STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

(1)

No.Daftar/FPEB/019.UN.40.7/DI/LT/2014

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Gia Sri Mulyani

0906027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)

Oleh:

GIA SRI MULYANI

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Gia Sri Mulyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka,Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)

Bandung, Mei 2014

Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing I

Dr. Hj. Sumartini, MP NIP. 19590830 198601 2 001

Pembimbing II

Drs. Ani Pinayani, MM NIP. 19620612 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada,MM NIP. 19610420198703 1 002


(4)

Gia Sri Mulyani, 2014

ABSTRAK

“STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

(Pada Mata Pelajaran Ekonomi, Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)

Oleh : Gia Sri Mulyani

0906027

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, karena kenyataan dilapangan melalui data yang telah didapatkan bahwa jika dilihat dari hasil belajar siswa ternyata belum mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi dengan baik.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode

jigsaw dan metode Student Team Achievement Divisions dengan menggunakan

desain penelitian the static group pretest posttest design. Jumlah subjek pada penelitian yaitu berjumlah 84 orang siswa, yang terdiri dari dua kelas. Analisis instrumen menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda sedangkan analisis data menggunakan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji hipotesis.

Hasil pengolahan data dengan uji t menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa berkaitan dengan perekonomian terbuka antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan student team achievement

division memiliki pemahaman yang relatif tinggi. Dan setelah dikomparasikan

dapat diketahui bahwa kelas yang menggunakan metode student team

achievement divisions lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan

metode jigsaw pada mata pelajaran ekonomi standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.


(5)

(6)

Gia Sri Mulyani, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Aspek Penilaian Hasil Belajar (Menurut Taksonomi Bloom) ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pemahaman ... 10

2.1.1.2 Pengertian Konsep ... 12

2.1.1.3 Pengertian Pemahaman Konsep ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran ... 15

2.1.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 16

2.1.2.2 Teori yang mendasari Metode Pembelajaran Cooperative Learning ... 17

2.1.2.2.1 Teori Konstruktivisme ... 17

2.1.2.2.2 Teori Ausubel ... 18

2.1.2.2.3 Teori Piaget ... 19

2.1.2.2.4 Teori Sosial (Vygotsky) ... 20

2.1.2.2.5 Teori Sosial (Bandura) ... 20

2.1.3 Metode Pembelajaran ... 21

2.1.3.1 Metode Pembelajaran Tipe Kooperatif (Cooperative Learning) ... 21

2.1.3.1.1 Metode Pembelajaran Jigsaw ... 22

2.1.3.1.2 Metode Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) ... 23

2.1.4 Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.3 Hipotesis ... 30

BAB IIIMETODOLOGI ... 32

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel ... 32


(7)

Gia Sri Mulyani, 2014

3.4 Desain Penelitian ... 33

3.5 Operasionalisasi Variabel ... 34

3.6 Instrumen Penelitian ... 35

3.6.1 Tes pemahaman konsep ... 35

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 35

3.7.1 Uji Validitas ... 35

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.7.3 Daya Pembeda ... 40

3.7.4 Taraf Kesukaran ... 42

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 43

3.10 Teknik Analisis Data ... 44

3.10.1 Uji Normalitas... 44

3.10.2 Uji Homegenitas ... 45

3.10.3 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 49

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

4.1.2.1 Sejarah SMA Negeri 19 Bandung ... 49

4.1.2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah ... 50

4.1.2.3 Keadaan Fasilitas, Sivitas, dan Akademika Sekolah ... 52

4.1.2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah ... 54

4.2 Implementasi Metode Pembelajaran JIgsaw ... 59

4.3 Implementasi Metode Pembelajaran STAD ... 61

4.4 Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 64

4.4.1 Data Tes Awal (Pre Tes) ... 64

4.4.2 Data Tes Akhir (Post Tes) ... 65

4.5 Analisis Pengolahan Data ... 77

4.5.1 Uji Normalitas... 77

4.5.2 Uji Homogenitas ... 78

4.5.3 Uji Hipotesis ... 79

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 89

5.3 Implementasi Terhadap Kurikulum 2013 ... 91


(8)

Gia Sri Mulyani, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

XI IPS SMAN 19 Bandung ... 3

Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Individu ... 25

Tabel 2.2 Pedoman Pemberian Pengahargaan Kelompok ... 26

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... ... 27

Tabel 3.1Operasional variabel ... 34

Tabel 3.2Kriteria Validitas ... 37

Tabel 3.3Hasil Validitas Item Penelitian ... 37

Tabel 3.4Kriteria Reliabilitas ... 39

Tabel 3.5Kriteria Daya Pembeda Soal ... 41

Tabel 3.6Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda ... 41

Tabel 3.7Kriteria Tingkat kesukaran... 42

Tabel 3.8Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... 42

Tabel 3.9Kategori Tingkat Gain yang Ternormalisasi ... 44

Tabel 4.1Perubahan Kepemimpinan Kepala SMA Negeri 19 Bandung ... 52

Tabel 4.2Jumlah Guru Tetap ... 53

Tabel 4.3Jumlah Staf Administrasi ... 54

Tabel 4.4Daftar Siswa SMA Negeri 19 Bandung ... 54

Tabel 4.5Keadaan Ruangan Gedung Sekolah ... 56

Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Hasil Pre TesKelas Pertama (Jigsaw) dan Kelas Kedua (STAD) ... 64

Tabel 4.7 Rata-rata Nilai Hasil Post TesKelas Pertama (Jigsaw) dan Kelas Kedua (STAD) ... 66

Tabel 4.8Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan I ... 68

Tabel 4.9 Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan II ... 69

Tabel 4.10Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan III ... 71

Tabel 4.11Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan IV... 72

Tabel 4.12Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan V ... 74

Tabel 4.13Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 76

Tabel 4.14Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ... 78

Tabel 4.15Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing Kelompok ... 79


(9)

Gia Sri Mulyani, 2014

Tabel 4.17 Hasil Uji-t Perbedaan Pre tes dan Post tes Siswa Kelas Pertama

(Menggunakan Metode Jigsaw) ... 81

Tabel 4.18 Hasil Uji-t Perbedaan Pre tes dan Post tes Siswa Kelas Kedua (Menggunakan Metode STAD) ... 83

Tabel 4.19Hasil Uji-t Perbedaan N-gainKelas Pertama dan Kelas Kedua ... 84

Tabel 4.20Rata-rata nilai Post-Test kelas Jigsaw dan kelas STAD ... 87

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ... 30

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 33

Gambar 4.1Denah Lokasi ... 57

Gambar 4.2Denah Bangunan ... 57

Gambar 4.3Struktur Organisasi... 58

Gambar 4.4Struktur Pengelola PLH ... 56

Gambar 4.5Perbandingan Nilai Hasil Pre Tes Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 65

Gambar 4.6Perbandingan Nilai Hasil Post Tes Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 67

Gambar 4.7Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan I) ... 69

Gambar 4.8Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan II) ... 70

Gambar 4.9Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan III) ... 72

Gambar 4.10Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(PertemuanIV) ... 73

Gambar 4.11Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan V) ... 75


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses belajar berupa aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Selain itu pendidikan juga merupakan sarana seseorang dalam berinvestasi untuk masa depannya kelak. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu melahirkan anak-anak bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, sekolah dan tenaga pendidik sebagai fasilitator dalam pendidikan haruslah mampu menciptakan keadaan proses pembelajaran yang baik.

Peranan pendidikan dalam membentuk karakter anak bangsa yang berkualitas sendiri telah tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 mengenai fungsi pendidikan nasional yaitu sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”


(11)

Dari penjelasan fungsi pendidikan nasional di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan yang ada harus mampu mengembangkan kemampuan anak, sehingga hasil dari pembelajaran diharapkan anak mampu berpartisipasi dalam pemikirannya untuk membangun pendidikan ataupun keadaan yang lebih baik. Dari hal tersebut maka anak diharapkan mampu mengasah kemampuannya sendiri dalam menyikapi fenomena yanga ada. Dalam menyikapi fenomena tersebut, kemampuan siswa yang harus diperhatikan oleh seorang guru dan perlu untuk dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam memahami sekaligus mendalami suatu kejadian termasuk dalam materi yang dia pelajari. Kemampuan siswa dalam memahami materi ini merupakan suatu kompetensi kemampuan yang termasuk ke dalam ranah pembelajaran kognitif yang menempati posisi urutan kedua setelah pengetahuan yaitu pada aspek pemahaman konsep.

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami sejumlah materi pelajaran, dalam hal ini siswa diharapkan mampu mengingat gambaran sejumlah konsep yang dipelajari dengan menyerupai konsep yang sebenarnya, serta mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dalam bentuk lain yng mudah dimengerti, selain itu juga mampu memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah guru ajarkan dapat tercermin dari nilai hasil ulangan harian, ujian tengah semester (UTS) maupun dari nilai ujian akhir semester (UAS). Hasil tersebut mencerminkan bahwa mutu pendidikan disekolah salah satunya dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai ujian yang didapat oleh peserta didik.

Berikut ini data pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi yang diambil dari hasil nilai ujian akhir sekolah (UAS) pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 19 Bandung semester ganjil tahun ajaran 2013/2014:


(12)

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 19 Bandung 2013-2014

Kelas Jumlah Siswa Nilai Mak s Nilai Min Nilai Rata -rata

KKM (> 75)

Siswa Memen uhi KKM % Siswa Tidak Memen uhi KKM %

XI IPS 1 42 75 37,5 62,5 0

3 7,14 39 92,86 X IPS 2 42 80 37,5 60,4

2

5 11,9 0

37 88,10 XI IPS 3 42 80 35 63,8

7

7 16,6 7

35 83,33 XI IPS 4 42 77,5 45 64,0

4

7 16,6 7

35 83,33 Sumber : Lampiran B1(data Pra Penelitian, data diolah)

Berdasarkan table 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman konsep siswa kelas XI IPS di SMAN 19 Bandung masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari jumlah total siswa dalam 4 kelas yaitu sebanyak 168 orang yang mendapatkan ulangan memenuhi KKM hanya sebanyak 22 siswa atau sekitar 13,09% dan sisanya sebanyak 146 siswa atau sebanyak 86,91% mendapatkan nilai ulangan di bawah KKM. Selain itu dapat dilihat dari nilai rata-rata semua kelas yang juga masih di bawah standar KKM.

Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi sangatlah belum optimal. Hal yang menyebabkan belum optimalnya pemahaman yang dimiliki siswa akan mata pelajaran ekonomi salah satunya adalah dari cara pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah yang masih pasif atau hanya berpusat pada guru dan sangat kurang memberikan peluang untuk siswa belajar aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Fitria (2011:16) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa “salah satu penyebab rendahnya


(13)

pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran di sekolah bersumber dari model pembelajaran yang diterapkan di sekolah”.

Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan metode-metode mengajar yang bervariasi juga akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.

Metode-metode yang mendukung untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa akan konsep khususnya dalam mata pelajaran ekonomi diantaranya adalah metode belajar yang bersumber dari model pembelajaran

cooperative learning. Model pembelajaran cooperative learning ini merupakan

suatu model yang memusatkan pembelajaran pada siswa sehingga peran aktif siswa lebih banyak dibandingkan peran guru.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana berupa aktifitas belajar kelompok yang diatur sehingga pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi antar anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompok dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran lainnya. Adapun beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara lain : Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

Teams Assisted Individualization (TAI).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode kooperatif untuk dibandingkan yang mana yang lebih baik dan cocok dipakai dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi. Dua metode tersebut adalah metode

student team achievement divisions dan metode jigsaw. Kedua metode ini

mempunyai kegiatan inti yang sama yaitu siswa diminta untuk belajar berdiskusi kelompok dan saling bekerja sama dalam kelompok tersebut sehingga anggota kelompok satu sama bisa memahami materi yang sedang dipelajari.

Pemilihan metode ini didasarkan dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai kedua metode tersebut. Salah satunya yaitu oleh


(14)

(Nur Citra Utomo:2009) yang menjelaskan bahwa ia mengkomparasikan kedua metode ini dan menunjukkan hasil bahwa masing-masing metode memiliki karakteristik tersendiri, dan menunjukkan bahwa di sekolah yang ia teliti penggunaan metode jigsaw lebih baik dan lebih efektif. Selain itu menurut hasil penelitian dari (Supartin: 2012) yang menerangkan bahwa kedua metode ini cocok dipakai dalam proses pembelajaran oleh guru dikelas, karena kedua metode ini sederhana dan mudah diterapkan dan dipahami siswa.

Metode STAD merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar sedangkan metode jigsaw merupakan metode belajar kelompok kecil namun terdapat dua kelompok yang harus diikuti siswa yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis pun merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan kedua metode tersebut. Dalam penelitian ini penulis mengangkat judul : STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Pada Mata Pelajaran

Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka. Kelas XI IPS SMAN 19 Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka?


(15)

2. Apakah terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka?

3. Apakah terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka?

4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran student team

achievement divisions setelah diberikan perlakuan(post-test)? (N-Gain)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan pada hasil pre test pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi standar kompetensi memahami Perekonomian Terbuka antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode jigsaw dengan siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode

Student team achievement division (STAD)

2. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.

4. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw


(16)

dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran STAD etelah diberikan perlakuan (post-test). (N-Gain)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan di bidang ilmu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran jigsaw dan metode Student team achievement division

(STAD) dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata

pelajaran ekonomi.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran perbandingan mengenai siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan siswa yang yang pembelajarannya menggunakan metode Student team achievement

divisions (STAD) pembelajaran sebagai bahan referensi bagi para guru


(17)

BAB III METODOLOGI

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. Penelitian ini menganalisa studi komparatif dari metode pembelajaran kooperatif jigsaw (X1) dan metode pembelajaran kooperatif student team achievement division (X2) sebagai variabel bebas terhadap kemampuan pemahaman konsep (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS di SMA Negeri 19 Bandung.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 19 Bandung dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas pada kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung.

3.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 2) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.


(18)

Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design (eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi

eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah the statisti group pretest-posttest.

Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelas pertama yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dan kelompok kelas kedua yang menggunakan metode pembelajaran STAD.

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah the static

group pretest posttest design (Fraenkle dan Wallen, 2012:270). Secara bagan bisa

digambarkan seperti gambar berikut:

O1 X O3

O2 O4

Gambar 3.1

(Sumber: Fraenkle dan Wallen, 2012:270) Keterangan :

X : Pemberian pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik jigsaw.

: Pemberian pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik student team achievement division (STAD).

O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kelas jigsaw O2 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kelas STAD O3 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kelas jigsaw O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kelas STAD


(19)

Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pretest (O1 dan O2), sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut posttest (O3 dan O4).

3.5 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1 Operasional variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala

Metode pembelajaran Jigsaw (X1)

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. (Isjoni, 2010: 54)

Langkah-langkah atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw :

1) Membentuk kelompok heterogen atau kelompok asal 2) Membagikan tugas/materi kepada setiap anggota dalam kelompok

3) Diskusi kelompok ahli 4) Pemberian kuis/tes individu

Hasil penelitian terhadap penerapan metode pembelajaran Jigsaw pada kelas pertama

Metode

pembelajaran STAD (X2)

Student Team

Achievement Diviions (STAD) adalah sebuah strategi pembelajaran kooperatif yang memberi tim berkemampuan majemuk sebuah laithan untuk mempelajari konsep dan keahlian bersama

siswa rekan

sekelomponya. (Slavin, 1986, 2012).

Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode STAD adalah sebagai berikut:

1) Tahap Penyajian Materi 2) Tahap kegiatan kelompok 3) Tahap tes individual 4) Tahap perhitungan skor

perkembangan individu 5) Tahap pemberian

penghargaan kelompok

Hasil penelitian terhadap penerapan metode pembelajaran STAD pada kelas kedua

Kemampuan Pemahaman Konsep (Y)

Pemahaman Konsep adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Anderson dan Krathwohl (2010:43).

Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui melalui soal –soal kognitif pada ranah C2.

Para siswa mampu meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran ekonomi, dapat dilihat dari tujuh proses kognitif yang lebih spesifik, yakni

Menafsirkan Mencontohkan Mengklasifikasikan Merangkum Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan

(Anderson & Krathwohl, 2010:105-106)

Hasil pree-test dan post-test tentang

memahami perekonomian terbuka dengan menerapkan metode pembelajaran STAD dan Jigsaw pada kelas yang akan diberikan perlakuan.


(20)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal pemahaman konsep mengenai konsep perekonomian terbuka, yang sama-sama digunakan di kedua kelas yang akan diberikan perlakuan menggunakan metode yang bebeda. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pre-test sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan pada saat post-test atau setelah diberikan perlakuan (treatment) pada kedua kelas. Instrumen penelitian ini disusun diawali dengan penulis membuat kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran. Setelah kisi-kisi tersebut dibuat selanjutnya yaitu membuat soal dan kunci jawaban. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing.

3.6.1 Tes pemahaman konsep

Instrumen pemahaman konsep digunakan untuk menentukan pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran baik pada siswa kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw maupun pada siswa kelas ekperimen yang menggunakan metode pembelajaran student team achievement

division (STAD). Instrumen tes pemahaman konsep yang digunakan adalah

berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan penyusunannya berdasarkan indikator yang telah ada.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Suharsimi , 2009 : 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2011 : 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat


(21)

berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2009:58) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY

(Arikunto, 2009: 72) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi butir

∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah sampel

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus

uji „t‟ yaitu :

2 1 2 r n r t

(Arikunto, 2009: 72) Keterangan :

n = banyaknya data r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi 0,05. Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas tersebut adalah sebagai berikut:


(22)

Tabel 3.2 Kriteria Validitas

Besarnya nilai Intepretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah (tidak

berkorelasi)

(Arikunto, 2009:75)

Uji validitas soal instrumen penelitian dilakuka pada N=30 dengan degree

of freedom (df) = N-K = 30- (2+1) = 27, di dapat ttabel = 1,70. Berdasarkan batuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Hasil Validitas Item Penelitian

ttabel

No

Item rhitung thitung Ket.

No

Item rhitung thitung Ket.

1.7 1 0.37 2.04 valid 11 0.36 2.07 valid

1.7 2 0.36 2.06 valid 12 0.56 3.53 valid

1.7 3 0.33 1.87 valid 13 0.57 3.72 valid

1.7 4 0.33 1.85 valid 14 0.37 2.13 valid

1.7 5 0.45 2.65 valid 15 0.49 2.94 valid

1.7 6 0.48 2.86 valid 16 0.39 2.26 valid

1.7 7 0.60 3.92 valid 17 0.35 2.01 valid

1.7 8 0.38 2.20 valid 18 0.53 3.27 valid

1.7 9 0.39 2.26 valid 19 0.58 3.77 valid

1.7 10 0.35 1.95 valid 20 0.63 4.34 valid


(23)

ttabel

No

Item rhitung thitung Ket.

No

Item rhitung thitung Ket.

1.7 21 0.35 1.95 valid 36 0.38 2.17 valid

1.7 22 0.39 2.24 valid 37 0.42 2.48 valid

1.7 23 0.73 5.68 valid 38 0.35 1.95 valid

1.7 24 0.45 2.70 valid 39 0.43 2.49 valid

1.7 25 0.58 3.76 valid 40 0.62 4.22 valid

1.7 26 0.56 3.57 valid 41 0.35 2.00 valid

1.7 27 0.37 2.08 valid 42 0.39 2.23 valid

1.7 28 0.35 1.98 valid 43 0.34 1.92 valid

1.7 29 0.42 2.46 valid 44 0.32 1.80 valid

1.7 30 0.38 2.20 valid 45 0.38 2.20 valid

1.7 31 0.33 1.88 valid 46 0.32 1.79 valid

1.7 32 0.33 1.87 valid 47 0.41 2.37 valid

1.7 33 0.40 2.34 valid 48 0.35 1.96 valid

1.7 34 0.57 3.64 valid 49 0.48 2.86 valid

1.7 35 0.33 1.83 valid 50 0.39 2.26 valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik (Arikunto, 2009:86). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama.

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil Arikunto (2009 : 86).

Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(24)

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil nomor ganjil (x) dan genap (y), dimana x merupakan belahan pertama, dan y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2009: 93) Dimana :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi

0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah


(25)

Dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 1.025 Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,933 > 0,361). Dengan demikian instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait kemampuan pemahaman konsep pada materi standar kompetensi memahami perekonomian terbuka dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan tingkat reliabilitas dan termasuk kepada kategori tinggi.

3.7.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakanantara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai(berkemampuan rendah).

(Arikunto, 2009:211).

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagaiberikut:

DP = Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JA : banyaknya siswa kelompok atas JB : banyaknya siswa kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


(26)

Klasifikasi Daya Pembeda:

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

DP 0 – 0,20 DP 0,20 – 0,40 DP 0,40 – 0,70 DP 0,70 – 1,00 DP Negatif

Jelek (Poor)

Cukup (satisfactory) Baik (good)

Baik Sekali (excellent) Semuanya tidak baik

(Arikunto,2009: 211)

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup bervariasi.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda

Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal

Jelek - - -

Cukup 36 90

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14,16, 17, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40. 41, 42, 43, 45, 46,

47, 48, 50

Baik 13 7,12,13,15,18,19,23,25,26,34,

40,44,49

Baik Sekali 1 20

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar kemampuan pemahaman konsep pada materi standar kompetensi memahami perekonomian terbuka, terdapat 1 item yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali, 13 item yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan sisanya sebanyak 36 soal termasuk pada kategori cukup.


(27)

3.7.4 Taraf Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus analisis tingkat kesukaran soal adalah:

P = B JS

(Arikunto,2009:208) Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu JS: Jumlah seluruh peserta tes

Dengan interpretasi nilai tingkat kesukaran butirnya dapat menggunakan tolok ukur sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Tingkat kesukaran

Soal Kriteria

Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00

Sukar Sedang Mudah

(Arikunto:2009,210) Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal

Mudah - - -

Sedang 50 100

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,

50


(28)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar kemampuan pemahaman konsep pada materi standar kompetensi memahami perekonomian terbuka, keseluruhan soal termasuk pada kategori sedang.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dimana data diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dua kali yaitu:

1. Test awal (pre-test)

Tes awal (pre-test) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pemahaman konsep siswa sebelum dilaksanakan perlakuan, baik dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif jigsaw maupun dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif student team achievement divisions.

2. Test akhir (post-test)

Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pemahaman konsep siswa setelah dilaksanakan perlakuan, baik dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif jigsaw maupun dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif student team achievement divisions.

3.9 Teknik Pengolahan Data

a. Penskoran

Skor jawaban yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1 dan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cock dengan kunci jawaban

b. Menghitung rata-rata (mean) skor pre test dan post test

Nilai rata-rata dari skor pemahaman konsep dihitung dengan menggunakan rumus berikut:


(29)

=

c. Menghitung Gain skor pretest dan posttest

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan Gain yang dinormalisasi dengan rumus:

g =

keterangan : spost = skor posttets Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Tabel 3.9

Kategori Tingkat Gain yang Ternormalisasi

Batasan Kategori

g>0,7 Tinggi

0,3 g 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Sumber : Yulianti (Hake,1999)

3.10 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011 : 335).

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak.Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat


(30)

untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a) Menghitung mean skor kelompok b) Mencari dan menghitung deviasi standar

c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe) dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :

1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus : K = 1+ 3,3 log n

2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus : P = r/k dimana r = rentang skor

d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus : Z =

Ɩ

= |

Ɩ

1

Ɩ

2

| ; E

i

= n x1

e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

χ2= Σ

Menentukan derajat kebebasan

Menentukan χ2

dari daftar tabel Fo= frekuensi pengamatan Fe = frekuensi yang diharapkan f) Penentuan normalitas

Jika : χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal

χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal

(Siregar, 2004 :87)

3.10.2 Uji Homegenitas

Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F. Langkah-langkahnya sebagai berikut :


(31)

b) Menghitung nilai F dengan rumus :

Dengan S2b = varians yang lebih besar S2k = varian yang lebih kecil Kebebasan (dk) = (ni– 2)

c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen

F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen

(Siregar, 2004 :50)

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada data pre test, post test, dan data peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa (n-gain). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen) menggunakan olah data spss 20.00 dengan rumus sebagai berikut:

Untuk pengujian uji-t independen dua arah dengan rumus sebagai berikut: Jika kedua varians tidak sama digunakan rumus :

(Kusnendi, 2013: 4) Jika kedua varians sama digunakan rumus :

;

(Kusnendi, 2013: 4) F =


(32)

Dimana :

= nilai rata-rata sampel = varians sampel

n1 dan n2 = ukuran sampel

Untuk pengujian uji-t berpasangan dengan rumus sebagai berikut:

(Kusnendi, 2013: 5) Dimana:

D = perbedaan nilai data setiap pasangan anggota sampel (Y1-Y2) n = ukuran sampel

Kriteria pengujian hipotesis, adalah sebagai berikut: - Jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. - Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Selanjutnya untuk hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Hipotesis1 → H0 : µ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode student team achievement division pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.


(33)

→ H1 : µ1 ≠μ2

Terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode student team achievement division pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.

Hipotesis 2 → H0 : µ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.

→ H1 : µ1 ≠μ2

Terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.

Hipotesis 3 → H0 : µ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan student team

achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian

terbuka.

→ H1 : µ1 ≠μ2

Terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik student

team achievement divisions pada standar kompetensi memahami

perekonomian terbuka. Hipotesis 4 → H0 : µ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan antara hasil post-test kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. (n-gain)

→ H1 : µ1 ≠μ2


(34)

siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. (n-gain)


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kedua kelas XI IPS di SMA Negeri 19 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode STAD sebelum diberikan perlakuan (pre-test).

2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka hasil pre-test dan post-test pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Hasil post-test meningkat dibandingkan dengan hasil pre-test.

3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka, hasil pre-test dan post-test pada kelas yang menggunakan pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran STAD. Hasil

post-test meningkat, dan peningkatannya melebihi pada kelas yang

menggunakan metode jigsaw.

4. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian terbuka, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode STAD setelah diberikan perlakuan (post-test). Hasil ini dilihat dari hasil n-gain setiap kelas, dan kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode STAD memiliki hasil n-gain yang lebih baik daripada hasil n-gain kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode jigsaw.


(36)

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan metode pembelajaran STAD sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini akan disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut ini :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran dan selalu bergantung kepada apa yang disampaikan oleh guru. Dengan menerapkan metode pembelajaran

jigsaw dan STAD hal ini terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa,

karena dalam metode ini setiap siswa dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran melalui kegiatan belajar kelompok bersama teman sekelompoknya.

2. Bagi siswa diharapkan agar mendukung setiap yang dilakukan guru dala proses pembelajaran, selain itu siswa diharapkan bisa lebih aktif baik dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan STAD, maupun dengan menggunakan metode lain, karena peran siswa dalam pembelajaran menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif melalui berbagai kegiatan yang mendukung guru dalam proses pengembangan pengetahuannya, misalnya dengan turin mengikutsertakan guru dala seminar, diklat dan kegiatan laiinya, yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran.

4. Dikarenakan penelitian ini sangat terbatas, maka diharapkan bagi peneliti


(37)

diantaranya dalam hal pembuatan instrumen penelitian dapat lebih teliti lagi merumuskan kisi-kisi soal agar dapat sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini semoga dapat menambah ilmu mengenai metode pembelajaran jigsaw dan STAD dalam meningkatkan pemahaman siswa, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dengan menggunakan variabel yang berbeda dan dilakukan pada kelas ataupun sekolah yang lainnya, sehingga semakin banyak guru dan siswa yang memahami manfaat dari metode-metode tersebut.

5.3Implementasi Penelitian terhadap Kurikulum 2013

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh kedua model pembelajaran terhadap aspek peahaman konsep siswa. Penelitian ini menggunakan dua metode pembelajaran dari model pembelajaran cooperative

learning, kedua metode pembelajaran tersebut adalah metode jigsaw dan

metode student team achievement divisions. Penggunaan kedua metode ini tentunya diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran di sekolah saat ini dan ke depannya.

Proses pembelajaran di sekolah pada saat ini sedang diarahkan kepada kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini aspek kognitif yang diharapkan mampu dicapai oleh siswa mencakup aspek kognitif dari C4-C6.

Oleh karena itu kontribusi yang dapat diberikan penelitian ini hanya sebatas kepada kontribusi dari pada kebermanfaatan metode yang dipakai saja karena untuk aspek kognitifnya sendiri penelitian ini menggunakan aspek kognitif yang ranah kedudukannya masih di bawah aspek yang ingin dicapai oleh kurikulu 2013.

Dari penelitian ini kedua metode yang dipakai bisa berkontribusi untuk proses pembelajaran ke depannya, karena kedua metode ini merupakan


(38)

metode yang dapat dipakai pada materi yang rendah hingga yang tinggi melalui tahapan diskusi kelompok yang telah ditentukan.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall

Budiarti, Retno. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Team Achievment Divisions untuk Meningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI IPA MAN Sukaharjo. Skripsi pada FKIP Universitas Sebelas Maret

Semarang: Tidak diterbitkan

Budiwati Neti dan Permana Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung Depdiknas. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Fitria. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Make a Match

Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi pada UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Fraenkle, R. Jack., Wallen, E. (2012). How To Design and Evaluate Research in

Education. United States: Library of Congress Cataloging-in-Publication

Data.

Heriawan Adang, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G)

http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-dan-aspek-aspek penilaian.html

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta


(40)

Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kusnendi. (2013). Handout Uji Beda Dua Rata-rata. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning

di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lorin, W Anderson.,David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nur, M. Dan Wikandari, P. R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan

Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program

Pascasarjana IKIP Surabaya.

Miftahul, Huda. (2012). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nurhaeni, Yani. (2011). “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 1 (1): 1-13

Permendiknas No. 20 tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ruseffendi. (2006). Pengantar Kepada Guru Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Mengembangkan CSBA. Bandung : PT Tarsito


(41)

Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning (Teori, riset, dan praktik). Bandung: Nusamedia.

Soewarso. (1998). Menggunakan Strategi Komparatif Learning di dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: edukasi. No. 01. Hal:16-25

Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukardjo, Ukim Komarudin. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Supartin. (2012). “Studi Perbandingan Impelementasi hasil belajar siswa Pada Mata Pelajaran Fisika dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan Tipe STAD di SMP Negeri 6 Gorontalo”. Jurnal

Pendidikan.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beroientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Uswatun Khazanah. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal

Utomo, Nur Citra. et all. (2009). “Perbandingan Metode Cooperatif tipe Jigsaw dengan tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Bologi Kelas VIII MTSN Kembangsawit”. Jurnal Pendidikan MIPA. Vol 1 (1): 3-11


(42)

(1)

diantaranya dalam hal pembuatan instrumen penelitian dapat lebih teliti lagi merumuskan kisi-kisi soal agar dapat sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini semoga dapat menambah ilmu mengenai metode pembelajaran jigsaw dan STAD dalam meningkatkan pemahaman siswa, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dengan menggunakan variabel yang berbeda dan dilakukan pada kelas ataupun sekolah yang lainnya, sehingga semakin banyak guru dan siswa yang memahami manfaat dari metode-metode tersebut.

5.3Implementasi Penelitian terhadap Kurikulum 2013

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh kedua model pembelajaran terhadap aspek peahaman konsep siswa. Penelitian ini menggunakan dua metode pembelajaran dari model pembelajaran cooperative learning, kedua metode pembelajaran tersebut adalah metode jigsaw dan metode student team achievement divisions. Penggunaan kedua metode ini tentunya diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran di sekolah saat ini dan ke depannya.

Proses pembelajaran di sekolah pada saat ini sedang diarahkan kepada kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini aspek kognitif yang diharapkan mampu dicapai oleh siswa mencakup aspek kognitif dari C4-C6.

Oleh karena itu kontribusi yang dapat diberikan penelitian ini hanya sebatas kepada kontribusi dari pada kebermanfaatan metode yang dipakai saja karena untuk aspek kognitifnya sendiri penelitian ini menggunakan aspek kognitif yang ranah kedudukannya masih di bawah aspek yang ingin dicapai oleh kurikulu 2013.

Dari penelitian ini kedua metode yang dipakai bisa berkontribusi untuk proses pembelajaran ke depannya, karena kedua metode ini merupakan


(2)

Gia Sri Mulyani, 2014

metode yang dapat dipakai pada materi yang rendah hingga yang tinggi melalui tahapan diskusi kelompok yang telah ditentukan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall

Budiarti, Retno. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Divisions untuk Meningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI IPA MAN Sukaharjo. Skripsi pada FKIP Universitas Sebelas Maret Semarang: Tidak diterbitkan

Budiwati Neti dan Permana Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung Depdiknas. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Fitria. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Make a Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fraenkle, R. Jack., Wallen, E. (2012). How To Design and Evaluate Research in Education. United States: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Heriawan Adang, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G)

http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-dan-aspek-aspek penilaian.html


(4)

Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kusnendi. (2013). Handout Uji Beda Dua Rata-rata. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lorin, W Anderson.,David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nur, M. Dan Wikandari, P. R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana IKIP Surabaya.

Miftahul, Huda. (2012). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nurhaeni, Yani. (2011). “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 1 (1): 1-13

Permendiknas No. 20 tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ruseffendi. (2006). Pengantar Kepada Guru Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Mengembangkan CSBA. Bandung : PT Tarsito


(5)

Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning (Teori, riset, dan praktik). Bandung: Nusamedia.

Soewarso. (1998). Menggunakan Strategi Komparatif Learning di dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: edukasi. No. 01. Hal:16-25

Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukardjo, Ukim Komarudin. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Supartin. (2012). “Studi Perbandingan Impelementasi hasil belajar siswa Pada Mata Pelajaran Fisika dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan Tipe STAD di SMP Negeri 6 Gorontalo”. Jurnal Pendidikan.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beroientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Uswatun Khazanah. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal

Utomo, Nur Citra. et all. (2009). “Perbandingan Metode Cooperatif tipe Jigsaw dengan tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Bologi Kelas VIII MTSN Kembangsawit”. Jurnal Pendidikan MIPA. Vol 1 (1): 3-11


(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS X M ADRASAH ALIYAH P

0 0 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA POKOK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) B

0 0 17

PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA.

0 1 56

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

0 0 41

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA - repository UPI S PE 0906027 Title

0 1 3