PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

(1)

No. Daftar. 384/UN. 40.7 DI/LT/2013

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Meri Diane 0802708

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh Meri Diane

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Meri Diane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013)

Bandung,September-2013 Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Sumartini,MP. NIP. 19590830 198601 2 001

Pembimbing II

Drs. Ani Pinayani, MM. NIP. 19620612 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

ABSTRACT

Meri Diane.2013.Influence Learning Method Discussion Concept Understanding Capabilities Against Students (Experimental Study on Economic Subjects in Class X High School Pasundan 1 Cianjur School Year 2012-2013). Supervisor I: Dr.Hj.Sumartini, M.P, Supervisor II. Drs.Ani Pinayani, M.M

Research on the effect of using this discussion teaching method , aims to determine how the ability of students in understanding the concept of economic subjects in class X High School (SMA). Objects in this study is the ability of understanding the concept of the student as the dependent variable and discussion teaching method as the independent variable.

The method used in this study is quasi-experimental methods (

quasi-experimental) research design using control group pre- test post-test . Engineering

samples are taken by simple random sampling consists of two classes, namely the class X-1 and X-2 experiment as grade control , data collection techniques using a written test , and data analysis techniques such as parametric analysis with data processing using independent samples t-test ( Independent sample t-test ) with SPSS 16.0 in Microsoft Office Excel 2007.

Based on the results of the study showed that the ability of students before the beginning of the treatment given to the experimental class and class discussions using the control using conventional methods in terms of the ability of understanding the concept is the same or not significant in this case because there is a lack of readiness in terms of materials, lack of conducive classrooms, and delivery methods such as lectures start the same. After treatment provide it in the form of post-test or there is a significant difference between the ability of understanding the concept of experimental class students who use class discussion method to control using conventional methods . In addition there is a difference in the gain scores before treatment (pre-test) and after treatment (post-test) on the ability of understanding the concept of experimental class that uses learning methods to control class discussion using conventional teaching methods. This indicates that there are differences in the effectiveness of discussion teaching method with conventional methods such as lectures in terms of improving students' ability of understanding the concept.


(5)

ABSTRAK

Meri Diane. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Diskusi Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013). Pembimbing I :Dr.Hj.Sumartini,M.P Pembimbing II. Drs.Ani Pinayani,M.M

Penelitian tentang pengaruh penggunaan metode pembelajaran diskusi ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA). Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai variabel dependen dan metode pembelajaran diskusi sebagai variabel independen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan menggunakan disain penelitian control group

pre-test post-test. Teknik sampelnya diambil secara simple random sampling

terdiri dari dua kelas yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol, teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, dan teknik analisis data berupa analisis parametrik dengan pengolahan data menggunakan uji-t sampel bebas (Independent sample t-test) dengan bantuan SPSS 16.0 dalam

Microsoft Office Excel 2007.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diberikannya perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam hal kemampuan pemahaman konsep adalah sama atau tidak signifikan hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kesiapan dalam hal materi, kurang kondusifnya kelas, dan metode penyampaian materi awal yang sama berupa ceramah. Setelah di berikannya perlakuan berupa post-test terdapat perbedaan atau signifikan antara kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Selain itu terdapat perbedaan skor gain sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test) pada kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal tersebut mengindikasikan terdapat perbedaan efektifitas metode pembelajaran diskusi dengan metode konvensional berupa ceramah dalam hal meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vii DAFTAR GAMBAR ... viii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Metode Pembelajaran Diskusi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data dan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Keadaan Wilayah Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Visi dan Misi SMA Pasundan 1 Cianjur ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Struktur Organisasi SMA Pasundan 1 Cianjur... Error! Bookmark not defined.


(7)

4.1.4 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Hasil Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Tes ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Uji Prasyarat Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Uji Hipotesis ke I ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Uji Hipotesis ke II ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Uji Hipotesis ke III ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Frekuensi dan Presentase Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas-X SMA Pasundan 1 Cianjur, Tahun Ajaran 2012-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Perbandingan Berbagai komponen Teori belajar . Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Perbandingan antara Teori Jean Piaget dan Vygotsky menurut

Santrock ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 Perbandingan antara Kelas Konstruktivisme dan Kelas Tradisional ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kontrol Group Pretest-PosttesError! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Fasilitas SMA Pasundan 1 Cianjur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Rata-rata Nilai Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Rata-rata Nilai Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan I .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Gambaran Hasil Post-Tes Pertemuan II ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Gambaran Hasil Post-Tes Pertemuan 3 Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing

Kelompok ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Hasil Uji-t Perbedaan Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16 Hasil Uji-t Perbedaan Post-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Hasil Uji-t Perbedaan N-Gain Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas


(9)

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Pasundan 1 Cianjur Tahun 2012/1213 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan 1) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.6 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan 2) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.7 Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan 3) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.8 Perbandingan Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama oleh pemerintah sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikandidalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Sektor pendidikan dijadikan prioritas utama oleh pemerintah sesuai dengan fungsi dan tujuan didalam undang-undang, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat berkompetensi dalam menghadapi persaingan. Dalam meningkatkan kemampuan dan pembentukan watak serta meningkatan kecerdasan siswa di fokuskan pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sesuai dengan konsep dasar pembelajaran pada pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Dalam konsep dasar pembelajaran terdapat lima konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar. Interaksi mengandung arti pengaruh timbal balik; saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik menurut pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan berkualifikasi sebagai guru berupa instruktur, fasilitator dan motivator. Dan sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik dan pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Lingkungan


(12)

2

belajar merupakan lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

Keterkaitan antara beberapa konsep tersebut melahirkan suatu komponen berupa tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi. Sedangkan kegitan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan strategi, metode, teknik dan media pembelajaran dalam rangka pembangunan proses belajar. Hal tersebut dapat mengembangkan kemampuan dalam membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

Tercapainya tujuan dari bidang studi ekonomi akan ditentukan oleh berbagai unsur yang menunjangnya. Makmun dalam Melisna (2012:1) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yaitu:

(1) Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. (2) Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar. (3) Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar.

Dari uraian di atas, terdapat dua posisi subjek penting di dalam pendidikan yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Hal ini mengimplikasikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan. Tetapi di sini tugas dari seorang guru bukan hanya transmisi ilmu pengetahuan dari buku kepada siswa dan siswa hanya menerima tanpa upaya, namun proses belajar mengajar diupayakan agar lebih menarik agar fungsi dan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat meningkat.

Dalam ruang lingkup bidang studi ekonomi itu sendiri terdapat cakupan yang sangat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik dan lingkungan obyek formal IPS dan obyek materil ekonomi.


(13)

3

Dengan demikian bagi guru ekonomi selain harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan baik berupa konsep, prinsip, teori maupun fakta, juga harus mampu mentransfer atau mengajarkan kepada anak didiknya.

Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini tertuang dalam mata pelajaran ekonomi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Departemen Pendidikan Nasional (2007) yang secara garis besar menuntut peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Setyowati,2013:2)

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mengenai mata pelajaran ekonomi peserta didik dituntut untuk memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari karena permasalahan ekonomi itu sendiri sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pemahaman konsep itu sendiri merupakan suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperoleh berupa suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek suatu kejadian berupa ilmu baru yang akan di terima.

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep pada siswa, maka dilakukan penelitian awal di SMA Pasundan 1 Cianjur. Untuk ilmu ekonomi itu sendiri sebenarnya sudah di berikan pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama tetapi disini saya melakukan penelitian pada kelas X di tingkat Sekolah Menengah Atas karena pada saat itulah dimulainya kemampuan


(14)

4

pemahaman konsep dari yang hanya sekedar mengetahui dasar-dasar konsep ilmu ekonomi itu sendiri.

Dari hasil pra-penelitian mengenai kemampuan pemahaman konsep di peroleh data frekuensi dan presentase jumlah siswa kelas X pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Frekuensi dan Presentase Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas-X SMA Pasundan 1 Cianjur, Tahun Ajaran 2012-2013

No. Rentang nilai tes kemampuan pemahaman konsep

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

1. 85 – 100 - -

2. 75 – 84 - -

3. 65 – 74 7 7.14

4. 55 – 64 5 5.10

5. 54 ≤ 86 87.76

Jumlah 98 100

Sumber : Hasil Pengolahan data pra penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kemampuan pemahaman konsep siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cianjur menunjukan masih berada pada rentang nilai yang sangat rendah. Uji coba ini dilakukan pada 98 orang siswa, dengan hasil tidak ada pada rentang nilai 85-100 dan 75-84, selanjutnya 7 orang siswa mendapatkan rentang nilai 65-74 dengan persentase 7.14%, dan siswa yang mendapatkan rentang nilai 55-64 adalah 5 orang dengan persentase 5.10%,

sedangkan rentang nilai 54 ≤ merupakan jumlah paling banyak dengan persentase

sebesar 87.76%. Hasil dari tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas X di SMA Pasundan 1 Cianjur tersebut dilihat dari rentang nilai tes kemampuan berpikir kritisnya, rata-rata siswa berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk mata pelajaran ekonomi (KKM ≤ 70).

Dengan rendahnya nilai kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA Pasundan 1 cianjur, di duga adanya masalah pada proses pembelajaran berupa pendekatan strategi, metode, teknik dan media pembelajaran. Bila dilihat dari tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep seharunya merupakan tugas dari seorang pengajar untuk lebih kreatif dalam


(15)

5

proses penyampaian materi sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih efektif dan dapat mengikut sertakan siswa untuk belajar aktif dalam keingin tahuannya menemukan pengetahuan atau pemahaman suatu ilmu khususnya pada ilmu ekonomi.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya ekonomi bagi siswa kurang begitu menarik bila disampaikan dengan metode pembelajaran yang masih tradisional, peranan guru masih sangat dominan dan banyaknya guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Ali (2000) menyatakan bahwa proses pengajaran yang paling banyak terjadi di sekolah ada

kecenderungan pengajar yang bersifat verbalistis yang menjadi “model” paling

banyak digunakan. Sependapat dengan pernyataan Ali, Sholahudin (2008) menyatakan bahwa pembelajaran IPS masih dianggap sebagai ilmu pengetahuan hafalan di mana sebagian besar siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasi di dalam masyarakat, sehingga kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah sebagai pilihan utama dalam menetapkan metode pembelajaran.

Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi, pemilihan metode pembelajaran oleh guru sangatlah penting. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membuat siswa lebih mudah menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru harusmenciptakan suasana belajar siswa yang aktif, agar siswa dapat lebih menggali potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat menguasai materi dengan adanya penerapan pemahaman konsep tersebut. Maka dari itu harus dilakukan perubahan pembelajaran yang awalnya dari terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa.

Dari sekian banyak metode pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diadopsi dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan aktivitas pemahaman konsep siswa.Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ekonomi yaitu metode diskusi.


(16)

6

Metode diskusi menurut Sagala (2008:208) merupakan percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis dengan pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pengutaraan pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok sehingga dapat diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah dalam mencari kebenaran.

Pedekatan metode diskusi dapat menciptakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Metode diskusi juga dapat dicirikan oleh suatu keterikatan pada sebuah topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama secara rasional dan objektif. Hal tersebut tentunya dapat merangsang peningkatan pemahaman konsep dari sebuah materi terhadap pola berpikir siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian.mengingat bahwa kemampuan pemahaman konsep yang berada pada ranah kognitif C2 (pemahaman) merupakan salah satu komponen dalam proses peningkatan pembelajaran, maka perlulah penelitian terhadap pengaruh penggunaan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang

“Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Diskusi Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa. Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Pasundan 1 Cianjur Tahun Ajaran 2012-2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka permasalahan pada penelitian dirumuskan sebagai berikut :


(17)

7

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsepantara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan ( pre-test)?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsepantara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan ( post-test)?

3. Apakah terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan (pre-test).

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan (post-test).

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat daya upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran ekonomi. Manfaat yang dipetik dari hasil penelitian antara lain:


(18)

8

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian di bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya pada metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa.

b. Memberikan informasi, sumber pengetahuan dan bahan kepustakaan atau bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya.

2. Secara Praktis  Bagi Sekolah

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan masukan bagi para pendidik sebagai alternatif mengajar dikelas menggunakan metode pembelajaran diskusisehingga kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat. b. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siswa untuk

meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan pemahaman konsep dalam setiap mata pelajaran sehingga dapat meraih prestasi yang optimal.

 Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa sehingga dapat menjadi bekal bagi peneliti ketika memasuki dunia penelitian.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsepdalam mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMA Pasundan 1 Cianjur. Setelah peneliti melakukan observasi pra-penelitian di SMA Pasundan 1 Cianjur maka di pilih kelas dengan teknik Simple Random

Sampling, Sugiyono (2011:120) menjelaskan bahwa teknik Simple Random

Sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut, sehingga dipilih kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dan kelas X-2 sebagai kelas pembanding (kontrol) yang dikenakan tindakan atau perlakuan metode pembelajaran konvensional berupa ceramah.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian tentunya diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode penelitian menurut Arikunto (2006:160) adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

experimental. Tujuan penelitian eksperimen kuasi menurut Arifin (2011:74)

adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipu lasi terhadap seluruh variabel yang relevan.

Metode penelitian eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variable bebas dilihat hasilnya pada variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran diskusi sedangkan variable terikatnya adalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa.


(20)

31

Dalam eksperimen, keberhasilan dan keefektifan metode pembelajaran yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test).

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiahuntuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional yang masuk akal, sehingga dapat terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara orang lain dapat mengamati dan penelitian itu menggunakan langkah-langkah atau urutan tertentu yang bersifat logis.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kontrol group pre-test

post-tes.Desain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan desain penelitian

sebelumnya, karena adanya pre-test maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pre-test dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical kontrol) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pencapaian skor/

gain score (Arikunto,2010:125), selain itu pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol dipilih secara random. Desain dalam penelitian ini digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian Kontrol Group Pretest-Posttes

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sumber : Arikunto (2010:125)

Keterangan :

X : Dikenakan treatment atau perlakuan dengan penerapan metode pembelajaran Diskusi.


(21)

32

- : Tidak dikenakan perlakuan treatment.

O1 : Tes awal/ sebelum perlakuan (pre-test) pada kelompok eksperimen O2 : Tes akhir/ setelah perlakuan (post-test) pada kelompok eksperimen O3 : Tes awal/ sebelum perlakuan (pre-test) pada kelompok kontrol O4 : Test akhir/ setelah perlakuan (post-test) pada kelompok kontrol

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam desain penelitian ini adalah:

a. Memberikanpre-test (O1) untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum subjek dikenakan perlakuan X.

b. Memberikan perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada kelas eksperimen dan menggunakan metode konvensional berupa ceramah pada kelas kontrol.

c. Melakukan observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Memberikan post-test (O2) untuk mengukur pemahaman konsep siswa setelah subjek dikenakan perlakuan X.

e. Memberikan pre-test (O3) pada kelas kontrol. f. Memberikan post-test (O4) pada kelas kontrol.

g. Mengolah data dari hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

h. Membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat peningkatan yang timbul. Jika sekiranya ada, itu sebagai akibat dari digunakannya perlakuan X.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian: 1) Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:

a. Menentukan masalah.

b. Melakukan pra-penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.


(22)

33

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini. b. Menetapkan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian. c. Membuat skenario pembelajaran.

d. Menyusun instrument tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum.

e. Menganalisis daya pembeda dan tingkat kesukaran instrument penelitian. f. Memilih sampel dua kelompok (kelas) dari enam kelas secara randem. g. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode

pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

h. Memberikan tes awal pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.

i. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan metode diskusi. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Memberikan post-test akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa.

3) Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 4) Kesimpulan Penelitian.

3.5 Operasional Variabel

Operasionalisasi variable merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalah pahaman dalam menginterpretasikan permasalahan yang digunakan dalam penelitian. Operasionalisasi variable ini dibagi menjadi konsep teoritis, empiris, dan analisis.Adapun bentuk operasionalisasinya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :


(23)

34

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala Variabel Bebas X

Metode Diskusi

(X)

Metode Diskusi adalah suatu usaha untuk memecahkan, memperingan suatu permasalahan dengan cepat dan tepat

sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan serta memperluas dan menambah wacana tentang pengetahuan secara luas. (Suminem &Khaeriyah,2012:16)

Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Suryosubroto dalam Susetiyono & Hinduan (2010:2)

Langkah-langkah

penerapan metode pembelajaran diskusi : (Sanjaya, 2011;158) 1. Langkah persiapan.

a. merumuskan tujuan.

b. Menentukan jenis diskusi.

c. Menetapkan masalah yang akan dibahas. d. Mempersiapkan

segala teknis pelaksanaan diskusi.

2. Pelaksanaan diskusi. a. Memeriksa segala

persiapan. b. Memberi pengarahan sebelum pelaksanaan. c. Melaksanakan

diskusi sesuai aturan.

d. Memberikan kesempatan mengeluarkan gagasan dan ide-ide.

e. Mengendalikan pembicaraan pada pokok persoalan. 3. Menutup diskusi.

a. Membuat kesimpulan berdasarkan pokok-pokok pembahasan. b. Me-review

jalannya diskusi dengan meminta pendapat peserta.


(24)

35 Variabel Y Kemampuan Pemahaman Konsep (Y) Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan

testee mampu memahami arti konsep, situasi serta fakta yang

diketahuinya. Dalam hal ini test tidak hanya hafalan secara vebalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang di tanyakan. Bloom dalam Ardiansyah (2013:24)

Pemahaman menjadi tiga tipe yaitu:

1. Translation (kemampuan Menerjemahkan) 2. Interpretation (Kemampuan Menafsirkan) 3. Ekstrapolation (kemampuan mengektrapolasi) Bloom dalam Ardiansyah (2006:2)

Indikator pemahaman konsep sebagai berikut : a. Keaktifan siswa

dalam bertanya dan mengajukan ide. b. Keaktifan siswa

dalam memberikan tanggapan tentang jawaban siswa yang lain.

c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal ke depan kelas. d. Keaktifan serta

kreativitas siswa dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada.

Rosser dalam Ardiansyah (2013:23)

Interval

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable.Instrument dibagi menjadi dua, yaitu tes dan non test.

Menurut Djemari dalam Widoyoko (2012:45), tes merupakan satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dan instrument yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa tes tertulis dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan desain penelitian kontrol group pretest-posttes di dalam proses belajar mengajar terdapat pre-test dan post-test.

a. Pre-Test

Pre-tast atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran


(25)

36

pada kelas yang berbeda, yaitu metode pembelajaran diskusi untuk kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol.

b. Post-Tast

Pros-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan dua metode pembelajaran berbeda, yaitu metode pembelajaran diskusi untuk kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

3.7 Uji Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto, (2010:211) menjelaskan:

Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat megungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dari penjelasan di atas, penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya dengan menggunakan poduct moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient ofCorrelation), yaitu :

(Arikunto, 2012:87)

}

)

(

}{

)

(

{

)

)(

(

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy


(26)

37

Dimana :

rxy : Indeks Korelasi X : Jumlah Skor X Y : Jumlah Skor Y XY : Jumlah Skor X dan Y N : Jumlah Responden

Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah sebagai berikut:

Antara 0,80 – 1,00 : Validasi Sangat Tinggi Antara 0,60 – 0,80 : Validasi Tinggi

Antara 0,40 – 0,60 : Validasi Sedang Antara 0,20 – 0,40 : Validasi Rendah

Antara 0,00 – 0,20 : Validasi Sangat Rendah

Untuk uji validitas masing-masing butir soal tes materi (x) yang menggunakan skor penilaian 0 dan 1, digunakan product moment, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengurutkan jawaban responden untuk masing-masing butir soal dari yang menjawab (1) ke yang menjawab salah (0). Untuk selanjutnya pada tabel, judul kolom,”nomor responden” menjadi “nomor urut”.

b) Menjumlahkan banyaknya responden yang menjawab benar (∑Xi).

c) Menjumlahkan besarnya skor masing-masing responden (Yi), yaitu jumlah yang menjawab benar untuk setiap responden dari seluruh nomor butir soal. d) Menjumlahkan seluruh skor masing-masing responden skor total (∑Yi).

e) Menghitung skor responden yang menjawab benar dari masing-masing nomor butir soal (XiYi) dan menjumlahkannya ∑ (XiYi).

f) Menghitung besarnya koefisien korelasi dengan produkt moment dengan angka kasar. g) } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy          

 (Arikunto, 2012:87)


(27)

38

Korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuanprogram SPSS 16.0. apabila koefisien Korelasi Product Moment hasil cetakan komputer dari butir pertanyaan, dan pertanyaan yang diuji lebih besar dari tabel koefisien

produck moment (rhitung> rtabel) dengan tingkat signifikansi 0,05 maka koefisien

korelasi tersebut signifikan dan butir pertanyaan yang digunakan valid. Bagi butir yang tidak valid akan digugurkan dari daftar pertanyaan.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Arikunto (2010:221), reliabel artinya dapat dipercaya. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intsrumen itu sudah baik.Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.Instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

a) Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

b) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

(Arikunto, 2012:87)

Dimana:

rxy : Indeks Korelasi X : Jumlah Skor X Y : Jumlah Skor Y X : Jumlah Skor X dan Y N : Jumlah Responden

}

)

(

}{

)

(

{

)

)(

(

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy


(28)

39

c) Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :

 

2 1 2 1 2 1 2 1

.

1

.

.

2

11

r

r

r

(Arikunto, 2012:107) Dengan :

r 11 : Reliabilitas Instrumen r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto kriterianya adalah sebagai berikut:

Antara 0,81 – 1,00 : Sangat Tinggi Antara 0,61 – 0,80 : Tinggi

Antara 0,41 – 0,60 : Cukup Antara 0,21 – 0,40 : Rendah

Antara 0,00 – 0,20 : Sangat Rendah

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan banyaknya penjawab item (Arikunto,2012:222).

Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesulitan (TK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung jawaban yang benar per item soal. b) Memasukan ke dalam rumus.

s J

B

P


(29)

40

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar. Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Arikunto (2012 :225) menyebutkan indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah Soal Sukar Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah Soal Sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah Soal Mudah

Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Begitupun sebaliknya semakin rendah indeks tingkat kesukaran maka semakin sulit soal tersebut.

3.7.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal menurut Arikunto (2012:226) adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

b) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S A S S

A A

P P J

B J

B

D   


(30)

41

Keterangan :

D : Indeks Diskriminasi (daya pembeda) JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.3

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik Sekali (excellent) Sumber : Arikunto,2012:232

3.8 Teknik Analisis Data dan Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data

3.8.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor pre-test dan post-test dari kelas yang menggunakan metode diskusi dan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional berdistribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji statistik Chi-Square yang diolah menggunakan Microsoft exel 07. Kriteria pengujian adalah jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data dikatakan berdistribusi normal.


(31)

42

(Sugiyono,2011:241) Berdasarkan perhitungan, setelah diketahui Chi-Square hitung maka dapat di bandingkan dengan Chi-Square tabel, dengan derajat kebebasan (dk) = jumlah kelas – banyaknya pertemuan di kelas dan taraf kesalahan 5% atau 0,05.

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut; H0 diterima jika χ2hitung<χ2tabelα(0,05) → data berdistibusi normal H1 diterima jika χ2hitung>χ2tabelα(0,05) → data tidak berdistibusi normal

3.8.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat sifat homogen atau tidak dan justru sebaliknya.Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data

pre-test dari kedua kelas yang diolah kedalam Microsoft exel 07 kemudian

dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan perbandingan varian terbesar dan

varian terkecil, Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus :

(Sugiyono,2011:276) Keterangan :

F = Nilai F hitung S12 = Nilai varian terbesar S22 = Nilai varian terkecil


(32)

43

Nilai varian S2 dapat di hitung dengan menggunakan rumus seperti berikut:

F-hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan F-tabel, menggunakan derajat kebebasan (dk) pembilang = n1 - 1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut = n2–1 pada taraf nyata α sebesar 5% atau 0,05 maka diketahuinya F-tabel.

Dengan kriteria sebagai berikut:

H0 : varians kedua kelompok data tidak berbeda (varians data homogen) H1 : varians kedua kelompok data berbeda (varians data tidak homogen)

Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut; H0 diterima jika Fhitung< Ftabel→ varians data homogen

H0 ditolak jika Fhitung> Ftabel→ varians data tidak homogen

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis penelitian di dasarkan pada data peningkatan pemahaman konsep, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Penggunaan hipotesis tersebut menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji t-independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Pengujian uji dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negetif (-).

Pengujian hipotesis menggunakan uji t-test independen, terdapat rumus yang digunakan untuk pengujian. Sugiyono (2011:272) menyebutkan beberapa kriteria dalam pemakaian rumus sebagai berikut:

1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian sama atau homogen (σ12 = σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 + n2– 2.

2. Bila n1 ≠ n2, varian sama atau homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian. Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2– 2.


(33)

44

3. Bila n1 = n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 – 1 atau n2– 1. (Phophan,1973)

4. Bila n1 ≠ n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Rumus-rumus t-test menurut Sugiyono (2011:273-274) sebagai berikut:

1. Separated varian

2. Polled varian

Keterangan :

= Rata - rata sampel 1

n1 = Jumlah sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2

Prinsip pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unqual variance).


(34)

45

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-hitung < F-Tabel dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unqual variance) bila F-hitung > F-Tabel. Bentuk kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar

error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujinya.

Setelah diperoleh t-hitung, selanjutnya dibandingkan dengan t-Tabel ketentuannya α yang sudah di sesuaikan. Adapun cara untuk mencari t-Tabel adalah dk disesuaikan dengan rumus, pada taraf nyata α= 5%. Dengan demikian hasil uji t independen dua arah tersebut dapat diketahui.

Selain itu adapun yang diperbandingkan pada pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Kriterian pengujian untuk hipotesis ini adalah:

 Ho : µ1 = µ2

 HA : µ1≠ µ2

Dimana :

µ1 : skor gain kelompok eksperimen

µ2 : skor gain kelompok kontrol

Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :

 Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

 Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berikut merupakan gambaran daerah penolakan dan penerimaan H:

Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho

Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H

0

Daerah Penerimaan


(35)

46

Untuk menentukan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa ditentukan dari perbandingan nilai gain yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk memperoleh gain digunakan rumus dibawah ini:

 

g

posttest

pretest

Meltzer, (Larasati 2012:83)

Keterangan: (g) : Gain

Posttest : Tes diakhir pembelajaran Pretest : Tes diawal pembelajaran

Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung

Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada

tabel diatas digunakan rumus sebagai berikut:

t skorpretes um

skormaksim

t skorpretes st

skorpostte Gain

N

  

Meltzer, (Larasati 2012:83) Indeks N-Gain yang diperoleh diinterpreasikan dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain

Skor Kategori

(g) ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang

(g) < 0,30 Rendah


(36)

47

Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (Ho).

Dengan kriteria :

Ho : µ1 = µ2 HA : µ1≠ µ2 Dimana :

µ1 :N-Gain kelompok eksperimen

µ2 :N-Gain kelompok kontrol

Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :

 Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima


(37)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dari hasil penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan ( pre-test).

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan (post-test).

3. Terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran diskusiterhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi berdasarkan standar kopetensi memahami uang dan bank yang meliputi konsep permintaan dan penawaran uang, membedakan peran bank umum dan bank sentral, dan mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter. Maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi guru dapat memulai menggunakan metode pembelajaran diskusi yang ternyata dapat meningkatkan gairah belajar siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa untuk lebih aktif di kelas dalam memecahkan masalah sehingga dapat terpolanya suatu pemikiran baru terhadap suatu materi.


(38)

80

2. Metode pembelajaran diskusi tidak dapat berjalan dengan efektif pada semua materi dalam mata pelajaran ekonomi, jadi sehendaknya guru dapat memilih materi apa saja yang cocok dan sesuai dengan metode tersebut sehingga pencapaian dalam proses pembelajaran dapat sesuai dengan yang di harapkan oleh guru.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan kepada seluruh staf pengajar untuk terus mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga terciptanya inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran yang selalu berkembang dari setiap jaman ke jaman sehingga dapat menunjang pola pemahaman konsep siswa yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan para guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya, metode pembelajaran diskusi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dari segi kekreatifan dalam teknik penyampaian suatu materi sehingga siswa lebih mudah untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas atau menggunakan variable terikat yang berbeda sehingga dapat membantu para peneliti selanjutnya dalam membuat karya ilmiah lainnya.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal.(2011).Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma

Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek )Edisi

revisi).Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto,S.(2012).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi dua).Yogyakarta :Bumi Aksara

Budiwati,Neti&Leni Permana.(2010).Perencanaan Pembelajaran ekonomi. Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia

Isjoni.(2012).Cooperative Learning.Bandung:Alfabeta

Kusnendi.(2007).Analisis Jalur; Satu dan Multigroup Sampel dengan Amos.Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Sagala,Syaiful.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Sanjaya,W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Kencana

Slameto.(2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Suprijono.(2013).Cooperatif Learning.Yogyakarta:PustakaBelajar

Sudjana,Nana.(2009).Penilaianhasil proses belajarmengajar.Bandung:PT RemajaRosdakarya

Djamarah, Syaiful Bakrie.(1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya : Usaha Nasional

Widoyoko,Eko Putro.(2012).Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis

Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Winataputra,dkk.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka


(40)

Jurnal Penelitian:

Ali, Muhamad.(2000).Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan No.17.Volume I Tahun 2000

Suminem & Khaeriyah.(2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pemahaman Konsep Tentang Teori Kinetik Gas dengan Metode Diskusi dan Tanya Jawab pada Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak Tahun 2009.Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol.3 No.I Januari 2012 Susetyono & Hinduan.(2010).Penerapan Model Syndicate Group untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Zat dan Wujudnya untuk Kelas

VII SMP.Jurnal Berkala Fisika Indonesia Volume 2 No.2 Januari 2010

Skripsi :

Ardiansyah,Hamdan.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas dan

Pemahaman Konsep Peserta Didik.Skripsi FPEB UPI :Tidak diterbitkan

Melisna, Meli.(2012). Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V SD Negeri Gugus 1 Kecamatan

Cikoneng Kabupaten Ciamis.Skripsi pada FIP UPI Tasikmalaya:Tidak

Diterbitkan

Larasati,Orisa.(2012). Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran

Ekonomi.Skripsi pada FPEB UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Setyowati, Dewi.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Mind Mapping Untuk meningkatkan Pemahaman Konsep siswa Dalam Mata Pelajaran ekonomi (Studi eksperimen pada Standar Kopetensi Memahami konsumsi dan

Investasi di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung).Skripsi pada FPEB UPI

Bandung:Tidak Diterbitkan

Tesis :

Sholahudin, Dudi.(2008).Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi.(Suatu Penelitian


(41)

Eksperimen Pada Siswa SMA PGRI Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya).Tesis SPS UPI: Tidak Diterbitkan

Referensi Dokumen :


(1)

47

Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (Ho).

Dengan kriteria :

Ho : µ1 = µ2 HA : µ1≠ µ2 Dimana :

µ1 :N-Gain kelompok eksperimen µ2 :N-Gain kelompok kontrol

Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :

 Jika Thitung ≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


(2)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dari hasil penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sebelum perlakuan ( pre-test).

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional sesudah perlakuan (post-test).

3. Terdapat perbedaan skor gain terhadap kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran diskusi dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran diskusiterhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi berdasarkan standar kopetensi memahami uang dan bank yang meliputi konsep permintaan dan penawaran uang, membedakan peran bank umum dan bank sentral, dan mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter. Maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi guru dapat memulai menggunakan metode pembelajaran diskusi yang ternyata dapat meningkatkan gairah belajar siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa untuk lebih aktif di kelas dalam memecahkan masalah sehingga dapat terpolanya suatu pemikiran baru terhadap suatu materi.


(3)

80

2. Metode pembelajaran diskusi tidak dapat berjalan dengan efektif pada semua materi dalam mata pelajaran ekonomi, jadi sehendaknya guru dapat memilih materi apa saja yang cocok dan sesuai dengan metode tersebut sehingga pencapaian dalam proses pembelajaran dapat sesuai dengan yang di harapkan oleh guru.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan kepada seluruh staf pengajar untuk terus mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga terciptanya inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran yang selalu berkembang dari setiap jaman ke jaman sehingga dapat menunjang pola pemahaman konsep siswa yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan para guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya, metode pembelajaran diskusi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dari segi kekreatifan dalam teknik penyampaian suatu materi sehingga siswa lebih mudah untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas atau menggunakan variable terikat yang berbeda sehingga dapat membantu para peneliti selanjutnya dalam membuat karya ilmiah lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal.(2011).Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Arikunto,S.(2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek )Edisi revisi).Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto,S.(2012).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi dua).Yogyakarta :Bumi Aksara

Budiwati,Neti&Leni Permana.(2010).Perencanaan Pembelajaran ekonomi. Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia

Isjoni.(2012).Cooperative Learning.Bandung:Alfabeta

Kusnendi.(2007).Analisis Jalur; Satu dan Multigroup Sampel dengan Amos.Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Sagala,Syaiful.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Sanjaya,W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Kencana

Slameto.(2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Suprijono.(2013).Cooperatif Learning.Yogyakarta:PustakaBelajar

Sudjana,Nana.(2009).Penilaianhasil proses belajarmengajar.Bandung:PT RemajaRosdakarya

Djamarah, Syaiful Bakrie.(1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya : Usaha Nasional

Widoyoko,Eko Putro.(2012).Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Winataputra,dkk.(2007).Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka


(5)

Jurnal Penelitian:

Ali, Muhamad.(2000).Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SLTP. Jurnal Pendidikan No.17.Volume I Tahun 2000

Suminem & Khaeriyah.(2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pemahaman Konsep Tentang Teori Kinetik Gas dengan Metode Diskusi dan Tanya Jawab pada Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak Tahun 2009.Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol.3 No.I Januari 2012 Susetyono & Hinduan.(2010).Penerapan Model Syndicate Group untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Zat dan Wujudnya untuk Kelas VII SMP.Jurnal Berkala Fisika Indonesia Volume 2 No.2 Januari 2010

Skripsi :

Ardiansyah,Hamdan.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Peserta Didik.Skripsi FPEB UPI :Tidak diterbitkan Melisna, Meli.(2012). Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V SD Negeri Gugus 1 Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.Skripsi pada FIP UPI Tasikmalaya:Tidak Diterbitkan

Larasati,Orisa.(2012). Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.Skripsi pada FPEB UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Setyowati, Dewi.(2013).Pengaruh Penerapan Metode Mind Mapping Untuk meningkatkan Pemahaman Konsep siswa Dalam Mata Pelajaran ekonomi (Studi eksperimen pada Standar Kopetensi Memahami konsumsi dan Investasi di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung).Skripsi pada FPEB UPI Bandung:Tidak Diterbitkan

Tesis :

Sholahudin, Dudi.(2008).Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi.(Suatu Penelitian


(6)

Eksperimen Pada Siswa SMA PGRI Singaparna Kabupaten Tasikmalaya).Tesis SPS UPI: Tidak Diterbitkan

Referensi Dokumen :