Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Sekolah Terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten Bandung Jawa Barat.

(1)

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH

TERHADAP EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI RENCANA STRATEJIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DI KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT Windu Wiguna /1204866

ABSTRAK

SMK perlu memiliki sebuah rencana stratejik (renstra) yang mapan, yang didasarkan pada analisis situasi internal dan eksternal, yang dapat mereposisi setiap unsur diluar organisasi yang berpengaruh terhadap implementasinya seperti kinerja manajerial Kepala Sekolah (KS), struktur, budaya, kekuasaan dan kewenangan, komitmen organisasi, komunikasi, fasilitas, teknologi dan sistem informasi manajemen (SIM). Permasalahan yang ingin dijawab meliputi : Bagaimana implementasi renstra di SMK, bagaimana peran KS dalam implementasi renstra di SMK, bagaimana dukungan SIM terhadap implementasi renstra di SMK, seberapa besar pengaruh kinerja manajerial KS terhadap implementasi renstra, seberapa besar pengaruh pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) terhadap implementasi renstra, secara simultan, seberapa besar pengaruh kinerja manajerial KS dan SIM terhadap implementasi renstra di Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan instrumen berupa kuesioner/angket. Populasi berjumlah 41 SMK jurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ) yang dikelompokkan kedalam 3 Kelompok wilayah UPTD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja manajerial KS berada pada kategori tinggi, pemanfaatan SIM berada pada kategori tinggi, implementasi renstra berada pada kategori tinggi, kinerja manajerial KS berpengaruh terhadap efektifitas implementasi renstra, pemanfaatan SIM berpengaruh terhadap efektifitas implementasi renstra, juga kinerja manajerial KS dan pemanfaatan SIM secara simultan berpengaruh terhadap implementasi renstra. Simpulannya bahwa kinerja manajerial KS sudah sesuai, pemanfaatan SIM sedang dikembangkangkan, kinerja manajerial KS berpengaruh positif, kuat dan signifikan terhadap efektifitas implementasi renstra, pemanfaatan SIM berpengaruh positif, kuat dan signifikan terhadap implementasi renstra, kinerja manajerial KS dan pemanfaatan SIM secara bersama-sama berpengaruh positif, sangat kuat dan signifikan terhadap implementasi renstra. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah kepada seluruh stakeholder SMK untuk dapat menjalankan role of model, meningkatkan pay attention, berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi, dan lain-lain.

Kata Kunci : manajemen stratejik, rencana stratejik, implementasi, kepemimpinan, kinerja manajerial , sistem informasi manajemen.


(2)

THE AFFECT OF PRINCIPAL PERFORMANCE AND SYSTEM INFORMATION OF MANAGEMENT

TO THE EFFECTIVITY OF STRATEGIC PLAN IMPLEMENTATION IN DISTRICT BANDUNG WEST JAVA

Windu Wiguna/1204866 ABSTRACT

Vocational High School (SMK) should have a good-quality strategic plan. The strategic plan underlined by internal and external environment analysis is able to transform every external variable that affects the implementation. Those variables are such as principal performance, structure, culture, authority, SIM, communication, facility, technology, and information system. Therefore, this study was aimed to answer: How strategic plan was implemented at vocational schools; How principal performance was performed within strategic plan implementation at vocational schools; How system information of management (SIM) supported strategic plan implementation at Vocational schools; What the affect of principal performance to strategic plan implementation was; What the affect of SIM to strategic plan implementation was; Simultaneously, what the affect of principal performance and SIM to strategic plan implementation was This study employed descriptive quantitative approach with a questionnaire as its instrument. The population of this study was all Vocational schools (41 schools) in District Bandung that were classified into three groups of work area. The sample of this study was 41Vocational High School.The findings revealed that: the category of principal performance was good; the category of SIM was good; the category of effectivity of strategic plan implementation was good; principal performance affected the effectivity of strategic plan implementation; SIM affected the effectivity of strategic plan implementation; principal performance and SIM affected the effectivity of strategic plan implementation. It can be concluded that principal performance has emerged and high category, SIM has appeared and high category, principal performance and SIM has appeared and high category, principal performance had a positive and significant affect to the effectivity strategic plan implementation strongly; SIM had a positive and significant affect to the effectivity of strategic plan implementation strongly; simultaneously, principal performance and SIM had a positive and significant affect to the effectivity of strategic plan strongly. It was recommended that stakeholders should develop the role of models, increasing pay attention, actively participate in professional organizations, etc.

Keywords : strategic management, strategic plan, implementation, leadership, principal performance, system information of management.


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjalani Asian Free Trade Area (AFTA) dan Asian Free Labour Area (AFLA), Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan telah memberikan arahan yang jelas bagi pembangunan sumber daya manusia di masa yang akan datang sesuai dengan ketentuan GBHN 1993 yang menitik beratkan pada pembangunan ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan pilar dan alat utama pembangunan sumber daya manusia, secara jelas berperan membentuk peserta didik menjadi aset bangsa yang diharapkan menjadi manusia produktif untuk menghasilkan dan menciptakan produk unggulan Industri Indonesia dalam menghadapi pasar global.

Sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih adalah andalan utama untuk menentukan suatu keunggulan. Keahlian profesional tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi akan menentukan mutu, biaya produksi dan penampilan kualitas akhir produksi industri sekaligus menjadi faktor penentu daya saing produk industri tersebut.

Sekaitan dengan keterserapan SMK di dunia kerja, menurut Samsudi (2008, hal.1) dalam pidato Dies Natalis ke-43 UNNES mengatakan, idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar 80-85%, sedang selama ini yang terserap baru 61%. Pada tahun 2006 lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285 orang, sedangkan proyeksi penyerapan atau kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun 2007 hanya 385.986 atau sekitar 61,43%.

Menghadapi kondisi tersebut di atas, pendidikan menengah kejuruan diperhadapkan pada berbagai permasalahan, antara lain: masalah konsepsi, program dan operasional pendidikan. Jika masalah ini dilihat dari segi konsepsi, maka dapat digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) pendidikan kejuruan


(4)

berorientasi pada pasokan (supply driven oriented), tidak pada permintaan (demand-driven); (2) program pendidikan kejuruan hanya berbasis sekolah (school-based program); (3) tidak adanya pengakuan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh sebelumnya (no recognition of prior learning); (4) kebuntuan (dead-end) karier tamatan SMK; (5) guru-guru SMK tidak berpengalaman industri (no industrial experience); (6) adanya tanggapan keliru bahwa pendidikan hanya merupakan tanggung jawab Depdikbud/Depdiknas; (7) pendidikan kejuruan lebih berorientasi pada lapangan kerja sektor formal; dan (8) ketergantungan SMK kepada subsidi pemerintah terutama dibidang pembiayaan (Soenaryo, 2002, hal.223).

Peningkatan kualitas pendidikan sekolah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara (Hoy & Miskel, 2008), salah satunya dengan meningkatkan kualitas perencanaan stratejik pendidikan di sekolah (Sa’ud & Makmun, 2005; Bryson, 2004; Fidler, 2002).

Berdasarkan berbagai hasil penelitian, terdapat hubungan yang positif antara perencanaan stratejik pendidikan dengan kualitas pendidikan (Bryson, 2004; Fidler, 2002; Center for Studies in Education and Development, 1980). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kualitas pendidikan di sekolah tidak bisa terlepas dari kualitas perencanaan stratejik yang dimiliki oleh sekolah.

Sekolah harus memiliki sebuah rencana stratejik atau renstra yang mapan. Melalui renstra yang telah didasarkan pada analisis situasi internal di dalam organisasi itu sendiri maupun situasi eksternal yang mereposisi setiap unsur-unsur diluar organisasi yang berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi, diharapkan madrasah akan dapat berkembang dengan baik dan dapat mencapai tujuannya (Alkhafaji, 2003).

Perencanaan stratejik juga diharapkan dapat mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mencapai tujuan stratejik, serta secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu, dan secara teratur melakukan pengkajian sera perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang.


(5)

Tidak cukup dengan rencana stratejik yang diformulasikan saja, akan tetapi rencana stratejik tersebut harus benar-benar efektif dalam implementasinya. Courtney (2002, hal. 211) mengemukakan bahwa:

creating strategic plan is not enough, developing effective programs, project, action plans, budgets, and implementations processes,willbring life to the strategies and create real value for the organization (or community) and its stakeholders

Membuat rencana stratejik saja tidak cukup, tapi harus juga dengan mengembangkan program yang efektif, rencana aksi, anggaran, dan proses implementasinya, yang akan membawa kehidupan ke strategi dan menciptakan nilai nyata bagi organisasi (atau masyarakat) dan bagi stakeholder.

Tantangan terbesar saat ini bagi organisasi bukanlah bagaimana memformulasikan strategi, namun bagaimana mengimplementasikan strategi. Banyak organisasi mengalami kegagalan dalam kinerja karena mereka gagal dalam mengimplementasikan strateginya ke dalam tindakan. Rencana stratejik tidak cukup hanya diformulasikan saja dan memformulasikan rencana stratejik akan lebih mudah ketimbang mengaplikasikannya dalam tindakan nyata secara efektif (Alkhafaji : 2003). Sebagaimana diungkapkan oleh Certo (1995, hal. 111) bahwa “The success of an organization depends on how effectively it implements strategies” yakni keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada keefektifan dari implementasi manajemen stratejik di organisasi tersebut.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sa’ud dan Makmun dalam bukunya (2005, hal. 181) mengungkapkan bahwa langkah tersulit dari suatu proses perencanaan pendidikan adalah implementasi. Hal ini disebabkan antara lain karena (1) adanya masalah pembagian sumber daya yang belum terpecahkan dengan baik, (2) kebijakan-kebijakan umum untuk implementasi rencana belum diformulasikan dengan sistematis, (3) dukungan dari masyarakat akademisi, pengambil keputusan politik, dan praktisi pendidikan seringkali esoteric (diketahui/dipahami oleh orang-orang tertentu saja).

Implementasi rencana stratejik juga sangat ditentukan oleh kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai tenaga kependidikan yang melakukan kegiatan kepemimpinan sekolah memiliki peran besar dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Certo (1995, hal. 111) menyatakan bahwa


(6)

“Formulation calls on the best analytical and technical skill that an executive or

executive team can muster, while implementation draws more heavily on

leadership and administrative skills of a person or team”

Untuk mampu merumuskan perencanaan stratejik dengan kualitas yang baik, diperlukan variabel-variabel kunci (Sa’ud & Makmun, 2005; Bryson, 2004; Fidler, 2002; Courtney, 2002). Beberapa variabel kunci tersebut antara lain: kepemimpinan, kemampuan ekonomi organisasi, sosial, kebijakan, politik, dan sistem informasi manajemen.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap beberapa kepala sekolah, terdapat dua variabel kunci penting dalam efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah, yaitu kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah. Hal ini sejalan dengan konsep yang diajukan oleh beberapa ahli bahwa efektifitas implementasi rencana stratejik di sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan data-informasi yang tersimpan dalam sistem data-informasi manajemen sekolah (Sa’ud & Makmun, 2005; Bryson, 2004; Fidler, 2002; Courtney, 2002; dan Davis, 1974).

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk meneliti dua variabel kunci tersebut – kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfataan sistem informasi manajemen sekolah – terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah. Hal tersebut didasarkan pada dua alasan.

Pertama, perencanaan stratejik merupakan suatu proses yang harus berorientasi pada masa depan (Bryson, 2004; Fidler, 2002; Davis, 1974). Orientasi masa depan tersebut biasanya identik dengan visi organisasi (dalam hal ini sekolah). Sedangkan penentuan visi sekolah biasanya sangat dipengaruhi oleh kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi. Dengan demikian, kepala sekolah memegang peranan inti dalam merumuskan rencana stratejik sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Azhar, et.al. (2012) yang menyatakan bahwa pemimpin sekolah memiliki peran yang penting terhadap formulasi rencana stratejik sekolah.

Kedua, perencanaan stratejik merupakan suatu proses yang perlu mempertimbangkan keadaan lingkungan agar keputusan yang direncanakan bersifat strategis (Bryson, 2004; Fidler, 2002; Certo, Peter, dan Ottensmeyer,


(7)

1995). Terkait dengan keadaan lingkungan, kepala sekolah, sebagai pimpinan organisasi pendidikan, memerlukan suatu sistem yang mampu mendukung pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan jenis keputusan yang akurat. Sistem informasi manajemen yang mampu mendukung para pemimpin organisasi dalam mengambil keputusan disebut juga sebagai sistem pendukung keputusan atau Decision Supporting System (DSS) (Jogiyanto, 2005). Kenyataannya, perencanaan stratejik yang dibuat oleh sekolah selama ini tidak didasarkan pada data, informasi, dan hasil penelitian sebelumnya. Menurut Fidler (2002), hal ini mungkin dikarenakan oleh belum adanya atau kurang dimanfaatkannya sistem yang mendukung kepala sekolah untuk mengambil keputusan dalam penyusunan rencana stratejik sekolah. Terkait dengan permasalahan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai pentingnya data dan informasi yang dikelola dengan sistem informasi manajemen untuk mengambil keputusan dalam penyusunan rencana stratejik sekolah.

Berdasarkan latar belakang yang didasarkan pada data empirik, hasil penelitian sebelumnya, dan kajian pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk meneliti besarnya pengaruh dua variabel kunci, yakni kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi perencanaan stratejik.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Secara umum, rencana stratejik merupakan suatu produk yang dihasilkan berdasarkan analisis lingkungan dan proyeksi masa depan (Bryson, 2002, hal. 5). Lebih rinci lagi, Courtney (2002) menyebutkan bahwa implementasi rencana stratejik banyak dipengaruhi oleh berbagai variabel, seperti politik, ekonomi, kepemimpinan, sosial, budaya, teknologi, dan kebijakan.

Kurangnya kecermatan kepala sekolah dalam mempertimbangkan variabel-variabel kunci tersebut menyebabkan berbagai permasalahan terkait dengan implementasi rencana stratejik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan antara lain: implementasi rencana stratejik


(8)

yang tidak didasarkan pada data dan implementasi rencana stratejik yang tidak memperhatikan kebijakan pemerintah.

Terkait dengan bidang penelitian ini, terdapat tiga permasalahan inti yang dapat diidentifikasi secara lebih rinci.

Pertama, masalah yang sering muncul dalam implementasi rencana stratejik terletak pada kinerja manajerial kepala sekolah. Masalah kinerja manajerial disini difokuskan kepada kemampuan kepala sekolah dalam melibatkan diri dan menumbuhkan partisipasi anggota dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah dinilai kurang memiliki kemampuan dalam melibatkan diri dan menumbuhkan partisipasi anggota, hal ini tercermin pada kurangnya memberi perhatian, penilaian, dan pengawasan secara personal terhadap karyawan, kurangnya respon terhadap krisis yang dihadapi organisasi, belum mampu menjadi “role of model” dalam memberikan keteladanan bagi guru dan pegawai, tidak adanya penghargaan terhadap guru yang berprestasi, dan permasalahan dalam proses perekrutan guru yang seringkali didasarkan pada penilaian subjektif. Kedua, masalah lain yang sering muncul dalam implementasi rencana stratejik terletak pada kurangnya data dan informasi untuk membantu kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang akan diimplementasikan dalam rencana stratejik itu sendiri. Kurangnya data dan informasi tersebut meliputi: (a) tidak tersedianya data yang akurat dan faktual untuk implementasi rencana stratejik; (b) tidak tersedianya sistem pendukung keputusan sebagai bagian dari sistem informasi manajemen pendidikan yang mengelola data tersebut menjadi informasi bagi kepala sekolah; (c) tidak tersedianya sarana dan prasarana untuk membangun sistem informasi manajemen; (d) kurangnya pemanfaatan sistem informasi manajemen oleh kepala sekolah.

Ketiga, kepala sekolah mungkin mengambil keputusan yang keliru untuk mengimplementasikan rencana stratejik jika tidak didukung oleh data informasi yang tersimpan dalam sistem informasi manajemen sekolah. Hal ini bermakna bahwa terdapat hubungan antara kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah dengan efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah.


(9)

Berdasarkan identifikasi dan uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel penelitian, dan kaitan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel lainnya tersebut, peneliti akan meneliti seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik (renstra) di beberapa sekolah. Dalam bentuk pertanyaan, rumusan masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi rencana stratejik yang ada di sekolah?

2. Bagaimana peran kinerja manajerial kepala sekolah dalam efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah?

3. Bagaimana peran sistem informasi manajemen dalam efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah?

4. Seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik?

5. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik?

6. Secara simultan, seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik di beberapa sekolah. Secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan implementasi rencana stratejik yang ada di sekolah. 2. Mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam efektifitas implementasi

rencana stratejik sekolah.

3. Mendeskrisikan peran sistem informasi manajemen sekolah dalam efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah.


(10)

5. Mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah.

6. Mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik sekolah secara simultan.

1.4 Manfaat/Signifikansi Penelitian

Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini akan memiliki empat aspek setidaknya.

Pertama, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan memperdalam kajian administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus, penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian perencanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan masih jarangnya karya ilmiah dalam lingkup administrasi pendidikan yang membahas perencanaan pendidikan di Indonesia khususnya.

Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam implementasi rencana stratejik pendidikan yang ada di sekolah-sekolah selama ini masih hanya bersifat administratif, tidak didasarkan proyeksi masa depan, dan informasi yang akurat dari lapangan. Hal ini akan berdampak pada tidak meningkatnya kualitas pendidikan yang ada di sekolah-sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menyusun rencana statejik dan mengimplementasikannya sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah-sekolah.

Ketiga, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para para pemimpin institusi pendidikan agar mampu menyusun rencana stratejik yang berkualitas, yaitu perencanaan yang didasarkan pada data, informasi dan visi. Dengan mengimplementasikan rencana stratejik yang berkualitas, maka kualitas pendidikan pun dapat ditingkatkan.

Keempat, penelitian ini akan memberikan manfaat dalam aspek metode penelitian yang dipilih. Hal ini dikarenakan metode yang dipilih dalam penelitian implementasi rencana stratejik belum banyak digunakan dalam ilmu administrasi


(11)

pendidikan. Berakar dari metode yang dipilih tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa temuan metodologi yang bermanfaat.

1.5 Struktur Organisasi Tesis

Tesis yang akan disusun akan disajikan dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini akan memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi-perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS

Teori, konsep, dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan akan dipaparkan dalam bab ini. Secara umum, bab ini akan menjelaskan definisi rencana stratejik dalam konteks administrasi pendidikan, implementasi rencana stratejik sebagai bagian penting dari rencana stratejik, kinerja manajerial kepala sekolah dalam konteks implementasi brencana stratejik, dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah dalam konteks implementasi rencana stratejik.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini akan memberikan penjelasan yang rinci tentang metode penelitian yang akan digunakan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam proposal penelitian ini.

BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan dan menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian. Data yang diperoleh tersebut akan dianalisis secara statistik dan dibandingkan dengan kajian pustaka dan metode penelitian dari penelitian terdahulu yang ada pada bab-bab sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menyajikan kesimpulan dan beberapa saran yang didasarkan pada hasil analisis di bab empat.

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka yang relevan dengan penelitian ini akan disusun di bagian ini. LAMPIRAN


(12)

Bab ini akan menyajikan beberapa lampiran penting yang terkait dengan penelitian ini. Secara umum, lampiran tersebut akan berupa matrik penelitian, jadwal penelitian, angket, dan dokumen dari lapangan.


(13)

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan

analisis data dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Manajerial Kepala

Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Sekolah terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Bandung”, maka penulis mengambil simpulan dengan merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Efektifitas implementasi rencana stratejik pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator efektifitas implementasi renstra yaitu: (1) pengembangan program pada ketepatan dalam penyelesaian program-program sekolah memiliki skor tertinggi, (2) pengembangan prosedur, terutama dalam hal adanya penanggung jawab pada setiap program sekolah memiliki skor tertinggi, dan (3) pengembangan anggaran. terutama dalam hal terdapat laporan keuangan pada setiap pelaksanaan program kegiatan, yang artinya adanya pertanggungjawaban terhadap setiap penggunaan dana memiliki skor tertinggi. Hal ini berarti bahwa Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung telah efektif dalam implementasi rencana stratejiknya.

Kinerja Manajerial Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator kinerja manajerial kepala sekolah yaitu: (1) tingkat partisipasi personel sekolah mencapai skor tinggi, (2) indikator motivasi dalam menunjukkan kinerja yang tinggi memiliki skor tinggi. (3) pengambilan keputusan terhadap kepentingan organisasi memiliki skor tinggi, dan (4) tingkat kerjasama antar personel sekolah juga memiliki skor rata-rata tinggi. Hal Ini berarti bahwa personel Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung telah


(14)

menunjukkan sikap yang sesuai dengan indikator-indikator kinerja manajerial kepala sekolah.

Pemanfaatan sistem informasi manajemen pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-indikator sistem informasi manajemen yaitu: (1) information availability atau ketersediaan informasi memiliki skor tertinggi, (2) information relevancy dalam hal kesesuaian dan ketepatan informasi memiliki skor tertinggi, (3) information completeness terutama dalam kelengkapan dan informasi terperinci memiliki skor tertinggi, (4) information accuracy dalam hal informasi sebagai bahan pengambilan keputusan tidak terdistorsi oleh kepentingan lain mencapai skor tertinggi. Hal ini berarti bahwa Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung telah memanfaatkan sistem informasi yang sesuai dengan indikator-indikator pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kinerja manajerial kepala sekolah dengan efektifitas implementasi rencana stratejik. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kinerja manajerial kepala sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kinerja manajerial kepala sekolah, akan diiringi dengan menurunnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja manajerial kepala sekolah dengan efektifitas implementasi rencana stratejik” dapat diterima.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pemanfaatan sistem informasi manajemen dengan efektifitas implementasi rencana stratejik. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif pemanfaatan sistem informasi manajemen, akan diiringi dengan meningkatnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif pemanfaatan sistem informasi manajemen, akan diiringi dengan menurunnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh


(15)

yang signifikan antara pemanfaatan sistem informasi manajemen dengan efektifitas implementasi rencana stratejik” dapat diterima.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah secara bersama-sama terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah, akan diiringi dengan menurunnya efektifitas implementasi rencana stratejik. Walaupun diakui bahwa ada hubungan yang positif dari kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (implementasi rencana stratejik), namun implementasi rencana stratejik tidak semata-mata dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh positif antara kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah serta secara bersama-sama antara kinerja manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik. Hal ini menegaskan bahwa Dalam dunia pendidikan, keberadaan Sistem Informasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri. Kedua domain ini memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk karateristik dunia pendidikan tersebut. Manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut dimana pendidikan sebagai penggerak (drive) terhadap Sistem Informasi Manajemen Sekolah , sedangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah akan menjadi penentu kinerja pendidikan. Lebih jauh lagi sistem informasi manajemen ini dapat membantu para pengambil kebijakan bidang pendidikan


(16)

dalam memutuskan rencana strategi yang tepat untuk diterapkan dalam melakukan pengendalian dan monitoring terhadap komponen-komponen pendidikan.

5.3 Rekomendasi

Untuk dapat mewujudkan sekolah yang efektif, seluruh personil sekolah khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa menjalankan fungsi sekolah dengan efektif, sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Salah satu fungsinya adalah pelayanan administrasi yang erat kaitannya dengan sistem informasi manajemen sekolah. Untuk dapat mengatur dan mengkoordinir pengelolaan data mengenai ruang lingkup administrasi sekolah diperlukan suatu sistem informasi manajemen sekolah yang menyediakan informasi yang akurat, lengkap, cepat dan tepat. Hal ini sangat berperan besar dalam proses pengambilan keputusan yang nantinya akan dijadikan suatu kebijakan sekolah.

Sistem informasi manajemen sekolah dalam pelaksanaannya sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja para guru dan staff tata usaha dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari khususnya dalam melaksanakan aktivitas layanan data dan informasi administrasi sekolah dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyebarkan dan memanfaatkan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap untuk pencapaian tujuan pendidikan yang efektif serta meningkatkan kualitas dan perbaikan status pendidikan.

Agar Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Sangat terlihat bahwa tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen sekolah adalah agar organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin, maupun keputusan yang strategis.


(17)

Informasi berfungsi sebagai penghubung antara berbagai bagian organisasi sehingga bagian-bagian itu tidak terisolasi dengan bagian yang lain, melainkan tetap merupakan suatu kesatuan dalam organisasi.

Informasi, data, fakta, atau opini dalam suatu organisasi dapat berlangsung dari atas ke bawah atau sebaliknya dan dapat pula berlangsung horizontal. Dan berita itu dapat berlangsung sewaktu-waktu dengan frekuensi tinggi atau rendah. Untuk mengurangi kesulitan tersebut dibuatlah satu unit kerja dalam organisasi yang besar atau subunit kerja dalam organisasi yang kecil yang khusus menangani berita untuk keperluan-keperluan para manajer. Unit kerja itu diberi nama Sistem Informasi Manajemen (SIM).

Agar sistem infromasi manajemen dapat diimplementasikan dalam organisasi, perlu disediakan aspek-aspeknya,yaitu :

Perangkat keras (hardware) adalah seluruh peralatan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu sistem komputer. Hardware ini merupakan perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi, seperti CPU, hard disk, printer, dll.

Perangkat lunak (software) merupakan kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis, seperti program yang terdapat di komputer (dos, windows).

Tenaga ahli (brainware) merupakan bagian yang terpenting dari komponen Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang merupakan bagian dari sistem informasi. Komponen brainware ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komponen lainnya dalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan dan strategi implementasi yang didasarkan pada komunikasi antara sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control in a Dynamic Environment. London: The Haworth Press.

Allison, M. and Kaye, J. (2005). Strategic Planning for Nonprofit Organizations : A Practical Guide and Workbook (Second Edition). New Jersey : John Wiley and Sons, Inc.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar, A. et.al. (2012). “The Role of Leadership in Strategy Formulation and Implementation”. International Journal of Management and Organizational Studies. 1, (2), 32-38.

Badudu, J.S. (1994). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta

Bagja B. (2007). Hubungan Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru.Tesis. Bandung: Tidak diterbitkan

Bontis, N. dan Choo, C.W. (2002). The Strategic Management of Intellectual Capital and Organizational Knowledge. New York: Oxford Press.

Bordum, A. (2010). The Strategic Balance in a Change Management Perspective”. Journal of Society and Bussiness Review. 3, (5). Hal. 245-258. Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Non Profit

Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (Third Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co. Burby, R.J. (2003). Making Plans that Matter: Citizen Involvement and

Government Actio. Journal of the American Planning Association. 69. (1), hal. 33-49.

Burhanuddin, 1994., Analisis Administrasi, Mmanajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal. 29.

Center for Studies in Education and Development. (1980). Planning Education for Development: Issues and Problems in the Planning of Education in Developing Countries (Volume I). Cambridge: Harvard University.

Certo, S.C., Ottensmeyer, E. dan Peter, J.P. (1995). Strategic Management: Concepts and Applications. London: McGraw-Hill.


(19)

Chomzanah, N. dan Atingtedjasutisna (1990), Dasar-Dasar Manajemen., Bandung: Penerbit Armico, hal. 56.

Cohen, L., Manion, L., dan Morrison, K. (2007). Research Methods in Education. New York: Routledge.

Collins, J.C. dan Porras, J.I. (2011). Building Your Company’s Vision, dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press. Courtney, R. (2002). Strategic Management for Voluntary non Profit

Organizations. London: Routledge.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Prenctice Hall.

Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, hal. 133. Davenport, T.H. (2011). Competing on Analytics, dalam HBR’S 10 Must Reads:

The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.

Davis, R.G. (1974). With a View to the Future: Tracing Broad Trends and Planning dalam Planning Education for Development: Issues and Problems in the Planning of Education in Developing Countries (Volume I). Cambridge: Harvard University Press.

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdiknas. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. Jakarta.

Depdiknas. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah

de Gropello, E., Kruse, A., dan Tandon, P. (2011). Skills for the Labor Market in Indonesia: Trends in Demand, Gaps, and Supply. Washington D.C: World Bank.

Distel, D. dan Myers, D. (2002). Leadership and Strategic Planning: Keys to Success in a Changing Environment. Makalah pada Annual Quality Congress, Ohio.


(20)

Eacott, S. (2008). Strategy in Educational Leadership: In Search of Unity”. Journal of Educational Administration. 46, (3), hal. 353-375.

Echols, J.M. dan Shadily, H. (1997). Kamus Inggris-Indonesia: An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia, h. 530.

Enomoto, E.K. dan Conley, S. (2007). Harnessing Technology for School Accountability: A Case Study of Implementing a Management Information System. Planning and Changing. 38, (4), hal. 164-180.

Fidler, B. (1989). Strategic Management: Where is the School Going?. dalam Effective Local Management of Schools: A Strategic Approach. Harlow: Longman

Fidler, B. (1996). Strategic Planning for School Improvement. London: Pitman. Fidler, B. (2002). Strategic Management for School Development. London: SAGE

Publications.

Fleming, J. dan Kleinhenz, E. (2007). Towards a Moving School: Developing a Professional Learning and Performance Culture. Victoria: Acer Press. Galliers, R.D. dan Leidner, D.E. (2003). Strategic Information Management

(Third Edition). Singapore: Butterworth-Heinemann.

Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 3.

Hoy, W.K. dan Miskel, C.G. (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice (Eight Edition). New York: Mc Graw Hill.

Hunger, J.D. dan Wheelen, T.L. (2012). Strategic Management and Bussiness Policy: Toward Global Sustainability (13th Edition). New York: Pearson. International Institute of Educational Planning. (2010a). Strategic Planning:

Concept and Rationale. Paris: IIEP.

International Institute of Educational Planning. (2010b). Strategic Planning: Organizational Arrangements. Paris: IIEP.

International Institute of Educational Planning. (2010c). Strategic Planning: Techniques and Methods. Paris: IIEP.

Jogiyanto, H.M. (2005). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Komariah, A. dan Triatna, C. (2006). Visionary Leadership: Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kotter, J.P. (2011). “Leading Change,” dalam HBR’S 10 Must Reads: The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.


(21)

Lazaruth, S. (1994). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal. 4.

Light, P.C. (1998). Sustaining Innovation: Creating Nonprofit and Government Organizations That Innovate Naturally. San Francisco: Jossey-Bass.

Lodico, M.G., Spaulding, D.T., dan Voegtle, K.H. (2006). Methods in Educational Research: From Theory to Practice. San Fransisco: JosseyBass. Mankins, M.C. dan Steele, R. (2011). Turning Great Strategy into Great

Performance,” dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press.

McMillan, J.H., dan Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Conceptual Introduction. New York: Longman.

Mullis, I.V.S. et al. (2012a). TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Boston: Chestnut Hill.

Mullis, I.V.S. et al. (2012b). TIMSS 2011 International Results in Reading. Boston: Chestnut Hill.

Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 11.

Neilson, G.L., Martin, K.L., dan Powers, E. (2011). The Secrets to Successful Strategy Execution, dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press.

Nelson, A.C. dan French, S.P. (2002). Plan Quality and Mitigating Damage from Natural Disaster”. Journal of the American Planning Association. 68. (2), hal. 194-208.

Newton, C. dan Tarrant, T. (2002). Managing Change in Schools. New York: Routledge.

Nutt, P.C. (2002). Why Decisions Fail. San Fransisco: Berrett-Kohler.

O’Brien, J.A. dan Marakas, G.M. (2011). Management Information Systems. New

York: McGraw-Hill.

OECD (Organization for Economics Co-operation and Development). (2006). Schooling for Tomorrow: Think Scenarios, Rethink Education. Paris: OECD. OECD (Organization for Economics Co-operation and Development). (2010).

PISA Results: What Students Know and Can Do: Student Performance in Reading, Mathematics, and Science (Volume 1). Paris: OECD.

Oz, E. (2009). Management Information System (Sixth Edition). Pennsylvania: Thomson.


(22)

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/Un40/Hk/2014 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015 Poister, T.H. (2003). Measuring Performance in Public and Non Profit

Organizations. San Fransisco: Jossey-Bass.

Porter, M.E. (2011). What is Strategy?, dalam HBR’S 10 Must Reads: The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.

Purwanto, N. (1998). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal. 107.

Rainey, H. G. (2003). Understanding and Managing Public Organizations (3rd Edition). San Francisco: Jossey- Bass.

Razik, T.A. dan Swanson, A.D. (1995). Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management. New Jerssey: Prentice-Hall, Inc.

Renfro, J.L. and Boucher,W. (1984). Futures Researches and The Strategic Planning Process. Washington: ASHE

Riduwan. (2007). Pengantar Statistika untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, U. dan Makmun, A.S. (2005). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan

Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siagian, S. P. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal.50.

Silahahi, U. (2002), Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo, hal. 135.

Simerson, B.K. (2011). Strategic Planning: A Practical Guide to Strategy Formulation and Execution. Oxford: Praeger.

Singarimbun, M. (2002). Metode Penelitian Survei, (5), Jakarta: LP3ES.

Stephen R. Robbins, (2003). Perilaku Organisasi Jilid I, Terjemahan Tim Indeks, Jakarta: PT. Ineks Kelompok Gramedia, hal. 5.

Sudjana, (2004), Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Falah Production. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(23)

Sutopo, (1999). Administrasi, Manajemen dan Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, hal. 14.

Tampubolon, M. (2002). Manajemen Strategis. USU Digital Library. hal.1-24. Werang, B. R. (2010). Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan

status Sosial Ekonomi Guru Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 8 No. 2

Williams, J.H. dan Cummings, W.K. (2005). Policy-Making for Education Reform in Developing Countries: Contexts and Processes. Lanhan: Rowman and Littlefield Publishing Group.

Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2

Yuwono, et.al. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Gramedia, Jakarta


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control in a Dynamic Environment. London: The Haworth Press.

Allison, M. and Kaye, J. (2005). Strategic Planning for Nonprofit Organizations : A Practical Guide and Workbook (Second Edition). New Jersey : John Wiley and Sons, Inc.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar, A. et.al. (2012). “The Role of Leadership in Strategy Formulation and

Implementation”. International Journal of Management and Organizational

Studies. 1, (2), 32-38.

Badudu, J.S. (1994). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta

Bagja B. (2007). Hubungan Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru.Tesis. Bandung: Tidak diterbitkan

Bontis, N. dan Choo, C.W. (2002). The Strategic Management of Intellectual Capital and Organizational Knowledge. New York: Oxford Press.

Bordum, A. (2010). The Strategic Balance in a Change Management

Perspective”. Journal of Society and Bussiness Review. 3, (5). Hal. 245-258. Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Non Profit

Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement (Third Edition). San Francisco: Jossey-Bass Publishing Co. Burby, R.J. (2003). Making Plans that Matter: Citizen Involvement and

Government Actio. Journal of the American Planning Association. 69. (1), hal. 33-49.

Burhanuddin, 1994., Analisis Administrasi, Mmanajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal. 29.

Center for Studies in Education and Development. (1980). Planning Education for Development: Issues and Problems in the Planning of Education in Developing Countries (Volume I). Cambridge: Harvard University.

Certo, S.C., Ottensmeyer, E. dan Peter, J.P. (1995). Strategic Management: Concepts and Applications. London: McGraw-Hill.


(2)

Chomzanah, N. dan Atingtedjasutisna (1990), Dasar-Dasar Manajemen., Bandung: Penerbit Armico, hal. 56.

Cohen, L., Manion, L., dan Morrison, K. (2007). Research Methods in Education. New York: Routledge.

Collins, J.C. dan Porras, J.I. (2011). Building Your Company’s Vision, dalam

HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press. Courtney, R. (2002). Strategic Management for Voluntary non Profit

Organizations. London: Routledge.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Prenctice Hall.

Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, hal. 133. Davenport, T.H. (2011). Competing on Analytics, dalam HBR’S 10 Must Reads:

The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.

Davis, R.G. (1974). With a View to the Future: Tracing Broad Trends and Planning dalam Planning Education for Development: Issues and Problems in the Planning of Education in Developing Countries (Volume I). Cambridge: Harvard University Press.

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdiknas. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. Jakarta.

Depdiknas. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah

de Gropello, E., Kruse, A., dan Tandon, P. (2011). Skills for the Labor Market in Indonesia: Trends in Demand, Gaps, and Supply. Washington D.C: World Bank.

Distel, D. dan Myers, D. (2002). Leadership and Strategic Planning: Keys to Success in a Changing Environment. Makalah pada Annual Quality Congress, Ohio.


(3)

Eacott, S. (2008). Strategy in Educational Leadership: In Search of Unity”. Journal of Educational Administration. 46, (3), hal. 353-375.

Echols, J.M. dan Shadily, H. (1997). Kamus Inggris-Indonesia: An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia, h. 530.

Enomoto, E.K. dan Conley, S. (2007). Harnessing Technology for School Accountability: A Case Study of Implementing a Management Information System. Planning and Changing. 38, (4), hal. 164-180.

Fidler, B. (1989). Strategic Management: Where is the School Going?. dalam Effective Local Management of Schools: A Strategic Approach. Harlow: Longman

Fidler, B. (1996). Strategic Planning for School Improvement. London: Pitman.

Fidler, B. (2002). Strategic Management for School Development. London: SAGE Publications.

Fleming, J. dan Kleinhenz, E. (2007). Towards a Moving School: Developing a Professional Learning and Performance Culture. Victoria: Acer Press. Galliers, R.D. dan Leidner, D.E. (2003). Strategic Information Management

(Third Edition). Singapore: Butterworth-Heinemann.

Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 3.

Hoy, W.K. dan Miskel, C.G. (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice (Eight Edition). New York: Mc Graw Hill.

Hunger, J.D. dan Wheelen, T.L. (2012). Strategic Management and Bussiness

Policy: Toward Global Sustainability (13th Edition). New York: Pearson.

International Institute of Educational Planning. (2010a). Strategic Planning: Concept and Rationale. Paris: IIEP.

International Institute of Educational Planning. (2010b). Strategic Planning: Organizational Arrangements. Paris: IIEP.

International Institute of Educational Planning. (2010c). Strategic Planning: Techniques and Methods. Paris: IIEP.

Jogiyanto, H.M. (2005). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Komariah, A. dan Triatna, C. (2006). Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kotter, J.P. (2011). “Leading Change,” dalam HBR’S 10 Must Reads: The


(4)

Lazaruth, S. (1994). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal. 4.

Light, P.C. (1998). Sustaining Innovation: Creating Nonprofit and Government Organizations That Innovate Naturally. San Francisco: Jossey-Bass.

Lodico, M.G., Spaulding, D.T., dan Voegtle, K.H. (2006). Methods in Educational Research: From Theory to Practice. San Fransisco: JosseyBass. Mankins, M.C. dan Steele, R. (2011). Turning Great Strategy into Great

Performance,” dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press.

McMillan, J.H., dan Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Conceptual Introduction. New York: Longman.

Mullis, I.V.S. et al. (2012a). TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Boston: Chestnut Hill.

Mullis, I.V.S. et al. (2012b). TIMSS 2011 International Results in Reading. Boston: Chestnut Hill.

Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 11.

Neilson, G.L., Martin, K.L., dan Powers, E. (2011). The Secrets to Successful

Strategy Execution, dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy. Boston: Harvard Business Review Press.

Nelson, A.C. dan French, S.P. (2002). Plan Quality and Mitigating Damage from

Natural Disaster”. Journal of the American Planning Association. 68. (2), hal. 194-208.

Newton, C. dan Tarrant, T. (2002). Managing Change in Schools. New York: Routledge.

Nutt, P.C. (2002). Why Decisions Fail. San Fransisco: Berrett-Kohler.

O’Brien, J.A. dan Marakas, G.M. (2011). Management Information Systems. New York: McGraw-Hill.

OECD (Organization for Economics Co-operation and Development). (2006). Schooling for Tomorrow: Think Scenarios, Rethink Education. Paris: OECD. OECD (Organization for Economics Co-operation and Development). (2010).

PISA Results: What Students Know and Can Do: Student Performance in Reading, Mathematics, and Science (Volume 1). Paris: OECD.

Oz, E. (2009). Management Information System (Sixth Edition). Pennsylvania: Thomson.


(5)

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/Un40/Hk/2014 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015

Poister, T.H. (2003). Measuring Performance in Public and Non Profit Organizations. San Fransisco: Jossey-Bass.

Porter, M.E. (2011). What is Strategy?, dalam HBR’S 10 Must Reads: The Essentials. Boston: Harvard Business Review Press.

Purwanto, N. (1998). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal. 107.

Rainey, H. G. (2003). Understanding and Managing Public Organizations (3rd Edition). San Francisco: Jossey- Bass.

Razik, T.A. dan Swanson, A.D. (1995). Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management. New Jerssey: Prentice-Hall, Inc.

Renfro, J.L. and Boucher,W. (1984). Futures Researches and The Strategic Planning Process. Washington: ASHE

Riduwan. (2007). Pengantar Statistika untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, U. dan Makmun, A.S. (2005). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siagian, S. P. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal.50.

Silahahi, U. (2002), Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo, hal. 135.

Simerson, B.K. (2011). Strategic Planning: A Practical Guide to Strategy Formulation and Execution. Oxford: Praeger.

Singarimbun, M. (2002). Metode Penelitian Survei, (5), Jakarta: LP3ES.

Stephen R. Robbins, (2003). Perilaku Organisasi Jilid I, Terjemahan Tim Indeks, Jakarta: PT. Ineks Kelompok Gramedia, hal. 5.

Sudjana, (2004), Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Falah Production. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sutopo, (1999). Administrasi, Manajemen dan Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, hal. 14.

Tampubolon, M. (2002). Manajemen Strategis. USU Digital Library. hal.1-24. Werang, B. R. (2010). Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan

status Sosial Ekonomi Guru Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 8 No. 2

Williams, J.H. dan Cummings, W.K. (2005). Policy-Making for Education Reform in Developing Countries: Contexts and Processes. Lanhan: Rowman and Littlefield Publishing Group.

Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2

Yuwono, et.al. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Gramedia, Jakarta


Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 BLORA TAHUN 2015.

0 4 16

PENDAHULUAN EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 BLORA TAHUN 2015.

0 3 29

PUBLIKASI ILMIAH EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 BLORA TAHUN 2015.

0 3 18

Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Rencana Stratejik Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Sukasari Bandung.

0 1 43

MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:Studi Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru, Media Pembelajaran dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Se Kabupaten Indramayu.

0 0 74

PENGARUH MANAJEMEN PEMBIAYAAN SEKOLAH DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ACEH BARAT.

0 1 49

PENGARUH KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DAARUT TAUHID BANDUNG.

0 0 64

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA.

0 0 58

PROSIDING SEMNAS abstrak

0 0 8

FAKTOR PENENTU KINERJA KEPALA SEKOLAH ME

0 0 10