PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK: Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

DAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

HamdanArdiansyah 0807117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

DAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Bandung, April 2013 Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Disman MS. Yana Rohmana, S.Pd, M.Si. NIP.19590830 198601 2 001 NIP.19760318 2001122 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002


(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN

PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

((Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh

Hamdan Ardiansyah 0807117

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© HamdanArdiansyah Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

ABSTRAK

Hamdan Ardiansyah (0807117). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

Brainstorming dan Problem Based Intruction Terhadap Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Ekonomi” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013). Dibawah bimbingan: Prof.Dr.H.Disman,MS. ; Yana Rohmana, S.Pd, M.Si

Penelitian tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran brainstorming dan problem based instruction ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan pemahaman konsep peserta didik di sekolah menengah atas. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan aktivitas belajar peserta didik antara kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran brainstorming yang bertindak sebagai kelas ekperimen dengan kelas yang diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran problem based instruction sebagai kelas kontrol pada mata pelajaran ekonomi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas X.1 (kelas PBI) dan X.3 (kelas Brainstorming). Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dan lembar observasi yang di isi oleh observer atau guru mata pelajaran yang bersangkutan. Pengolahan data dilakukan dengan uji t dua sampel tidak berhubungan atau uji t sampel bebas (Independent sample t test) menggunakan SPSS 20.0 dam Microsoft Office Excel 2007.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas antara kelas brainstorming dan kelas problem based indtruction karena kedua metode ini sama-sama memusatkan pembelajararnya terhadap aktivitas peserta didik. Akan tetapi pada tingkat pemahaman konsep siswa, terdapat perbedaan antara kelas brainstorming dan problem based instruction walaupun cenderung sedikit perbedaannya. Untuk kelas brainstorming dan problem based instruction terdapat perbedaan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah perlakuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran brainstorming dan metode problem based intruction sama-sama mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, dan pada materi memahami kebijakan pemerintah dalam ekonomi penggunaan metode pembelajaran brainstorming lebih mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

Kata Kunci: Pembelajaran Brainstorming dan Problem Based Intruction. Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep


(5)

ABSTRACT

Hamdan Ardiansyah (0807117). Effect of Application of Learning Methods Brainstorming and Problem Based Learning and Activity Against Intruction Understanding Economic Concepts "(Experimental Study On Economic Lesson In Class X High School Kartika Siliwangi 2 Bandung School Year 2012-2013). Under the guidance of: Prof.Dr.H.Disman, MS. ; Yana Rohmana, S. Pd, M.Si

Research on the effect of the application of the learning methods of brainstorming and problem based instruction aims to identify differences in activity and understanding the concept of learners in high school. In addition, to determine differences in understanding concepts and learning activities of students between classes given treatment using brainstorming learning method that acts as a class experiment with a given class treatment using problem-based learning instruction methods as the control class on economic subjects.

The research method used was a quasi-experimental methods (quasi-experimental), with the subject consists of two classes X.1 class (class PBI) and X.3 (class brainstorming). Data was collected through a written test and observation sheets which are filled by the observer or subject teachers concerned. Data processing is done with two sample t-test are not related or independent samples t test (Independent sample t test) using SPSS 20.0 checkers Microsoft Office Excel 2007.

Based on the results of the study showed that there were no differences in activity levels between grade class brainstorming and problem based indtruction because both methods are equally focused on the activities of learners pembelajararnya. However, at the level of students' understanding of the concept, there is a difference between a class brainstorming and problem-based instruction, although likely a little difference. For class brainstorming and problem-based instruction and learning activities there are differences of understanding the concept of students before and after treatment. So it can be said that the use of learning methods and methods of problem-based brainstorming intruction are equally able to enhance learners 'learning activities, and on the matter of government policy in economic understanding learning method uses brainstorming better able to improve learners' understanding of the concept.


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Teoritis ... 8

1.4.2 Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ………... 9

2.1.1 Belajar... 9

2.1.2 Aktivitas Belajar ... 12

2.1.2.1 Prinsip Aktivitas ... 14

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar ... 15

2.1.3 Pemahaman Kosep ... 23

2.1.3.1 Kosep ... 23

2.1.3.2 Pemahaman ... 24

2.1.3.3 Pemahaman Konsep ... 25

2.1.4 Pembelajaran ... 27


(7)

2.1.5.1 Metode Pembelajaran Brainstorming ... 30

2.1.5.2 Metode Pembelajaran PBI ... 33

2.1.6 Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi SMA ... 39

2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 43

2.2 Kerangka Pemikiran... 45

2.3 Hipotesis ... 50

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 51

3.2 Desain Penelitian...………. 51

3.3 Operasional Variabel ... 53

3.4 Instrumen Penelitian ... 58

3.4.1 Tes Pemahaman Konsep... 58

3.4.2 Lembar Observasi ... 59

3.5 Uji Instrumen Penelitian ... 61

3.5.1 Validitas Instrumen ... 61

3.5.2 Reliabilitas Instrumen ... 63

3.6 Analisis Butir Soal ... 64

3.6.1 Tingkat Kesukaran... 64

3.6.2 Daya Pembeda ... 65

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.8 Prosedur Penelitian ... 66

3.9 Teknik Pengelolaan Data ... 67

3.10 Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis ... 69

3.10.1 Uji Normalitas ... 69


(8)

4.1.3 Deskripsi Instrumen Penelitian... 77

4.1.3.1 Uji Validitas ... 78

4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... 79

4.1.3.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 80

4.1.3.4 Uji Tingkat Daya Beda ... 82

4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 84

4.1.4.1 Data Pretest ... 84

4.1.4.2 Data Postest ... 88

4.1.4.3 Data Aktivitas Belajar kelas Brainstorming ... 92

4.1.4.4 Data Aktivitas Belajar kelas PBI ... 94

4.1.5 Deskripsi Data Skor Gain ... 97

4.1.5.1 Skor Gain di Kelas Brainstorming ... 97

4.1.5.2 Skor Gain di Kelas PBI... 100

4.1.6 Pengujian Hasil Penelitian ... 103

4.1.6.1 Uji Normalitas ... 104

4.1.6.2 Uji Homogenitas ... 106

4.1.6.3 Uji Hipotesis ... 108

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan ukuran kualitas sumber daya manusia. Negara yang maju akan selalu disokong oleh sumber daya manusia yang baik, maka tidak heran ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom atom, Perdana Menteri Jepang menanyakan terlebih dahulu guru yang tersisa. Hal itulah yang menggambarkan bagaimana pentingnya pendidikan bagi sebuah bangsa, karena bangsa yang maju dan akan besar adalah bangsa yang selalu memperhatikan pendidikannya.

Perhatian terhadap kondisi pendidikan harus dilakukan juga oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia, karena didalam proses pembangunannya, negara akan sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, tidak akan terlepas dari usaha dalam mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif sehingga memberikan motivasi lebih dalam


(10)

mampu menyajikan hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimannya namun pada kenyatannya mereka tidak memahaminya. Kelemahan tersebut, salah satunya dikarenakan faktor proses pengajaran dan penggunaan metode belajar di kelas yang merupakan ujung tombak sebagai pelaksanaan teknis dalam kegiatan belajar mengajar.

Metode pembelajaran yang tidak tepat akan mengakibtkan peserta didik mendapatkan kesulitan untuk memahami konsep. Dalam proses ini, guru di tuntut untuk mengembangkan dan menerapkan metode belajar yang dapat membangun suasana belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara aktif dan mudah dalam memahami konsep materi yang diajarkan.

Sesuai dengan hasil pengamatan penulis dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung, Guru menjelaskan bahwa aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih di nilai masih sangat rendah. Kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini :

Table 1.1

Data Aktivitas Siswa di Kelas X SMA Karitka Siliwangi 2

Tahun ajaran 2012-2013

Kelas Jumlah siswa Frekuensi Presentase

X1 30 4 13 %

X2 30 5 16 %

X3 29 5 17%


(11)

Data tersebut menggambarkan bahwa tingkat aktivitas dan keterlibatan peserta didik di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung masih sangat rendah, setiap kelas rata rata hanya sekita 4 sampai 5 orang yang aktif menyampaikan gagasan dan menuangkan pemikirannya dalam kegiatan pembelajaran seperti diskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Suasana tersebut diakibatkan karena masih banyak guru yang kurang memahami pentingnya pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat pada siswa (student centered approach).

Metode pembelajaran yang masih sering digunakan adalah metode ceramah dengan menempatkan posisi guru sebagai pusat informasi yang mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi cenderung kaku. Di dalam metode ini, peserta didik cenderung mengalami suasana dalam posisi mendengarkan dan menyimak informasi yang disampaikan guru saja, sehingga peserta didik tersebut kurang berpartisipasi dalam pembelajaran dan bersifat pasif. Oleh karena itu, perlu penerapan metode pembelajaran yang lain, yang mampu meningkatkan aktivitas dan pemahaman kosep peserta didik.

Pemahan konsep merupakan salah satu dari penilaian hasil proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil belajar siswa di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung pada ujian tengah semester :


(12)

Tabel 1.2 Nilai Ujian Materi

Kelas X

Mata Pelajaran Ekonomi 2012/2013

Nilai KKM Jumlah Siswa Presentase

X1 X2 X3 Jumlah

0-19 70 2 4 4 10 10.98 %

20-39 70 7 11 9 27 29.67%

40-69 70 11 14 15 40 43.95 %

70-89 70 8 2 2 12 13.18 %

90-100 70 2 0 0 2 2.19 %

Jumlah 30 31 30 91 100.00%

Sumber : Data Pra Peneltiian

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik pada nilai ujian materi tetang permintaan dan penawaran masih sangat kurang dan hal ini secara tidak langsung menggambarkan tingkat pemahaman konsep peserta didik yang diajarkan di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari data tabel dengan jumlah siswa yang lulus melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM), hanya sekitar 14 orang dari 91 siswa kelas sepuluh atau sebesar 15.37% sedangkan yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal mencapai 74 orang dari 91 siswa atau sebesar 84,63%.

Pemahaman konsep yang rendah tersebut di akibatkan karena salah satunya peserta didik di posisikan sebagai pendengar dan penghapal saja tanpa di bangun suasana belajar yang bersentuhan langsung dalam proses pembentukan pemahaman konsep. Hal tersebut bisa saja di bangun dengan menyajikan permasalah yang dialami


(13)

pada proses pembelajaran, apalagi hal yang diajarkan adalah ilmu ekonomi, yang merupakan ilmu yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat aktivitas siswa dan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan yaitu dengan cara melalui penggunaan metode pembelajaran yang memposisikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami permasalahan, memberikan alasan atas jawaban yang dikemukakan, dan menarik kesimpulan. Salah satu metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dan meningkatkan pemahaman konsep tersebut, menurut penulis adalah dengan menggunakan metode brainstorming dan problem based instruction.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka Penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian eksperimen mengenai penerapan metode brainstorming dan problem based instruction untuk meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran ekonomi, karena melalui metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam mengembangkan materi yang dipelajarinya.


(14)

Oleh karena itu, Penulis bermaksud melakukan suatu penelitian dengan judul : “PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DAN PROBLEM BASED INTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK” (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peseta didik Kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran brainstrorming pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest)

2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunkan metode pembelajaran probelem based intruction pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest)

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode brainstorming dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode problem based instruction pada test akhir (postest) 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat aktivitas siswa pada kelas yang

menggunakan metode brainstorming di bandingkan dengan kelas yang menggunakan metode problem based Instruction.


(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode brainstorming pada test awal (pre-test) dan test akhir (post-test) ?

2. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode problem based intruction pada test awal (pre-test) dan test akhir (post-test) ?

3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode brainstorming dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode problem based instruction pada test akhir (postest) 4. Untuk mengetahui perbedaan tingkat aktivitas siswa pada kelas yang

menggunakan metode brainstorming dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode problem based instruction.


(16)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai pengaruh metode pembelajaran Brainstorming dan Problem Based Intruction terhadap peningkatan aktivitas peserta didik untuk kepentingan dunia pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan, baik pemerintah, pembuat kurikulum, guru, dan siswadalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang dimaksud variasinya adalah angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes, dokumentasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi Experimental Design). Dalam penelitian ini, peneliti membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok tersebut adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan metode pembelajaran brainstorming dan problem based instruction pada saat pembelajaran berlangsung. Menurut Suharsimi (2010:123) kuasi ekperimen yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Nonequivalent


(18)

pembelajaran brainstorming dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang belajar dengan pendekatan pembelajaran problem based instruction.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah :Pretest posttest control group design. Rancangan tersebut berbentuk seperti berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian The Static Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretes test Perlakuan Post

test

Eksperimen O1 X1 O3

Control O2 X2 O4

Sumber : Sugiyono (2010:78) Keterangan:

X1 : Perlakuan dengan menggunakan metode Brainstorming X2 : Perlakuan dengan mengunakan metode PBI

O1 : Hasil pretest kelompok kelas ekperimen O2 : Hasil prestest kelompok kelas control O3 : Hasil posttest kelas eksperimen O4 : Hasil posttes kelas kontrol

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuaan. Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (O1) dan (O2) disebut pretest dan observasi sesudah perlakuan (O3) dan (O4) disebut posttest. Perbedaan antara O1 dan O2 dengan O3 dan O4 yakni O3–O4 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau eksperimen.


(19)

3.3 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2007:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu metode pembelajaran brainstorming dan metode problem based intruction sebagai variabel bebas, sedangkan aktivitas dan pemahaman konsep sebagai variabel terikat. Adapun bentuk operasional variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris

1 2 3

Metode pembelajaran Brainstorming

Metode Brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan sebagai bentuk sikap kritis siswa,termasuk gagasan yang nyeleneh, liar dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan yangkreatif.

Langkah-langkah atau tahapan dalam pembelajaran sebagai berikut:

1.Tahapan orientasi (Guru menyajikan masalah atau situasi barukepada siswa).

2.Tahap analisa (Siswa mengidentifikasi masalah).

3.Tahap hipotesis(Siswa dipersilakan untuk mengemukakan pendapat terhadap situasi atau permasalahan yang diberikan).

4.Tahap pengeraman (Siswa bekerja secara mandiri dalam kelompok untuk membangun kerangka berfikirnya).


(20)

Metode pembelajaran PBI

Problem Based

Instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan

konstruktivistik yang mengakomodasi

keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik

Langkah-langkah atau tahapan dalam pembelajaran model PBI :

1. guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah,

2.mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

3. siswa melakukan kegiaan

percobaan guna mendapatkan konsep untuk dapat memecahkan masalah, 4 membuat hasil atau laporan untuk dipresentasikan dan

5. analisis serta di evaluasi proses pemecahan masalahnya.

Aktivitas Belajar

Proses alami yang mendorong terciptanya perubahan dalam diri individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan indikator sebagai berikut : 1. Siswa mendengarkan penjelasan

guru.

2. Mencatat hal-hal yang dianggap penting.

3. Berdiskusi dengan aktif dan tertib 4. Keberanian untuk bertanya. 5. Keberanian mengajukan pendapat,

kritik dan saran

6. Memperhatikan saat dikusi 7. Menjawab pertanyaan 8. Mengerjakan tugas Pemahaman

Konsep

Kemampuan seseorang untuk mengerti suatu konsep dan dapat menerjemahkan dan menginterprestasikan kembali.

Aspek pemahaman diantaranya adalah translation (menerjemahkan) , interpretation (menginterpretasi), dan ekstrapolation (mengekstrapolasi)


(21)

a) Tahapan Eksperimen dengan metode Brainstorming

Langkah-langkah atau tahapan dalam pembelajaran Brainstorming menurut Dahlan (2006:13) secara umum sebagai berikut:

1. Tahapan orientasi (Guru menyajikan masalah atau situasi barukepada siswa). 2. Tahap analisa (Siswa mengidentifikasi masalah).

3. Tahap hipotesis (Siswa dipersilakan untuk mengemukakan pendapat terhadap situasi atau permasalahan yang diberikan).

4. Tahap pengeraman (Siswa bekerja secara mandiri dalam kelompok untuk membangun kerangka berfikirnya).

5. Tahap Sintesis (Guru membuat diskusi kelas, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya atas permasalahan yang diberikan, menuliskan semua pendapat itu dan siswa diajak untuk berfikir manakah pendapat yang terbaik)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dilapangan, penulis membagi ke tiga tahap yaitu tahap awal, tahap proses, dan tahap akhir. Tahapan tersebut dapat digambarkan seperti berikut :

Tahap I :

Tahap pertama ini merupakan tahapan orientasi yaitu guru menyajikan suatu pertanyaan atau pernyataan tentang situasi masalah terkait dengan materi yang menjadi bahan ajar sesuai dengan standar kopentensi dan kopentensi dasar yang terdapat pada silabus dan rancangan perencanaan pembelajaran.


(22)

masing kelompok mendiskusikan tugas mereka. Tugas yang diberikan pada masing-masing kelompok sama dan setiap siswa dalam kelompok tersebut dapat memberikan komentar atau jawaban terhadap masalah yang di berikan.

Tahap II :

Pada tahap II ini terjadi dua tahap yaitu tahap hipotesis dan tahap pengeraman. Tahap hipotesis artinya setiap siswa yang merupakan anggota kelompok, diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan jawaban atau pemikirannya yang berhubungan dengan masalah atau petanyaan yang di sampaikan guru sampai jawaban tersebut habis dan siswa sudah tidak mampu lagi mengungkapkan hasil pemikiranya. pendapat tersebut sekaligus merupakan hasil diskusi kelompok yang merupakan tahap pengeraman yaitu siswa bekerja mandiri dalam membentuk kerangka berfikirnya. Guru sebagai fasilitator mencatat setiap jawaban siswa di papan tulis. Pada tahapan ini, guru atau pun siswa belum mengkoreksi kebenaran jawaban-jawaban yang di lontarkan.

Tahap III :

Tahap III ini merupakan tahap sintesi yaitu guru sebagai fasilitator mebuat diskusi kelas, jawaban atau pendapat siswa yang sudah di catatat di papan tulis di uji kebenaranya serta alasan terhadap jawaban yang muncul. Siswa diajak kembali mengungkapkan pendapatnya atas permasalahan yang di berikan dan di ajak berpikir untuk menginventarisir manakah jawaban yang paling tepat.


(23)

b)Tahapan metode problem based intruction

Tahapan pembelajaran problem based intruction menurut Rusman (2012:243) terdiri dari lima fase yaitu :

1. Orientasi siswa terhadap masalah 2. Mengoragnisasi siswa untuk belajar

3. Membimbing pengalaman individual/ kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses perencanaan masalah

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran dilapangan, penulis membagi ke tiga tahap yaitu tahap awal, tahap proses, dan tahap akhir. Tahapan tersebut dapat digambarkan seperti berikut :

Tahap I :

Tahap pertama guru menjelaskan materi atau kompetensi dasar yang akan diajarkan, kemuadian guru memperkenalkan atau memberikan situasi permasalahan yang harus di jawab oleh siswa dengan memberikan inventarisir pertanyaan yang harus didiskusikan. Setelah itu, guru mengorganisir siswa dalam kelompok belajar yaitu siswa yang berjumlah 28 orang dibagi kedalam 7 kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah 4 dengan tujuan terjadinya diskusi dan suasana belajar yang kondusif.


(24)

mengumpulkan informasi yang sesuai dengan membuka buku sumber atau bereksperimen terhadap pengalaman yang di ketahui untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap III :

Pada tahap III ini merupakan tahapan hasil diskusi kelompok yaitu siswa membuat laporan atas hasil analisisnya terkait dengan permasalahn yang di berikan untuk di presentasikan. Kelompok yang mempresentasikan akan salaing menganalisis dan membandingkan jawaban jawaban kelompok lain terhadap pendapat yang di sampaikan sehingga terjadi proses analisis dan menambah wawasan tentang pendapat pendapat terkait dengan masalah yang diberikan.

Pada tahap ini akan terjadi evaluasi terhadap proses pada penyelidikan yang mereka gunakan sehingga menghasilkan jawaban atau laporan yang telah di presentasikan.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:

3.4.1 Tes Pemahaman Konsep

Suharsimi (2010:193) menjelaskan tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.


(25)

Tes digunakan untuk mengukur variabel terikat (pemahaman konsep). Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama pre test yaitu digunakan sebelum perlakuan yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua post test dilakukan setelah perlakuan atau setelah proses pembelajaran berlangsung yang dimaksudkan mengukur pemahaman konsep siswa. Langkah-langkah sistematis dari penyusunan tes pemahaman konsep sebagai berikut :

a. Menentukan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran. b. Membuat kisi-kisi tes

Kisi-kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok uji, dan jumlah soal.

c. Menyusun tes pemahaman kosep

d. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. e. Merevisi tes pemahaman konsep sampai didapat tes pemahaman konsep yang

valid

3.4.2 Lembar Observasi


(26)

hanya tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Observator tidak mengamati hal yang terlalu banyak dan pada akhir pengamatan dapat disimpulkan di kelas mana yang partisipasi siswa terjadi paling besar.

Dalam penelitian ini disusun dalam skalalikert. Menurut Sugiyon (2010:92) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan pedoman sebagai berikut :

Sangat Aktif (SA) = 5

Aktif (A) = 4

Cukup Aktif (CA) = 3 Tidak Aktif (TA) = 2 Sangat Tidak Aktif (STA) = 1

Adapun lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan indikator sebagai berikut :

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 2. Mencatat hal-hal yang dianggap penting. 3. Berdiskusi dengan aktif dan tertib

4. Keberanian untuk bertanya.

5. Keberanian mengajukan pendapat, kritik dan saran 6. Memperhatikan saat dikusi

7. Menjawab pertanyaan 8. Mengerjakan tugas


(27)

Menurut Dimyati dan Mudjono (2006:125) Siswa yang aktif dogolongkan berdasarkan persentase keaktifan, yaitu :

Tabel 3.3

Format skala penilaian aktivitas belajar

Skala Keaktifan Kategori

80 atau lebih Sangat baik

60 – 79,99 Baik

40 – 59,99 Cukup

20 – 39,99 Kurang

0 – 19,99 Sangat kurang

3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi (2006:144), validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan persamaan :


(28)

Keterangan :

rxy = Angka korelasi “r” product moment

N = Number of Cases (Jumlah siswa)

∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑ X = Jumlah skor X

∑ Y = Jumlah skor Y

Dalam formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya adalah sebagai berikut :

rxy< : Korelasi sangat rendah 0,20 - 0,399 : Korelasi rendah

0,40 - 0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70 - 0,899 : Korelasi tinggi

0,90 - 1,00 : Korelasi sangat tinggi

Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Rxy disebut juga dengan rhitung. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis product moment. Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritisdengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga rhitung>rtabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Instrumen dinyatakan valid apabila rhitung>rtabel dengan tingkat signifikasi 0,05.


(29)

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan mempunyai tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

 

      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Suharsimi A,2006:183)

Di mana: xy

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor X


(30)

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :

r 11 =

   

  1 2

2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r

(Suharsimi A, 2006: 180)

Keterangan:

r 11 : reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut :

0,81 -1,000 : sangat tinggi 0,61 - 0,800 : tinggi

0,41 - 0,600 : cukup 0,21 - 0,400 : rendah

3.6 Analisis Butir Soal

3.6.1 Tingkat Kesukaran

Menghitung masing-masing tingkat kesukaran tiap butir soal test : a. Menghitung jawaban yang benar setiap butir soal


(31)

P =

Keterangan :

P : Indeks tingkat kesukaran 1 item

B : Jumlah siswa yang menjawab benar per item soal

JS : Jumlah seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian. Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut :

P 0,00 - 0,30 = soal dianggap sukar P 0,31 - 0,70 = soal dianggap sedang P 0,71 - 1,00 = soal dianggap mudah

(Suharsimi, 2008:108) 3.6.2 Daya Pembeda

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut :

D =

-

= PA – PB

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BB

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar.

PA


(32)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :

1. Tes, yaitu berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki siswa. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi.

2. Observasi, yaitu pengamatan langsung dalam proses pengumpulan data dengan kriteria yang ditentukan. Adapun observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan yang berisi sederetan subvariabel aktivitas belajar siswa.

3.8 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, prosedur penelitian dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Menentukan masalah yang akan diteliti

b. Wawancara dan pengambilan data sementarauntunk mengetahui data mengenai tingkat keaktifan siswa.

c. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan untuk menentukan waktu, kelas, SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian.

d. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). e. Menyusun instrumen penelitian


(33)

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan uji coba soal validitas dan reliabilitas b. Melakukan penelitian

3. Pengolahan data

a. Melakukan penskoran b. Merubah skor menjadi nilai

c. Melakukan gain, uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis d. Menganalisis lembar observasi

e. Pengolahan data aktivitas belajar 4. Kesimpulan

a. Membuat interpretasi hasil penelitian

b. Membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

3.9 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data tes pemahaman konsep dan aktivitas adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahap penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap siswa ditentukan


(34)

S = ∑ R Keterangan :

S = skor siswa

R = jumlah item yang dijawab benar b. Mengubah skor mentah menjadi nilai

Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).

c. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan post test.

d. Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gai ternormalisasi adalah sebagai berikut :

N = Gain =

(Suharsimi A, 2006 : 126) Keterangan :

N – Gain = Gain yang dinormalisir Pre test = Nilai awal pembelajaran Post test = Nilai akhir pembelajaran

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain

Skor Kategori

(g) ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang


(35)

3.10 Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data sampel berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan menggunakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji nilai skweenees dan normal curve P-Plot yang diolah menggunakan alat SPSS 20,0. Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal dan kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. 3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Anova pada SPSS 20.0, dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika level signifikasi > α5%, maka data tersebut homogen.


(36)

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih nila pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Uji t independen dua arah ini dugunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Pengujian dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negatif (-).

Adapun yang di bandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Berikut kriteria pengujian untuk hipotesis :

H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1≠ µ2 Keterangan :

µ1 : skor gain kelompok eksperimen yang dikenakan metode pembelajaran Brainstroming

µ2 : skor gain kelompok kontrol yang dikenakan metode Problem Based intruction

Jika dibandingkan dengan Ttabel, maka :

 Jika Thitung> Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

 Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hipotesis dalam penelitian ini akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (H1) dan hipotesis nol (H0). Agar tampak terdapat dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan


(37)

hipotesis tandingan antara (H1 terhadap (H0). Hipotesis yang di uji secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 H1 :µ1≠ µ2 Keterangan:

H0 = Hipotesis nihil H1 = Hipotesis alternatif Dimana :

µ1 = N-Gain kelompok eksperimen metode pembelajaran Brainstrorming µ2 = N-Gain kelompok eksperimen metode pembelajaran PBI.

Jika dibandingkan dengan Ttabel, maka :

 Jika Thitung> Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

 Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Uji Hipotesis juga dapat dilakukan dengan mengunakan beberapa tipe diantarnya sebagai berikut :

3.10.3.1 Uji Mann Whitney

Uji Mann-Whitney dekembangkan oleh H.B. Mann dan D.R. Whitney pada tahun 1947 untuk melihat perbedaan antara dua sample yang bebas. Uji ini termasuk kedalam statitic non parametrik karena data yag digunakan tidak berdistribusi normal dan uji ini digunakan juga untuk menguji perbandingan dua perlakuan, atau uji


(38)

Langkah-langkah uji Mann-Whitney dalam SPSS yang diungkapkan Budi (2012:292) adalah sebagai berikut :

1. Masukan data pada workssheet SPSS dengan menggabungkan semua skor menjadi satu kolom.

2. Menu analysis, pilih nonparametric test dan pilih 2 independent samples. 3. Masukan metode pada test variabel list atau nama yang akan diuji

4. Group variabel jenis dan klik define group dan group 1 diisi 1 dan group 2 diisi 2.

5. Pilih continue

6. Tandai test type uji Mann-Whitney untuk diaktifkan 3.10.3.2 Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon digunakan apabila uji normalitas menghasilkan distribusi tidak normal. Cara perhitungannya dengan mengunakan SPSS yaitu sebagai berikut :

1. Masukan data pada workshett SPSS semua skor menjadi dalam dua kolom, misalnya pre-test dan post-test B.

2. Menu analysis, pilih nonparametric test dan pilih 2 Related samples 3. Masukan variabel pada test variabel list atau nama yang akan diuji 4. Pilih test type untuk mengaktifkan uji Wilxocon.

Dari hasil pengujian akan didapatkan nilai Z. Jika Zhitung < Ztabel maka H0 diterima artinya tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep atau aktivitas yang dikenakan metode dan sebaliknya jika Zhitung > Ztabel maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan pemahaman konsep atau aktivitas pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran brainstorming pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest), artinya ada perubahan pemahaman siswa sebelum dan sesudah perlakukan terhadap kelas yang menggunakan metode pembelajaran brainstoming. Dari perlakuan tersebut telah memberikan informasi dan memberikan pemahaman konsep terhadap siswa mengenai materi yang diajarkan, sehingga hasil pengujian diakhir akan meningkat atau lebih baik dari sebelumnya, artinya bisa disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran brainstorming dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas.

2. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran probelem based intruction pada test awal


(40)

dinyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran problem based intruction dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi. 3. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep pada kelas yang

menggunakan metode brainstorming di bandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pobelem based instruction pada test akhir (postest), artinya perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil pemahaman konsep siswa, dalam penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda antara tingkat pemahaman konsep kelas yang mendapatkan metode pembelajaran brainstrorming dengan kelas yang mendapatkan metode pembelajaran problem based intruction.

4. Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran brainstorming dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran problem based instruction, artinya bahwa tingkat aktivitas siswa yang sama-sama mendapatkan perlakuan metode pembelajaran yang hampir sama, yaitu metode pembelajaran yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada siswa. Sehingga dalam penelitian ekperimen ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran brainstorming dan problem based intruction menghasilkan tingkat aktivitas yang cenderung sama walaupun keduanya mengalami peningkatan aktivitas setelah mengalami perlakuan metode pembelajaran di kedua kelas tersebut.


(41)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru, dapat memilih menerapkan metode pembelajaran brainstorming dan problem based intruction karena bisa meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh bisa optimal. 2. Bagi Dinas Pendidikan, agar meningkatkan monitoring ditingkat sekolah

khususnya mata pelajaran ekonomi dalam membahas kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama kegitan belajar mengajar. Menfasilitasi dan meningkatkan profesionalisasi guru dengan kegiatan pelatihan, lokakarya, semiloka, dan diklat. Sehingga peningkatan standar bagi kompetensi guru juga perlu diperhatikan agar guru-guru di sekolah mampu menerapkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa.

3. Bagi siswa, tingakat aktivitas siswa sangat penting dalam rangka mendukung keberhasilan belajar di sekolah, siswa harus mampu membangun kesadaran diri tentang pentingnya aktivitas dalam proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi maka akan dapat peluang besar dalam meningkatkan pemahaman konsep tetang materi yang dipelajari khususnya dalam


(42)

bisa mengemukakan pendapatnya didalam kegiatan pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi kelompok.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan materi yang lebih luas dan memadukan beberapa metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa karena dalam penelitian ini perlu disempurnakan kembali bagaiman teknis dan kesiapan dalam penerapan metode kepada siswa dalam menerima pelajaran dengan suasana kelas yang berbeda.


(43)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Nana Sudjana.(2008)..Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung. PT Remaja

Rosda karya.

Neti dan Leni.(2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi

Ngalim Purwanto. (2006)..Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara R.W Dahar. (1996). Teori teori belajar. Jakarta: Erlangga

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Rusman. (2012). Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar dan Mengajar.Jakarta : PT Rineka Cipta Syaeful Sagala. (2007). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung :Alfabeta. Sardiman. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta


(44)

Suryosubroto,B.(2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

Suparman Afwi.(1997). Model model pembelajaran interaktif.Bandung: Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press

W Gulo. (2002).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.

Wina Sanjaya.(2006). Strategi Pemebelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group

Winarno Surakhmad.(1980). Pengatar Interaksi Mengjar-Belajar. Bandung: Tarsito.

Karya Ilmiah :

Ayu. (2005). Pengaruh metode pembelajaran Problem Based Intruction tipe think pair share (TPS) terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi.Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan

Dahlan, A. (2006). Pengaruh Model Pembelajaran Osborn terhadap Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan

Fitriyani. (2007). Pengaruh penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran ekonom.Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan

Hany Wihdah. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Intruction untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 6 Cimahi. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Hidayah. (2006). Pengaruh Minat Belajar dan Aktivitas Belajar Terhadap Belajar Mengetik Manual Sistem 10 (Sepuluh) Jari Siswa Kelas 1 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Slawi Tahun Diklat 2005/2006. Skripsi Uneversitas Negeri Semarang.


(45)

Wahyuni. (2012). Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi FPEB UPI : Tidak diterbitkan

Internet :

Cahyono, A.N.(2007). Pengembangan Model Creative Problem Solving berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA.[Online]. Tersedia: http://www.adi-negara.blogspot.com/

Guntar, A.(2008). Definisi Masalah dan Sasaran dalam Pemecahan


(1)

120

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dinyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran problem based intruction dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi. 3. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep pada kelas yang

menggunakan metode brainstorming di bandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pobelem based instruction pada test akhir (postest), artinya perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil pemahaman konsep siswa, dalam penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda antara tingkat pemahaman konsep kelas yang mendapatkan metode pembelajaran brainstrorming dengan kelas yang mendapatkan metode pembelajaran problem based intruction.

4. Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran brainstorming dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran problem based instruction, artinya bahwa tingkat aktivitas siswa yang sama-sama mendapatkan perlakuan metode pembelajaran yang hampir sama, yaitu metode pembelajaran yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada siswa. Sehingga dalam penelitian ekperimen ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran brainstorming dan problem based intruction menghasilkan tingkat aktivitas yang cenderung sama walaupun keduanya mengalami peningkatan aktivitas setelah mengalami perlakuan metode pembelajaran di kedua kelas tersebut.


(2)

121

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru, dapat memilih menerapkan metode pembelajaran brainstorming dan problem based intruction karena bisa meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh bisa optimal. 2. Bagi Dinas Pendidikan, agar meningkatkan monitoring ditingkat sekolah

khususnya mata pelajaran ekonomi dalam membahas kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama kegitan belajar mengajar. Menfasilitasi dan meningkatkan profesionalisasi guru dengan kegiatan pelatihan, lokakarya, semiloka, dan diklat. Sehingga peningkatan standar bagi kompetensi guru juga perlu diperhatikan agar guru-guru di sekolah mampu menerapkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa.

3. Bagi siswa, tingakat aktivitas siswa sangat penting dalam rangka mendukung keberhasilan belajar di sekolah, siswa harus mampu membangun kesadaran diri tentang pentingnya aktivitas dalam proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi maka akan dapat peluang besar dalam meningkatkan pemahaman konsep tetang materi yang dipelajari khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. Siswa harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya, serta harus saling mengevaluasi kinerja kelompoknya agar semua potensi yang ada dalam setiap siswa dapat berkembang, siswa harus


(3)

122

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bisa mengemukakan pendapatnya didalam kegiatan pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi kelompok.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan materi yang lebih luas dan memadukan beberapa metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa karena dalam penelitian ini perlu disempurnakan kembali bagaiman teknis dan kesiapan dalam penerapan metode kepada siswa dalam menerima pelajaran dengan suasana kelas yang berbeda.


(4)

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Nana Sudjana.(2008)..Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung. PT Remaja

Rosda karya.

Neti dan Leni.(2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi

Ngalim Purwanto. (2006)..Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara R.W Dahar. (1996). Teori teori belajar. Jakarta: Erlangga

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Rusman. (2012). Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar dan Mengajar.Jakarta : PT Rineka Cipta Syaeful Sagala. (2007). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung :Alfabeta. Sardiman. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


(5)

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryosubroto,B.(2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

Suparman Afwi.(1997). Model model pembelajaran interaktif.Bandung: Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press

W Gulo. (2002).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.

Wina Sanjaya.(2006). Strategi Pemebelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group

Winarno Surakhmad.(1980). Pengatar Interaksi Mengjar-Belajar. Bandung: Tarsito.

Karya Ilmiah :

Ayu. (2005). Pengaruh metode pembelajaran Problem Based Intruction tipe think pair share (TPS) terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran ekonomi.Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan

Dahlan, A. (2006). Pengaruh Model Pembelajaran Osborn terhadap Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan

Fitriyani. (2007). Pengaruh penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran ekonom.Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan

Hany Wihdah. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Intruction untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 6 Cimahi. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Hidayah. (2006). Pengaruh Minat Belajar dan Aktivitas Belajar Terhadap Belajar Mengetik Manual Sistem 10 (Sepuluh) Jari Siswa Kelas 1 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Slawi Tahun Diklat 2005/2006. Skripsi Uneversitas Negeri Semarang.


(6)

Hamdan Ardiansyah, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahyuni. (2012). Studi Komparatif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi FPEB UPI : Tidak diterbitkan

Internet :

Cahyono, A.N.(2007). Pengembangan Model Creative Problem Solving berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA.[Online]. Tersedia: http://www.adi-negara.blogspot.com/

Guntar, A.(2008). Definisi Masalah dan Sasaran dalam Pemecahan Masalah.[Online].Tersedia:


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KISARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 5 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 SIBORONGBORONG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP : Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

0 1 47

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI).

2 58 51

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Sistem Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Maja.

0 3 12

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKONOMI (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Pasundan 2 Bandung).

0 0 43

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014.

0 0 35

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA KARTIKA SILIWANGI 2 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012.

0 2 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP : Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung - repository UPI S GEO 1104222 Title

0 0 6