PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, UKURAN PERUSAHAAN, CASH RATIO DAN ROA TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA.

PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, UKURAN PERUSAHAAN,
CASH RATIO DAN ROA TERHADAP DIVIDEN PAYOUT
RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh

LINA SULISTYANINGSIH
0812010136 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, UKURAN PERUSAHAAN,

CASH RATIO DAN ROA TERHADAP DIVIDEN PAYOUT
RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen

Oleh :

Oleh

LINA SULISTYANINGSIH
0812010136 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, UKURAN PERUSAHAAN,
CASH RATIO DAN ROA TERHADAP DIVIDEN PAYOUT
RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :

LINA SULISTYANINGSIH
0812010136 / FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur
Pada Tanggal : 25 Mei 2012
Pembimbing Utama :

Tim Penguji :
Ketua


Dr. Dhani Ichsanuddin N,SE,MM

Dr. Dhani Ichsanuddin N,SE,MM
Sekertaris

Dra. Ec. Sulastri Irbayuni, MM
Anggota

Dr s. Ec.Pandji Soegiono, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur,SE,MM
NIP . 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas petunjuk rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW,
Sehinnga menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “ Pengaruh Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Cash
Ratio Dan ROA Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia ”.
Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan program gelar Sarjana Ekonomi Program Study Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tidak akan berhasil terselesaikan
tanpa ada bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur, sekaligus dosen
pembimbing utama yang telah memberikan saran, nasehat serta bantuan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan
baik.
i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar , MM, selaku Ketua Program Study Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa
Timur.
4. Seluruh Dosen dan Staff Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan
bekal dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional
“ Veteran“ Jawa Timur.
5. Bapak dan Ibu beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan baik
secara moril maupun materiil serta doa yang selalu dipanjatkan sehingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik dan lancar.
6. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Manajemen ( HMM ) dan semua
teman – teman yang telah memberikan semangat , dukungan dan do’a yang
telah di berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kelanjutan pembuatan penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.
Wassalamuallaikum, Wr.
Surabaya , Mei 2012

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………

i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. viii
ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 9
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….. 9
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………………………… 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ……………………………………………………….. 11
2.2. Landasan Teori ……………………………………………………………… 14
2.2.1. Pertumbuhan Aset …………………………………………………… 14
2.2.2. Ukuran Perusahaan …………………………………………………… 15
2.2.3. Cash Ratio …………………………………………………………… 16
2.2.3.1. Pengertian Cash Ratio ………………………………………. 16
2.2.4. ROA ………………………………………………………………… 18
2.2.4.1. Pengertian ROA …………………………………………….. 18
2.2.4.2. Keunggulan ROA …………………………………………… 18
2.2.4.3. Kelemahan ROA …………………………………………… 19
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.2.5. Kebijakan Deviden ………………………………………………….. 20
2.2.5.1. Pengertian Kebijakan Devidend …………………………….. 20
2.2.5.2. Teori Kebijakan dividend …………………………………… 20
2.2.5.3. Dividend Payout Ratio ………………………………………. 24
2.3. Pengaruh Variabel Terhadap Dividend Payout Ratio

……………………. 25

2.3.1. Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Dividend Payout Ratio………. 25
2.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio …….. 26
2.3.3. Pengaruh Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio …………….. 28
2.3.4. Pengaruh ROA Terhadap Dividend Payout Ratio …………………… 29
2.4. Kerangka Konseptual ……………………………………………………….. 31
2.5. Hipotesis ……………………………………………………………………. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……………………………. 33
3.2. Teknik Penentuan Sampel ………………………………………………….. 36
3.2.1. Populasi ……………………………………………………………… 36
3.2.2. Sampel ……………………………………………………………….. 36

3.3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………… 37
3.3.1. Jenis Data ……………………………………………………………. 37
3.3.2. Sumber Data …………………………………………………………. 38
3.3.3. Pengumpulan Data …………………………………………………… 38
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis …………………………………………. 38
3.4.1. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 38
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2. Uji Normalitas ………………………………………………………. 39
3.4.3. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………….. 40
3.4.4. Uji Hipotesis ………………………………………………………... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ………………………………………………… 45
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI) ………………….. 45
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) …………………… 47
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) ……………… 48
4.1.4. Perkembangan Industri Manufaktur …………………………………. 49

4.1.5. Jenis Peranan Perusahaan Manufaktur Indonesia ……………………. 52
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian ………………………………………………. 53
4.3. Deskripsi Hasil dan Pengujian Hipotesis …………………………………… 59
4.3.1. Uji Outlier ……………………………………………………………. 59
4.3.2. Uji Normalitas ………………………………………………………. 60
4.3.3. Uji Asumsi Klasik…………………………………………………….. 61
4.3.4. Analisis Regresi Linear Berganda …………………………………… 66
4.3.5. Uji F ………………………………………………………………….. 68
4.3.6. Uji T…………………………………………………………………… 69
4.4. Pembahasan

……………………………………………………………….. 70

4.4.1. Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Dividend Payout Ratio …….. 70
4.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio ……. 72
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.4.3. Pengaruh Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio……………… 73
4.4.4. Pengaruh ROA Terhadap Devidend Payout Ratio ………………….. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………. 77
5.2. Saran ……………………………………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, UKURAN PERUSAHAAN,
CASH RATIO DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT
RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Abstraksi
Oleh :
Lina Sulistyaningsih
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Salah satu bentuk investasi di
pasar modal adalah saham. Investor saham dapat mengharapkan return dalam bentuk
dividen dan atau capital gains. Kebijakan dividen merupakan hal yang penting karena
bukan hanya meyangkut kepentingan perusahaan, namun juga menyangkut
kepentingan pemegang saham. Dalam kebijakan dividen ini diambil keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh dari Pertumbuhan Aset, ukuran Perusahaan, Cash Ratio dan ROA terhadap
Dividend Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
tercatat di BEI. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling yaitu bahwa pengambilan sampel dilakukan atas dasar
kriteria tertentu, maka jumlah sampel perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria
sebanyak 23 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari data laporan keuangan periode 2009-2010 yang diambil
dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengujian data menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan asumsi klasik menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Pertumbuhan Asset mempunyai
pengaruh negative tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, Ukuran
Perusahaan mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio, Cash Ratio mempunyai pengaruhpositif tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio, dan ROA mempunyai Pengaruh positif signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio.

Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Pertumbuhan Asset, Ukuran Perusahaan,
Cash ratio ,dan ROA.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005). Salah satu bentuk
investasi di pasar modal adalah saham. Investor saham dapat mengharapkan return
dalam bentuk dividen dan atau capital gains. Dividen merupakan bagian laba bersih
perusahaan kepada pemegang saham, sedangkan capital gains merupakan selisih
positif antara harga perolehan saham dengan harga pasar saham. Gordon dan Lintner
(Brigham dan Houston, 2001) dalam Wahyudi dan Baidori (2008) menyatakan bahwa
sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari
dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain).
Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena
dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap
perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi (Ang, 1997).
Kebijakan dividen merupakan hal yang penting karena bukan hanya
meyangkut kepentingan perusahaan, namun juga menyangkut kepentingan pemegang
saham. Dalam kebijakan dividen ini diambil keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan
datang. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan
manajemen sangat diperlukan.
Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor
tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena
memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil
akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan
semakin kuat. Dividen payout ratio atau kebijakan dividen pada hakikatnya adalah
menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham,
dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Sharaks, 2005) dalam
Risaptoko (2007).
Holder, langler & Hexter (1998) dalam Erna Susilawati (2000) menyatakan
tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengindikasikan adanya kesempatan
investasi yang tinggi yang membutuhkan pendanaan, sehingga jika perusahaan harus
membayarkan dividen, perusahaan harus mencari dana dari pihak eksternal. Usaha
mendapatkan tambahan dana dari pihak eksternal ini akan menimbulkan biaya
transaksi. Biaya transaksi yang tinggi menyebabkan perusahaan harus berpikir
kembali untuk membayarkan dividen apabila masih ada peluang investasi yang bisa
diambil dan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas internal untuk membiayai
investasi tersebut.
Ukuran perusahaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan pembayaran dividen. Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

akses yang mudah menuju pasar modal sehingga mampu memperoleh dana yang
lebih besar dan perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih
tinggi (Michell Suherli dan Sofyan S. Harahap, 2004).
Likuiditas perusahaan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam kebijakan
dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas
yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen (Martono dan Harjito, 2005). Mollah et al., (2000) dalam
Risaptoko (2007) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam dividen payout ratio. Perusahaan yang
menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen
untuk membatasi pertumbuhan dividen (Sharaks (2005) dalam Risaptoko (2007).
Dengan kata lain, meningkatnya posisi cash ratio juga akan meningkatkan
pembayaran dividen.
Profitabilitas merupakan faktor pertama yang menjadi pertimbangan direksi
dalam membayarkan dividen (Robert Ang (1997). Profitabilitas perusahaan dapat
diproksikan melalui Return On Asset (ROA). Profitabilitas perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi profitabilitas
perusahaan, maka semakin tinggi pula arus kas dalam perusahaan, dan diharapkan
perusahaan akan membayar dividen yang lebih tinggi (Jensen, Solberg, dan Zorn,
1992) seperti dikutip Fitri Ismiyanti dan Mahadwartha (2005).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2009-2010 sebagai obyek penelitian, karena kelompok industri yang paling
banyak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya adalah perusahaan
manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual produknya yang
dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus nilai dari pembelian bahan baku
dilanjutkan dengan proses pengolahan bahan baku serta menjadi produk yang siap
dijual dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga sumber dana yang ada
akan terikat lama pada aktiva tetap. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan
sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah
satunya dengan investasi saham yang tentunya berhubungan dengan pembagian
dividen.
Krisis global tahun 2008 berdampak besar pada pertumbuhan sektor
manufaktur. Sepanjang periode tahun 2005-2008, sumbangan produk manufaktur
cenderung menurun. Porsi ekspor manufaktur terhadap nilai ekspor nasional turun
dari 50 persen menjadi 42 persen (Kompas, 2010). Krisis yang terjadi serta
penurunan pertumbuhan sektor manufaktur diduga mempengaruhi pembagian dividen
oleh perusahaan.
Kementerian BUMN memperkirakan setoran dividen BUMN sektor
manufaktur dan industri strategis pada tahun 2011 mencapai sekitar Rp13,45 triliun.
"Setoran BUMN dari Kedeputian Bidang Manufaktur dan Industri Strategis masih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dibahas, namun diperkirakan mencapai Rp13,45 triliun," kata Asisten Deputi Menteri
BUMN Bidang Manufaktur dan Industri Strategis II Gatot Trihargo, di Kantor
Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Gatot, angka tersebut masih akan dibahas dan dimintai persetujuan
Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Ia menjelaskan, besaran setoran dividen tersebut
lebih rendah dibanding tahun sebebelumnya. Ia menambahkan, dividen sebesar
Rp13,45 triliun tersebut merupakan setoran dari sejumlah BUMN di bawah
Kedeputian Strategis dan Manufaktur, seperti PT Telkom, PT Perusahaan Gas Negara
Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Biofarma, PT Pertamina, PT PLN.
"Masing-masing perusahaan porsinya berbeda-beda," ujarnya. Dividen Telkom dan
PGN, PLN, diperkirakan berkisar 50-55 persen dari laba bersih tahun buku 2010.
Meski begitu, angka tersebut masih dikalkulasi lagi lantaran memperhitungkan
kebutuhan investasi BUMN bersangkutan, terutama yang berpartisipasi dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Nasional (MP3EN)
Berita Daerah.com.(2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bagaimana pengaruh
Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Cash Ratio dan ROA terhadap Dividen
Payout Ratio , dimana akan membantu perusahaan dalam menetapkan berapa bagian
keuntungan yang akan di bagikan kepada pemegang saham dan berapa laba yang
akan di tahan. Hal ini dapat di lihat dalam data perusahaan manufaktur sebagai
berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tabel. 1.1
Data Dividen Payout Ratio Perusahaan Manufaktur tahun 2009-2010
Perusahaan
PT.Gudang Garam, Tbk
PT.United Tractor, Tbk
Indika Energy,Tbk
PT.Indo Tambang Raya Megah,Tbk
PT.Fastfood indonesia,Tbk
PT.Tunas Ridean,Tbk
PT.Goodyear Indonesia,Tbk
PT.Astra Internasional,Tbk
Radiant Utama Interinsco,Tbk
Bumi Resources,Tbk
PT.Unilever Indonesia,Tbk
PT.Indocement Tunggal Perkasa,Tbk
Aneka Tambang ( persero), Tbk
Adaro Energy Tbk
Astra Otoparts,Tbk
Berlina Tbk
Darya Varia Laboratoria,Tbk
HM.sampoerna.Tbk
Indofood Sukses Makmur,Tbk
Kimia Farma,Tbk
Kalbe Farma,Tbk
Mustika Ratu,Tbk
Semen Gresik,Tbk
Sumber : PT.BEI, 2010, (lampiran)

DPR (Y) ( % )
2009
2010
36.19
40.84
28.76
50.68
50.00
49.87
70.11
74.10
20.35
100.20
39.55
20.74
7.62
15.40
33.47
13.24
49.63
48.03
29.90
31.07
100.01
100.02
30.16
30.02
40.06
40.07
21.24
43.98
60.03
40.00
59.26
35.73
34.87
30.30
65.91
111.94
39.34
39.55
29997.19
20.00
27.33
55.27
20.00
20.00
55.00
50.00

Berdasarkan uraian diatas dapat di lihat bahwa perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia memiliki dividen yang kurang stabil. Hal ini
disebabkan karena sektor perusahaan manufaktur kurang mendapat perhatian dari
investor yang mengakibatkan saham emiten perusahaan manufaktur kurang likuid

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

sehingga saham emiten manufaktur hanya bergerak aktif di saat tertentu saja.
Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang cukup tinggi namun apabila
posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik , maka perusahaan tidak
mungkin dapat membayar dividen. Perusahaan ini lebih banyak membutuhkan dana
yang cukup besar untuk membiayai investasinya dalam waktu jangka panjang
sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva tetap , sehingga kemampuan
dalam membayar dividennya sangat kecil.
Berdasarkan pemaparan fenomena di atas bahwa terlihat untuk sektor industri
manufaktur bahwa dividen yang di bagikan untuk tahun ini masih lebih rendah dari
tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa pembagian dividen pada industri
manufaktur mengalami inkonsistensi.
Uraian yang telah dijelaskan di atas diketahui telah terjadi fenomena gap yaitu
perbedaan antara fakta yang terjadi dengan teori yang seharusnya terjadi. Berikut
akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini
dimana telah terjadi research gap (inkonsistensi penelitian) antara penelitian satu
dengan penelitian lainnya.
Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan
lebih senang untuk menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen
kepada pemegang saham. Penelitian Suherli dan Harahap (2004).
Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah
menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena
kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan
kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan
mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan
kecil (Chang dan Rhee, 1990) dalam Fira Puspita (2009).
Brigham (1983: 211). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat
meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen tunai (cash dividend)
yang diharapkan oleh investor (Partington, 1989: pp. 169).
Karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan,
maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio.
Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi
keuntungan yang lebih besar sebagai dividend. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen. Atribut profitabilitas ini diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak
dibagi dengan total assets (Chang dan Rhee, 1990) dalam Fira puspita (2009).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penelitian ini mencoba meneliti
“Pengaruh Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Cash Ratio Dan ROA
Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia ”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah Pertumbuhan Aset berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI ?
2. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI ?
3. Apakah Cash Ratio berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang tercatat di BEI ?
4. Apakah ROA berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang tercatat di BEI ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap Dividen Payout Ratio
pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI.
2. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio
pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI .
3. Untuk menanalisis pengaruh Cash Ratio terhadap Dividen Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

4. Untuk menganalisis pengaruh ROA terhadap Dividen Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI .

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Investor
Untuk memberikan informasi mengenai nilai perusahaan manufaktur melalui
analisis laporan keuangan kepada investor perusahaan-perusahaan mana saja
yang memiliki peluang untuk menanamkan modalnya.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan berapa besarnya deviden yang dibayarkan
kepada pemegang saham.
3. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang ada
sebagai informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan diharapkan
dapat menjadi bahan kajian dan masukan untuk mendukung penelitian pernah
dilakukan oleh :
Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Nadjibah,(2008).” Analisis
pengaruh asset growth,Size,cash ratio dan return on assetTerhadap dividen payout
ratio”(studi kasus perusahaan asuransi yang listed di bei periode 2000-2006). adapun
permasalahan yang diajukan sebagai berikut:1. Apakah terdapat pengaruh dari asset
growth terhadap deviden payout ratio perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat pengaruh dari size terhadap deviden payout ratio perusahaan
asuransi di Bursa Efek Indonesia? 3.Apakah terdapat pengaruh dari cash ratio
terhadap deviden payout ratio perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia?
4.Apakah terdapat pengaruh dari return on asset terhadap deviden payout ratio
perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia?
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dari empat variabel
independen yang digunakan, keseluruh variabel independen terbukti mempengaruhi
variabel dependen (deviden payout ratio perusahaan asuransi di Bursa Efek
Indonesia) secara parsial. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan nilai asset growth,
size, cash ratio, serta ROA mengakibatkan perubahan deviden payout ratio

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

perusahaan asuransi. Akan tetapi untuk variabel asset growth, size, cash ratio
menunjukkan arah koefisien regresi yang negatif, sedangkan untuk variabel ROA
menunjukkan arah koefisien regresi yang positif. Secara simultan variabel
independen mempengaruhi variabel dependen (deviden payout ratio perusahaan
asuransi), yang berarti bahwa setiap perubahan variabel independen secara bersamasama menyebabkan perubahan pada deviden payout ratio perusahaan asuransi di
Bursa Efek Indonesia. 2. Variasi dari deviden payout ratio perusahaan asuransi di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dijelaskan oleh variabel asset growth, size, cash
ratio, serta ROA sebesar 20,3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabelvariabel lain diluar model sebesar 79,7 %. 3. Hasil penelitian ini menguatkan hasilhasil penelitian sebelumnya, mengenai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
deviden payout ratio perusahaan asuransi.
Penelitian ini selanjutnya dilakukan oleh Chasanah, nur. (2008). ”Faktorfaktor yang mempengaruhi Dividend payout ratio (dpr) pada Perusahaan yang listed
di bursa efek Indonesia (perbandingan pada perusahaan yang sebagian sahamnya
dimiliki Oleh manajemen dan yang tidak dimiliki oleh manajemen). Adapun
permasalahan yang di ajukan: 1. Bagaimana pengaruh Debt to Total Asset terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki
manajemen dan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki manajemen? 2. Bagaimana
pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang
sebagian sahamnya dimiliki manajemen dan perusahaan yang sahamnya tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

dimiliki manajemen ? 3. Bagaimana pengaruh Size terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen dan perusahaan
yang sahamnya tidak dimiliki manajemen? 4. Bagaimana pengaruh Return On Asset
(ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang sebagian
sahamnya dimiliki manajemen dan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki
manajemen? 5. Bagaimana pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen
dan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki manajemen ? 6. Bagaimana pengaruh
Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang sebagian
sahamnya dimiliki manajemen dan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki
manajemen? 7. Apakah terdapat perbedaan keenam variabel independen dalam
mempengaruhi DPR pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki.
Hasil penelitian ini bahwa 1. Debt To Total Asset (DTA) berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang
sebagian sahamnya dimiliki manajemen ditunjukkan dengan besarnya nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,481. Debt To Total Asset (DTA)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) 2.
Cash Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen ditunjukkan
dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,202. Cash Ratio
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

3.LSIZE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen ditunjukkan
dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,076. LSIZE
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) 4..Return
On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen ditunjukkan
dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,036. 4. Return
On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout
Ratio (DPR) pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki manajemen
ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,093.
Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pertumbuhan Aset
Weston dan Copeland (1992: p.273) menyatakan bahwa rasio pertumbuhan
(growth ratio) mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Asset growth menunjukkan pertumbuhan asset dimana asset merupakan
aktiva yang digunakan untuk aktiva operasional perusahaan. Manajer dalam bisnis
perusahaan

dengan

memperhatikan

pertumbuhan

lebih

menyukai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

15

menginvestasikan pendapatan setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang lebih
baik dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Nadjibah (2008) dalam
Charitou dan Vafeas (1998).
Brigham dan Houston (2001: p.76) menyatakan dalam model dividend
residual bahwa suatu model dimana dividen yang dibayarkan ditetapkan sama dengan
laba aktual dikurangi dengan jumlah laba yang perlu ditahan untuk membiayai
anggaran modal perusahaan yang optimal. Kebijakan residual menyiratkan bahwa
dividen sebaiknya dibayarkan jika ada laba yang “tersisa,” sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatf antara pertumbuhan dan
pembayaran dividen.
Secara matematis pertumbuhan asset perusahaan dapat dirumuskan sebagai
berikut: Menurut teori residual deviden, perusahaan akan membayar devidennya jika
hanya tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negative antara pertumbuhan dan
pembayaran deviden. Secara matematis pertumbuhan asset (asset growth) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Pertumbuhan Aset =

Totalasset (t ) − TotalAsset (t − 1)
TotalAsset (t − 1)

2.2.2. Ukuran Perusahaan
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perluasan modal sahamnya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Size yang besar memudahkan perusahaan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

masalah pendanaan. Perusahaan umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang
tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal. Kemudahan ini biasa
ditangkap sebagai informasi yang baik. Size yang besar dan tumbuh biasanya
merefleksikan tingkat profit dimasa yang akan datang.
Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas
operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan
semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran
perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan (Nisa Fidyati, 2003).

perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan

lebih mudah untuk ke pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti
fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan
dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil
Sedangkan untuk dapat bertahan dalam jangka panjang perusahaan kecil harus
benar-benar pengusaha yang baik dengan bantuan analisis rasio keuangan. Firm Size
diketahui dari mengukur variabel natural log of sales dengan menggunakan rumus
(Erni Masdupi : 2005:62), sebagai berikut :
SIZE = Ln Total Asset
2.2.3. Cash Ratio
2.2.3.1. Pengertian Cash Ratio
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)
yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan
lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar)
kewajiban jangka pendeknya. (Brigham, 1983). Dengan semakin meningkatnya cash
ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen
yang diharapkan oleh investor. Secara matematis cash ratio dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Cash Ratio =

Kas + ekuivalenkas
Hu tan glancar

Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas
dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh
waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Sedangkan current
liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin
dalam neraca (sisi liability/ current liability). Mollah et al., (2000) menunjukkan
bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh
manajemen dalam dividen payout ratio. Namun posisi cash ratio menunjukkan
variabel yang lebih penting daripada investasi dalam pengambilan keputusan dividen.
Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas)
mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen (Sharaks, 2005).
Dengan kata lain, meningkatnya posisi cash ratio juga akan meningkatkan
pembayaran dividen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.4. ROA
2.2.4.1. Pengertian ROA
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba. ROA (Return on Asset) adalah rasio keuntungan bersih
setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang
dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam
kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.
2.2.4.2. Keunggulan ROA (Return On Asset)
Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut:
1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
2.2.4.3. Kelemahan ROA (Return On Asset)
Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan yaitu
(Lisa,1999):
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi
memiliki

kecenderungan

untuk

melewatkan

project-project

yang

menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek
tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek
dan bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,
tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan
budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah
sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.5. Kebijakan Dividen
2.2.5.1. Pengertian Kebijakan dividen
Menurut Gitman (2003) dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian
investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang
saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.
Karena retained earnings (saldo laba) adalah salah satu bentuk pendanaan internal,
maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan pendanaan
eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas yang dibayarkan
oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan eksternal yang
dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan saham.
Pendefinisian dividen yang senada diungkapkan oleh Ross et al (1999), Ross
menyatakan bahwa dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan kepada para pemiliknya, baik dalam bentuk kas maupun saham. Dividen
dikatakan juga sebagai “komponen pendapatan” dari return investasi pada saham.
2.2.5.2. Teori Kebijakan Dividen
Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para
pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,
berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba
yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Dalam banyak hal,
dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual value
theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan pembagian
dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan.
Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu
perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen harus
dibuat. Sedangkan Lee dan Finerty (1990) mengartikan kebijakan dividen sebagai
suatu keputusan perusahaan apakah akan membagikan earnings yang dihasilkan
kepada para pemegang saham atau akan menahan earnings untuk kegiatan reinvestasi
dalam perusahaan.
Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan penggunaan laba bersih
setelah pajak yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar
bagian laba bersih yang akan digunakan untuk membiaya investasi perusahaan.
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba yang diperolehnya dalam
bentuk dividen, maka akan mengurangi retained earnings dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan dana internal akan
semakin besar.
Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan
keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang
sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahaan. Berikut ini adalah
pemaparan mengenai beberapa teori kebijakan dividen:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1. Hipotesis Kontrak
Konsep dasar hipotesis kontrak digambarkan oleh Myers (1977, dalam Smith &
Watts 1992) sebagai berikut: IOS perusahaan merupakan call option (hak untuk
melakukan pembelian atau investasi di masa mendatang pada tingkat harga
tertentu) yang nilainya bergantung pada kecenderungan bahwa manajemen akan
melaksanakan kesempatan tersebut. Jika perusahaan memiliki hutang yang
berisiko tinggi dan dengan hutang tersebut perusahaan melaksanakan pilihan
untuk menjalankan proyek yang memiliki net present value positif, maka akan
terdapat kemungkinan terjadinya penurunan nilai perusahaan.
Hubungan antara kebijakan investasi dan dividen dapat diidentifikasi melalui arus
kas perusahaan, yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu,
akan semakin kecil dividen yang diberikan. Dengan demikian perusahaan yang
bertumbuh (aktif melakukan kegiatan investasi) diidentifikasi sebagai perusahaan
yang free cash flownya rendah (Jensen, 1986 dalam Smith dan Watts 1992)
dengan pembayaran dividen yang rendah pula. Argumentasi mengenai hipotesis
kontrak adalah new issue market merupakan salah satu cara menurunkan biaya
agensi, karena berarti terjadi peningkatan pengawasan terhadap manajer oleh
pemegang saham yang jumlahnya menjadi lebih banyak atau hak kontrol yang
lebih besar bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki
pilihan pertumbuhan yang rendah akan segan atau jarang melakukan new issue
market. Salah satu cara mempertahankan nilai modal saham yang ada adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

dengan membayar dividen lebih tinggi (Rozef 1982 dan Easterbrook 1984, dalam
Smith & Watts 1992).
2. Hipotesis Pecking Order
Hipotesis Pecking Order yang dikemukakan oleh Myers & Majluf (1984) di
dalam Hartono (1999) menyatakan bahwa perusahaan yang profitable memiliki
dorongan untuk membayar dividen relatif rendah dalam rangka memiliki dana
internal lebih banyak untuk membiayai proyek-proyek investasinya. Bahkan bagi
perusahaan bertumbuh, peningkatan dividen dapat menjadi berita buruk (bad
news) karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana investasinya (Kalay
1982, dalam Hartono 1999).
3. Hipotesis Sinyal
Hipotesis sinyal yang dikemukakan oleh Miller & Rock (1985) di dalam Hartono
(1999) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan membayar
dividen lebih tinggi. Jika sinyal meningkat karena adanya disparitas informasi
antara manajer dengan investor, maka perusahaan yang memiliki disparitas
informasi besar yang biasanya merupakan perusahaan yang memiliki pilihan
pertumbuhan yang kecil akan membayarkan dividen lebih tinggi (hubungan
negatif) sebagai sinyal bahwa kondisi perusahaan baik.
4. Residual Dividend policy
Kebijakan ini menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan merupakan sisa dari
laba perusahaan setelah dikurangkan dengan yang dibayarkan untuk membiayai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

perencanaan modal perusahaan (Weston dan Brigham, 1993). Artinya,
perusahaan membayarkan dividen hanya jika terdapat kelebihan dana atas laba
perusahaan yang digunakan untuk membiayai proyek yang telah direncanakan.
Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan
menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam
bentuk dividen apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut dapat
menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata rata yang dapat
dihasilkan investor dari investasi lain dengan risiko yang sebanding.
2.2.5.3. Dividend Payout Ratio
Free Cash Flow didefinisikan oleh Jensen (1986) sebagai kelebihan dana kas
setelah dipakai untuk mendanai seluruh proyek yang memberikan net present value
positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Pengertian senada
diungkapkan oleh Brown (1996) yang mendefinisikan aliran kas bebas sebagai cash
flow yang dihasilkan dari operasi bisnis yang sedang berjalan dan tersedia untuk
didistribusikan kembali kepada pemegang saham tanpa mempengaruhi tingkat
pertumbuhan perusahaan saat ini.
Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan
yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam
bentuk kas (Gitman, 2003). Dividend Payout Ratio (DPR) ini ditentukan perusahaan
untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan DPR
berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Dividend Payout Ratio =

Dividendpershare
Earningpershare

Definisi Dividend Payout Ratio menurut Van Horne & Machowicz Jr.
(1998:483) Dividend Payout Ratio adalah: “Annual cash dividends divided by annual
earnings; or alternatively Dividend per Share divided by Earning per Share. The
ratio indicates the percentage of a company’s earnings that’s paid out to shareholder
in cash.” Jadi, Dividend Payout Ratio merupakan persentase dividen tunai yang
dibayarkan dibagi laba tahun berjalan.
2.3. Pengaruh Variabel Terhadap Dividen Payout Ratio
2.3.1. Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Dividen Payout Ratio
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Se

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 59 88

ANALISIS PENGARUH INVESTASI , CASH RATIO, PROFITABILITAS, PERTUMBUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 4 78

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DER (DEBT TO EQUITY RATIO) DAN ROA (RETURN ON ASSET) TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 17 31

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 73

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 84

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 29

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 19