PROGRAM KERJA BIMBINGAN KONSELING SMP VII

(1)

PROGRAM KERJA BIMBINGAN KONSELING

TAHUN PELAJARAN .../...

BAB : I PENDAHULUAN A. RASIONAL

Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” pesera didik sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu pesera didik maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu


(2)

bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.

B. LANDASAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang pesera didik minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan ekstrakurikuler

C. Visi dan Misi

1. UPT SMPN 1 GELUMBANG


(3)

Indikator Visi

1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.

2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3. Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis

4. Terwujudnya suasana sekolah yang agamis.

5. Terwujudnya pengembangan bakat dan minat pesera didik.

b. MISI

1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk semua mata pelajaran.

2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif. 3. Melaksanakan pengembangan kompetensi kelulusan.

4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan.

6. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana pendidikan. 7. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen sekolah. 8. Melaksanakan program pengembangan diri.

2. Bimbingan dan Konseling

a. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling

Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademis, dan sukses karir

b. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial dan ekonomis

2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati, kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif 3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan

keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem solving), mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki prestasi belajaryang baik/tinggi


(4)

4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan lanjutkan studi, memiliki perencanaan dan pengembangan karir

D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Pesera didik SMP (8 Tugas Pokok Perkembangan Pesera didik) adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas

4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara

8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di Sekolah


(5)

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu layanan BK di sekolah


(6)

BAB : II PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELNG

A. TUGAS PENGEMBANGAN

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap konseli sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir konseli.

B. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

b. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

c. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat

d. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

e. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih

C. KEGIATAN LAYANAN PENDUKUNG PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal

 Pelayanan Orientasi

 Pelayanan Informasi


(7)

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi b. Pelayanan Responsip

 Konseling Individu dan Kelompok

 Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Pesera didik

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah

 Konsultasi

 Konferensi Kasus

 Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi

 Konseling Individual

 Penempatan Penyaluran d. Dukungan Sistem

 Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi

 Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Konsep Penilaian

Berdasarkan Permendinas No. 20 tahun 2007, konsep tentang penilaian dijabarkan sebagai “Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian


(8)

hasil belajar peserta didik”. Dalam pengertian ini, penilaian merupakan suatu kegiatan yang memiliki tahapan tertentu (berproses : mekanisme, prosedur, dan instrument yang digunakan), dengan mengetengahkan pengumpulan dan pengolahan akan berbagai informasi. Lalu, informasi apa sajakah yang akan dikumpulkan dan diolah itu? Bagaimanakah bentuk atau atribut yang mengindikasikan pencapaian hasil belajar itu? Informasi yang dimaksud tentu berkaitan dengan objek yang dinilai, baik tentang pesera didik dengan semua kompetensi yang dimilikinya (sebagai intervensi pembelajaran/bimbingan), maupun tentang seperangkat unsur yang mendukung untuk ketercapaian itu (program pembelajaran/program bimbingan konseling). Informasi yang dikumpulkan untuk diolah itu dapat berkenaan dengan kemampuan

belajar (kognitif), keterampilan yang telah diperoleh (psikomotor), atau kesesuaian sikap yang diinginkan (efektif).

2. Tujuan Penilaian

Kegiatan penilaian pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran yang bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan efisiensi sesuatu yang telah dilaksanakan. Informasi berkenaan dengan keefektifan dan keefisiensian ini selanjutnya akan melahirkan suatu keputusan tertentu. Secara khusus tujuan penilaian akan sangat ditentukan oleh fungsi penilaian (pengambilan keputusan dan penyediaan informasi) dan aspek-aspek yang akan dinilai itu sendiri. Misalnya penilaian yang ditujukan untuk program bimbingan konseling, akan memfungsikan kegiatannya pada penyediaan sejumlah informasi tentang program itu dan seterusnya akan pula melahirkan keputusan tentang keefektifan atau efisiensi program, begitupun seterusnya.

Adapun Anderson dan Ball (Furqon, 2005 : 3) menyebutkan bahwa tujuan penilaian program adalah :

a) Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang instalasi program b) Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan, ekspansi atau sertifikasi program

c) Memberikan kontrubusi dalam pengambilan keputusan tentang modifikasi program d) Menyediakan bukti dukungan negatif terhadap suatu program


(9)

proses lainnya. 3. Asas-Asas Penilaian

Masih merujuk pada lampiran permendiknas nomor 20 point B tentang prinsip penilaian hasil belajar, maka yang diperhatikan dalam menyusun mekanisme dan prosedur penilaian bimbingan konseling hendaknya didasarkan pada asas-asas sebagai berikut : a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada kemampuan yang diukur.

b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas. c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik..

d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f) Menyeluruh dan berkesimbungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.

g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

4. Tahap-tahap dan Jenis Penilaian

Adapun jenis penilaian dalam bimbingan konseling dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu :

a. Penilaian Program Bimbingan Konseling

Penilaian program dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang valid dan reliable tentang keefektifan dan efiesiensi program. Muri (2005 : 162) menyatakan bahwa evaluasi program berdimensi ganda, yakni tertuju pada program sebagai dokumen tertulis


(10)

dan disatu sisi tertuju pada pelaksanaan dan hasil program. Tahap penilaian program diarahkan pada rencana program, pelaksanaan program, dan hasil yang dicapai. Karenanya, focus penilaian (sumber informasi) dapat berbentuk evaluasi rencana, evaluasi pelaksanaan, dan evaluasi hasil program.Penilaian program dapat didekati dengan pendekatan kualitatif baik menggunakan teknik interview/wawancara dengan tim pengembang, atau instrument dengan menggunakan kuesioner/angket untuk hal-hal umum dan spesifik yang dapat didalami melalui pertanyaan “probing”.

b. Penilaian Kegiatan Bimbingan Konseling

Penilaian proses bimbingan konseling dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian rumusan kegiatan yang telah diprogramkan dalam satuan-satuan layanan dapat diimplementasikan kepada sasaran layanan, sehingga tersedia informasi tentang kualitas atau mutu layanan. Evaluasi proses dimaksud untuk memberikan umpan balik secara periodik dalam pelaksanaan program dan untuk mengontrol prosedur dan rencana yang telah disusun. Dengan cara demikian kita akan dapat mendeteksi atau meramalkan segala sesuatu yang mungkin terjadi selama program itu dilaksanakan.

Menurut Winkel penilaian dalam konteks ini dapat bersifat formal dan informal. Penilaian formal mencakup suatu penelitian sistematis dan ilmiah, berdasarkan suatu desain dan dengan menggunakan metode serta alat tertentu. Evaluasi formal berusaha menentukan apakah rangkaian kegiatan bimbingan sesuai rencana program yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan konkret tertentu memang mencapai efek-efek yang diharapkan.Dalam khasanah kegiatan pengembangan diri, kegiatan penilaian diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam satuan materi layanan bimbingan. Dalam hal ini, standart penilaian yang digunakan adalah tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan konseling.

Teknik yang dapat dilakukan adalah (Prayitno : 1996 hal 24) dengan : 1) Mengamati partisipasi dan aktivitas pesera didik dalam kegiatan layanan

2) Mengungkapkan pemahaman pesera didik atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman pesera didik atas masalah yang dialaminya

3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi pesera didik sebagai hasil dari partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan layanan


(11)

5) Mengamati perkembangan pesera didik dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukaN dalam kegiatan layanan yang berkesinambungan), dan

6) Mengungkapkan kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan

E. STRATEGI LAYANAN KONSELING DAN KEGIATAN PENDUKUNG  Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan pesera didik memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran pesera didik b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan pesera didik

menerima, memahami, berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm pesera didik memper- oleh penempatan yang tepat. d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan

pesera didik mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya. e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan

pesera didik mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah pesera didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan pesera didik masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.


(12)

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.

i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan pesera didik

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan pesera didik.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah pesera didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami pesera didik dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan pesera didik. f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan

berbagai media informasi.

F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN KONSELING

Sarana dan prasarana bimbingan konseling disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun ajaran baru, agara pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancer. Misalnya

1. alat-alat pengumpulan data yakni test dan non-test.

2. Alat-alat penyimpanan data yakni kartu, buku pribadi, dan map 3. Sarana teknis seperti blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus

4. Sarana tata laksana bimbingan dan konseling seperti alat tulis menulis, blanko dan agenda, arsip surat dan laporan


(13)

Untuk kelancaran program dan bimbingan konseling di sekolah [perlu disediakan biaya yang memadai. Untuk biaya-biaya dalam pos sebagai berikut:

1. Pembiayaan personil misalnya pembiayaan kunjungan rumah (home visit) 2. Pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis (ATK)

3. Biaya biaya operasional misalnya penggantian gorden, papan tulis, cat dinding dan kursi meja.


(14)

BAB: III PENUTUP

Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi pesera didik seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen sistem dalam rangka meningkatkan mutu pesera didik sebagi subjek belajar, bimbingan dan konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada pesera didik bermasalah tetapi pada seluruh pesera didik SMP N ... sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.

Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana, integratif, komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat menunjang potensi yang dimiliki peserta didik SMP N ...


(1)

proses lainnya. 3. Asas-Asas Penilaian

Masih merujuk pada lampiran permendiknas nomor 20 point B tentang prinsip penilaian hasil belajar, maka yang diperhatikan dalam menyusun mekanisme dan prosedur penilaian bimbingan konseling hendaknya didasarkan pada asas-asas sebagai berikut : a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada kemampuan yang diukur.

b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas. c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik..

d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f) Menyeluruh dan berkesimbungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.

g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

4. Tahap-tahap dan Jenis Penilaian

Adapun jenis penilaian dalam bimbingan konseling dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu :

a. Penilaian Program Bimbingan Konseling

Penilaian program dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang valid dan reliable tentang keefektifan dan efiesiensi program. Muri (2005 : 162) menyatakan bahwa evaluasi program berdimensi ganda, yakni tertuju pada program sebagai dokumen tertulis


(2)

dan disatu sisi tertuju pada pelaksanaan dan hasil program. Tahap penilaian program diarahkan pada rencana program, pelaksanaan program, dan hasil yang dicapai. Karenanya, focus penilaian (sumber informasi) dapat berbentuk evaluasi rencana, evaluasi pelaksanaan, dan evaluasi hasil program.Penilaian program dapat didekati dengan pendekatan kualitatif baik menggunakan teknik interview/wawancara dengan tim pengembang, atau instrument dengan menggunakan kuesioner/angket untuk hal-hal umum dan spesifik yang dapat didalami melalui pertanyaan “probing”.

b. Penilaian Kegiatan Bimbingan Konseling

Penilaian proses bimbingan konseling dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian rumusan kegiatan yang telah diprogramkan dalam satuan-satuan layanan dapat diimplementasikan kepada sasaran layanan, sehingga tersedia informasi tentang kualitas atau mutu layanan. Evaluasi proses dimaksud untuk memberikan umpan balik secara periodik dalam pelaksanaan program dan untuk mengontrol prosedur dan rencana yang telah disusun. Dengan cara demikian kita akan dapat mendeteksi atau meramalkan segala sesuatu yang mungkin terjadi selama program itu dilaksanakan.

Menurut Winkel penilaian dalam konteks ini dapat bersifat formal dan informal. Penilaian formal mencakup suatu penelitian sistematis dan ilmiah, berdasarkan suatu desain dan dengan menggunakan metode serta alat tertentu. Evaluasi formal berusaha menentukan apakah rangkaian kegiatan bimbingan sesuai rencana program yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan konkret tertentu memang mencapai efek-efek yang diharapkan.Dalam khasanah kegiatan pengembangan diri, kegiatan penilaian diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam satuan materi layanan bimbingan. Dalam hal ini, standart penilaian yang digunakan adalah tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan konseling.

Teknik yang dapat dilakukan adalah (Prayitno : 1996 hal 24) dengan : 1) Mengamati partisipasi dan aktivitas pesera didik dalam kegiatan layanan

2) Mengungkapkan pemahaman pesera didik atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman pesera didik atas masalah yang dialaminya

3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi pesera didik sebagai hasil dari partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan layanan


(3)

5) Mengamati perkembangan pesera didik dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukaN dalam kegiatan layanan yang berkesinambungan), dan

6) Mengungkapkan kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan

E. STRATEGI LAYANAN KONSELING DAN KEGIATAN PENDUKUNG  Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan pesera didik memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran pesera didik b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan pesera didik

menerima, memahami, berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm pesera didik memper- oleh penempatan yang tepat. d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan

pesera didik mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya. e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan

pesera didik mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah pesera didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan pesera didik masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.


(4)

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.

i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan pesera didik

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan pesera didik.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah pesera didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami pesera didik dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan pesera didik. f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan

berbagai media informasi.

F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN KONSELING

Sarana dan prasarana bimbingan konseling disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun ajaran baru, agara pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancer. Misalnya

1. alat-alat pengumpulan data yakni test dan non-test.

2. Alat-alat penyimpanan data yakni kartu, buku pribadi, dan map 3. Sarana teknis seperti blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus

4. Sarana tata laksana bimbingan dan konseling seperti alat tulis menulis, blanko dan agenda, arsip surat dan laporan


(5)

Untuk kelancaran program dan bimbingan konseling di sekolah [perlu disediakan biaya yang memadai. Untuk biaya-biaya dalam pos sebagai berikut:

1. Pembiayaan personil misalnya pembiayaan kunjungan rumah (home visit) 2. Pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis (ATK)

3. Biaya biaya operasional misalnya penggantian gorden, papan tulis, cat dinding dan kursi meja.


(6)

BAB: III PENUTUP

Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi pesera didik seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen sistem dalam rangka meningkatkan mutu pesera didik sebagi subjek belajar, bimbingan dan konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada pesera didik bermasalah tetapi pada seluruh pesera didik SMP N ... sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.

Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana, integratif, komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat menunjang potensi yang dimiliki peserta didik SMP N ...