KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

(1)

ABSTRAK

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

Oleh MARLINA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi power lengan, power tungkai dan kelentukan terhadap hasil lempar lembing pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan one shoot madel. Sampel berjumlah 33 siswa diperoleh dari populasi yang berjumlah 131 siswa dan diperoeh melalui teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran yaitu, power lengan menggunakan tes lempar bola medicene, power tungkai denngan standing broad jump dan kelentukan dengan flexometer serta teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa power lengan memiliki nilai 6,507 >

1,696, power tungkai memiliki > 1,696, dan

kelentukan memiliki nilai 4,604 > 1,696, Sehingga H0 ditolak dan H1, H2 dan H3 diterima.

Dapat disimpulkan bahwa power lengan memberikan kontribusi lebih besar terhadap hasil lempar lembing daripada aspek lainnya. Rekomendaasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk mendapatkan hasil lempar lembing yang baik maka dibutuhkan latihan kekuatan dan kelentukan yang intensif agar hasil yang didapat akan lebih maksimal.


(2)

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

Oleh Marlina

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

Marlina

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cara membawa lembing... 12

2. Rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop step ... 13

3. Diagram lembing... 14

4. Otot lengan ... 16

5. Peran power lengan dalam lempar lembing ... 17

6. Struktur otot tungkai atas ... 18

7. Otot tungkai bawah ... 19

8. Peran power tungkai dalam lempar lembing ... 20

9. Otot-otot yang terdapat pada tungkai atas ... 22

10. Otot-otot tungkai bawah... 22

11. Peran kelentukan dalam lempar lembing ... 24

12. Desain Penelitian Variabel X dan Y ... 33

13. Standing broad Jump ... 35

14. Flexometer ... 36

15. Grafik hasil regresi tes power lengan ... . 45

16. Grafik hasil regresi tes power tungkai ... 47

17. Grafik hasil regresi tes kelentukan ... 48


(5)

xvi

19. Pengukuran hasil lemparan medicine ball ... 79

20. Awalan tes power tungkai ... 80

21. Pelaksanaan tes power tungkai ... 80

22. Persiapan melakukan tes kelentukan menggunakan alat flexometer ... 81

23. Pelaksanaan tes kelentukan ... 81

24. Pelaksanaan tes lempar lembing ... 82


(6)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Olahraga Atletik ... 9

B. Lempar Lembing ... 10

C. Kekuatan Otot...……… 14

D. Power Lengan ……… ... 15

H. Power Tungkai ……….. ... 17

F. Pengertian Tungkai ……… ... 20

G. Kelentukan ... 23

H. Penelitian yang Relevan ... 24

I. Kerangka Pemikiran ... 26

J. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29


(7)

xiii

D. Definisi Operasional Variabel ... 31

E. Desain Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Instrument Penelitian ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Deskripsi Data ... 42

2. Uji Prasyarat ... 42

3. Analisis Data ... 44

4. Uji Hipotesis ... 49

B. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(8)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pengolahan data uji coba instrumen ... 58

2. Tabulasi Data Hasil Penelitian Power Lengan, Power Tungkai, Kelentukan Dan Hasil Lempar Lembing ... 64

3. Perhitungan Data Z-Skor Dan T-Skor Power Lengan ... 65

4. Perhitungan Data Z-Skor Dan T-Skor Power Tungkai ... 66

5. Perhitungan Data Z-Skor Dan T-Skor Kelentukan ... 67

6. Perhitungan Data Z-Skor Dan T-Skor Lempar Lembing... 68

7. Deskrisi Data ... 69

8. Uji Normalitas ... 70

9. Uji Linieritas ... 71

10. Regresi Power Lengan (X1) Terhadap Hasil Lempar Lembing (Y) ... 72

11. Regresi Power Tungkai (X2) Terhadap Hasil Lempar Lembing (Y) ... 74

12. Regresi Kelentukan (X3) Terhadap Hasil Lempar Lembing (Y) ... 76

13. Daftar T Tabel ... 78

14. Foto Penelitian ... 79


(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Deskrisi Data Hasil Tes Power Lengan, Power Tungkai, Kelentukan dan

Lempar Lembing ... 42 2. Hasil rangkuman pengujian normalitas data dengan Kolmogorov- Smirnov 43

3. Rangkuman output SPSS for windows release 16 Uji Linieritas

ANOVA Table Kolom Deviation from Linearity ... 43 4. Rangkuman Hasil Perhitungan SPSS Data Power Lengan, Power Tungkai


(10)

viii Moto

“tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini, selagi kita

mau berusaha.

Karna tidak ada hasil yang membohongi proses”

(Marlina)

“Jangan pernah hidup seperti benalu dan pecandu, karna

Dirimu adalah seorang yang memiliki potensi”

(Marlina)

“jangan pernah berharap menjadi orang yang sukses, tapi

berusahalah menjadi orang yang bernialai”


(11)

(12)

(13)

(14)

ix

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ibu dan Bapakku tercinta yang telah mendidikku dan menyayangi sejak kecil dan tiada pernah lelah memberi

semangat dan mendoakan anak-anaknya;

Ayuk Partini, Mas Agus Purwanto dan Adikku Nanang Apriyanto yang selalu setia menemaniku,

terimakasih atas suplay motivasi, kesabaran, serta curahan kasih sayangnya.

Sahabat tercinta Andri Prasetiyo, Windy Anugrah Kurniawan, Arif Rahman, Erlita Sari Dan Dian Aguatina

yang selalu memberikan semangat, dukungan dan kasih sayangnya.

Teman-teman angkatan 2011 dan anak-anak Astrit A terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian

sehingga membuatku semakin dewasa.

Dan seseorang yang semoga kelak Allah takdirkan untuk mendampingiku mengarungi suka duka jalannya kehidupan.


(15)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 07 Februari 1994, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara keluarga Bapak Sudiyo dan Ibu Suwarni.

Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Tambah Dadi selesai pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur selesai pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur selesai pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui jalur SBMPTN. Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Kota Batu, Kecamata Bengkunat, Pesisir Barat. Pada tahun 2014 Penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri Satap 1 Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat.


(16)

x

SANWACANA

Assalammualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila. Dengan Judul “Kontribusi Power Lengan, Power Tungkai dan Kelentukan Terhadap Hasil Lempar Lembing Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo”

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Pembimbing Pertama dan Pembimbing Akademik atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

2. Bapak Drs. Ade Jubaedi M.Pd., selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(17)

xi

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd., selaku Pembahas atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung;

5. Bapak Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

7. Seluruh Dosen dan Staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Purbolinggo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. Bapak Drs. Wiryantoro, selaku Guru Penjaskes di SMA Negeri 1 Purbolinggo yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir kegiatan serta seluruh siswa kelas XI.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Wassalammualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, 15 September 2015 Penulis


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya untuk menumbuhkan manusia yang sehat, kuat terampil dan bermoral adalah melaui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah studi, praktik, dan apresiasi seni dan ilmu gerak insani. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Gerak atau aktivitas jasmani adalah alamiah dan dasar

keberadaan bagi setiap insan. Gerak itu sendiri adalah ciri insani, gerak adalah ciri kehidupan, ketiadaan gerak adalah kematian. Karena itu,

pembelajaran gerak atau aktivitas jasmani sesungguhnya sangat penting bagi kualitas hidup manusia.

Pendidikan jasmani memberi kesempatan kepada seseorang untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Gerak dalam tubuh manusia dapat dijadikan sebagai modal dalam menentuan prestasi. Ketika seseorang mampu menggunakan sistem gerak


(19)

2

tubuhnya secara optimal dan tentunya diikuti dengan pelatihan yang mampu mendukung terjadinya prestasi.

Konsep pendidikan jasmani tidak terlepas dari olahraga karna olahraga merupakan bagian terpenting dalam memberikan sumbangan bagi

pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Hal ini sesusai dengan motto klasik yang berbunyi “men sana in Corporesano” yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Adapun macam olahraga yang dapat dikembangkan, antara lain: (1) atletik, (2) bola volly, (3) bulu tangkis, (4) tenis meja, (5) tenis, (6) bola basket, (7) sepak bola, (8) senam, (9) renang, (10) soft ball, (11) base ball, (12) pencak silat, (13) tinju, (14) gulat, (15) karate, (16) judo, (16) anggar.

Atletik adalah olahraga yang dalam setiap gerakannya menggunakan aktivitas fisik atau jasmani, dimana dalam melakukannya seluruh anggota tubuh akan ikut bergerak, baik itu kaki, tangan atau anggota tubuh yang lain. Dalam cabang olahraga atletik terdapat beberapa nomor yaitu lari, lompat, lempar. Nomor untuk lempar terdiri dari lari tolak peluru, lontar martil, lempar cakram dan lempar lembing. Dari berbagai nomor lempar tersebut,


(20)

3

lempar lembing merupakan salah satu materi pendidikan jasmani pada Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya kelas XI. Untuk mendapatkan hasil lempar lembing yang baik ada beberapa aspek yang harus

dikembangkan melalui latihan, aspek-aspek tersebut adalah : 1). persiapan fisik, 2). persiapan teknik. Aspek kemampuan biomotor yang meliputi

kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan komposisi tubuh juga harus dilatih dan dikembangkan.

Penggunaan kekuatan atau power dalam lempar lembing selain digunakan untuk awalan juga digunakan pada saat melepaskan lembing. Kekuatan cengkraman kaki pada saat memijak tanah untuk menghasilkan power yang besar perlu di kombinasikan dengan koordinasi anggota tubuh yang lain. Kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh terhadap hasil awalan, pada saat akan melemparkan lembing kekuatan terbagi dalam tungkai dan tangan, serta kelentukan untuk mendukung hasil lemparan. Tumpuan pada saat melempar diperlukan kekuatan yang maksimal sehingga momentum daya ledak dapat di salurkan dengan baik. Kaki sebagai tumpuan perlu dilatih dan

dikembangkan, kelincahan dan daya tahan dapat dihasilkan dari latihan yang intensif.

Kaki sebagai tumpuan dan tangan sebagai tolakan pada saat melempar, lembing yang dibawa oleh tangan dengan cara digenggam berdasarkan kemampuan masing-masing atlet tentunya tidak memiliki kesamaan. Ayunan dan genggaman tangan sangat penting dalam pelaksanaan lempar lembing, daya ledak dipusatkan di bagian tangan, apabila genggaman tidak kuat maka


(21)

4

hasil dari lemparan tidak maksimal. Lembing yang dibawa oleh tangan dapat menggunakan gaya yang setiap atlet memiliki gayanya masing-masing, mulai dari lembing yang dibawa diatas bahu kemudian ditarik ke belakang sebagai ancang-ancang untuk mengumpulkan power, dengan koordinasi lembing di lempar dengan kekuatan maksimal.

Kelentukan sangat mendukung dalam lempar lembing, karena dalam melakukan gerakan lempar lembing terdapat kontraksi otot ktepel pada pinggang. Kelentukan pinggang merupakan faktor yang mendukung karena dalam lempar lembing terdapat gerakan lenting badan. Dan setiap individu memiliki tingkat kelentukan yang berbeda-beda sehingga hasil yang didapat dalam lemparan setiap individu akan berbeda pula. Kelentukan dalam lempar lembing digunakan untuk melentingkan lembing agar pada saat dilempar mendapatkan momentum yang bagus. Kelentukan selain untuk melentingkan lembing juga untuk menambah power lemparan.

Dalam melakukan lempar lembing kekuatan otot tungkai, lengan dan kelentukan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan lemparan yang akan memberikan tenaga penting untuk tolakan, karena dengan kekuatan yang besar akan memungkinkan seseorang memiliki lemparan yang lebih jauh sehingga dapat menghasilkan prestasi maksimal. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan dalam melakukan lempar lembing dipengauhi oleh beberapa faktor yaitu: power lengan, power tungkai dan kelentukan. karena sentakan gerakan kaki seperdetik yang kuat dan cepat dengan jangkauan kaki yang jauh serta


(22)

5

tolakan dan ayunan tangan yang disertai kelentukan, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang maksimal.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan di SMA Negeri 1 Purbolinggo, ternyata gerakan yang dilakukan oleh siswa belum memaksimalkan

komponen pendukung dalam melakukan lempar lembing, karna masih ada beberapa siswa yang tangannya ditekuk (tidak lurus ke samping belakang) saat akan melakukan lemparan sehingga mempengaruhi hasil lemparan, posisi kaki lurus (tidak melakukan kuda-kuda) saat akan melemparkan lembing, sehingga siswa tidak mendapatkan momentum yang tepat saat akan melempar. Karna tidak mendapatkan momentum yang tepat saat akan

melempar, siswa tidak dapat melentingkan badan dengan leluasa sehingga siswa sering terjatuh saat melempar.

Karna dalam lempar lembing selain menggukan komponen power lengan dan power tungkai, tetapi juga dibutuhkan kelentukan tubuh yang berfungsi untuk menambah daya dorong saat melempar. Oleh sebab itu, peneliti

bermaksut mengadakan penelitian tentang ”Kontribusi Power Lengan, Power Tungkai dan Kelentukan Terhadap Hasil Lempar Lembing Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur”.


(23)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Posisi tangan siswa tidak lurus ke samping belakang saat lembing akan di lemparkan, sehingga mempengaruhi hasil lemparan.

2. Posisi kaki siswa tidak dalam posisi kuda-kuda saat akan melakukan lemparan, yang seharusnya posisi kaki kuda-kuda saat akan melakukan lemparan agar tunpuan saat akan melampar mendaapatkan momentum yang tepat.

3. Ada beberapa siswa yang jatuh saat akan melakukan lemparan hal ini disebabkan karna posisi daban siswa kuarang lemting saat akan melempar lembing.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi power lengan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo?

2. Seberapa besar kontribusi power tungkai terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo?

3. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo?


(24)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui besarya kontribusi power lengan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi power tungkai terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo.

3. Untuk mengetahui beasarnya kontribusi kelentukan terhadap hasil lempar lembing siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan agar siswa dapat mengetahuhi faktor apa saja yang dapat menunjang dalam meningkatkan prsestasi lempar lembing. 2. Bagi Sekolah

Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah dalam rangka peningkatan prestasi siswa pada olahraga atletik khususnya nomor lempar lembing.

3. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan acuan atau gambaran saat akan melakukan penelitian dalam upaya pengembangan ilmu keolahragaan, sehingga diharapkan penelitian yang dlakukan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.


(25)

8

4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya

pengembangan ilmu olahraga yang lebih luas, khususnya nomor lempar lembing. Selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan. 5. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembinaan untuk meningkatkan prestasi atlet, agar dapat menorehkan prestasi yang lebih baik lagi.


(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Olahraga Atletik

Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka

memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa olahraga adalah bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sumbangan yang berharga sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya dan yang berlangsung seumur hidup.

Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terpenting dalam pelaksanaan olimpiade modern. Cabang olahraga atletik merupakan salah satu unsur penting dari olahraga, karena atletik memiliki bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat digunakan sebagai alat pembinaan bagi setiap cabang olahraga, karena luasnya lingkup ketangkasan (skills) dan mutu yang dituntut dalam cabang atletik, maka atletik merupakan olahraga dasar yang paling baik, sebagai tambahan peranan olahraga atletik sangat menentukan dalam upaya pengembangan kondisi jasmani, dan sering kali menyediakan landasan dasar bagi usaha-usaha peningkatan prestasi.

Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua dari cabang olahraga yang lain, karena gerakan-gerakan atletik terdapat dalam kehidupan sehari-hari yaitu lari, jalan, lompat dan lempar.


(27)

10

Di dalam atletik terdapat aktivitas fisik atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamish/wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya.

Atletik mempunyai peranan penting di dalam peningkatan kondisi fisik, sehingga sering digunakan sebagai dasar pokok dalam rangka peningkatan prestasi maksimal bagi cabang olahraga lainnya. Dan untuk menunjang prestasi khsusnya dalam cabang olahraga atletik perlu diberikan pelatihan bagi atlit agar memperoleh prestasi maksimal. Karena latihan atletik merupakan sarana yang baik sekali di dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk berprestasi secara umum. Dengan latihan atletik dapat dikembangkan dengan baik serta disempurnakan peredaran darah dan sistem syaraf maupun sifat-sifat dasar fisik seperti : tenaga, kecepatan, stamina, kemudahan gerak, kecekatan dan ketangkasan.

B. Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan bagian dari cabang olahraga atletik. Olahraga atletik sering dianggap sebagai “induk dari olahraga” atletik terdiri dari unsur-unsur gerak utama yang mendasari banyak dasar cabang olahraga, yaitu lari, lompat, jalan, dan lempar. Nomor perlombaan/pertandingan yang dipertandingkan dalam lomba atletik meliputi nomor lari, lompat, dan lempar. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor lempar ini adalah

kekuatan, kelentukan dan koordinasi gerakan secara keseluruhan.

Mengenai koordinasi, Sajoto (1990 : 17) menyatakan bahwa koordinasi merupakan kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan


(28)

11

pada nomor lempar lembing, haruslah diadakan latihan yang teratur dan terus menerus dan tentunya dibawah bimbingan seorang guru pendidikan jasmani dan seorang pelatih.

1. Teknik Dasar Lempar Lembing

Diantaranya : cara memegang lembing, awalan, melempar atau melepaskan lembing dan pemulihan.

2. Cara Memegang Lembing

Ada tiga gaya memegang lembing menurut Martini (2010:16), yaitu :

a. Gaya Amerika : dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya dibagian permuklaan yang lain. Sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan melingkar.

b. Gaya Finlandia : dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari. Sementara itu, teluntuk berada pada sepanjang batang lembing dan sedikit menyerong, jari-jari lainya turut melingkar kebadan lembing yang longgar.

c. Gaya Garpu : dilakukan dengan cara memegang tali tersebut antara telunjuk dan jari tengah.

3. Cara Membawa Lembing

Ada tiga cara membawa lembing yang biasa dilakukan pelempar ketika melakukan awalan, diantaranya:

a. Lembing dibawa di atas pundak. Mata lembing serong ke atas. Siku kanan nenunjuk ke depan.

b. Lembing dibawa di bawah. Lengan kanan lurus ke bawah. Mata lembing menunjuk serong ke atas, ekornya dekat tanah.


(29)

12

c. Lembing dibawa dii muka dada. Mata lembing menunjuk serong ke bawah. Ekor lembing serong ke atas melewati pundak kanan

.

Gambar 1. Cara membawa Lembing

Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1978:128)

4. Cara Melaksanakan Lempar Lembing

Menurut Martini (2010:18) cara melaksanakan lempar lembing adalah sebagai berikut :

1. Cara melakukan awalan

Hadapkan wajah ke arah tujuan lemparan. Demikian juga dengan pinggguldan bahu, harus menghadap ke depan. Saat berlari, pegang lembing di atas bahu menghadap lemparan, dengan ujung lembing agak menghadap ke bawah. 2. Menyilangkan posisi lembing

Tempatkan kaki kiri hingga berada di paling depan. Khusus bagi atlet yang bertangan kidal, gerakkan kaki kanan sehingga posisinya berada di depan kaki kiri. Miringkan tubuh ke belakang ke arah lemparan. Kemudian gerakan bahu dan lengan lembing sejauh mungkin.

3. Bersiap-siap mengambil posisi melempar

Langkahkan kaki kiri ke luar, dengan tumit menghadap tanah. Lalu, putar pinggul ke kanan sehingga pinggul kiri searah lemparan. Sebagian kaki

belakang harus tertekuk di lutut dan agak miring ke samping. Miringkan tunuh ke belakang, dan pastikan lembing harus dalam posisi siap dilempar.


(30)

13

4. Lempar sejauh-jauhnya

Putar lutut kanan ke arah lemparan dan fokuskan kekuatan pinggul ke arah yang sama. Dorong seluruh tubuh ke arah lemparan. Bayangkanlah lembing seperti ujung cambuk, tarik lengan lembing ke depan di atas bahu. Setelah itu, lepaskan lembing dengan tenaga dan kekuatan yang paling maksimal.

5. Sikap setelah melesai melempar

Setelah selesai melapaskan lembing, tubuh akan terus bergarak maju. Tempatkan kaki kanan ke depan ke arah depan kiri untuk memperlambat kecepatan sehingga kaki tidak melawati garis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Gambar 2. Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Gaya Hop Step Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1978:128)

5. Peralatan Lempar Lembing

Peralatan yang digunakan untuk lempar lembing adalah:

1. Kotruksi lembing terdiri dari 3 bagian, yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan.

2. Badan lembing dibuat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing.


(31)

14

3. Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik gravitasi dan tidak melebihi garis tengah badan lembing dari 8mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi tanpa sabuk atau benjolan.

4. Panjang lembing untuk putra 2,6 – 2,7 m dan untuk putri adalah 2,2 – 2,3, berat lembing putra 800 gram dan untuk putri 600 gram (Martini, 2010:10)

Gambar 3. Diagram lembing

Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2001:226) C. Kekuatan Otot

Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh tidak dapat digerakan apabila ia tidak degerakan oleh otot yang mendapat rangsangan yang di sampaikan ke otot melalui syaraf. Menurut Damiri (1992 : 127) di dalam tubuh manusia terdapat 3 macam otot yaitu : otot polos, otot jantung, dan otot lurik.

Pada umumnya gerakan yang disebabkan oleh otot lurik adalah gerakan yang disadari menurut kemauan kita. Dalam tubuh manusia ± 43% dari berat badan/ tubuh adalah jaringan otot. Jaringan otot mempunyai sifat dapat dirangsang (irritable), dapat

memendek atau berkontraksi (contractable), dapat memanjang (extansible) dan elastic (Damiri, 1992 : 126). Ditinjau dari komposisi kimianya otot terdiri dari 75% air, 20% protein dan 5% mineral dan garam bukan organik. Menurut Suharno HP (1991: 31)


(32)

15

menyatakan, kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.

Tentang kekuatan otot, Suharno (1991 : 32) mengatakan : kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kekuatan maximum adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat melawan beban yang maksimal

2. Kekuatan kecepatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan

3. Daya tahan kekuatan adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intesitasnya.

Dalam olahraga kerja otot atau sekelompok otot secara explosive mutlak sangat diperlukan, sedang dalam penelitian ini dimaksudkan adalah kekuatan lengan. Telah banyak para ahlii mengemukakan bahwa kemampuan olahragawan tergantung pada ciri-ciri antrofo mentri dan mekanis. Agar kemampuan yang tinggi perlu adanya cirri-ciri-ciri genetik yang memadai dan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang teratur. Kekuatan otot tidak bertalian dengan faktor keturunan. Akan lebih baik jika ada permulaan latihan sesudah memiliki latihan kekuatan yang cukup, lebih-lebih untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot.

D. Power Lengan

Menurut Harsono (1988:200) power adalah kemampuan otot untuk mengerrahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Mahendra (2000: 35)


(33)

16

kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Kekuatan juga disebut power yang diperlukan dalam olahraga atletik nomor lempar lembing, lecutan tangan pada saat menolak lembing diperlukan kekuatan yang terdapat pada otot lengan. Kekuatan suatu otot berdasar pada dua faktor utama. Pertama dipengaruhi oleh unsur-unsur strukturil otot itu, khususnya volume, kekuatan otot meningkat sesuai meningkatnya volume otot. Kedua kekuatan otot ditentukan oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang bersangkutan. Faktor ini penting dalam orang berlatih meningkatkan kekuatan otot dan menekankan perlunya belajar menggunakan kekuatan sesuai dengan pelaksanaan nyata. Dari pendapat diatas disimpulkan power otot lengan adalah kemampuan otot lengan atau sekelompok otot lengan seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk melakukan kontraksi atau gerakan.

1. Otot Lengan

Otot-otot yang berperan dalam gerakan lempar lembing, yang terdapat pada lengan terdiri dari : a) Otot Tendon Bise, b) Otot Trisep, c) Otot Bisep Brakhii, d) Otot Brakhialis, e) Otot Brachioradialis, f) Otot Pronator Teres, g) Otot Palmaris Longus, h) Otot Fleksor Karpi Radialis, i) Otot Fleksor Retinakullum, j) Otot Fleksor Karpi Ulnaris, k) Otot FasiaPalmaris.

` Gambar 4. Otot Lengan


(34)

17

2. Peran Power Lengan dalam Lempar Lembing

Dalam melakukan lempar lembing power lengan berperan untuk mendorong lembing ke arah depan atas dengan sudut lempar 300– 400. Menurut Jarver (2005:103) jarak lemparan yang diperoleh dlam lempar lembing angat bergantung pada kecepatan gerak dan sudut saat lemmbing terlepas dari tangan.

Gambar 5 : Peran Power Lengan dalam Lempar Lembing. E. Power Tungkai

Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (1988:200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif”. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya. Power merupakan hasil dari gabungan dua komponen kondisi fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and Morgan (1986 : 57) yang mengemukakan “Power is something different. Power = strength +

speed”. Begitu pula Rushall dan Pyke (1990 : 252) mengatakan “power is usuakky described as function of both the force (strength) and speed movent”. Maksudnya adalah power biasanya dinyatakan sebagai gabungan dari dua bentuk gerakan yaiut kekuatan dan kecepatan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan


(35)

18

bahwa power adalah perpaduan dari dua unsur komponen fisik yaitu kekuatan dan kecepatan. Setiap jenis keterampilan dalam olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera otot-otot tungkai.

1. Otot-otot tungkai atas meliputi:

M.abduktor maldanus, M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur, M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi

membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi

membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:

Gambar 6. Struktur otot tungkai atas Sumber : Pearce (2011: 134)

Spina iliaka

iliakus Otot tensor fasia

lata

Otot sartorius

Otot vastus lateratis

Otot rektusfemoris Vastus medialis


(36)

19

2. Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi

meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut M. Popliteus, M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.

Gambar 7. Otot tungkai bawah Sumber : Pearce (2011: 135-136) 3. Peran Power Tungkai dalam Lempar Lembing

Dalam melakukan lempar lembing power tungkai berperan untuk menolak, sehingga diharapkan keika melakukan lemparan akan memperolah hasil yang optimal. Menurut Jarver (2005:104) dengan mengukuhkan otot-otot di bagian tubuh bawah sewaktu mengambil langkah siap lempar, si atlet ini telah meningkatkan kecepatan gerak anguler dari bagian atas tubuh. Lebih lanjut

Otot tabialis interior Tendon rektus

patela Tendon sartorius gastrokanemius Otot soleus Maleolus medialis Tendon ekstensor Tulang tibia Otot Peroneus Eksensor digitorum longus Eksensor atas Retinakula bawah


(37)

20

dijelaskan, pelemparan yang tepat dimulai dengan pengarahan dari kaki belakang dan gerakan menarik lembing.

Gambar 8: Peran Power Tungkai dalam Lempar Lembing

F. Pengertian Tungkai

Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik. Menurut Bompa (1990:342), bahwa. “kualitas biometrik adalah mencangkup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik”. Prestasi olahraga memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang olahraga yang dikembangkan.

Postur tubuh merupakan salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga, sehingga postur tubuh sering dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan cabang olahraga yang ditekuni oleh atlet tertentu. M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Lebih lanjut M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi: a) Ukuran tinggi dan panjang tubuh, b) Ukuran besar, lebar dan berat tubuh, c) Somatotype (bentuk tubuh).


(38)

21

Tungkai menurut Yusuf (2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai atas (thigh / femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus) dan kaki (foot / pes / pedis), jadi tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai ujung kaki. Tungkai termasuk anggota kerangka bawah (Extrimitas Inferior). Tulang terbentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai akan memberikan keuntungan mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak.

Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya otot tungkai, panjang tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dalam menempuh kecepatan maksimal, kekuatan tungkai dalam olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.

Tungkai merupakan bagian tubuh sebagai anggota dan alat gerak bagian bawah yang memegang peranan penting dalam penampilan gerak. Tungkai dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Adapun yang dimaksut tungkai adalah anggota gerak bawah yang meliputi seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan jari kaki. Anatomi anggota gerak bawah (tungkai) terdiri dari : 1) tulang Femur, 2) tulang Patella, 3) tulang Tibia, 4) tulang Fibula, 5) Ossa tarsi, 6) Ossa metatarsi, 7) tulang Digi.

Otot otot yang ada di tungkai bagian atas, menurut terdiri dari:

1) Otot tensor facia lata , 2) Otot abduktor dari paha, 3) Otot vastus laterae, 4) Otot rektus femoris, 5) Otot sartoros, 6) Vastus medialis, 7) Otot abduktor, 8) Otot gluteus maximus, 9) Otot paha lateral dan medial.


(39)

22

Untuk lebih jelas dapat diliat pada gambar:

Gambar 9. Otot-otot yang terdapat pada tungkai atas Sumber : Pearce (2011: 134)

Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah tungkai bawah menurut Pearce (2011:135) terdiri dari : 1) Otot tabialis enterior, 2) Otot proneus longus, 3) Otot ektensor digitorum longus, 4) Otot gastroknemius, 5) Otot soleus, 6) Otot maleolus medialis, 7) Otot retinakula bawah, 8) Otot tendon akhiles.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar:

Gambar 10. Otot-otot tungkai bawah Sumber : Pearce (2011:135)

Spina iliaka

iliakus Otot tensor fasia

lata

Otot sartorius

Otot vastus lateratis

Otot rektus Vastus medialis


(40)

23

G. Kelentukan

Kelentukan merupakan kemampuan sendi otot untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Menurut Sajoto (1995:17) daya lentur (flexybility) adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Lebih lanjut dijelaskan, orang yang fleksibel adalah seorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis, Harsono (1988:163). Faktor yang mempengaruhi fleksibilitas adalah elastisitas otot. Orang yang elastisitas ototnya kaku maka akan terbatas ruang gerak sendinya.

Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (1978:23) Elastisitas otot penting, karena makin panjang otot itu terulur, makin kuat dan cepat ia memendek dan berkontraksi. Menurut Harsono (1988:163) kelentukan (fleksibilitas) dapat didefinisikan sebagai : Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada

persendian dan otot di sekitar persendian itu”.

Dalam cabang olahlaraga atletik dimana dalam setiap gerakannya menggunakan aktivitas fisik atau jasmani. Termasuk didalamnya adalah aspek biomotor yang meliputi kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan komposisi tubuh yang harus dilatih dan dikembangkan. Kelentukan sangat diperlukan dalam semua cabang olahraga karena kelentukan dapat mengoptimalkan semua gerak seorang atlit, salah satunya cabang olaharaga lempar lembing yang seharusnya memiliki kelentukan yang optimal agar dalam melakukan hal yang menyangkut dalam peningkatan hasil lempar bisa berjalan dengan baik.


(41)

24

1. Peran kelenntukan dalam lempar lembing

Dalam gerakan lempar lembing kelentukan berguna untuk menambah daya dorong saat akan melempar, semakin seseorang memiliki kelentukan yang baik maka akan semakin besar daya dorong yang dihasilkan. Menurut Ismaryanti dalam Sukirno (2014:65) kelentukan dibutuhkan oleh banyak cabang olahraga, namun demikian terdapat perbedaan kebutuhan kelentukan untuk setiap keberhasilan

penampilannya.tentunya harus disesuaikan dengan karakter cabang olahraganya”.

Gambar 11. Peran Kelentukan dalam Lempar Lembing

H. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Vitadi Setiawan (2013) “hubungan panjang lengan, power lengan dan kelentukan pinggang dengan prestasi lempar lembing siswa putra Kelas XI SMA N 1 Sumberejo Tahun Ajaran 2013/2014” . Hasil penelitian di dapat bahwa panjang lengan, power lengan dan kelentukan memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil Lempar lembing Hasil penelitian menunjukan korelasi Panjang lengan dengan hasil Lempar lembing sebesar 0.239 selanjutnya koefesien korelasi Power lengan dengan hasil Lempar lembing sebesar 0.457dan kelentukan dengan hasil Lempar lembing sebesar 0.782. Ini berarti bahwa variable panjang lengan memiliki hubungan yang


(42)

25

rendah,dan variable power lengan memiliki hubungan yang cukup kuat,sedangkan variable kelentukan memiliki hubungan yang kuat hasil lempar lembing siswa putra kelas XI SMA N 1 Sumberejo.

2. Candra Alim Nofianto, Said Junaidi, Prapto Nugroho “Sumbangan daya ledak otot lengan, otot tungkai kelentukan togok dalam tolak peluru”. Hasil penelitian

menunjukan hasil pengujian hipotesis penelitian bahwa daya ledak otot lengan

memberi sumbangan terhadap hasil tolak peluru yaitu 14,6%, daya ledak otot tungkai memberi sumbangan terhadap hasil tolak peluru yaitu 35,5%, dan kelentukan togok memberi sumbangan terhadap hasil tolak peluru yaitu 16,2%. Secara bersama-sama daya ledak otot lengan dan otot tungkai serta kelentukan togok memberi sumbangan terhadap hasil tolak peluru yaitu 66,3%.

3. Sukirno (2014) “kemampuan lemparan kedalam pada sepakbola”. Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara kelentukan togok dengan lemparan kedalam pada permainan sepak bola, dengan hasil “r” sebesar 0.70. Artinya kelentukan togok memberikan kontribusi pada lemparan kedalam sebesar 70%. Sedangkan power otot lengan dengan lemparan ke dalam “r” sebesar 0,79. Artinya power otot lengan memberikan kontribusi 79% terhadap lemparan kedalam. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan terdapat hubungan positif. Secara bersama-sama kelentukan togok dan power otot lengan dengan lemparan ke dalam pada permainan sepak bola sebesar “R” 0,90. Artinya kelentukan togok dan power otot lengan secara bersama-sama memebrikan kontribusi sebesar 90% terhadap lemparan kedalam pada permainan sepak bola.


(43)

26

I. Kerangka Pemikiran

Kontribusi power lengan terhadap hasil lempar lembing. Dalam melakukan lempar lembing power lengan sangat penting dalam membatu pelempar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karna power lengan membantu lembing untuk dapat melesat dengan cepat sehingga lemparan yang dihasilkan akan maksimal. Disamping power lengan, hal lain yang harus diperhatikan untuk memperolah hasil yang maksimal dalam lempar lembing, adalah penguasaan teknik dasar lempar lembing yang baik.

Kontribusi power tungkai terhadap hasil lempar lembing. Dalam melakukam lempar lembing power tungkai membantu pelempar dalam melakukan awalan ketika akan melakukan lempar lembing. Dengan power tungkai pelempar akan mendapatkan dorongan dari otot tungkai sehingga pelempar mampu mendapatkan kekuatan yang maksimal ketika akan melepaskan lembing dan hasil lemparan akan memperoleh hasil yang maksimal.

Kontribusi kelentukan terhadap hasil lempar lembing. Dalam lempar lembing kelentukan sangat penting, karna garakan lempar lembing terdapat gerakan lenting badan yang membatu lemparan. Semakin lenting badan maka akan membantu untuk mendapatkan hasil lempar lembing yang maksimal.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi

kebenarannya melaui penelitian ilmiah, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho: Tidak ada kontribusi antara power lengan terhadap hasil lempar lembing.


(44)

27

H1: Ada kontribusi antara power lengan terhadap hasil lempar lembing. Ho: Tidak ada kontribusi antara power tungkai terhadap hasil lempar

lembing.

H2: Ada kontribusi antara power tungkai terhadap hasil lempar lembing. Ho: Tidak ada kontribusi kelentukan terhadap hasil lempar lembing. H3: Ada kontribusi antara kelentukan terhadap hasil lempar lembing.


(45)

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada dasarnya penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah (Margono, 2007:18). Adapun syarat dalam penyusunan penelitian yaitu metodologi penelitian, Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Berbobot atau tidaknya penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras,

maksudnya adalah untuk menjaga pengetahuan yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya (Hadi, 2000 : 4).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Margono (2007 : 31) survey merupakan suatu metode yang secara kuantitatif

menentukan hubaungan-hubungan antara variabel-variabel serta membuat generalisasi untuk populasi yang dipelajari. Dan menurut Karlinger (1973) dalam Sugiyono (2014 : 12) Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang di ambil dari populasi tersebut, untuk menemukan kjadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar veriabel sosiologis maupun psikologis.


(46)

29

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Babbie (1983) dalam Sukardi (2003:53) memberikan pengertian bahwa, Populasi adalah elemen penelitian yang hidup da tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Menurut Margono (2007:119) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita temukan. Maka, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo dengan jumlah 131 siswa.

Keseluruhan populasi ini memiliki beberapa kesamaan, diantaranya; 1) Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur 2) Jenis kelamin laki-laki

3) Memiliki usia yang relatif sama 16-17 tahun.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%”.

Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil sampel sebesar 25 % dari 131 populasi. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 siswa. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling.


(47)

30

C. Variabel dan Data Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:159) Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya (X). Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel lainnya (Y). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari : 1). Power lengan (X1)

2). power tungkai (X2) 3). kelentukan (X3)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil lempar lembing (Y).

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu :

a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Di dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengambil data secara langsung dan tidak melalui prantara siapapun.

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data seekunder tidak dipakai.

Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah


(48)

31

menentukan apakah data yang akan dipergunakan untuk menguji hipotesis itu akan dikumpulkan dari sumber-sumber pustaka yang sudah ada, ataukah akan

diusahakan data langsung dari individu yang diselidiki. Data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan mengadakan survey atau pencacahan lengkap. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.

D. Devinisi Oprasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara oprasional sebagai berikut :

1. Power Lengan

Power adalah kekuatan otot yang bekerja dalam waktu singkat. Menurut Sajoto (1995: 17), daya ledak (power) adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Power lengan adalah kemampuan otot tlengan untuk menggerakkan, meledakkan tenaga secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

2. Power Tungkai

Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Kekuatan mengukur


(49)

32

megangkat beban itu (Mahendra, 2000: 39). Power adalah kemampuan untuk

mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam jangka waktu yang minim. Power tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk menggerakkan, meledakkan tenaga secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

3. Kelentukan

Kelentukan merupakan kemampuan sendi otot untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Menurut Sajoto (1990:17) daya lentur (flexybility) adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas.

4. Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan bagian dari cabang olahraga atletik. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor lempar ini adalah kekuatan, kelentukan dan koordinasi gerakan secara keseluruhan. Mengenai koordinasi, Sajoto (1990 : 17) menyatakan bahwa koordinasi merupakan kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif

E. Desain Penelitian

Dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah penulis rumuskan, maka diperlukan sebuah desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian ini berfungsi untuk memberikan jalan dan arah dari proses penelitian. Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah:


(50)

33

Gambar 12. Desain penelitian variabel X dan Y (Sugiyono, 2014:71)

Keterangan :

X1 : Power Lengan X2 : Power Tungkai X3 : Kelentukan

Y : Hasil lempar lembing

F. Teknik Pengumpulan Data

Arikunto (2006: 223), mengatakan bahwa mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam suatu penelitian. Dengan adanya itulah dilakukan penelitian dengan menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan referensi yang dimiliki, sedangkan yang dimaksud data itu sendiri adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan pengukuran. Dalam penelitian ini ada 4 tes yakni, 1) tes power lengan 2) tes power tungkai 3) tes kelentukan dan 4) lempar lembing.

G. Instrumen Penelitian 1. Tes Power Lengan

Untuk mengukur power lengan dilakukan dengan menggunakan tes lempar bola medicine, menurut A Chu (2000 : 17) Berat bola medicine sebesar 60 % x berat

Y X1

X2


(51)

34

badan sampel, misalnya berat badan sampel 45 – 60 Kg, maka ditetapkan berat bola medicine memiliki berat 3 Kg.

Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan cara duduk, punggung dan kepala rapat dengan tembok, kedua kaki diluruskan, kedua tangan memegang bola dirapatkan ke dada kemudian kedua lengan diluruskan bersamaan dengan bola didorongkan sejauh mungkin ke depan. Penilaian hasil diperoleh dengan cara mengukur jarak dari lepasnya bola sampai jatuhnya bola, pencatatan hasil diukur dengan meteran, setiap sampel diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali.

1.Tujuan tes : Untuk mengetahui power lengan masing-masing sampel.

2.Alat dan Fasilitas yang digunakan : - Bola medicine yang beratnya 3 Kg. - Roll Meter.

- Tembok dan lantai yang rata. - Blangko penilaian dan alat tulis.

2. Power otot tungkai di ukur dengan menggunakan Standing Broad Jump a. Tujuan

Untuk mengukur power otot kaki dengan meloncat ke atas (horisontal).

b. Alat dan fasilitas 1. Meteran 2. Alat tulis 3. Formulir tes


(52)

35

c. Pelaksanaan

Peserta tes melakukan setangah berjongkok, kaki ditempatkan pada balok lompat jauh atau tanda garis, lengan luruskan ke belakang. Meloncat atau menolak ke depan sejauh mungkin disertai ayunan lengan dari kedua tangan. Setelah itu mendarat denga kedua kaki. Percobaan dilakukan 3 kali.

d. Penilaian

Skor peserta tes adalah skor tertinggi dari tiga kali kesempatan. Skor tersebut selanjutnya dikonversikan ke dalam tabel seperti dibawah ini :

Gambar 13 : Standing Broad Jump

3. Tes Kelentukan

Alat yang digunakan untuk mengukur kelentukan adalah flexometer,

a. Tujuan

Untuk mengukur komponen kelentukan tubuh.

b. Alat dan fasilitas 1. Flexometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes


(53)

36

c. Pelaksanaan

Testee berdiri tegak diatas bangku alat pengukur dengan 2 kaki rapat, dan kedua ujung jari kaki rata dengan pinggir bangku alat ukur. Badan

dibungkukkan kebawah,tangan lurus. Renggutkan badan kebawah perlahan-lahan sejauh mungkin, ke 2 tangan menelusuri pita alat ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh yang dihitung. Peserta diberi kesempatan 3 kali. d. Penilaian

Jarak jangkauan yang terjauh yang dicapai testee.

Gambar 14. Flexometer

4. Tes Hasil Lempar Lembing

Hasil lempar lembing diukur dengan menggunakan tes lempar lembing gaya hop step. Pelaksanaan tes dimulai dari awalan kemudian lari secepat-cepatnya dan melakukan lemparan. Penilaian hasil diperoleh masing-masing sampel dengan cara mengukur hasil lemparan lembing di ukur tegak lurus. Hasil tes dicatat dalam satuan meter, setiap sampel diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali.

1.Tujuan tes : Untuk mengetahui prestasi lempar lembing masing- masing sampel dengan menggunakan tes lempar lembing gaya hop step.


(54)

37

2. Alat dan Fasilitas yang digunakan : a. Lembing

b. Roll Meter.

c. Blangko penilaian dan alat tulis.

5. Instrumen Tes Hasil Lempar Lembing

Pengambilan hasil lempar lembing menggunakan instrumen tees hasil lempar lembing. Sebelum menggunaakan instrumen untuk mengambil data, maka instrumen yang digunakan perlu diujcobakan terlebih dahlu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Uji coba instrumen dimakasutkan untuk

mengetahui apakah instrumen yang disusun benar-benar instrumen yang baik. Uji coba instrumen hasil lempar lembing dalam penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Natar. (lampiran 1 halaman 58)

1. Uji validitas instrumen hasil lempar lembing

Menurut Arikunto (2002 : 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menururt Hadi (1983, 113) bahwa untuk instrumen yang menilai kualitas gerak dasar suatu

keterampilan olahraga digunakan jenis validitas faktor (factorial validity), yaitu dengan mengecek kecocokan antara items test dengan keseluruhan items menggunakan korelasi product moment.

  

 

2 2

2

 

2

X.Y

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

n

Keterangan :

r xy : Koefisien korelasi n : Jumlah sampel


(55)

38

X : Skor variabel X Y : Skor variabel Y ∑X : Jumlah skor variabel X ∑Y : Jumlah skor variabel Y ∑X2 :

Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

: Jumlah kuadrat skor variabel Y

Menghitung harga korelasi setiap items dengan korelasi Product Moment : Korelasi Hasil Test

Menghitung harga korelasi setiap items dengan korelasi Product Moment : Korelasi Hasil Retest


(56)

39

√ √

1. Test

√ √

2. Retest

√ √

Mencari t tabel apabila diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan dk= 15-2= 13 dengan uji satu pihak, maka diperoleh harga t tabel = 1,771. Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan t tabel. Dengan kaidah pengujian jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Validitas

Koefisien Korelasi

t hitung t tabel Keputusan Validitas

Test 1,771 Valid Retest 1,771 Valid

Dan berdasarkan hasil tes uji coba instrumen diperoleh thitung Test dan Retest lebih besar dari harga ttabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas Hasil Lempar Lembing Dengan Pengukuran Ulang/ Retest Menurut Nurhasan (2001: 118) untuk mengetahui besarnya derat keterandalan suatu alat pengukur dapat dilakukan dengan melakukan dua kali pengukuran (retest)


(57)

40

yaitu pengukuran pertama dan ulangannya. Instrumen ini kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden dan dicatat hasilnya, kedua hasil pengukuran tersebut dikoreksi dengan menggunakan korelasi product-moment.

Karena r hitung 0,924599 > r tabel 0,441, maka instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas Tes Lempar Lembing : 0,924599

H. Teknik Analisis Data

Analisis data ditujukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standart (T Skor). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Untuk perhitungan statistik menggunakan program SPSS for windows release 16.

Data yang di analisis adalah data variabel bebas yaitu (X1) power lengan, (X2) power tungkai, (X3) kelentukan, serta variabel terikat (Y) lempar lembing. Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui apakah ada


(58)

41

kontribusi yang signifikan dan melihat besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing masing variabel bebas pada variabel terikat, X1 terhadap Y, X2 terhadap Y dan X3 terhadap Y.

Rumus untuk Regresi linear sederhana :

Keterangan :

Ŷ = Variabel Terikat ( Dependent ) X = Variabel Bebas

a = Nilai Konstanta

b = Koefesien Arah Regresi Ket :

X1 = power lengan X2 = power tungkai X3 = kelentukan

Y = hasil lempar lembing Ŷ = a + bX


(59)

54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneiitian dan analisis data mengenai kontribusi power lengan, power tungkai dan kelentukan terhadap hasil lempar lembing yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Power lengan terhadap hasil lempar lembing.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Power tungkai terhadap hasil lempar lembing.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap hasil lempar lembing.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa khususnya kelas XI, agar terus belajar dan berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil lempar lembing.


(60)

55

2. Bagi Sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi lempar lembing hendaknya memperhatikan aspek komponen fisik siswa yang meliputi power lengan, power tungkai dan kelentukan serta melatih keterampilan dan teknik lempar lembing secara berkesinambungan dan saling

terkoordinasi sehingga dapat memperoleh prestasi lempar lembing yang lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding, tapi penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi, menyempurnakan instrument tiap-tiap item tes dan unsur-unsur lain.

4. Bagi Program Studi Penjaskes agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu informasi untuk mengembangkan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian

5. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga agar dapat mennjadikan penelitian ini sebagai salah satu acuan dalam rangka pembinaa prrestasi atlet agar dapat memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

A Chu. 2000. Phisycal test. Jakarta: Akademik Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke_VI. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Prakte Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet.14. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor. O. (1990).Theory and Methodology of Training. Toronto: Mozaic Press.

Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. Bandung: FPOK IKIP.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Tuntunan Mengajar Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen pendidikan nasional. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisi Untuk Siswa SMU/SMK. Jakarta: direktorat jenderal olahraga

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Dedikbud.

Jarver, Jess. 2005. Belajar dan berlatih atletik. Bandung: CV. Pioner Jaya. Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Progrom Latihan. Jakarta :

Akademika Presindo.

Mahendra, Agus. 2000. Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(62)

57

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Martini, Ainie. 2010. Mengenal Lempar Lembing. Bogor: Yudhistira.

Muller, Harald. Wolfgang Ritzdorrf. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lemar Level-I. Alih Bahasa Suyono Danusyogo. Jakarta: Staf Sekretariat IAAF-RDC.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Pusat:Direktorat Jenderal Olahraga.

Nofianto, Alim Candra dkk. 2013. Sumbangan Daya Ledak Otot Lengan, Otot Tungkai, Keentukan Togok Dalam Tolak Peluru. Journal of Sport Sciences and Fitness.

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pear, bill and more, Gary T. 1986. Weight Training For Men And Women, Getting Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.

Rushall, Brent S. And Pyke, Frank S. 1990. Training For Sport And Fitnes. TheMacmillan Company Of Australia. Pty Ltd.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixet Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharno, HP. 1991. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sukirno. 2014. Kemampuan Lemparan Ke Dalam Pada Sepak Bola. Journal of Physical Education, Health and Sport.

Wingered. 1994. The Human Body, Conceps of Anatomy and Phisiology. Saunders Colege Publishers.


(1)

yaitu pengukuran pertama dan ulangannya. Instrumen ini kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden dan dicatat hasilnya, kedua hasil pengukuran tersebut dikoreksi dengan menggunakan korelasi product-moment.

Karena r hitung 0,924599 > r tabel 0,441, maka instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas Tes Lempar Lembing : 0,924599

H. Teknik Analisis Data

Analisis data ditujukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standart (T Skor). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Untuk perhitungan statistik menggunakan program SPSS for windows release 16.

Data yang di analisis adalah data variabel bebas yaitu (X1) power lengan, (X2) power tungkai, (X3) kelentukan, serta variabel terikat (Y) lempar lembing. Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui apakah ada


(2)

41 kontribusi yang signifikan dan melihat besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing masing variabel bebas pada variabel terikat, X1 terhadap Y, X2 terhadap Y dan X3 terhadap Y.

Rumus untuk Regresi linear sederhana :

Keterangan :

Ŷ = Variabel Terikat ( Dependent ) X = Variabel Bebas

a = Nilai Konstanta

b = Koefesien Arah Regresi Ket :

X1 = power lengan X2 = power tungkai X3 = kelentukan

Y = hasil lempar lembing


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneiitian dan analisis data mengenai kontribusi power lengan, power tungkai dan kelentukan terhadap hasil lempar lembing yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Power lengan terhadap hasil lempar lembing.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Power tungkai terhadap hasil lempar lembing.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap hasil lempar lembing.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa khususnya kelas XI, agar terus belajar dan berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil lempar lembing.


(4)

55

2. Bagi Sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi lempar lembing hendaknya memperhatikan aspek komponen fisik siswa yang meliputi power lengan, power tungkai dan kelentukan serta melatih keterampilan dan teknik lempar lembing secara berkesinambungan dan saling

terkoordinasi sehingga dapat memperoleh prestasi lempar lembing yang lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding, tapi penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi, menyempurnakan instrument tiap-tiap item tes dan unsur-unsur lain.

4. Bagi Program Studi Penjaskes agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu informasi untuk mengembangkan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian

5. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga agar dapat mennjadikan penelitian ini sebagai salah satu acuan dalam rangka pembinaa prrestasi atlet agar dapat memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.


(5)

A Chu. 2000. Phisycal test. Jakarta: Akademik Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke_VI. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Prakte Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet.14. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor. O. (1990).Theory and Methodology of Training. Toronto: Mozaic Press.

Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. Bandung: FPOK IKIP.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Tuntunan Mengajar Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen pendidikan nasional. 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan Kompetisi Untuk Siswa SMU/SMK. Jakarta: direktorat jenderal olahraga

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Dedikbud.

Jarver, Jess. 2005. Belajar dan berlatih atletik. Bandung: CV. Pioner Jaya. Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Progrom Latihan. Jakarta :

Akademika Presindo.

Mahendra, Agus. 2000. Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(6)

57

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Martini, Ainie. 2010. Mengenal Lempar Lembing. Bogor: Yudhistira.

Muller, Harald. Wolfgang Ritzdorrf. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lemar Level-I. Alih Bahasa Suyono Danusyogo. Jakarta: Staf Sekretariat IAAF-RDC.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Pusat:Direktorat Jenderal Olahraga.

Nofianto, Alim Candra dkk. 2013. Sumbangan Daya Ledak Otot Lengan, Otot Tungkai, Keentukan Togok Dalam Tolak Peluru. Journal of Sport Sciences and Fitness.

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pear, bill and more, Gary T. 1986. Weight Training For Men And Women, Getting Stronger. Shelter Publications. Inc, Bolinas California.

Rushall, Brent S. And Pyke, Frank S. 1990. Training For Sport And Fitnes. TheMacmillan Company Of Australia. Pty Ltd.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixet Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharno, HP. 1991. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sukirno. 2014. Kemampuan Lemparan Ke Dalam Pada Sepak Bola. Journal of Physical Education, Health and Sport.

Wingered. 1994. The Human Body, Conceps of Anatomy and Phisiology. Saunders Colege Publishers.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN , PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN PRESTASI LEMPAR LEMBING

2 32 52

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO

2 54 70

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

2 24 65

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JARAK 10 METER PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 NATAR

0 27 53

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN POWER LENGAN TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PORSEA.

0 1 31

KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN PADA OLAHRAGA GULAT.

2 13 25

(ABSTRAK) SUMBANGAN POWER OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 01 LIMBANGAN TAHUN 2009 / 2010.

0 0 2

Hubungan Power otot lengan dan Kekuatan otot Punggung terhadap hasil lempar lembing pada siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 bojong Kabupaten Pekalongan Tahun 2008.

0 0 1

SUMBANGAN POWER OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 01 LIMBANGAN TAHUN 2009 / 2010.

0 0 74

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN.

0 1 15