsisten terhadap keputusan yang diambil serta komutikatif terhadap ide – ide yang disampaikan oleh personel sekolah.

Banyak faktor yang mempengaruhi implementasi rencana stratejik sebagaimana yang digambarkan dalam identifikasi masalah antara lain kepemimpinan, struktur, budaya, kekuasaan dan kewenangan, kemampuan dan tanggung jawab, kebijakan pemerintah, pengambilan keputusan, komitmen organisasi, komunikasi, fasilitas, teknologi dan sistem informasi, akan tetapi penelitian ini hanya berfokus pada kepemimpinan transaksional dan pengambilan keputusan kepala sekolah. Oleh karena itu diharapkan variabel-variabel lainnya tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan efektifitas implementasi rencana stratejik.


(38)

Tarita Maulida, 2015

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adair, J. (1985). Effective Decision Making. London: Pan Books Ltd, Cavaye Place

Adair, J. (2007). Decision Making& Problem Solving Strategies. London and Philadelphia: The Sunday times

Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control in a Dynamic Environment. London: The Haworth Press

Allison, M., and Kaye, Jude. (2005). Strategic Planning for Nonprofit Organizations : A Practical Guide and Workbook (Second Edition). New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Ansoff I, McDowel E. (1990). Implanting Strategic Management. Second Edition. Prentice Hall

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar, A. et.al. (2012). “The Role of Leadership in Strategy Formulation and Implementation”. International Journal of Management and Organizational Studies. 1, (2), 32-38.

Avolio, J. B. And Bass, M. B. (2002). Developing Potential Across a Full Range of Leadership "Cases on Transactional and Transformational Leadership. Lawrence Erlbaum Associates, Publisher Mahwah, New Jersey

Bass, M. B and Riggio. E. R. (2006). Transformational Leadership (Second Edition). Lawrence Erlbaum Associates, Publisher Mahwah, New Jersey Bertocci, I. David (2009). Leadership in Organization. University Press of

America, Inc.

Blanchard, K and Peale, N.V. 1998. The Power of an Ethical Management.New York: William Morrow and Company

Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Non Profit Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (Third Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adair, J. (1985). Effective Decision Making. London: Pan Books Ltd, Cavaye Place

Adair, J. (2007). Decision Making& Problem Solving Strategies. London and Philadelphia: The Sunday times

Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control in a Dynamic Environment. London: The Haworth Press

Allison, M., and Kaye, Jude. (2005). Strategic Planning for Nonprofit Organizations : A Practical Guide and Workbook (Second Edition). New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Ansoff I, McDowel E. (1990). Implanting Strategic Management. Second Edition. Prentice Hall

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar, A. et.al. (2012). “The Role of Leadership in Strategy Formulation and Implementation”. International Journal of Management and Organizational Studies. 1, (2), 32-38.

Avolio, J. B. And Bass, M. B. (2002). Developing Potential Across a Full Range of Leadership "Cases on Transactional and Transformational Leadership. Lawrence Erlbaum Associates, Publisher Mahwah, New Jersey

Bass, M. B and Riggio. E. R. (2006). Transformational Leadership (Second Edition). Lawrence Erlbaum Associates, Publisher Mahwah, New Jersey Bertocci, I. David (2009). Leadership in Organization. University Press of

America, Inc.

Blanchard, K and Peale, N.V. 1998. The Power of an Ethical Management.New York: William Morrow and Company

Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Non Profit Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (Third Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co.


(2)

Bryson, J.M. and Alston, F. K. (2005). Creating and Implementing Your Strategic Plan: A Workbook for Public and Nonprofit Organizations (Second Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co.

Bush,Tony. (2008). Leadership and Management Development. Sage Publications Ltd.

Certo, S.C., Ottensmeyer, E. dan Peter, J.P. (1995). Strategic Management: Concepts and Applications. London: McGraw-Hill

Cohen, L., Manion, L., dan Morrison, K. (2007). Research Methods in Education. New York: Routledge

Courtney, R. (2002). Strategic Management for Voluntary non Profit Organizations. London: Routledge

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Prenctice Hall

Danim, Sudarwan. (2012). Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos. Bandung: Alfabeta David, Fred, R. (2006). Manajemen Strategis—Konsep. Edisi Sepuluh. Jakarta:

Salemba Empat

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Dess, GG dan Alex Miller, (1993), Strategic Management, New York : Mc Graw-Hill, Inc.

Drummond, H.(1995), Pengambilan Keputusan yang Efektif, Jakarta: PT. Gramedia

Everard, K.B. et al. (2004), Effective School Management, New Delhi: SAGE Publication Inc.

Fidler, B. (2002). Strategic Management for School Development. London: SAGE Publications

Fred R. David, (2006). Manajemen Strategis, Edisi Sepuluh, Jakarta : Salemba Empat

Gibson, J.L. et al. (2006). Organizations; Behavior, Structure, Processes. Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill


(3)

Hanafi, M. M. (1997). Manajemen. Yogyakarta: YKPN

Hasan, M. A. (2010). Manajemen Sekolah Bermutu. (Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Komitmen Guru dan Peran Serta Masyarakat Terhadap Mutu SMP Berkategori Rintisan Sekolah Standar Nasional di Kabupaten Indramayu). Disertasi. Administrasi Pendidikan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Hersey, P & Blanchard, K.H. (1988). Management of Organizational Behavior, . New Jersey: Prentice Hall

Hersey, P. and Blanchard, Ken. (1992). Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Cetakan ketiga. Alih Bahasa Agus Darma. Jakarta: Penerbit Erlangga

Heru, Tri. (204). Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformational Terhadap Kepuasan Bawahan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. STIE YKPN

Hoy, W.K. & Miskel, C.G. (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice (Eight Edition). New York: Mc Graw Hill

Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. (2003). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Hunger, J.D. & Wheelen, T.L. (2012). Strategic Management and Bussiness Policy: Toward Global Sustainability (13th Edition). New York: Pearson International Institute of Educational Planning. (2010a). Strategic Planning:

Concept and Rationale. Paris: IIEP

John A. et al. (2008). Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat

Jooste, C. & Fourie B. (2009) . “The Role of Strategic Leadership in Effective Strategy Implementation : Perceptions of South African Strategic Leaders. South African Bussiness Review, Vol. 13 Number 3. hlm. 51-68.

Kohtamaki, et.al. (2012). The Role of Personnel Commitment to Strategy Implementation and Organizational Learning Within the Relationship Between Strategic Planning and Company Performance. International Journal of Enterpreneurial Behaviour & Research. Vol. 18 No. 2. Pp. 159-178. Emerald Group Publishing limited

Kondalkar, V.G. (2071). Organizational Behaviour. New Delhi: New Age International Ltd.


(4)

Komariah, A. & Triatna, C. (2006). Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Kotter, J.P. (2011). “Leading Change,” dalam HBR’S 10 Must Reads: The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press

Krause, at.,al. (2007). Implementing Process Innovations : The Benefits of Combining Delegative-Participative with Consultative-Advisory Leadership. Journal of Leadership and Organizational Studies 14:16. Sage Publications

Mintzberg, H. (2004). Managers not MBAs. San Fransisco: Berrett-Koehler

Montanari, et al. (1990). Strategic Management: a Choice Approach. The Dryden Press

Ninik (2011). Peranan Komite Sekolah Dalam Pembiayaan Pendidikan Di Sma Negeri 1 Tuntang Kabupaten Semarang. Jurnal Edukasi, No. 1, 2011, hal. 1. FIP - Universitas Negeri Semarang

Northouse, P. G. (2013). Kepemimpinan: Teori dan Praktek. Edisi Enam. Jakarta: Indeks

Pearce II, John A. dan Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10. Jakarta: Salemba Empat

Peter, D. (1980). Pengantar Management. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo Partanto, P, A. & Al-Barry, M. D. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola

Porter, M.E. (2011). “What is Strategy?,” dalam HBR’S 10 Must Reads: The

Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.

Raihani, Dr. (2010). Kepemimpinan Sekolah Transformasional. Jogjakarta: LKiS Group

Razik, T.A. & Swanson, A.D. (1995). Fundamental Concepts of EducationalLeadership and Management. New Jerssey: Prentice-Hall, Inc. Robbins, S. P. (2003). Essentials of Organizational Behaviour. Seventh Edition.

San Diego: Prentice Hall

Robbins, S.P. & Timothy A. J. (2007). Perilaku Organisasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Robert, G. C. (1981). Strategic Planning, Management and Decision Making. Ashe - Eric Higher Education Repor


(5)

Rochaety, E. (2008). SIM Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sa’ud, U. &Makmun, A.S. (2009). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sagala, S. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu. Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Siagian, S. P. (1990). Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: CV. Hajimas Agung

Simerson, B.K. (2011). Strategic Planning: A Practical Guide to Strategy Formulation and Execution. Oxford: Praeger

Simon, Herbert A. (1993). “Decision Making: Rational, Nonrational and

Irrational” dalam jurnal educational Administration Quarterly Vol 29, No. 3.

Singarimbun, M. (2002). Metode Penelitian Survei, cet. 5, Jakarta: LP3ES Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Jogjakarta: Penerbit Andi

Sudjana, (2004), Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Falah Production Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta

Suryana, Asep, (2004). Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kreatifitas Komite Sekolah dalam Membangun Mutu Sekolah, Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Suryana, A. (2013). Value Based Leadership. Bandung : Nurani Press

Suryana, Asep. dkk. (2012). Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung : Alpabeta

Syarafuddin dan Anzizhan. (2008). Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta : Grassindo

Torres, Lourdes. et.al. (2006). Determinant of Strategic Management Implementation in Local Goverments, an International Setting. University of Zaragoza Grand Via and Public University of Navarra Pamplona


(6)

Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Uyanto, S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jogjakarta : Graha Ilmu Wheelen, Thomas L dan Hungger, J. Davis, (1995), Strategic Management and

Bussiness Policy, Singapore, Addison Wessley

William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch, (1994). Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Williams, J.H. dan Cummings, W.K. (2005). Policy-Making for Education Reform in Developing Countries: Contexts and Processes. Lanhan: Rowman and Littlefield Publishing Group

Winardi. (1990). Asas – asas Manajemen. Bandung. Mandar Madju

Wijayanti, Dewi Tri. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Stratejik pada Organisasi Nonprofit : Studi Manajemen Stratejik pada Dinas Provinsi Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12. No.1. Maret, hlm. 24-32.

Yulk, G. A. (2009). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Indeks

Yuwono, dkk. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Jakarta: Gramedia

Peraturan Perundangan/Kebijakan Undang – Undang Dasar 1945

UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR.

0 1 23

Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Sekolah Terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Bandung Jawa Barat.

0 1 23

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN ASTANA ANYAR KOTA BANDUNG.

9 53 85

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

1 10 56

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di sekolah menengah pertama negeri di kecamatan sukasari Kota bandung.

0 3 65

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KATAPANG.

0 3 65

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

0 4 53

Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kecerdasan Emosi, dan Pengambilan Keputusan Terhadap Implementasi Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

0 0 2

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIK SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG - repository UPI S ADP 1101789 Title

0 0 3

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung - repository UPI T ADP 1204859 Title

0 0 4