ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA GAMA CATERING DI KOTA BANDUNG.

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

GAMA CATERING DI KOTA BANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Ega Dharma Yogaswara 0807204

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

GAMA CATERING DI KOTA BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Agus Sudono, SE.,MM. NIP. 19820508.200812.1.002

Pembimbing II

Sylvia Meilani, S.Pd.,MM.

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE., MM. .

NIP. 19820508.200812.1.002

Mahasiswa

Ega Dharma Yogaswara 0807204


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Banding ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan,


(4)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA GAMA

CATERING DI KOTA BANDUNG

Oleh

Ega Dharma Yogaswara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ega Dharma Yogaswara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.1.2 Pengertian Katering ... 7

2.1.3 Konsep Manajemen ... 8

2.1.4 Konsep Strategi ... 8

2.1.5 Manajemen Strategis ... 9

2.1.6 Konsep Manajemen Strategis ... 10

2.1.7 Proses Manajemen Strategis ... 10

2.1.8 Pemilihan Strategi Alternatif ... 17

2.1.9 Pengembangan Usaha ... 19

2.1.10 Tingkatan dalam Pengembangan Usaha ... 20

2.1.11 Unsur-unsur dalam Mengembangkan Usaha ... 21

2.1.12 Aspek yang Diperhatikan dalam Mengembangkan Usaha ... 22

2.1.13 Kategori Produk Baru ... 23

2.1.14 analisa Masalah dan Solusi dalam Mengembangkan Usaha . 24 2.2 Analisis Strategi ... 26

2.2.1 Pengertian Analisis SWOT ... 26

2.2.2 Analisis SWOT Sebagai Strategi Pengembangan Bisnis ... 27


(6)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.2.1 Operasional Variabel ... 33

3.3 Metode Penentuan Sampel ... 35

3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 35

3.4.1 Tahap Input ... 35

3.4.2 Tahap Pencocokan ... 42

3.4.3 Tahap Keputusan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Sejarah Gama Catering ... 48

4.1.2 Visi dan Misi Gama Catering ... 48

4.2 Pembahasan Analisis Lingkungan ... 49

4.2.1 Lingkungan Internal ... 49

4.2.1.1 Manajemen dan Sumber Daya manusia ... 49

4.2.1.2 Pemasaran ... 50

4.2.1.1 Produk (Product) ... 50

4.2.1.2 Harga (Price) ... 51

4.2.1.3 Distribusi (Distribution) ... 51

4.2.1.4 Promosi (Promotion) ... 51

4.2.2 Lingkungan Eksternal ... 52

4.2.2.1 Lingkungan Makro (umum) ... 52

4.2.2.1.1 Ekonomi ... 52

4.2.2.1.2 Politik dan Kebijakan Pemerintah ... 55

4.2.2.1.3 Lingkungan Sosial ... 57

4.2.2.1.4 Teknologi ... 58

4.2.2.2 Lingkungan Industri ... 59

4.2.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru ... 59

4.2.2.2.2 Ancaman Produk Pengganti (Subtitusi) ... 61

4.2.2.2.3 Kekuatan Daya Tawar Pemasok ... 61

4.2.2.2.4 Kekuatan Daya Tawar Pembeli ... 62

4.2.2.2.5 Persaingan Usaha Sejenis ... 63

4.3 Formulasi Alternatif Strategi... 63

4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 63

4.3.1.1 Analisis Matriks IFE ... 63

4.3.1.2 Analisis Matriks EFE ... 65

4.3.2 Analisis Matriks IE ... 66


(7)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.4 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM .... 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76 5.1 Kesimpulan ... 76 5.2 Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun

2009-2013 ... 2

Tabel 1.2 Omzet Gama Catering Tahun 2012-2014 ... 3

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 34

Tabel 3.2 Tabel Matriks IFE ... 37

Tabel 3.3 Tabel Matriks EFE... 38

Tabel 3.4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal ... 39

Tabel 3.5 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ... 39

Tabel 3.6 Matriks IFE ... 41

Tabel 3.7 Matriks EFE ... 41

Tabel 3.8 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM ... 47

Tabel 4.1 Indikator Makro Ekonomi Kota Bandung ... 54

Tabel 4.2 Harga Gas Elpiji Tahun 2007-2014 ... 56

Tabel 4.3 Harga Bahan Bakar Minyak Tahun 2008-2014 ... 57

Tabel 4.4 Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung Tahun 2007-2012 ... 58

Tabel 4.5 Pasar Tradisional PD. Pasar Bermartabat Kota Bandung ... 62

Tabel 4.6 Matroks IFE ... 64

Tabel 4.7 Matriks EFE ... 65

Tabel 4.8 Matriks IE ... 67

Tabel 4.9 Analisis Matriks SWOT ... 69

Tabel 4.10 Tabel Strategi Alternatif ... 71


(9)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT ... 28

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

Gambar 3.1 Matriks IE ... 43


(10)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Laju Perkembangan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun 2008-2012 dan Perbandingan dengan Tingkat Nasional ... 53


(11)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ega Dharma Yogaswara, Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering di Kota Bandung, di bawah bimbingan Agus Sudono, SE.,MM. dan

Sylvia Meilani ,S.Pd.,MM.

Perkembangan industri makanan dan minuman di Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini didapatkan berdasarkan data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung yang pada kuartal II di tahun 2013 mencapai kenaikan sebesar 5,18%. Gejala ini dapat meningkatkan persaingan dalam hal pelayan jasa pada bidang jasa boga, termasuk pelayan katering didalamnya. Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia kota Bandung (APJI) terdapat 127 perusahaan pelayanan katering yang terdapat di Kota Bandung. Gama Catering adalah salah satu perusahaan pelayanan katering yang ada di Kota Bandung. Oleh karena itu untuk dapat mempertahankan eksistensi dari perusahaan dibutuhkan pengembangan bisnis agar mampu berkompetisi guna menarik konsumen dari para pesaing dibidang pelayanan jasa tata boga ini.

Analisis yang digunakan adalah analisis Deskriptif, hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui gambaran mengenai lingkungan perusahaan terkait dengan peluang, ancaman, kekuatan , dan kelemahan yang dimiliki oleh Gama Catering serta perumusan analisi strategi dengan menggunakan Matriks SWOT. Analisis Deskriptif Kuantitatif menggunakan matriks EFE, IFE, IE, dan QSPM. Dari pengolahan data menggunakan metode diatas menghasilkan 16 alternatif strategi untuk pengembangan usaha. Adapun alternatif strategi yang menjadi prioritas utama adalah : Melakukan inovasi berkelanjutan dalam rangka peningkatan kualitas dan pengembangan produk untuk meraih kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan nilai TAS sebesar 6,495.


(12)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Ega Dharma Yogaswara, Industrial Expansion Strategy in Gama Catering in Bandung, under guidance of bimbingan Agus Sudono, SE.,MM and Sylvia

Meilani, S.Pd.,MM

Food and baverages industrial expansions in Bandung City had increased in every years, based on data from Badan Pusat Statistik Kota Bandung which had increased 5,18% on second quarter in 2013. This indication increase competition affect concering on food and baverages service, as well as catering service inside. based on data from Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia Kota Bandung (APJI) 127 industry signed as food and baverages service in Bandung City. Gama Catering is one of each catering service industry in Bandung City. To maintain in order to existention consuct bussiness expansion strategy form competition to have get costumer from competitor industry service in food and baverages sector. This research was using descriptive analysis, to know illustration of it oppotunities, threats, weeknesess, strengths owned by Gama Catering and for business development it used SWOT matrix. Descriptive Quantitaive analysis using EFE, IFE, IE, QPSM matrix. Data proccessing had resulting 16 alternative strategy in developing it business. The priority of alternative strategy with TAS point reachs 6,495 was : Sustable innovation of it’s quality service and product in order to create costumer satisfaction and loyality.


(13)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota Bandung terletak 140 km dr ibu kota negara Jakarta, dan merupakan kota satelit penopang ibu kota negara dan juga sebagai kota terbesar ketiga di indonesia setelah Ibu Kota Jakarta dan Surabaya dari sisi jumlah penduduk.

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya karena letaknya yang berada di dataran tinggi memberi hawa sejuk seperti layaknya kota Paris. Tetapi pada saat ini julukan kota kembang itu perlahan mulai sirna ditelan perkrmbangan jaman. Dimana pepohonan dan bunga-bunga yang indah bertebaran di sisi jalan kini

sudah berubah menjadi “Pohon Beton” gedung-gedung perkantoran dan gedung perbelanjaan yang sudah memenuhi lahan hijau di Kota Bandung.

Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall, factory outlet, dan clothing company yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.

Selain memiliki puluhan factory outlet yang tersebar di seluruh penjuru daerah, Kota Bandung juga memiliki potensi bisnis kuliner yang sangat beragam. Dari mulai menu masakan nusantara hingga menu kuliner mancanegara, ditawarkan para pelaku usaha untuk memanjakan para pecinta kuliner di daerah Bandung dan sekitarnya. Melihat banyaknya peluang usaha kreatif yang terdapat di daerah Bandung, tidaklah heran bila Kota Bandung menjadi gudangnya para


(14)

2

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pebisnis kreatif dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional.

Tabel 1.1 Persentase Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun 2009- 2013

Tahun Pertumbuhan (%)

2009 5,20

2010 6,63

2011 7,33

2012 8,09

2013 * 5,18

Sumber :Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung tahun 2013 Keterangan : * sampai dengan kuartal II tahun 2013

Berdasarkan tabel 1.1 pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di kuartal II mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian,sosial serta politik di Indonesia sangat baik untuk mengembangkan usaha. Persaingan di industri makanan dan minuman di Indonesia cukup ketat dikarenakan adanya inovasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Salah satu bagian dari industri makanan dan minuman adalah industri jasa boga. Dimana di dalamnya terdapat usaha jasa katering. Bisnis jasa katering pada saat ini sangat diminati oleh banyak orang, karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang memerlukan jasa tersebut. Karena pada saat ini kebanyakan orang tidak mau ambil pusing apabila mengadakan suatu acara yang membutuhkan pelayanan makanan dan minuman, dari itulah jasa pelayanan katering kini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat metropolitan.

Menurut keanggotaan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia kota Bandung (APJI), pada tahun 2013 perusahaan penyedia pelayanan katering di kota Bandung berjimlah 127 perusahaan katering. Dengan tidak menutup kemungkinan ini bisa menjadi salah satu peluang usaha yang berdampak pada


(15)

3

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatnya pertumbuhan perusahaan yg bergerak di bidang kuliner ini. Meningkatnya perusahaan jasa katering ini juga didorong oleh permintaan pasar yang tinggi akan jasa tersebut. Banyak acara yg perlu menyediakan hidangan baik makanan maupun minuman dengan jumlah porsi yang tidak sedikit, misalnya acara seminar, gethering, rapat, acara resepsi pernikahan dan acara keagamaan seperti aqiqah.

Saat ini industri pelayanan katering di kota bandung masih dikuasai oleh katering-katering besar ternama di kota bandung, seperti Destiny Catering, Soewardono Catering, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa daya persaingan di bidang jasa penyedia katering ini sangat ketat dan kuat. Pelayanan yang menuaskan juga menjadi salah satu indikator suatu perusahaan katering untuk bisa bersaing secara sehat. Tapi selain itu banyak juga katering yang mamiliki pelayanan prima dan memberikan citarasa masakan yang terjamin kualitasnya, salah satunya Gama Catering.

Gama Catering didirikan di kota Bandung yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok F 14 No. 8 sejak tahun 1998. Pada awalnya perusahaan ini hanya melayani pesanan nasi dus dan tumpeng saja dengan karyawan keluarga sendiri, seiring berjalannya waktu kini Gama Catering sudah melayani pesanan katering hingga 4000 porsi setiap harinya dengan memperkerjakan 10 karyawan tetap. Perkembangan usaha Gama Catering dari tahu ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tetapi ada kendala-kendala yang bisa menghambat dari operasional perusahaan seperti kenaikan bahan baku dan harga bahan bakar gas yang menjadi barang utama yang harus selalu digunakan.

Tabel 1.2 omzet Gama Catering tahun 2012-2014 (Jan-Jun)

No. Tahun Omzet (Rp)

1 2012 567.345.500


(16)

4

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 2014 (Jan-Jun) 303.503.000 Sumber : Gama Catering

Dari data omzet di atas, bisa dilihat bahwa pemasukan setiap tahunnya selalu meningkat cukup baik. Sehingga target untuk tahun 2014 bisa mencapai di angka Rp.700.000.000. Gama Catering juga mempunyai target mengembangkan pemasaran ke kota Bandung secara keseluruhan. Yang dimana pada saat ini Gama Catering hanya fokus di daerah kota Bandung timur dan Kabupaten Bandung. Untuk memenuhi target tersebut pihak Gama Catering harus bekerja keras untuk mencapainya.

Dari beberapa fenomena di atas, untuk mengangkat fenomena tersebut dan menelaah lebih jauh untuk menganalisis berbagai faktor eksternal dan internal perusahaan untuk menemukan strategi promosi yang terbaik bagi Gama Catering dan strategi guna mengatasi melonjaknya harga bahan baku untuk mengembangkan usahanya. Adapun judul skripsi yang diangkat untuk menelitinya “Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Gama Catering di Kota Bandung”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor eksternal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Gama Catering?

2. Apa saja faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Gama Catering?

3. Alternatif strategi apa yang paling sesuai dengan Gama Catering untuk mengembangkan usahanya?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai :


(17)

5

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menganalisis faktor eksternal yang dilihat dari kelemahan dan kekuatan Gama Catering.

2. Menganalisis faktor internal yang dilihat dari kelemahan dan kekuatan Gama Catering.

3. Mengkaji alternatif strategi yang sesuai untuk perkembangan bisnis usaha dari Gama Catering.

1.4Manfaat penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang penulis harapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkandapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang ilmu kepariwisataan. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk bisa meningkatkan promosi yang dilakukan agar bisa lebih baik untuk kedepannya.


(18)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada kegiatan pengembangan usaha yang sedang dilakukan oleh pihak Gama Catering dalam memperluas segmentasi pasarnya. Kegiatan penelitian dilakukan dengan melalui dua tahapan yaitu: (1) proses penyesuiaian proposal sebagai tahap awal penelitian pendahuluan pada bulan januari 2014 dan (2) pengumpulan,pengolahan, dan analisis data sebagai hasil penelitian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua , yaitu dengan mengumpulkan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari teknik pengumpulan data tersebut :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung peneliti dari hasil penelitian langsung untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan secara observasi, wawancara, diskusi, dan kuisioner. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitianmengenai pengembangan usaha.

b. Wawancara adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek penelitian mengenai pengembangan usaha.


(19)

33

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Diskusi, adalah melakukan wawancara dan bertukar pikiran mengenai permasalahan dan kondisi yang ada dalam proses pengembangan usaha dengan pihak Gama Catering.

d. Kuisioner adalah memberikan pertanyaan beriupa kuisioner kepada dua responden terpilih. Kuisioner terdiri dari kuisioner identifikasi eksternal dan internal, pembobotan dan peningkatan, serta kuisioner untuk penentuan prioritas strategi pengembangan usaha.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan kumpulan dari pihak lain (pihak eksternal). Dalam penelitian ini ada data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti media internet dan buku yang berhubungan dengan maalah yang akan dibahas

.

3.2.1 Operasional Variabel

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah operasionalisasi variabel yang dapat memberikan petunjuk dan sangat membantu bagi seorang peneliti untuk mengukur suatu variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.


(20)

34

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep

Empiris Konsep Analitik Skala Strength/kekuatan

(X1)

Merupakan kondisi

kekuatan yang

terdapat dalam

organisasi, proyek,

atau konsep bisnis

yang ada. Kekuatan

yang dianalisis

merupakan analisis

faktor yang terdapat

dalam tubuh

organisasi, proyek atau

konsep bisnis itu

sendiri.

Melihat potensi kekuatan yang terdapat dalam perusahaan.

Data diperoleh dari

internal perusahaan

yang meliputi :

 Kekuatan yang dimiliki perusahaan Ordinal Weakness/kelemahan (X2)

Merupakan kondisi

kelemahan yang

terdapat dalam suatu organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang

ada. Kelemahan yang

dianalisis merupakan

faktor yang terdapat

dalam tubuh

organisasi, proyek atau

konsep bisnis itu

sendiri.

Melihat potensi kelemahan yang terdapat dalam

perusahaan.

Data diperoleh dari

internal perusahaan

yang meliputi :

 Kelemahan yang dimiliki perusahaan Ordinal Opportunities/Peluang (X3)

Merupakan kondisi peluang

berkembang dimasa yang akan datang. Kondisi yang terjadi merupakan

Melihat peluang bisnis dalam hal mengembangkan usaha.

Data diperoleh dari

internal perusahaan

yang meliputi :

 Potensi

peluang yang


(21)

35

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peluang dari luar perusahaan, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

terdapat dalam perusahaan

Threats/Ancaman (X4)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman

ini dapat

mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Melihat potensi-potensi ancaman yang dapat menghambat proses pengembangan usaha.

Data diperoleh dari

internal perusahaan

yang meliputi :

 Potensi ancaman yang mempengar uhi perusahaan. Ordinal Pengembangan Usaha (Y)

Tugas dan proses

persiapan analitis

tentang peluang

pertumbuhan

potensial, dukungan

dan pemantauan

pelaksanaan peluang

pertumbuhan usaha,

tetapi tidak termasuk

keputusan tentang

strategi dan

implementasi dari

peluang pertumbuhan usaha

Usaha untuk dspat mengembangkan usaha atau bisnis

Data diperoleh dari

internal perusahaan

yang meliputi :

 Usaha yang

sudah dilakukan oleh perusahaan dalam mengemban gkan usaha. Ordinal

3.3 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam hal ini


(22)

36

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan responden dipilih secara sengaja oleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian berjumlah dua orang yang merupakan pihak internal Gama Catering, pihak internal merupakan pihak yang berwenang mengambil keputusan (decision maker) dalam kegiatan usaha serta bertanggung jawab terhadap rencana perusahaan dan pengelolaan harta kekayaan perusahaan, yaitu pemilik perusahaan merangkap kepala produksi dan kepala operasional dimana ketiganya memiliki kekdudukan yang sama. Selain itu terdapat empat orang karyawan dan empat orang konsumen Gama Catering yang menjadi responden dalam skripsi ini. Berdasarkan hal tersebut, nilai pembobotan sampel untuk masing-masing responden memiliki kesetaraan, yaitu masing-masing sepuluh persen dalam penentuan nilai rata-rata sampel.

3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Menurut David (2009) data yang didapatkan dan dianalisis berdasarkan konsep-konsep manajemen strategis yang ada. Analisis terhadap data akan dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dan kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai visi, misi dan menggambarkan lingkungan perusahaan terkait peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan, yang dimiliki perusahaan serta perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Sedangkan analisisi kuantitatif menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation), IFE (Internal Factor Evaluation), IF (Internal-External), dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

Menurut David (2009), penyusunan suatu srtategi dilakukan melalui tiga tahapan kerja yaitu taphap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.

3.4.1 Tahapan Input

Tahapan input adalah tahapan pengumpulan informasi untuk merumuskan strategi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam usaha Gama


(23)

37

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Catering. Dalam penelitian ini, tahapan input menggunakan matriks IFE dan EFE. Adapun tahapan penyusunan matriks IFE dan EFE:

a. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Dalam tahap analisis faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendata seluruk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pihak perusahaan. Serta mendata peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian dalam matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).

Menurut David (2009) matriks IFE merupakan alat formulasi strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Dengan matriks IFE dapat diketahui kemampuan organisasi dalam menghadapi lingkungan internalnya dan mengetahui faktor-faktor yang penting. Bentuk matriks IFE menurut David (2009) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Matriks IFE Faktor-faktor

Strategi Internal

Bobot Rating Bobot X Rating

(Weight Score)

Kekuatan Kelemahan

Total 1,00 Total Weight


(24)

38

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi: kependudukan (demografi), teknologi, politik, hukum, sosial dan budaya. Matriks EFE digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghadapi longkungan luar perusahaan. Berikut ini bentuk tabel matriks EFE menurut David (2009):

Tabel 3.3 Matriks EFE Faktor-faktor

Strategi Eksternal

Bobot Rating Bobot X Rating (Weight Score)

Peluang Ancaman

Total 1,00 Total Weight

score

b. Pemberian Bobot Setiap Faktor

Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuisioner pada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode Pairwisw Comparison (Kinnear dan Taylor, 2001). Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam suatu industry (Industri-based).

Adapun penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut :

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal


(25)

39

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada vertikal

Tabel 3.4 Penilaian bobot faktor strategis internal Faktor Strategis

Internal

A B C D ... Total Bobot

A B C D .... Total

Tabel 3.5 Penilaian bobot faktor strategis eksternal Faktor Strategis

Eksternal

A B C D ... Total Bobot

A B C D .... Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :


(26)

40

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

i = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = jumlah variabel n = jumlah variabel

Adapun bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan pada faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang dimiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi, tanpa memperdulikan apakah faktor tersebut kelemahan atau kekuatan serta peluang atau ancaman. Jumlah bobot yang diberikan pada tiap faktor sama dengan 1,0

c. Pemberian Peringkat (Rating)

Menurut David (2009), peringkat menggambarkan seberapa besar efek strategi perusahaan saat ini dalam merespos faktor strategis yang ada (company-based). Penilaian peringkat untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan nilai sebagai berikut :

1 = respon perusahaan jelek 2 = respon perusahaan rata-rata 3 = respon perusahaan diatas rata-rata 4 = respon perusahaan superior

Sedangkan, untuk lingkungan diberikan nilai dalam skala sebagai berikut :

1 = sangat lemah (kelemahan utama) 2 = lemah (kelemahan minor)

3 = kuat (kekuatan minor)

4 = sangat kuat (kekuatan utama) d. Perkalian Bobot dan Peringkat

Untuk menentukan nilai tertimbang setiap faktor yang diperoleh dari perkalianbobot dengan peringkat (rating) setiap faktor. Nilai


(27)

41

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai terimbang bagi organisasi (David,2009).

Tabel 3.6 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor kunci internal

Bobot (a)

Rating (b)

Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan

1... 2... 3...

Kelemahan 1...

2... 3...

JUMLAH 1,0

Tabel 3.7 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor-faktor kunci internal

Bobot (a)

Rating (b)

Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan

1... 2...


(28)

42

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3...

Kelemahan 1...

2... 3...

JUMLAH 1,0

Total penilaian terimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran nilai 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE mengindikasikan bahwa perusahaan merespon faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan ataupun merespon faktor eksternal berupa peluang atau ancaman dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya. 3.4.2 Tahapan Pencocokkan

Tahapan pencocokan adalah tahapan untuk mencocokkan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Tahapan pencocokkan bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan agar dapat menghasilkan alternatif strategi yang layak bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Pada tahapan pencocokkan alat analisis menggunakan matriks IE dan matriks SWOT.

a. Matriks Internal-External (IE)

Matriks IE berguna untuk menampilkan posisi organisasi dalam diagram skematis atau disebut juga matriks portofolio. Matriks portofolio terdiri dari dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE, total nilai tertimbang EFE, dan terdiri dari sembilan sel. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total tertimbang EFE pada sumbu y. Dengan mengetahui posisi organisasi dalam industri kuliner penyusun


(29)

43

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi dapat memilih alternatif strategi yang layak. Berikut ini gambaran matriks.

TOTAL NILAI TERTIMBANG IFE

Kuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,9

Gambar 3.1 Matriks IE

Gambaran diatas diperlihatkan identifikasi sembilan sel strategi perusahaan, yang pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

I (Growth and

build)

II (Growth and

build)

III (Hold and Maintain)

IV (Growth and

build)

V (Hold and Maintain)

VI (Harvest or

divest)

VII (Hold and Maintain)

VIII (Harvest or

divest)

XI (Harvest or


(30)

44

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Growth and Build (tumbuh dan berkembang) yang termasuk sel I, II, dan IV. Strategi yang sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau dapat disebut juga strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (jaga dan pertahankan) yang termasuk sel III, V, dan VII. Strategi yang sesuai adalah penetrasi pasr dan pengembangan produk.

3. Harvest or Divest ( mengambil hasil atau melepaskan) yang termasuk dalam sel VI, VIII, dan XI. Strategi yang sering diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.

b. Analisis matrisk SWOT (Strength-Weaknees-Oppurtunity-Threat)

Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bagi pihak perusahaan. Matriks SWOT merupakan alat untuk mencocokkan yang bertujuan membantu manajer dalam mengembangkan strategi. Hal yang sulit dalam mengembangkan matriks SWOT adalah mencocokkan faktor internal dan eksternal. Tahapan pencocokkan faktor internal dan eksternal dalam matriks SWOT membutuhkan penilaina yang baik. Berikut ini empat tipe strategi yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) adalah strategi dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi WO (Weaknesess-Opportunities) adalah bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats) adalah strategi dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.


(31)

45

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Strategi WT (Weaknesess-Threats) adalah taktik difensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan antara lain:

a. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. b. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. c. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. d. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

e. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi WO dalam sel yang ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan internal edngan ancaman eksternal dan mencatat strategi ST dalam sel yang ditentukan.

h. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat strategi WT dalam set yang ditentukan.

Berikut ini penyajian sistematis dari matriks SWOT yang terdapat pada gambar.

INTERNAL FACTOR (IFAS)

EKSTERNAL FACTOR (EFAS)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

OPPORTUNITIES (O)

Strategi SO:

Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam

Strategi WO:

Strategi yang disusun untuk menutupi atau mengurangi kelemahan


(32)

46

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya meraih peluang. yang ada dalam upaya meraih peluang

THREATS (T)

Strategi ST:

Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam upaya menghadapi ancaman

Strategi WT:

Strategi yang disusun untuk menutupi atau mengurangi kelemahan yang ada dalam upaya menghadapi ancaman

Gambar 3.2 Matriks SWOT

3.4.3 Tahapan Keputusan

Tahapan keputusan merupakan tahapan terakhir dalam formulasi strategi, yaitu dengan menetapkan alternatif strategi dimana perusahaan menetapkan strategi yang baik unk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat untuk menganalisis pada tahapan ini adalah dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Menurut David (2009) analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Adapun enam tahapan yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kemuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi ini diperoleh dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor yang ada pada IFE dan EFE.


(33)

47

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengevaluasi matriks pada tahapan kedua (pencocokkan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Kemudian dicatat pada baris atas QSPM.

4. Menentukan nilai daya tarik (attractiveness scores-AS). Nilai ini mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Nilai daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Adapun nilai daya tarik yang diberikan adalah sebagai berikut : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) nilai ini didapatkan berdasarkan hasil dari perkalian bobot (langkah b) dengan nilai daya tarik (langkah d) dalam tiap baris total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatifuntuk masing-masing strategi. Semakin besar nilainya, maka semakin alternatif strategi tersebut.

6. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi yang terpilih. Strategi dengan TAS tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.

Tabel 3.8 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM Faktor

utama

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Faktor Eksternal


(34)

76 Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan berdasarkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan menunjukkan bahwa Gama Catering memiliki beberapa faktor kekuatan dan kelemahan yang berkaitan dengan pengembangan usaha dari Gama Catering. Adapun faktor kekuatan yang paling utama bagi Gama Catering adalah “Mutu produk yang dihasilkan halal dan bersih “ . Ini karena competitive advantage (keunikan)yang dimiliki sulit untuk ditiru oleh pesaing dan menggunakan yang terjaga kualitas dan kebersihannya

Adapun faktor kelemahan utama yang menjadi kendala bagi Gama Catering adalah “Tingkat pendapatan”. Ini dikarenakan kenaikan harga bahan baku sehingga mendorong pengurangan margin keuntungan.

2. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan bahwa Gama Catering memiliki beberapa faktor peluang dan ancaman yang berkaitan dengan pengembangan usaha dari Gama Catering. Adapun faktor peluang yang menjadi prioritas utama adalah “Tingginya permintaan jasa katering”. Ini didorong dengan adanya trend budaya praktis masyarakat perkotaan saat ini.

Sedangkan faktor ancaman yang sangat mempengaruhi bagi Gama Catering adalah “Banyaknya pesaing di bidang jasa katering”. Semakin meningkatnya permintaan jasa katering mengakibatkan tingginya persaingan di bidang jasa kuliner khusussnya jasa katering.

3. Setelah dianalisis melalui matriks EFE, IFE, IE, dan QSPM menghasilkan beberapa alternatif strategi untuk mengembangkan usaha bagi Gama Catering


(35)

77

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedepannya. Adapun alternatif utama yang menjadi prioritas menurut hasil pengolahan data QSPM adalah “Melakukan inovasi berkelanjutan dalam rangka peningkatan kualitas dan pengembangan produk untuk meraih kepuasan dan loyalitas pelanggan”.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan adalah untuk meningkatkan strategi pengembangan usaha pada Gama Catering adalah :

1. Gama Catering harus mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan agar tercipta suasana nyaman dalam lingkungan pekerjaan dan kondusif. Yaitu dengan cara memberikan intensif dan karyawisata di setiap akhir tahun. 2. Gama Catering harus mempertahankan hubungan yang baik dengan para

pelanggan agar pelanggan tersebut loyal terhadap jasa pelayanan Gama Catering.

3. Gama Catering harus menjaga dan mempertahankan mutu, rasa, dan pelayanan katering. Mempertahankan dan menjaga mutu, rasa, dan pelayanan katering dapat dilakukan dengan cara memilih bahan baku terbaik dan berkualitas dengan tidak mengenyampingkan aspek higienitas dan halalnya suatu bahan makanan.

4. Menambah dan melengkapi peralatan dekorasi agar setiap kebutuhan pada saat event tidak selalu tergantung terhadap rekanan bisnis, ini bertujuan agar Gama Catering bisa berdiri sendiri. Seperti taman, pelaminan dan kelengkapan buffet.

5. Memperluas dan memperbesar dapur agar pekerjaan memaasak bisa lebih baik dan efisien. Serta memperbaiki layout dapur sehingga alur pekerjaan terlihat lebih baik.

6. Menawarkan kerjasama kepada investor dalam meningkatkan modal bagi kegiatan operasional pembangunan dan pengembangan usaha. Sumber permodalan menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengembangkan


(36)

78

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu bisnis bagi Gama Catering. Untuk mendapatkan sumber permodalan dapat dilakukan dengan mencari investor dengan mempertimbangkan segala resikonya.

7. Gama Catering harus memanfaatkan dan memaksimalkan teknologi guna mempromosikan usahanya. Promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti membuat website pribadi, membuat akun sosial media seperti facebook dan twitter. Selain didunia maya media cetak juga menjadi salah satu alternatif promosi dengan cara beriklan di surat kabar harian di kota Bandung serta menyediakan brosur yang diberikan kepada setiap orang. Tujuan untuk melakukan promosi adalah agar produk dan jasa bisa dikenal oleh orang banyak dan meningkatkan volume penjualan dengan mempertahankan konsumen yang telah ada.

8. Mencari alternatif pemasok bahan baku lokal untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. Untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas suatu produk maka bahan baku yang digunakanpun harus berkualitas baik. Oleh karena itu diperlukan pemasok bahan baku lokal yang mampu menyediakan bahan baku yang baik. Keterbatasan bahan baku lokal pada pemasok utama dapat menjadi hambatan bagi kelangsungan produksi. Salah satunya mencari alternatif pemasok yang bisa memasok bahan baku lokal dengan biaya lebih murah untuk mengurangi biaya produksi sehingga dapat mempertahankan harga yang bersaing.

9. Memperluas cakupan pemasaran agar volume penjualan meningkat dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen serta memenuhi pesanan konsumen sehingga Gama Catering mampu bersaing dengan penyedia jasa katering yang sudah ternama di kota Bandung.

10. Bagi kegiatan penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian terkait dengan evaluasi kinerja organisasi terhadap impleentasi strategi, serta penelitian tentang kepuasan konsumen.


(37)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Atmodjo, Marsum Widjojo.(2007).Restoran dan segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi

Bagyono (2005).Pariwisata dan Perhotelan.Bandung:Alfabeta Buchari, Alma (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta

David, Fred R.(2009). Jakarta. Manajemen Strategis Konsep,Terjemahan, Jakarta :Penerbit Salemba Empat.

Dirgantoro, Corwn (2004).Manajemen Strategis Konsep, Kasus dan Implementasi,Terjemahan.Jakarta:PT.Grasindo.

Rachmat. (2009). “Analisis Strategi pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan Pada Prima Diet Catering, Jakarta “.Skripsi Pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Geryansyah, Dona.(2011).“Unsur-unsur Perencanaan Dalam Penyelenggaraan Hunger, J.D dan Wheelen, T.L.(2005). Manajemen Strategis. Terjemahan. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Rangkuti, Freddy. (2009).Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21,Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Suwarsono, Muhammad (2002) Manajemen Strategik Konsep dan Kasus. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Kotler, Philip.(2007). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 1.Jakarta;PT.Indeks

Kotler, Philip.(2009). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 2.Jakarta;PT.Indeks

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Walikota Bandung (2011), Bandung: Pemerintah Kota Bandung


(38)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PB, Triton.(2007). Manajemen Strategis: Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta; Tugu Publisher.

Siahaan PE. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Skripsi Pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Sugiarto, Endar dan Sri Sulatirningrum. (2000). Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta PT. Gramedia Pustaka

Sugiyono.(2011). Statiska untuk Penelitian. Bandung; CV.Alfabeta

Sumber Lainnya :

id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung [12 Juni 2014] kateringmalang.wordpress.com/2010/11/20/definisi-katering


(1)

3. Mengevaluasi matriks pada tahapan kedua (pencocokkan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Kemudian dicatat pada baris atas QSPM.

4. Menentukan nilai daya tarik (attractiveness scores-AS). Nilai ini mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Nilai daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Adapun nilai daya tarik yang diberikan adalah sebagai berikut : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) nilai ini didapatkan berdasarkan hasil dari perkalian bobot (langkah b) dengan nilai daya tarik (langkah d) dalam tiap baris total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatifuntuk masing-masing strategi. Semakin besar nilainya, maka semakin alternatif strategi tersebut.

6. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi yang terpilih. Strategi dengan TAS tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.

Tabel 3.8 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM Faktor

utama

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS Faktor

Internal Faktor Eksternal


(2)

76

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan berdasarkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan menunjukkan bahwa Gama Catering memiliki beberapa faktor kekuatan dan kelemahan yang berkaitan dengan pengembangan usaha dari Gama Catering. Adapun faktor kekuatan yang paling utama bagi Gama Catering adalah “Mutu produk yang

dihasilkan halal dan bersih “ . Ini karena competitive advantage

(keunikan)yang dimiliki sulit untuk ditiru oleh pesaing dan menggunakan yang terjaga kualitas dan kebersihannya

Adapun faktor kelemahan utama yang menjadi kendala bagi Gama Catering adalah “Tingkat pendapatan”. Ini dikarenakan kenaikan harga bahan baku sehingga mendorong pengurangan margin keuntungan.

2. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan bahwa Gama Catering memiliki beberapa faktor peluang dan ancaman yang berkaitan dengan pengembangan usaha dari Gama Catering. Adapun faktor peluang yang menjadi prioritas utama adalah “Tingginya permintaan jasa

katering”. Ini didorong dengan adanya trend budaya praktis masyarakat

perkotaan saat ini.

Sedangkan faktor ancaman yang sangat mempengaruhi bagi Gama Catering adalah “Banyaknya pesaing di bidang jasa katering”. Semakin meningkatnya permintaan jasa katering mengakibatkan tingginya persaingan di bidang jasa kuliner khusussnya jasa katering.

3. Setelah dianalisis melalui matriks EFE, IFE, IE, dan QSPM menghasilkan beberapa alternatif strategi untuk mengembangkan usaha bagi Gama Catering


(3)

kedepannya. Adapun alternatif utama yang menjadi prioritas menurut hasil pengolahan data QSPM adalah “Melakukan inovasi berkelanjutan dalam rangka peningkatan kualitas dan pengembangan produk untuk meraih

kepuasan dan loyalitas pelanggan”.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan adalah untuk meningkatkan strategi pengembangan usaha pada Gama Catering adalah :

1. Gama Catering harus mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan agar tercipta suasana nyaman dalam lingkungan pekerjaan dan kondusif. Yaitu dengan cara memberikan intensif dan karyawisata di setiap akhir tahun. 2. Gama Catering harus mempertahankan hubungan yang baik dengan para

pelanggan agar pelanggan tersebut loyal terhadap jasa pelayanan Gama Catering.

3. Gama Catering harus menjaga dan mempertahankan mutu, rasa, dan pelayanan katering. Mempertahankan dan menjaga mutu, rasa, dan pelayanan katering dapat dilakukan dengan cara memilih bahan baku terbaik dan berkualitas dengan tidak mengenyampingkan aspek higienitas dan halalnya suatu bahan makanan.

4. Menambah dan melengkapi peralatan dekorasi agar setiap kebutuhan pada saat event tidak selalu tergantung terhadap rekanan bisnis, ini bertujuan agar Gama Catering bisa berdiri sendiri. Seperti taman, pelaminan dan kelengkapan buffet.

5. Memperluas dan memperbesar dapur agar pekerjaan memaasak bisa lebih baik dan efisien. Serta memperbaiki layout dapur sehingga alur pekerjaan terlihat lebih baik.

6. Menawarkan kerjasama kepada investor dalam meningkatkan modal bagi kegiatan operasional pembangunan dan pengembangan usaha. Sumber permodalan menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengembangkan


(4)

78

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu bisnis bagi Gama Catering. Untuk mendapatkan sumber permodalan dapat dilakukan dengan mencari investor dengan mempertimbangkan segala resikonya.

7. Gama Catering harus memanfaatkan dan memaksimalkan teknologi guna mempromosikan usahanya. Promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti membuat website pribadi, membuat akun sosial media seperti facebook dan twitter. Selain didunia maya media cetak juga menjadi salah satu alternatif promosi dengan cara beriklan di surat kabar harian di kota Bandung serta menyediakan brosur yang diberikan kepada setiap orang. Tujuan untuk melakukan promosi adalah agar produk dan jasa bisa dikenal oleh orang banyak dan meningkatkan volume penjualan dengan mempertahankan konsumen yang telah ada.

8. Mencari alternatif pemasok bahan baku lokal untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. Untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas suatu produk maka bahan baku yang digunakanpun harus berkualitas baik. Oleh karena itu diperlukan pemasok bahan baku lokal yang mampu menyediakan bahan baku yang baik. Keterbatasan bahan baku lokal pada pemasok utama dapat menjadi hambatan bagi kelangsungan produksi. Salah satunya mencari alternatif pemasok yang bisa memasok bahan baku lokal dengan biaya lebih murah untuk mengurangi biaya produksi sehingga dapat mempertahankan harga yang bersaing.

9. Memperluas cakupan pemasaran agar volume penjualan meningkat dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen serta memenuhi pesanan konsumen sehingga Gama Catering mampu bersaing dengan penyedia jasa katering yang sudah ternama di kota Bandung.

10. Bagi kegiatan penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian terkait dengan evaluasi kinerja organisasi terhadap impleentasi strategi, serta penelitian tentang kepuasan konsumen.


(5)

Atmodjo, Marsum Widjojo.(2007).Restoran dan segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi

Bagyono (2005).Pariwisata dan Perhotelan.Bandung:Alfabeta

Buchari, Alma (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta

David, Fred R.(2009). Jakarta. Manajemen Strategis Konsep,Terjemahan, Jakarta :Penerbit Salemba Empat.

Dirgantoro, Corwn (2004).Manajemen Strategis Konsep, Kasus dan Implementasi,Terjemahan.Jakarta:PT.Grasindo.

Rachmat. (2009). “Analisis Strategi pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan Pada Prima Diet Catering, Jakarta “.Skripsi Pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Geryansyah, Dona.(2011).“Unsur-unsur Perencanaan Dalam Penyelenggaraan Hunger, J.D dan Wheelen, T.L.(2005). Manajemen Strategis. Terjemahan. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Rangkuti, Freddy. (2009).Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21,Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Suwarsono, Muhammad (2002) Manajemen Strategik Konsep dan Kasus. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Kotler, Philip.(2007). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 1.Jakarta;PT.Indeks

Kotler, Philip.(2009). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 2.Jakarta;PT.Indeks

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Walikota Bandung (2011), Bandung: Pemerintah Kota Bandung


(6)

Ega Dharma Yogaswara, 2014

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Gama Catering Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PB, Triton.(2007). Manajemen Strategis: Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta; Tugu Publisher.

Siahaan PE. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Skripsi Pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Sugiarto, Endar dan Sri Sulatirningrum. (2000). Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta PT. Gramedia Pustaka

Sugiyono.(2011). Statiska untuk Penelitian. Bandung; CV.Alfabeta

Sumber Lainnya :

id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung [12 Juni 2014]