Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
YOGA LIANDRA 080503216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERAUTARA
MEDAN 2013
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt
To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar
hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
Yoga Liandra Nim : 080503216
(3)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio dan Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dengan menggunakan program SPSS.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah 19 perusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2008-2011 dalam pemilihan sampel dilakukan dengan puposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio dan Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Proses analisis data yang dilakukan diawali dengan uji asumsi klasik dan selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya Firm Size yang berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. juga diketahui bahwa semua variabel yang telah diteliti secara bersama mampu mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 12,6% dan sisanya faktor-faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Sehingga dari penelitian ini disimpulkan bahwa setiap kenaikan dan penurunan Firm Size mempunyai pengaruh pada rasio pembagian dividen yang akan dilakukan perusahaan.
Kata kunci : Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER), Cash Ratio (CR).
(4)
ABSTRACT
ANALYZE THE EFFECT OF RETURN ON ASSET, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO AND CASH RATIO ON DIVIDEN PAYOUT RATIO AT
MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to analyze the effect of Return on Assets, Size, Debt To Equity Ratio and Cash Ratio on Dividend Payout Ratio at manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange the period 2008-2011 using the SPSS program.
This study uses secondary data, in the form of financial statements obtained from the Indonesia Stock Exchange website. The samples used were 19 companies that distribute dividends in the year 2008-2011 in the sample selection is done by sampling puposive. The hypothesis in this study is the effect of Return on Assets, Size, Debt To Equity Ratio, and Cash Ratio significant effect on Dividend Payout Ratio. The process of data analysis begins with the classic assumption test and then will testing the hypothesis. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that only Firm Size a significant positive impact on Dividend Payout Ratio. also known that all of the variables that have been studied simultaneously can affect Dividend Payout Ratio 12.6% and the rest are other factors that come from outside the studied variables. So from this study concluded that each increase and decrease in Firm Size has an effect on the ratio of dividends to be made company.
Key word : Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER), Cash Ratio (CR).
(5)
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, M.M., Ak. Selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi SI Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi SI Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini sekaligus sebagai motivator dan pemberi semangat kepada penulis selama proses penyelesaiaan skripsi ini.
5. Ibu Rina Bukit, S.E., M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan moral maupun materi serta kepada teman-teman kuliah yang selalu
(6)
membantu penulis selama masa kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Januari 2013 Penulis,
Yoga Liandra NIM: 080503216
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Dividen ... 9
2.1.2 Jenis-Jenis Kebijakan Dividen ... 11
2.1.3 Teori Preferensi Investor ... 12
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 13
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio ... 14
2.1.5.1. Return On Asset (profitability) 14 2.1.5.2. Firm Size... 15
2.1.5.3. Debt to Equity Ratio... 16
2.1.5.4. Cash Ratio... 16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
2.3 Kerangka Konseptual ... 21
2.4 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 24
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel ... 25
3.4 Batasan Operasional... 26
3.5 Definisi Operasional... 27
(8)
3.7 Metode Analisis... 31
3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik... 31
3.7.1.1 Uji Multikolinearitas... 31
3.7.1.2 Uji Heterokedastisitas... 32
3.7.1.3 Uji Autokorelasi... 32
3.7.1.4 Uji Normalitas... 34
3.7.1.5 Analisis Regresi Berganda... 36
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 37
3.7.2.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F).... 37
3.7.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 37
3.7.2.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)... 38
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian... 39
4.1.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian... 39
4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 41
4.2.1 Uji Normalitas ... 42
4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 47
4.2.3 Uji Heterokedastitas ... 48
4.2.4 Uji Autokorelasi... 50
4.3 Pengujian Hipotesis ... 50
4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)... 50
4.3.2 Uji Statistik F... 51
4.3.3 Uji Statistik t... 52
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Keterbatasan ... 58
5.3 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Sampel Perusahaan Manufaktur... 4
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 19
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 26
3.2 Definisi Operasional ... 29
4.1 Deskriptif Statistik... 40
4.2 Kolmogorov-Smirnov Test... 43
4.3 Kolmogorov-Smirnov Test Ln... 47
4.4 Uji Multikolinearitas... 48
4.5 Uji Autokorelasi... 50
4.6 Koefesien Determinasi... 50
4.7 Uji Simultan... 51
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual... 22
4.1 Grafik Histogram... 44
4.2 Grafik Histogram LN... 45
4.3 Grafik Normal P-PLOT LN... 46
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Penentuan Sampel Penelitian... 62
2 Data Perusahaan Tahun 2008... 66
3 Data Perusahaan Tahun 2009... 67
4 Data Perusahaan Tahun 2010... 68
5 Data Perusahaan Tahun 2011... 69
6 Statisitik Deskriptif... 70
7 Hasil Uji Normalitas Sebelum Logaritma natural (Ln)... 71
8 Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma natural (Ln)... 72
9 Hasil Uji Heterokedastisitas... ... 73 10
11
Hasil Uji Autokorelasi... Hasil Pengujian Hipotesis...
74 75
(12)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio dan Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dengan menggunakan program SPSS.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah 19 perusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2008-2011 dalam pemilihan sampel dilakukan dengan puposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio dan Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Proses analisis data yang dilakukan diawali dengan uji asumsi klasik dan selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya Firm Size yang berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. juga diketahui bahwa semua variabel yang telah diteliti secara bersama mampu mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 12,6% dan sisanya faktor-faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Sehingga dari penelitian ini disimpulkan bahwa setiap kenaikan dan penurunan Firm Size mempunyai pengaruh pada rasio pembagian dividen yang akan dilakukan perusahaan.
Kata kunci : Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER), Cash Ratio (CR).
(13)
ABSTRACT
ANALYZE THE EFFECT OF RETURN ON ASSET, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO AND CASH RATIO ON DIVIDEN PAYOUT RATIO AT
MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to analyze the effect of Return on Assets, Size, Debt To Equity Ratio and Cash Ratio on Dividend Payout Ratio at manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange the period 2008-2011 using the SPSS program.
This study uses secondary data, in the form of financial statements obtained from the Indonesia Stock Exchange website. The samples used were 19 companies that distribute dividends in the year 2008-2011 in the sample selection is done by sampling puposive. The hypothesis in this study is the effect of Return on Assets, Size, Debt To Equity Ratio, and Cash Ratio significant effect on Dividend Payout Ratio. The process of data analysis begins with the classic assumption test and then will testing the hypothesis. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that only Firm Size a significant positive impact on Dividend Payout Ratio. also known that all of the variables that have been studied simultaneously can affect Dividend Payout Ratio 12.6% and the rest are other factors that come from outside the studied variables. So from this study concluded that each increase and decrease in Firm Size has an effect on the ratio of dividends to be made company.
Key word : Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER), Cash Ratio (CR).
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu mengharapkan pertumbuhan usaha yang baik bagi
kelangsungan hidup usahanya dan sekaligus dapat membayarkan dividen kepada
para pemegang saham. Oleh karena itu perusahaan dalam mengelola keuangannya
harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan
pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan menentukan dividen yang akan
dibagikan. Kebijakan dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi
perusahaan maupun investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut.
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan apakah laba yang
diperoleh dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau ditahan
dalam bentuk laba ditahan (retained earning) sebagai pembiayaan investasi di
masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen maka akan mengurangi laba ditahan yang selanjutnya akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika
perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar. “Rasio pembayaran dividen atau
Dividend Payout Ratio perusahaan adalah bagian laba yang dibayar sebagai
(15)
Para investor menanamkan dananya bertujuan untuk memperoleh pendapatan
yang dapat berupa selisih harga jual saham terhadap harga belinya juga dapat
berupa pendapatan dividen. Pembagian dividen baik dalam bentuk dividen tunai
maupun dividen saham tidak semuanya dilakukan perusahaan yang terdaftar di
BEI. Hal tersebut karena adanya pertimbangan dari perusahaan tersebut dalam
membuat keputusan dan kebijakan dan pembayaran dividen di setiap perusahaan
tersebut. Pertimbangan investasi sangat di perhatikan karena hasilnya sangat
berpengaruh pada kelanjutan dan kehidupan perusahaan kedepannya.
Beberapa faktor dapat dipertimbangkan agar kebijakan dividen yang dibuat
menjadi optimal dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan dan para
pemegang saham. Kebijakan dividen pada setiap perusahaan berbeda-beda karena
faktor yang di perioritaskan untuk menjadi pertimbangan setiap perusahaan itu
berbeda. Beberapa faktor tersebut diantaranya Return On Asset, Size, Debt To
Equity Ratio, Cash Ratio yang merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
penelitian ini.
“Perusahaan yang besar dan memiliki profitabilitas yang tinggi akan dengan
mudah masuk ke pasar modal atau memperoleh dana-dana yang diperlukan untuk
perluasan usahanya dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru dan kecil”
(Sundjaja dan Barlian, 2003 : 389). Hal ini berarti ukuran sebuah perusahaan (firm
size) memiliki pengaruh dalam hal memperoleh dana untuk modal yang kemudian
digunakan untuk kegiatan perusahaan memperoleh laba lebih besar, keuntungan
ini berpengaruh pada kebijakan dividen karena semakin besar ukuran perusahaan
(16)
dibagikan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan yang masih
baru atau kecil karena laba yang diperoleh oleh perusahaan baru atau kecil akan
lebih banyak digunakan untuk membiayai operasinya dari pada membagikan
dividen kepada para pemegang saham.
“Kebutuhan dana bagi perusahaan merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan terhadap dividen yang akan
diambil. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas” (Kasmir, 2008 : 158).Debt to Equity Ratio (DER)
“Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang modal dengan sendiri.
Dinyatakan dalam rasio, untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan
perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu”
(Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2012 : 72). Peningkatan pada hutang akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia untuk para pemegang
saham juga besar kecilnya dividen yang akan diterima karena perusahaan lebih
memilih untuk mengutamakan membayar hutang yang ada daripada membagikan
dividen.
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Total
assets yang tinggi dan keuntungan yang teratur biasanya dimiliki oleh perusahaan
besar membuat perusahaan besar mudah memperoleh dana macam-macam dari
luar selain dana pribadi sebagai sumber pembiayaannya juga membuatnya lebih
(17)
itu akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan baru
atau perusahaan kecil.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor
industri manufaktur. Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan industri manufaktur saat ini dapat
menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya pada industri
manufaktur dan juga dapat memprediksi besar kecilnya dividen yang akan
dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham.
Tabel 1.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
Tahun 2011
NO Kode Nama perusahaan Firm Size
Dividen Payout Ratio
1 ASII PT. Astra Internasional Tbk. 32,66 46,06%
2 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 26,97 54,24%
3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 28,14 83,33%
4 BRNA PT. Berlina Tbk. 27,19 48,59%
5 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 28,38 83,16%
6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 27,27 118,48%
7 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 27,80 55,00%
8 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. 30,59 89,13%
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 31,61 49,25%
10 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 29,74 34,74%
11 LION PT. Lion Metal Works Tbk. 26,63 19,42%
12 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 25,31 4,41%
13 MERK PT. Merck Tbk. 27,09 43,18%
14 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 27,83 88,11%
15 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. 26,82 17,55%
16 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. 30,61 37,82%
17 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 27,76 35,71%
18 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk. 29,08 37,96%
19 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 29,98 108,79%
(18)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa besarnya ukuran perusahaan (firm
size) tidak selalu menjamin perusahaan akan membagikan dividen dalam jumlah
yang besar. PT. HM Sampoerna Tbk dengan firm size sebesar 30,59 (diukur dari
logaritma natural total asset), persentase pembagian dividennya sebesar 89,13%
lebih besar jika dibandingkan dengan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang
mempunyai firm size lebih besar yaitu 31,61, dividen yang dibagikan sebesar
49,25%.
Pada penelitian sebelumnya oleh Atok Risaptoko (2007) menunjukkan
bahwa firm size mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap dividend
payout ratio , sedangkan beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil
bahwa firm size memberi pengaruh positif yang mana juga diperkirakan oleh
peneliti dan menurut teori yang ada memperkirakan bahwa firm size memberi
pengaruh positif.
Penelitian dari Fira Puspita (2009) menunjukkan bahwa faktor lain seperti
Return On Asset, Cash Ratio dan juga Firm Size memberikan pengaruh signifikan
positif. Menurut Zulkifli (2008) Debt To Equity Ratio memberikan pengaruh
signifikan negatif terhadap dividend payout ratio.
Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas dan hasil beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan memiliki
perbedaan pada kelompok perusahaan yang diteliti, hal itu menyebabkan peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan tentang dividend payout ratio.
Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi
(19)
Debt to Equity Ratio (DER), dan Cash Ratio (CR). Penelitian ini mengambil
sampel dari perusahaan manufaktur (secara kontinyu) yang membagikan dividen
pada periode tahun 2008 - 2011. Selanjutnya penelitian ini diberi judul dengan
judul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash
Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Dari data yang ada menunjukkan bahwa Size tidak selalu berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio suatu perusahaan yang
semakin tinggi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa nilai perusahaan akan
semakin tinggi dan akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi.
Berdasarkan fenomena gap maka masalah penelitiannya adalah apa faktor-faktor
yang mempengaruhi pembagian Dividend Payout Ratio. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER) Dan
Cash Ratio (CR) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)?”.
1. Bagaimanakah pengaruh Return On Asset terhadap Dividend Payout
Ratio?
2. Bagaimanakah pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout
(20)
3. Bagaimanakah pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio?
4. Bagaimanakah pengaruh Size terhadap Dividend Payout Ratio?
5. Bagaimana pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio, Dan
Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh
Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Cash Ratio
(CR) secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) yang dibagikan.
2. Menganalisis pengaruh Size terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang
dibagikan.
3. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) yang dibagikan.
4. Menganalisis pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
yang dibagikan.
5. Menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA), Size (FS), Debt To Equity
Ratio (DER), Dan Cash Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio
(21)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan peneliti dalam memahami faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap dividend payout ratio khususnya pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Perusahaan (Emiten), Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan
bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen. Faktor-faktor yang
diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang
dibayarkan.
c. Bagi Investor, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di
pasar modal sehubungan dengan harapan pemegang saham untuk
memperoleh dividen atas sejumlah saham yang diinvestasikan.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan atau perbandingan bagi
penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis dan ingin melakukan
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen
Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian
utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen
tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan
informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba ditahan
atau Retained Earning adalah “laba yang tidak dibagikan sebagai dividen,
pemegang saham juga secara tidak langsung menyumbangkan modal baru
kepada perusahaan jika laba yang bisa dibayarkan sebagai dividen
diinvestasikan kembali kedalam perusahaan” (Brealey, Myers, dan Marcus,
2008 : 388).
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah dividen
tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham
dibagi dengan laba per lembar saham. “Rasio tersebut menunjukkan
persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan
juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai
sumber pendanaan” (Van Horne dan Machowicz, 2007 : 270).
Menurut (Kamaludin dan Rini Indriani, 2012 : 341) dalam melakukan pembayaran dividen ada beberapa langkah yang harus ditempuh, hal ini bertujuan untuk menentukan siapa sebenarnya yang berhak atas dividen. Jika tidak ada prosedur yang baku, maka akan menjadi masalah pada saat dividen akan dibayar. Perlu anda ingat pemegang saham selalu berpindah dari hari kehari, permasalahan akan terjadi pada saat tanggal pencatatan dan tanggal
(23)
ex-dividen. prosedur pembagian dividen adalah dimulai langkah-langkah seperti berikut :
1. Tanggal deklarasi, yaitu tanggal saat dividen secara resmi diumumkan dewan direksi. Misalkan tanggal 5 November dewan direksi mengadakan pertemuan, hasil pertemuan tersebut memutuskan bahwa “dividen akan dibagikan pada tanggal 2 Januari 2008” kepada pemegang saham yang tercatat sampai tanggal 12 Desember 2007.
2. Tanggal pencatatan, yaitu menunjukkan kapan buku transfer saham ditutup. perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal tertentu, dan berhak atas dividen. Jika terjadi penjualan saham sampai jam sebelum ditutup bursa pada tanggal 11 Desember 2007, maka pemilik baru berhak atas dividen. Akan tetapi jika pemberitahuan transfer baru diterima tanggal pada atau di atas tanggal 12 desember 2007, maka pemilik lama berhak atas cek dividen.
3. Ex-dividen, yaitu tanggal pada saat hak atas dividen periode befialan tidak lagi menyertai saham tersebut, atau penghilangan hak atas dividen. Biasanya penghilangan hak ini selama hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham. Masalah akan terjadi jika tidak ada jeda waktu penghilangan hak, misalkan jika saham dijual tanggal 10 Desember, 1 hari sebelum pencatatan. Untuk menghindari hal ini, perusahaan pialang serempak menghilanglian hak kepemilikan dividen 4 hari kerja seberum tanggar pencatatan disebut Ex-dividen. 4. Tanggal pembayaran, yaitu tanggal pada saat perusahaan
benar-benar mengirim cek dividen kepada setiap pemegang saham.
Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana
yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan
deviden merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang
saham. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden
kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut
selalu bertentangan. Sebab jika makin tinggi tingkat deviden yang
dibayarkan, berarti akan semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai
akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam
(24)
besar dari pendapatan yang tersedia maka pembayaran dividen akan semakin
kecil. Persentase dari pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang
saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio.
2.1.2 Menentukan Kebijakan Dividen
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa dalam
menentukan kebijakan dividen perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut dalam (Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2012 : 305) :
1) Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sebesar-besarnya. Apabila dana yang diperoleh dari operasi perusahaan bisa dipergunakan dengan menguntungkan, dividen tidak perlu dibagikan terlalu besar (bahkan secara teoretis tidak perlu membagi dividen).
2) Karena ada keenganan untuk menurunkan pembayaran dividen per lembar saham, ada baiknya kalau perusahaan menentukan dividen dalam jumlah (dan rasio payout) yang tidak terlalu besar. Dengan demikian memudahkan perusahaan untuk meningkatkan pembayaran dividen kalau laba perusahaan meningkat, dan tidak perlu segera rnenurunkan pembayaran dividen kalau laba menurun.
3) Apabila memang perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang rnenguntungkan, lebih baik perusahaan mengurangi pernbayaran dividen daripada menerbitkan saham baru. Penurunan pembayaran dividen mungkin akan diikuti dengan penurunan harga saham, tetapi apabila pasar modal efisien harga akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang sebenarnya (yaitu adanya investasi yang menguntungkan).
4) Dalam keadaan tidak terdapat biaya transaksi, tambahan kekayaan karena kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan kekayaan karena pembayaran dividen. Masalahnya adalah bahwa untuk merealisir uang kas, pemegang saham perlu menjual (sebagian) saham, sedangkan pembayaran dividen berarti menerima kas (yang tidak perlu menjual saham). Sayangnya kalau pemodal menjual saham, mereka akan terkena biaya transaksi. Dengan demikian, kalau tidak ada faktor pajak, menerima dividen akan lebih menguntungkan daripada memperoleh capital gains. Karena itulah sekelompok pemodal mungkin memilih saham yang membagikan dividen secara teratur.
5) Karena pemodal juga membayar pajak penghasilan, maka bagi pemodal yang sudah berada dalam tax bracket yang tinggi (di
(25)
Indonesia tax bracket tertinggi adalah 35%), mungkin akan lebih menyukai untuk tidak menerima dividen (karena harus segera membayar pajak) dan memilih menikmati capital gains. Kalau sebagian besar pemegang saham merupakan pemodal yang mempunyai tax brackef tinggi, pembagian dividen akan cenderung tidak terlalu besar.
2.1.3 Teori Preferensi Investor
Beberapa pandangan tentang dividend relevance theory yang lain
seperti Bird in the Hand Theory, Tax Preference Theory dan Kebijakan Tidak
Relevan. Teori akan dijelaskan seperti berikut ini dalam(Kamaludin dan Rini
Indriani, 2012 : 333):
a. Teori Bird in the Hand
Teori ini terinspirasi bahwa investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen dibandingkan menunggu capital gains yang belum pasti. Ingat pepatah lama "mengharap burung terbang tinggi punai di tangan dilepaskan", artinya kita hendaknya lebih realistis apa yang ada di depan mata itu lebih pasti. Menurut Myrton Gordon dan John Linter bahwa biaya ekuitas (ke) akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan,
karena para investor kurang yakin terhadap capital gains
dibandingkan seandainya menerima deviden yang lebih pasti. Myfton Gordon dan John Linter juga berpendapat bahwa investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan capital gains, karena pendapatan dividen (D1/Po)
risiko lebih kecil dibandingkan komponen ɡ dalam total pengembalian yang diharapkan sebesar, ke = D1/Po + ɡ.
b. Teori Preferensi Pajak
Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan yang relevan baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak. Sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan juga adalah pendapatan setelah pajak. Karena dividen dikenakan pajak, maka tentunya keuntungan akan lebih rendah sehingga investor lebih suka menahan laba mereka ke dalam perusahaan, dapat berupa stock dividend. Ada beberapa alasan investor lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah; pertama, di beberapa negara seperti di AS capital gain stidak dikenakan pajak atau hanya 40% dari capital gains yang dikenakan pajak, jika surat berharga ditahan lebih 6 bulan. sementara itu dividen dikenakan pajak saat ini. Jadi investor lebih senang rasio pembayaran dividen
(26)
yang rendah, karena dividen dikenakan pajak. Kedua, pajak atas capital gains tidak mesti dibayar sebelum saham benar terjual.
c. Kebijakan Tidak Relevan
Menurut MM rasio pembayaran (D) tidak akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh daya laba (earning powers), atau kebijakan investasi. MM mengasumsikan pasar modal sempurna. Ingat dalam pasar sempurna dilusi dan ketidakseimbangan di pasar termasuk harga saham hanya bersifat jangka pendek dalam jangka panjang mekanisme pasar membuat saham yang over value atau under value akan kembali ke harga keseimbangan MM mengemukakan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam situasi keputusan investasi given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran-dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh sebab itu, iika dividen dibagi atau ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Sjahrial (2007 : 260), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
a. Posisi likuiditas perusahaan; makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
b. Kebutuhan dana untuk membayar hutang; apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.
c. Rencana perluasan usaha; makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.
d. Pengawasan terhadap perusahaan.
Menurut Van Horne dan M. Machowicz (2007 : 278), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
a. Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.
(27)
c. Likuiditas.
d. Kemampuan untuk meminjam.
e. Batasan-batasan dalam kontrak utang. f. Pengendalian.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio 2.1.5.1 Return On Assets (profitability)
Perusahaan besar yang mempunyai profitabilitas tinggi akan
menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya dengan
harapan yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang besar. Besar
atau kecilnya ROA menunjukkan baik atau buruk kinerja sebuah
perusahaan.
Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen karena dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila
perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan
kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh
karena itu deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan
mempengaruhi dividend payout ratio.
Menurut Hanafi (2004 : 375) “perusahaan yang mempunyai
aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau
meningkatkan deviden”. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika jika
aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden adalah untuk
(28)
mempunyai kas yang berlebihan sering kali menjadi target dalam
akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa
membayarkan deviden, dan sekaligus juga membuat senang pemegang
saham.
2.1.5.2 Firm Size
Ukuran perusahaan (firm size) mencerminkan bahwa perusahaan
yang mapan dan besar akan memiliki akses yang lebih mudah ke pasar
modal, dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru ataupun
perusahaan yang kecil. Perusahaan yang masih baru ataupun
perusahaan yang kecil karena keterbatasan aksesnya ke pasar modal
sehingga kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh
pinjaman dari pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu maka mereka
cenderung untuk menahan labanya guna membiayai operasinya di masa
mendatang, dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang
saham akan semakin kecil. Semakin besar ukuran perusahaan (firm size)
maka kemungkinan dividen yang dibagikan juga akan semakin besar,
begitu juga sebaliknya. Dengan demikian ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. “Ukuran
perusahaan diwakili oleh logaritma natural dari total assets” (Zulkifli,
(29)
2.1.5.3 Debt To Equity Ratio
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap
modal. Rasio ini mengukur seberapa besarkah perusahaan dibayarkan
oleh hutang untuk terus berjalan, dimana semakin tinggi nilai rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan
hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih
yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima karena kewajiban untuk membayar hutang akan lebih
diutamakan daripada pembagian dividen yang dianggap kurang
mendesak sehingga Debt To Equity Ratio mempunyai hubungan negatif
dengan dividend payout ratio.
2.1.5.4 Cash Ratio
Posisi kas perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting
dimana harus dipertimbangkan dengan baik, sebelum membuat
keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan
kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas
keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar
kemampuannya untuk membayar dividen sehingga cash ratio
mempunyai hubungan positif dengan dividend payout ratio. “Posisi kas
dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan
laba bersih setelah pajak” (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam
(30)
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah :
Atok Risaptoko (2007) melakukan analisis pengaruh cash ratio, debt to total
asset, asset growth, firm size dan return on asset terhadap dividend payout ratio,
studi komparatif pada perusahaan listed di BEJ yang sahamnya ikut dimiliki
manajemen dan yang sahamnya tidak dimiliki manajemen periode tahun
2002-2005. Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa cash ratio dan DTA berpengaruh positif signifikan terhadap
DPR. Sedangkan variabel growth, size, dan ROA tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap DPR.
Efendi (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta (Periode 2002-2004)”. Pada penelitian tersebut, variabel yang
digunakan antara lain Insider Ownership, Shareholder dispersion, Profitability,
Growth, Size, Market Risk, Debt to Equity Ratio dan Cash Position. Hasil Uji
Serempak (Uji F) menunjukkan bahwa Insider Ownership, Shareholder
dispersion, Profitability, Growth, Size, Market Risk, Debt to Equity Ratio dan
Cash Position mempunyai pengaruh bersama-sama secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
Shareholder dispersion, Size, Debt to Equity Ratio, Market Risk, dan Cash
(31)
Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Insider Ownership, Profitability, dan
Growth tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Zulkifli (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta selama periode 2004-2006”.
Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position (CP),
Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Growth Potential (GP) dan
Firm Size (FS). Hasil Uji Serempak (Uji F) menunjukkan bahwa semua variabel,
yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Growth Potential dan
Firm Size mempunyai pengaruh bersama-sama secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Secara Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Firm Size
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan
variabel bebas lainnya, yaitu Growth Potential tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Fira Puspita (2009) menguji pengaruh variabel cash ratio, growth, firm size,
return on asset, debt to total asset, debt to equity ratio terhadap dividend payout
ratio dengan menggunakan sampel sebanyak 26 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Teknik analisis menggunakan metode
regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio, firm
size, ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan growth
berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Dua variabel lainnya yaitu DTA
(32)
Dyah Handayani (2010) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 yang
berjumlah 22 perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah ROA,
DER, CR, dan firm size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA dan
firm size yang berpengaruh signifikan positif terhadap DPR.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No .
Nama Peneliti
Variabel Hasil Penelitian Periode
Penelitian
1. Atok Risaptoko (2007)
Cash ratio, DTA, growth, ROA, firm size,DPR
terhadap
dividend payout ratio
Hasilnya variabel cash ratio dan DTA
berpengaruh postif terhadap DPR. Variabel lain tidak berpengaruh signifikan
2002-2005
2. Efendi (2007) Insider Ownership, Shareholder dispersion, Profitability,
Growth, Size,
Market Risk,
Debt to Equity Ratio dan Cash Position
terhadap
dividend payout ratio
Uji Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa
Shareholder dispersion,
Size, Debt to Equity Ratio,
Market Risk, dan Cash
Position mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu
Insider Ownership, Profitability, dan Growth
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2002-2004
3. Zulkifli (2008)
Cash Position
(CP), Debt to
Equity Ratio
(DER), Return on Asset (ROA), Growth
Potential (GP)
dan Firm Size
Uji Secara Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Firm Size mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
(33)
(FS) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR)
Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Growth
Potential tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. 4. Fira
Puspita (2009)
cash ratio, growth, firm size, return on asset, debt to total asset, debt to equity ratio
terhadap
dividend payout ratio
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash
ratio, firm size, ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
Sedangkan growth
berpengaruh negatif
signifikan terhadap DPR. Dua variabel lainnya yaitu DTA dan DER
berpengaruh negatif namun tidak signifikan.
2005-2007
5 Dyah Handayani (2010)
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm
Size terhadap
dividend payout ratio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA dan firm size yang berpengaruh signifikan positif terhadap DPR
2005-2007
Sumber: Data diolah oleh penulis (2012)
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun
penelitian perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2008 hingga 2011 yang
memiliki jarak waktu yaitu empat tahun terakhir. Penelitian ini juga lebih terfokus
menggunakan data populasi dan jumlah sampel perusahaan dari perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sedangkan tidak semua
penelitian terdahulu meneliti perusahaan manufaktur. Dengan perbedaan tersebut
diharapkan dengan hasil penelitian yang akan dilakukan ini memberikan manfaat
(34)
2.3 Kerangka Konseptual
“Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan oleh
perusahaan kepada pemilik saham atau tetap ditahan sebagai laba ditahan.
Dividend payout ratio menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada
pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat
ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan” (Van Horne dan
Machowicz, 2007 : 270). Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio
(DPR) antara lain: Return on Assets (ROA), Firm Size (FS), Debt to Equity Ratio
(DER) dan Cash ratio (CR).
“Return on Assets (ROA) menunjukkan berapa banyak laba bersih setelah
pajak dapat dihasilkan dari rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan”
(Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2012 : 76). Rasio ini mengukur keseluruhan
keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen
juga semakin besar. “Ukuran perusahaan (firm size) mencerminkan bahwa
perbankan yang mapan dan besar akan memiliki akses yang lebih mudah ke pasar
modal” (Sundjaja dan Barlian, 2003 : 389). “Semakin besar ukuran perusahaan
(firm size) maka dividen yang dibagikan juga akan semakin besar, begitu juga
sebaliknya Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas” (Kasmir, 2008 : 158). Semakin tinggi nilai rasio
ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan manufaktur tersebut,
(35)
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Van Horne dan M. Machowicz (2007 : 270), Kasmir (2008 : 158),
Sundjaja dan Barlian ( 2003 : 389), Efendi (2007 : 45), diolah oleh penulis
2.4 Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena
sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data
empiris yang terkumpul” (Sugiyono, 2010 : 306).
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut maka hipotesisnya adalah sebagai
berikut: “Return on Assets (ROA), Firm Size (FS), Debt to Equity Ratio (DER)
dan Cash Ratio (CR) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Return on Assets
(X1)
Firm Size
(X2)
Debt to Equity Ratio
(X3)
Cash Ratio
(X4)
Dividend Payout Ratio
(36)
Payout Ratio (DPR) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”.
H1 : Return On Asset memiliki pengaruh yang positif terhadap dividend
payout ratio.
H2 : Firm Size memiliki pengaruh yang positif terhadap dividend payout
ratio.
H3 : Debt To Equity Ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap dividend
payout ratio.
H4 : Cash Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap dividend payout
ratio.
H5 : Return on Assets, Firm Size, Debt to Equity Ratio dan Cash Ratio
(37)
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menganalisis sebuah model yang telah dibangun dalam telaah pustaka dan
kerangka pemikitan teoritis sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II.
Langkah-langkah yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah sebagai berikut : jenis dan
sumber data, tempat dan waktu penelitian, penentuan populasi dan sampel,
batasan oprasional, definisi oprasional, metode pengumpulan data, dan metode
analisis.
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan
tetapi berasal dari lembaga pengumpul data. Data sekunder yang digunakan
diperoleh melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia dan website perusahaan manufaktur yang bersangkutan, juga berbagai
hasil penelitian dan buku-buku referensi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet
dengan situs http://idx.co.id dan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus
(38)
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010 : 155) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2008 sampai dengan 2011 di
Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 120 perusahaan. teknik penarikkan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan
penelitian. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2011.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan dan
tidak melakukan stock spilt berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2011.
3. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba (net income)
berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2011.
4. Perusahaan manufaktur yang membayar dividen kepada pemegang saham
berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2011.
Jumlah populasi yang sebelumnya sebanyak 120 perusahaan manufaktur,
setelah dipilah menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Jumlah perusahaan
manufaktur menyusut menjadi 19 perusahaan yang akan dijadikan sampel dengan
(39)
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan Sampel
1. ASII PT. Astra Internasional Tbk. 2. BATA PT. Sepatu Bata Tbk.
3. BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 4. BRNA PT. Berlina Tbk.
5. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 6. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 7. GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
8. HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.
9. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 10. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
11. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 12. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 13. MERK PT. Merck Tbk.
14. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 15. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
16. SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. 17. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 18. TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk. 19. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. Sumber: Data diolah oleh penulis (2012)
3.4 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1) Variabel bebas (independent variable) yaitu Return on Assets (ROA),
Firm Size (FS), Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Ratio (CR).
2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu Dividend Payout Ratio
(40)
b. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu Industri
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008
sampai 2011.
c. Data laporan keuangan pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai 2011.
3.5 Defenisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel terikat
(dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah Dividend
Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari Return on Assets
(ROA), Firm Size (FS), Debt to Equity Ratio (DER) dan Cash Ratio (CR).
a. Variabel Independen (X)
1) Return on Assets (X1)
Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam
total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan.
Rumus:
2) Firm Size (X2)
Firm Size mencerminkan bahwa perbankan/perusahaan yang besar
memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan
perbankan/perusahaan yang kecil sebaliknya. Ukuran perusahaan
(41)
Rumus:
3) Debt to Equity Ratio (X3)
Rasio ini mengukur seberapa jauh perbankan/perusahaan dibiayai oleh
hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala
yang kurang baik bagi perbankan/perusahaan.
Rumus:
4) Cash Ratio (X4)
Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity
ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara
kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap
saat) yang dimiliki perusahaan :
Rumus:
5) Dividend Payout Ratio (Y)
Rasio ini menunjukkan persentase pendapatan yang dibagikan kepada
(42)
dividen kas per lembar saham dengan laba yang diperoleh per lembar
saham.
Rumus:
Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan dalam
tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Variabel Pengukuran skala
1. Dividend Payout Ratio
Rasio antara dividen per lembar saham terhadap laba per lembar saham
Rasio
2. Return On Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam total aktiva untuk
menghasilkan laba perusahaan
Rasio
3. Firm Size Rasio besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain total penjualan, total aktiva, dan ratarata tingkat penjualan perusahaan Rasio
(43)
4. Debt To Equity Ratio
Rasio antara total
liabilities dengan
equity
Rasio
5 Cash Ratio Rasio kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki
perusahaan
Rasio
Sumber: Data diolah oleh penulis (2012)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi,
yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada
Indonesian Capital Market Directory dan annual report pada IDX juga data yang
tersedia pada perusahaan yang bersangkutan.
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu dengan
melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan
lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini dan juga
berbagai hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian ini.
Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data,
cara memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya
(44)
menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data
kuantitatif yang diperoleh.
3.7 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi
berganda. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS. Pengujian hipotesis dilakukan setelah model regresi berganda
yang akan digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik (multikolinieritas,
heteroskedastisitas, autokorelasi, dan normalitas), agar hasil pengujian dapat
diinterpretasikan dengan tepat.
3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik
Diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah
diformulasikan dengan menguji ada atau tidaknya gejala-gejala
multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas.
3.7.1.1 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” (Ghozali, 2011 :
105). Salah satu metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas
adalah sebagai berikut :
(45)
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF <
10.
2. Besaran Korelasi Antar Variabel Independen
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas
adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah (di
bawah 95%). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem
multikolinearitas.
3.7.1.2 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastistas bertujuan “untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas” (Ghozali, 2011 : 139).
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskesdatisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi
antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik plot dengan dasar analisis Menurut Ghozali
(2011 : 139) yaitu:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
(46)
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, secara titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien
parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya,
jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat
dikatakan telah terjadi heteroskedastitisas.
3.7.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011 : 110) Uji Autokorelasi ini bertujuan
“untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi dapat terjadi pada
observasi yang menggunakan runtut waktu (time series) dimana
penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh
terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus
terbebas dari adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson
(47)
1. Bila nilai Durbin Watson (d) terletak antara batas atas (du)
dan 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol (du <
d < 4 – du ) artinya tidak terjadi autokorelasi positif dan
negatif.
2. Bila nilai d < dl (batas bawah) maka koefisien autokorelasi
lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai d > 4-dl maka koefisien autokorelasi lebih kecil
dari nol artinya ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai d terletak antara du dengan dl atau d terletak
diantara 4-du dan 4-dl, maka hasil tidak dapat diputuskan ada
autokorelasi atau tidak.
3.7.1.4 Uji Normalitas
Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011 : 160) “bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil.”
Menurut Ghozali (2011 : 160) “ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
(48)
a. Dalam analisis grafik, untuk melihat normalitas residual
adalah melihat grafik histrogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi normal dan dapat
dilakukan dengan melihat normal probality plot yaitu apabila
distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
b. Dalam analisis statistik, Uji statisitk sederhana dapat
dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari
residual. Dimana Jika Z hitung > Z tabel, maka distribusi
tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat nilai
Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya <00,5 maka
data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
signifikansinya >00,5 maka data tersebut tidak terdistribusi
secara normal.
3.7.1.5 Analisis Regresi Berganda
Model analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh
(49)
berganda. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk
meneliti variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel
terikat dengan menggunakan data cross section. Pengolahan data akan
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Pengujian akan dilakukan dengan model regresi berganda
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio (DPR)
a = konstanta
b1 – b4 = koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen
X1 = Return On Asset
X2 = Firm Size
X3 = Debt to Equity Ratio
X4 = Cash Ratio
e = error
3.7.2 Pengujian Hipotesis
3.7.2.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Uji-F menunjukkan “apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen” (Ghozali, 2011 : 177). Cara pengujiannya :
(50)
a) Bila F hitung < F tabel ; maka variabel bebas secara
serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Bila F hitung > F tabel ; maka variabel bebas secara
serentak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Berdasarkan Probabilitas
Bila probabilitas lebih besar daripada 0,05 (a), maka variabel
bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada
0,05 (a), maka variabel bebas secara serentak berpengaruh
terhadap dividend payout ratio.
3.7.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011 : 97). Semakin
kecil nilai R2 berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang mendekati
satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.7.2.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji-t menunjukkan “seberapa jauh pengaruh satu variabel
(51)
dependen. Uji-t bertujuan untuk melihat signifikansi dalam pengujian
hipotesis” (Ghozali, 2011 : 64). Penelitian ini menggunakan uji-t
dengan derajat kepercayaan 5% (α = 0,05). Pengujian dilakukan dengan
uji 2 (dua) arah, sebagai berikut :
1. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel :
a) Bila t hitung < t tabel ; variabel bebas secara individu
tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
b) Bila t hitung > t tabel ; variabel bebas secara individu
berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
2. Berdasarkan probabilitas
Bila probabilitas lebih besar dari 0,05 (a), maka variabel
bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada
0,05 (a) maka variabel bebas secara individu berpengaruh
(52)
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini data yang berhasil dikumpulkan akan diuraikan hal-hal yang
berkaitan dengan analisis data, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil dari
pengolahan data tersebut. Urutan pembahasan secara sistematis adalah gambaran
umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil
analisis regresi, pengujian variabel independen secara parsial dan simultan dengan
model regresi serta pembahasan tentang variabel independen terhadap variabel
dependen.
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011. Tidak
semua perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dan dapat digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan di setiap periode.
Dalam penelitian ini akan menganalisis pengaruh Return On Asset, Firm Size,
Debt To Equity Ratio dan Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio.
4.1.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi statistik pada Tabel 4.1 berikut ini akan
(53)
meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai
minimum serta standar deviasi masing-masing variabel.
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 76 ,02 4,40 ,5530 ,54040
ROA 76 ,00 ,42 ,1666 ,11378
Firm Size 76 24,85 32,66 28,3271 1,84522
DER 76 ,14 8,44 ,9117 1,09130
Cash Ratio 76 ,02 5,42 1,0276 1,18961
Valid N (listwise) 76
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.1 diatas diketahui
bahwa rasio Dividend Payout Ratio (DPR) diperoleh rata-rata sebesar 0,5530.
Hal ini berarti bahwa rata-rata kebijakan pembagian dividen tunai adalah
sebesar 55,30% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Nilai
maximum sebesar 4,40yang berarti bahwa deviden tertinggi dari perusahaan
sampel dapat mencapai 440% dari laba per lembar saham yang diperoleh
perusahaan, sedangkan nilai minimum DPR adalah 2% dari laba per lembar
saham yang diperoleh. Perbandingan data tersebut sangat ekstrim jika dilihat
dari nilai maksimumnya dengan nilai rata-ratanya
Rasio profitabilitas Return On Asset (ROA)menunjukkan nilai rata-rata
sebesar 0,1666 Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu
mendapatkan laba bersih sebesar 16,66% dari total asset yang dimiliki
(54)
berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih dari seluruh total
asset yang dimiliki sebesar 0,08% dan nilai maximum diketahui sebesar 42%.
Size yang merupakan Log natural dari Total Asset menunjukkan
rata-rata sebesar 28,3271. Sedangkan nilai maximumnya adalah 32,66 dan nilai
minimumnya 24,85.
Rasio Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio total hutang
dengan total ekuitas perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,9117.
Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar
0,9117 kali lebih besar dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan.
Nilai minimum dari DER adalah sebesar 0,14 yang berarti bahwa sampel
terendah hanya memiliki hutang sebesar 14% kali dari modal sendiri,
sedangkan nilai maximum DER sebesar 8,44 atau dimilikinya hutang sebesar
844% kali modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Cash Ratio (CR) menunjukkan rata-rata sebesar 1,0276. Hal ini berarti
rata-rata perusahaan sampel mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sebesar 1,0276 kali dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu
periode. Nilai maximumnya sebesar 5,42 kali dari total asset dan nilai
minimumnya sebesar 0,02 kali dari total asset.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
sampel hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan selama empat tahun tersebut
(55)
disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi, yang meliputi uji
normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
tersebut untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi
klasik. Hasil pengujian yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar empat
asumsi tersebut.
4.2.1 Uji Normalitas
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 dibawah ini, diperoleh
besarnya nilai Kolmogorov_Smirnov adalah 0,037 (DPR), 0,004 (ROA),
0,096 (Firm Size), 0,000 (DER), 0,001 (Cash Ratio). Nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal.
Data yang terdistribusi normal hanya Firm Size sedangkan variabel lainya
menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi
normal dapat disebabkan oleh keberadaan data yang outlier yang berarti ada
data yang memiliki nilai sangat menyimpang dari nilai data lainnya.
Data tidak terdistribusi normal disebabkan sampel yang digunakan
terdiri dari beberapa kelompok perusahaan yang berbeda sehingga data
mempunyai fluktasi data yang tidak stabil sehingga menimbulkan banyak
angka yang bias.
Menurut Erlina (2011: 100) ada beberapa cara yang dapat digunakan
(56)
• Lakukan Transformasi data ke bentuk lainnya.
• Lakukan trimming, yaitu membuang data yang outlier.
• Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data outlier ke suatu nilai tertentu.
Tabel 4.2
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DPR ROA
Firm
Size DER
Cash Ratio
N 76 76 76 76 76
Normal Parametersa,b Mean ,5530 ,1666 28,3271 ,9117 1,0276
Std. Deviation ,54040 ,11378 1,84522 1,09130 1,18961
Most Extreme Differences
Absolute ,162 ,203 ,141 ,240 ,232
Positive ,160 ,203 ,141 ,155 ,232
Negative -,162 -,086 -,081 -,240 -,198
Kolmogorov-Smirnov Z 1,412 1,767 1,232 2,090 2,021
Asymp. Sig. (2-tailed) ,037 ,004 ,096 ,000 ,001
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Adanya variabel yang terdistribusi tidak normal tersebut (perubahan
Dividen Payout Ratio, perubahan Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan
Cash Ratio) tersebut maka perlu dilakukan transform-Ln lalu dicari apakah
ada data yang outlier.Setelah data ditemukan maka dilakukan trimming oleh
karena itu jumlah sampel yang bejumlah 76 berkurang 2 menjadi 74,
(57)
bahwa model tidak berdistribusi normal. seperti terlihat pada Gambar 4.1
sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah residual
terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
yang terdiri dari grafik histrogram dan grafik Normal Probanility Plot. Hasil
analisis dengan uji normalitas dari sampel perusahaan pada tahun 2008-2011
yang telah di lakukan transform-LN akan disajikan dalam gambar sebagai
(58)
Gambar 4.2 Grafik Histogram LN
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data distribusi normal karena
grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang
tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Dari grafik histogram
diatas model regresi cenderung membentuk kurva normal yang cembung
dengan angka standar deviasi mendekati satu yaitu sebesar 0,972 dan pada
normal probability plot mengikuti garis diagonal. Dari hasil ini bisa
(59)
Gambar 4.3
Grafik Normal P-PLOT LN
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Pada gambar 4.3 menunjukkan grafik normal p-plot Ln menunjukan
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati
garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi
terdistribusi normal.
Untuk melengakapi dan menyakinkan bahwa data dalam model regresi
terdistribusi normal dilakukan uji statistik dengan melihat nilai Kolmogorov
(60)
Tabel 4.3
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ln_DPR Ln_ROA SIZE Ln_DER Ln_CR
N 74 74 74 74 74
Normal Parametersa,b Mean -,9544 -2,0396 28,3458 -,5563 -,7419
Std. Deviation ,81684 ,75952 1,86672 ,83019 1,39445
Most Extreme Differences
Absolute ,129 ,129 ,134 ,100 ,115
Positive ,088 ,074 ,134 ,087 ,093
Negative -,129 -,129 -,079 -,100 -,115
Kolmogorov-Smirnov Z 1,111 1,109 1,155 ,860 ,992
Asymp. Sig. (2-tailed) ,169 ,171 ,139 ,451 ,278
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Dari Tabel uji Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat bahwa angka
signifikansi uji kolmogrov-smirnov jauh diatas nilai signifikan 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi terdistribusi secara normal. Untuk
mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan
transformasi data ke model logaritma natural (Ln).
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi
dapat diketahui dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)
(61)
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5,411 1,765 -3,067 ,003
Ln_ROA ,098 ,130 ,091 ,752 ,454 ,821 1,217
SIZE ,155 ,056 ,355 2,786 ,007 ,736 1,358
Ln_DER -,214 ,163 -,217 -1,308 ,195 ,435 2,298
Ln_CR -,176 ,088 -,300 -1,994 ,050 ,528 1,894
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua
variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tolerance yang lebih
dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa
variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam
model regresi.
4.2.3 Uji Heterokedastitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot antara SRESID
dan ZPRED. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke
(62)
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
akan disebut heteroskedastisitas.
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di
atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dan juga terlihat titik-titik
tersebut membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan
(63)
4.2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimensi on0 1 ,417
a
,174 ,126 ,76367 1,748
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi.
Berdasarkan hasil pengujian (du < d < 4 – du ) pada Tabel 4.5 dimana pada
hasil tersebut diperoleh nilai DW sebesar 1,748. 1,7399 < 1,748 < 4 –
1,7399, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak
mengandung autokorelasi positif dan negatif.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.6
Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F
Change df1 df2
Sig. F Change
dimensi on0 1 ,417
a
,174 ,126 ,76367 ,174 3,630 4 69 ,010 1,748
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
(64)
Berdasar output SPSS 19 tampak bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 sebesar 0,126. Hal ini
menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu ROA, Firm
Size, DER dan Cash Ratio terhadap variabel dependen yaitu Dividend
Payout Ratio (DPR) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah
sebesar 12,6% sedangkan sisanya sebesar 87,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
4.3.2 Uji Statistik F
Tabel 4.7 Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,468 4 2,117 3,630 ,010a
Residual 40,240 69 ,583
Total 48,708 73
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
Sumber : Data diolah penulis (2012)
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung > F tabel
sebesar 3,630 > 2,74 dengan probabilitas 0,010. Karena probabilitas jauh
(1)
Lampiran 6
Statisitik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 76 ,02 4,40 ,5530 ,54040
ROA 76 ,00 ,42 ,1666 ,11378
Firm Size 76 24,85 32,66 28,3271 1,84522
DER 76 ,14 8,44 ,9117 1,09130
Cash Ratio 76 ,02 5,42 1,0276 1,18961
(2)
Lampiran 7
Hasil Uji Normalitas Sebelum Logaritma natural (Ln)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DPR ROA
Firm
Size DER
Cash Ratio
N 76 76 76 76 76
Normal Parametersa,b Mean ,5530 ,1666 28,3271 ,9117 1,0276
Std. Deviation ,54040 ,11378 1,84522 1,09130 1,18961 Most Extreme
Differences
Absolute ,162 ,203 ,141 ,240 ,232
Positive ,160 ,203 ,141 ,155 ,232
Negative -,162 -,086 -,081 -,240 -,198
Kolmogorov-Smirnov Z 1,412 1,767 1,232 2,090 2,021
Asymp. Sig. (2-tailed) ,037 ,004 ,096 ,000 ,001
(3)
Lampiran 8
Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma natural (Ln)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ln_DPR Ln_ROA SIZE Ln_DER Ln_CR
N 74 74 74 74 74
Normal Parametersa,b Mean -,9544 -2,0396 28,3458 -,5563 -,7419 Std. Deviation ,81684 ,75952 1,86672 ,83019 1,39445 Most Extreme
Differences
Absolute ,129 ,129 ,134 ,100 ,115
Positive ,088 ,074 ,134 ,087 ,093
Negative -,129 -,129 -,079 -,100 -,115
Kolmogorov-Smirnov Z 1,111 1,109 1,155 ,860 ,992
Asymp. Sig. (2-tailed) ,169 ,171 ,139 ,451 ,278
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(4)
Lampiran 9
Hasil Uji Heterokedastisitas
(5)
Lampiran 10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimensi on0 1 ,417
a ,174 ,126 ,76367 1,748
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
(6)
Lampiran 11
Hasil Pengujian Hipotesis
Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F
Change df1 df2
Sig. F Change
dimensi on0 1 ,417
a ,174 ,126 ,76367 ,174 3,630 4 69 ,010 1,748
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
Uji Simultan (F-test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,468 4 2,117 3,630 ,010a
Residual 40,240 69 ,583
Total 48,708 73
a. Predictors: (Constant), Ln_CR, Ln_ROA, SIZE, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
Uji Parsial (t-test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta