Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam Upaya Peningkatan Penjualan (Studi pada Clothing Merk Blackstar di Medan

(1)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (SI)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

100907074 OKKY NOVENDRA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam Upaya Peningkatan Penjualan (Studi pada Clothing Merk Blackstar di Medan.”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

Selama menyusun skripsi ini penulis banyak memperoleh petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terim kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Marlon Sihombing selaku Ketua Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Nasutin S.Sos MSP selaku Sekretaris Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.


(3)

banyak memberi dukungan baik moral maupun materil dalam penulisan skripsi ini.

6. Abangda penulis, Andreanov dan Hendris Syahputra juga adik penulis Ivo Yolalanda yang memberikan masukan, bantuan dan dorongan kepada penulis.

7. Teman-teman Le Fhroi Frans, Inul, Pija, Rudy, dan Amar juga teman-teman lainnya baik seangkatan dan sekelas yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini serta menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penulisan skripsi ini semoga mendapat rahmat dari Allah SWT.

Medan, 11 Juni 2014


(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN

(Studi pada Clothing Merk Blackstar di Medan)

Pada masa kini,dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat kita dituntut agar dapat mengembangkan usaha, agar usaha kita dapat maju dan sukses serta dapat bersaing dengan usaha usaha lainnya. Banyak hambatan yang dihadapi oleh pemilik usaha, tetapi hambatan hambatan itu semua dapat diatasi dengan membuat serta mengimplementasikan suatu strategi pengembangan usaha yang baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi clothingan merk Blackstar, dan untuk mengetahui alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh usaha clothingan Blackstar ini dalam upaya pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT.

Dari hasil analisis data yang diperoleh, usaha clothingan Blackstar memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung usaha ini dapat untuk berkembang. Diperoleh dari hasil analisis matriks IFAS dan EFAS bahwa peluang memiliki bobot sebesar 2,14 dan kekuatan memiliki bobot 2,94. kelemahan dan ancaman juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Dalam matriks IFAS dan EFAS kelemahan memiliki bobot 0,32 dan ancaman sebesar 0,32.


(5)

In the present, in facing business competition that is more strict we are required to be able to develop businesses, to get progress and successful and can compete with with other business ventures. Many obstacles faced by business owners, but that all barriers can be overcome by creating and implementing a business development strategy.

Problem formulation in this research are to find out the factors that affect the external and internal Blackstar brand clothing, and to find out alternative strategies that should be implemented by this clothing Blackstar in the effort of Business development.

The research method used is descriptive qualitative research methods. Data obtained from observation, interviews, and documentation. Technique of data analysis using SWOT analysis.

From the results of the analysis of data acquired, venture clothingan Blackstar has the opportunity and the power that is capable of supporting this business can to grow. Obtained from the results of an analysis of a matrix ifas and efas that the prospect of having weight and strength of 2,14 having 2,94 weight. Weakness and the threat of also affect the rise of this effort.In a matrix ifas and efas weakness and the threat of having weight 0,32 and 0,32.


(6)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi ... 9

2.1.1. Pengertian Strategi ... 9

2.1.2. Jenis - Jenis Strategi ... 10

2.1.3. Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT ... 14

2.2. Pengembagan Usaha ... 15

2.2.1. Pengertian Pengembangan Usaha ... 15

2.2.2. Tipe Pengembangan Usaha ... 16

2.2.3. Tahapan Pengembangan Usaha ... 17

2.3. Penjualan ... 19

2.3.1. Pengertian penjualan ... 19

2.3.2. Jenis - Jenis Penjualan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 21

3.2. Lokasi Penelitian ... 21


(7)

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.1.2. Struktur Organisasi ... 38

4.2. Penyajian Data ... 39

4.3. Analisis data ... 43

4.4. Pengambilan Keputusan Strategi ... 44

4.5. Pembahasan... 57

4.5.1. Peluang usaha clothingan ... 57

4.5.2. Strategi Alternatif ... 60

4.5.3. Seleksi Strategi Alternatif ... 62

4.5.4. Pelaksanaan pengembangan usaha ... 67

4.5.5. Evaluasi ... 68

BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan ... 70

5.2.Saran ... 71


(8)

Gambar 4.2 Ukuran Baju Blackstar ... 37 Gambar 4.3 Struktur Organisasi ... 38 Gambar 4.4 Diagram Analisis SWOT Blackstar ... 52


(9)

Tabel 3.3 Analisys SWOT (IFAS+EFAS) ... 29

Tabel 3.4 Matriks SWOT ... 33

Tabel 4.1 Faktor Internal Usaha Blackstar ... 44

Tabel 4.2 Faktor Eksternal Usaha Blackstar ... 45

Tabel 4.3 Matriks IFAS Usaha Blackstar ... 44

Tabel 4.4 Matriks EFAS Usaha Blackstar ... 49

Tabel 4.5 Matriks IFAS+EFAS Usaha Blackstar ... 51


(10)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN

(Studi pada Clothing Merk Blackstar di Medan)

Pada masa kini,dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat kita dituntut agar dapat mengembangkan usaha, agar usaha kita dapat maju dan sukses serta dapat bersaing dengan usaha usaha lainnya. Banyak hambatan yang dihadapi oleh pemilik usaha, tetapi hambatan hambatan itu semua dapat diatasi dengan membuat serta mengimplementasikan suatu strategi pengembangan usaha yang baik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi clothingan merk Blackstar, dan untuk mengetahui alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh usaha clothingan Blackstar ini dalam upaya pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT.

Dari hasil analisis data yang diperoleh, usaha clothingan Blackstar memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung usaha ini dapat untuk berkembang. Diperoleh dari hasil analisis matriks IFAS dan EFAS bahwa peluang memiliki bobot sebesar 2,14 dan kekuatan memiliki bobot 2,94. kelemahan dan ancaman juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Dalam matriks IFAS dan EFAS kelemahan memiliki bobot 0,32 dan ancaman sebesar 0,32.


(11)

In the present, in facing business competition that is more strict we are required to be able to develop businesses, to get progress and successful and can compete with with other business ventures. Many obstacles faced by business owners, but that all barriers can be overcome by creating and implementing a business development strategy.

Problem formulation in this research are to find out the factors that affect the external and internal Blackstar brand clothing, and to find out alternative strategies that should be implemented by this clothing Blackstar in the effort of Business development.

The research method used is descriptive qualitative research methods. Data obtained from observation, interviews, and documentation. Technique of data analysis using SWOT analysis.

From the results of the analysis of data acquired, venture clothingan Blackstar has the opportunity and the power that is capable of supporting this business can to grow. Obtained from the results of an analysis of a matrix ifas and efas that the prospect of having weight and strength of 2,14 having 2,94 weight. Weakness and the threat of also affect the rise of this effort.In a matrix ifas and efas weakness and the threat of having weight 0,32 and 0,32.


(12)

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini,dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat kita dituntut agar dapat mengembangkan usaha, agar usaha kita dapat maju dan sukses serta dapat bersaing dengan usaha usaha lainnya. Pengembangan usaha itu sendiri terdiri atas sejumlah besar tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan usaha dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan usaha.akan tetapi, pada kenyataannya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari merintis usaha sampai menjadi usaha yang besar sangatlah sulit.

Banyaknya hambatan hambatan yang dihadapi oleh pemilik usaha seperti penerapan strategi yang salah,penjualan yang terus menurun,tenaga kerja yang ahli atau ketrampilan pekerja, kinerja keuangan yang buruk dan sebagainya.tetapi hambatan hambatan itu semua dapat diatasi dengan membuat suatu strategi pengembangan usaha yang baik kemudian mengimplementasikannya.pengembang an usaha bukan hanya saja dibarengi dengan modal yang besar atau tenaga kerja yang terampil tetapi juga harus dibarengi dengan niat yang sungguh sungguh dari diri kita sendiri. Dengan niat yang kuat dan strategi yang tepat kita dapat mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar.


(13)

Menurut Hamel dan Prahad (Rangkuti, 2000: 4) strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi “bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Selain memerlukan strategi,kemampuan untuk berkreatifitas dan menciptakan inovasi baru juga sangat penting bagi para pelaku usaha agar bisnisnya terus maju dan berkembang.

Salah satu faktor suatu usaha dapat dikatakan telah berkembang dan maju dapat dilihat dari volume penjualannya. Oleh sebab itu diperlukan strategi pemasaran yang baik agar dapat meningkatkan volume penjualan. Bukan hanya strategi, dalam melakukan penjualan,penjual dituntut untuk memiliki bakat seni serta keahlian untuk mempegaruhi orang lain. Bakat ilmiah ini diharapkan mereka dapat menjadi langganan atau sahabat baik.

Sektor usaha kecil belakangan ini juga ikut serta dalam meramaikan persaingan dalam pasar perdagangan di Indonesia, dengan berkembangnya berbagai sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia, termasuk di kota medan berdampak terhadap semakin beragamnya berbagai jenis usaha yang di pengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat itu sendiri.khususnya, masyarakat golongan usia muda yang cenderung untuk memenuhi kebutuhan fashion sesuai dengan trend pada masa kini.


(14)

Pola perilaku golongan usia muda yang konsumtif ini terhadap mode fashion zaman sekarang, mempengaruhi perubahan dalam pemenuhan kebutuhannhya, dapat dilihat dari bergesernya kebutuhan primer seperti pakaian menjadi semacam gaya hidup yang perlu menjadi tren tersendiri di berbagai kalangan. Dengan semakin gencarnya usaha kecil khususnya dalam hal perdagangan barang barang sandang seperti pakaian menimbulkan inovasi baru bagi pengusaha kecil yang menamakan usahanya sebagai distro atau clothing company.distro berasal dari kata distribution store yang bisa diartikan sebagai toko yang mendistribusikan produk produk dari suatu komunitas. Sedangkan clothing company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri.jadi dapat disimpulkan bahwa distro adalah jalur distribusi dari produk-produk clothing company dari suatu komunitas.

Saat ini di kota Medan mulai banyak bermunculan distro dan clothingan dengan beraneka macam merek dan produk-produk yang di jual ke pasaran.bermula dari Bandung sebagai inovator awal usaha distro kemudian berkembang ke berbagai kota di Indonesia termasuk di Medan.salah satu usaha yang bergerak di bidang clothingan ini yaitu Blackstar yang ikut serta dalam meramaikan persaingan usaha clothingan di kota Medan. Merek Blackstar ini sendiri di jual di berbagai distro di Medan seperti pada distro Undevil dan Store . Distro distro ini berlokasi di sepanjang Jalan Dr,Mansyur Medan yang merupakan lokasi strategis bagi usaha perdagangan di kota Medan khususnya pada usaha


(15)

usaha yang menjual produk seperti pakaian,celana dan sepatu.para konsumen kebanyakan merupakan golongan usia muda yang memiliki gaya hidup mengikuti tren dan memiliki kencintaan terhadap musik.

Clothing an Blackstar ini memiliki keunggulan berupa kualitas bahan baku pembuatan baju yang sangat baik dan desain baju yang simple akan tetapi sangat menarik,selain itu juga clothingan ini megeluarkan tema yang berbeda beda setiap bulannya untuk setiap produk yang dihasilkannya.

Peneliti menjadikan clothingan Blackstar ini sebagai subjek penelitian karena usaha ini merupakan usaha yang kreatif dan sangat banyak digemari oleh anak anak muda khususnya di Medan. Usaha ini telah menjadi salah satu trendsetter bagi pecinta fashion di kota Medan khususnya anak anak remaja dan anak anak muda. Usaha ini masih memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat di karenakan cepat dan tingginya respon positif dari anak anak medan itu sendiri terhadap produk clothingan ini.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik usaha yang bernama Dian Firmansyah, clothingan merek Blackstar ini akan mengembangkan bisnisnya ini degan cara meciptakan varians produk baru seperti topi dan jam dengan merek Blackstar

Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis strategi bagaimana yang sangat tepat untuk di terapkan pada clothingan merek Blackstar ini agar penjualan dari produk ini terus meningkat, sehingga peneliti


(16)

membuat penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Dalam

Upaya Peningkatan Penjualan Clothing Merk Blackstar Di Medan”

Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Muhammad Reza yusa (2011) tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada E-Cofarm, Kampus IPB Darmaga-Bogor”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt E-cofarm dan merumuskan alternative strategi serta menetapkan prioritas strategi yang bisa diterapkan oleh E-cofarm.

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terdapat Sembilan alternative strategi yang bisa diterapkan oleh E-cofarm yaitu 1) mempertahankan dan meningkatkan kualitas/mutu produk, 2) memperluas wilayah distribusi produk, 3) mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan pekerja dan pelanggan, 4) memanfaatkan skim kredit untuk meningkatkan kapasitas usaha, 5) memperbaiki kemasan produk dengan memberikan merk dan labelisasi halal dari dinas terkait, 6) mempertahankan harga yang terjangkau dan pelayanan kepada konsumen untuk menghadapi persaingan, 7) melakukan Diferensiasi produk yoghurt yang berkualitas dan melakukan upaya inovasi, 8)meningkatkan kualitas SDM dan, 9) pengelolaan keuangan perusahaan. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan untuk menentukan urutan prioritas strategi yang diterapkan oleh E-cofarm.


(17)

2. Rouly Febrina F. Pinem (2011) dengan judul “ Formulasi Strategi pengembangan Usaha Budidaya Ikan lele sangkuriang (clarias Sp) di Cahaya kita Bogor,Jawa Barat”. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil penelitian SWOT di dapatkan beberapa alternative strategi pemasaran seperti penetrasi pasar, pengembangan proses, merekontruksi hubungan dengan konsumen dan mereorganisasi SDM dan berdasarkan hasil QSPM maka diperoleh alternative strategi menjadi pilihan utama yaitu strategi SO dan ST yaitu penetrasi pasar dan pengembangan proses.

3. Joko Wibowo (2011) dengan judul “ Analisis Usaha dan Alternatif Strategi Pengembagan Agribisnis Pembenighan Ikan Lele Dumbo di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Strategi alternative yang dilakukan adalah mempertahankan kualitas produk benih, meningkatkan kerjasama dengan stake holder dan mempererat kemitraan untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan dapat bertahan di pasaran, melakukan pengawasan terhadap resiko usaha pembenihan ikan lele dengan pemerintah.meningkatkan pengelolaan usaha pembenihan melalui kerjasama dengan intansi terkait dalam rangka menambah daya saing produk benih, memanfaatkan teknologi, pengaksesan pasar dan pengelolaan keuangan yang baik,menciptakan alternative sarana produksi yang murah dan ramah lingkungan, pengelolaan SDA dan limbah secara maksimal dengan pemerintah dan masyrakat.

4. Indra Bagus (2010) dengan judul “Analisis Usaha dan Strategi pengembangan Agroindustri keripik Pisang Agung” menyatakan bahwa


(18)

berdasarkan analisis SWOT yaitu: a) menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik mulai dari manajemen produksi,manajemen keungan, manajemen pemasaran dan MSDM. b) mengembangkan usaha di segala bidang mulai dari peningkatan teknologi tepat guna serta diferensiasi dan diversifikasi produk dengan memperluas jangkauan pasar, c) menambah modal usaha dengan mengadakan kerjasama baik dengan pemerintah atau berbagai relasi disertai pengajuan potensi usaha yang menjanjikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu:

1. Faktor-faktor eksternal dan internal apa yang mempengaruhi pada clothingan merk Blackstar ?

2. Alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh usaha clothingan Blackstar ini dalam upaya pengembangan usahanya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memberi jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu:

1. Menganalisis Faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pada clothingan merk Blackstar.

2. Merumuskan berbagai alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh usaha clothingan Blackstar ini dalam upaya pengembangan usahanya.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

a) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai kebijakan bisnis khususnya tentang bauran pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan volume penjualan.

b) Bagi penulis, sebagai pengalaman nyata dalam bidang sosial dan penerapan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.

c) Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini menjadi bahan masukan untuk fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/I masa mendatang


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata yunani strategia (stratos= militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan untuk memenangkan perang.menurut Stoner , Freeman, dan Gilbert, Jr (Fandi, 1995 : 3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda,yaitu:

1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), strategi dapat di definisikan sebagai program untuk . menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya

2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Menurut Chandler (Rangkuti, 2000: 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,program tindak lanjut,serta prioritas alokasi sumber daya.

Sedangkan menurut Jatmiko, (2003: 134) Strategi didefinisikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan tujuannya, sesuai dengan


(21)

peluang - peluang dan ancaman - ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi.

2.1.2 Jenis - Jenis Strategi

Menurut Jatmiko (2003: 115) pada dasarnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan empat jenis strategi yaitu :

1. Strategi Pertumbuhan

Perusahaan harus tumbuh untuk memuaskan pemiliknya. Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil hasil dari variabel-variabel produk atau jasa yang dihasilkan,kondisi lingkungan eksternalnya,kemampuan dan skill manajemennya.pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang ,atau dengan kata lain perusahaan/organisasi harus tumbuh jika ingin survive.

Terdapat beberapa jenis strategi yang dikategorikan dalam strategi pertumbuhan, yaitu:

A. Pertumbuhan Konsentrasi

Strategi konsentrasi disebut juga strategi penetrasi pasar yang fokus pada bisnis produk/jasa tunggal,atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan.strategi konsentrasi merupakan strategi untuk meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah ada dalam pasar yang ada.terdapat tiga pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu:


(22)

A.1. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar adalah memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula atau produk yang sudah ada.pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memperluas bagian pasar dari pasar semula,atau memasuki segmen pasar baru.

A. 2. Pengembangan Produk (Product Development)

Pengembangan produk adalah memilih produk/jasa dasar menambahkan produk/jasa yang sangat berkaitan yang dapat dijual pada pasar semula,atau dengan kata lain mengmbangkan produk-produk baru untuk melayani pasar yang sudah ada.

A.3. Integrasi horizontal (Horizontal Integration)

Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis dioperasikan pada pasar produk yang sama

B. Strategi Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal terjadi apabila suatu bisnis bergerak ke wilayah yang melayani pasokan bahan baku atau mendekatkan produk ke arah pelanggan .apabila suatu bisnis bergerak kearah yang melayani pasokan bahan baku,maka disebut integrasi di belakang. Dan sebaliknya,bila suatu bisinis bergerak kearah yang melayani pelanggan atau pemakai akhir dari suatu produk maka disebut integrasi vertikal ke depan.


(23)

C. Strategi Diversivikasi

Diversivikasi terjadi apabila suatu organisasi bergerak ke arah bidang usaha yang menghasilkan produk yang secara jelas berbeda dari jenis semula. Strategi Diversifikasi terbagi atas tiga kelompok yaitu strategi Diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, strategi diversifikasi horizontal.

a. Strategi Diversifikasi konsentrik

Strategi ini ditunjukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis ke bisnis yang baru tetapi tidak jauh dari bisnis inti perusahaan.

b. Strategi Diversifikasi Konglomerat

Strategi ini sangat berbanding terbalik dari strategi diversifikasi konsentrik karena strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti.

c. Strategi Diversifikasi Horizontal

Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.

2. Strategi Stabilitas

Asumsi strategi stabilitas adalah bahwa lingkungan eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek. Kunci


(24)

keberhasilan strategi stabilitas adalah pada sistem monitoring lingkungan eksternal dan pengalaman manajemen dalam menentukan waktu yang tepat untuk merespon perubahan kondisi pasar.

3. Strategi Penciutan

Strategi penciutan (retrenchmen ) disebut juga strategi bertahan (defensive),atau strategi penyehatan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini merasa bahwa strateginya tidak sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan merasa perlu mengurangi skala operasinya.

Adapun jenis-jenis strategi penciutan adalah : a. cutback and turnaround

cutback and turnaround adalah strategi penyehatan perusahaan yang bertujuan mengeleminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap, atau memotong biaya-biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasi perusahaan agar beroperasi lebih efesien.

b. Divestasi (Divestment)

Divestment adalah strategi atau penciutan perusahaan yang bertujan mengeleminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap yang ditanggung perusahaan dengan cara menjual sebagian aset atau kekayaan yang dimiliki organisasi perusahaan.

c. Likuidasi (liquidation)

Likuidasi adalah strategi atau penyehatan perusahaan dengan menjual seluruh aset yang di miliki perusahaan. Terdapat dua jenis likuidasi, yaitu


(25)

Liquidation by choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil oleh pihak perusahaan dan liquidation by force yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang kondisi keuangan perusahaan sudah tidak sehat dan sangat buruk.

d. Kebangkrutan

Suatu perusahaan dikatakan bangkrut jika pemilik perusahaan tidak dapat lagi menjalankan usahanya.

2.1.3 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah singkatan dari strengths, Weakness,Opportunities, dan Threats. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. (Freddy Rangkuti, 2009: 18).

Sebelum melakukan perumusan strategi, maka peneliti mengadakan suatu kegiatan pengklasifikasian lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam Freddy Rangkuti,(2009: 22) disebutkan bahwa:

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Untuk mendapatkan data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti :

a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor c. Analisis komunitas d. Analisis pemasok


(26)

e. Analisis pemerintah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu.

1. Analisis Lingkungan Internal

Untuk mendapatkan data internal dapat diperoleh dari lingkungan didalam perusahaan, seperti :

a. Laporan keuangan

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji)

c. Laporan kegiatan operasional d. Laporan kegiatan pemasaran.

2.2. Pengembagan Usaha

2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha dibutuhkan pandangan ke depan (akan menjadi seperti apa usaha ini), motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan menjadi usaha besar (Pandji Anoraga,2007 :66).

Pada umumnya, pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan memulai usaha (bisnis), dan menjalankan


(27)

bisnis dengan berhasil. Implikasi bagi seseorang pemilik usaha yang mampu menangkap peluang usaha adalah:

1. Pemilik usaha harus inovatif dalam mengembangkan ide-ide baru, mengembangkan produk produk baru atau mencari cara-cara baru dalam pengembangan produk.

2. Seseorang pemilik usaha harus berani mengambil resiko untuk mewujudkan ide-ide ke dalam aktifitas bisnis.

3. Seseorang pemilik bisnis rumahan harus memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengelola.

2.2.2 Tipe Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik peningkatan skala usaha dan perluasan cakupan usaha.

1. Peningkatan Skala Usaha

Pengembangan perusahaan dengan peningkatan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah skala produksi,tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Pengembangan skala usaha juga bisa dilakukan dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya dan diusahakannya. Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan menaikan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu,pengembangan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah lokasi usaha tempat lain, dikota lain di Negara lain.


(28)

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha adalah diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama. Cara ini bisa dilakukan dengan menambah jenis usaha baru,produk,dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta dengan teknologi yang berbeda.

Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi secara terpisah.perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila wirausahawan memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing masing jenis itu apabila di produksi secara terpisah.

Untuk memperluas skala atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan yang cukup, wirausahawan bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui ventura bersama (joint venture),atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan (Suryana, 2013: 221)

2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha

Dalam Pandji Anoraga, (2007: 145) secara umum tahapan pengembangan usaha bagi usaha kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:


(29)

Tahap 1: Identifikasi peluang

Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci. Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber:

a. Rencana perusahaan

b. Saran dan usul menejemen usaha kecil c. Program pemerintah

d. Hasil berbagai riset peluang usaha c. KADIN atau asosiasi usaha sejenis Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau menejer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. Tahap 3: Seleksi alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternative yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Ketersediaan pasar b. Risiko kegagalan c. Harga

Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih terebut.


(30)

Tahap 5: Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

2.3. Penjualan

2.3.1 Pengertian penjualan

Definisi penjulan ini cukup luas,beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan beberapa lainnya menyebut sebagai seni. Menurut Swastha Basu (2001: 8) Penjualan merupakan ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Sehingga dengan adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dengan pembeli. Dalam perekonomian yang sekarang ini (ekonomi uang) seseorang yang menjual akan mendapat imbalan berupa uang.

2.3.2 Jenis - Jenis Penjualan

Adapun jenis - jenis penjualan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penjualan Langsung

Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan/berhadapan/bertemu muka dengan calon pembeli atau langganannya.penjual sebagai alat penghubung bagi perusahaan dalam meghadapi pembeli, dapat membantu pembeli untuk menentukan pilihannya.


(31)

Penjualan langsung ini dapat dilakukan dengan penjualan melalui toko dan penjualan di luar toko

2. Penjualan Tidak Langsung

Penjualan tidak langsung merupakan cara penjualan dimana penjual atau produsen tidak berhadapan muka secara langsung dengan calon pembeli atau langganannya, maka tansaksi jual beli itu dapat dilakukan melalui: surat, telepon, dan cara khusu seperti mesin penjualan otomatis.namun penjualan secara tdak langsung ini dianggap tidak fleksibel karena penjual tidak dapat mengemukakan penawarannya secara visual sehingga penjualannya kurang efektif.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan dengan meneliti lebih dalam tentang gejala yang dialami (I Made Wirartha, 2006, 154). Dan data yang diperoleh bukanlah merupakan berbentuk angka angka atau nominal melainkan berupa kata kata yang disusun dalam sebuah laporan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah sebuah distro pakaian berada di Jl. Setia Luhur gg. Budi No. 174a Medan.

3.3. Informan Penelitian

Informan adalah interviewee (yang ditanya atau sumber data informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang diri orang lain,di situasi-situasi lingkungannya (Situmorang. 2008:209). Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:


(33)

1. Informan Kunci (key informan)

Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, informasi kunci adalah Dian Firmansyah sebagai pemilik usaha dari clothingan merk Blackstar ini.

2.Informan Utama

Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian Informan adalah karyawan dari clothingan merk Blackstar.

3. Informan Tambahan

Orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti. Yaitu pelanggan dari clothingan merk Blackstar. Yang dilakukan secara accidental.

3.4 Definisi Konsep

Definisi konsep diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian yakni dengan menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan sebuah fenomena yang hendak diteliti secara tepat, Singarimbun (2006: 330). Definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2000: 3).

2. Pengembangan usaha adalah suatu tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandagan ke depan, motivasi, dan kreatifitas


(34)

(Anoraga, 2007: 66). Pengembangan usaha erat kaitannya denngan proses, seperti pendefinisian masalah (kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman)

3. Penjualan merupakan ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya (Swastha Basu: 2001).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yaitu:

1. Pengumpulan data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli dan tidak melalui media perantara (Indriantoro, 2002: 147). Data primer berupa wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada pihak pemilik brand merk Blackstar. Pemilik dipilih karena dianggap mengetahui informasi mendalam mengenai kondisi internal dan eksternal brand blackstar itu secara mendalam dan metode observasi yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti sesuai dengan fokus penelitiannya.

2. Pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan


(35)

(Indriantoro, 2002: 147). Perolehan data sekunder juga didapatkan dari media internet dan artikel surat kabar, jurnal dan majalah.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan Perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model perumusan strategi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah diidentifikasi berbagai factor eksternal dan internal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Rangkuti, (2009: 31) proses penyusunan perencanaan strategi dalam analisis SWOT melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Data internal didapat dari aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, produksi/operasional dan aspek keuangan. Sementara data eksternal perusahaan adalah lingkungan industri yaitu mencakup persaingan dan kebijakan pemerintahan, pemasok, pasar, dan kelompok berkepentingan. Tahap ini dilakukan melalui matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan matriks External Factors Analysis Summary (EFAS).

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal yaitu


(36)

kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

Tahapannya adalah:

1. Tentukan dan susunlah faktor–faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk katagori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)


(37)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang ebrsangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Tabel 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor-Faktor

Strategi Internal (1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4)

Kekuatan 1……….. 2……….. 3……….. Kelemahan 1……….. 2……….. 3……….. Total


(38)

b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Exterrnal Factors Analysis Summary (EFAS).

Tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor – faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor


(39)

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang ebrsangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor – faktor

Strategi Eksternal (1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4)

Peluang

1……….. 2……….. 3……….. Ancaman 1……….. 2……….. 3……….. Total


(40)

2. Tahapan Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengarih terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternative bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi. Penggabungan IFAS dan EFAS dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS)

Variabel Strength (Kekuatan) Bobot Weakness (Kelemahan) Bobot Sub Total (A) Sub Total (B) Variabel Opportunity (Peluang) Bobot Threat (Ancaman) Bobot Sub Total (C) Sub Total (D)


(41)

Atau (A) + (C)

Atau (B) + (D)

Sumber : Rangkuti (2009)

Hasil yang akan diperoleh adalah:

1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar di samping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat varibel pengamatan atau strategi lainnya.

Secara lebih rinci, sub total dari masing-masing akan dimasukkan ke dalam Diagram SWOT untuk mengetahui posisi dan strategi apa yang akan diterapkan pada Restoran Sop Saudara. Adapun Diagram SWOT seperti terlihat pada gambar 3.1


(42)

Gambar 3.1 Diagram SWOT

3. Mendukung Strategi Trun

Around

1. Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif

2. Mendukung Strategi Diversifikasi

Sumber : Rangkuti 2009

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung keijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan bauk dari penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah

Peluang

Kelemahan Kekuatan


(43)

kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehinga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada diagram SWOT.


(44)

Tabel 3.4 Matriks SWOT

Sumber : Rangkuti (2009) IFAS EFAS STRENGTH (S) a. Tentukan faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) b. Tentukan

faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) c. Tentukan Faktor peluang eksternal STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) d. Tentukan Faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan


(45)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Saat ini di Medan mulai banyak bermunculan distro dan clothingan dengan beraneka macam merek dan produk-produk yang di jual ke pasaran.bermula dari Bandung sebagai inovator awal usaha distro kemudian berkembang ke berbagai kota di Indonesia termasuk di Medan.salah satu usaha yang bergerak di bidang clothingan ini yaitu Blackstar yang ikut serta dalam meramaikan persaingan usaha clothingan di kota Medan. Merek Blackstar ini sendiri di jual di berbagai distro di Medan seperti pada distro Undevil dan Store.

Blackstar berdiri pada bulan Juli 2009 oleh Dian Firmansyah, dinamakan Blackstar karena pemilik merupakan salah satu penggemarnya penyanyi terkenal dunia Avril Lavigne dan ia mengambil nama blackstar dari salah satu albumnya tersebut. Pada awalnya pemilik hanya membuat kaos sebanyak dua lusin dengan satu design dan memasarkannya melalui online shop, kemudian seiring dengan bertambahnya permintaan pemilik mulai megembangkan usahanya dengan membuat desain - desain baju yang baru dan mulai mencetaknya dengan produksi yang lebih banyak lagi. Bukan hanya itu pemilik juga bekerjasama dengan distro distro di Medan seperti store dan undevil dengan sistem konsinyasi bagi hasil atas peresenan penjualan dan mulai meletakkan produknya dalam distro tersebut.


(47)

Tujuan pemilik mendirikan distro ini adalah untuk mecari laba atau keuntungan pribadi dan menjadikan brand usahanya ini dikenal di Medan sebagai satu-satunya usaha fashion yang mengedepankan kualitas, mutu, dan kepuasan pelanggan.

Gambar 4.1 Contoh Produk Blackstar


(48)

Ini merupakan contoh size dan material produk dari Blacstar: Gambar 4.2 Daftar Ukuran Baju Blackstar

Sumber: www.blackstarcloth.com

Usaha blackstar ini memiliki visi dan misi seperti berikut :

Visi: 1. Menjadi trend center bagi kaum anak muda Medan dan menginspirasi anak anak muda di Medan agar lebih kreatif lagi dalam bekarya.

Misi: 1. Mengendorse band band lokal medan maupun band luar Medan.

2. Membuat produk dengan desain yang kreatif dan inovativ guna memuaskan konsumen

3. Menjalin kerjasama dengan distro distro Medan yang saling menguntungkan dalam memasarkan produk.


(49)

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang terpenting dalam penentuan tujuan organisasi. Struktur Organisasi merupakan kerjasama antara dua atau lebih dalam mencapai tujuan yang sama. Dalam struktur organisasi akan menentukan apa fungsi masing masing setiap anggota dari organisasi tersebut. Dalam usaha clothingan ini memiliki struktur organisasi yang kecil.

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Usaha Blackstar

Sumber: Hasil Penelitian

Berikut adalah deskripsi kerja pada struktur organisasi clothingan Blackstar 1. Pemilik Usaha

Sebagai pimpinan dan pengelola usaha bertanggung jawab sepenuhnya atas usaha dari clothingan Blackstar tersebut, membuat konsep produk, memproduksi, memasarkan, menjual secara langsung serta mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan.

Pemilik Usaha Dian Firmansyah

Reseller I Gannas store

Reseller II Store Medan

Reseller III Andevil Medan


(50)

2. Reseller I, II, III

Sebagai perpanjangan tangan untuk penjualan produk dan menjadi tempat untuk menjual produk Blackstar yang produknya dapat dilihat secara fisik.

4.2 Penyajian Data

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dan di peroleh peneliti, maka hasil observasi dan wawancara akan dibagi atas dua lingkungan aspek lingkungan, yaitu lingkungan internal dan dan eksternal. Dalam lingkungan internal terdiri dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan operasional, dan aspek pemasaran. Dalam lingkungan eksternal terdiri dari aspek pasar, aspek kompetitor atau pesaing, aspek pemasok, dan aspek pemerintah. 1. Lingkungan Internal

a. Aspek keuangan.

Dalam aspek keuangan terbagi atas dua yaitu: Biaya investasi (modal) dan biaya operasional. Usaha ini mengeluarkan modal awal sekitar Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah) yang di pergunakan untuk membeli segala bahan bahan dan peralatan untuk menjalankan usaha ini seperti: kaos polos, alat sablon, bordir, price tag,kain mentah.


(51)

b. Aspek sumber daya manusia.

Sumber daya manusia adalah aspek terpenting dalam kegiatan operasional usaha clothingan ini. Usaha ini tidak memiliki karyawan yang tetap pemilik hanya bekerjasama dengan pihak lain seperti bekerjasama dengan pihak desain grafis untuk mendesain baju,bekerja sama dengan tukang sablon dalam hal penyablonan baju. mengirimkan bahan bahan seperti kaos pada tukang sablon yang berada di Bandung. Sumber daya itu dibayar berdasarkan kerjasama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Dalam hal pemasaran pemilik bekerjasama dengan beberapa distro yang ada di medan dengan sistem konsinyasi persenan. Pemilik tidak membayar gaji karyawan yang menjaga distro akan tetapi pemilik membagi keuntungan dengan si pemilik distro sebesar 20% pada setiap satu produk yang berhasil dijual.

c. Aspek kegiatan operasional.

Dalam menjalankan kegiatan operasional,usaha ini bekerjasama dengan pihak pihak lain seperi distro sebagai wadah untuk memasarkan produk, tukang sablon untuk penyablonan desain produk, dan usaha lain seperti JNE untuk membantu dalam pengiriman keluar kota.

d. Aspek pemasaran.

Dalam aspek pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau marketing mix. Dalam bauran pemasaran terdapat variabel variabel yang


(52)

merupakan inti dari sistem pemasaran. Variabel - variabel bauran pemasaran tersebut adalah:

1. Produk

Produk yang dihasilkan dalam usaha ini ialah baju dan topi dengan kualitas terbaik yang berasal dari bandung. Pemilik juga berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan membuat ukuran- ukuran dan desain - desain sesuai dengan keinginan pelanggan.

2. Harga

Harga yang di buat oleh usaha clothingan ini bervariasi sesuai dengan desain dan bahan yang digunakan untuk membuat baju itu. Harga produk baju ini rata- rata Rp. 115.000 - Rp. 150. 000 dan harga topi rata-rata Rp. 70.000- Rp.110.000. untuk pemesanan luar kota dikenakan biaya tambahan ongkos kirim sesuai dengan sejauh mana kota si pemesan berada.

3. Tempat

Tempat merupakan lokasi dimana usaha atau kegiatan berlangsung. Lokasi yang tergambar dari hasil observasi ialah usaha ini terletak di JL. Setia Luhur gg. Budi no. 174a. dari hasil observasi tempat ini kurang strategis untuk membuat usaha oleh sebab itu si pemilik bekerjasama dengan distro Store dan Undevil yang terletak di Dr. Mansyur dalam membantu untuk memasarkan produknya.


(53)

4. Promosi

Dari hasil observasi yang dilakukan promosi dilakukan dengan menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan media sosial lainnya dan juga pemilik mempromosikan produknya melalui relasi pertemanan dari mulut ke mulut untuk memperkenalkan produk blackstar ini. Dengan melakukan promosi seperti ini sekarang brand clothingan ini sudah mulai di kenal di masyarakat khususnya pada kalangan anak muda di Medan.

2. Lingkungan Eksternal a. Aspek pasar

Pasar adalah tempat dimana pelaku usaha memasarkan produk yang dihasilkannya. Menurut pemilik usaha, usaha clothingan ini menargetkan pasar pada kalangan anak muda khususnya yang ada di Medan. Kalangan anak muda merupakan target pasar yang cocok karena sangat mudah terpengaruh dengan perubahan mode dan trend yang ada pada masa kini. Dan menurut konsumen atau pelanggan dalam wawancara (terlampir), mereka membeli kaos – kaos ini karena suka dengan desain yang ditampilkan pada kaos tersebut dan tempat yang dijadikan lokasi pemasaran adalah lokasi tempat anak-anak muda Medan mencari baju dan berkumpul serta dekat dengan kampus USU.

b. Aspek kompetitor atau pesaing

Dari hasil observasi yang dilakukan persaingan dalam usaha clothingan ini sangatlah banyak, di dalam satu distro ada lebih dari 10 merk clothingan yang di


(54)

jual disana. yang membedakan clothigan merk blackstar dengan clothigan merk lainya yaitu dari segi harga yang relatif murah, kualitas kain dan sablon yang yang lebih baik dan juga konsep desain yang selalu berubah ubah setiap ia mengeluarkan produknya. Dalam wawancara (terlampir), menurut pelanggan, harga lumayan murah dan terjangkau dengan keuangan mahasiswa.

c. Aspek Pemasok

Usaha ini membutuhkan pemasok bahan baku seperti: kaos oblong, cat sablon, alat sablon dan alat jahit. Menurut pemilik dia bekerjasama dengan pihak pihak lain seperti tukang jahit dan tukang sablon dan kemudian membayarkan jasanya untuk pembuatan produk itu. Jika kualitas yang ditawarkan pemasok ternyata kurang baik, maka pemilik akan mengganti dengan pemasok lainnya. d. Aspek pemerintah

Aspek pemerintah yang di maksud adalah kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah. Seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dimana kenaikan harga minyak juga akan berpengaruh terhadap naiknya ongkos produksi.

4.3 Analisis data

Untuk memperjelas segala sesuatu yang menjadi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dari usaha clothingan Blackstar ini maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT juga membantu pemilik usaha dalam mengetahui segala kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dari usaha yang didirikan. Selain itu


(55)

analisis SWOT membantu pemilik usaha dalam menentukan strategi yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha untuk meningkatkan penjualan.

Faktor internal dari usaha clothingan Blackstar

Faktor internal adalah faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ditinjau dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan operasional dan aspek pemasaran.

Adapun aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.1 Faktor Internal Usaha Clothingan Blackstar

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Aspek Keuangan

1. Modal yang rendah

2. Memiliki catatan keuangan

Aspek keuangan

1. Tidak memiliki laporan keuangan

Aspek Sumber Daya Manusia

1. Tidak memiliki karyawan yang tetap sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya upah karyawan

Aspek Sumber Daya manusia

1. Tidak adanya loyalitas karyawan

Aspek Kegiatan Operasional

1. Ketersediaan bahan baku yang selalu ada

2. Menghasilkan kualitas produk baik 3. Konsep desain yang kreatif

Aspek Kegiatan Operasional

1. Bergantung pada pemasok 2. Keterlambatan pengiriman stock barang


(56)

4. Menerapkam sistem konsinyasi

Aspek Pemasaran

1. Lokasi yang strategis 2. Harga yang murah

3. Promosi menggunakan media sosial

Aspek pemasaran

1. Tidak memiliki toko khusus 2. Tidak melakukan pemasaran yang besar

Sumber: Hasil Penelitian

Faktor eksternal usaha clothingan Blackstar

Faktor eksternal adalah faktor – faktor peluang dan ancaman yang ditinjau dari aspek pasar, aspek kompetitor atau pesaing, aspek pemasok, aspek pemerintah.

Adapun beberapa aspek tersebut dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.2 Faktor Eksternal Usaha Clothingan Blackstar

Peluang Ancaman

Aspek Pasar

1. Target pasar yang pasti (target pasar adalah anak muda )

2. Produk dengan cetakan edisi terbatas 3. Anak muda yang selalu mengikuti trend fashion.

Aspek competitor


(57)

Aspek Pemasok

1. Pemasok yang selalu menyediakan bahan baku

2. Rendahnya daya tawar pemasok

Aspek Pemerintah

1. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak)

Sumber: Hasil Penelitian

4.4 Pengambilan Keputusan Strategi

Melakukan Perumusan dengan Matriks IFAS dan EFAS 1. Matriks IFAS

Pada faktor – faktor yang tertera pada tabel 4.1 dimasukkan kedalam matriks IFAS. Dengan tahap – tahap sebagai berikut: memberikan bobot pada masing – masing faktor dengan skala 1,0 (paling penting) hingga 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam usaha ini. Lalu menghitung rating untuk masing – masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh terhadap usaha ini. Lalu mengalikan bobot dan rating sehingga memperoleh pembobotan.

Tabel 4.3 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Strengths (S)


(58)

1. Modal yang rendah 0,03 2 0,06

2. Memiliki catatan keuangan 0,10 2 0,20

Aspek Sumber Daya Manusia

1. Tidak memiliki karyawan yang tetap sehingga tidak perlu

mengeluarkan biaya upah karyawan

0,08 3 0,24

Aspek Kegiatan Operasional

1. Ketersediaan bahan baku yang selalu ada

0,11 3 0,33

2. Menghasilkan kualitas produk baik

0,12 4 0,48

3. Konsep desain yang kreatif 0,11 4 0,44

4. Menerapkam sistem konsinyasi 0,06 3 0,18

Aspek Pemasaran

1. Lokasi yang strategis 0,12 4 0,48

2. Harga yang murah 0,11 4 0,44

3.Promosi menggunakan media social


(59)

Sub Total 0,87 2,94 Kelemahan (Weakness)

Aspek keuangan

1. Tidak memiliki laporan keuangan 0,03 3 0,09

Aspek Sumber Daya manusia

1. Tidak adanya loyalitas karyawan 0,03 3 0,09

Aspek Kegiatan Operasional

1. Bergantung pada pemasok luar kota (waktunya)

0,02 2 0,04

2. Keterlambatan pengiriman stock barang

0,01 2 0,02

Aspek pemasaran

1. Tidak memiliki toko khusus 0,03 2 0,06

2. Tidak melakukan pemasaran yang besar

0,01 2 0,02

Sub Total 0,13 0,32

TOTAL 1,00 3,26


(60)

Dari hasil analisis pada matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary), Strength (S) memiliki faktor yang paling menonjol yaitu faktor dari lokasi yang strategis, harga yang murah, menghasilkan kualitas yang baik, konsep desain yang mengikuti tren dengan nilai sub total 2,94. Dan pada Weakness (W), memiliki nilai sub total 0,32 dengan faktor yang menonjol adalah faktor tidak memiliki toko khusus dan tidak memiliki loyalitas karyawan.

2. Matriks EFAS

Pada faktor – faktor yang tertera pada tabel 4.2 dimasukkan kedalam matriks EFAS. Dengan tahap – tahap sebagai berikut: memberikan bobot pada masing – masing faktor dengan skala 1,0 (paling penting) hingga 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam usaha ini. Lalu menghitung rating untuk masing – masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh terhadap usaha ini. Lalu mengalikan bobot dan rating sehingga memperoleh pembobotan.

Tabel 4.4 Matriks EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Opportunities (O)

Aspek Pasar

1. Target pasar yang pasti (target pasar adalah anak muda Medan)


(61)

2. Produk dengan cetakan edisi terbatas

0,18 3 0,54

3. Anak muda Medan yang selalu mengikuti trend fashion.

0,16 4 0,64

Aspek Pemasok

1. Pemasok yang selalu menyediakan bahan baku

0,12 1 0,12

2. Rendahnya daya tawar pemasok 0,15 3 0,45

Sub Total 0,74 2,14

Threaths (T)

Aspek Kompetitor

1. Banyaknya pesaing yang sejenis 0,20 1 0,20

Aspek Pemerintah

1. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak)

0,06 2 0,12

Sub Total 0,26 0,32

TOTAL 1,00 2,46


(62)

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka faktor opportunity memiliki sub total 2,14 dengan menunjukkan faktor anak muda Medan yang selalu mengikuti fashion dan tren yang selalu berubah - ubah. Lalu, pada faktor threat memiliki subtotal sebesar 0,32 yang paling menonjol adalah faktor banyak pesaing yang sejenis.

Setelah melakukan pembobotan IFAS dan EFAS maka, hasil pembobotan akan dijumlahkan dalam table berikut:

Tabel 4.5 Matriks IFAS+EFAS

Sub Total Strength = 2,94 Sub Total Weakness = 0,32 Sub Total Opportunity = 2,14 Sub Total Threat = 0,32

Total S+O = 5,08 Total W+T = 0,64

Sumber: Hasil Penelitian

Dari hasil penjumlahan IFAS+EFAS pada tabel 4.6 bahwa total S+O >

W+T, maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan. Dapat digambarkan dalam diagram analisis SWOT pada tabel berikut:


(63)

Gambar 4.4 Diagram Analisis SWOT Clothingan Blackstar

3. Mendukung Strategi Trun

Around

1. Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif

2. Mendukung Strategi Diversifikasi

Sumber: Hasil Penelitian

Dari hasil diagram SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dibutuhkan oleh usaha clothingan Blackstar adalah strategi kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi). Karena usaha clothingan Blackstar memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang mendukung.

Adapun strategi ditunjukkan dalam matriks SWOT yang menunjukkan kekuatan dan peluang usaha untuk menetapkan strategi – strategi yang akan digunakan oleh usaha clothingan Blackstar. Memperlihatkan aspek-aspek kekuatan dan peluang dari usaha clothingan Blackstar dijadikan satukan untuk Kekuatan

(2,94) Kelemahan

(0,32)

Ancaman (0,32) Peluang (2,14)


(64)

mendapatkan cara yang digunakan untuk mengembangkan usaha clothingan Blackstar.

Berikut adalah Matriks SO dari penggabungan IFAS+EFAS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Matriks SO Usaha Clothingan Blackstar Internal Eksternal Kekuatan (Strenght) Peluang (Opportunity) Aspek Keuangan

1. Modal yang rendah 2. Memiliki catatan keuangan Aspek Sumber Daya Manusia 1. Tidak memiliki karyawan yang tetap sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya upah karyawan Aspek Kegiatan Operasional 1. Ketersediaan bahan baku yang selalu ada 2. Menghasilkan kualitas produk baik

3. Konsep desain yang kreatif 4. Menerapkam sistem konsinyasi Aspek Pemasaran

1. Lokasi yang strategis 2. Harga yang murah

3. Promosi menggunakan media sosial


(65)

Aspek Pasar

1. Target pasar yang pasti (target pasar adalah anak muda) 2. produk dengan cetakan edisi terbatas 3. Anak muda yang selalu mengikuti trend fashion. 1. Membuat laporan keuangan 2. Membuka toko khusus 3. Merekrut karyawan tetap

4. Harus selalu mengikuti tren masa kini 5. Meningkatkan kualitas produk 6. Melakukan pemasaran yang lebih baik 7. Menjalin hubungan dengan komunitas 8. Membuat potongan harga Aspek Pemasok 1. Pemasok selalumenyediak an bahan baku 2. Rendahnya daya tawar pemasok. 9. Menjalin kerjasama dengan pemasok


(66)

Adapun rincian dari strategi yang harus diterapkan oleh usaha clothingan Blackstar setelah melakukan perumusan strategi dengan pendekatan analisis SWOT, yaitu:

1. Membuat laporan keuangan

Laporan keuangan sangatlah penting bagi usaha clothingan Blackstar, dimana usaha ini melakukan transaksi yang begitu banyak. Cacatan keuangan tidaklah cukup. Usaha ini membutuhkan seorang akuntan yang khusus untuk menghitung laporan keuangan. Namun, untuk meminimalisir dari biaya tambahan, pelaku usaha dapat mempelajari secara bertahap tentang akuntansi.

2. Membuka toko khusus

Usaha clothingan Blackstar lebih baik memiliki toko khusus. Karena akan lebih konsentrasi akan penjualannya. Maksudnya adalah orang-orang akan lebih mengenali produk ini jika memiliki tempat usaha yang khusus.

3. Merekrut karyawan tetap

Setelah membuka toko khusus, carilah 2 atau 3 orang karyawan yang tugasnya menjaga toko. Pemilik yang melakukan pencatatan keuangan serta membuat laporan keuangan. Akan membutuhkan biaya tambahan, namun akan lebih baik jika memiliki karyawan sendiri karena tidak akan bergantung lagi kepada pemasok yang terkadang tidak konsisten dengan waktu pengerjaan.


(67)

4. Harus selalu mengikuti tren masa kini

Fashion yang selalu berubah-berubah setiap harinya, menuntut pelaku usaha untuk selalu mengikuti. Pelaku usaha akan lebih kreatif lagi untuk melakukan pembuatan produk dengan tren yang terbaru.

5. Meningkatkan kualitas produk

Produk yang dihasilkan jika memuaskan pelanggan akan memberikan nilai positif bagi penjualan. Maka dari itu, usaha ini harus selalu meningkatkan kualitas produk agar dapat meningkatkan penjualan dan penghasilan.

6. Melakukan pemasaran yang lebih baik

Melakukan program pemasaran yang lebih baik artinya, pemilik usaha harus selalu melakukan pemasaran dengan mendekati konsumen, misalnya dengan membuat iklan dimajalah, brosur, dan media sosial yang memiliki akun sendiri dan selalu update.

7. Menjalin hubungan dengan komunitas

Menjalin hubungan dengan komunitas adalah suatu cara untuk mengembangkan usaha ini. Komunitas apapun dapat memberikan keuntungan, karena biasanya komunitas memiliki suatu kesamaan untuk menunjukkan identitas mereka, misalnya baju yang seragam. Maka dengan ini, pelaku usaha harus memiliki teman dari berbagai komunitas agar memiliki peluang besar dalam pemesanan baju seragam mereka.


(68)

8. Membuat potongan harga

Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan program pemotongan harga. Potongan harga dapat diberlakukan sesuai dengan kesediaan pemilik usaha. Namun, potongan harga dapt diberlakukan jika ada pesanan yang banyak, atau dengan potongan harga dengan memberikan baju gratis dengan pembelian beberapa baju dan lain-lain.

9. Menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok

Jika menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok yang menawarkan harga yang dibawah rata-rata, akan memberikan nilai tambah bagi pemilik usaha. Akan memberikan untung yang sedikit lebih banyak dari biasanya jika memliki kerjasama yang baik, bahkan jika ingin mereka yang akan menawarkan diri sebagai pemasok tetap bagi pelaku usaha.

4.5 Pembahasan

Beberapa tahapan pengembangan usaha yang dapat dilakukan menurut Pandji Anoraga, (2007: 145) adalah sebagai berikut, menganalisis peluang, merumuskan alternatif usaha, seleksi alternatif, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi.

4.5.1 Peluang usaha clothingan

Dalam Ismail Solihin, (2012: 128) peluang (opporturnities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Dalam penelitian


(69)

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di temukan peluang peluang yang mendukung usaha ini untuk berkembang. Beberapa peluang yang di temukan dalam penelitian adalah trend yang selalu berubah ubah seiring dengan perkembangan zaman, anak muda sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman ini, sehingga menimbulkan minat beli yang tinggi untuk membeli produk ini. Selain itu dengan harga yang lebih murah dibanding dengan produk produk clothingan lain yang sejenis, usaha ini mempunyai peluang untuk memperbesar pangsa pasar nya ke daerah yang lebih luas lagi. Dan kelemahan kelemahan yang ada pada usaha ini dapat di perkecil dan di perbaiki pada beberapa aspek. Beberapa kelemahan pada usaha clothingan ini adalah, banyaknya pesaing yang sejenis, yaitu clothingan clothingan dengan merk terkenal lain seperti Peter Say Denim, Thirty Second, Tauko Medan dan Atticus yang telah memasarkan produknya terlebih dahulu dengan skla yang sangat besar. Kelemahan juga terdapat pada aspek sumber daya manusia, clotingan Blackstar tidak memiliki karyawan yang tetap sehingga pemilik sedikit kerepotan dalam mengurus bisnis ini, pemilik harus memesan produk bahan baku itu sendiri kemudian membuat catatan keuangan sendiri dan memasarkan serta melakukan promosi untuk produknnya sendiri. Untuk mengembangkan usaha ini menjadi lebih besar, maka pemilik seharusnya bisa mengurangi kelemahan dan memanfaatkan peluang usaha yang ada. Beberapa peluang ini dikategorikan sebagai kelebihan dari membuka usaha clothingan ini dan dapat dimanfaatkan oleh pemilik usaha ini seperti:


(70)

1. Modal yang tidak terlalu besar.

Karena usaha ini tergolong usaha kecil menengah, pemilik hanya memerlukan modal yang kecil dan kegiatan operasional yang sederhana. Namun memberikan dampak yang besar bagi pemilik usaha. Dampak tersebut ialah pendapatan yang diperoleh. Walaupun pendapatan tidak terlalu besar akan tetapi usaha ini akan dapat berkembang dengan pesat apabila pemilik usaha dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menerapkan strategi yang baik.

2. Pengelolaan bisnis yang sederhana.

Dalam praktiknya, usaha clothingan ini tidak memerlukan alat yang begitu banyak dan juga kegiatan operasional yang dilakukan pada usaha ini sangatlah sederhana . Hanya mendesain kaos kemudian mencetaknya dan kemudian memasarkannya melalui sistem konsinyasi dengan distro disto yang ada, kemudian mencatat sisa stok barang yang ada dengan stok barang yang sudah terjual dan mencatat pengeluaran.

3. Trend penggunaan kaos distro yang cukup tinggi

Masih tingginya minat anak muda untuk membeli kaos distro sangat menguntungkan bagi pemilik usaha clothingan ini. Dengan begitu produk yang akan dipasarkan oleh usaha ini akan cepat laku terjual. Pelanggan akan memperhatikan kualitas dan bahan dari produk yang akan di belinya, oleh sebab itu produk yang dihasilkan oleh pemilik usaha clothingan ini haruslah memiliki kualitas bahan yang bagus serta desain yang kreatif dalam pembuatan kaosnya.


(71)

4. mudah untuk membuka bisnis lain

Usaha clothingan ini termasuk ke dalam usaha fashion dan trend. Oleh karenanya, pemilik usaha dapat melakukan dengan membuat produk fashion lain seperti produk jam tangan, celana jeans,baju kemeja, dan produk lain yang masih berhubungan dengan fashion.

5. Sistem kerjasama kongsinyasi dengan distro lain

Sistem kerjasama ini berbentuk penitipan produk clothingan pada suatu distro dengan sistem pembagian hasil 15% dari hasil keuntungan penjualan clothingan. Sistem ini sama sama memberi keuntungan bagi pemilik usaha clothingan maupun pemilik usaha distro. Pemilik usaha clohingan tidak perlu lagi menyewa tempat yang begitu mahal dan tidak perlu menggaji karyawan distro, sedangkan pemilik distro diuntungkan dengan pembagian hasil jualan clothingan tersebut dan tidak perlu mencari cari produk lain untuk mengisi outlet distronya. 6. Program pemerintah

Dengan adanya program pemerintah yang memberikan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada pelaku usaha kecil dan menengah merupakan salah satu peluang bagi pelaku usaha untuk mendapat pinjaman modal guna mengembangkan usaha clothingan Blackstar ini.

4.5.2 Strategi Alternatif

Dilihat dari matriks IFAS dan EFAS yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai subtotal peluang dari peluang, ancaman serta kekuatan dan kelemahan dari usaha clothingan Blackstar ini. Peluang memiliki sub total sebesar


(72)

2,14, ancaman memiliki sub total sebesar 0,32 serta kekuatan memiliki nilai sub total 2,94 dan kelemahan memiliki sub total sebesar 0,32.

Kekuatan dan peluang memiliki nilai yang lebih unggul daripada nilai kelemahan dan ancaman. Maka dapat ditentukanlah strategi apa yang tepat untuk digunakan. Yang terlihat pada gambar 4.2 menunjukan bahwa strategi yang dilakukan adalah strategi agresif dimana kekuatan dan peluang jika digabungkan akan memberikan berbagai cara untuk menumbuhkan atau mengembangkan usaha untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan (dalam Freddy Rangkuti, 2009:20).

Dalam Husein Umar, (2001: 43) menurut F.R David 1985, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh usaha clothingan Blackstar ini dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Strategi yang digunakan adalah strategi intensif dan strategi diversivikasi. Strategi intensif terbagi atas tiga kelompok yaitu: strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar. Strategi diversifikasi di bagi atas 3 kelompok juga yaitu: strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi diversifikasi horizontal. Dari hasil penelitian, usaha clothingan Blackstar ini dapat menggunakan strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, dan strategi diversifikasi konsentrik.

1. Strategi pengembangan pasar yaitu strategi yang termasuk kedalam strategi intensif dimana strategi ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pangsa pasar


(73)

dengan cara memperkenalkan produk produk ini ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.

2. Strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang ditujukan kepada pelaku usaha agar melakukan pemasaran secara besar besaran.

3. Strategi diversifikasi konsentrik merupakan strategi yang termasuk kedalam strategi diversifikasi dimana pelaku usaha dapat menambah jumlah produk atau jasa yang mana tidak jauh dari bisnis inti.

4.5.3 Seleksi Strategi Alternatif

Setelah melakukan perumusan strategi, ditemukan beberapa strategi alternatif yang telah disebutkan sebelumnya. Strategi alternatif tersebut adalah strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, dan strategi diversifikasi konsentrik. Maka dapat dirincikan beberapa cara dan dampak dari penggunaan strategi alternatif tersebut.

1. Strategi pengembangan pasar

Strategi pengembangan pasar ialah strategi untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Hal ini dapat dilakukan jika memilik jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai harapan, serta adanya pangsa pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh. Usaha Blackstar dapat memasarkan produknya ke luar daerah Medan ke daerah lain seperti ke daerah Aceh, Jawa dan bisa juga memasarkannya keluar negri seperti daerah Malaysia. Dengan melalui media sosial pemilik dapat berkomunikasi


(74)

dengan pemilik distro di luar medan dan menitipkan produk clothingan Blackstar ini dengan sistem kongsinyasi di luar distro kota Medan.

Adapun beberapa keuntungan menggunakan strategi alternatif pengembangan pasar sebagai berikut:

a. Dengan pangsa pasar yang lebih luas maka pemilik usaha akan dapat meningkatkan penjualannya serta dapat meningkatkan labanya sesuai dengan harapan, produk Blackstar akan dikenal sampai ke daerah lain.

b. Pangsa pasar yang baru dan pasar yang belum jenuh sehingga dapat menjadi trend fashion baru di daerah baru yang akan dituju.

Beberapa resiko ketika melakukan strategi alternatif pengembangan pasar adalah:

a. Pemilik tidak dapat mengontrol sepenuhnya produk yang akan di letakan di pasar yang baru dituju tersebut.

b. Pemilik usaha memerlukan biaya untuk promosi yang lebih besar lagi untuk memperkenalkan produknya dan menumbuhkan minat beli konsumen di daerah pasar yang baru.

2. Strategi penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar adalah strategi untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Namun usaha clothingan Blackstar ini merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM). Maka dari itu program pemasaran dapat dilakukan secara bertahap. Melakukan pemasaran dengan menggunakan brosur-brosur dengan jumlah yang kecil,


(75)

membuat web untuk usaha ini atau dapat mengendorse artis talent sehingga memperkenalkan produk Blackstar dengan produk yang di pakai artis tersebut. Melakukan promosi dengan membagikan voucher diskon pada saat ada event-event tertentu.

Adapun beberapa keuntungan menggunakan strategi alternatif penetrasi pasar:

a. Pasar akan lebih luas. Luas dalam arti akan banyak masyarakat yang mengetahui merk clothingan Blackstar ini. Lebih banyak masyarakat yang tahu maka akan meningkatkan penjualan karena akan berdatangan konsumen baru yang tertarik akan kalimat promosi yang digunakan atau kualitas yang ditawarkan oleh produk Blackstar ini.konsumen akan menilai sendiri apakah produk yang ditawarkan sesuai dengan harapan mereka sebagai konsumen.

b. Konsumen akan loyal dan menjadi pelanggan dari produk Blackstar ini. Konsumen yang menjadi pelanggan merupakan suatu keberhasilan dari strategi penetrasi pasar ini.

Adapun beberapa resiko yang akan diterima oleh pelaku usaha ini ketika menggunakan strategi alternatif penetrasi pasar adalah:

a. Akan membutuhkan biaya tambahan dalam melakukan promosi. Penambahan biaya yang tidak sedikit ketika pelaku usaha melakukan pencetakan brosur dan pembuatan web usaha.


(1)

yang memilik keahlian khusus dalam dunia fashion sehingga dapat membantu pemilik dalam menjalankan usahanya dan pemilik tidak akan kerepotan ketika banyaknya pesanan untuk produk yang ditawarkan. Pemilik bisa meminta bantuan kredit kepada koperasi untuk melakukan pengembangan usahanya agar lebih maju lagi.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis data yang diperoleh, usaha clothingan Blackstar memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung usaha ini dapat untuk berkembang. Diperoleh dari hasil analisis matriks IFAS dan EFAS bahwa peluang memiliki bobot sebesar 2,14 dan kekuatan memiliki bobot 2,94. Dengan alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT menunjukan strategi SO sebagai berikut: membuat laporan keuangan, membuka toko khusus, merekrut karyawan tetap, harus mengikuti trend masa kini, meningkatkan kualitas produk, melakukan pemasaran yang lebih baik, menjalin hubungan dengan komunitas, membuat potongan harga, menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pemasok.

2. kelemahan dan ancaman juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Namun pemilik mengabaikan kelemahan dan ancaman usaha ini. Dalam matriks IFAS dan EFAS kelemahan memiliki bobot 0,32 dan ancaman sebesar 0,32.


(3)

5.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti dan diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha clothingan Blackstar, sebagai berikut:

1. Pemilik usaha dapat melakukan beberapa strategi alternatif yaitu strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, dan strategi diversifikasi konsentrik. Adapun penjelasan telah disebutkan dalam bab pembahasan. Dengan adanya beberapa strategi yang disebutkan semoga pihak pemilik usaha clothingan ini dapat melakukan strategi ini dengan baik

2. Dengan banyaknya ancaman dari pesaing sejenis maka pemilik harus lebih kreatif lagi dalam menjalankan usaha ini, dengan membuat desain clothingan yang lebih menarik lagi dan selalu mengikuti selera pasar yang ada. Dengan begitu usaha ini akan tetap bisa bertahan dan lebih berkembang.

3. Melakukan evaluasi dari setiap langkah strategi yang di pergunakan, karena akan mempengaruhi hasil strategi yang digunakan. Apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian. Dapat membantu pemilik usaha untuk mengukur seberapa jauh potensi peluang yang ada dan mengukur modal serta memprediksikan untung dan rugi dari perkembangan usahanya.

4. Selalu mencari informasi tentang perkembangan usaha apa yang dapat dilakukan. Selalu menggali potensi peluang dan kekuatan dan memperkecil acanaman serta kelemahan yang ada.


(4)

5. Mencari tambahan modal usaha dengan meminjam dana dari bank atau KUR (Kredit Usaha Rakyat) dimana akan memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha yang dijalankan untuk membantu menjalankan strategi perkembangan usaha yang akan dijalankan. Misalnya, pemilik usaha ingin mengembangkan usaha dengan cara menambah cetakan produk dan melakukan promosi yang besar, hal ini membutuhkan dana yang lebih dari modal usaha awal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Anoraga pandji, 1997. Manajemen Bisnis, semarang

Fandy Tjiptono. 1995 Strategi pemasaran . penerbitan Andi Yogyakarta

Indriantoro, Nur dan supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Jatmiko, RD. 2003. Manajemen stratejik. Penerbitan Universitas muhammadiyah Malangan

Rangkuti F. 2000. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F. 2009. Analisis SWOT: Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : gramedia Pustaka Utama

Suryana. 2004. Evaluasi dan Pengembangan Usaha. Jakarta: Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono . 2006. Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Situmorang,Syafrizal helmi, dan Paham ginting. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. USU Press. Medan

Swastha Basu, 2001. Manajemen Penjualan. Cetakan Kelima Yogyakarta: BPFE

Wirartha, I Made,2006, Metodologi penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.


(6)

Skripsi dan Jurnal :

Indra Bagus (2010) “Analisis Usaha dan Strategi pengembangan Agroindustri

keripik Pisang Agung”

Joko Wibowo (2011) “ Analisis Usaha dan Alternatif Strategi Pengembagan

Agribisnis Pembenighan Ikan Lele Dumbo di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten”

Muhammad Reza yusa (2011) tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha

Pada E-Cofarm, Kampus IPB Darmaga-Bogor”

Rouly Febrina F. Pinem (2011) dengan judul “ Formulasi Strategi

pengembangan Usaha Budidaya Ikan lele sangkuriang (clarias Sp) di Cahaya kita Bogor,Jawa Barat”.