KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATANPANJAT TEBING KATEGORI SPEED.
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATANPANJAT TEBING KATEGORI SPEED
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
SUKRON MA’MUN
1006099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN
POWER TUNGKAI TERHADAP
KECEPATAN PANJAT TEBING
KATEGORI SPEED
Oleh
SukronMa’mun
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga
© SukronMa’mun 2014
UniversitasPendidikan Indonesia Oktober 2014
HakCiptadilindungiundang-undang
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian, dengandicetakulang, di foto kopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis
(3)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
SUKRON MA’MUN
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Drs. H. DedeRohmat N, M.Pd. NIP. 196312091988031001
Pembimbing II
Dr. Kardjono, M.Sc. NIP. 196105251986011002 Departemen Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Ketua
(4)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 196812181994021001
“ Kaum muda, yang di butuhkan adalah
seorang pemimpi yang mampu memimpikan
sesuatu yang belum pernah di mimpikan oleh
orang lain”
_Jhon f. Channedy_
“Dan orang
-orang mendalam ilmunya berkata:
Kami beriman kepada NYA (Al-
Quran) semuanya dari rabb kami”
(Al-Imran : 7)
(5)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk Ayahanda dan Ibunda
E. Syarifudi (ALm) dan Nunung. M (ALm)
Semoga amal ibadah beliau diterima disisi allah SWT Amein…
KATA PENGANTAR
Segalapujibagituhan Yang MahaKuasa Allah SWT yang masihmemberikankesehatan,
kesempatandanterlebihlagikenikmatanyakninikmatImandan
Islam.Dimanapadakesempataninipenulisdapatmenyelesaikansalahsatutugasakhirda lampendidikan strata 1 (satu) berupakaryailmiahskripsi.
ShalawatdansalamtidaklupakitacurahkankepadabagindaTercinta
Muhammad SAW, kepadakeluarganya,
parasahabatnyadankepadakitaselakuumatnyahinggaakhirzamankelak.
Sebuahkaryailmiahpenulistuangkandalamskripsiini yang berjudul“KontribusiPowerLengandanPower
TungkaiterhadapKecepatanPanjatTebingKategoriSpeed”.Skripsi ini mebahas tentang seberapa pentingnya power lengan dan power tungkai pada olahraga panjat tebing kategori speed. Penyusuan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana satu pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulismenyadariakanbeberapakekurangan yang
adadalampelaksanaandanpenulisan.
Semogainimembukakepadaparapembacauntuktidakseganmemberikanmasukandan
kritikandengantujuanmembangunataumerubahkearah yang
lebihbaik.Dengandemikian, sekiranya yang
bisapenulissampaikan.Atassegalaperhatiannyapenulisucapkanterimakasihdanmoh onmaafatassegalakekurangan.
(6)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung, Oktober2014 Penulis
SukronMa’mun
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalampenyusunanskripsiinipenulisbanyakmengalamikesulitandanhambata
n, namunberkatridho Allah SWT,
disertaiketeguhanhatisehinggapenulisselaludibantu, dibimbing, dandidukunguntukterussemangatdalammenyelesaikanskripsiini.
Untukitudengansegalakerendahanhati, penulismengucapkanterimakasih yang sebanyak-banyaknyadanpenghargaan yang setinggi-tingginyakepada:
1. Orang tua yang
sangatpenulissayangidancintaiIbundaNunungMurtapi’ah(Alm)danAyahan
daE. Syarifudin(Alm), yang
telahmelahirkananaknyakeduniasehinggabisamelihatindahnyadunia.
Tiadatandaterimakasih yang sepadandansanggupmenggantikanapa yang telahengkauberikan, hanyado,a yang tulusdanhanyainikiranya yang akanmembuatsenyumanindahmenghiasi yang penuhsahaja. Akhirnyasalahsatujanjipadanyadapatpenulistunaikan.
2. Dr. YunyunYudiana,
M.Pd.,SelakuDekanFakultasPendidikanOlahragadanKesehatan,Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Dr. Rd. BoykeMulyana, M.Pd.,
SelakuketuaprodiPendidikanKepelatihanOlahraga, KetuaJurusanPendidikanKepelatihan,
(7)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FakultasPendidikanOlahragadanKesehatan, UniversitasPendidikan Indonesia
4. Sagitarius, S.Pd., M.Pd.,Selakudosenpembimbingakademik yang sudahmemberikanarahan, masukkandanmotivasiselamaperkuliahan
5. Drs. H. DedeRohmat N, M.Pd.,Selakupembimbingskripsi I yang sudahmemberikanarahan, masukandanmotivasisertapetunjuk yang berhargaselamabimbinganuntukmenyelesaikanpenulisanskripsi.
6. Dr. Kardjono, M.Sc.,Selakupembimbingskripsi II yang
sudahmemberikanarahan, masukan,
dorongandanmotivasiselamabimbinganuntukmenyelesaikanpenulisanskrip si.
7. Kaka ku Muslim Taufiq,
M.Pd.,yangtakkenallelahselaluberusahamemberikanhal yang terbaikuntukpenulisdanmemberikandoronganmoral
maupunmorilsehinggapenulisbisamenyelesaikanstudidenganbaik.
8. Seluruhanggotakeluarga yang takhentinyamemberikandorongan baik moral
maupunmorilsertaselaluberdo,auntukpenulisdanmembuatkehangatansehing
gapenulistersenyumketikamembuang rasa
lelahpadasaatberkumpulkeluarga.
Semogakebersamaaniniakanterusterasakansampaiakhirkelak.
9. Seseorangyang sangat di sayangdandicintaiolehpenulisdankeluarganya
yang selalutulusmemberikandukungan,
motivasidando’akepadapenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
Sepantasnyakebanggaanini pun penulispersembahkanuntuk yang terkasihdantercinta.
10.Bapak Salmon Firaqi yang
selalumemberikanmotivasidandoronganuntukterusberkarya.
11.Seluruhanggota PAMOR FPOK UPI yang telahbersama-samaberjuangmemajukanorganisasitercintaini.
(8)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12.Kepada PAMOR angkatan 25 temanseperjuangandalammasa-masapendidikan yang tidakakanpernahterlupakan yang hanyaakanmenjadikenangan yang terindahsuksesselaludimanapun kalian berada.
13.Rekan-rekanCoach’10yang
sudahmembantuterlaksananyapenelitiandenganbaikdanlancar. Keringat, semangatdansenyumkalian
membuatpenelitianinisemakinhangatpenuhsemangat.
14.Rekan-rekankostan yang tidakbisa di persebutkansatupersatu.
15.Semuacivitasakademika yang telahbanyakmembantupenulisselama proses perkuliahandijalani.
16.Keluarga KKN UPI Desa Karang Bungur Kab.Sumedang. 17.Sahabat-sahabat PLP SMP Negeri 12 Bandung.
18.Buatsemua yang tidakbisapenulissebutkansatu per satu. Pastinyatakhenti-hentinyapenulisUcapkanTerimaKasih yang sebesar-besarnya….
Akhir kata semogadengansegalakebaikandanbantuandarisemuapihak yang telahdiberikankepadapenulismendapatbalasanpahala yang berlipatgandadari Allah
SWT. Amin….
Bandung, Oktober 2014 Penulis,
(9)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
(10)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Pembimbing : 1. Drs. H. DedeRohmat N, M.Pd. 2. Dr. Kardjono, M.Sc.
SukronMa’mun 2014
Powerlengandanpowertungkaimempunyaiperanan yang sangatpentingdalamcabangolahragapanjattebingkhususnyapadakategorispeed. Seberapa besar kontribusinya? merupakan sebuah pertanyaan yang perlu di selidiki dalam penelitian ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,populasi nyaadalahseluruhatlet FPTI KabupatenPandeglang yang masihaktifmengikuti proseslatihan. Proses penarikan sample dilakukandenganmenggunakan purposive sampelatausampel yang mewakilipopulasirepresentativeterhadapinformasi yang diberikan.
Analisis data yang
digunakandalampenelitianiniadalahujikoefisiensikorelasi.Darihasilpengolahandan analisis data diperolehkesimpulan,bahwapower lengan dengan kecepatan panjat tebing memberikan kontribusi sebesar 42,25%, power tungkai dengan kecepatan panjat tebing memberikan kontribusi sebesar 26,01 dan power lengan, power tungkai dengan kecepatan panjat tebing memberikan kontribusi sebesar 50,68%.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwaterdapathubungan yang positifpowerlengandanpowertungkaiterhadapkecepatanpanjattebingkategorispeed. Maka disarankan bagi para pembina dan pelatih sebaiknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik. Seperti halnya power lengan dan power tungkaikarena akan berpengaruh terhadap kecepatan panjat tebing khususnya pada kategori speed.
*Mahasiswa Program StudiPendidikanKepelatihanOlahragaAngkatan 2010FakultasPendidikanOlahragadankesehatan
(11)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
CONTRIBUTION OF THE POWER ARM AND LEG POWER OF SPEED ROCK CLIMBING CATEGORY SPEED
Supervisor: 1. Drs. H. DedeRohmat N, M.Pd. 2. Dr. Kardjono, M.Sc.
SukronMa'mun 2014
Power arm and leg power had a very important role in sport climbing, especially at the speed category. How big its contribution? is a question that needs to be on investigating in this research.
The methods used in this research is descriptive, its population is around the athletes FPTIKabupatenPandeglang active following the process of exercise. The process of withdrawal of sample done using purposive sample or a sample that represents the population representative of the information provided.
The analysis of the data used in this research is to test the koefisiensi correlation. From the results of the processing and analysis of data obtained conclusions, that power arm with speed rock climbing is contributing 42,25%, power limbs with climbing speed is contributing 26,01 and power arm, leg power and speed climbing is contributing 50,68%.
From the results of this study it was concluded that there is a positive relationship power arm and leg power of speed rock climbing speed category. It is recommended for trainers and coaches should pay attention to the physical condition of the components. As with any power arm and leg power because it will affect the speed of rock climbing, especially at the speed category.
*Student Coaching education courses Sports The 2010 Faculty of education health and sports
(12)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA MUTIARA
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakang ... 1
B. IdentifikasidanRumusanMasalah . ... 5
C. TujuanPenelitian ... 5
D. ManfaatPenelitian ... 6
E. BatasanPenelitian ... 6
F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. HakikatOlahragaPanjatTebing ... 8
1. SejarahPanjatTebing ... 9
2. KategoridalamPanjatTebing ... 10
3. Tingkat Kesulitan (Grade) Pada Olahraga Panjat Tebing ... 12
(13)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Peralatan Olahraga Panjat Tebing ... 14
6. PeraturanPemanjatan ... 19
B. KomponenKondisiFisikdalamPanjatTebingKategoriSpeed ... 28
C. Power ... 31
D. DukunganPowerLengan ... 33
E. DukunganPowerTungkai ... 35
F. KerangkaPemikiran ... 48
G. Hipotesis ... 50
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 51
A. Metode dan DesainPenelitian ... 51
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54
C. DefinisiOprasional ... 55
D. Instrumen Penelitian ... 57
E. Prosedur Pelaksanaan Tes dan Pengukuran ... 58
F. TeknikPengumpulandan Analisis Data ... 62
BAB IV :HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 68
A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 68
B. Uji Prasyarat Analisis ... 68
C. PembahasanPenelitian ... 72
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 81
(14)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tingkat Kesulitan (Grade)PadaOlahragaPanjatTebing ... 12
Tabel 2.2 Skema 1 ... 24
Tabel 2.3 Skema 2 ... 25
Tabel 2.4 Skema 3 ... 25
Tabel 2.5 BanyaknyaKontak Kaki Tiap Season ... 45
Tabel 4.1 NilaiPerhitungan Rata-rata danHasilSimpangan Baku ... 68
Tabel 4.2 HasilPengujianDistribusi Normal ... 69
Tabel 4.3 BesarnyaHubunganAntaraVariabel ... 70
Tabel 4.4 HasilUjiSignifikansiKoefisienKorelasi Tunggal ... 70
Tabel 4.5 HasilUjiSignifikansiKorelasiGanda ... 71
(15)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 TaliKarmantel ... 15
Gambar 2.2 Tali Pita Webing ... 15
Gambar 2.3 Macam-macamCarabiner ... 16
Gambar 2.4 Jenis-jenisTambatan ... 16
Gambar 2.5 Seat Harnes ... 17
Gambar 2.6 Full Body Harness ... 17
Gambar 2.7 Chalk Bag ... 18
Gambar 2.8 Sepatu Pemanjatan ... 18
Gambar 2.9 Jenis-jenisAscenderdanDiscender ... 19
Gambar 2.10 OtotLenganBagianDepandanBelakang ... 35
Gambar 2.11 LatihanBack Squat ... 41
Gambar 2.12 LatihanLeg Press ... 42
Gambar 3.1 DesainPenelitian ... 53
Gambar 3.2 Langkah-langkahPenelitian ... 54
Gambar 3.3 Vertical Arm Full Test ... 58
Gambar 3.4 Vertical Jump Test ... 58
Gambar 3.5 Vertical Arm Full Test ... 59
(16)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 2.1 SkalaIntensitasLatihanPolimetrik ... 45 Grafik 2.2 SkalaHubunganAntara Volume danIntensitasLatihan... 46
(17)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 HasilPengukuranVariabelX1 dan X2 dan Y ... 81
Lampiran 2 T SkorTiapVariabel ... 82
Lampiran 3 HasilPerhitunganUjiNormalitasPower Lengan X1 ... 83
Lampiran 4 HasilPerhitunganUjiNormalitasPowerTungkai X2 ... 84
Lampiran 5 HasilPerhitunganUjiNormalitasPengukuranKecepatan ... 85
Lampiran 6 HasilPerhitunganKorelasi Tunggal, KorelasiX1dan Y ... 86
Lampiran 7 HasilPerhitunganKorelasi Tunggal, KorelasiX2 dan Y ... 88
Lampiran 8 HasilPerhitunganKorelasiGandaX1danX2 ... 90
Lampiran 9 KorelasiGandaAntaraVariabelX1, X2 dan Y ... 92
Lampiran10 TabelStatistik ... 94
(18)
1
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Peranan olahraga dalam kehidupan manusia sangat penting.Melalui olahraga dapat di bentuk manusia yang berkualitas sehat jasmani, rohani dan sosial.Banyakterdapatjeniscabangolahragasalahsatunyaadalaholahragapanjattebing .
Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang kinimulai digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan pemudi.Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya perkumpulan olahraga panjat tebing baik di kota maupun didaerah, yang tergabung dalam suatu perkumpulan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat dengan FPTI, komunitas pencinta alam, klub panjat tebing, dan lain-lain.
Olahraga panjat tebing dibagi menjadi dua macam yakni panjat tebing yang dilaksanakan di tebing yang sesungguhnya dan panjat dinding yang di laksanakan di dinding buatan. Sebagai mana di ketahui olahraga panjat tebing termasuk jenis kategori olahraga populerakhir-akhir ini, terbukti dengan seringnya di laksanakan kejuaraan-kejuaraan panjat dinding dari sekala daerah, nasional, bahkan sampai tingkat internasional. Olahraga panjat tebing tersebut telah di gemari dan di jadikan olahraga tantangan bagi para generasi muda.Di samping itu olahraga yang penuh tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian dan keterampilan ini merupakan salah satu olahraga kompetitif (prestasi), sehingga pembinaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tujuan akhir mencapai prestasi maksimal dapat terwujud.
Sejarah panjat tebing dunia dimulai pada tahun 1492, ketika sekelompok orang Perancis dibawah pimpinan Anthoine De Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m) dikawasan Vercors Massif. Pada tahun 1976 Harry Sulistiarto mulai memanjat tebing Citatah yang kemudian dijadikan patok pertama kali panjat tebing modern di Indonesia.
(19)
2
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dinding panjat pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1988 oleh 4 atlet pemanjat Perancis yang diundang atas kerjasama kantor MENPORA dengan KEDUBES Perancis di Jakarta, dan sekaligus memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPTGI) yang selanjutnya lebih dikenal dengan namaFederasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).Pengertian panjat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menaiki (pohon dsb) dengan kaki dan tangan.
Pada olahraga panjat tebing,terutama pada pada olahraga tebing buatan (dinding)diperlombakantiganomerpertandingan yaitu kategori rintisan (kesulitan/difficult), kategori kecepatan (speed) dan jalur pendek atau sering disebut dengan boulder.Setiap nomer yang diperlombakan dalam olahraga panjat tebing buatan memiliki tingkat kesulitan berbeda. Pada kategori rintisan, pemanjatan harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan.Pada kategori jalur pendek atau boulder, pemanjat harus pandai membaca jalur dan harus memiliki keberanian untuk melompat, atlet tidak menggunakan pengaman tubuh, pengaman hanya diberikan dengan cara menyimpan matras dibawah tebing /papan untuk pengamanan bila atlet terjatuh.Pada kategori kecepatan (speed) pemanjatan dilakukan secara top roop (tali sudah dikaitkan di top agar pemanjat sudah berada dalam posisi aman) jadi apabila pemanjat terjatuh,tali pengaman yang sudah dikaitkan di top sebagai pengaman utamanya. Untuk kategori rintisan dan speed pemanjat diatur atau dijaga oleh belayer (rekan pemanjat yang berada dibawah yang mengatur pemanjat).
Dalam olahraga panjat tebing kategorispeed,yang dinilai adalah kecepatan dalam pemanjatan dan yang diambil adalah catatan waktu yang ditempuh oleh pemanjat. Harsono dalam bukunya coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching (1988, hlm. 216) kecepatan adalah:“Kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya”. Jadi dalam olahraga panjat tebing kategori speed sangat di
(20)
3
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tuntut kecepatan untuk menempuh hasil dan waktu yang maksimal. Tentang hal tersebut, FPTI (2006, hlm. 7) menyatakan sebagai berikut:
Kompetisi kecepatan (speed) merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan secara tambat atas (top-rope) dan waktu yang diperlukan oleh atlet dalam menyelesaikan satu jalur menentukan posisi atlet pada satu babak kompetisi.
Dari kutipan diatas,dapat disimpulkan bahwa kategori speed merupakan kompetisi pemanjat melakukan pemanjatan di dinding dan di-belay oleh teman satu team, setiap pemanjat melakukan pemanjatan dengan cepat untuk menentukan posisi pemanjat pada satu babak dalam kompetisi.
Berkaitan dengan tuntunan gerak dalam cabang olahraga panjat tebing kategori speed, komponen fisik yang perlu dimiliki oleh atlet adalah komponen power,terutamapowerlengandanpowertungkai.Kitatahubahwa power lengandanpower tungkaisebagai komponenkondsi fisik yang dominan dalam panjat tebing kategori speed,makakedua komponen tersebut mesti dilatih sehingga dapat mendukung atlet untuk mencapai hasil yang maksimal.
Sebagaimana diketahui, kondisi fisik terdiri dari beberapa komponen fisik, seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988, hlm.50):“Kondisi fisik terdiri daridaya tahan, stamina, kelentukan, kekuatan, power, daya tahan otot, kecepatan, kelincahan, ketepatan, reaksi dan koordinasi.” Pada cabangolahraga panjat tebing kategori speed, power lengandan power tungkai menjadi salah satu penunjang yang sangat penting dalam proses pemanjatan.
Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang merupakan gabungan antara kekuatan dengan kecepatan.Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa (1983, hlm. 273) bahwa: “Power is the product of two abilities, strength and speed, and is considered to be the ability to perfrom maximum force in the shortest period of time”.Pendapat senada juga di kemukakan oleh Harsono (1988, hlm. 176) bahwa: “Power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan”. Kemudian Wilmore (1997, hal. 199) menjelaskan juga bahwa: “Power is a product of force and velocity. This is probably more important than absolute strength alone”.
(21)
4
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkanpendapat diatasdapatdisimpulkan bahwa power adalah gabungan dari dua komponen fisik yaitu kekuatan makasimal dengan kecepatan maksimal yang dilakukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Power lengan berpengaruh terhadap keberhasilan pemanjatan. Dimana dengan power lengan yang baik maka jangkauan lengan akan semakin luas untuk menghasilkan impuls atau momentum yang besar, dengan power lengan yang besar serta momentum yang besar pada saat melakukan pemanjatan, maka hasil tarikan lengan untuk mengangkat tubuh keatas guna meraih pegangan yang lebih tinggi akan cepat dan keras. Kedua komponen kondisi fisik tersebut berpengaruh terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
Dengan memiliki power tungkai yang baik, pemanjat dapat menghasilkan lompatan yang baik pula, sehingga dapat membantu lengan untuk meraih pegangan yang lebih tinggi. Dalam melakukan pemanjatan, atlet yang memiliki power tungkai yang baik akan memberika pengaruh yang signifikan terhadap hasil pemanjatan. Dengan memiliki power tungkai, maka lompatan akan menjadi tinggi. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi terhadap proses pemanjatan. Karena dengan lompatan yang tinggi akan menghasilkan momentum yang sangat besar dan akan mepersingkat waktu dalam pemanjatan.
Dengan memilikipowerkhususnyapower lengan dan power tungkai yang dinamis dan eksplosif, atlet panjat tebing kategori speeddiharapkan dapat melakukan pemanjatan denganmaksimalsehingga mencapai finish dengan cepat.Power lengan dan power tungkai merupakan salah satu faktor penunjang yang berpengaruh terhadap gerakan pemanjat untuk mencapai titik terakhir. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian denganjudul“KontribusiPowerLengan dan PowerTungkai terhadapKecepatanPanjat Tebing Kategori Speed”
B. Identifikasidan RumusanMasalah
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yangakandicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah
(22)
5
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian.Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut,penulisinginmengetahuiseberapabesarkontribusi yang diberikanolehpowerlengandanpowertungkaiterhadaphasilkecepatanpanjattebingka tegorispeed? Dengan rumusan masalah penelitian sebagai berikut.
1. Seberapa besar kontribusi power lengan terhadap kecepatan panjattebingkategorispeed?
2. Seberapa besar kontribusi power tungkai
terhadapkecepatanpanjattebingkategorispeed?
3. Seberapa besar kontribusi power lengan dan power tungkai terhadapkecepatan panjat tebing kategori speed?
C. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya.Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009, hlm. 282) yaitu sebagai berikut: “Tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan eratdengan rumusan masalah yang ditulis”.Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. untuk mengetahuibesarnya kontribusipower lengan terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed;
2. untuk mengetahui besarnya kontribusipower tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed; dan
3. untuk mengetahui besarnya kontribusipower lengan dan power tungkaiterhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Secara teoritis
a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga yang berkompeten dengan pembinaan olahraga panjat tebing.
(23)
6
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Sebagaibahanreferensibagiparapelatih dan semua pihak yang berkepentingan dalam hasil pemanjatan.
2. Secara praktis
a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan pedoman bagi para pelatih dan atlet dalam melaksanakan kegiatan pelatihan.
b. Menambah wawasan dan pengetahuanbagi para pelatih dan atlet khususnya dalam olahraga panjat tebing.
E. Batasan Penelitian
Batasan masalah sangat perlu dinyatakan sebagai pembatasan masalah penelitian itu sendiri agar penelitian lebihterarah dan jelas.Adapun batasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. variabel bebas dalam penelitian ini adalah power lengan dan power tungkai (X1, X2);
2. variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil kecepatan panjat tebing kategori speed(Y);
3. alat ukur yang di gunakan untuk tes kemampuan power lengan adalah vertical armPull test;
4. alat ukur yang di gunakan untuk tes power tungkai adalah vertical jump test;
5. sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah atlet FPTI kabupaten Pandeglang dengan sampel atlet FPTI yang masih aktif mengikuti proses latihan; dan
6. metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif. F. Strukturorganisasiskripsi
Berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013) makasistematikpenulisanlaporanpenelitian (Skripsi) yang akandisusunadalahsebagaiberikut.
(24)
7
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagianawal, berisitentanghalamanjudul, pernyataankeasliantulisan, halamanpengesahan, motodedanpersembahan, prakata, abstrak, daftarisi, daftartabeldandaftarlampiran.
Bab I berisiuraianpendahuluandanmerupakanbagianawaldariskripsi, padababinidikemukakantentanglatarbelakangpenelitian. rumusan
masalahpenelitian, tujuanpenelitian,
manfaatatausignifikasipenelitian,danstrukturorganisasiskripsi.
Bab II landasanteori, kajianpustaka,
kerangkapemikirandanhipotesispenelitian.Kajianpustakamempunyaiperanan yang sangatpenting.Babinimembahasteoriyang melandasipermasalahanskripsi yang merupakankerangkateoritis yang diterapkandalamskripsi, sertateoritikpeneliti.Padababiniberisitentangkontribusipowerlengandanpower tungkaiterhadapkecepatanpadakategorispeedpanjattebing.
Bab III berisitentangmetodepenelitian,
babiniberisitentangpenjabaranrincimengenaimetodepenelitian yang akandigunakan, termasukkomponensepertiwaktudantempatpenelitian, subjekpenelitian, desainpenelitian, instrumentpenelitian, serta teknikpengumpulan data danteknikanalisis data.
Bab IVberisitentanghasilpenelitiandanpembahasan, babinimengemukakantentanghasilpenelitiandanpembahasanpenelitianterdiridaridu
ahalutama, yaknipengelolaanatauanalisis data
untukmenghasilkantemuanberkaitandenganmasalahpenelitian,
pernyataanpenelitian, hipotesis,
(25)
51
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode.Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data.
Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari suatu penelitian adalah mengungkapkan, menggambarkan, menyimpulakan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitiannya. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009, hlm. 2): “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dengan hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Dalam hal ini Arikunto (2010, hlm. 160) menjelaskan bahwa:“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Dalam suatu penelitian, untuk dapat mencari jawaban terhadap masalah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian suatu masalah, seperti: metode historis, deskriptif dan eksperimen.
Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan pemerolehan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudjana dan
(26)
52
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ibrahim (2001, hlm.64) bahwa:“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikansuatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain”,penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.Hal serupa yang dikemukakan oleh M.Iqbal (2002, hlm. 22) bahwa: “Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang di maksudkan untuk pengumpulan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, yaitu gejala yang apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat digambarkan sifat dari metode deskriptif selain untuk mengumpulkan informasi atau data, metode deskriptif juga memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual. Kemudian, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menetapkan hubungan antara variable satu dengan variable lain, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional.
Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad (2004, hlm. 129) mengatakan “… tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan pengolahan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu”. Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad (2004, hlm. 140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kembali dianalisis.
Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif dengan teknik korelasi maka dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kontribusipower lengan dan power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
(27)
53
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r x1.y
r x2.y
r x1.x2.y
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar proses penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sudjana dan Ibrahim (2009, hlm. 196) menjelaskan: “Rencana penelitian atau usulan penelitian atau reseach proposal adalah rancangan yang menggambarkan atau menjelaskan apa yang hendak diteliti dan sebagaimana penelitian dilaksanakan”. Pada penelitian ini langkah langkah yang disusun adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes c. Mengolah data
d. Menganalisis data e. Menetapkan kesimpulan
Sedangkan desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas : Power lengan dan power tungkai (X1,X2)
2. Variabel terikat : Hasil kecepatan panjat tebing (Y)
Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini:
Gambar 3.1. Desain Penelitian Sugiyono (2009, hlm. 10) Keterangan :
X1 : Power lengan
X2 : Power tungkai
X1
X2
(28)
54
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y : Hasil kecepatan panjat tebing r x1.y : Koefisien Korelasi X1 dan Y
r x2.y : Koefisien Korelasi X2 dan Y
r x1.x2.y : Koefisien Korelasi X1.X2 dan Y
Berdasarkan desain penelitian tersebut di atas, maka penulis dapat membuat langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data sebagai berikut:
Gambar 3.2. Langkah-langkah Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data. Data termaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2010, hlm. 130), menjelaskan sebagai berikut:“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Lebih lanjut menurut M.Iqbal (2002, hlm. 58), jelaskan bahwa: “Populasi adalah
Tes kecepatan panjat tebing
Pengolahan Dan Analisis Data
Kesimpulan Tes power tungkai
DATA Tes power lengan
POPULASI
(29)
55
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti”.Populasi dalam penelitian ini adalah 40 atlet FPTI Kab. Pandeglang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 131), dikatakan sebagai berikut:“Sampeladalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2002, hlm. 56) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan sebagai berikut: sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar. (Arikunto, 2010).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel bertujuan atau sampling purposive dalam menentukan sampel, karena tidak semua atlet FPTI Kab.Pandeglang yang dijadikan sampel tapi hanya atlet FPTI yang masih aktif mengikuti proses latihan.“Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Arikunto (2010, hlm. 139). Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2009, hlm. 61) sebagai berikut: “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 20 orang. Adapun populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah para atlet FPTI Kab. Pandeglang.
C. Definisi Oprasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini.Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. kontribusi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hlm. 849): “Adalah segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk
(30)
56
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mewujudkan sebuah cita-cita bersama.” Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah segala bentuk tindakan yang yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Pada olahraga panjat tebing khususnya kategori speed, power lengan dan power tungkai memiliki kontribusi yang sangat besar. Karena dengan power lengan dan power tungkai yang baik, maka akan mengefesiensikan waktu dalam pemanjatan. Sehingga pemanjat akan menghasilkan waktu yang maksimal. 2. Dalam cabang olahraga panjat tebing kategori speed sangat di tuntut kecepatan. Seorang atlet dikatakan pemenang ketika mencapai finish dengan cepat. Agar memiliki kecepatan dalam pemanjatan seorang atlet harus memiliki power. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1998, hlm. 200) bahwa: “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet yang memiliki power akan dapat melakukan pemanjatan dengan cepat.
3. Lengan. Menurut (http://kamuskesehatan.com): “Lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu”. Sesuai pendapat yang di jelaskan tentang lengan,Dalam olahraga panjat tebing fungsi lengan sangat berguna, yaituketika mengangkat tubuh agar meraih pegangan yang lebih tinggi.
4. Tungkai adalah anggota badan bagian bawah yang memanjang dari atas paha hingga telapak kaki. Hal ini sesuai dengan pendapat(http://kamuskesehatan.com): “Tungkai adalah bagian kaki yang memanjang dari bagian atas paha ke telapak kaki”. Dalam olahraga panjat tebing khususnya pada kategori speed peranan tungkai sangat berarti ketika pemanjat akan melakukan tolakan dan dorongan ketas untuk menambah ketinggian. Maka dari itu peranan tungkai sangat di perlukan dalam proses pemanjatan.
5. Kecepatan.Menurut Harsono (1988, hlm. 216):
“kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau
(31)
57
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya”.
Sesuai pendapat yang di jelaskan di atas tentang kecepatan, Kecepatan pada olahraga panjat tebing sangat di butuhkan, karena seorang pemanjat bisa dinyatakan sebagai pemenang ketika dapat melakukan pemanjatan dengan cepat.
6. Pengertian panjat tebing menurutDEPDIKBUD (1997, hlm. 6) bahwa: Panjat tebing adalah aktivitas yang menumbuhkan kemampuan fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan teknik untuk menempatkan kaki dan tangan pada permukaan dinding, kemampuan untuk mengatur strategi dan menentukan jalur dan kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan yang cepat, guna mencapai tempat yang lebih tinggi.
Dari kutipam di atasyang menerangkan tentang panjat tebing dapat disimpulkan bahwa panjat tebing adalah olahraga yang mebutuhkan fisik, teknik yang baik serta membutuhkan pengaturan strategi yang bagus dan cara berfikir yang cepat.
D. Instrumen Penelitian
Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan diselenggarakan penulis, maka instrumen penelitian yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan dan atau pengukurannya. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010, hlm. 150) bahwa: “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat ukur yang penulis gunakan terdiri dari 3 (tiga) item tes yaitu :
1. Tes kemampuan power lengan, tujuannya untuk mengukur kemampuanpower lengan. Alat ukur yang di gunakan adalah Vertical Arm Pull Tes,tes ini memiliki validitas 0,76 dan reliabilitas 0,94. Mengenai tes ini Berry L Johnson (1969, hlm. 87) mengemukakan bahwa: “To measure
(32)
58
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
the power of the arms and the shoulder girdle in a vertical rope pull andages level 14 through college”
Gambar 3.3 vertival arm pull tes
2. Tespower tungkai, tujuannya untuk mengukurpower tungkai. Alat ukur yang digunakan adalah vertical jump test dengan realibitas tes 0,93 validitas tes 0,78. Tes ini dari (Sargent, 1924) di dalam (Nurhasan, hasanudin, 2007, hlm. 174), Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, Universitas pendidikan Indonesia.
Gambar 3.4 vertical jump test
3. Tes panjat dinding kategori speed , tujuannya untuk mengetahui prestasi dalam satuan catatan waktu.
E. Prosedur Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran
Tujuan dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan testeedalam melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
1. Tes Power Lengan
a. Tujuan : mengukur power lengan b. Alat/Fasilitas :
(33)
59
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Alat tulis - Format tes - Kursi - Tali besar - Meteran
c. Pelaksanaan tes :
1) Catat berat badan testee
2) Testee duduk di kursi yang di depan nya tepat tali menggantung 3) Jangkau dan pegang tali setinggi mungkin dari posisi duduk dan
beri tanda jangkauan tersebut
4) Sesudah siap kemudian testee mencoba mengangkat badannya setinggi mungkin.
5) Kemudian catat jarak dari tanda pertama sampai jangkauan tertinggi
6) Testee di beri kesempatan 3 kali percobaan. d. Penskoran :
Catat jarak dengan satuan foot dan berat badan pound. Hasil tes dan berat badan di masukan ke rumus.
Jarak tarikan (foot) X Berat badan (pound) Power =
(34)
60
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5Vertical arm pull test 2. Tes power tungkai
a. Tujuan : Mengukur power tungkai b. Alat/fasilitas :
1. Dinding yang rata dan lantai yang rata
2. Papan warna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang di gantung pada dinding, dengan ketinggian jarak lantai 0 (nol) pada papan skala 150 cm.
3. Serbuk kapur dan alat penghapus
4. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis c. Pelaksanaan :
1. Testee berdiri tegak dekat dengan dinding.
2. Papan dinding berada di samping kiri atau kanan testee.
3. Kemudian tangan yang berada dekat dinding di angkat lurus keatas, telapak tangan di tempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
4. Testee mengambil sikap jongkok hingga lutut nya membentuk sudut 45 derajat.
5. Testee melakukan loncatan ketas setinggi mungkin dan pada saat melompat ujung jari dari salah satu tangan nya di sentuhkan pada papan ukuran.
6. Testee di beri kesempatan sebanyak 3 kali percobaan. d. Penskoran:
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncatan. Hasil loncatan tegak di peroleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
(35)
61
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6Vertical jump test 3. TesKecepatan Panjat Tebing
a. Tujuan : mengukur prestasi dalam satuan waktu b. Alat dan Fasilitas :
- papan panjat - harnest - carabiner - karmantel - figure eight - stopwatch - dan alat tulis. c. Pelaksanaan tes :
1. Testee bersiap melakukan pemanjatan di bawah papan panjat. 2. Setelah mendengar aba-aba testee melakukan pemanjatan
seperti pertandingan sesungguhnya, melakukan pemanjatan dengan cepat.
3. Waktu dihidupkan saat mengawali start dan diberhentikan saat testee mecapai puncak/Top.
(36)
62
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menurut Nazir (1999, hlm. 211) adalah:” prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.” Teknik pengumpulan data dengan menggunakan cara deskriptif yaitu penelitian dilakukan berdasarkan percobaan terhadap variabel yang akan diteliti, dengan kata lain penelitian dilakukan dengan praktek dilapangan.
2. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dari tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya dengan menggunakan rumus statistik. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan (2002) dan buku: “Metode Statistika” Sudjana (1989). Adapun langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di halaman berikutnya:
1. Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel.
Menurut Nurhasan (2002, hlm. 21): “Rata-rata adalah suatu nilai yang mencerminkan keadaan suatu kelompok secara keseluruhan”.
Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:
Keterangan:
: Nilai rata-rata yang dicari i : Jumlah skor yang didapat n : Banyak sampel
2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel.
Menurut Nurhasan (2002, hlm. 35): “Simpangan baku adalah rentang penyebaran skor-skor dan besarnya penyimpangan suatu skor dari nilai rata-rata yang distandarnisir”.
= n
(37)
63
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan :
S : Simpangan baku : Nilai yang didapat : Nilai rata-rata n : Banyaknya sampel 3. Menghitung T-skor
Menurut Nurhasan (2002, hlm. 41): “T-skor adalah suatu cara mengubah skor mentah (raw score) ke dalam skor baku (skor standar)”. T-skor berfungsi untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya, membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.
Rumus yang digunakan adalah: T-skor = 50 + 10 atau = 50 + 10 ( untuk Waktu )
Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah T-skor = skor standar yang dicari
X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa = nilai rata-rata
S = Simpangan baku
4 Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors.
(38)
64
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menguji normalitas data, untuk mengatahui apakah data tersebut normal atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors.
Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2... n dengan menggunakan rumus:
b.
S X
Xi
i
( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )
c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian menghitung peluang.
i i i
P
Z
Z
Z
F
d. Selanjutnya dihitung proporsi 1, 2.... n yang lebih kecil atau sama dengan i. Jika ini dinyatakan oleh S ( 1), maka
n
yang Banyaknya
S n i
i
,...
, 2
1
e. Hitung selisih F i -S i kemudian tentukan harga mutlaknya.
f. Besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.
(39)
65
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Leliefors, dengan taraf nyata = 0,05.
Kriterianya adalah:
1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak normal 1. Menghitung koefisien korelasi
Perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut:
n∑ xy –(∑x) (∑y) rxy =
√{n∑x2–(∑x)2} {n∑y2 –(∑y)2} Keterangan:
= Korelasi yang dicari Jumlah sampel x =Skor pada variabelx y =Skor pada variabel y ∑x = Jumlah x
∑y =Jumlah y ∑xy =Jumlah x kali y ∑x =Jumlah dari kuadrat x ∑y =Jumlah dari kuadrat y
(40)
66
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
t : Nilai t hitung yang dicari r : Koefisien korelasi yang dicari n : Banyaknya sampel
Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )
3. Menghitung derajat hubungan tiga variable atau koefisien korelasi multipel dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Ry12 : Kolerasi berganda yang dicari
ry1 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x1
ry2 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x2
ry12 : Koefisien kolerasi antara variabel x1 dan x2
4. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi panjat dinding kategori rintisan (lead).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas
R = Korelasi ganda antara dan n = Jumlah sampel
5. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :
(41)
67
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi
100% :konstantatetap 4. Hipotesis Statistika
Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. X1.Y
Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power lengan terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi dari power lengan terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
b. X2.Y
Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
Hi : ρ> 0 = Terdapat kontribusi dari power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
c. X1X2.Y
Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi antarapower lengan dan power tungkai secara bersama-sama terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed. Hi : ρ> 0 = Terdapat korelasi antarapower lengan dan power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
(42)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai
kontribusipower lengandanpower
tungkaiterhadapkecepatanpanjattebingkategorispeed, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi sebesar
42,25%daripowerlengandengankecepatanpanjattebingkategorispeed.
2. Terdapat kontribusi sebesar
26,01%daripowertungkaidengankecepatanpanjattebingkategorispeed. 3. Terdapat kontribusi sebesar 50,69%daripowerlengandanpower tungkai
secara bersama-sama dengan kecepatanpanjattebingkategorispeed. B. Saran
Dari pengolahandananalisis data mengenaipowerlengandanpower tungkaidengankecepatanpanjattebingkategorispeed, makadapatdisampaikan saran-saran sebagaiberikut:
1. Bagiparapembinadanpelatihcabangolahragapanjattebing, dalam proses pembinaanatletpanjatterutamauntukmeningkatkankemampuandalampanjatt ebing.
Khususnyakategorispeedmakasebaiknyamemperhatikankomponen-komponen kondisifisik.
Sepertihalnyapowerlengandanpowertungkaiharuslebih di perhatikankarenaakanberpengaruhterhadapkecepatanpanjattebingkhusunya padakategorispeed.
2. Bagiparapenulis dianjurkanuntukmencobakomponen-komponenfisiklainnyaterhadapcabangolahragapanjattebingmaupuncabang olahraga yang lain.
3. penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca literatur-literatur lain yang lebih mendukung tentang olahraga panjat tebing.
(43)
78
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktik.Jakarta ;PT.rinekaCipta.
Bompa. Tudor O., (1994). Power Training for Sport. Plyometrics for Maximum Power Development. Canada : Ontario.
Bompa. Tudor O., (1993). Periodization of Strenght. Toronto: New York university.
Bompa. Tudor O., (1990). Theory and Methodology Of Training, second Ed., Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuge, Iowa.
Chu. Donald A., (1988), Jumping Intro Plyometrics, Leisure Press,Champaighn, Illionos.
Catros. (2007). SejarahPendakianGunung Dan PanjatTebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [29 maret 2007] DEPDIKBUD(1997) PedomanKompetisiPanjatTebing Indonesia. Jakarta FPTI Damiri, Achmad (1994). AnatomiManusia. Diklat FPOK UPI Bandung
Fox, E.L. 1988. Sport Physiology. Ohio: Sounders College Publishing.
Fox, E.L., Bowers, RW. 1998. Sport Physiology.Philadelphia: WB. Sounders Company.
Fox, E.L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company.
(44)
79
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadisasmita, Y. & Syarifuddin, A. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hidayatullah, M.F. 1995. Teori Umum Latihan. Terjemahan General Theory of Training Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Harsono, (1988).Coaching danaspekaspekpsikologisdalam coaching.Jakarta; C.V. TambakKusumajjjjj.
Jonath, U., Haag, E., Krempel, R,. 1987. Atletik.Alih bahasa Suparmo. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tesdanpengukurankeolahragaan. Bandung; FPOK UPI Bandung.
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.
Nosseck, Josef. 1982. General Theory of Training. Lagos : National Institutefor Sport
Radcliffe ,J.C., and R.C. Farentinos. (1985), Plyometrics Exsplosive Power Training. Champaign, Il: Human Kinetic.
Satria. Dkk. (2010). Modul Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung FPOKUPI Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta. Sudjana. (2009). MetodaStatistika. Bandung. Tasito
Surakhmad, winarno. (2004). pengantar metodologi ilmiah. Jakarta. Gramedia. Pustaka utama
Suharto. (1997). BukuPedomanBerolahragaPanjatTebing. Jakarta: Departemen D&K PusatKesegaranJasmani Dan Rekreasi.
(45)
80
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sajoto. (1990). PeningkatandanPembinaanKekuatanFisikDalamOlahraga. Semarang. Dahara Prize.
Tim Penyusun FPTI, (2006)KompetisiPanjatTebing Indonesia.Jakarta
Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
UniversitasPendidikan Indonesia. (2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. UPI Bandung
Wilmore, Jack H/Costill, David L., (1997), Physiology Of Sport and Excersice, Human Kinetics, United States Of America.
Sumberlainnya
Kamus kesehatan. (2005).Pengertian Lengan dan Tungkai [Online]. Tersedia: http://Kamuskesehatan.com/20/07/03/29/Pengertian-Lengan-dan-Tungkai-[20 mei 2014]
(1)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
t : Nilai t hitung yang dicari r : Koefisien korelasi yang dicari n : Banyaknya sampel
Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )
3. Menghitung derajat hubungan tiga variable atau koefisien korelasi multipel dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Ry12 : Kolerasi berganda yang dicari
ry1 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x1 ry2 : Koefisien kolerasi antara variabel y dan x2 ry12 : Koefisien kolerasi antara variabel x1 dan x2
4. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi panjat dinding kategori rintisan (lead).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas
R = Korelasi ganda antara dan n = Jumlah sampel
5. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :
(2)
67
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi
100% :konstantatetap
4. Hipotesis Statistika
Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. X1.Y
Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power lengan terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
Hi : ρ > 0 = Terdapat korelasi dari power lengan terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
b. X2.Y
Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi dari power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
Hi : ρ> 0 = Terdapat kontribusi dari power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
c. X1X2.Y
Ho : ρ≤ 0 = Tidak terdapat korelasi antarapower lengan dan power tungkai secara bersama-sama terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed. Hi : ρ> 0 = Terdapat korelasi antarapower lengan dan power tungkai terhadap kecepatan panjat tebing kategori speed.
(3)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai
kontribusipower lengandanpower
tungkaiterhadapkecepatanpanjattebingkategorispeed, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi sebesar
42,25%daripowerlengandengankecepatanpanjattebingkategorispeed.
2. Terdapat kontribusi sebesar
26,01%daripowertungkaidengankecepatanpanjattebingkategorispeed. 3. Terdapat kontribusi sebesar 50,69%daripowerlengandanpower tungkai
secara bersama-sama dengan kecepatanpanjattebingkategorispeed.
B. Saran
Dari pengolahandananalisis data mengenaipowerlengandanpower tungkaidengankecepatanpanjattebingkategorispeed, makadapatdisampaikan saran-saran sebagaiberikut:
1. Bagiparapembinadanpelatihcabangolahragapanjattebing, dalam proses pembinaanatletpanjatterutamauntukmeningkatkankemampuandalampanjatt ebing.
Khususnyakategorispeedmakasebaiknyamemperhatikankomponen-komponen kondisifisik.
Sepertihalnyapowerlengandanpowertungkaiharuslebih di perhatikankarenaakanberpengaruhterhadapkecepatanpanjattebingkhusunya padakategorispeed.
2. Bagiparapenulis dianjurkanuntukmencobakomponen-komponenfisiklainnyaterhadapcabangolahragapanjattebingmaupuncabang olahraga yang lain.
3. penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca literatur-literatur lain yang lebih mendukung tentang olahraga panjat tebing.
(4)
78
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktik.Jakarta ;PT.rinekaCipta.
Bompa. Tudor O., (1994). Power Training for Sport. Plyometrics for Maximum
Power Development. Canada : Ontario.
Bompa. Tudor O., (1993). Periodization of Strenght. Toronto: New York university.
Bompa. Tudor O., (1990). Theory and Methodology Of Training, second Ed., Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuge, Iowa.
Chu. Donald A., (1988), Jumping Intro Plyometrics, Leisure Press,Champaighn, Illionos.
Catros. (2007). SejarahPendakianGunung Dan PanjatTebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [29 maret 2007] DEPDIKBUD(1997) PedomanKompetisiPanjatTebing Indonesia. Jakarta FPTI Damiri, Achmad (1994). AnatomiManusia. Diklat FPOK UPI Bandung
Fox, E.L. 1988. Sport Physiology. Ohio: Sounders College Publishing.
Fox, E.L., Bowers, RW. 1998. Sport Physiology.Philadelphia: WB. Sounders Company.
Fox, E.L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company.
(5)
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadisasmita, Y. & Syarifuddin, A. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hidayatullah, M.F. 1995. Teori Umum Latihan. Terjemahan General Theory of Training Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Harsono, (1988).Coaching danaspekaspekpsikologisdalam coaching.Jakarta; C.V. TambakKusumajjjjj.
Jonath, U., Haag, E., Krempel, R,. 1987. Atletik.Alih bahasa Suparmo. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tesdanpengukurankeolahragaan. Bandung; FPOK UPI Bandung.
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.
Nosseck, Josef. 1982. General Theory of Training. Lagos : National Institutefor Sport
Radcliffe ,J.C., and R.C. Farentinos. (1985), Plyometrics Exsplosive Power
Training. Champaign, Il: Human Kinetic.
Satria. Dkk. (2010). Modul Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung FPOKUPI Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta. Sudjana. (2009). MetodaStatistika. Bandung. Tasito
Surakhmad, winarno. (2004). pengantar metodologi ilmiah. Jakarta. Gramedia. Pustaka utama
Suharto. (1997). BukuPedomanBerolahragaPanjatTebing. Jakarta: Departemen D&K PusatKesegaranJasmani Dan Rekreasi.
(6)
80
Sukron Ma’mun, 2014
KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN PANJAT TEBING KATEGORI SPEED
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sajoto. (1990). PeningkatandanPembinaanKekuatanFisikDalamOlahraga.
Semarang. Dahara Prize.
Tim Penyusun FPTI, (2006)KompetisiPanjatTebing Indonesia.Jakarta
Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
UniversitasPendidikan Indonesia. (2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. UPI Bandung
Wilmore, Jack H/Costill, David L., (1997), Physiology Of Sport and Excersice,
Human Kinetics, United States Of America.
Sumberlainnya
Kamus kesehatan. (2005).Pengertian Lengan dan Tungkai [Online]. Tersedia: http://Kamuskesehatan.com/20/07/03/29/Pengertian-Lengan-dan-Tungkai-[20 mei 2014]