PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi dan Bisnis
Pr ogr am Studi Akuntansi

Oleh :

DWI PUSPITO CHANDRA DHARMAWAN
0713215028 / FEB / AK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :

DWI PUSPITO CHANDRA DHARMAWAN
0713215028 / FEB / AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 29 Agustus 2014
Pembimbing
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua


Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks

Dr. Hero Priono, SE.MSi.Ak.
Sekretaris

Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks
Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, Maks
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT
NIP. 19590828 199003 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


USULAN PENELITIAN

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan :

Dwi Puspito Chandra Dharmawan
0713215028 / FEB / AK
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi


Dr. Hero Priono, SE.MSi.Ak
NIP. 196110111992031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkam puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-NYA
yang di berikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh cash Position,
Growth dan ROA terhadap dividend payoutratio pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia”
Penysunan skripsi ini di tujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesemmembangun dari patan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua ihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spritual
maupun materiil, Khususnya kepada:
1.


Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran” Jawa Timur

2.

Bapak Prof. Dr. Samsul Huda, SE, Msi, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Hero Priono, SE, Msi, Ak, Selaku Ketua Program Studi kuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Ibu Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks Selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas
skripsinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

6.

Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril
atau material.

7.

Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya
skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang di susun dalam skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik membangun dari
pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr Wb
Surabaya,

Agustus 20014

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................

i

DAFTAR TABEL ......................................................................................


iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................

9

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................

9


1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................

11

2.2. Landasan Teori .....................................................................

14

2.2.1. Laporan Keuangan ....................................................

14

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan .......................

14


2.2.2. Analisis Laporan Keuangan ......................................

15

2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ........

15

2.2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...............

16

2.2.3. Cash Position ............................................................

17

2.2.3.1. Pengertian Cash Position ..............................

17


2.2.4. Growth ......................................................................

18

2.2.4.1. Pengertian Growth ........................................

18

2.2.5. Return On Asset (ROA) ............................................

20

2.2.5.1. Pengertian Return On Asset (ROA) ...............

20

2.2.5.2. Keunggulan Return On Asset (ROA) ............

21

2.2.5.3. Kelemahan Return On Asset (ROA) ..............

21

2.2.6. Dividen Payout Ratio (DPR) .....................................

22

2.2.6.1. Pengertian Dividen Payout Ratio (DPR) ........

22

2.2.6.2. Teori Kebijakan Dividen ...............................

23

2.2.6.3. Dividen Payout Ratio ....................................

24

2.2.6.4. Teori Sinyal ..................................................

25

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7 Pengaruh Cash Position Terhadap Dividen Payout
Ratio (DPR) ................................................................

26

2.2.8. Pengaruh Growth Terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) .........................................................................

27

2.2.9. Pengaruh ROA Terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) ........................................................................

28

2.4. Kerangka Konseptual ...........................................................

29

2.5. Hipotesis ..............................................................................

30

BAB DJ METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ....................

31

3.2 Teknik Penentuan Sampel ....................................................

32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................

33

3.3.1. Jenis data ...................................................................

33

3.3.2. Pengumpulan Data ....................................................

34

3.3.3. Sumber Data .............................................................

34

3.4. Uji Normalitas ......................................................................

34

3.5. Uji asumsi Klasik .................................................................

34

3.6. Teknik Analisis Data Dan Ui Hipotesis ................................

36

3.6.1.Uji Hipotesis ..............................................................

37

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dividen payout ratio Perusahaan Manufaktur 2010-2012 ....................... 6
Tabe12.1. Perbedaan Penelitan Terdahulu Dengan Sekarang ............................. 14

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN
ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Dwi Puspito Chandra
Abstrak
Alasan dipilihnya sektor industri otomotif karena sektor ini lebih stabil
bahlwi semakin meningkat dilihat dari jumlah penjualan kendaraan dari periode
ke periode semakin meningkat. Walaupun pernah terjadi penurunan penjualan
karena imbas dari krisis ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan kelancaran
produksi di perusahaan ini meningkat karena sangat dibutuhkan konsumen. Dalam
aktivitas dipasar modal, pars investor memiliki harapan dari investasi yang
dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen. Perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang sangat mudah terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi.
Hal tersebut dikarenakan kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan
mentah menjadi bahan jadi melalui proses produksi.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 sebanyak
148 perusahaan manufaktur.. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 laporan
keuangan perusahaan manufaktur. Teknik sampel yang digunakan purposive
sampling, yaitu menyeleksi obyek penelitian berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat
khusus yang dimiliki oleh sampel. Data yang dipergunakan adalah data sekunder
yaitu data yang berupa dokumentasi perusahaan yang diserahkan ke Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh : 1. Cash Position berpengaruh
terhadap dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang go public di BEI. 2.
Pertumbuhan perusahaan menunjukkan mengalami peningkatan yang berdampak
pada dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang go public di BEI 3.
Profitabilitas Semakin besar keuntungan yang diperoleh payout akan semakin
besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen payout ratio
perusahaan manufaktur yang go public di BEI

Keywords: Cash Position, Growth, ROA dan Dividen Payout Ratio

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan datadata kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan, selain
itu laporan keuangan adalah media untuk menyampaikan informasi sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas wewenang yang diterimanya dalam mengelola
sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain
pihak internal maupun pihak eksternal. Pihak internal yaitu manajemen. Pihak
eksternal adalah pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan, pemasok,
konsumen,

dan

masyarakat

umum

lainnya.

Laporan

keuangan

dapat

menggambarkan keadaan perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut
banyak mengandung informasi yang sangat dibutuhan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama informasi mengenai laba perusahaan.
Investasi di pasar modal merupakan penanaman modal dibidang aset
keuangan yang pada dasarnya mengharapkan suatu hasil atas efek yang dibeli.
Walaupun demikian, perlu diperhatikan bahwa pilihan investasi selalu hams
mempertimbangkan tingkat harapan keuntungan di satu sisi dan tingkat risiko di
sisi lain.Tingkat harapan keuntungan dapat berupa dividen yang dibayarkan
perusahaan.Dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Penetapan pembagian dividen menjadi masalah menarik karena akan
memenuhi harapan investor. Oleh karena itu perlu pertimbangan-pertimbangan
antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin
lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat
pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran
dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan faktor kebijakan dividen
(Brigham 2005 dalam Andriyani 2008).
Kebijakan dividen ialah keputusan perusahaan apakah laba yang diperoleh
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk
laba atau retained earning guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang.Persentase laba yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividen tunai
pada pemegang saham disebut dengan rasio pembayaran dividen atau yang sering
disebut Dividend Payout Ratio (Sartono, 2001). Dividend payout ratio memiliki
informasi yang berguna bagi perusahaan dan para pemegang saham. Bagi
perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio digunakan
untuk mempertimbangkan dalam penetapan pembagian jumlah dividen.
Bagi pemegang saham, informasi yang terkandung dalan dividend payout
ratio digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi. Kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan para pemegang
saham terhadap dividen, di satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan
perusahaan karena dividen merupakan pendapatan pemegang saham dari laba
yang diperoleh perusahaan. Kebijakan dividen dapat meningkatkan nilai
perusahaan karena dari dividen yang optimal dapat menarik investor yang akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menanamkan saham pada perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan
kebijakan pembayaran dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
Cash Position merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Gitman (2003) dalam
Rosdini (2009) menyebutkan bahwa salah sate faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah posisi kas. Perusahaan yang memiliki posisi kas kuat,
semakin besar pula kemampuan membayar dividen. Namun hal tersebut tidak
dapat dijadikan patokan dasar dalam penentuan besaran dividen karena untuk
meningkatkan likuiditas yang dalam hal ini adalah posisi kas, perusahaan hams
menurunkan dividend payout ratio memperkecil aliran kas keluar. Myers dan
Bacon (2002) menyatakan jika Cash Position berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap DPR. Sedangkan Prihantoro (2003) menyebutkan secara parsial posisi
kas berhubungan secara positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio
(DPR).
Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan dari pihak internal maupun
pihak

eksternal perusahaan,

pertumbuhan

perusahaan

diharapkan

dapat

memberikan sinyal positif adanya kesempatan untuk berinvestasi. Bagi investor,
prospek perusahaan yang memiliki potensi tumbuh tinggi memberikan
keuntungan karena investasi yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan
return yang tinggi di masa yang akan datang.Wibowo,(2012).
Return on Asset (ROA) adalah hasil antara Net Income dengan Total Asset.
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

asset

yang dimiliki pada masa lalu. Dan kemudian dianalisis untuk

memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa mendatang.
Dengan semakin besar ROA maka menunjukkan semakin baiknya tingkat
profitabilitas perusahaan tersebut, yang ditunjukkan dengan tingkat kembalian
investasi yang besar terkait dengan kinerja perusahaan yang semakin baik. Hanafi
(2004) menjelaskan jika perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas
yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Tingkat besaran
ROA suatu perusahaan akan berpengaruh pada besarnya dividen yang dibayarkan
Alasan dipilihnya sektor industri otomotif karena sektor ini lebih stabil
bahkan semakin meningkat dilihat dari jumlah penjualan kendaraan dari periode
ke periode semakin meningkat. Walaupun pernah terjadi penurunan penjualan
karena imbas dari krisis ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan kelancaran
produksi di perusahaan ini meningkat karend sangat dibutuhkan konsumen
sebagai alat transportasi untuk kelancaran aktifitas setiap harinya sehingga
prospeknya menguntungkan di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang.Oleh karena itu, menarik bagi para investor untuk menanamkan sahamnya
pada perusahaan otomotif dan mengharap pembayaran dividen yang tinggi.
Industri otomotif di Indonesia kini telah berkembang pesat. Makin banyaknya
kuantitas • perusahaan otomotif merupakan salah satu bukti, bahwa industri
otomotif menarik banyak pihak. Perkembangan industri ini dapat diukur dengan
banyak card, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar
modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari lebih satu tahun.
Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari
investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen.
Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan
perusahaan yang

membayar dividen. Para pemegang saham umumnya

menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan
mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka
lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap
perusahaan, sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan
untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana
intemalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan Iabanya dalam bentuk laba
ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar
yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitag perusahaan sehingga
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus
akan memperkecil resiko perusahaan.
Bagi para investor yang bersedia mengambil resiko memiliki pandangan
bahwa semakin tinggi tingkat resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi pula
tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap resiko
tersebut. Selanjutnya dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai
yang lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima dimasa yang akan
datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih
menyukai dividen daripada capital gain (Prihantono, 2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio
(DPR) yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,artinya
besar kecilnya DPR akan mempengaruhi keputusan investasi pars pemegang
saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Pertimbangan mengenai DPR ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja
keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan
tersebut akan mampu menetapkan besarnya DPR sesuai dengan harapan
pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk
tetap eksis dan berkembang.
Berikut akan disajikan dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang
listed di BEI selama periode tahun 2010-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Tabel 1.1. Data dividend payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang listed di BEI
Tahun 2010-2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Perusahaan
2010
2011
2012
Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S]
40.07
45.09
15.01
Asahimas Flat Glass Tbk. [S]
10.49
10.30
10.02
Astra International Tbk. [S]
13.24
37.55
45.03
Gudang Garam Tbk.
40.84
38.81
38.35
Indo Tambangraya Megah Tbk. [S]
74.10
52.80
45.06
Indocement Tunggal Prakasa Tbk. [S]
30.02
29.95
34.8
Indofood Sukses Makmur Tbk. [S]
39.55
30.62
49.81
Kalbe Farma Tbk. [S]
55.27
62.66
66.77
Lion Metal Works Tbk. [S]
26.93
29.70
24.37
Lionmesh Prima Tbk. [S]
6.53
8.81
3.49
Mandom Indonesia Tbk. [S]
52.01
53.03
49.47
Multi Bintang Indonesia Tbk.
0.10
0.10
32.3
Mustika Ratu Tbk. [S]
20.00
54.10
23
Radiant Utama Interinsco Tbk.
48.03
76.83
19.92
Resource Alam Indonesia Tbk. [S]
30.12
55.53
32.88
Selamat Sempurna Tbk. [S]
52.64
98.49
69.69
Semen Gresik (Perseroj Tbk. [S]
50.00
49.56
45
Sucaco Tbk. [S]
'30.45
31.82
30.28
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. [S] 60.00
60.03
57.26
Tempo Scan Pacific Tbk. [S]
92.05
57.66
53.13
Unilever Indonesia Tbk. [S]
100.02
63.03
99.96
Adaro energy
43.75
48.08
30.17
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
15.4\
28.65
17.47
Harum energy Tbk
79.99
70.07
55.29
Total
1011.6 1093.27 948.53
Rata-Rata
28.1 30.36861 26.34806
Pertumbuhan
0.08
-0.13
Sumber: BEI,2014.
Berdasarkan uraian data diatas menunjukkan bahwa dividen perusahaan
manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia cenderung menurun
meskipun di tahun 2011 ada peningkatan tetapi dibawah yang pernah dicapai di
tahun 2009. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari beberapa faktor
diantaranya pertumbuhan, struktur modal dan profitabilitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Pertumbuhan perusahaan disini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan
labanya daripada memba'arkannya sebagai dividen kepada pemegang saham.
Dari sisi profitabilitas apabila harga saham naik, maka banyak investor
yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (investornya
meningkat), dengan meningkatnya investor maka laba perusahaan juga akan
meningkat. Dividen diambil dari laba bersih. Oleh karena itu, profitabilitas akan
mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar
keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai
dividen, berdasarkan data di atas bahwa cenderung menurun.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah
terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
melalui proses produksi. Sehingga rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti
perubahan harga bahan baku, harga bahan bakar maupun perubahan nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar. Menurut data dari Indonesian Capital Market
Directory terdapat 148. BEI,(2012)
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul " Pengaruh Cash Position, Growth Dan ROA Terhadap Dividen Layout
Ratio Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di BEI"

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah cash position berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?
2. Apakah growth berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?
3. Apakah ROA berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1.

Untuk menganalisis pengaruh cash position terhadap dividen payout ratio
perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.

2.

Untuk menganalisis pengaruh growth terhadap di-kiden payout ratio
perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.

3.

Untuk menganalisis pengaruh roa terhadap dividen payout ratio manufaktur
yang go publik di BEI.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini
adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1. Bagi Investor
Untuk memberikan informasi mengenai kebijakan dividen dan nilai
perusahaan manufaktur melalui analisis laporan keuangan kepada investor
perusahaan-perusahaan

mana

saja

yang

memiliki

peluang

untuk

menanamkan modalnya.
2. Informasi ini berguna untuk memperdalam pengetahuan tentang teori investasi
dan memberi masukan dan solusi terhadap problematika yang ada.
3. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini :
1. Mandaqie, Murni dan Lioew.(2014) Judul penelitian "Roa, Roe, Npm
Pengaruhnya Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Perbankan Dan
Financial Institusi Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2012". Permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Return on asset (ROA), return on
equity (ROE) dan net profit margin (NPM) secara simultan terhadap dividend
payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan financial institusi yang
terdaftar di BEI. 2. Return On Asset (ROA) secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan financial institusi yang
terdaftar di BEI. 3. Return on equity (ROE) secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan fin6cial institusi yang
terdaftar di BEI. 4. Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan
financial institusi yang terdaftar di BEI.


Hipotesis: 1. bahwa Return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan
net profit margin (NPM) secara simultan terhadap dividend payout ratio
(DPR).2 Net Profit Margin (NPM) secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR).

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12



Hasil dalam penelitian ini adalah 1.Return On Asset, Return On Equity,
Net Profit Margin secara simultan berpengaruh t dan F terhadap Dividend
Payout Ratio. 2. Return On Asset secara parsial (Uji-t) berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio. 3. Return on Equity, secara parsial (Uji-t)
tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. 4. Net Profit Margin
secara parsial (Uji-t) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Utaminingsih, Anggraini dan

Sulistowati. (2010). Judul penelitian

"Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen
dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening" SNA.10
Padang. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: apakah profitabilitas, leverage, dan growth serta pengaruh tidak
langsung melalui penerapan good corporate governance terhadap kebijakan
dividen.


Hipotesis: 1. bahwa profitabilitas, leverage, dan growth berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai
Variabel Intervening. 2. Bahwa good corporate governance sebagai
variable intervieneing terhadap kebijakan dividen.



Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur
(path analysis).



Hasil dalam penelitian ini adalah membuktikan pengaruh tidak langsung
antara profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen
melalui good corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menambahkan penerapan good corporate governance sebagai variabel
intervening sebagai kontribusi dalam penelitian ini. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dengan analisis regresi berganda tidak ada satupun
variabel independen dan variabel kontrol yang secara statistik berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Begitu pula dengan pengujian path analysis
yang menyatakan bahwa profitabilitas, leverage, dan growth tidak
mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen dengan good corporate
governance sebagai variabel intervening.
3. Danica dan Marlina, (2009). Judul penelitian "Analisis Pengaruh Cash
Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend
Payout Ratio". Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Apakah Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Hipotesis: 1. bahwa Cash Position (CP), Debt to Equity latio (DER) dan
Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).



Hasil dalam penelitian ini adalah 1.berdasarkan hash uji simultan (uji
statistik F) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel (DPR)Variabel
Cash Position (CP) dan ROA signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
(DPR) sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu Debt to Equity Ratio
(DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen
Payout Ratio (DPR).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.1.1. Perbedaan Penelitian
Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan
sekarang:
Tabel 2.1. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang
No.
Nama Peneliti
Variabel
Mandaqie,
Murni
dan Variabel Bebas:
1 .
Lioew.(2014)
- Return on asset (ROA)
- Return on equity (ROE)
- net profit margin (NPM)
Variabel dependen ; DPR
Utaminingsih, Anggraini dan Variabel Bebas :
2 .
Sulistowati. (2010).
- Profotabilitas
- Leverage
- Growth
- GCG
Variabel dependen : DPR
.
3 .
Danica dan Marlina, (2009).
Variabel Bebas :
- Cash Position (CP),
- Debt to Equity Ratio (DER)
- Return on Assets (ROA)
Variabel dependen: DPR
4 .
Rusdiyanto, Falah Ahmad (2014) Variabel Bebas :
- Perspektif)(euangan
- Perspektif Pelanggan
- Perspektif Proses Bisnis Internal
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
5
Dharmawan, Chandra Puspito Variabel Bebas :
Dwi,(2014)
- Cash position
- Growth
- ROA

Sumber: Peneliti
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelola perusahaan
oleh manajemen atas cumber daya yang dipercayakan padanya. Laporan keuangan
(financial statements) yang sering disajikan adalah (1) Neraca, (2) Laporan labarugi, (3) Laporan arus kas, (4) Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham, dan
(5) Catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian
integral dari setiap laporan keuangan (Kieso, 2007: 2).
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank (Martono, 2002 : 62)
secara umum adalah sebagai berikut :
a.

Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajib'an dan
modal bank pada waktu tertentu

b.

Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan
yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu

c.

Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank

d.

Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu
analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat
dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah neraca, laba / rugi dan arus kas (dana). Jika dua pengertian ini
digabungkan maka menurut 1-larahap (2002 : 189-190) analisis laporan keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

berarti : "Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat".
Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah visi dari
sisi lain, memperdalam informasi dari data yang ada yang terdapat dalam suatu
laporan keuangan konvensional, sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil
keputusan.
2.2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliaty, (2005 : 57-58), tujuan dilakukannya analisis
laporan keuangan yaitu :
a. Untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan
murni, terkaan dan intuisi; mengurangi dan meimpersempit lingkup
ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan
keputusan.
b. Agar memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan
berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi yang
pertama clan yang terutama dari analisis laporan keuattan adalah untuk
mengkonversi data menjadi informasi.
c. Dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif
investasi atau merger.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

d. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang
akan datang.
e. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau
masalah lainnya atau alat evaluasi terhadap manajemen.
2.2.3. Cash Position
2.2.3.1. Pengertian Cash Position
Posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya
dividend yang akan dibayarkan kepada pars pemegang saham. Pembayaran
dividend merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas
perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividend.
Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan
labs bersih setelah pajak. Sutrisno,(2010).
Cash Position adalah jumlah kas yang ada diperusahaan, dana investasi
atau bank yang dimiliki dalam suatu waktu tertentu. Posisi kas merupakan salah
satu rasio likuiditas yang merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Bagi perusahaan, posisi kas yang besar sering
merupakan sinyal yang kuat dari kekuatan keuangan, sementara posisi kas kecil
adalah tanda peringatan yang potensial.
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting
yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pars pemegang saham. Oleh arena
dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto,
2001: 202).
Hal ini dikarenakan kas sangat dibutuhkan untuk pembiayaan operasional.
Namun terlalu besar posisi kas, jugs dianggap sebagai sinyal yang buruk, karena
dana yang dimiliki menghasilkan return yang kecil. Menurut Baker, Veit, and
Powell (1999) dalam Myers and Bacon (2002) menemukan adanya hubungan
yang negatif antara diantara posisi kas dengan dividend payout ratio (DPR).
Karena untuk meningkatkan likuiditas, perusahaan perlu menurunkan DPR. Cash
Position dalam penilitian ini dirumuskan: Marlina,(2009).
Cash Position =
2.2.4. Pertumbuhan Aktiva (Growth)
2.2.4.1. Pengertian Pertumbuhan Aktiva (Growth)
Weston dan Brigham (1986; 475) mengatakan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal.
Floating cost pada emisi saham biaya adalah lebih tinggi dibanding emisi
obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan
yang lambat.
Menurut Hermeindito Kaaro, (2003:430) Pertumbuhan total aktiva
cenderung berdampak positif terhadap leverage perusahaan. Konsep ini
didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, berdengan pertumbuhan penjualan
yang setiap upaya (termasuk biaya) yang dilakukan secara langsung membawa
implikasi pada penerimaan, pertumbuhan aktiva perusahaan lebih mencerminkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan. Sedangkan yang kedua,
investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan sehingga
aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan penerimaan.
Oleh karena itu, peningkatan aktiva atau aset peusahaan dilakukan bila
perusahaan terdapat prospek yang bagus. Kebutuhan dana internal tidak
mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan hutang. Oleh karena itu
pertumbuhan aktiva cenderung berdampak positif terhadap struktur modal
perusahaan yang menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan
Yuke dan Hadri serta penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Tulus..
Dalam penelitian ini growth diukur dengan pertumbuhan asset, dimana
Asset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional
perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan
semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap s\perusahaan, maka
proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini
didasarkanpada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam
perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,
1997). growth dalam penilitian ini dirumuskan: Erna Susilawati (2000).
Growth =

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.5. Return on asset (ROA)
2.2.5.1. Pengertian Return on Asset (ROA)
Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun
modal sendiri. Sedangkan menurut Munawir (2002) menyatakan bahwa
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk
periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kemampuan
perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan membandingkan
antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva perusahaan
tersebut. Tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja suatu
perusahaan berjalan dengan baik, sedangkan apabila tingkat profitabilitas yang
rendah menunjukkan bahwa kinerja dan suatu perusahaan kurang baik dan
akibatnya kinerja yang dilakukan oleh manajer tampak buruk dimata investor.
Menurut Riyanto (2001), mengklasifikasikan angka-angka rasio profitabilitas
sebagai berikut:
Profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan
dan investasi. Macam-nriacam rasio profitabilitas antara lain : Riyanto (2001),
a. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan menggunakan rasio margin
laba kotor dan margin laba bersih.
b. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan dua
pengukuran yaitu ROI (Return On Investment) dan ROA (Return On Asset)
dimana ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut: Riyanto,(2000)
ROA =

× 100%

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan Mara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali wvestasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran
kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
laba.
2.2.5.2. Keunggulan ROA (Return On Asset)
Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut: (Sri Sudarsi, 2002).
1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai
absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit
usaha.
2.2.5.3. Kelemahan ROA (Return On Asset)
Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan
Naitu (Sri Sudarsi, 2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer

divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang
menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek
tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara
keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek

dan bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,

tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan,
pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang
relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka
panjang.
21.6. Dividen Payout Ratio (DPR)
2.2.6.1. Pengertian Dividen Payout Ratio (DPR)
Menurut Gitman (2003) dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian
investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang
saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.
Karena retained earnings (saldo laba) adalah salah satu bentuk pendanaan
internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan
pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas
yang dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan
eksternal yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan saham.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada pemegang
saham (pemilik modal sendiri). Laba Bersih (Net Earnings) ini sering disebut
sebagai: "Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa" (earnings available to
common stockholders disingkat EAC). Selain dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk
membiayai operasi selanjutnya dan disebut sebagai Laba Ditahan (Retained
Earnings). Aziz dan Suwaldiman,(2006)
2.2.6.2. Teori Kebijakan Dividen
Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para
pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,
berupa penentuan besamya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba
yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Dalam banyak hal,
dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan
investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehiagga timbul the residual
value theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan
pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan.
Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu
perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen
harus dibuat.
Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan penggunaan laba bersih
setelah pajak yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar
bagian laba bersih yang akan digunakan untuk membiaya investasi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba yang diperolehnya dalam
bentuk dividen, maka akan mengurangi retained earnings dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih
untuk menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan dana
internal akan semakin besar.
Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai Dividend
Payout Ratio (DPR). Karena kelebihan laba bersih di atas dividen itu menjadi laba
ditahan maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan.
Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba
bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila
DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan
dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini mempunyai cost of
capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan lainnya. Aziz
dan Suwaldiman,(2006)
Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan
dividen (dividend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep
tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
2.2.6.3. Dividend Payout Ratio
Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang
saham. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan
terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai
kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham, dan pihak
kedua perusahaan itu sendiri. Wardani dan Hermuningsih, (2009)
Kebijakan Dividen bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Hipotesis
kebijakan dividen dan bird in the hand theory menurut Gordon (1962) dalam
Wardani dan Hermuningsi, (2009) yang menyatakan bahwa dividen yang tinggi
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Bird in the hand theory menyatakan bahwa
pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi karena memiliki kepastian
yang tinggi dibandingkan capital gain.
Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah
pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang
saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003).
Dividend Payout Ratio =
2.2.6.4. Teori Sinyal
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar, dimana perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan itu sendiri dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar (investor, kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi
asimetri adalah memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa
informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al. 2000 dalam Ratna
Candra Sari dan Zuhrohtun, 2006).
Teori sinyal mengembangkan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain Sinyal yang valid merupahan informasi yang bemilai ekonomis. Apabila yang
mengeluarkan sinyal adalah perusahaan yang tidak berkualitas, maka informasi
yang disampaikan tidak bemilai ekonomis. Investor hams menganalisis informasi
ring tersedia untuk menentukan sinyal tersebut valid atau tidak valid supaya tidak
dibodohi emiten (Tarjo dan Jogiyanto, 2003:132).
2.2.7. Pengaruh Cash Position Terhadap Div

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 65 120

PENGARUH CASH POSITION, SALES GROWTH, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

2 49 20

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 9

Pengaruh Cash position, Debt to Equity Ratio, Profitability, Collaterizable Assets, dan Growth Potential terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DEVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 79

Pengaruh Growth, Cash Position, Liquidty, Solvability Dan Profitability Terhadap Dividend Payout Ratio,

0 0 20

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 19

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 17